Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

Anatomi Fisiologi Jantung

Diajukan Sebagai

Tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi

Oleh :

1. Alicia Claudia (P21335120004)

2. Dea Syakilla Syafitri (P21335120009)

3. Muhammad Ardaffa (P21335120023)

Dosen Pembimbing :

Endang Uji Wahyuni, SKM. MKM

DR. Dra. Tjiptorini, M. Kes

Dr. Corazon

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II

PROGRAM STUDI DIV KESEHATAN LINGKUNGAN

Jl. Hang Jebat III No.4 No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kec. Kby. Baru, Kota
Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120

2021
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada Penulis sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul tentang “ANATOMI FISIOLOGI
JANTUNG” yang merupakan salah satu tugas untuk mata kuliah Anatomi
Fisiologi pada semester kedua.

Kami juga berterimakasih kepada Ibu Endang Uji Wahyuni, SKM. MKM.
Ibu DR. Dra. Tjiptorini, M.Kes. dan Ibu Dr. Corazon. yang telah memberikan
tugas studi kasus ini sehingga pengetahuan kami dalam penulisan makalah ini
semakin bertambah dan hal itu sangat bermanfaat bagi kami di kemudian hari.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi kami. Akhir kata
kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran
yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati.

Jakarta, 2021

Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar...................................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3. Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1. Anatomi Makroskopis (ukuran, bentuk, pelapis dan dinding jantung)...............3
A. Pengertian Jantung.............................................................................................3
B. Anatomi Jantung................................................................................................5
2.2. Ruang Jantung dan Katup Jantung...................................................................10
A. Ruang Jantung..................................................................................................10
B. Katup Jantung...................................................................................................11
2.3. Fisiologi Jantung..............................................................................................12
A. Sistem Pengaturan Jantung...............................................................................12
B. Siklus Jantung..................................................................................................14
C. Bunyi Jantung...................................................................................................15
D. Frekuensi Jantung.............................................................................................17
E. Pengaturan Frekuensi Jantung..........................................................................18
2.4. Hemodinamika.................................................................................................19
A. Tekanan Darah.................................................................................................19
B. Pengaturan dan Pengukuran Tekanan Darah....................................................21
BAB III PENUTUP.........................................................................................................25
3.1. Kesimpulan......................................................................................................25
Daftar Pustaka..................................................................................................................26

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jantung merupakan salah satu komponen penting dari sistem kardiovaskular

manusia. Jantung terletak pasa anterior tulang punggung belakang, dan posterior

pada tulang dada di dada. Dalam istilah ilmiah dapat dikatakan jantung terletak

pada sub-sternum, pusat dada dan superior perut.

Denyut jantung normal adalah 72 kali permenit. Denyut jantung dikatakan

abnormal cepat, yaitu jika lebih dari 100 per menit, kondisi ini dikenal sebagai

takikardia. Sebaliknya denyut jantung abnormal lambat dikenal dengan

bradikardia. Detak jantung atau bahkan palpitasi dapat dirasakan di dada, leher,

dan tenggorokan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana anatomi makroskopis jantung (ukuran, bentuk, pelapis, dan

dinding jantung) ?

2. Jelaskan ruang jantung dan katup jantung?

3. Jelaskan fisiologi jantung ( sistem pengaturan jantung, siklus dan bunyi

jantung, frekuensi dan pengaturan frekuensi jantung) ?

4. Jelaskan hemodinamika (tekanan darah, pengaturan dan pengukuran

tekanan darah) ?

1
1.3. Tujuan

1. Menjelaskan anatomi makroskopis jantung (ukuran, bentuk, pelapis, dan

dinding jantung)

2. Menjelaskan ruang jantung dan katup jantung

3. Menjelaskan fisologi jantung (sistem pengaturan jantung, siklus dan bunyi

jantung, frekuesnsi dan pengaturan frekuensi jantung)

4. Hemodinamika (tekanan darah, pengaturan dan pengukuran tekanan

darah)

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Anatomi Makroskopis (ukuran, bentuk, pelapis dan dinding jantung)

A. Pengertian Jantung

Jantung manusia merupakan organ otot yang berongga dan berukuran

sebesar kepalan tangan. Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut oleh

pericardium. Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke pembuluh darah

dengan kontraksi ritmik dan berulang. Jantung normal terdiri dari empat ruang.

Dua ruang jantung atas dinamakan atrium dan dua ruang jantung di bawahnya

dinamakan ventrikel, yang berfungsi sebagai pompa. Dinding yang memisahkan

kedua atrium dan ventrikel menjadi bagian kanan dan kiri dinamakan septum.

Setiap bagian di dalam jantung mempunyai fungsinya masing-masing.

a. Serambi Kanan

Serambi kanan berfungsi untuk menerima darah yang kaya akan karbon

dioksida dari seluruh tubuh. Darah yang kaya karbon dioksida ini dikategorikan

ke dalam darah kotor. Darah tersebut memasuki serambi kanan melalui vena cava

superior dan inferior. Lalu dari serambi kanan, darah dipompa menuju bilik

kanan. Pada jantung janin, ada lubang di serambi kanan untuk darah mengalir

secara langsung ke serambi kiri.

b. Bilik Kanan

3
Bilik kanan berfungsi untuk memompa darah yang kaya akan karbon dioksida

ke paru-paru. Darah kotor tersebut dipompa ke paru-paru agar karbon dioksida

bisa ditukar dengan oksigen melalui proses pernapasan. Letak bilik kanan berada

di bawah serambi kanan dan di samping bilik kiri.

c. Serambi Kiri

Serambi kiri berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru.

Darah yang kaya akan oksigen ini dikategorikan ke dalam darah bersih. Darah

bersih tersebut masuk ke serambi kiri melalui pembuluh balik atau vena

pulmonalis. Kemudian darah tersebut dipompakan ke bilik kiri melalui katup

mitral.

d. Bilik kiri

Bilik kiri berfungsi untuk memompa darah yang kaya akan oksigen ke seluruh

tubuh Letak bilik kiri jantung berada di bawah serambi kiri dan dipisahkan dengan

katup mitral. Bilik kiri merupakan bagian jantung yang paling tebal dan memiliki

tugas memompa darah bersih ke seluruh tubuh. Pada kondisi tekanan darah tinggi,

otot bilik kiri dapat membesar dan mengeras

4
B. Anatomi Jantung

a. Bentuk dan ukuran jantung

Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex, dan basis cordis, atrium

kanan, dan atrium kiri, serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung relatif kecil,

kira-kira berukuran sama seperti kepalan tangan yang tertutup. Sekitar 12 cm (5

inci) untuk panjangnya, 9 cm (3,5 inci) untuk lebarnya dan 6 cm (2,5 inci) untuk

tebalnya, dengan massa rata-rata 250 g pada perempuan dewasa dan 300 g pada

pria dewasa. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa

periode itu, jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter

darah.

Jantung terletak pada mediastinum, sebuah wilayah yang anatomis dan

memanjang dari sternum ke kolom vertebra, dari yang pertama tulang rusuk ke

diagfragma, dan diantara paru-paru. Sekitar dua pertiga massa jantung terletak

pada sebelah kiri garis tengah tubuh. Ujung apeks terbentuk oleh ujung ventrikel

kiri (ruang bawah jantung) dan terletak diatas digfragma yang mengarah kearah

5
anterior, inferior, dan ke kiri. Dasar jantung berlawanan dengan apeks dan

posteriornya aspek yang terbentuk oleh atria (bilik atas) jantung, kabanyakan

atrium kiri.

Posisi jantung terletak diantara kedua paru-paru dan berada di tengah-tengah

dada, bertumpu pada diagfragma thoracis. Selaput yang membungkus jantung

disebut dengan perikardium yang terdiri dari lapisan fibrosa dan serosa.

Epikardium adalah lapisan lapisan terluar dari jantung. Sedangkan, lapisan

berikutnya adalah lapisan miokardium, lapisan yang paling tebal. Miokardium

merupakan lapisan otot jantung yang berperan sangat penting dalam memompa

darah melalui pembuluh arteri. Sementara itu, lapisan paling akhir jantung adalah

endocardium.

b. Pelapis jantung

Pericardium merupakan kantung yang membungkus jantung pada manusia.

Fungsi utama nya sebagai dinding terluar jantung. Pericardium merupakan satu

struktur kantung yang melapisi seluruh jantung kecuali bagian atrium kiri.

6
Pericardium terdiri atas lapisan mesotel di bagian dalamnya dan lapisan fibrosa

diluarnya. Di dalam kantung ini terdapat sekitar 5 sampai 10 cc cairan serous yang

berfungsi untuk melumas pergerakan, sekaligus memberi ruang gerak bagi otot

jantung.

Bagian kantung yang menempel pada bagian epikardial jantung disebut

perikardium visceral, bagian ini lebih tipis dan fleksibel, sehingga memudahkan

jantung untuk bergerak. Bagian kantung yang tidak menempel dengan jantung

(berada pada posisi luar) disebut perikardium parietal, bagian ini cenderung lebih

tebal dan keras, sehingga dapat melindungi jantung dari benturan luar dan juga

menahan pembesaran volume jantung ketika terjadi kelebihan darah di dalam

jantung.

Perikardium berfungsi untuk membungkus bagian epikardial (dalam) jantung.

Selainitu, perikardium juga berfungsi untuk mempertahankan posisi jantung,

menjaga fleksibilitas pergerakan jantung, memberi pelumasan, dan menahan

pembesaran berlebihan yang terjadi apabila jantung terisi darah dalam jumlah

yang melebihi kapasitas normalnya untuk mengurani rasa nyeri saat jantung

berkontraksi

7
c. Dinding Jantung

Dinding jantung adalah bagian terluar yang melapisi jantung. Dinding jantung

terdiri dari tiga lapisan yaitu endokardium (terdalam), miokardium (bagian

tengah), dan epikardium (terluar). Endokardium terdiri dari epitel pipih selapis.

Miokardium terdiri dari otot kardiak (otot jantung). Epikardium adalah sebuah

membran fibrosa. Fungsi dinding jantung adalah membuat jantung berdetak dan

mencegah supaya jantung tidak bocor.

1. Epikardium

Epikardium berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong

pembungkus jantung yang terletak pada mediastinum minus dan dibelakang

korpus stemi dan rawan iga II-IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan serosa

yaitu lapisan parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender

yang digunakan sebagai pelicin untuk menjaga agar gesekan perikardium tidak

mengganggu jantung

8
2. Miokardium

Miokardium adalah lapisan tengah otot dari dinding jantung yang berisi

jaringan otot jantung. Miokardium menjadi mayoritas dari ketebalan dan massa

dinding jantung dan merupakan bagian dari jantung yang bertanggung jawab

untuk memompa darah. Miokardium terdiri dari otot-otot jantung, otot jantung ini

membentuk bundalan-bundalan otot yaitu :

1) Bundalan otot atria yang terdapat di bagian kiri/kanan dan basis kordis

yang membentuk serambi atau aurikula kordis.

2) Bundalan otot ventrikel yang membentuk bilik jantung dimulai dari

cincin atrioventrikuler sampai apeks jantung.

3) Bundalan otot atrioventrikuler merupakan dinding pemisah antara

serambi dan bilik jantung.

3. Endocardium

Endocardium merupakan skuamosa sederhana yang merupakan lapisan

endothelium yang melapisi bagian dalam jantung. Endocardium bertanggung

jawab untuk menjaga darah tidak menempel ke dalam jantung dan membentuk

bekuan darah yang berpotensi mematikan.

Dinding dalam atrium yang meliputi membran yang mengkilat yang terdiri

dari jaringan endotel atau selaput lender endokardium kecuali aurikula dan bagian

depan sinus vena kava.

9
2.2. Ruang Jantung dan Katup Jantung

A. Ruang Jantung

Jantung terdiri dari empat ruang, yakni atrium kanan, atrium kiri, ventrikel

kanan dan ventrikel kiri. Atrium lebih kecil dari ventrikel dan memiliki otot tipis,

kurang beroroto dibandingkan ventrikel. Atrium bertindak sebagai ruang

penerima darah, sehingga selalu terhubung ke pembuluh darah yang membawa

darah ke jantung.

1. Atrium kanan dan atrium kiri yang dipisahkan oleh septum intratrial,

1) Atrium kanan, menerima darah de-oksigen dari tubuh melalui vena kava

superior (kepala dan tubuh bagian atas) dan inferior vena kava (kaki dan

dada lebih rendah). Simpul sinoatrial mengirimkan impuls yang

menyebabkan jaringan otot jantung dari atrium berkontraksi dengan cara

yang terkoordinasi seperti gelombang. Katup trikuspid yang memisahkan

atrium kanan dari ventrikel kanan, akan terbuka untuk membiarkan darah

de-oksigen dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan.

2) Atrium kiri, menerima darah beroksigen dari paru-paru melalui vena

paru-paru. Sebagai kontraksi dipicu oleh node sinoatrial kemajuan melalui

atrium, darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri.

2. Ventrikel kanan dan ventrikel kiri yang dipisahkan oleh septum

interventrikular.

1) Ventrikel kanan, menerima darah de-oksigen sebagai kontrak atrium

kanan. Katup paru menuju ke arteri paru tertutup, memungkinkan untuk

10
mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh, mereka kontrak.

Sebagai kontrak ventrikel kanan, menutup katup trikuspid dan katup paru

terbuka. Penutupan katup trikuspid mencegah darah dari dukungan ke

atrium kanan dan pembukaan katup paru memungkinkan darah mengalir

ke arteri pulmonalis menuju paru-paru.

2) Ventrikel kiri, menerima darah yang mengandung oksigen sebagai

kontrak atrium kiri. Darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri. Katup

aorta menuju aorta tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel

dengan darah. Setelah ventrikel penuh, mereka kontrak. Sebagai kontrak

ventrikel kiri, menutup katup mitral dan katup aorta terbuka. Penutupan

katup mitral mencegah darah dari dukungan ke atrium kiri dan

pembukaan katup aorta memungkinkan darah mengalir ke aorta dan

mengalir ke seluruh tubuh.

B. Katup Jantung

Katup Jantung terdiri dari :

1. Katup Trikuspidalis

Katup trikuspidalis berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila

katup ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel

kanan. Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju

11
atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan

namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup.

2. Katup Pulmonal

Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel

kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri

pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan

dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri

dari 3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila

ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel

kanan menuju arteri pulmonalis.

3. Katup Bicuspid

Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri

menuju ventrikel kiri. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat

kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.

4. Katup Aorta

12
Katup Aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup

ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan

mengalir keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri

relaksasi, sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.

2.3. Fisiologi Jantung

A. Sistem Pengaturan Jantung

a. Serat Purkinje

Serat ini adalah serabut otot jantung khusus yang mampu mengantar impuls

dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran serabut otot jantung.

Hantaran yang cepat di sepanjang sistem Purkinje memungkinkan atrium

berkontraksi bersamaan, kemudian diikuti dengan kontraksi ventrikular yang

serempak, sehingga terbentuk kerja pemompaan darah yang terkoordinasi.

b. Nodus sinoatrial (nodus SA)

1. Lokasi. Nodus SA adalah suatu massa jaringan otot jantung khusus yang

terletak di dinding posterior atrium kanan tepat di bawah permukaan vena

kava superior.

2. Nodus SA melepaskan impuls sebanyak 72 kali permenit, frekuensi irama

yang lebih cepat dibandingkan dalam atrium (40 sampai 60 kali

13
permenit), dan ventrikel (20 kali permenit). Nodus ini dipengaruhi saraf

simpatis dan parasimpatis sistem saraf otonom, yang akan mempercepat

atau memperlambat iramanya.

3. Nodus SA mengatur frekuensi kontraksi irama, sehingga disebut pemacu

jantung (pacemaker).

c. Nodus atrioventrikular (nodus AV)

1. Lokasi. Impuls menjalar di sepanjang pita serat purkinje pada atrium,

menuju nodus AV yang terletak di bawah dinding posterior atrium kanan.

2. Nodus AV menunda impuls seperatusan detik, sampai ejeksi darah atrium

selesai sebelum terjadi kontraksi ventrikular.

d. Berkas AV (berkas His)

1. Lokasi. Berkas AV adalah sekelompok besar serat purkinje yang berasal

dari nodus AV dan membawa impuls di sepanjang septum interventrikular

menuju ventrikel. Berkas ini dibagi menjadi percabangan berkas kanan dan

kiri.

2. Percabangan berkas kanan memanjang di sisi dalam ventrikel kanan.

Serabut bercabang menjadi serat-serat purkinje kecil yang menyatu dalam

serat otot jantung untuk memperpanjang impuls.

3. Percabangan berkas kiri memanjang di sisi dalam ventrikel kiri dan

bercabang ke dalam serabut otot jantung kiri.

14
B. Siklus Jantung

Siklus jantung menggambarkan semua kegiatan jantung selama satu detak

jantung penuh yaitu, dari melalui satu kontraksi dan relaksasi kedua serambi dan

ventrikel. Peristiwa kontraksi (baik serambi maupun ventrikel) disebut sistol, dan

peristiwa relaksasi disebut diastol. Siklus jantung meliputi gambaran kegiatan

sistol dan diastol pada serambi dan ventrikel, volume darah, dan perubahan

tekanan di dalam jantung dan aksi katup jantung.

1. Relaksasi isovolumetrik ventrikel adalah periode selama ventrikel relaks dan

katup AV dan katup memaruh bulan masih tertutup. Volume ventrikel tidak

berubah selama periode ini (isovolumetrik).

2. Pengisian ventrikel dimulai ketika katup AV membuka dan darah mengisi

ventrikel. Ventrikel tetap berada dalam keadaan diastol selama periode ini.

3. Kontraksi ventrikel (sistol ventrikel) dimulai ketika potensi aksi nodus AV

memasuki ventrikel, ventrikel terdepolarisasi, dan kompleks QRS dapat

diamati pada EKG.

15
C. Bunyi Jantung

Bunyi jantung secara tradisional digambarkan sebagai lup-dup dan dapat

di dengar melalui stetoskop. “lup” mengacu pada saat katup AV menutup dan

“dup” mengacu pada saat katup semilunar menutup (gambar 6). Bunyi ketiga atau

keempat adalah bunyi jantung yang abnormal yang disebabkan fibrasi yang terjadi

pada dinding jantung saat darah mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel, dan

dapat di dengar jika bunyi jantung diperkuat dengan mikrofon.

Oleh karena itu, bunyi jantung pertama (S1) terdengar pada permulaan

sistol ventrikel, pada saat ini tekanan ventrikel meningkat melebihi tekanan atrium

16
dan menutup katup mitral dan trikuspid. Pada kasus tenosis mitral terdengar bunyi

S1 yang abnormal dan lebih keras akibat kekakuan daun-daun katup. Bunyi

jantung kedua (S2) terdengar pada permulaan relaksasi ventrikel karena tekanan

ventrikel turun sampai di bawah tekanan arteri pulmonalis dan aorta, sehingga

katup pulmonalis dan aorta tertutup.

Terdapat dua bunyi jantung lain yang kadang-kadang dapat terdengar

selama diastolik ventrikel yaitu bunyi jantung ketiga dan keempat. Kedua bunyi

ini disebut sebagai irama gallop, istilah ini dapat digunakan karena tambahan

bunyi jantung yang lain tersebut merangsang timbulnya irama gallop seperti derap

lari kuda.

17
Bunyi ketiga terjadi selama periode pengisian ventrikel cepat sehingga

disebut sebagai gallop ventrikular apabila abnormal. Bunyi keempat timbul pada

waktu sistolik atrium dan disebut sebagai gallop atrium. Bunyi keempat biasanya

sangat pelan atau tidak terdengar sama sekali, bunyi ini timbul sesaat sebelum

bunyi jantung pertama. Gallop atrium terdengar bila resistensi ventrikel terhadap

pengisian atrium meningkat akibat berkurangnya peregangan dinding ventrikel

atau peningkatan volume ventrikel.

D. Frekuensi Jantung

Frekuensi jantung normal berkisar antara 60 samapi 100 denyut per menit,

dengan rata-rata denyutan 75 kali per menit. Dengan kecepatan seperti itu, siklus

jantung berlangsung selama 0,8 detik: sistole 0,5 detik, dan diastole 0,3 detik.

Takikardia adalah peningkatan frekuensi jantung sampai melebihi 100 denyut per

menit. Bradikardia ditujukan untuk frekuensi jantung yang kurang dari 60 denyut

per menit.

18
E. Pengaturan Frekuensi Jantung

Impuls eferen menjalar ke jantung melalui saraf simpatis dan parasimpatis

susunan saraf otonom.Pusat refleks kardioakselerator adalah sekelompok neuron

dalam medulla oblongata. Efek impuls neuron ini adalah untuk meningkatkan

frekuensi jantung.Impuls ini menjalar melalui serabut simpatis dalam saraf

jantung menuju jantung.Ujung serabut saraf mensekresi neropineprin, yang

meningkatkan frekuensi pengeluaran impuls dari nodus S-A, mengurangi waktu

hantaran melalui nodus A-V dan sistem Purkinje, dan meningkatkan eksitabilitas

keseluruhan jantung.Pusat refleks kardioinhibitor juga terdapat dalam medulla

oblongata.

Efek impuls dari neuron ini adalah untuk mengurangi frekuensi

jantung.Impuls ini menjalar melalui serabut parasimpatis dalam saraf vagus.Ujung

serabut saraf mensekresi asetilkolin, yang mengurangi frekuensi pengeluaran

impuls dari nodus S-A dan memperpanjang waktu hantaran melalui nodus V-

A.Frekuensi jantung dalam kurun waktu tertentu ditentukan melalui

keseimbangan impuls akselerator dan inhibitor dari saraf simpatis dan

parasimpatis.Impuls aferen (sensorik) yang menuju pusat kendali jantung berasal

dari reseptor, yang terletak di berbagai bagian dalam sistem

kardiovaskular.Presoreseptor dalam arteri karotis dan aorta sensitive terhadap

perubahan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah akan mengakibatkan suatu

refleks yang memperlambat frekuensi jantung.

Penurunan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks yang

menstimulasi frekuensi jantung yang menjalar melalui pusat medular. Proreseptor

19
dalam vena cava sensitif terhadap penurunan tekanan darah. Jika tekanan darah

menurun, akan terjadi suatu refleks peningkatan frekuensi jantung untuk

mempertahankan tekanan darah. Pengaruh lain pada frekuensi jantung : Frekuensi

jantung dipengaruhi oleh stimulasi pada hampir semua saraf kutan, seperti

reseptor untuk nyeri, panas, dingin, dan sentuhan, atau oleh input emosional dari

sistem saraf pusat. Fungsi jantung normal bergantung pada keseimbangan

elektrolit seperti kalsium, kalium, dan natrium yang mempengaruhi frekuensi

jantung jika kadarnya meningkat atau berkurang.

2.4. Hemodinamika

Hemodinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang pergerakan darah dan

daya yang berperan di dalamnya. Hemodinamika erat kaitannya dengan

mekanisme sirkulasi darah dalam tubuh. Hemodinamik adalah segala sesuatu

yang berkaitan dengan volume, jantung, dan pembuluh darah. Hemodinamik ini

diatur oleh sistem saraf simpatik dan parasimpatik.

A. Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap

dinding pembuluh, bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam

pembuluh dan daya regang, atau ditensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah

pembuluh tersebut diregangkan).

Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan

yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah, terjadi

akibat adanya aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong

20
darah melewati pembuluh-pembuluh. Darah mengalir melalui sistem pembuluh

tertutup karena ada perbedaan tekanan atau gradien tekanan antara ventrikel kiri

dan atrium kanan. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah: curah

jantung, tahanan pembuluh darah perifer, aliran, dan volume darah.

Alat untuk memeriksa tekanan darah disebut sphigmomanometer dikenal

juga dengan tensimeter. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan

biasanya ditunjukkan oleh dua angka. Misalnya 140-90, maka artinya adalah

140/90 mmHg. Angka pertama (140) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh

arteri akibat denyutan jantung atau pada saat jantung berdenyut atau berdetak, dan

disebut tekanan sistolik atau sering disebut tekanan atas. Angka kedua (90)

menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut

tekanan diastolik atau sering juga disebut tekanan bawah.

Sistolik Diastolik
Tekanan Darah (Angka (Angka Kedua)
Pertama)
Darah Rendah atau Hipotensi) Di bawah 90 Di bawah 60
Normal 90 – 120 60 – 80
Pre-Hipertensi 120 – 140 80 – 90
Darah Tinggi atau Hipertesi 140 – 160 90 – 100
(Stadium 1)
Darah Tinggi atau Hipertesi Di atas 160 Di atas 100
(Stadium 2/Berbahaya)

21
B. Pengaturan dan Pengukuran Tekanan Darah

a. Pengaturan Tekanan Darah

1. Pengaturan Saraf

Pusat vasomotorik pada medulla otak mengatur tekanan darah. Pusat

kardiokselerator dan kardioinhibitor mengatur curah jantung.

1) Pusat vasomotorik

a) Tonus vasomotorik merupakan stimulasi tingkat rendah yang terus menerus

pada serabut otot polos dinding pembuluh. Tonus ini mempertahankan

tekanan darah melalui vasokontriksi pembuluh.

b) Pertahanan tonus vasomotorik ini dilangsungkan melalui impuls dari

serabut saraf vasomotorik yang merupakan serabut eferen saraf simpatis

pada sistem saraf otonom.

c) Vaso dilatasi biasanya terjadi karena pengurangan impuls vasokonstriktor.

Pengecualian hanya terjadi pada pembuluh darah di jantung dan otak.

 Pembuluh darah di jantung dan otak memilki reseptor-reseptor beta

adrenergik, merespon epinefrin yang bersirkulasi dan yang dilepas oleh

medulla adrenae.

 Mekanisme ini memastikan suplai darah yang cukup untuk organ-

organ vital selama situasi menegangkan yang menginduksi stimulasi

saraf simpatis dan vasokontriksi di suatu tempat pada tubuh.

22
 Stimulasi parasimpatis menyebabkan vasodilatasi pembuluh hanya di

beberapa tempat; misalnya, pada jaringan erektil genetalia dan kelenjar

saliva tertentu.

2) Pusat akselerator dan inhibitor jantung serta baroreseptor aorta dan karotis,

yang mengatur tekanan darah melalui SSO.

2. Pengaturan Kimia dan Hormonal

Ada sejumlah zat kimia yang secara langsung atau tidak langsung

mempengaruhi tekanan darah. Zat tersebut meliputi:

1) Hormon medulla adrenal (norepineprin termasuk vasokonstriktor),

epinefrin dapat berperan sebagai suatu vasokonstriktor atau vasodilator,

bergantung pada jenis reseptor otot polos pada pembuluh darah organ.

2) Hormon antidiuretik (vasopresin) dan oksitosin yang disekresi dari kelenjar

hipofisis posterior termasuk vasokontriktor.

3) Angiotensin adalah sejenis peptida darah yang dalam bentuk aktifnya

termasuk salah satu vasokontriktor kuat.

4) Berbagai angina dan peptide seperti histamin, glukagon, kolesistokinin,

sekretin, dan bradikinin yang diproduksi sejumlah jaringan tubuh, juga

termasuk zat kimia vasoaktif.

5) Prostaglandin adalah agens seperti hormone yang diproduksi secara local

dan mampu bertindak sebagai vasodilator atau vasokonstriktor (Ethel,

2003: 239).

b. Pengukuran Tekanan Darah

23
Tekanan darah dapat diukur secara langsung dengan menempatkan

kanula (alat ukur) langsung ke dalam arteri, dan dengan mempergunakan

manometer air raksa dapat diketahui tekanan darah arteri. Umumnya tekanan

darah arteri (tekanan darah) pada manusia diukur secara rutin dengan cara tidak

langsung (auskultasi).

Cara ini mempergunakan manset yang dihubungkan dengan

manometer air raksa (sfigmomanometer). Manset dililitkan di lengan bagian atas

dan stetoskop diletakkan di atas arteria brachialis pada daerah siku. Manset

dengan cepat dikembangkan sampai tekanannya di atas tekanan sistolik arteri

brachialis yang diperiksa. Akibatnya arteri akan terbendung oleh tekanan manset,

dan tidak ada suara yang terdengar dengan stetoskop. Tekanan dalam manset

kemudian diturunkan perlahan-lahan, sehingga pada titik dimana tekanan sistolik

dalam arteri tepat melebihi tekanan manset akan terjadi semburan darah berjalan

melalui daerah bendungan pada tiap-tiap denyut. Akan terdengar bunyi ketukan di

bawah manset, dan tekanan manset di mana bunyi pertama kali terdengar adalah

tekanan sistolik. Bila tekanan manset diturunkan lebih lanjut, bunyi akan menjadi

lebih keras, memudar dan kemudian menghilang. Tekanan dimana bunyi ini

menghilang adalah tekanan diastolic.

24
Bunyi yang terdengar di bawah manset disebut sebagai bunyi Korotkoff.

Bunyi ini timbul sebagai akibat dari aliran turbulen yang terjadi dalam arteria

brachialis. Aliran turbulen terjadi karena arteri menjadi sempit akibat tekanan

manset pada lengan atas. Manset harus terletak setinggi jantung sehingga

diperoleh tekanan yang tidak dipengaruhi oleh gravitasi. Pada keadaan gemuk

hendaknya dipergunakan manset yang lebih lebar, demikian pula sebaliknya.

Tekanan darah arteri juga dapat dilakukan dengan cara palpasi. Pada cara

ini tekanan darah diperoleh dengan cara mengembangkan manset lengan dan

kemudian membiarkan tekanan manset menurun. Kemudian ditentukan tekanan

pada saat denyut arteri radialis pertama kali teraba. Karena kesulitan dalam

menentukan denagn tepat kapan denyut pertama terasa, tekanan darah yang

diperoleh dengan cara ini bniasanya 2 – 5 mmHg lebih rendah daripada tekanan

yang diperoleh dengan cara auskultasi.

25
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Jantung manusia merupakan organ otot yang berongga dan berukuran sebesar

kepalan tangan. Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut oleh

pericardium. Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke pembuluh darah

dengan kontraksi ritmik dan berulang. Jantung memiliki ukuran sekitar 12 cm (5

inci) untuk panjangnya, 9 cm (3,5 inci) untuk lebarnya dan 6 cm (2,5 inci) untuk

tebalnya, dengan massa rata-rata 250 g pada perempuan dewasa dan 300 g pada

pria dewasa.

Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan, yaitu epikardium, miokardium, dan

endocardium. Jantung memiliki empat ruang, yakni atrium kanan, atrium kiri,

ventrikel kanan, ventrikel kiri. Katup jantung terdiri dari triskupidalis, pulmonal,

biscupid, dan aorta. Sistem pengaturan jantung terdiri dari serat purkinje, nodus

sinoatrial, nodus atrioventrikular, dan berkas A-V.

26
Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan

yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah, terjadi

akibat adanya aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong

darah melewati pembuluh-pembuluh. Alat untuk memeriksa tekanan darah

disebut sphigmomanometer dikenal juga dengan tensimeter.

Daftar Pustaka

Puji Wahyuningsih, Heni, dkk. 2017. Anatomi Fisiologi. Jakarta : BPPSDMK

Kirnantoro, H, dkk. 2021. Anatomi Fisiologi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

http://kuliah.itera.ac.id/pluginfile.php/69879/mod_resource/content/1/SISTEM
%20KARDIOVASKULER.pdf

https://www.academia.edu/34657925/MAKALAH_ANATOMI_DAN_FISIOLOGI_JAN
TUNG

http://perpustakaan.poltekkesmalang.ac.id/assets/file/kti/1401100099/10._BAB_II
_.pdf

27

Anda mungkin juga menyukai