Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH METODE PENELITIAN

“VARIABEL PENELITIAN, DEFINISI OPERASIONAL DAN SKALA UKUR”

Dosen Pengampu :
Bu Fitri Andayani, SKM, MScPH
Pak Kuat Prabowo, SKM, MKes
Disusun Oleh :

Kelompok 3 - 2D3B
1. Muhammad Aditya Nugroho (p21345121046)
2. Muhammad Ryan Rifa’i (p21345121048)
3. Nindya Tri Ambarwati (p21345121057)
4. Nisa Fauzana (p21345121058)
5. Septia Wati (p21345121068)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II

Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kebayoran Baru,


Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
VARIABEL PENELITIAN, DEFINISI OPERASIONAL DAN SKALA UKUR. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Metode Penelitian semester
empat program studi D3 jurusan kesehatan lingkungan.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih
kepada Bu Fitri Andayani, SKM, MScPH selaku dosen pada mata kuliah Metode
Penelitian. Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri
dan pihak yang telah membacanya, serta penulis mendoakan semoga segala bantuan yang
telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Jakarta, 15 Maret 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1 Variabel Penelitian .................................................................................................... 3

2.1.1 Pengertian Variabel Penelitian ......................................................................... 3

2.1.2 Pengertian variable menurut para ahli............................................................ 3

2.1.3 Jenis-jenis Variabel Penelitian.......................................................................... 3

2.2 Definisi Operasinal .................................................................................................... 7

2.2.1 Pengertian Operasional Menurut Para Ahli : ................................................. 8

2.3 Skala Pengukuran ..................................................................................................... 9

2.3.1 Definisi Skala Pengukuran ................................................................................ 9

2.3.2 Macam-Macam Skala Pengukuran .................................................................. 9

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 12

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jika ada pertanyaan tentang apa yang kita teliti, maka jawabannya berkenaan dengan
variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis variabel penelitian juga dapat
diartikan sebagai suatu atribut atau sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti melakukan
penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga yang menyebabkan kita
lupa mengenai apa dan seperti apa variabel serta apa saja jenis variabel dalam penelitian itu.
Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan itulah sebabnya mengupas dengan benar variabel
akan menjadi suatu hal yang sangat penting.
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk
mengumpulkan data. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
diteliti. Setiap instrumen harus mempunyai skala. Hal ini didasari agar data yang dikumpulkan
dapat diukur, penggunaan ukuran skala ini sesuai dengan kesepakatan bersama yang menjadi
standarisasi sebuah ukuran. Misalnya dalam mengukur berat telah disepakati bersama untuk
menggunakan satuan mg, gram, kilogram hingga ton. Melalui pengukuran skala akan
mempermudah kita untuk mengolah data yang telah kita kumpulkan baik itu dalam penelitian
kuantitatif maupun kualitatif.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dari variabel penelitian?
2. Apa saja jenis-jenis dari variabel penelitian?
3. Apa yang dimaksud dengan operasional variabel?
4. Bagaimana pengertian dari berbagai para ahli terkait operasional variabel?
5. Apa yang dimaksud dengan skala ukur?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Dapat mengetahui apa itu variabel penelitian.
2. Mengetahui apa saja jenis-jenis dari variabel penelitian.
3. Mengetahui yang dimaksud dengan operasional variabel.
4. Mengetahui pengertian dari berbagai para ahli terkait operasional variabel.

1
5. Mengetahui apa itu skala ukur.

2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Variabel Penelitian
2.1.1 Pengertian Variabel Penelitian
Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian, sering juga
disebut sebagai faktor yang berperan dalam penelitian atau gejala yang akan diteliti. Variabel
penelitian adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian yang memberikan pengaruh dan
mempunyai nilai (value). Variabel merupakan suatu besaran yang dapat diubah atau berubah
sehingga dapat mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Dengan penggunaan variabel,
kita dapat dengan mudah memperoleh dan memahami permasalahan.
2.1.2 Pengertian variable menurut para ahli
• Menurut Sugiyono (2009), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

• Menurut Arikunto (2010), variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang
menjadi perhatian suatu titik perhatian suatu penelitian.

• Menurut Ibnu (2003), variabel penelitian adalah suatu konsep yang mempunyai lebih
dari satu nilai, keadaan, kategori, atau kondisi.

• Menurut Hatch dan Farhady (1981), variabel penelitian adalah atribut seseorang atau
objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek
dengan objek yang lain.

• Menurut Sugiarto (2017), variabel penelitian adalah karakter yang dapat diobservasi
dari unit amatan yang merupakan suatu pengenal atau atribut dari sekelompok objek.
Maksud dari variabel tersebut adalah terjadinya variasi antara objek yang satu dengan
objek yang lainnya dalam kelompok tertentu.

2.1.3 Jenis-jenis Variabel Penelitian


Menurut Winarno (2013), Variabel dibeda-bedakan jenisnya berdasarkan
kedudukannya dalam suatu penelitian. Dalam suatu penelitian yang mempelajari hubungan
sebab-akibat antar variabel, dapat diidentifikasi beberapa jenis variabel, yaitu: variabel terikat,

3
variabel bebas, variabel moderator, variabel kontrol, dan variabel antara atau intervening.
Hubungan antar variabel tersebut dalam penelitian ditunjukkan dalam gambar diagram di
bawah ini.

Hubungan antara variabel dalam penelitian

Variabel penelitian adalah objek yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel
penelitian terdiri dari variabel terikat, variabel bebas, variabel moderator, variabel kontrol, dan
variabel antara atau intervening. Adapun penjelasan masing-masing variabel penelitian
tersebut adalah sebagai berikut:

a. Variabel Terikat

Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel respon atau output.


Variabel terikat atau dependen atau disebut variabel output, kriteria, konsekuen, adalah
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat tidak dimanipulasi, melainkan diamati variasinya sebagai hasil yang
dipradugakan berasal dari variabel bebas. Biasanya variabel terikat adalah kondisi yang
hendak kita jelaskan. Dalam eksperimen-eksperimen, variabel bebas adalah variabel
yang dimanipulasikan/dimainkan oleh pembuat eksperimen.

Sebagai contoh, dalam suatu studi hubungan antar dua variabel berikut: (1)
Hubungan antara kekuatan otot tungkai (X) dengan jauhnya tendangan pemain
sepakbola (Y), (2) Hubungan antara kekuatan otot lengan (X) dengan ketepatan servis
pemain bola voli (Y). Bertolak dari dua contoh di depan, peneliti bertanya: apa yang
akan terjadi pada Y jika X dibuat lebih besar atau lebih kecil? Dalam hal ini peneliti
memandang Y sebagai variabel terikat, karena Y akan berubah sebagai akibat dari
diubahnya X. Disebut dependent karena nilai Y akan berubah (terikat/ tergantung) pada
nilai variabel bebas (X).

b. Variabel Bebas

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang diduga sebagai


sebab munculnya variabel variabel terikat. Variabel bebas sering disebut juga dengan

4
variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.
Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk diketahui
hubungannya (pengaruhnya) dengan variabel lain.

Sebagai contoh, dalam suatu studi hubungan antar dua variabel berikut: (1)
Hubungan antara kekuatan otot tungkai (X) dengan jauhnya tendangan pemain
sepakbola (Y), (2) Hubungan antara kekuatan otot lengan (X) dengan ketepatan servis
pemain bola voli (Y). Bertolak dari dua contoh di depan, peneliti bertanya: apa yang
akan terjadi pada Y jika X dibuat lebih besar atau lebih kecil? Dalam hal ini peneliti
memandang Y sebagai variabel terikat, karena Y akan berubah sebagai akibat dari
diubahnya X. Disebut dependent karena nilai Y akan berubah (terikat/ tergantung) pada
nilai variabel bebas (X).

c. Variabel Moderator

Variabel moderator merupakan variabel antara, adalah sebuah tipe khusus


variabel bebas, yaitu variabel bebas sekunder yang diangkat untuk menentukan apakah
ia mempengaruhi hubungan antara variabel bebas primer dan variabel terikat. Variabel
moderator adalah faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih peneliti untuk
mengungkap apakah faktor tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat. Jika peneliti ingin mempelajari pengaruh variabel bebas X terhadap
variabel terikat Y tetapi ragu-ragu apakah hubungan antara X dan Y tersebut berubah
karena variabel Z, maka Z dapat dianalisis sebagai variabel moderator.

d. Variabel Kontrol

Tidak semua variabel di dalam suatu penelitian dapat dipelajari sekaligus dalam
waktu yang sama. Beberapa di antara variabel tersebut harus dinetralkan pengaruhnya
untuk menjamin agar variabel yang dimaksud tidak mengganggu hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel-variabel yang pengaruhnya harus
dinetralkan disebut sebagai variabel kontrol. Jadi, variabel kontrol adalah faktor-faktor
yang dikontrol atau dinetralkan pengaruhnya oleh peneliti karena jika tidak dinetralkan
diduga ikut mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

5
Variabel kontrol berbeda dengan variabel moderator. Penetapan suatu variabel menjadi
variabel moderator adalah untuk dipelajari (dianalisis) pengaruhnya, sedangkan
penetapan variabel kontrol adalah untuk dinetralkan/disamakan pengaruhnya.

e. Variabel Antara (Intervening)

Uraian tentang variabel di depan merupakan variabel-variabel yang konkret


(nyata). Variabel bebas, variabel moderator, dan variabel kontrol masing-masing dapat
dimanipulasi oleh peneliti dan dapat diamati (diukur) pengaruhnya terhadap variabel
terikat. Apabila suatu variabel yang ingin diketahui pengaruhnya terhadap variabel
terikat ternyata tidak dapat diamati (diukur) karena terlalu abstrak, maka variabel
tersebut biasanya dipandang sebagai variabel antara (intervening). Jadi variabel antara
adalah faktor yang secara teoretik mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat tetapi
tidak dapat dilihat sehingga tidak dapat diukur atau dimanipulasi. Pengaruh variabel
intervening terhadap variabel terikat hanya dapat diinferensikan berdasarkan pengaruh
variabel bebas dan/atau variabel moderator terhadap variabel terikat.

f. Variabel Diskrit

Variabel diskrit: disebut juga variabel nominal atau variabel kategori karena
hanya dapat dikategorikan atas dua kutub yang berlawanan yakni “ya” dan “tidak”.
Misalnya ya wanita, tidak wanita, atau dengan kata lain: “wanita-pria”, “hadir-tidak
hadir”, “atas-bawah”. Angka-angka digunakan dalam variabel diskrit ini yang dapat
dioperasikan untuk menghitung frekuensi yang muncul, yaitu banyaknya pria,
banyaknya yang hadir dan sebagainya. Maka angka dinyatakan sebagai frekuensi.
Dengan demikian data penelitian dengan variabel diskrit merupakan penanda kategori,
yang tidak dapat dioperasikan berbentuk penambahan, pengurangan, perkalian atau
pembagian. Keberadaannya terbatas pada penentuan sebagai frekuensi.

g. Variabel Kontinum

Variabel kontinum dapat dipisahkan menjadi tiga jenis variabel kecil, yaitu:

6
Variabel ordinal, yaitu variabel yang menunjukkan tata urutan berdasarkan
tingkatan misalnya sangan tinggi, tinggi, pendek. Untuk sebutan lain adalah variabel
“lebih kurang” karena yang satu mempunyai kelebihan dibanding yang lain. Contoh:
Agung terpandai, Nico pandai, Ganang tidak pandai. Variabel interval, yaitu variabel
yang mempunyai jarak, jika dibanding dengan variabel lain, sedang jarak itu sendiri
dapat diketahui dengan pasti. Misalnya: Suhu udara di luar 31° C. Suhu tubuh kita 37°
C. Maka selisih suhu adalah 6° C. Jarak Surabaya-Blitar 162 km, sedangkan Surabaya-
Malang 82 km. Maka selisih jarak Malang-Blitar, yaitu 80 km. Variabel ratio, yaitu
variabel perbandingan. Variabel ratio memiliki harga nol mutlak yang dapat
dioperasikan berbentuk perkalian sekian kali. Contoh: Berat Pak Rudi 70 kg, sedangkan
anaknya 35 kg. Maka Pak Rudi beratnya dua kali anaknya.

2.2 Definisi Operasinal


Definisi operasional merupakan penjelasan maksud dari istilah yang menjelaskan
secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. Definisi operasional ini berisi
penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan alam penelitian. Hal ini sebagaimana
dikemukakan oleh Komaruddin (1994: 29) bahwa, "Definisi istilah adalah pengertian yang
lengkap tentang sesuatu istilah yang mencakup semua unsur yang menjadi ciri utama istilah
itu".
Definisi operasional digunakan untuk memberikan pengertian yang operasional dalam
penelitian. Definisi ini digunakan sebagai landasan dalam merinci kisi-kisi instrumen
penelitian. Nazir (1999:152) mengemukakan sebagai berikut:
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak
dengan cara memberikan art, atau menspesifikan kegiatan, ataupun memberikan suatu
operasionalisasi yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tertentu. pengertian
yang beragam antara peneliti dengan orang yang membaca penelitiannya. Agar tidak terjadi
kesalahpahaman, maka definisi operasional disusun dalam suatu penelitian.
Operasional adalah suatu konsep yang bersifat abstrak guna memudahkan pengukuran
suatu variabel. Operasional juga dapat diartikan sebagai suatu pedoman dalam melakukan
kegiatan atau pekerjaan penelitian. Definisi operasional yaitu definisi yang didasarkan pada
karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau mengubah konsep
yang berupa konstruk dengan kata yang menggambarkan perilakuka atau gejala yang dapat
diamati dan diuji serta ditentukan kebenarannya oleh orang lain. Ada 3 tipe definisi
Operasional yaitu :

7
1. Definisi operasional tipe A yaitu dapat disusun berdasarkan pada sebuah operasi yang harus
dilakukan sehingga dapat menyebabkan gejala atau keadaan yang didefinisikan menjadi
nyata ataupun dapat terjadi.
2. Definisi operasional tipe B yaitu dapat disusun berdasarkan pada bagaimana sebuah objek
tertentu yang didefinisikan dapat dioperasionalisasikan, yakni berupa apa yang dilakukan
atau apa yang menyusun karakteristik dinamisnya.
3. Definisi operasional tipe C yaitu dapat disusun berdasarrkan pada sebuah penampakan
seperti apa objek atau gejala yang didefinisikan yakni apa saja yang menyusun karakteristik
statisnya.

2.2.1 Pengertian Operasional Menurut Para Ahli :


1. Menurut Budi Pranata (2013:18) Pengertian operasional merupakan kapasitasi atau
kuantitas yang tidak sesuai.
2. Menurut Husein Umar (2008:125) Pengertian operasional merupakan penentuan
suatu konstruct sehingga menjadi variable maupun variabel-variabel yang dapat
diukur.
3. Menurut Nursalam (2008:87) Pengertian operasional merupakan arti berdasarkan
karakteristik yang diamati dari suatu yang didefinisikan tersebut.
4. Menurut Widjono Hs (2008:19) Pengertian operasional merupakan batasan
pengertian yang dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan suatu kegiatan
ataupun pekerjaan.
5. Menurut Asep Hermawan (2009:27) Pengertian operasional merupakan penjelasan
bagaimana kita dapat mengukur variable. Pengukuran tersebut dapat dilakukan
dengan angka-angka maupun karakter tertentu.
6. Menurut Hoover (1998:36) Pengertian operasional merupakan memuat identifikasi
sesuatu hal yang bersifat (variabel) sehingga bisa digunakan untuk penelitian
(observasi).
7. Menurut Rhonda Abrams dan Alice Laplante (2010:216) Pengertian operasional
merupakan bagian yang penting karena tanpanya, maka tidak ada yang dapat
dikerjakan.
8. Menurut Nani Darmayanti (2007:39): Pengertian operasional merupakan rumusan
tentang ruang lingkup serta ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok pembahasan
dan penelitian suatu karya ilmiah.

8
2.3 Skala Pengukuran
2.3.1 Definisi Skala Pengukuran
Skala pengukuran adalah penentuan atau penetapan skala atas suatu variabel
berdasarkan jenis data yang melekat dalam variable penelitian. Pengukuran merupakan aturan-
aturan pemberian angka untuk berbagai objek sedemikian rupa sehingga angka ini mewakili
kualitas atribut. Skala pengukuran merupakan acuan atau pedoman untuk menentukan alat ukur
demi memperoleh hasil data kuantitatif. Misalnya alat ukur panjang adalah meter, berat adalah
kg, ton, kuintal dan sebagainya.
Dengan menentukan skala pengukuran, maka nilai variabel yang diukur dengan
instrument tertnetu dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif.
Sebagai contoh, berat emas 19 gram, berat besi 100 kg, suhu badan orang yang sehat 37 derajat
Celsius, IQ seseorang 150. Selanjutnya dalam pengukuran sikap, sikap sekelompok orang akan
diketahui termasuk gradasi mana dari suatu skala sikap. Pada dasarnya skala pengukuran dapat
digunakan dalam berbagai bidang.perbedaan terletak pada isi dan penekanannya.
Jadi, pengukuran tidak lain dari penunjukan angka - angka pada satu variabel menurut
aturan yang telah ditentukan. Yang mana aturan pertama yang perlu diketahui seorang peneliti
agar dapat mengukur atau memberikan nilai yang tepat untuk konsep yang diamatinya adalah
mengenai tingkat pengukuran. Skala pengukuran memiliki implikasi penting untuk analisis
data, seperti halnya untuk jenis penarikan kesimpulan dari penelitian yang dibuat berdasarkan
pengukuran tersebut. Prosedur statistik yang paling sering digunakan adalah dengan
mengasumsikan sebagai skala interval.
Dalam Pengelompokan skala memakai sistem bilangan nyata. Dasar yang paling umum
untuk membuat skala memiliki ciri-ciri bilangannya berurutan, selisih antara bilangan-bilangan
adalah berurutan, deret bilangan mempunyai asal mula yang unik yang ditandai dengan
bilangan nol.
2.3.2 Macam-Macam Skala Pengukuran
I Skala nominal

In nominal scale, objects or individuals are assigned to categories that


have no numerical properties. Nominal scale have the characteristics of
identity but lack the order properties. Variables measured on a nominal
scale are often referred to as categorical variable because the data are
divided into categories. Some examples of categorical variables, or data
measured on a nominal scale, are ethnicity, gender, and political affiliation.
Artinya, pada skala nominal, objek atau individu diperuntukkan pada kategori yang

9
tidak memiliki sifat numerik. Skala nominal memiliki identitas karakterististik tetapi tidak
memiliki sifat mengurutkan. Variabel yang diukur pada skala nominal sering disebut sebagai
skala kategori karena data dibagi dalam beberapa kategori. Beberapa contoh variabel kategori,
atau data yang diukur pada skala nominal, yaitu etnis, gender, dan afiliasi politik.
Skala nominal adalah tingkatan paling sederhana pada tingkatan pengukuran. Skala ini
dipakai untuk menggolongkan objek-objek atau peristiwa ke dalam kelompok yang terpisah
berdasar kesamaan atau perbedaan ciri-ciri tertentu dari objek yang diamati. Kategori dalam
menggolongkan ke kelompokkelompok tertentu sudah dimasukkan dan dilambangkan dengan
kata-kata, huruf, simbol atau atau angka. Skala nominal tidak dapat dioperasikan secara
matematis seperti tambah, kurang, kali atau bagi.
Berikut ciri-ciri data berskala nominal antara lain:
a Hanya bersifat membedakan, tidak mengurutkan mana kategori yang lebih tinggi, mana
kategori yang lebih rendah
b Memiliki kategori yang bersifat homogen, mutually exclusive dan exchaustive.
Mutually exclusive dan exchaustive artinya setiap individu harus dapat dikategorikan
hanya pada satu kategori saja dan setiap kategori harus mengakomodasi seluruh data.

Skala nominal disebut juga dengan frequency data atau categorical data. Biasanya
menggunakan kode berupa angka yang berguna sebagai label atau simbol kategori untuk
membedakan dan tidak memperlihatkan besaran atau tingkatan. Sebagai contoh, jenis kelamin
di beri angka sebagai simbol, 0=laki-laki dan 1=perempuan. Status pernikahan, 1= menikah
dan 2=tidak menikah.
II Skala ordinal

Semua karakteristik yang ada pada skala nominal dimilik oleh skala ordinal. Yang
membedakannya adalah skala ordinal mempunyai urutan atau peringkat antar kategori dari
tingkatan yang paling rendah ke tingkatan yang paling tinggi berdasar atribut tertentu. Angka
yang digunakan hanya menentukan posisi dalam suatu seri yang urut, bukan nilai absolut,
namun angka tersebut tidak dapat ditambahkan, dikurangi, dikalikan maupun dibagi (tidak
berlaku operasi matematika). Dengan demikan skala ordinal merupakan data dengan
memperhatikan adanya urutan. Contoh skala ordinal yaitu tingkat kesukaan akan suatu produk
makanan dengan skala 1 sampai dengan skala 4.
1 : sangat tidak suka
2 : tidak suka
3 : suka

10
4 : sangat suka
III Skala Interval

Tingkatan skala ini berada antara skala ordinal dan nominal. Karakteristik yang ada
dalam skala ordinal masuk dalam skala interval. Yang membedakannya, skala interval
memiliki satuan skala, atau satuan pengukuran yang standar dan jarak antar kategori dapat
diketahui. Skala interval tidak memiliki titik nol (0) yang sesungguhnya, sehingga tidak berlaku
operasi perbandingan, akan tetapi berlaku operasi penjumlahan serta pengurangan.
Contoh variabel berskala interval adalah
a. IPK :
0,00 – 1,99 (1)
2,00 – 2,99 (2)
3,00 – 4,00 (3)
b. Penghasilan :
< 500 ribu (1)
500bu – 1,5 juta(2)

> 1,5 juta (3)


IV Skala Rasio

Secara mendasar skala rasio sama dengan skala interval, yang membedakan hanyalah
skala rasio mempunyai titik nol (0) yang sesungguhnya. Dengan demikian skala rasio atau
perbandingan antara kategori bisa diketahui dengan jelas dan dapat dilakukan semua operasi
matematika. Contohnya adalah usia Andi 18 tahun sedangkan usia resa 9 tahun. Maka, dapat
dinyatakan bahwa usia Andi adalah dua kali indah. Kedua, orang yang beratnya 100 kg dua
kali lebih berat dari orang yang beratnya 50 kg.

11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti melakukan
penelitian tanpa adanya variabel. Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek pengamatan
penelitian, sering juga disebut sebagai faktor yang berperan dalam penelitian atau gejala yang
akan diteliti.

Variabel penelitian adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian yang memberikan
pengaruh dan mempunyai nilai (value). Variabel merupakan suatu besaran yang dapat diubah
atau berubah sehingga dapat mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Dengan
penggunaan variabel, kita dapat dengan mudah memperoleh dan memahami permasalahan.
Variabel penelitian adalah objek yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel
penelitian terdiri dari variabel terikat, variabel bebas, variabel moderator, variabel kontrol, dan
variabel antara atau intervening.

Definisi operasional merupakan penjelasan maksud dari istilah yang menjelaskan


secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. Definisi operasional ini berisi
penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan alam penelitian. Definisi operasional
digunakan untuk memberikan pengertian yang operasional dalam penelitian. Definisi ini
digunakan sebagai landasan dalam merinci kisi-kisi instrumen penelitian.
Operasional adalah suatu konsep yang bersifat abstrak guna memudahkan pengukuran
suatu variabel. Operasional juga dapat diartikan sebagai suatu pedoman dalam melakukan
kegiatan atau pekerjaan penelitian. Definisi operasional yaitu definisi yang didasarkan pada
karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau mengubah konsep
yang berupa konstruk dengan kata yang menggambarkan perilakuka atau gejala yang dapat
diamati dan diuji serta ditentukan kebenarannya oleh orang lain.
Skala pengukuran adalah penentuan atau penetapan skala atas suatu variabel
berdasarkan jenis data yang melekat dalam variable penelitian. Pengukuran merupakan aturan-
aturan pemberian angka untuk berbagai objek sedemikian rupa sehingga angka ini mewakili
kualitas atribut. Skala pengukuran merupakan acuan atau pedoman untuk menentukan alat ukur
demi memperoleh hasil data kuantitatif. Misalnya alat ukur panjang adalah meter, berat adalah
kg, ton, kuintal dan sebagainya.
Dengan menentukan skala pengukuran, maka nilai variabel yang diukur dengan

12
instrument tertnetu dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif.
Dalam Pengelompokan skala memakai sistem bilangan nyata. Dasar yang paling umum untuk
membuat skala memiliki ciri-ciri bilangannya berurutan, selisih antara bilangan-bilangan
adalah berurutan, deret bilangan mempunyai asal mula yang unik yang ditandai dengan
bilangan nol.
Skala nominal tidak dapat dioperasikan secara matematis seperti tambah, kurang, kali
atau bagi.
Berikut ciri-ciri data berskala nominal antara lain:
a Hanya bersifat membedakan, tidak mengurutkan mana kategori yang lebih tinggi, mana
kategori yang lebih rendah
b Memiliki kategori yang bersifat homogen, mutually exclusive dan exchaustive.
Mutually exclusive dan exchaustive artinya setiap individu harus dapat dikategorikan
hanya pada satu kategori saja dan setiap kategori harus mengakomodasi seluruh data.

Skala nominal disebut juga dengan frequency data atau categorical data. Biasanya
menggunakan kode berupa angka yang berguna sebagai label atau simbol kategori untuk
membedakan dan tidak memperlihatkan besaran atau tingkatan.

13
DAFTAR PUSTAKA
https://akatelkom-bogor.ac.id/2022/08/19/jenis-jenis-variabel-
penelitian/#:~:text=Variabel%20penelitian%20adalah%20karakter%2C%20atribut,kelompok
%20tertentu%20kemudian%20ditarik%20kesimpulannya.
http://repository.stei.ac.id/932/3/Bab%20II%20Kajian%20Pustaka.pdf
http://repository.upi.edu/63287/3/S_ADP_033273_Chapter3.pdf
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/7300/8/Bab8_Skala%20pengukuran.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai