Anda di halaman 1dari 9

STANDAR DAN SISTEM MONITORING

BAHAN TOKSIK
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Toksikologi
Dosen pengampu : 1. Dr. Dra. Tjipto Rini, M.Kes
2. Agus Joko, SKM., MKKK
3. Dr. Wartiniyati, SKM., M.Kes

Disusun oleh:

Tingkat 1D3-B Kelompok 6

1. Juliandrey Dewanto (P23133016029)

2. Nabilla Alfath Eka Putri

3. Putri Widiawati Zalfa

4. Revalina Norviatinnisa

5. Septina Putrika Utami

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Jakarta, 2020
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang


telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani, sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah mata kuliah Toksikologi dengan baik tepat pada
waktunya. Sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Besar Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beserta keluarganya, sahabatnya dan para
pengikutnya.

Sekilas tentang isi dari makalah ini yaitu membahas tentang Parameter
Toksisitas dan Penilaian Keamanan Bahan Kimia. Semoga dengan adanya
makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan kami bisa
mengaplikasikannya.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Toksikologi. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang turut serta dalam pembuatan makalah ini.

Selain itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak
yang harus diperbaiki, maka dari itu saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

Jakarta, Februari 2020

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
1.1. Latar Belakang.......................................................................................3

1.2. Rumusan Masalah..................................................................................3

1.3. Tujuan....................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.1 Nilai Ambang Batas Toksik...................................................................4

2.2 Biological Expossures Indicase ............................................................5

2.3 Sistem Monitoring Bahan – Bahan Beracun..........................................5

Daftar Pustaka......................................................................................................15

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Monitoring lingkungan dan biomonitoring merupakan pemantauan terhadap efek toksin


pada manusia dan untuk mengevaluasi suatu paparan bahan kimia terhadap manusia, tergantung
dari faktor sifat fisikokimia suatu bahan, kebersihan diri manusia itu sendiri serta beberapa faktor
biologi antara lain umur dan jenis kelamin. Monitoring lingkungan dilakukan untuk menilai
paparan bahan kimia terhadap manusia sedangkan efek biologi pada manusia dapat dilakukan
dengan biomonitoring.
Keuntungan dari pemakaian metode ini adalah terkaitnya bahan kimia secara sistematik
yang dapat dipakai untuk memperkirakan risiko yang terjadisecara sederhana dan ringkas.
Keunggulan menggunakan kedua monitoring tersebut adalah kecocokan/kesamaan prediksi
paparan bahan kimia pada manusia dan efek biologi yang terjadi sehingga mudah dalam
melakukan pencegahan gangguan kesehatan baik secara akut maupun kronis. Contoh monitoring
lingkungan pada petani jeruk terhadap pemakaian pestisida dan biomonitoring dengan pengujian
kadar cholinesterase darah pada petani tersebut. Biomonitoring mempelajari kandungan bahan
kimia di dalam tubuh manusia dan efek biologi dari bahan kimia tersebut dipakai metode
pemantauan biologi (biological monitoring). Materi dalam makalah ini membahas meliputi:
1. Monitoring Lingkungan dan biomonitoring
2. Macam biomonitoring
3. Pengujian cholinesterase
4. Pengujian logam berat

1.2. Rumusan Masalah

1) Definisi Monitoring lingkungan dan biomonitoring?


2) Apa saja macam biominotoring?
3) Apa saja nilai ambang batas toksik?
1.3. Tujuan

1) Untuk mengetahui dan memahami definisi Monitoring lingkungan dan biomonitoring


2) Untuk mengetahui dan memahami macam biominotoring
3) Untuk mengetahui dan memahami penilaian ambang batas toksik

3
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Nilai Ambang Batas (NAB)

Penetapan secara akurat nilai ambang batas dengan tanpa memberikan suatu efek,
tergantung pada beberapa faktor di bawah ini, yaitu:
1. Ukuran sampel dan replikasi (pengulangan) pengambilan sampel.
2. Jumlah endpoint (titik akhir) yang diamati.
3. Jumlah dosis atau konsentrasi bahan toksik.
4. Kemampuan untuk mengukur endpoint.
5. Keragaman intrinsik dari endpoint dalam populasi binatang percobaan.
6. Metode statistik yang digunakan.
2.2 Biological Expossure Indices

Biomonitoring (Biological Monitoring) merupakan salah satu sarana untuk menilai paparan
dan risiko kesehatan bagi para pekerja, yang membutuhkan pengukuran konsentrasi bahan kimia
yang terpapar pada media biologis pekerja, yang merupakan indikator penyerapan bahan kimia
tersebut. Nilai acuam yang digunakan sebagai acuan hasil pemeriksaan biomonitoring disebut
BEIs, Biological Exposure Indices, atau biasa juga disebut dengan Indeks Paparan
Biologik.Biomonitoring adalah pemantauan secara langsung kondisi batas paparan bahaya kimia
terhadap para pekerja. Paparan bahaya kimia secara umum terjadi melalui proses inhalasi
maupun absorbsi, yang terjadi sedikit demi sedikit dari material-material yang digunakan di
dalam proses produksi kepada para pekerja terkait. Informasi ini sangat berguna bagi perusahaan
untuk menghindari risiko sakit penyakit para pekerja dan menentukan tindakan terhadap pekerja
yang telah melewati ambang batas paparan serta menetapkan tindakan pengendalian.

Beberapa paparan bahaya kimia yang dapat kami pantau meliputi:

1. Timbal, Pb dalam darah

2. Merkuri, Hg dalam darah dan urin

3. Cadmium, Cd dalam darah

4. Arsenik, As dalam urin

4
5. Benzene dalam urin

6. Toluen dalam urin

7. Xylen dalam urin

8. Bahaya kimia logam dan organik lainnya.

2.3 Sistem Monitoring Bahan – Bahan Beracun

Pada umumnya penilaian paparan bahan kimia terhadap manusia adalah dengan cara pemantauan
lingkungan. Telah diketahui bahwa untuk mengevaluasi suatu paparan bahan kimia terhadap manusia,
tergantung dari faktor sifat fisikokimia suatu bahan, higiene manusia itu sendiri serta beberapa faktor
biologi antara lain umur dan jenis kelamin. Untuk mempelajari kandungan bahan kimia di dalam tubuh
manusia dan efek biologi dari bahan kimia tersebut dipakai metode pemantauan biologi (biological
monitoring). Keuntungan dari pemakaian metode ini adalah terkaitnya bahan kimia secara sistematik
yang dapat dipakai untuk memperkirakan risiko yang terjadi. Secara umum tujuan dari kegiatan
pemantauan biologi adalah sama dengan pemantauan ambien yaitu mencegah terjadinya paparan
bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik secara akut maupun kronis.

Biomonitoring adalah pengujian sampel dari manusia, seperti darah dan air kemih, untuk mengetahui
metabolisme kimiawi. Kapasitas ini adalah kunci dari fungsi inti untuk efektivitas sebuah laboratorium
kesehatan masyarakat. Tanpa biomonitoring, diagnosis dan pengobatan terhadap paparan bahan kimia
dapat tertunda.

Biomonitoring adalah alat yang penting untuk pencegahan penyakit. Ketika hal ini dikombinasikan
dengan usaha penelusuran penyakit, biomonitoring memungkinkan petugas kesehatan masyarakat
untuk mengerti dengan lebih baik apa, dimana dan kapan keterpaparan terjadi, hal inilah yang dikaitkan
dengan faktor-faktor lingkungan.

Dalam hubungannya dengan risiko terhadp kesehatan, pendekatan pemantauan biologi dan
pemantauan ambien terhadap risiko kesehatan dapat dinilai dengan beberapa cara. Cara tersebut
antara lain membandingkan hasil perhitungan parameter dengan nilai perkiraan maksimum yang
diperkenankan yaitu Treshold Limit Value (TLV) atau Biological Limit Value (BLV).

Seperti halnya pemantauan ambien maka pemantauan biologi suatu paparan merupakan aktifitas
pencegahan yang sangat penting dan mendeteksi efek akibat bahan kimia. Hal ini disebut sebagai
aktifitas survailen kesehatan (health surveillance). Khusus untuk petanda biologi yang peka (sensitive
biological marker), suatu pemantauan biologi bertujuan untuk mendeteksi tanda keracunan secara dini
sebagai aktifitas pencegahan.

Pemantauan ambien dipraktekkan untuk memperkirakan paparan eksternal dari suatu bahan kimia,
sedangkan pemantauan biologi secara langsung dapat untuk menilai jumlah bahan kimia yang diserap
organisme (dosis internal). Dosis internal mempunyai arti yang berbeda tergantung dari sifat parameter
biologi dan keadaan waktu dilakukan penghitungan.

5
Dosis aktif biologi merupakan jumlah total atau sebagian dari bahan kimia yang diserap, bahan kimia
yang disimpan di dalam tubuh dan bahan kimia yang berada di dalam target sasaran (dosis target).
Dengan demikian pemantauan biologi berguna pula untuk memperkirakan dosis internal.

Pemantauan biologi dipakai untuk mengidentifikasi suatu paparan bahan kimia yang bekerja secara
sistemik pada organisme. Untuk menilai risiko kesehatan dari suatu bahan kimia yang masuk tubuh lebih
efektif memakai cara pemantauan biologi. Bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh melalui kulit,
saluran pencernaan dan pernapasan yang bersumber dari tempat kerja dan lingkungan lainnya dapat
dilakukan dengan pemantauan biologi.

Dalam rangka analisis keadaan lingkungan, masalah indikator biologis perlu diketahui dan ditentukan.
Indikator biologis dalam hal ini merupakan petunjuk ada-tidaknya kenaikan keadaan lingkungan dari
garis dasar, melalui analisis kandungan logam atau kandungan senyawa kimia tertentu yang terdapat di
dalam hewan maupun tanaman, atau suatu hasil dari hewan (susu, keju) atau tanaman (buah, umbi).
Indikator biologis dapat ditentukan dari hewan atau tanaman yang terletak pada daur pencemaran
lingkungan sebelum sampai kepada manusia.

Untuk mengukur bahan kimia atau metabolik umumnya digunakan media biologi. Media biologi yang
sering dipakai adalah urine, darah, udara alveolus. Sedangkan media biologi yang jarang dipakai untuk
pengukuran bahan kimia atau metabolik adalah ASI, lemak, air liur, rambut, kuku, gigi dan plasenta.
Pada umumnya urine dipakai sebagai media untuk mengukur bahan kimia anorganik dan organik yang
mudah larut dalam air. Darah dipakai sebagai media untuk sebagian besar bahan kimia anorganik dan
organik yang sukar dilakukan biotransformasi, sedangkan udara alveolus dipakai untuk bahan yang
mudah menguap.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pengukuran suatu parameter dan waktu pengambilan
sampel adalah:

1. Sifat fisiko-kimia dari bahan

2. Kondisi paparan

3. Parameter toksokinetik: distribusi, biotransformasi dan eliminasi

4. Sensitivitas dari metode analisis

5. Gangguan kesehatan

6. Dosis organ (besar dosis pada organ)

7. Dosis target (besar dosis pada sasaran)

Sebagai contoh adalah Cadmium dalam darah merupakan logam berat yang secara umum dapat
mengganggu kesehatan. Tetapi cadmium dalam urine merupakan indikator yang baik terakumulasinya
logam berat tersebut di dalam ginjal. Berdasarkan selektifitas dari pemeriksaan bahan kimia atau
metabolitnya, maka pemeriksaan dapat bersifat selektif dan non selektif. Pemeriksaan yang selektif
untuk bahan-bahan kimia tunggal sedangkan pemeriksaan non selektif untuk gabungan bahan kimia.
Pemantauan biologi dapat pula berisi gas invasif dan non invasif. Pemeriksaan invasif memerlukan

6
misalnya sampel darah dan sampel jaringan, sedangkan yang non invasif hanya memerlukan sampel
urine, udara alveolus dan kuku.

Selain uji pengukuran bahan kimia atau metabolit di dalam media biologi ada tes lain yang termasuk uji
biologi yaitu:

1. Uji yang didasarkan pada tidak adanya kelainan biologi, contoh: pengukuran aktifitas eritrosit
cholinesterase

2. Uji pengukuran bahan kimia yang terikat pada molekul sasaran, contoh: uji karboksi haemoglobin
pada masyarakat sekitar industri

Secara umum istilah biomonitoring dipakai sebagai alat/cara yang penting dan merupakan metode baru
untuk menilai suatu dampak pencemaran lingkungan.Istilah yang lebih spesifik adalah monitoring biologi
(Biological Monitoring). Di dalam praktek penggunaan monitoring biologi (MB) adalah untuk memonitor
populasi yang terpapar oleh bahan polutan di tempat kerja maupun di lingkungan.

Kegiatan monitoring dapat dipakai untuk mengevaluasi risiko kesehatan yang berhubungan dengan
bahan polutan. Dikenal ada 3 jenis monitoring yaitu:

1. Monitoring ambien untuk menilai risiko kesehatan. Monitoring ambien tersebut digunakan untuk
memonitor paparan eksternal dari bahan kimia untuk mengetahui berapa kadar bahan kimia di dalam
air, makanan, dan udara. Risiko kesehatan dapat diperkirakan (diprediksi) berdasarkan batas paparan
lingkungan, misalnya Treshold Limit Value (TLV) dan Time Weighted Average (TWA) dari suatu paparan.

2. Monitoring biologi dari paparan (MB paparan). Monitoring biologi suatu paparan adalah pemantauan
suatu bahan yang mengadakan penetrasi ke dalam tubuh dengan efek sistemik yang membahayakan.
Monitoring biologi dari suatu paparan dapat dipakai untuk mengevaluasi risiko kesehatan. Monitoring
biologi tersebut dilaksanakan dengan memonitor dosis internal dari bahan kimia, misalnya jumlah dosis
efektif yang diserap oleh organisme. Risiko terhadap kesehatan diprediksi dengan membandingkan nilai
observasi dari parameter biologi dengan Biological Limit Value (BLV) dan/atau Biological Exposure Index
(BEI).

3. Monitoring biologi dari efek toksikan (health surveillance). Tujuan monitoring biologi dari efek
toksikan adalah memprediksi dosis internal untuk menilai hubungannya dengan risiko kesehatan,
mengevaluasi status kesehatan dari individu yang terpapar dan mengidentifikasi tanda efek negatif
akibat suatu paparan, misalnya kelainan fungsi

7
DAFTAR PUSTAKA

Mukono, H.J. 2005. Toksikologi Lingkungan.Surabaya: Airlangga University Press.

https://pramatek.co.id/homebiomonitoring/

Academia.edu

Anda mungkin juga menyukai