Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGENDALIAN VEKTOR DAN TIKUS

“PENGERTIAN, PERAN DAN PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG


PENGANGGU”

Dosen Pengampu :
Drs. Pangestu, M.Kes.
Beben Syaiful Bahri, SKM., MKM
Disusun Oleh :
Kelompok 5 - 2D3B
1. Muhammad Ryan Rifa'i (P21345121048)
2. Niko Prakoso (P21345121056)
3. Safira Wahdania (P21345121066)
4. Tiara Jamilah Jilan (P21345121075)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II

Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kebayoran Baru,


Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Pengertia, peran dan pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Dasar Teknik semester tiga program studi D3
jurusan kesehatan lingkungan.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih
kepada Drs. Pangestu, M.Kes. selaku dosen pada mata kuliah Pengendalian Vektor dan Tikus.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri
dan pihak yang telah membacanya, serta penulis mendoakan semoga segala bantuan yang
telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Jakarta, 28 Agustus 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2

2.1 Pengertian Vektor dan Binatang Pengganggu ....................................................... 2

2.2 Jenis Vektor ............................................................................................................... 3

2.3 Transmisi Penyakit ................................................................................................... 6

2.4 Peran Vektor dan Binatang Pengganggu dalam Kesehatan ................................. 6

2.5 Konsep Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu ..................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 11

Kesimpulan ......................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan vektor dan tikus di lingkungan kehidupan manusia sudah dimulai sejak
pertama kali manusia menciptakan tempat untuk bermukim. Bangunan tempat tinggal manusia
memberikan tempat pula bagi berbagai vektor dan tikus untuk berlindung, memperoleh
makanan dan berkembang biak. Dengan kondisi lingkungan yang relatif tidak ekstrim dan
bebas dari musuh-musuh alaminya serta tercukupinya kebutuhan makanan, maka populasi
vektor dan tikus di permukiman dapat terus meningkat sedemikian rupa sehingga menimbulkan
masalah bagi kesehatan manusia.
Vektor dan tikus dapat merugikan kesehatan manusia, merusak lingkungan hidup manusia
dan pada gilirannya akan mengganggu kesejahteraan hidup manusia, oleh karena itu
keberadaan vektor dan tikus tersebut harus dikendalikan. Pengendalian vektor dan tikus adalah
suatu upaya untuk mengurangi atau menurunkan populasi vektor dan tikus tersebut ke suatu
tingkat yang tidak mengganggu ataupun membahayakan kehidupan manusia.
Masalah umum yang dihadapi dalam bidang kesehatan adalah jumlah penduduk yang besar
dengan angka pertumbuhan yang cukup tinggi dan penyebaran penduduk yang belum merata,
tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang masih rendah. Keadaan ini dapat menyebabkan
lingkungan fisik dan biologis yang tidak memadai sehingga memungkinkan berkembang
biaknya vektor penyakit
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari vektor?


2. Apa saja jenis vektor?
3. Apa saja peran vektor dan binatang penganggu dalam kesehatan?
4. Bagaimana konsep pengendalian vektor dan binatang penganggu?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Menambah wawasan penulis dan pembaca materi mata kuliah Pengendalian Vektor dan
Tikus tentang Pengertian, peran dan pengendalian Vektor dan Binatang Penganggu.

2. Memenuhi tugas mata kuliah Pengendalian Vektor dan Tikus untuk membuat makalah
tentang Pengertian, peran dan pengendalian Vektor dan Binatang Penganggu.

1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Vektor dan Binatang Pengganggu

Gambar nyamuk Aedes Egypti merupakan vektor penyebab penyakit DBD


Vektor adalah hewan avertebrata yang bertindak sebagai penular penyebab penyakit
(agen) dari host pejamu yang sakit ke pejamu lain yang rentan. Vektor digolongkan menjadi 2
(dua) yaitu vektor mekanik dan vektor biologik. Vektor ·mekanik yaitu hewan avertebrata yang
menularkan penyakit tanpa agen tersebut mengalami perubahan, sedangkan dalam vektor
biologik agen mengalami perkembangbiakan atau pertumbuhan dari satu tahap ke tahap yang
lebih lanjue. Contoh Aedes aegypti bertindak sebagai vektor demam berdarah.
Timmreck (2004) menyebutkan bahwa vektor adalah setiap makhluk hidup selain
manusia yang membawa penyakit (carrier) yang menyebarkan dan menjalani proses penularan
penyakit, misalnya lalat, kutu, nyamuk, hewan kecil seperti mencit, tikus, atau hewan pengerat
lain. Vektor menyebarkan agen dari manusia atau hewan yang terinfeksi ke manusia atau
hewan lain yang rentan melalui kotoran, gigitan, dan cairan tubuhnya, atau secara tidak
langsung melalui kontaminasi pada makanan.
Vektor Penyakit adalah Arthropoda yang dapat memindahkan/menularkan suatu
“infectious agen” dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan (susceptible host)
Contohnya Nyamuk anopheles, Nyamuk aedes, Lalat, Pinjal, dll.
Vektor Penyakit merupakan arthropoda yang berperan sebagai penular penyakit
sehingga dikenal sebagai arthropod - borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector –
borne diseases yang merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis maupun
epidemis dan menimbulkan bahaya bagi kesehatan sampai kematian.
Menurut WHO (2005), vektor adalah serangga atau hewan lain yang biasanya membawa
kuman penyakit yang merupakan suatu risiko bagi kesehatan masyarakat.
Menurut Iskandar (1989), vektor adalah anthropoda yang dapat memindahkan/menularkan

2
suatu infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan. Sedangkan
menurut Soemirat (2005), keberadaan vektor penyakit dapat mempermudah penyebaran agent
penyakit. Hal ini menentukan bahwa masuknya agent baru ke dalam suatu lingkungan akan
merugikan kesehatan masyarakat setempat.
Binatang pengganggu adalah binatang yang dapat mengganggu, menyerang/ menularkan
penyakit kepada manusia, binatang/ tumbuhan. Atau binatang pengganggu adalah binatang
bukan serangga yang menganggu (kenyamanan) hidup manusia.
Ada dua jenis vektor yaitu vektor biologis dan vektor mekanis. Vektor disebut vektor
biologis jika sebagian siklus hidup parasitnya terjadi dalam tubuh vektor tersebut. Vektor
disebut sebagai vektor mekanis jika sebagian siklus hidup parasitnya tidak terjadi dalam tubuh
vektor tersebut (Natadisastra dan Agoes, 2005). Contohnya lalat sebagai vektor mekanis dalam
penularan penyakit diare, trakoma, keracunan makanan, dan tifoid, sedangkan nyamuk
Anopheles sebagai vektor biologis dalam penularan penyakit malaria (Chandra, 2006).
2.2 Jenis Vektor
Vektor adalah jenis serangga dari filum Arthropoda yang dapat memindahkan/
menularkan suatu penyakit (infectiuous agent) dari sumber infeksi kepada induk semang yang
rentan (susceptible host). Binatang pengganggu dalam hal ini termasuk filum Chordata yang
umumnya merupakan binatang mengerat yang dapat merusak tanaman, harta benda, makanan,
dan yang lebih penting lagi dapat menjadi induk semang (host) bagi beberapa penyakit tertentu.
Induk semang adalah suatu media yang paling baik untuk hidup dan berkembang biaknya bibit
penyakit menular di dalam tubuh host tersebut kemudian setelah dewasa/matang akan
menularkan kepada host lain melalui gigitan, sengatan, sekresi/kotoran dari host terinfeksi
tersebut.
Arthropoda berarti kaki yang beruas-ruas/bersendi-sendi (arthron=sendi, poda=kaki).
Dari filum Arthropoda tersebut yang menjadi vektor adalah :

1. Ordo Dipthera, kelas Hexapoda (kaki enam), contohnya :

a) Nyamuk Anopheles sebagai vektor penyakit malaria.

b) Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit DHF.

c) Nyamuk Culex fatigans sebagai vektor penyakit elephantiasis (kaki gajah).

d) Lalat rumah (musca domestica, domestic fly)sebagai vektor penyakit perut.

e) Lalat Tse-tse sebagai vektor penyakit sleeping sickness (penyakit tidur abadi).

3
f) Lalat kuda (tomoxys calcitrans) sebagai vektor penyakit antraks.

Gambar lalat tse-tse salah satu contoh arthropoda ordo diptera.

2. Ordo Siphonaptera. Contohnya pinjal tikus (xenopsylla cheopis) sebagai vektor


penyakit plague (pes).

3. Ordo Anoplura. Contohnya, kutu kepala (Pediculus humanus capitis) sebagai vektor
penyakit relapsing fever (demam balik-balik).

4. Kelas Aracnoidea.

a) Tick sebagai vektor penyakit relapsing fever

b) Mite sebagai vektor penyakit scrub thypus, endemic thypus, dan scabies.

5. Kelas Crustacea. Sebagai vektor penyakit paragonomiasi.

6. Kelas Myriapoda. Sebagai vektor penyakit hymenolepsis.

7. Ordo Hemiptera.sebagai vektor pengganggu. Contohnya, kutu busuk (Cimex


rotudatus).

8. Ordo Isoptera. Sebagai vektor pengganggu jenis rayap.

9. Ordo Orthoptera. Sebagai vektor pengganggu jenis belalang.

10. Ordo Culeoptera. Sebagai vektor pengganggu jenis kecoa.

11. Ordo Arachnoidea. Sebagai vektor pengganggu jenis kalajengking

4
Gambar beberapa jenis vektor yang lainnya

Terdapat pula beberapa jenis tikus, terdapat 2 golongan:

1. Tikus besar / rat (rattus-rattus) terdiri dari :

a) Rattus norwegicus(tikus got/tikus riol)

b) Rattus diardii (tikus atap)

c) Rattus alexandricus (tikus Alexandria)

d) Rattus frugivorus (tikus buah-buahan)

2. Tikus kecil (mice/mouse) : Musculus (tikus rumah)

Gambar Tikus Got

5
Gambar Tikus Rumah

2.3 Transmisi Penyakit


Agen penyebab penyakit infeksi yang ditularkan pada manusia yang rentan dapat
melalui beberapa cara yaitu : :
1. Dari orang ke orang
2. Melalui udara
3. Melalui makanan dan air
4. Melalui hewan
5. Melalui vektor arthropoda
2.4 Peran Vektor dan Binatang Pengganggu dalam Kesehatan
Secara umum, vektor mempunyai peranan yaitu sebagai pengganggu dan penular
penyakit. Vektor yang berperan sebagai pengganggu yaitu nyamuk, kecoa/lipas, lalat, semut,
lipan, kumbang, kutu kepala, kutu busuk, pinjal, dll. Penularan penyakit pada manusia melalui
vektor penyakit berupa serangga dikenal sebagai arthropod – borne diseases atau sering juga
disebut sebagai vector – borne diseases. Agen penyebab penyakit infeksi yang ditularkan pada
manusia yang rentan dapat melalui beberapa cara yaitu :
• Dari orang ke orang
• Melalui udara
• Melalui makanan dan air
• Melalui hewan
• Melalui vektor arthropoda (Chandra,2003).
Vektor penyakit dari arthropoda yang berperan sebagai penular penyakit dikenal sebagai
arthropod – borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector – borne diseases.

6
Sumber : https://www.breakdengue.org/vector-net-disease-vectors-europe/
Vektor penyakit dari arthropoda yang berperan sebagai penular penyakit dikenal sebagai
arthropod – borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector – borne diseases.
Vektor penyakit adalah penyakit yang disebabkan oleh patogen ini dan parasit pada
populasi manusia. Mereka yang paling sering ditemukan di daerah tropis dan tempat di mana
akses terhadap air minum dan sanitasi yang sehat terhambat .1
1. Arthropods Borne Disease
Istilah ini mengandung pengertian bahwa arthropoda merupakan vektor yang bertanggung
jawab untuk terjadinya penularan penyakit dari satu host (pejamu) ke host lain. Paul A.
Ketchum, membuat klasifikasi arthropods borne diseases pada kejadian penyakit epidemis di
Amerika
Park & Park, membagi klasifikasi arthropods borne diseases yang sering menyebabkan
terjadinya penyakit pada manusia sebagai berikut :
No. Arthropoda Penyakit Bawaan
1 Nyamuk Merupakan vektor dari penyakit Malaria, Filaria, Demam
kuning Demam berdarah, Penyakit otak, demam
haemorhagic
2 Lalat Merupakan vektor dari penyakit tipus dan demam
paratipus,diare, disentri, kolera, gastro-enteritis,
amoebiasis, penyakit lumpuh, conjunctivitis, anthrax
3 Lalat pasir Merupakan vektor penyakit leishmaniasis, demam papataci
dan bartonellosisi, Leishmania donovani,
4 Lalat hitam Merupakan vektor penyakit Oncheocerciasis

1
https://dinkes.tegalkota.go.id/berita/detail/vectorborne-diseases-jadi-tema-hari-kesehatan-sedunia14 Mar
2018

7
2. Arthropoda Sebagai Intemediate Host
Arthropoda sebagai intermediate host artinya arthropoda berperan hanya sebagai tuan
rumah ataupun tempat perantara agent infeksius tanpa memindahkan ataupun menularkan
agent infeksius tersebut ke tubuh inang (host).
No. Arthropoda Penyakit Bawaan
1 Lalat tse2 Merupakan vektor dari penyakit tidur
2 Kutu Merupakan vektor dari penyakit tipus mewabah, relapsing
demam, parit
3 Pinjal penyakit sampar, endemic typhus
4 Sengkenit Penyakit Rickettsia (Rickettsia Rickettsii)
5 Tungau Penyakit tsutsugamushi atau scrub typhus yang disebabkan
oleh Rickettsia tsutsugamushi

Peran Vektor Penyakit dalam Kesehatan


Arthropoda secara umum mempunyai peran terhadap kesehatan manusia :
1. Menularkan atau memindahkan penyakit disebut vektor
2. Menyebabkan penyakit (parasit atau agent)
3. Mengandung dan menghasilkan zat racun (toksin)
4. Menimbulkan dan menyebabkan gangguan (nuisance)
5. Menimbulkan rasa takut (entomophobia)
2.5 Konsep Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu
Menurut Pasal 1, ayat (3) bahwa Pengendalian adalah upaya untuk mengurangi atau
melenyapkan faktor risiko penyakit atau gangguan kesehatan. Berdasarkan pasal tersebut
dapat disimpulkan bahwa “Pengendalian Vektor dan Binatang Penganggu” adalah upaya untuk
mengurangi atau melenyapkan Vektor dan Binatang Pengganggu sebagai faktor risiko penyakit
atau gangguan kesehatan atau gangguan lainnya yang merugikan manusia karena serangan
berupa gigitan, sengatan, dan kerusakan harta benda.
Pengendalian vektor dan binatang pengganggu pada Peraturan Menteri Kesehatan
sebelaumnya (PMK No. 374/Menkes/Per/III/2010 tentang Pengendalian Vektor) adalah semua
kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan populasi vektor serendah mungkin
sehingga vektor di suatu wilayah atau menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga
penularan penyakit tular vektor dapat dicegah. Jadi pada dasarnya pengendalian vektor dan
binatang pengganggu untuk memutuskan rantai penularan antara sumber penyakit dengan

8
manusia atau mencegah tertularnya suatu penyakit menular kepada manusia melalui peranan
vektor penyakit.
Upaya pengendalian vektor lebih dititikberatkan pada kebijakan pengendalian vektor
terpadu melalui suatu pendekatan pengendalian vektor dengan menggunakan satu atau
kombinasi beberapa metode pengendalian vector: Pengendalian Vektor Terpadu (PVT)
merupakan pendekatan yang menggunakan kombinasi beberapa metode pengendalian vektor
yang dilakukan berdasarkan azas keamanan, rasionalitas dan efektifitas pelaksanaannya serta
dengan mempertimbangkan kelestarian keberhasilannya (Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan).
Pengendalian vektor terpadu dilatarbelakangi karena masalah penggunaan pestisida
sintetis yang semakin mahal dan beresiko bagi manusia dan lingkungan. Pengendalian vektor
terpadu mengintegrasikan semua cara pengendalian hama yang potensial, ekonomis, efisien
dan ekologis untuk mengedalikan serangga (vektor) pada tingkat yang tidak membahayakan.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah program pengendalian vektor terpadu
dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu, bukan insidental, populasi vektor (hama) harus
dimonitor secara berkala, tempat perindukan dan perilaku vektor harus dapat diidentifikasi,
strategi, metode serta teknik pengendalian harus bijaksana dan tepat guna, masyarakat perlu
dilibatkan sejauh mungkin. Hasil yang diharapkan dalam pengendalian vektor secara terpadu
adalah :
1. Populasi vektor dapat terus ditekan dibawah ambang.
2. Penggunaan pestisida dapat dikurangi sehingga mengurangi bahaya dan akibat
samping.
3. Penggunaan metode non pestisida dapat ditingkatkan dimana mungkin diterapkan.
4. Keseluruhan program pengendalian itu efektif, efisien, aman, tidak berbahaya dan
diterima masyarakat.

Agar dapat memperoleh hasil yang maksimal, maka dalam pengendalian vektor secara
terpadu memperhatikan hal-hal berikut ini :

1. Harus benar-benar mengenal hama sasaran, khususnya biologi, ekologi dan


perilakunya.
2. Strategi pengendalian yg ditempuh harus memperhatikan siapa sasarannya, bagaimana
melaksanakannya, dimana dan kapan waktu yg paling tepat.

9
3. Penggunaan materi untuk pengendalian harus tepat, apakah pestisida (toksikologi dan
persistensinya), organisme musuh alami (biologi, ekologi dan perilakunya) ataupun
cara-cara non pestisida lainnya.
4. Kondisi lingkungan, tata ruang dan struktural.

Berdasarkan uraian diatas maka konsep dasar pengendalian vektor dan binatang
pengganggu adalah:
1. Menitik beratkan pada kebijakan pengendalian vektor terpadu melalui suatu
pendekatan pengendalian vektor dengan menggunakan satu atau kombinasi beberapa
metode pengendalian vektor dan binatang pengganggu.
2. Berdasarkan azas keamanan terhadap semua faktor lingkungan, rasionalitas dan
efektifitas pelaksanaannya serta mempertimbangkan kelestarian keberhasilannya.
3. Memutuskan rantai penularan antara sumber penyakit dengan manusia atau mencegah
tertularnya suatu penyakit menular kepada manusia melalui peranan vektor penyakit
dan binatang pengganggu.

10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Vektor adalah hewan avertebrata yang bertindak sebagai penular penyebab penyakit
(agen) dari host pejamu yang sakit ke pejamu lain yang rentan. Vektor digolongkan menjadi 2
(dua) yaitu vektor mekanik dan vektor biologik. Vektor dan tikus dapat merugikan kesehatan
manusia, merusak lingkungan hidup manusia dan pada gilirannya akan mengganggu
kesejahteraan hidup manusia, oleh karena itu keberadaan vektor dan tikus tersebut harus
dikendalikan. Pengendalian vektor dan tikus adalah suatu upaya untuk mengurangi atau
menurunkan populasi vektor dan tikus tersebut ke suatu tingkat yang tidak mengganggu
ataupun membahayakan kehidupan manusia.
Secara umum, vektor mempunyai peranan yaitu sebagai pengganggu dan penular
penyakit. Vektor yang berperan sebagai pengganggu yaitu nyamuk, kecoa/lipas, lalat, semut,
lipan, kumbang, kutu kepala, kutu busuk, pinjal, dll. Penularan penyakit pada manusia melalui
vektor penyakit berupa serangga dikenal sebagai arthropod – borne diseases atau sering juga
disebut sebagai vector – borne diseases. Agen penyebab penyakit infeksi yang ditularkan pada
manusia yang rentan dapat melalui beberapa cara yaitu :
• Dari orang ke orang
• Melalui udara
• Melalui makanan dan air
• Melalui hewan
• Melalui vektor arthropoda (Chandra,2003).
Upaya pengendalian vektor lebih dititikberatkan pada kebijakan pengendalian vektor
terpadu melalui suatu pendekatan pengendalian vektor dengan menggunakan satu atau
kombinasi beberapa metode pengendalian vector: Pengendalian Vektor Terpadu (PVT)
merupakan pendekatan yang menggunakan kombinasi beberapa metode pengendalian vektor
yang dilakukan berdasarkan azas keamanan, rasionalitas dan efektifitas pelaksanaannya serta
dengan mempertimbangkan kelestarian keberhasilannya (Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan).

11
DAFTAR PUSTAKA

Prabowo, K. (2019). Pengendalian Vektor dan Tikus. Badan PPSDM Kes, 36.
Buku Ajar Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu
Khairiyati, Laily; Marlinae, Lenie; Waskito, Agung; Nur Rahmat, Anugerah; Ridha, M.
Rasyid; Andiarsa, Dicky
https://media.neliti.com/media/publications/57449-ID-vektor-dan-reservoir.pdf
https://www.academia.edu/11431938/Binatang_Pengganggu_PRINT

https://onlinelearning.uhamka.ac.id/pluginfile.php/585481/mod_resource/content/1/%281%2
9%20Pengantar%20Pengendalian%20Vektor%20Penyakit.pdf

http://winbonang.com/wp-content/uploads/2019/12/MATERI-modul-Bahan-Ajar-PVBP-
B.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai