Anda di halaman 1dari 16

“ RUANG LINGKUP MANAJEMEN BENCANA “

Oleh :
M. Antonio Nuh Vicasco (2130016013)
Perkembangan pandangan tentang bencana
dan paadigma manajemen bencana

 Pandangan Konvensional
Bencana merupakan sifat alam
Terjadinya bencana:
 kecelakaan (accident)
 Tidak dapat diprediksi
 Tidak menentu
 Tidak terhindarkan
 Tidak terkendali
Masyarakat dipandang sebagai ‘korban’ dan ‘penerima bantuan’ dari pihak luar.
 Pandangan Progresif
Menganggap bencana sebagai bagian dari
pembangunan masyarakat yang ‘normal’.
Bencana adalah masalah yang tidak pernah berhenti.
Peran sentral dari masyarakat adalah mengenali
bencana itu sendiri.
 Pandangan Ilmu Pengetahuan Alam
Bencana merupakan unsur lingkungan fisik yang
membahayakan kehidupan manusia. Karena kekuatan
alam yang luar biasa.
Proses geofisik, geologi dan hidrometeorologi
Tidak memperhitungkan manusia sebagai penyebab
bencana.
 Pandangan Ilmu Sosial
Fokus pada bagaimana tanggapan dan kesiapan
masyarakat menghadapi bahaya.
Ancaman adalah alami, tetapi bencana bukan alami.
Besaran bencana tergantung perbedaan tingkat
kerawanan masyarakat.
 Pandangan Ilmu Terapan
Besaran (magnitude) bencana tergantung besarnya
ketahanan atau kerusakan akibat bencana.
Pengkajian bencana ditujukan pada upaya
meningkatkan kekuatan fisik struktur bangunan
untuk memperkecil kerusakan.
 Pandangan Holistik
Menekankan pada ancaman (threat) dan kerentanan
(vulnerability), serta kemampuan masyarakat dalam
menghadapi risiko.
Gejala alam menjadi ancaman jika mengancam hidup
dan harta-benda.
Ancaman akan berubah menjadi bencana jika
bertemu dengan kerentanan.
Definisi Manajemen Bencana

Manajemen bencana menurut Nurjanah (2012:42)


sebagai Proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi
manajemen bencana seperti planning, organizing, actuating,
dan controling. Cara kerjanya meliputi pencegahan,
mitigasi, dan kesiapsiagaan tanggap darurat dan
pemulihan.
Prinsip manajemen bencana

Cepat dan tepat


Priotas
Koordinasi dan keterpaduan
Berdaya guna dan hasil Guna
Transparansi dan akuntabilitasKemitraan
Pemberdayaan
Nondiskriminatif
Nonproletisi
Definisi manajemen tanggap darurat

Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang


dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana
untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang
meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban,
harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan,
serta pemulihan prasarana dan sarana.
Definisi Manajemen pemulihan

• Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk


mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan
hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan
kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana dengan
melakukan upaya rehabilitasi.
Definisi Manajemen Logistik Dan
peralatan
 Dukunguan logistik dan peralatan yang dibutuhkan harus tepat waktu, tepat tempat, tepat jumlah, tepat
kualitas, tepat kebutuhan dan tepat sasaran, berdasarkan skala prioritas dan standar pelayanan.
 Sistem transportasi memerlukan improvisasi dan kreatifitas di lapangan, baik melalui darat, laut, sungai,
danau maupun udara.
 Distribusi logistik dan peralatan memerlukan cara-cara penyampaian yang khusus
 Inventarisasi kebutuhan, pengadaan, penyimpanan dan penyampaian sampai dengan pertanggungan
jawab logistik dan peralatan kepada yang terkena bencana memerlukan sistem manajemen khusus
 Koordinasi dan prioritas penggunaan alat transportasi yang terbatas.
 Kemungkinan bantuan dari pihak militer, kepolisian, badan usaha, lembaga swadaya masyarakat
maupun instansi terkait lainnya baik dari dalam maupun luar negeri, atas komando yang berwenang.
 Memperhatikan rantai pasokan yang efektif dan efisien.perhatikan dinamika pergerakan masyarakat
korban bencana.
KONTEKS GLOBAL MANAJEMEN
BENCANA
• Penanggulangan bencana adalah segala upaya kegiatan yang
dilakukan meliputi kegiatan pencegahan, mitigasi,
penyelamatan, rehabilitasi dan rekonstruksi baik sebelum, pada
saat maupun setelah bencana dan menghindarkan dari bencana yang
terjadi

• Tujuan : menyelamatkan kelangsungan kehidupan manusia,


mengurangi penderitaan korban dan meminimalkan kerugian
material
5 PRIORITAS WORLD
CONFERENCE ON DISASTER
REDUCTION
1. Meletakan pengurangan risiko bencana sebagai prioritas nasional maupun daerah
yang pelaksanaanya harus didukung oleh kelembagaan yang kuat

2. Mengidentifikasikan, mengkaji dan memantau risiko bencana serta menerapkan


sistem peringatan dini

3. Memanfaqatkan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun kesadaran


keselamatan diri dan ketahanan terhadap bencana pada semua tingkatan masyarakat

4. Mengurangi faktor2 penyebab risiko bencana

5. Memperkuat kesiapan menghadapi bencana pada semua tingkatan masyarakat agar


respon yang dilakukan lebih efektif
MANAJEMEN BENCANA DI
INDONESIA
SDM, dana dan program2 penanggulangan bencana masih diarahkan pada saat tanggap
darurat
Proses perubahan paradigma konvensional ke progresif dengan cara peningkatan
kemampuan dan kapasitas masyarakat :
1. Kesadaran masyarakat
2. Pemahaman ttg kerentanandan kemampuan mengukur kapasitas yang dimiliki
3. Kemampuan menilai risiko
4. Kemampuan merencanakan dan melakukan tindakan untuk mengurangu risiko
yang dimiliki
5. Kemampuan untuk memantau, mengevaluasi dan menjamin keberlangsungan
upaya pengurangan risiko sehingga dampak bencana dapat dikurangi atau dicegah

Anda mungkin juga menyukai