Anda di halaman 1dari 7

TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

“PENGANTAR TOKSIKOLOGI”

DOSEN PENGAJAR:

Dr Tjipto Rini M. Kes

KELOMPOK 2

DISUSUN OLEH:

FARRAS ARVINENDI P23133117074

ALYCIA GITA R P23133117046

REZI NURHALIZA P23133117061

ALLAM AISY F P23133117071

RAFLI TEGUH IMANI P23133117079

PROGRAM STUDI D-IV JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

2018
A. Definisi Toksikologi dan Prinsip Umum Toksikologi Lingkungan

Toksikologi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang racun. Dan racun dapat
didefinisikan sebagai zat yang dapat menyebabkan efek yang berbahaya bagi makhluk hidup;
racun merupakan zat yang bekerja di dalam tubuh secara kimiawi dan fisiologis yang dalam
dosis toksik akan menyebabkan gangguan kesehatan atau mengakibatkan kematian. Sifat bahan
kimia dari racun apabila masuk ke jaringan tubuh manusia akan mampu merusak sel darah merah
dan sistem saraf. Mengikuti postulat Paracelsus, suatu zat dikatakan beracun atau tidak
bergantung pada seberapa banyak bahan atau zat tersebut. Sehingga di dalam toksikologi industri
yang penting adalah menyatakan seberapa banyaknya sebagai taksiran beracun tidaknya suatu
zat tertentu. Toksikologi juga mencakup studi mengenai efek-efek berbahaya yang disebabkan
oleh fenomena fisik (Hodgson, 2004: 3).

Sedangkan toksikologi lingkungan merupakan bagian dari ilmu toksikologi yang membahas
mengenai efek-efek toksikan (racun) lingkungan terhadap kesehatan (makhluk hidup) dan
lingkungan. Studi toksikologi lingkungan terkait dengan pertanyaan bagaimana toksikan
lingkungan, melalui interaksinya dengan manusia, hewan, dan tanaman, memengaruhi kesehatan
dan keselamatan organisme hidup tersebut (Yu, 2005: 1). Dapat dikatakan, toksikologi
lingkungan adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari sifat, penyebaran dan perilaku zat racun
(polutan) di dalam lingkungan, serta efeknya terhadap flora, fauna dan manusia (Sudarjat &
Siska Rasiska, 2006: 1).

Ruang lingkup dan komponen primer yang dipelajari dalam ilmu toksikologi lingkungan adalah
menyangkut masalah: (1) sumber racun—termasuk jenis, jumlah dan sifatnya; (2) distribusi di
dalam media udara, tanah dan air; (3) dan efek toksisitasnya terhadap flora, fauna (liar), tanaman,
hewan ternak, dan manusia (Sudarjat & Siska Rasiska, 2006: 8).

Toksikologi lingkungan merupakan suatu ilmu multidisipliner yang meliputi sejumlah ranah
studi yang bermacam-macam, seperti genetika, biologi, kimia (organik, analitis dan biokimia),
anatomi, ilmu tanaman, geologi, ilmu kesehatan publik, fisiologi, mikrobiologi, ekologi, ilmu
tanah, hidrologi, ilmu atmosfer, ilmu statistik, dan ilmu hukum (Yu, 2005: 6).
Toksikologi lingkungan dapat dibagi menjadi dua subkategori: toksikologi kesehatan lingkungan
dan ekotoksikologi. Toksikologi kesehatan lingkungan dapat didefinisikan sebagai studi
mengenai efek-efek merugikan dari bahan-bahan kimia lingkungan terhadap kesehatan manusia.
Sedangkan ekotoksikologi merupakan studi yang membahas efek-efek kontaminan lingkungan
terhadap ekosistem dan unsur-unsur pokok yang ada di dalam ekosistem (i.e. ikan, burung,
margasatwa, dll) (Leblanc, 2004 :464).

PENGERTIAN TOKSIKOLOGI MENURUT PARA AHLI

Doull and Bruce (1986)

Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh kuantitatif zat kimia atas sistem biologi
yang pusat perhatiannya terletak pada aksi berbahaya zat kimia tsb.

Loomis (1978)

Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari aksi berbahaya zat kimia atas sistem biologi.

McGraw Hill(1984)

Ilmu yang mempelajari racun, berikut asal, efek, deteksi, dan metode pengolahannya

Rand GM and Petrocelli, S.R (1985)

Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang efek negatif atau efek racun dari bahan kimia
dan material lain hasil kegiatan manusia terhadap organisme termasuk bagaimana bahan tersebut
masuk ke dalam organisme.

Nelwan (2010)

Toksikologi juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari efek-efek merugikan dari suatu
zat.

Prinsipnya ialah bahwa seluruh bahan dapat membunuh bila diberikan melalui rute yang tidak
sesuai dan dalam jumlah yang tidak semestinya.

Oleh karena itu, dalam istilah industri, bahaya suatu bahan tertentu terkait dengan:

1. Toksisitas absolutenya

2. Sifat fisika kimianya

3. Lingkungan pemakaian konsentrasi dan lama pemajanan dan area tubuh yang terpajan
B. Body Of Knowledge Toksikologi Lingkungan

Efek toksik atau efek yang tidak diinginkan dalam sistem biologis tidak akan dihasilkan
oleh bahan kimia kecuali bahan kimia tersebut atau produk biotransformasinya mencapai tempat
yang sesuai di dalam tubuh pada konsentrasi dan lama waktu yang cukup untuk menghasilkan
manifestasi toksik. Faktor utama yang mempengaruhi toksisitas yang berhubungan dengan
situasi pemaparan (pemajanan) terhadap bahan kimia tertentu adalah jalur masuk ke dalam
tubuh, jangka waktu dan frekuensi pemaparan.

Pemaparan bahan-bahan kimia terhadap binatang percobaan biasanya dibagi dalam empat
kategori: akut, subakut, subkronik, dan kronik. Untuk manusia pemaparan akut biasanya terjadi
karena suatu kecelakaan atau disengaja, dan pemaparan kronik dialami oleh para pekerja
terutama di lingkungan industri-industri kimia.

Interaksi bahan kimia dapat terjadi melalui sejumlah mekanisme dan efek dari dua atau
lebih bahan kimia yang diberikan secara bersamaan akan menghasilkan suatu respons yang
mungkin bersifat aditif, sinergis, potensiasi, dan antagonistik. Karakteristik pemaparan
membentuk spektrum efek secara bersamaan membentuk hubungan korelasi yang dikenal
dengan hubungan dosis-respons.

Di dalam lingkungan dikenal zat xenobiotik yaitu zat yang asing bagi tubuh, dapat
diperoleh dari luar tubuh (eksogen) maupun dari dalam tubuh (endogen). Xenobiotik yang dari
luar tubuh dapat dihasilkan dari suatu kegiatan atau aktivitas manusia dan masuk ke dalam
lingkungan. Bila organisme terpajan oleh zat xenobiotik maka zat ini akan masuk ke dalam
organisme dan dapat menimbulkan efek biologis.

Sumber Toksikologi

umber pencemar toksikologi, salah satunya yaitu tanah, karena pencemaran tanah tidak jauh beda
atau bisa dikatakan mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air,
maka sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber
pencemar tanah.
Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi
bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.

Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat radioaktif,
logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk
dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang
dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut. Maka sumber bahan pencemar tanah dapat
dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari, sampah rumah tangga, sampah
pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi yang meletus / kendaraan bermotor dan limbah
industri.

Sumber pencemar tanah, karena pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa dikatakan
mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, maka sumber
pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar
tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi
bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.

Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat
radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-
sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah
daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut. Maka sumber bahan pencemar
tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari, sampah rumah
tangga, sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi yang meletus / kendaraan bermotor
dan limbah industry.

C. Sejarah Toksikologi
Pengetahuan tentang racun sesungguhnya sudah ada sejak zaman dahulu tetapi belum tersusun
secara sistematis menjadi suatu ilmu. Baru pada awal abad ke-16 seorang ahli racun terkenal
yang hidup pada tahun 1493-1541, Phillipus Aureolus Theophrastus Bombastus von Hohenheim
Paracelcus (PATBH Paracelcus) memperkenalkan istilah toxicon (toxic agent) untuk zat
(substansi) yang dalam jumlah kecil dapat mengganggu fungsi tubuh. Ia adalah orang pertama
yang meletakkan dasar ilmu dalam mempelajari racun dan mengenalkan dalil yaiti percobaan
pada hewan merupakan cara yang paling baik dalam mempelajari respon tubuh terhadap racun
dan efek suatu zat (kimia atau fisik) pada tubuh dapat merupakan efek terapi (bermanfaat) dan
efek toksik (merugikan).

Selanjutnya, toksikologi modern diperkaya oleh Mattieu Joseph Orfilla (1787 – 1853). Ia
merupakan orang pertama yang melakukan penelitian secara sistematis tentang respon biologik
anjing pada zat kimia tertentu. Ia memperkenalkan toksikologi sebagai ilmu yang memepelajari
racun, ia mengembangkan analisis terhadap racun misalnya As (Arsen) dan meletakkan dasar
toksikologi forensik. Toksikologi juga dikembangkan oleh ahli lain seperti Francois Magendie
(1783 – 1855) yang meneliti efek striknin dan emetin.

DAFTAR PUSTAKA

http://sidfirman82.blogspot.com/2017/07/sejarah-dan-definisi-toksikologi.html

https://aldofernandonasir.wordpress.com/2015/03/13/resume-prinsip-prinsip-dasar-toksikologi-
lingkungan/

Anda mungkin juga menyukai