Anda di halaman 1dari 13

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Merokok merupakan masalah kesehatan masyarakat utama, baik di negara lain di
dunia maupun di Indonesia. Prevalensi perokok semakin meningkat dari tahun ke tahun,
terutama di negara-negara berkembang. Jumlah perokok di dunia hampir mencapai
angka 1,2 miliar orang dan 800 juta dari angka tersebut berada di negara berkembang.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mempunyai jumlah perokok
terbesar. Indonesia merupakan negara ke-3 dengan jumlah perokok terbesar di dunia
setelah Cina dan India, sedangkan di Asia Tenggara merupakan negara dengan jumlah
konsumsi rokok paling tinggi. Indonesia juga termasuk dalam 20 negara terbesar
penghasil tembakau, selain merupakan 10 negara dengan konsumsi tembakau terbesar
di dunia .1
Peningkatan jumlah perokok juga berdampak pada meningkatnya beban penyakit
akibat rokok dan bertambahnya kematian akibat rokok. Perilaku merokok dilihat dari
berbagai sudut pandang, adalah sangat merugikan, baik untuk diri sendiri atau pun
individu yang berada di sekitar perokok atau disebut juga sebagai perokok pasif. Rokok
membunuh hampir 6 juta orang setiap tahunnya, lebih dari 5 juta dari angka tersebut
adalah perokok aktif dan lebih dari 600 ribu adalah perokok pasif. Rokok menyebabkan
nomor 1 di antara 10 kematian di dunia. Berdasarkan perkiraan, pada tahun 2030
kematian akibat rokok jumlahnya akan lebih besar dibandingkan dengan jumlah
kematian akibat malaria, kondisi maternal maupun kecelakaan secara bersama-sama,
dan diperkirakan jumlah kematian tersebut 80% terjadi pada orang-orang yang hidup di
negara berkembang.1
Maka, manfaatnya begitu besar apabila seseorang berhenti merokok harus
dihadapkan dengan tantangan atau kesulitan yang dihadapi seseorang untuk berhenti
merokok. Merokok merupakan kebiasaan yang sulit dihentikan. Sebagian besar perokok

mengetahui kerugian yang dia dapatkan apabila merokok dan sebagian besar
menyatakan ingin berhenti merokok, tetapi hanya sedikit yang berhasil. Berbagai survei
menunjukkan hasil bahwa sebagian besar perokok ingin berhenti merokok, tetapi hanya
sedikit yang berhasil berhenti merokok tanpa bantuan orang lain. Berdasarkan data
medis, ada sekitar 70% perokok ingin berhenti merokok sendiri tanpa bantuan lebih
lanjut, tetapi hanya 5% perokok yang berhasil melakukannya. Hasil serupa ditemukan
pada tahun 2004 oleh CDC, yaitu bahwa sepertiga perokok telah mencoba berhenti
merokok setiap tahunnya tanpa bantuan orang lain, tetapi lebih dari 95% dari mereka
gagal.1,7,8
Niat merupakan prediktor terbaik dari perilaku. Apabila ingin mengetahui yang
akan dilakukan seseorang pada masa yang akan datang, bisa dilihat dari niat.
Selanjutnya, kekuatan niat ini yang akan menentukan terwujudnya perilaku. Selain itu,
juga terdapat latar belakang (background factors) seperti umur, jenis kelamin, suku,
status sosial ekonomi, suasana hati, sifat kepribadian, dan pengetahuan yang
mempengaruhi sikap dan perilaku individu terhadap sesuatu hal. Hal lain yang dapat
digunakan untuk memprediksi niat seseorang berhenti merokok adalah motivasi.
Motivasi bisa berasal dalam diri seseorang itu sendiri, yaitu didorong oleh penghargaan
yang bersifat internal, misalnya peningkatan kesehatan dan kepercayaan diri. Motivasi
juga bisa berupa dorongan dari luar, yaitu penghargaan eksternal, misalnya keuntungan
ekonomi dan juga penerimaan sosial. Salah satu motivasi yang kuat dalam upaya
berhenti merokok ini adalah motivasi berhenti merokok karena adanya tekanan sosial
dari orang-orang sekitar. 1,7,8
Hampir semua perokok mengetahui bahwa penggunaan tembakau berbahaya bagi
kesehatan, tetapi meremehkan besarnya risiko yang mereka hadapi. Perokok memiliki
tingkat keberhasilan berhenti merokok yang lebih tinggi ketika mereka mencari
bantuan. Perokok juga akan berhenti merokok ketika seseorang sudah merasakan
dampak atau penyakit yang berhubungan dengan perilaku merokok. 1,7,8
Berbagai upaya telah dilakukan di menurunkan jumlah perokok di Indonesia.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendirikan klinik berhenti merokok.
Klinik ini membantu para perokok aktif untuk berhenti merokok berdasarkan tahap

demi tahap serta konseling dari para ahli. Hal ini sesuai dengan salah satu strategi dalam
MPOWER, yaitu mengoptimalkan dukungan untuk berhenti merokok dengan memberi
kesempatan para perokok berkonsultasi dengan para konselor atau petugas yang telah
dilatih membantu seseorang berhenti merokok. Perokok yang ingin berhenti merokok
membutuhkan intervensi yang meliputi pemberian informasi, motivasi, dan dukungan
berkelanjutan bagi para perokok untuk menghentikan kebiasaannya .1,7
1.2 Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui tentang tabiat merokok dan dampaknya kepada masyarakat.
2. Untuk mengetahui tentang langkah-langkah yang tersedia dalam pencegahan
merokok dan keberhasilannya.
1.3 Manfaat penelitian
Beberapa manfaat yang terdapat dari penulisan makalah ini adalah :
1.

Bagi tenaga kesehatan, memberikan gambaran tentang niat berhenti merokok dan
faktor yang mempengaruhinya, sehingga dapat digunakan untuk membuat

perencanaan pendidikan kesehatan berhenti merokok.


2. Bagi masyarakat, sebagai masukan dalam rangka meningkatkan kesehatan terutama
pencegahan penyakit yang berhubungan dengan perilaku merokok.
3. Bagi peneliti sendiri, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penelitian.
4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan
penelitian selanjutnya.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. TABIAT MEROKOK


Di Indonesia penggunaan tembakau tumbuh dengan sangat cepat. Ketergantungan
terhadap tembakau sudah menjadi epidemi secara global yang dapat menyebabkan
kecacatan, penyakit, produktivitas menurun dan kematian. Menurut World Health
Organization (WHO), ada 1,3 milyar perokok di dunia dan sepertiganya berasal dari
populasi global yang berusia 15 tahun keatas. Tembakau mengandung kurang lebih
4000 elemen elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan.
Racun utama pada tembakau adalah tar, nikotin, dan CO. Hampir 90% kanker paru paru disebabkan oleh komsumsi tembakau. Tembakau juga dapat merusak system
produksi, berkontribusi pada keguguran, dan prematur. 1,6,8
Hasil Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2011 cukup menakutkan karena
Indonesia menempati peringkat pertama di antara 16 negara yang disurvei dengan
tingkat prevalensi perokok aktif tertinggi yaitu 67,4 persen untuk laki-laki dan 4,5
persen untuk perempuan. Itu artinya, sekitar 36,1 persen atau 60 juta penduduk
Indonesia adalah perokok aktif. Lebih dari 43 juta anak Indonesia hidup serumah
dengan perokok dan terpajan pada asap tembakau pasif atau asap rokok lingkungan
(ARL). The Jakarta Global Youth Survey melaporkan bahwa 89% dari anak-anak
sekolah yang disurvei terpajanARL di tempat tempat umum.. Kesehatan yang buruk di
usia dini mungkin akan menyebabkan kesehatan yang buruk pula di saat dewasa.
Sebanyak 92,0% dari perokok menyatakan kebiasaannya merokok di dalam rumah,
ketika bersama anggota rumah tangga lainnya, dengan demikian sebagian besar anggota
rumah tangga merupakan perokok pasif. Usia mulai merokok pada usia 20 tahun
meningkat menjadi 68,5 %. Peningkatan usia muda yang merokok, pada kelompok
umur 20-24 tahun sebanyak 84,0 %, sedangkan pada kelompok umur 25-29 tahun
sebanyak 75 %. Prevalens tertinggi terjadinya gangguan respirasi dan penurunan faal
paru adalah pada perokok. Usia mulai merokok, jumlah bungkus pertahun dan perokok
aktif berhubungan dengan angka kematian. 1,4

Lebih dari setengah juta penduduk Indonesia menderita karena penyakit saluran
pernapasan yang disebabkan oleh penggunaan tembakau pada tahun 2001. Indonesia
merupakan negara terbesar ke-7 di dunia yang memproduksi tembakau. Dari segi
konsumsi, Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia setelah Cina, Amerika Serikat,
Jepang dan Rusia, dengan 31,5% prevalensi merokok, 80% diantaranya mengkonsumsi
rokok kretek, dan lebih dari 60% berada di daerah pedesaan. Pada tahun 2002, jumlah
rokok yang dihisap penduduk Indonesia mencapai lebih 200 miliar batang. 2
2.2. SEBAB MEROKOK
Banyak alasan yang mendorong orang merokok. Hal itu harus dipahami oleh
dokter dan kliennya yang akan menjalani klinik berhenti merokok (KBM). Alasan yang
berperan secara berbeda pada masyarakat yang bervariasi adalah sebagai berikut: 8
1. Social acceptance merupakan alasan penting. Seseorang khawatir tak diterima di
lingkungannya kalau tidak merokok. Ini terlihat pada remaja atau dewasa muda.
Mereka menyadari bahwa mereka merokok kalau sedang bersama teman.
2. Ingin tahu. Alasan ini banyak dikatakan oleh orang muda, terutama wanita.
3. Untuk kesenangan, lebih banyak jadi alasan pertama untuk laki laki.
4. Mengatasi ketegangan (stress) merupakan alasan yang sering dikemukakan, dan
sama untuk laki-laki dan perempuan, yang muda maupun tua.
5. Demi pergaulan. Alasan ini biasanya dikemukakan oleh mereka yang sekali
-sekali merokok, yaitu karena ingin menyenangkan teman atau membuat suasana
menyenangkan,misalnya dalam pertemuan bisnis.
6. Dukungan contoh orang tua, melihat orang tua atau saudara tua merokok dari
kecil dan bertanggap bahwa ianya suatu yang normal dan tidak berbahaya.
7. Berbagai alasan lain seperti, tradisi bagi etnis tertentu, iklan rokok, ketidak
tahuan akan bahaya merokok untuk kesehatan, harga rokok yang masih
terjangkau, dan tidak adanya kebijakan publik yang membatasi kebebasan
merokok.
2.3. EFEK MEROKOK
Asap rokok yang dihisap ke dalam paru oleh perokoknya disebut asap rokok
utama (main stream smoke), sedang asap yang berasal dari ujung rokok yang terbakar
disebut asap rokok sampingan (side stream smoke). Polusi udara yang ditimbulkan oleh

asap rokok utama yang dihembuskan lagi oleh prokok dan asap rokok sampingan
disebut asap rokok lingkungan (ARL) atau Environmenttal Tobacco. Kandungan bahan
kimia pada asap rokok sampingan ternyata lebih tigggi dibanding asap rokok utama,
antara lain karena tembakau terbakar pada temperature lebih rendah ketika rokok
sedang tidak dihisap, membuat pembakaran menjadi kurang lengkap dan mengeluarkan
lebih banyak bahan kimia. Oleh karena itu ARL berbahaya bagi kesehatan dan tidak ada
kadar pajanan minimal ARL yang aman. 2
Terdapat sekitar 4.000 zat kimia berbahaya keluar melalui asap rokok tersebut,
antara lain terdiri dari aseton (bahan cat), amonia (pembersih lantai), arsen (racun),
butane (bahan bakar ringan), kadmium (aki kendaraan), karbon monoksida (asap
knalpot), DDT (insektisida), hidrogen sianida (gas beracun), methanol (bensin roket),
naftalen(kamper), toluene (pelarut industri), dan vinil klorida (plastik). Rokok
merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia dan merupakan satu-satunya
produk legal yang membunuh seperti hingga setengah penggunannya. Survey Ikatan
Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia tahun 2007 menyebutkan setiap jam sekitar 46
orang meninggal dunia karena penyakit yang berhubungan dengan merokok di
Indonesia.2
Kebiasaan merokok sedikitnya menyebabkan 30 jenis penyakit pada manusia.
Penyakit yang timbul akan tergantung dari umur mula merokok, kadar zat berbahaya
yang terkandung, waktu kebiasaan merokok, dan cara menghisap rokok. Semakin muda
seseorang mulai merokok, makin besar risiko orang tersebut mendapat penyakit saat
tua.2,3
Dalam satu batang rokok mengandung sekitar 7.000 zat kimia, 200 jenis di
antaranya bersifat karsinogenik, yaitu zat yang merusak gen dalam tubuh sehingga
memicu terjadinya kanker, seperti kanker paru, emfisema, dan bronkitis kronik. Atau
juga kanker lain, seperti kanker nasofarings, mulut, esofagus, pankreas, ginjal, kandung
kemih, dan rahim. Aterosklerosis atau pangerasan pembuluh darah bisa menyebabkan
penyakit jantung, hipertensi, risiko stroke, menopause dini, osteoporosis, kemandulan,
dan impotensi. .2,3,4

Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang
sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang
tidak sempurna. Partikel ini akan mengendap di saluran napas dan sangat berbahaya
bagi tubuh. Endapan asap rokok juga mudah melekat di benda- benda di ruangan dan
bisa bertahan sampai lebih dari 3 tahun, dengan tetap berbahaya. .3,4
Perokok pasif lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Bahkan bahaya
perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif. Sebanyak 25 persen zat
berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75
persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekitarnya.,5,6
Tembakau merupakan faktor risiko untuk sekurang-kurangnya 16 jenis penyakit
seperti kanker usus dan Rahim, kanker mulut , kanker esofagus, kanker payudara,
kanker paru-paru , penyakit saluran pernafasan kronik, strok, kereputan tulang
(osteoporosis), penyakit jantung , kemandulan, melahirkan bayi yang cacat, keguguran
bayi, bronkitis, batuk , otot lemah dan penyakit gusi.
Selain itu, berbagai hasil penelitian juga menyimpulkan perokok wanita berisiko
25 persen lebih tinggi daripada perokok pria. Perokok wanita memiliki risiko ganda
terhadap penyakit jantung dan kanker paru-paru bila dibandingkan dengan perokok pria.
Penyebabnya karena wanita memiliki berat badan dan saluran darah yang lebih kecil
dari pria. .5,6
Bahaya merokok pada wanita antara lain adalah merusak kulit, mengganggu
sistem reproduksi, menganggu siklus menstruasi termasuk timbulnya rasa nyeri,
menurunkan kesuburan, meningkatkan risiko terkena kanker payudara, rahim, dan
kanker paru-paru, menganggu pertumbuhan janin dalam rahim, menganggu kelancaran
ASI, keguguran, hingga kematian janin.5,6
2. 4. MANFAAT BERHENTI MEROKOK
Bagi menghentikan tabiat merokok, seseorang individu harus menyadari manfaat
berhenti merokok sebagai motivasi diri agar tabiat merugikan ini dihentikan. Manfaat
berhenti merokok amat banyak dan terpisah ke :

Manfaat kesehatan
Manfaat ekonomi
Manfaat sosial.

Dari segi kesehatan, manfaatnya terdapat beberapa jenis, yaitu:


1. Penghentian tabiat merokok pada semua tahap umur meskipun sudah
menghadapi penyakit akibat tabiat merokok masih boleh mendapat manfaat
Durasi berhenti
merokok
Dalam 20
menit
12 jam
2-12 minggu
1-9 bulan
1 tahun
5 tahun
10 tahun
15 tahun

Perubahan baik pada tubuh

Nadi jantung dan tekanan darah berkurang


Kadar karbon monoxide dalam badan menurun.
Sirkulasi darah membaik dan fungsi paru paru bertambah
Batuk dan sesak nafas berkurang.
Resiko penyakit jantung koroner berkurang 50% berbanding
perokok.
Resiko stroke berkurang berbanding perokok.
Resiko kanker paru paru .mulut, tenggorok, esofagus, serviks
dan pancreas berkurang 50% berbanding perokok.
Resiko penyakit jantung koroner sama dengan
bukan perokok lain.

daripada berhenti merokok.6,7

Masa berhenti
merokok

Kebaikan berbanding dengan melanjutkan tabiat merokok

Pada umur
30
Pada umur
40

Memperoleh 10 tahun riwayat hidup


Memperoleh 9 tahun riwayat hidup

Pada umur
50
Pada umur
60
Selepas
timbul
penyakit
bahayakan
nyawa

Memperoleh 6 tahun riwayat hidup


Memperoleh 3 tahun riwayat hidup
Kebaikan cepat, mereka yang berhenti merokok selepas
mendapat sakit jantung, mengurangkan resiko mendapat sakit
jantung kembali sebanyak 50%.

2. Berhenti merokok mengurangkan resiko penyakit yang menular akibat menjadi


perokok pasif di kalangan anak - anak, seperti asma dan infeksi telinga.6,7.
3. Berhenti merokok mengurangkan resiko kemandulan, kesukaran hamil,
mendapat bayi premature, bayi dengan berat badan rendah dan keguguran. .6,7
Manfaat berhenti merokok dari segi ekonomi adalah sebagian besar perokok
pemula adalah remaja yang belum mempunyai kemampuan untuk menilai dengan benar
informasi dampak merokok. Tidak kalah pentingnya adalah kecenderungan perokok
pemula untuk menyepelekan biaya yang kelak akan ditanggung akibat adiksi nikotin.
Mereka menganggap bahwa biaya tersebut disebabkan karena kelemahan perokok
dewasa untuk memutuskan berhenti merokok ketika masih remaja. Mereka tidak
menyadari efek adiktif nikotin yang sangat kuat yang akan mengikat dan menyebabkan
orang sulit berhenti merokok.7
Orang lain menanggung beban akibat pembelian dan konsumsi rokok oleh
perokok. Disamping dampak fisik dan ekonomi pada bukan perokok (perokok pasif),
dampak ekonomi yang harus ditanggung oleh keluarga perokok adalah biaya rutin yang
harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan adiksinya dan biaya sakit akibat
merokok. Pada keluarga miskin, beban ekonomi ini dilakukan dengan mengalihkan
pengeluaran makanan, pendidikan dan kesehatan untuk membeli rokok. Beban tidak
langsung pada keluarga miskin adalah hilangnya produktifitas pencari nafkah utama
karena sakit atau kematian dini yang berdampak pada turunnya pendapatan keluarga.7

10

Manfaat berhenti merokok pada kehidupan sosial perokok adalah perokok dapat
bersosial dengan lebih mesra dan tidak dipandang rendah di mata masyarakat. Apabila
berhenti merokok, dia akan lebih dihormati. Mantan perokok wanita akan lebih
dipandang lebih bijak, lebih berdisipin diri, dan secara seksual lebih menarik. Mereka
juga dipandang sebagai

seorang yang lebih kuat dan berdisplin karena berjaya

mengharungi ketagihannya terhadap tabiat merokok. 7

2.5.

PENCEGAHAN
Penelitian dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa sekitar 70-

80% perokok mempunyai keinginan untuk berhenti merokok, tapi hanya 3% yang
benar-benar bisa berhenti dalam waktu 6 bulan tanpa bantuan orang lain. Makanya,
sesuai dengan salah satu strategi dalam MPOWER oleh GATS (Global Adult Tobacco
Survey) 2011, yaitu mengoptimalkan dukungan untuk berhenti

merokok. Strategi

MPOWER adalah untuk: 1


M Monitor tobacco use and prevention policies
P Protect people from tobacco smoke
O Offer help to quit tobacco use
W Warn about dangers of tobacco
E Enforce bans of tobacco advertising, promotions and preventing
R Raise taxes on tobacco

1. Faktor yang dapat diubah :


a. Saat mulainya merokok
b. Saat mulai pertama merokok biasanya pada remaja karena tekanan dari teman
untuk tampak lebih dewasa dorongan tambahan dari contoh orang tuanya dan
dari media massa. Saat-saat awal ini biasanya masih dapat diubah.
c. Habituasi merokok

11

Yaitu Pendekatan yang menggunakan model peranan teman yang dekat dan
permainan yang memacu peran individu yang aktif.
2. Teknik
Beberapa teknik untuk mengurangi orang merokok:
a) Ahli kesehatan harus meyusun contoh tidak merokok dan seharusnya
berulangkali memperingati pasiennya akan bahaya merokok.
b) Merokok harus dibatasi semua tempat umum tertutup untuk menjamin hak
perokok akan udara yang bersih dan aman.
c) Iklan tembakau harus dibatasi.
d) Media massa harus digunakan untuk membawa pesan anti merokok untuk
memberitahukan bahaya nerokok.
e) Pajak rokok harus ditingkatkan untuk meninggikan biaya merokok.
f) Pemerintah harus menghentikan bantuannya pada industri tembakau.
g) Pembelian sigaret oleh anak anak harus dibuat lebih sulit.

BAB 3
KESIMPULAN
Dari beberapa uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa betapa mengerikan
bahaya rokok bagi kesehatan kita, bukan hanya bagi perokok aktif tetapi bagi perokok
pasif. Rokok adalah produk berbahaya yang didalamnya terdapat 4000 zat kimia yang
berbahaya. Merokok dapat mengakibatkan munculnya penyakit yang berbahaya bagi

12

kesehatan tubuh manusia. Ada banyak sekali penyakit yang di akibatkan oleh rokok
diantaranya adalah penyakit jantung, kanker paru-paru dll. Merokok itu tidak hanya
merugikan bagi pelakunya saja, tapi juga bagi orang-orang yang ada di sekitarnya.
Sehingga rokok ini sangat merugikan, baik bagi pelaku sendiri maupun bagi orang lain
di sekitarnya. Untuk berhenti merokok juga perlu proses seperti yang ada pada uraian
diatas. Kegiatan merokok bisa diatasi dengan berbagai macam cara diantaranya dengan
mengisi waktu luang dan berolahraga yang teratur, dan tentu yang paling penting adalah
bulatnya tekad bagi seorang perokok untuk berhenti merokok.

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization, 2011. Global Adult Tobacco Survey (GATS) :


Indonesia Report, Regional Office for South East Asia..

13

2. Kementrian

Kesehatan

Republik

Indonesia,

2007.

Tentang

Pedoman

Pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik Menteri Kesehatan Republik


Indonesia.
3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Masalah, Fakta dan Data
Tentang Rokok, Pedoman Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok, Kementerian
Kesehatan. Pusat Promosi Kesehatan,Jakarta.
4. Majelis Pelayanan Kesehatan Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2010.
Pedoman Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Di Lingkungan Muhammadiyah.
Jakarta, Indonesia.
5. Dinas Kesehatan Kabupaten Serang, 2015. Bahaya Merokok Bagi Kesehatan.
Available from: www.dinkes.serangkab.go.id [Accessed on 13 July 2016].
6. U.S. Department of Health and Human Services, 2010. How Tobacco Smoke
Causes Diseases. A Report Of The Suregeon General. Available from:
www.surgeongeneral.gov. [Accessed on 13 July 2016].
7. World Health Organization, 2010. Fact Sheet About Health Benefits Of Smoking
Cessation,

Tobacco

Free

Initiative

(TFI).

Avaiable

from:

http://www.who.int/tobacco/quitting/benefits/en/[Accessed on 16 July 2015].


8. Louisa M., Sadikin Z. D., 2008. Program Berhenti Merokok. Majelis
Kedokteran Indonesia, 58 (4): 130-137.
9. World Health Organization, Regional Office for South East Asia, 2010. Fact
Sheet About Health Benefits Of Smoking Cessation, Tobacco Free Initiative
(TFI). Bab 10 Kesadaran Masyarakat, Pendidikan, dan Program Berhenti
Merokok.Avaiablefrom:http://www.who.int/tobacco/quitting/benefits/en/
[Accessed on 13 July 2016].

Anda mungkin juga menyukai