Anda di halaman 1dari 14

BIOMONITORING DAN INDIKATOR PERUBAHAN LINGKUNGAN

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ANALISA


KUALITAS LINGKUNGAN PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
SEMESTER 6

KELOMPOK 9 :

Cizanie Alfiana (2130016020)


Dyah Ayu Ratna Nt (2130016024)
Dimas Bijaksono (2130016028)
Noer Farakhin (2130016043)
M. Fariz Zaini (2130016051)

DOSEN :

Dr. Ir. Akas Yekti Pulih Asih, M.Kes, MM

PRODI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2018-2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya, menyelesaikan


makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya, mungkin kami
tidak sanggup menyelesaikannya dengan baik. Makalah ini kami susun agar
pembaca dapat mengetahui dan mengerti dengan mudah materi “Biomonitoring
dan Indikator Perubahan Lingkungan” dalam mata kuliah Analisis Kualitas
Lingkungan. Makalah ini disusun dengan sebaik-baiknya dan sepenuh hati, serta
ketelitian kami yang maksimal.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi masyarakat umum. Tidak lupa
kami mohon maaf sebesar-besarnya jika terdapat kesalahan dalam makalah ini.
Terima kasih.

Surabaya, 01 Mei 2019

KELOMPOK 9

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................iv
A. Latar Belakang..............................................................................................................iv
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................iv
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................v
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................1
A. Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Biomonitoring.......................................................1
B. Penggunaan Biomonitoring............................................................................................2
C. Pengertian Biomarker....................................................................................................3
D. Jenis-Jenis Biomarker....................................................................................................4
E. Pemeriksaan Biomarker..................................................................................................7
BAB III PENUTUP....................................................................................................................8
A. Kesimpulan......................................................................................................................8
B. Saran................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah
mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya, serta pemanasan global yang semakin meningkat yang
mengakibatkan perubahan iklim dan hal ini akan memperparah penurunan
kualitas lingkungan hidup. Untuk itu perlu dilakukan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh
semua pemangku kepentingan.
Air merupakan sumber daya alam yang sangat bermanfaat bagi
makhluk hidup. Manusia menggunakan air untuk memenuhi berbagai
kebutuhan, seperti keperluan rumah tangga, pertanian, industri dan lain-
lain. Peranan air bagi kehidupan manusia sangatlah penting, sehingga
diperlukan perhatian yang besar agar sumber air tetap terjaga kuantitas dan
kualitas baik buruknya suatu perairan biasanya dipengaruhi oleh kegiatan
di sekitarnya. Sering kali kegiatan yang ada, seperti semakin bertambahnya
jumlah industri kecil serta berkembangnya hasil produksi di sekitar sungai
tentunya dapat menurunkan kualitas air yang pada akhirnya akan
mengganggu kehidupan biota air.
Banyak cara yang digunakan untuk memantau (monitoring) kualitas
air, baik secara kimia, fisika, maupun biologis. Namun, cara tersebut
memerlukan banyak bahan kimia dan peralatan serta tenaga yang sangat
terlatih, sehingga penerapannya menjadi tidak praktis dan mahal, apalagi
hasil yang didapat sering berbeda jika metode yang digunakan juga
berbeda.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pengertian, tujuan, dan manfaat
biomonitoring ?
2. Bagaimana penggunaan biomonitoring tersebut ?
3. Apa yang dimaksud dengan pengertian biomarker ?
4. Apa saja jenis-jenis biomarker ?
5. Apa tujuan dari pemeriksaan biomarker ?

iv
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud pengertian, tujuan, dan manfaat bimonitoring.
2. Mengetahui penggunaan biomonitoring.
3.Mengetahui apa yang dimaksud dengan pengertian biomarker.
4. Mengetahui apa jenis-jenis biomarker.
5.Mengetahui tujuan dari pemeriksaan biomarker.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Biomonitoring


Pada umumnya penilaian paparan bahan kimia terhadap manusia adalah
dengan cara pemantauan lingkungan. Telah diketahui bahwa untuk mengevaluasi
suatu paparan bahan kimia terhadap manusia, tergantung dari faktor sifat
fisikokimia suatu bahan, higiene manusia itu sendiri serta beberapa faktor biologi
antara lain umur dan jenis kelamin. Untuk mempelajari kandungan bahan kimia di
dalam tubuh manusia dan efek biologi dari bahan kimia tersebut dipakai metode
pemantauan biologi (biological monitoring). Keuntungan dari pemakaian metode ini
adalah terkaitnya bahan kimia secara sistematik yang dapat dipakai untuk
memperkirakan risiko yang terjadi.

Secara umum tujuan dari kegiatan pemantauan biologi adalah sama dengan
pemantauan ambien yaitu mencegah terjadinya paparan bahan kimia yang dapat
menyebabkan gangguan kesehatan baik secara akut maupun kronis.

Biomonitoring adalah pengujian sampel dari manusia, seperti darah dan air
kemih, untuk mengetahui metabolisme kimiawi. Kapasitas ini adalah kunci dari
fungsi inti untuk efektivitas sebuah laboratorium kesehatan masyarakat. Tanpa
biomonitoring, diagnosis dan pengobatan terhadap paparan bahan kimia dapat
tertunda.

Biomonitoring adalah alat yang penting untuk pencegahan penyakit. Ketika


hal ini dikombinasikan dengan usaha penelusuran penyakit, biomonitoring
memungkinkan petugas kesehatan masyarakat untuk mengerti dengan lebih baik
apa, dimana dan kapan keterpaparan terjadi, hal inilah yang dikaitkan dengan
faktor-faktor lingkungan.

Dalam hubungannya dengan risiko terhadp kesehatan, pendekatan pemantauan


biologi dan pemantauan ambien terhadap risiko kesehatan dapat dinilai dengan
beberapa cara. Cara tersebut antara lain membandingkan hasil perhitungan
parameter dengan nilai perkiraan maksimum yang diperkenankan yaitu Treshold
Limit Value (TLV) atau Biological Limit Value (BLV).

1
B. Penggunaan Biomonitoring
Pada umumnya penilaian paparan bahan kimia terhadap manusia adalah
dengan cara pemantauan lingkungan. Telah diketahui bahwa untuk mengevaluasi
suatu paparan bahan kimia terhadap manusia, tergantung dari faktor sifat fisik kimia
suatu bahan, higiene manusia itu sendiri serta beberapa faktor biologi antara lain
umur dan jenis kelamin. Untuk mempelajari kandungan bahan kimia di dalam tubuh
manusia dan efek biologi dari bahan kimia tersebut dipakai metode pemantauan
biologi (biological monitoring). Keuntungan dari pemakaian metode ini adalah
terkaitnya bahan kimia secara sistematik yang dapat dipakai untuk memperkirakan
risiko yang terjadi. Biomonitoring adalah alat yang penting untuk pencegahan
penyakit. Ketika hal ini dikombinasikan dengan usaha penelusuran penyakit,
biomonitoring memungkinkan petugas kesehatan masyarakat untuk mengerti
dengan lebih baik apa, dimana dan kapan keterpaparan terjadi, hal inilah yang
dikaitkan dengan faktor-faktor lingkungan.
Secara umum istilah biomonitoring dipakai sebagai alat/cara yang penting dan
merupakan metode baru untuk menilai suatu dampak pencemaran lingkungan.

Istilah yang lebih spesifik adalah monitoring biologi (Biological Monitoring). Di


dalam praktek penggunaan monitoring biologi (MB) adalah untuk memonitor
populasi yang terpapar oleh bahan polutan di tempat kerja maupun di lingkungan.

Kegiatan monitoring dapat dipakai untuk mengevaluasi risiko kesehatan yang


berhubungan dengan bahan polutan. Dikenal ada 3 jenis monitoring yaitu:

1. Monitoring ambien untuk menilai risiko kesehatan Monitoring ambien


tersebut digunakan untuk memonitor paparan eksternal dari bahan kimia untuk
mengetahui berapa kadar bahan kimia di dalam air, makanan, dan udara. Risiko
kesehatan dapat diperkirakan (diprediksi) berdasarkan batas paparan lingkungan,
misalnya Treshold Limit Value (TLV) dan Time Weighted Average (TWA) dari
suatu paparan.

2. Monitoring biologi dari paparan (MB paparan) Monitoring biologi suatu


paparan adalah pemantauan suatu bahan yang mengadakan penetrasi ke dalam
tubuh dengan efek sistemik yang membahayakan. Monitoring biologi dari suatu
paparan dapat dipakai untuk mengevaluasi risiko kesehatan. Monitoring biologi
tersebut dilaksanakan dengan memonitor dosis internal dari bahan kimia, misalnya
jumlah dosis efektif yang diserap oleh organisme. Risiko terhadap kesehatan

2
diprediksi dengan membandingkan nilai observasi dari parameter biologi dengan
Biological Limit Value (BLV) dan/atau Biological Exposure Index (BEI).

3. Monitoring biologi dari efek toksikan (health surveillance) Tujuan monitoring


biologi dari efek toksikan adalah memprediksi dosis internal untuk menilai
hubungannya dengan risiko kesehatan, mengevaluasi status kesehatan dari individu
yang terpapar dan mengidentifikasi tanda efek negatif akibat suatu paparan,
misalnya kelainan fungsi paru.

C. Pengertian Biomarker
Secara istilah Biomarker berasal dari kata Bio yang berarti biologis hidup atau
makhluk hidup dan marker yang berarti Penanda, Sehingga Biomarker dapat
diartikan sebagai penanda makhluk hidup. Akan tetapi,secara umum pengertian dari
biomarker itu sendiri adalah petunjuk biologis yang di peroleh dari unsur biologis
tubuh yang dapat digunakan untuk menunjuk adanya keterpaparan yang
mengakibatkan timbulnya penyakit.
Biomarker adalah semua zat, struktur, atau proses yang bisa diukur dalam
tubuh atau produk-produk serta pengaruhnya atau memprediksikan kejadian dampak
atau penyakit. Biomarker bisa dikelompokkan sebagai penanda keterpaparan,
penanda efek, dan penanda kerentanan. Jika biomarker diinginkan dapat
berkontribusi bagi penilaian risiko kesehatan lingkungan dan kerja, maka biomarker-
biomarker ini harus relevan dan absah.
Relevansi menunjuk pada kesesuaian biomarker untuk memberikan informasi
tentang pertanyaan-pertanyaan yang diinginkan, urgensi bagi otoritas kesehatan
lingkungan dan masyarakat dan para pembuat keputusan lainnya. Penggunaan
biomarker yang relevan memungkinan para pembuat keputusan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan kesehatan masyarakat yang digunakan dalam penelitian atau
penilaian risiko dengan cara yang mengkontribusikan informasi bermanfaat yang
tidak bisa didapatkan secara lebih baik oleh pendekatan lain, seperti kuisioner,
pengukuran lingkungan atau review catatan. Sebagai contoh, keterpaparan kronis
terhadap organoklorin diindikasikan dengan lebih baik oleh kadar organoklorin
serum dibanding dengan kajian-kajian lain atau pengukuran kesehatan industri, dan
kerusakan ginjal dini bisa diindikasikan secara lebih baik oleh berbagai biomarker
urin dibanding oleh catatan-catatan morbiditas. Relevansi juga berkaitan dengan
apakah pertanyaan-pertanyaan tentang biomarker mana yang bisa memberikan
informasi, merupakan pertanyaan yang penting; bukan hanya pertanyaan yang bisa
dijawab, tetapi yang harus dijawab (Muscat, 1996). Dengan demikian, kemampuan

3
untuk mengukur biomarker setelah keterpaparan terhadap sebuah toksikan tidak
sama pentingnya dengan pertanyaan seperti apakah individu yang terpapar toksikan
tersebut berisiko meningkat untuk mengalami penyakit.

D. Jenis-Jenis Biomarker
No Biomarker Jenis Keterpaparan Bahan Periksa Penyakit
1. Plumbun Polusi timbale Saliva, darah Keracunan Pb
2. Hydrargyrum Polusi Hg Darah, urine, rambut Keracuna Hg
(Merkuri)
3. Kadmium (Cd) Polusi Cd, makanan Feses, urine Gangguan
pernafasan, edema
emfisema paru
4. Alumunium (Al) Polusi Al Fibrosis paru
5. Barium (Ba) Polusi Ba Darah Iritasi perut,
kerusakan hati
6. Berilium (Be) Polusi Be Darah Kerusakan paru-paru
7. Besi (Fe) Polusi Fe Ginjal, hati,
keracunan Fe
8. Arsene (As) Polusi As, makanan Darah Iritasi saluran
makanan, luka di
hati dan ginjal
9. Kromium (Cr) Polusi Cr Darah, urine Kanker paru-paru,
kerusakan hati dan
ginjal
10. Kobald (Co) Polusi Co, makanan Darah, urine Anemia
11. Nikel (Ni) Polusi Ni Darah Bronkitis kronis,
serangan asma
12. Selenium (Se) Polusi Se Darah, rambut Hogdkins, kanker
kulit
13. Cufum (Cu) Polusi Cu Darah Muntah-muntah, rasa
panas di daerah
lambung

14. Arsenic Polusi Rambut Kelumpuhan,


gangguan
pencernaan
15. Asam Nitrat Konstaminasi HN03 Kulit, saluran Keracunan HN03
pencernaan,darah
16. Pestisida Cairan pestisida Urine Keracunan akut
17. Minyak Solar Pencemaran solar Kulit, darah Kanker kulit,
keracunan, iritasi
18. Asam Hidrochlric Kontaminasi HCL Kulit, mata Iritasi mata,
bronchitis kronis
19. Tembaga (Cu) Polusi Cu Kulit, mata Eksim pada kulit,
konjungtifitas pada
mata
20. Metanol Polusi Kulit, mata Iritasi

4
21. Amonia (NH3) Polusi NH3 Sluran pencenaan, Keracunan NH3
kulit
22. Asam Sulfat Pencemaran H2SO4 Kulit, mata Keracuna, iritasi
23. Avtur Polusi Kulit, mata Iritasi saluran mata,
gangguan
pencernaan
24. Cotinine Nicotine rokok Saliva, darah Kanker paru
25. DDE DDT Jaringan lemak Keracunan DDT
26. Aflatoxin Makanan tercemar Cairan tubuh Kanker hati
27. Kadmium Oksida Polusi kadmium Mulut,darah dan Kanker Prostat,
(Cd) (Inhalasi) Sistem Ekskresi Cedera Sel, Ginjal
(Ginjal)
28. Eksotoksin Makanan Tercemar Darah Gangguan Saluran
Pencernaan
29. Sianida (HCn) Polusi Sianida Inhalasi, Kulit, mulut Paru-Paru dan
dan mata kerusakan pada mata

30. Thalium Makanan Tercemar Kulit,Mulut Dan darah Kerusakan Ginjal,


Perubahan Sisten
Fungsi Endokrin
31. BakteriClostridium Keracunan Makanan Sistem Saraf Botulisme
Botulinum dan Injeksi
32. Chlor Inhalasi Paru-Paru Edema Paru
33. Chrom Absorbsi Melalui Mulut, Darah Kerusakan Hati
Kulit, Keracunan Akut

34. Amoniak (NH3) Polusi Amoniak Paru-paru, Edema Paru,


(Inhalasi) Mata,Inhalasi,Gastro Pneumonia
intestinal (tertelan)
35. Nikotin Inhalasi dan Injeksi Darah dan Urine Gangguan sistem
Saraf Pusat
36. Gas Karbon Polusi co, Inhalasi Pembuluh Darah, Jantung,Stroke dan
monoksida (co) Paru-paru Kanker
37. Bakteri Inhalasi,saluran Dahak Tuberkolosis Paru
Mycobacterium Pernapasan
Tubercolosis
38. Plasmodium Kulit Darah Malaria
39. Karbon Tetraklorida Polusi Karbon Inhalasi, Kulit,Mulut Kerusakan Sistem
Tetraklorida Dan Saraf Pusat, Hati,
Keracunan Akut Ginjal dan Pembuluh
darah
40. Hydrogen sulfide Polusi H2S Inhalasi Infeksi saluran
(H2S) pernapasan
41. Nitrogen oksida Polusi Nitrogen Inhalasi Infeksi saluran
(NO) oksida (dari kendaraan pernapasan,
bermotor) gangguan system
saraf

5
42. Hidrokarbon (HC) Polusi Hidrokarbon Inhalasi Asma, gangguan
(dari kendaraan hati, gangguan paru-
bermotor) paru, kanker
43. Entamoeba Makanan Feses Disentri
histolitytica
44. Asbes Tercemar dalam air Intestinal Asbestosis
minum (keracunan asbes)
45. Bakteri Salmonella Makanan Darah, feses Tifoid
thyphosa
46. Bakteri Vibrio kolera Makanan Feses Kolera
47. Organofosfat Pestisida Inhalasi, kulit, Keracunan
intestinal organofosfat
48. Karbamat Pestisida, insektisida Inhalasi, kulit, Keracunan karbamat
intestinal
49. Sakarin Makanan Kanker mukosa
kandung kemih
50. Siklamat Makanan Leukemia
51. Rhodamin B Makanan Kanker hati dan
gangguan
pencernaan
52. Boraks Pestisida dan makanan Merusak fungsi hati,
lemak, ginjal
53. Formalin Makanan Merusak hati, otak,
jantung, system saraf
pusat
54. HIV Injeksi, free sex, Darah AIDS
transmisi perinatal
55. Polychlorinated Polusi PCB Darah Karsinogenik
biphenyl (PCB)
56. Uranium Polusi uranium Inhalasi Karsinoma bronkus
57. Vinil clorida Polusi vinil clorida Inhalasi Hepatotoksik

E. Pemeriksaan Biomarker
Agar dapat memahami pemeriksaan biomarker kelompok kami menyimpulkan dari
sebuah artikel yaitu :
1. Lakukan pemeriksaan untuk mengetahui atau mendeteksi penyakit dan kondisi
lingkungan tersebut.
2. Lakukan keperluan diagnostik untuk mengetahui jenis penyakit apa yang di derita
dan dari mana virus yang terjangkit tersebut.
6
3. Lakukan pemantauan dan penilaian terhadap kondisi lingkungan tersebut dan
terhadap penyakit yang mungkin di derita tersebut.
4. Lakukan pendekatan terhadap kondisi lingkungan tersebut yang kurang bersih
atau kurang nyaman untuk masyarakat dan kenali penyakit apa yang dapat terjadi di
lingkungan tersebut.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Biomonitoring adalah alat yang penting untuk pencegahan penyakit. Ketika
hal ini dikombinasikan dengan usaha penelusuran penyakit, biomonitoring
memungkinkan petugas kesehatan masyarakat untuk mengerti dengan lebih baik
apa, dimana dan kapan keterpaparan terjadi, hal inilah yang dikaitkan dengan
faktor-faktor lingkungan. Secara umum istilah biomonitoring dipakai sebagai

7
alat/cara yang penting dan merupakan metode baru untuk menilai suatu dampak
pencemaran lingkungan.

Sedangkan Biomarker adalah semua zat, struktur, atau proses yang bisa diukur
dalam tubuh atau produk-produk serta pengaruhnya atau memprediksikan kejadian
dampak atau penyakit. Biomarker bisa dikelompokkan sebagai penanda
keterpaparan, penanda efek, dan penanda kerentanan. Jika biomarker diinginkan
dapat berkontribusi bagi penilaian risiko kesehatan lingkungan dan kerja, maka
biomarker-biomarker ini harus relevan dan absah.

B. Saran
Dengan adanya biomonitoring dan biomarker sebagai indikator perubahan
lingkungan, diharapkan dapat membantu untuk memberikan informasi penting bagi
instansi terkait. Selain itu dapat menambah efisiensi kinerja karena dapat memonitor
dan mengukur kesehatan lingkungan dengan baik. Maka dengan banyaknya manfaat
yang terdapat dengan adanya indikator ini diharapkan instansi yang
menggunakannya dapat membuat keputusan dengan sebaik mungkin serta dapat
memebantu kinerja instansi agar lebih baik lagi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Widyastuti, palupi. 2006. Bahaya Bahan Kimia pada Kesehatan Manusia dan
Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Cooper, chris. 2009. Materi Kimia Energi dan Reaksi. Bandung: The Brown
Reference

Tosepu, Ramadhan. 2012. Kesehatan Lingkungan. Surabaya : Erlangga

https://fadhilhayat.wordpress.com/2010/12/23/biomonitoring-biomarker-lingkungan/

Anonim. 2004. Development and Application of Biomarker/bioassay Proceduresfor


the Environmental Monitoring of Sea Lice Treatment Chemicals Used in Salmon
Farming. Access 09 Nopember 2004

Anda mungkin juga menyukai