Dosen Pembimbing :
Disusun Kelompok 2 :
Jl. Hang Jebat III No.4 No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kec. Kby. Baru, Kota
Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
2021
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul tentang “STANDAR DAN SISTEM
MONITORING BAHAN TOKSIK” yang merupakan salah satu tugas untuk
mata kuliah Toksikologi Lingkungan pada semester ketiga.
Kami juga berterimakasih kepada Ibu DR. Dra. Tjiptorini, M.Kes. yang
telah memberikan tugas makalah ini sehingga pengetahuan penulis dalam
penulisan makalah ini semakin bertambah dan hal itu sangat bermanfaat bagi
penulis di kemudian hari.
Jakarta, 2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
Biomonitoring adalah pengujian sampel dari manusia, seperti darah dan air
kemih, untuk mengetahui metabolisme kimiawi. Kapasitas ini adalah kunci dari
fungsi inti untuk efektivitas sebuah laboratorium kesehatan masyarakat. Tanpa
biomonitoring, diagnosis dan pengobatan terhadap paparan bahan kimia dapat
tertunda. Biomonitoring adalah alat yang penting untuk pencegahan penyakit.
Ketika hal ini dikombinasikan dengan usaha penelusuran penyakit, biomonitoring
memungkinkan petugas kesehatan masyarakat untuk mengerti dengan lebih baik
apa, dimana dan kapan keterpaparan terjadi, hal inilah yang dikaitkan dengan
faktor-faktor lingkungan.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1.1. Pengertian
Indeks pemaparan biologis, indikator biologis (determinant) pada
pemantauan biologis dari spesimen pekerja dalam kondisi sehat dan terpajan
bahan kimia pada waktu bekerja dengan beban kerja dan aktifitas kerja yang
dihasilkan oleh pemaparan akut dan atau kronis ke agent agent kimia. Pemaparan
Akut didefinisikan sebagai satu pemaparan tunggal atau berkali-kali dalam satu
system biologi absorpsi melebihi metabolisme dan atau ekskresi atau bila satu
agent menghasilkan effek-effek toksis yang irreversible atau apabila disana ada
waktu yang cukup untuk satu sistem untuk kembali dari effek toksis dalam
interval frekwensi pemaparan. Dalam tanda-tanda khas dari sifat racun suatu agent
kimia khusus terbukti bahwa dibutuhkan informasi tidak hanya untuk pengaruh-
pengaruh dosis tunggal (akut) dan jangka lama (KRONIS), tetapi juga untuk
pemaparan jangka pendek (satu minggu atau lebih) ataupun subkronik (biasanya :
Ada 3 tipe paparan efek toksik Organ tubuh yang spesifik dapat
menjadi sasaran zat kimia terntentu atau beberapa bagian tubuh. Akibat yang
2
ditimbulkan efekmerugikan tersebut bergantung tidak pada hanya zat kimia ketika
seseorang terpapar, tetapi juga pada tipe paparan dan derajat paparannya.
pada pemaparan berulang atau berkelanjutan terhadap suatu zat kimia dalam
3. Pemaparan subkronis Berlangsung lebih lama dari pemaparan akut tetapi lebih
Respons timbul karena adanya bahan kimia yang diberikan dan respons
kuantitatif untuk mengukur secara tepat toksisitas dari suatu bahan kimia. Dosis-
respons dinyatakan dengan suatu indek Lethal Dosis (LD50) dan Lethal
Concentration (LC50). LD50 adalah dosis tunggal dari suatu zat yang secara
percobaan selama 14 hari paparan. Sebagai contoh LD50 dari Acrylamid adalah
124 ppm, artinya pada konsentrasi 124 ppm 50% dari binatang percobaan mati
3
• LD50 berarti dosis mematikan yang dinyatakan dalam mg/kg massa tubuh,
yang mungkin menyebabkan kematian dalam 14 hari untuk 50% hewan yang
50% hewan yang diuji, yang diberikan melalui penghirupan debu atau kabut
atau uap.
Efek dari keracunan bisa bersifat akut dan kronik. Efek akut adalah
efek yang segera muncul pada saat terpapar atau terkena bahan toksit, dan akan
satu dari dua bahan tidakmenimbulkan toksik, namun ketika terjadi paparan kedua
bahan tersebut, efek toksik dari bahan yang aktif akan meningkat. Kondisi
sinergistik dua bahan yang mempunyai sifat toksiksama atau salah satu bahan
memperkuat bahan yang lain, maka efek toksik yang dihasilkanlebih bahaya.
4
toksik yang dihasilkan rendah/ringan. Toleransi merupakan keadaan yang ditandai
olehmenurunnya reaksi terhadap efek toksik suatu bahan kimia tertentu. Biasanya
Yaitu suatu nilai panduan untuk menilai hasil pemantauan biologis yang
sarana untuk menilai paparan dan resiko kesehatan bagi para pekerja, yang
biomonitoring disebut BEIs, Biological Exposure Indices, atau yang biasa juga
secara langsung kondisi batas paparan bahan kimia terhadap pekerja. Paparan
bahaya kimia secara umum terjadi melalui inhalasi maupun absorpsi, yang terjadi
produksi kepada para pekerja terkait. Informasi ini sangat berguna bagi
perusahaam untuk menghindari risiko sakit penyakit para pekerja dan menentukan
tindakan terhadap pekerja yang telah melewati ambang batas paparan serta
5
2.1.3. Jenis Paparan Bahan Kimia
Beberapa paparan bahaya kimia, meliputi :
Timbal merupakan salah satu logam berat yang sangat berbahaya apabila
masuk ke dalam tubuh manusia. Timbal dapat masuk ke dalam tubuh manusia
melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan dan kulit. Efek toksin timbal dapat
menyebabkan gangguan terhadap sistem saraf, saluran pencernaan dan merusak
fungsi ginjal. Apabila timbal masuk ke dalam tubuh manusia melebihi batas yang
telah ditentukan dan dengan konsentrasi yang tinggi, maka timbal akan
menyebabkan keracunan bagi manusia dan faktor yang dapat mempengaruhi
kadar timbal dalam darah yaitu umur, lama kerja, kebiasaan merokok, penggunaan
alat pelindung diri (APD), jenis kelamin, jenis pekerjaan dan faktor genetik.
6
gangguan pada organ, seperti jantung dan otak. Keracunan merkuri sering terjadi
akibat mengonsumsi makanan yang mengandung merkuri atau menghirup gas
merkuri.
Secara umum gejala keracunan kadmium pada manusia baik secara akut
maupun kronis dapat mengakibatkan gangguan pada sistem pernafasan, kerusakan
pada fungsi organ hati dan ginjal, perdarahan, gangguan terhadap pertumbuhan
tulang yang menyebabkan kerapuhan tulang.
7
4. Arsenik, As dalam urin
Selain melalui air tanah, keracunan arsenik juga dapat disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu:
Keracunan arsenik dapat dialami oleh siapa saja. Akan tetapi, ada beberapa
faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami keracunan arsenik,
yaitu: bekerja atau menetap di sekitar lingkungan industri dan menetap di daerah
tempat pembuangan limbah industry
8
5. Benzena dalam urin
Gejala dan keparahan keracunan benzena bervariasi tergantung pada jenis dan
durasi paparan. Keracunan benzena dapat terjadi ketika senyawa ini tertelan,
terhirup, atau kontak dengan kulit.
Benzena adalah zat mudah terbakar, beraroma manis, dan berasal dari minyak
bumi yang terjadi secara alami maupun sintetis. Benzena merupakan bahan kimia
mudah menguap. Uap senyawa ini lebih berat dari udara sehingga cenderung
berada di dekat permukaan tanah.
9
Toluen memiliki dampak kesehatan dengan tingkat keparahan tinggi dan jika
terhirup dalam jangka panjang akan menyebabkan dampak kesehatan yang serius.
Keracunan akut toluen melalui inhalasi dapat menyebabkan iritasi saluran
pernapasan disertai batuk dan pilek (nasal discharge).
10
Sedangkan efek jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan otak
permanen dan kerusakan hati, ginjal dan sistem saraf pusat. Beberapa merek
spidol juga mengandung propyl alcohol yang tidak terlalu beracun tetapi dapat
mengiritasi mata, hidung dan tenggorokan. Jika kandungan xylene pada spidol
masuk ke paru-paru, hal itu dapat menyebabkan luka serius pada paru-paru atau
bahkan adanya kematian. Jika xylene dihirup dalam jumlah yang kecil, Anda
mungkin akan mengalami batuk, tersedak, sesak napas, warna kulit membiru, dan
peningkatan denyut jantung jadi lebih cepat.
11
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Biomonitoring (Biological Monitoring) merupakan salah satu sarana untuk
menilai paparan dan resiko kesehatan bagi para pekerja, yang membutuhkan
pengukuran konsentrasi bahan kimia yang terpapar pada media biologis pekerja,
akut dan atau kronis ke agent agent kimia. Pemaparan Akut didefinisikan sebagai
satu pemaparan tunggal atau berkali-kali dalam satu waktu yan singkat (sama
disebut BEIs, Biological Exposure Indices, atau yang biasa juga disebut dengan
kondisi batas paparan bahan kimia terhadap pekerja. Terdapat hal yang perlu
dilakukan untuk mengurangi kadar bahan kimia, yaitu dengan cara pemantauan
merkuri, Hg dalam darah dan urin, Cadmium dalam darah, Arsenik dalam urin,
12
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat, Adi. 2019. Dampak Terpapar Toluena Terhadap Kadar Asam Hipurat
Urin Pada Pekerja Pengecatan Oven Otomotif. Jurnal Penelitian Kesmasy.
VOL. 1 NO. 2.
https://id.scribd.com/document/445349715/biological-exposure-indices-docx
diakses pada Jumat, 8 Oktober 2021 pukul 12.00 WIB.
https://id.scribd.com/document/452479983/STANDAR-DAN-SISTEM-
MONITORING-BAHAN-TOKSIK diakses pada Jumat, 8 Oktober 2021
pukul 12.20 WIB.
https://icel.or.id/isu/kontaminasi-kadmium-dampak-kesehatan-dan-keamanan-
pangan-pembelajaran-dari-cina/
13