BAB 1
PENDAHULUAN
mengetahui kerugian yang dia dapatkan apabila merokok dan sebagian besar
menyatakan ingin berhenti merokok, tetapi hanya sedikit yang berhasil. Berbagai survei
menunjukkan hasil bahwa sebagian besar perokok ingin berhenti merokok, tetapi hanya
sedikit yang berhasil berhenti merokok tanpa bantuan orang lain. Berdasarkan data
medis, ada sekitar 70% perokok ingin berhenti merokok sendiri tanpa bantuan lebih
lanjut, tetapi hanya 5% perokok yang berhasil melakukannya. Hasil serupa ditemukan
pada tahun 2004 oleh CDC, yaitu bahwa sepertiga perokok telah mencoba berhenti
merokok setiap tahunnya tanpa bantuan orang lain, tetapi lebih dari 95% dari mereka
gagal.1,7,8
Niat merupakan prediktor terbaik dari perilaku. Apabila ingin mengetahui yang
akan dilakukan seseorang pada masa yang akan datang, bisa dilihat dari niat.
Selanjutnya, kekuatan niat ini yang akan menentukan terwujudnya perilaku. Selain itu,
juga terdapat latar belakang (background factors) seperti umur, jenis kelamin, suku,
status sosial ekonomi, suasana hati, sifat kepribadian, dan pengetahuan yang
mempengaruhi sikap dan perilaku individu terhadap sesuatu hal. Hal lain yang dapat
digunakan untuk memprediksi niat seseorang berhenti merokok adalah motivasi.
Motivasi bisa berasal dalam diri seseorang itu sendiri, yaitu didorong oleh penghargaan
yang bersifat internal, misalnya peningkatan kesehatan dan kepercayaan diri. Motivasi
juga bisa berupa dorongan dari luar, yaitu penghargaan eksternal, misalnya keuntungan
ekonomi dan juga penerimaan sosial. Salah satu motivasi yang kuat dalam upaya
berhenti merokok ini adalah motivasi berhenti merokok karena adanya tekanan sosial
dari orang-orang sekitar. 1,7,8
Hampir semua perokok mengetahui bahwa penggunaan tembakau berbahaya bagi
kesehatan, tetapi meremehkan besarnya risiko yang mereka hadapi. Perokok memiliki
tingkat keberhasilan berhenti merokok yang lebih tinggi ketika mereka mencari
bantuan. Perokok juga akan berhenti merokok ketika seseorang sudah merasakan
dampak atau penyakit yang berhubungan dengan perilaku merokok. 1,7,8
Berbagai upaya telah dilakukan di menurunkan jumlah perokok di Indonesia.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendirikan klinik berhenti merokok.
Klinik ini membantu para perokok aktif untuk berhenti merokok berdasarkan tahap
demi tahap serta konseling dari para ahli. Hal ini sesuai dengan salah satu strategi dalam
MPOWER, yaitu mengoptimalkan dukungan untuk berhenti merokok dengan memberi
kesempatan para perokok berkonsultasi dengan para konselor atau petugas yang telah
dilatih membantu seseorang berhenti merokok. Perokok yang ingin berhenti merokok
membutuhkan intervensi yang meliputi pemberian informasi, motivasi, dan dukungan
berkelanjutan bagi para perokok untuk menghentikan kebiasaannya .1,7
1.2 Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui tentang tabiat merokok dan dampaknya kepada masyarakat.
2. Untuk mengetahui tentang langkah-langkah yang tersedia dalam pencegahan
merokok dan keberhasilannya.
1.3 Manfaat penelitian
Beberapa manfaat yang terdapat dari penulisan makalah ini adalah :
1.
Bagi tenaga kesehatan, memberikan gambaran tentang niat berhenti merokok dan
faktor yang mempengaruhinya, sehingga dapat digunakan untuk membuat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Lebih dari setengah juta penduduk Indonesia menderita karena penyakit saluran
pernapasan yang disebabkan oleh penggunaan tembakau pada tahun 2001. Indonesia
merupakan negara terbesar ke-7 di dunia yang memproduksi tembakau. Dari segi
konsumsi, Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia setelah Cina, Amerika Serikat,
Jepang dan Rusia, dengan 31,5% prevalensi merokok, 80% diantaranya mengkonsumsi
rokok kretek, dan lebih dari 60% berada di daerah pedesaan. Pada tahun 2002, jumlah
rokok yang dihisap penduduk Indonesia mencapai lebih 200 miliar batang. 2
2.2. SEBAB MEROKOK
Banyak alasan yang mendorong orang merokok. Hal itu harus dipahami oleh
dokter dan kliennya yang akan menjalani klinik berhenti merokok (KBM). Alasan yang
berperan secara berbeda pada masyarakat yang bervariasi adalah sebagai berikut: 8
1. Social acceptance merupakan alasan penting. Seseorang khawatir tak diterima di
lingkungannya kalau tidak merokok. Ini terlihat pada remaja atau dewasa muda.
Mereka menyadari bahwa mereka merokok kalau sedang bersama teman.
2. Ingin tahu. Alasan ini banyak dikatakan oleh orang muda, terutama wanita.
3. Untuk kesenangan, lebih banyak jadi alasan pertama untuk laki laki.
4. Mengatasi ketegangan (stress) merupakan alasan yang sering dikemukakan, dan
sama untuk laki-laki dan perempuan, yang muda maupun tua.
5. Demi pergaulan. Alasan ini biasanya dikemukakan oleh mereka yang sekali
-sekali merokok, yaitu karena ingin menyenangkan teman atau membuat suasana
menyenangkan,misalnya dalam pertemuan bisnis.
6. Dukungan contoh orang tua, melihat orang tua atau saudara tua merokok dari
kecil dan bertanggap bahwa ianya suatu yang normal dan tidak berbahaya.
7. Berbagai alasan lain seperti, tradisi bagi etnis tertentu, iklan rokok, ketidak
tahuan akan bahaya merokok untuk kesehatan, harga rokok yang masih
terjangkau, dan tidak adanya kebijakan publik yang membatasi kebebasan
merokok.
2.3. EFEK MEROKOK
Asap rokok yang dihisap ke dalam paru oleh perokoknya disebut asap rokok
utama (main stream smoke), sedang asap yang berasal dari ujung rokok yang terbakar
disebut asap rokok sampingan (side stream smoke). Polusi udara yang ditimbulkan oleh
asap rokok utama yang dihembuskan lagi oleh prokok dan asap rokok sampingan
disebut asap rokok lingkungan (ARL) atau Environmenttal Tobacco. Kandungan bahan
kimia pada asap rokok sampingan ternyata lebih tigggi dibanding asap rokok utama,
antara lain karena tembakau terbakar pada temperature lebih rendah ketika rokok
sedang tidak dihisap, membuat pembakaran menjadi kurang lengkap dan mengeluarkan
lebih banyak bahan kimia. Oleh karena itu ARL berbahaya bagi kesehatan dan tidak ada
kadar pajanan minimal ARL yang aman. 2
Terdapat sekitar 4.000 zat kimia berbahaya keluar melalui asap rokok tersebut,
antara lain terdiri dari aseton (bahan cat), amonia (pembersih lantai), arsen (racun),
butane (bahan bakar ringan), kadmium (aki kendaraan), karbon monoksida (asap
knalpot), DDT (insektisida), hidrogen sianida (gas beracun), methanol (bensin roket),
naftalen(kamper), toluene (pelarut industri), dan vinil klorida (plastik). Rokok
merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia dan merupakan satu-satunya
produk legal yang membunuh seperti hingga setengah penggunannya. Survey Ikatan
Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia tahun 2007 menyebutkan setiap jam sekitar 46
orang meninggal dunia karena penyakit yang berhubungan dengan merokok di
Indonesia.2
Kebiasaan merokok sedikitnya menyebabkan 30 jenis penyakit pada manusia.
Penyakit yang timbul akan tergantung dari umur mula merokok, kadar zat berbahaya
yang terkandung, waktu kebiasaan merokok, dan cara menghisap rokok. Semakin muda
seseorang mulai merokok, makin besar risiko orang tersebut mendapat penyakit saat
tua.2,3
Dalam satu batang rokok mengandung sekitar 7.000 zat kimia, 200 jenis di
antaranya bersifat karsinogenik, yaitu zat yang merusak gen dalam tubuh sehingga
memicu terjadinya kanker, seperti kanker paru, emfisema, dan bronkitis kronik. Atau
juga kanker lain, seperti kanker nasofarings, mulut, esofagus, pankreas, ginjal, kandung
kemih, dan rahim. Aterosklerosis atau pangerasan pembuluh darah bisa menyebabkan
penyakit jantung, hipertensi, risiko stroke, menopause dini, osteoporosis, kemandulan,
dan impotensi. .2,3,4
Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang
sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang
tidak sempurna. Partikel ini akan mengendap di saluran napas dan sangat berbahaya
bagi tubuh. Endapan asap rokok juga mudah melekat di benda- benda di ruangan dan
bisa bertahan sampai lebih dari 3 tahun, dengan tetap berbahaya. .3,4
Perokok pasif lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Bahkan bahaya
perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif. Sebanyak 25 persen zat
berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75
persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekitarnya.,5,6
Tembakau merupakan faktor risiko untuk sekurang-kurangnya 16 jenis penyakit
seperti kanker usus dan Rahim, kanker mulut , kanker esofagus, kanker payudara,
kanker paru-paru , penyakit saluran pernafasan kronik, strok, kereputan tulang
(osteoporosis), penyakit jantung , kemandulan, melahirkan bayi yang cacat, keguguran
bayi, bronkitis, batuk , otot lemah dan penyakit gusi.
Selain itu, berbagai hasil penelitian juga menyimpulkan perokok wanita berisiko
25 persen lebih tinggi daripada perokok pria. Perokok wanita memiliki risiko ganda
terhadap penyakit jantung dan kanker paru-paru bila dibandingkan dengan perokok pria.
Penyebabnya karena wanita memiliki berat badan dan saluran darah yang lebih kecil
dari pria. .5,6
Bahaya merokok pada wanita antara lain adalah merusak kulit, mengganggu
sistem reproduksi, menganggu siklus menstruasi termasuk timbulnya rasa nyeri,
menurunkan kesuburan, meningkatkan risiko terkena kanker payudara, rahim, dan
kanker paru-paru, menganggu pertumbuhan janin dalam rahim, menganggu kelancaran
ASI, keguguran, hingga kematian janin.5,6
2. 4. MANFAAT BERHENTI MEROKOK
Bagi menghentikan tabiat merokok, seseorang individu harus menyadari manfaat
berhenti merokok sebagai motivasi diri agar tabiat merugikan ini dihentikan. Manfaat
berhenti merokok amat banyak dan terpisah ke :
Manfaat kesehatan
Manfaat ekonomi
Manfaat sosial.
Masa berhenti
merokok
Pada umur
30
Pada umur
40
Pada umur
50
Pada umur
60
Selepas
timbul
penyakit
bahayakan
nyawa
10
Manfaat berhenti merokok pada kehidupan sosial perokok adalah perokok dapat
bersosial dengan lebih mesra dan tidak dipandang rendah di mata masyarakat. Apabila
berhenti merokok, dia akan lebih dihormati. Mantan perokok wanita akan lebih
dipandang lebih bijak, lebih berdisipin diri, dan secara seksual lebih menarik. Mereka
juga dipandang sebagai
2.5.
PENCEGAHAN
Penelitian dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa sekitar 70-
80% perokok mempunyai keinginan untuk berhenti merokok, tapi hanya 3% yang
benar-benar bisa berhenti dalam waktu 6 bulan tanpa bantuan orang lain. Makanya,
sesuai dengan salah satu strategi dalam MPOWER oleh GATS (Global Adult Tobacco
Survey) 2011, yaitu mengoptimalkan dukungan untuk berhenti
merokok. Strategi
11
Yaitu Pendekatan yang menggunakan model peranan teman yang dekat dan
permainan yang memacu peran individu yang aktif.
2. Teknik
Beberapa teknik untuk mengurangi orang merokok:
a) Ahli kesehatan harus meyusun contoh tidak merokok dan seharusnya
berulangkali memperingati pasiennya akan bahaya merokok.
b) Merokok harus dibatasi semua tempat umum tertutup untuk menjamin hak
perokok akan udara yang bersih dan aman.
c) Iklan tembakau harus dibatasi.
d) Media massa harus digunakan untuk membawa pesan anti merokok untuk
memberitahukan bahaya nerokok.
e) Pajak rokok harus ditingkatkan untuk meninggikan biaya merokok.
f) Pemerintah harus menghentikan bantuannya pada industri tembakau.
g) Pembelian sigaret oleh anak anak harus dibuat lebih sulit.
BAB 3
KESIMPULAN
Dari beberapa uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa betapa mengerikan
bahaya rokok bagi kesehatan kita, bukan hanya bagi perokok aktif tetapi bagi perokok
pasif. Rokok adalah produk berbahaya yang didalamnya terdapat 4000 zat kimia yang
berbahaya. Merokok dapat mengakibatkan munculnya penyakit yang berbahaya bagi
12
kesehatan tubuh manusia. Ada banyak sekali penyakit yang di akibatkan oleh rokok
diantaranya adalah penyakit jantung, kanker paru-paru dll. Merokok itu tidak hanya
merugikan bagi pelakunya saja, tapi juga bagi orang-orang yang ada di sekitarnya.
Sehingga rokok ini sangat merugikan, baik bagi pelaku sendiri maupun bagi orang lain
di sekitarnya. Untuk berhenti merokok juga perlu proses seperti yang ada pada uraian
diatas. Kegiatan merokok bisa diatasi dengan berbagai macam cara diantaranya dengan
mengisi waktu luang dan berolahraga yang teratur, dan tentu yang paling penting adalah
bulatnya tekad bagi seorang perokok untuk berhenti merokok.
DAFTAR PUSTAKA
13
2. Kementrian
Kesehatan
Republik
Indonesia,
2007.
Tentang
Pedoman
Tobacco
Free
Initiative
(TFI).
Avaiable
from: