BAHAN TOKSIK
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Toksikologi
Dosen pengampu : 1. Dr. Dra. Tjipto Rini, M.Kes
2. Agus Joko, SKM., MKKK
3. Dr. Wartiniyati, SKM., M.Kes
Disusun oleh:
4. Revalina Norviatinnisa
Sekilas tentang isi dari makalah ini yaitu membahas tentang Parameter
Toksisitas dan Penilaian Keamanan Bahan Kimia. Semoga dengan adanya
makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan kami bisa
mengaplikasikannya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Toksikologi. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang turut serta dalam pembuatan makalah ini.
Selain itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak
yang harus diperbaiki, maka dari itu saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan agar kedepannya bisa lebih baik lagi.
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
1.1. Latar Belakang.......................................................................................3
1.3. Tujuan....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.1 Nilai Ambang Batas Toksik...................................................................4
Daftar Pustaka......................................................................................................15
ii
BAB I PENDAHULUAN
3
BAB II PEMBAHASAN
Penetapan secara akurat nilai ambang batas dengan tanpa memberikan suatu efek,
tergantung pada beberapa faktor di bawah ini, yaitu:
1. Ukuran sampel dan replikasi (pengulangan) pengambilan sampel.
2. Jumlah endpoint (titik akhir) yang diamati.
3. Jumlah dosis atau konsentrasi bahan toksik.
4. Kemampuan untuk mengukur endpoint.
5. Keragaman intrinsik dari endpoint dalam populasi binatang percobaan.
6. Metode statistik yang digunakan.
2.2 Biological Expossure Indices
Biomonitoring (Biological Monitoring) merupakan salah satu sarana untuk menilai paparan
dan risiko kesehatan bagi para pekerja, yang membutuhkan pengukuran konsentrasi bahan kimia
yang terpapar pada media biologis pekerja, yang merupakan indikator penyerapan bahan kimia
tersebut. Nilai acuam yang digunakan sebagai acuan hasil pemeriksaan biomonitoring disebut
BEIs, Biological Exposure Indices, atau biasa juga disebut dengan Indeks Paparan
Biologik.Biomonitoring adalah pemantauan secara langsung kondisi batas paparan bahaya kimia
terhadap para pekerja. Paparan bahaya kimia secara umum terjadi melalui proses inhalasi
maupun absorbsi, yang terjadi sedikit demi sedikit dari material-material yang digunakan di
dalam proses produksi kepada para pekerja terkait. Informasi ini sangat berguna bagi perusahaan
untuk menghindari risiko sakit penyakit para pekerja dan menentukan tindakan terhadap pekerja
yang telah melewati ambang batas paparan serta menetapkan tindakan pengendalian.
4
5. Benzene dalam urin
Pada umumnya penilaian paparan bahan kimia terhadap manusia adalah dengan cara pemantauan
lingkungan. Telah diketahui bahwa untuk mengevaluasi suatu paparan bahan kimia terhadap manusia,
tergantung dari faktor sifat fisikokimia suatu bahan, higiene manusia itu sendiri serta beberapa faktor
biologi antara lain umur dan jenis kelamin. Untuk mempelajari kandungan bahan kimia di dalam tubuh
manusia dan efek biologi dari bahan kimia tersebut dipakai metode pemantauan biologi (biological
monitoring). Keuntungan dari pemakaian metode ini adalah terkaitnya bahan kimia secara sistematik
yang dapat dipakai untuk memperkirakan risiko yang terjadi. Secara umum tujuan dari kegiatan
pemantauan biologi adalah sama dengan pemantauan ambien yaitu mencegah terjadinya paparan
bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik secara akut maupun kronis.
Biomonitoring adalah pengujian sampel dari manusia, seperti darah dan air kemih, untuk mengetahui
metabolisme kimiawi. Kapasitas ini adalah kunci dari fungsi inti untuk efektivitas sebuah laboratorium
kesehatan masyarakat. Tanpa biomonitoring, diagnosis dan pengobatan terhadap paparan bahan kimia
dapat tertunda.
Biomonitoring adalah alat yang penting untuk pencegahan penyakit. Ketika hal ini dikombinasikan
dengan usaha penelusuran penyakit, biomonitoring memungkinkan petugas kesehatan masyarakat
untuk mengerti dengan lebih baik apa, dimana dan kapan keterpaparan terjadi, hal inilah yang dikaitkan
dengan faktor-faktor lingkungan.
Dalam hubungannya dengan risiko terhadp kesehatan, pendekatan pemantauan biologi dan
pemantauan ambien terhadap risiko kesehatan dapat dinilai dengan beberapa cara. Cara tersebut
antara lain membandingkan hasil perhitungan parameter dengan nilai perkiraan maksimum yang
diperkenankan yaitu Treshold Limit Value (TLV) atau Biological Limit Value (BLV).
Seperti halnya pemantauan ambien maka pemantauan biologi suatu paparan merupakan aktifitas
pencegahan yang sangat penting dan mendeteksi efek akibat bahan kimia. Hal ini disebut sebagai
aktifitas survailen kesehatan (health surveillance). Khusus untuk petanda biologi yang peka (sensitive
biological marker), suatu pemantauan biologi bertujuan untuk mendeteksi tanda keracunan secara dini
sebagai aktifitas pencegahan.
Pemantauan ambien dipraktekkan untuk memperkirakan paparan eksternal dari suatu bahan kimia,
sedangkan pemantauan biologi secara langsung dapat untuk menilai jumlah bahan kimia yang diserap
organisme (dosis internal). Dosis internal mempunyai arti yang berbeda tergantung dari sifat parameter
biologi dan keadaan waktu dilakukan penghitungan.
5
Dosis aktif biologi merupakan jumlah total atau sebagian dari bahan kimia yang diserap, bahan kimia
yang disimpan di dalam tubuh dan bahan kimia yang berada di dalam target sasaran (dosis target).
Dengan demikian pemantauan biologi berguna pula untuk memperkirakan dosis internal.
Pemantauan biologi dipakai untuk mengidentifikasi suatu paparan bahan kimia yang bekerja secara
sistemik pada organisme. Untuk menilai risiko kesehatan dari suatu bahan kimia yang masuk tubuh lebih
efektif memakai cara pemantauan biologi. Bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh melalui kulit,
saluran pencernaan dan pernapasan yang bersumber dari tempat kerja dan lingkungan lainnya dapat
dilakukan dengan pemantauan biologi.
Dalam rangka analisis keadaan lingkungan, masalah indikator biologis perlu diketahui dan ditentukan.
Indikator biologis dalam hal ini merupakan petunjuk ada-tidaknya kenaikan keadaan lingkungan dari
garis dasar, melalui analisis kandungan logam atau kandungan senyawa kimia tertentu yang terdapat di
dalam hewan maupun tanaman, atau suatu hasil dari hewan (susu, keju) atau tanaman (buah, umbi).
Indikator biologis dapat ditentukan dari hewan atau tanaman yang terletak pada daur pencemaran
lingkungan sebelum sampai kepada manusia.
Untuk mengukur bahan kimia atau metabolik umumnya digunakan media biologi. Media biologi yang
sering dipakai adalah urine, darah, udara alveolus. Sedangkan media biologi yang jarang dipakai untuk
pengukuran bahan kimia atau metabolik adalah ASI, lemak, air liur, rambut, kuku, gigi dan plasenta.
Pada umumnya urine dipakai sebagai media untuk mengukur bahan kimia anorganik dan organik yang
mudah larut dalam air. Darah dipakai sebagai media untuk sebagian besar bahan kimia anorganik dan
organik yang sukar dilakukan biotransformasi, sedangkan udara alveolus dipakai untuk bahan yang
mudah menguap.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pengukuran suatu parameter dan waktu pengambilan
sampel adalah:
2. Kondisi paparan
5. Gangguan kesehatan
Sebagai contoh adalah Cadmium dalam darah merupakan logam berat yang secara umum dapat
mengganggu kesehatan. Tetapi cadmium dalam urine merupakan indikator yang baik terakumulasinya
logam berat tersebut di dalam ginjal. Berdasarkan selektifitas dari pemeriksaan bahan kimia atau
metabolitnya, maka pemeriksaan dapat bersifat selektif dan non selektif. Pemeriksaan yang selektif
untuk bahan-bahan kimia tunggal sedangkan pemeriksaan non selektif untuk gabungan bahan kimia.
Pemantauan biologi dapat pula berisi gas invasif dan non invasif. Pemeriksaan invasif memerlukan
6
misalnya sampel darah dan sampel jaringan, sedangkan yang non invasif hanya memerlukan sampel
urine, udara alveolus dan kuku.
Selain uji pengukuran bahan kimia atau metabolit di dalam media biologi ada tes lain yang termasuk uji
biologi yaitu:
1. Uji yang didasarkan pada tidak adanya kelainan biologi, contoh: pengukuran aktifitas eritrosit
cholinesterase
2. Uji pengukuran bahan kimia yang terikat pada molekul sasaran, contoh: uji karboksi haemoglobin
pada masyarakat sekitar industri
Secara umum istilah biomonitoring dipakai sebagai alat/cara yang penting dan merupakan metode baru
untuk menilai suatu dampak pencemaran lingkungan.Istilah yang lebih spesifik adalah monitoring biologi
(Biological Monitoring). Di dalam praktek penggunaan monitoring biologi (MB) adalah untuk memonitor
populasi yang terpapar oleh bahan polutan di tempat kerja maupun di lingkungan.
Kegiatan monitoring dapat dipakai untuk mengevaluasi risiko kesehatan yang berhubungan dengan
bahan polutan. Dikenal ada 3 jenis monitoring yaitu:
1. Monitoring ambien untuk menilai risiko kesehatan. Monitoring ambien tersebut digunakan untuk
memonitor paparan eksternal dari bahan kimia untuk mengetahui berapa kadar bahan kimia di dalam
air, makanan, dan udara. Risiko kesehatan dapat diperkirakan (diprediksi) berdasarkan batas paparan
lingkungan, misalnya Treshold Limit Value (TLV) dan Time Weighted Average (TWA) dari suatu paparan.
2. Monitoring biologi dari paparan (MB paparan). Monitoring biologi suatu paparan adalah pemantauan
suatu bahan yang mengadakan penetrasi ke dalam tubuh dengan efek sistemik yang membahayakan.
Monitoring biologi dari suatu paparan dapat dipakai untuk mengevaluasi risiko kesehatan. Monitoring
biologi tersebut dilaksanakan dengan memonitor dosis internal dari bahan kimia, misalnya jumlah dosis
efektif yang diserap oleh organisme. Risiko terhadap kesehatan diprediksi dengan membandingkan nilai
observasi dari parameter biologi dengan Biological Limit Value (BLV) dan/atau Biological Exposure Index
(BEI).
3. Monitoring biologi dari efek toksikan (health surveillance). Tujuan monitoring biologi dari efek
toksikan adalah memprediksi dosis internal untuk menilai hubungannya dengan risiko kesehatan,
mengevaluasi status kesehatan dari individu yang terpapar dan mengidentifikasi tanda efek negatif
akibat suatu paparan, misalnya kelainan fungsi
7
DAFTAR PUSTAKA
https://pramatek.co.id/homebiomonitoring/
Academia.edu