Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

METODE SAMPLING DALAM KOLEKSI


VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGU

Disusun Oleh :
KELOMPOK 4 (REG 2)
Faiz Azhari 1913351076
Ratih Aktiani 1913351079
Ainun Izzatul M 1913351080
Anisa Septriana 1913351081
Chyndo Yudika 1913351082
Mutiara Ari T 1913351083
Hibar Surya W 1913351084
Umi Barokah 1913351085

POLTEKKES TANJUNG KARANG


JURUSAN SANITASI LINGKUNGAN
PRODI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah yang kami bahas dengan judul “METODE SAMPLING DALAM KOLEKSI
VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGU”.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Bandar Lampung, 24 Januari 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
2.1 Pengertian Vektor dan Tikus ....................................................................................... 6
2.2 Persiapan Pengambilan Sampel Vektor dan Tikus ..................................................... 7
2.3 Alat dan Bahan Pengambilan Sampel Vektor dan Tikus ............................................ 8
2.4 Cara Pengambilan Sampel Vektor dan Tikus ........................................................... 10
2.5 Penentuan Titik Pengambilan Sampel Vektor dan Tikus.......................................... 13
2.6 Tata Cara Pengiriman Sampel Vektor dan Tikus ...................................................... 13
BAB III .................................................................................................................................... 14
PENUTUP................................................................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 14
3.2 Saran ............................................................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak aspek
kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, sehingga banyak akibat yang
ditimbulkannya. Salah satu penyebabnya vector dan tikus. Walaupun lingkungan sudah
bersih, mereka akan tetap ada di sekitar lingkungan.
Ada beberapa vektor pengganggu seperti nyamuk ataupun jenis serangga lainnya. Vektor
penyakit adalah serangga penyebar penyakit atau arthopoda. Vehicle, adalah suatu penyebar
penyakit yang tidak hidup, seperti air, udara, makanan dan lain-lainnya, sedangkan vektor
adalah benda hidup yakni serangga.. Yang dimana sangat menganggu kondisi kesehatan
manusia akibat dari lingkungan yang tidak sehat. Keduanya juga merupakan spesies hewan
yang meskipun tergolong memiliki tubuh dengan ukuran kecil namum keduanya juga
berbahaya bila tidak segera ditangani.
Binatang pengganggu adalah binatang yang dapat mengganggu, menyerang, ataupun
menularkan penyakit terhadap manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan.Tikus
merupakan binatang pengerat yang sudah menjadi musuh masyarakat karena sebagai faktor
penyakit dan identik berada di lingkungan yang tidak terawat, kumuh, lembab
dan kotor. Belum banyak disadari bahwa kelompok hewan ini juga membawa, menyebarkan
dan menularkan berbagai penyakit kepada manusia, ternak dan hewan peliharaan. Penyakit
itu dapat tertular melalui ludah, urin atau fesesnya. Selain itu, tikus juga merusak properti
rumah karena sifat pengeratnya dan menjadi musuh para petani karena sering merusak
tanaman atau sawah milik mereka .
Oleh karena itu, diperlukan adanya penanganan vector tersebut serta mempelajari
bagaimana kehidupan vector dan tikus agar tidak banyak penyakit yang datang serta
lingkungan pun menjadi sehat.
Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan prosedur
tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi. Survei sampel adalah suatu penelitian
yang dilakukan terhadap sampel.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari vektor dan tikus?
2. Bagaiamana persiapan pengambilan sampel vektor dan tikus ?
3. Apa saja jenis alat pengambilan sampel vektor dan tikus ?
4. Bagaimana tata cara pengambilan sampel vektor dan tikus ?
5. Bagaimana penentuan titik dan pengambilan sampel vektor dan tikus ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud vektor dan tikus.
2. Untuk mengetahui bagaiaman persiapan pengambilan sampel vektor dan tikus.
3. Untuk mengetahui apa saja jenis alat pengambilan sampel vektor dan tikus.
4. Untuk mengetahui bagaimana tata cara pengambilan sampel vektor dan tikus.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara penentuan titik dan pengambilan sampel vektor
dan tikus.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Vektor dan Tikus


A. Vektor
Vektor merupakan arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan atau menjadi
sumber penularan penyakit pada manusia. vektor yang berperan sebagai penular penyakit dikenal
sebagai arthropoda borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector borne diseases yang
merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis dan menimbulkan bahaya bagi
kesehatan sampai kematian.
Pengendalian vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk
menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi berisiko
untuk terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah atau menghindari kontak
masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit tular vektor dapat dicegah
(Permenkes No 347/Menkes/Per/III/2010)
Menurut WHO (2005), vektor adalah serangga atau hewan lain yang biasanya
membawa kuman penyakit yang merupakan suatu resiko bagi kesehatan masyarakat.
Menurut Iskandar (1989) vektor adalah antropoda yang dapat memindahkan atau menularkan
suatu infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan. Sedangkan
menurut Sumirat (2005) keberadaan vektor penyakit dapat mempermudah penyebaran agen
penyakit hal ini menentukan bahwa masuknya agen baru ke dalam suatu lingkungan akan
merugikan kesehatan masyarakat setempat. Terdapat beberapa jenis vektor, yaitu:
a) Vektor Potensial
Vektor potensial adalah vektor yang secara aktif berperan dalam penyebaran
penyakit.Vektor ini baik secara biologis maupun mekanis selalu mencari hospesnya
untuk kelangsungan hidupnya.
b) Vektor Pasif
Vektor pasif, artinya secara ilmiah dapat dibuktikan bahwa dalam tubuh vektor ada
agen patogen dan dapat menularkan agen tersebut kepada hospes lain, tetapi vektor ini
tidak aktif mencari mangsanya. Dengan adanya perubahan lingkungan, kemungkinan
vektor tersebut dapat berubah menjadi aktif.
c) Vektor Biologis
Vektor biologis, dimana agen penyakit harus mengalami perkembangan ke stadium
lebih lanjut. Bila tidak ada vektor maka agen penyakit kemungkinan akan mati.

6
d) Vektor Mekanis
Vektor mekanis, dimana agen penyakit tidak mengalami perkembangan, tetapi hanya
sebagai pembawa agen penyakit.
e) Vektor Insidentil
Vektor insidentil, vektor ini secara kebetulan hinggap pada manusia, kemudian
mengeluarkan faeces yang sudah terkontaminasi agen penyakit dekat mulut. Secara
tidak sengaja masuk ke dalam mulut.
B. Tikus
Tikus adalah binatang yang termasuk dalam ordo rodentia, sub ordo Myormorpha,
family muridae. Family muridae ini merupakan family yang dominan dari ordo rodentia
karena mempunyai daya reproduksi yang tinggi, pemakan segala macam makanan
(omnivorous) dan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang diciptakan manusia. Jenis
tikus yang sering ditemukan dihabitat rumah dan ladang adalah jenis rattus dan mus.
2.2 Persiapan Pengambilan Sampel Vektor dan Tikus
1. Pemetaan survei lingkungan macam apapun dimulai dengan perizinan dan survei
atau pengamatan lokasi survei. Dalam pengamatan lokasi survei kegiatan pemetaan
sebaiknya dilakukan. Peta yang dihasilkan menggambarkan tata letak/tata ruang
yang sebenarnya terutama untuk menentukan sederetan titik penting tempat
pengambilan sampel dan tempat penting lainnya yaitu jalan, danau, sungai, jalan
setapak, bangunan, pepohonan, hutan, semak dll. Mempelajari peta iklim umum
dan bioma tempat survei dilakukan merupakan hal yang perlu dipertimbangkan
dalam survei tikus. Karena akan memberikan nilai tambah dalam
menginterpretasikan keterkaitan populasi tikus dengan lingkungannya.
2. Pengukuran faktor lingkungan telah diketahui bahwa faktor lingkungan baik
abiotik dan biotik berpengaruh terhadap ukuran dan penyebaran populasi tikus.
Oleh karena pengukuran faktor lingkungan perlu dilakukan seperti pengukuran
faktor abiotik (suhu, kelembaban, sinar, angin dan PH (tanah/air) dan biotik
(tumbuhan dan binatang). Pengamatan tumbuhan meliputi struktur vegetasi (bentuk
kehidupan, ukuran, manfaat daun, dan tekstur daun) dan rimbunan tanaman
(semak, tumbuhan polowijo dll) sedangkan pengamatan binatang meliputi jenis
kebiasaan makan jumlah dan habitat ( Kuat Prabowo, dkk 2012 ).

7
2.3 Alat dan Bahan Pengambilan Sampel Vektor dan Tikus
No Nama Gambar Kegunaan
1 Rat Trap Sebagai perangkap tikus

2 Light Trap Untuk menangkap serangga


yang terbang pada malam hari.

3 Pit Fall Trap Alat ini berfungsi untuk


menangkap serangga atau
hewan kecil yang berada di
permukaan tanah.

4 Insect Net Jaring digunakan untuk


menangkap serangga terbang
seperti kupu-kupu, lalat,
belalang, lebah, dan capung.

5 Soil Warm Untuk mengetahui adanya


Extractor serangga pada tanah.

6 Aspirator Untuk mengumpulkan


serangga berukuran kecil.

8
7 Fly Grill Untuk menghitung kepadatan
populasi lalat.

8 Fly Trap Untuk menangkap lalat dalam


jumlah besar. Dan biasanya
diletakkan diluar ruangan.

Tabel 2.1 Alat Pengambilan Sampel

No Nama Gambar Kegunaan


1 Insektisida Sebagai pembasmi
Aerosol vektor/serangga

2 Chlorofom Obat bius

3 Umpan Untuk menarik tikus


Tikus keluar dari sarangnya

4 Tikus Sebagai sampel

Tabel 2.2 Bahan Pengambilan Sampel

9
2.4 Cara Pengambilan Sampel Vektor dan Tikus
a. Tikus
1. Penangkapan Tikus
Penjebakan/pemerangkapan di lapangan merupakan cara baik untuk
mendapatkan sampel tikus. Perbedaan tipe perangkat yang digunakan
sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Perangkap hidup lebih
baik daripada perangkap mati. Karena perangkap hidup tidak merusak
tubuh, kulit atau tulang dari tikus yang terperangkap dan tikus akan
tetap hidup sebaliknya dengan perangkap mati tikus yang terbunuh
harus segera ditangani karena akan cepat membusuk.
2. Pencatatan dan Pelabelan
Sampel tikus yang terperangkap merupakan data penting yang perlu
dikoleksi sebagai spesimen, terutama dari daerah atau habitat yang
berbeda. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam mengkoleksi
yaitu label/etiket harus dibuat dengan kertas kaku atau tebal, tulisan
dengan huruf balok dan ditulis dengan tinta yang tidak dapat terhapus.
Hal penting yang perlu dicatat adalah :
1) Nama jenis
2) Lokasi/habitat
3) Tanggal (hari, bulan, tahun)
4) Berat badan (gr)
5) Panjang kepala dan badan (mm)
6) Panjang ekor (cm)
7) Panjang kaki belakang (mm)
8) Lebar telinga (mm)
9) Jenis kelamin
10) Organ reproduksi, seperti testis, seminal vesikel,uterus dan
embrio
11) Rumus mamae
12) Kolektor
3. Pembuatan Spesimen Awetan Tikus
Merupakan bukti ilmiah jenis tikus yang berhasil ditangkap di suatu
lokasi penelitian, sehingga pembuatan spesimen awetan tikus
merupakan kegiatan yang harus dilakukan. Spesimen awetan

10
bermanfaat untuk koleksi dan referensi dan bahan konfirmasi jenis
tikus ke lembaga ilmiah lain apabila diidentifikasi mengalami kendala.
4. Penyimpanan/Pengiriman Spesimen
Spesimen awetan jenis tikus merupakan koleksi ilmiah yang sangat
penting, sehingga penyimpanannya perlu mendapat perhatian ekstra
sehingga awetan tersebut dapat bertahan selama lamanya. Tempat
penyimpanan spesimen awetan merupakan tempat yang bebas dari
segala sesuatu yang dapat merusak spesimen awetan tersebut. Untuk
pengiriman spesimen ke lembaga ilmiah lain untuk tujuan konfirmasi
sumbangan atau keperluan lain spesimen awetan sebaiknya
ditempatkan pada kotak kemasan yang menjamin spesimen tersebut
tidak mengalami kerusakan di perjalanan.
b. Nyamuk
1. Menentukan Lokasi Survey Nyamuk
Tenaga entomologi provinsi akan menentukan Kabupaten bermasalah
malaria/filaria berdasarkan kasus yang ada di dinas kesehatan kabupaten
tersebut. Setelah tiba di kabupaten yang sudah ditentukan, bersama-sama
dengan tenaga dinas kesehatan kabupaten kemudian akan menentukan
Puskesmas bermasalah malaria/filaria berdasarkan kasus yang ada di
Puskesmas tersebut. Setelah tiba di Desa terpilih dengan kasus
malaria/filaria kemudian menghubungi pejabat di tempat atau wilayah
yang akan dilaksanakan penangkapan nyamuk. Menentukan rumah
(tempat) dimana penangkapan nyamuk akan dilaksanakan. Menentukan
petugas yang akan menangkap nyamuk.
2. Menangkap Nyamuk Dengan Respirator
 Persiapkan cangkir kertas ditutup dengan kain kasa yang sudah
dilubangi.
 Lubang ini ditutup dengan kapas
 Terangilah dengan senter tempat-tempat yang biasanya digunakan
sebagai tempat menggigit/peristirahatan/hinggap nyamuk misal: di
pohon-pohon, kayu-kayuan, dinding rumah, yang hinggap di tubuh
atau badan manusia.

11
 Bila telah ditemukan nyamuk yang sedang hinggap, selanjutnya
arahkan mulut pada penghisap dalam kurung aspirator dengan jarak
1 cm pada nyamuk yang sedang hinggap.
 Dengan menggunakan aspirator tersebut, tangkap nyamuk tersebut
dengan cara menghisapnya.
 Setelah tertangkap nyamuk dimasukkan ke dalam paper cup yang
sudah disediakan.
 Tutup lubang pada kain kasa dengan menggunakan kapas.
3. Menangkap Nyamuk Dengan Tabung Reaksi
 Arahkan mulut tabung reaksi ke arah depan nyamuk yang sedang
hinggap.
 Mulut tabung reaksi ditempelkan ke arah nyamuk tadi, bila nyamuk
terbang akan masuk dan tertangkap ke dalam tabung reaksi.
 Bila nyamuk masuk ke dalam tabung reaksi, segera tutup dengan
kapas sehingga nyamuk tidak keluar.
 Pada penangkapan kedua, bila nyamuk telah tertangkap segera
masukkan kapas pada tabung tersebut sehingga nyamuk tidak
keluar lagi.
 Demikian seterusnya sampai selesai
4. Menangkap Nyamuk Dengan Light Trap
 Penangkapan dilakukan terutama untuk Culex Sp.
 Light trap digantungkan ditempat tertentu sepanjang malam.
 Pada light trap lampu kecil yang dinyalakan dengan menggunakan
batu baterai.
5. Menangkap Nyamuk Dengan Penyemprotan dalam Rumah
 Di dalam rumah digelar kain putih seluas ruangan yang ada.
 Pintu dan jendela ditutup.
 Dilakukan penyemprotan (Space Spraying)
 Nyamuk-nyamuk yang jatuh dikumpulkan, diserahkan kepada
koordinator untuk diidentifikasi.

12
2.5 Penentuan Titik Pengambilan Sampel Vektor dan Tikus
Dalam penelitian ini dilakukan survei pendahuluan untuk menentukan daerah
penelitian yang akan digunakan sebagai tempat pengambilan sampel (kriteria desa
tempat pengambilan sampel adalah desa yang endemis malaria), kemudian
menentukan rumah yang akan dijadikan tempat pengambilan sampel dan ulangan
(rumah yang dijadikan tempat pengambilan sampel adalah rumah yang berjarak
kurang dari 2 km dari tambak yang terlantar atau tempat perindukan vektor).
Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan serta menentukan orang yang
bertugas sebagai kolektor nyamuk.
2.6 Tata Cara Pengiriman Sampel Vektor dan Tikus
1. Stiker, nomor kode sampel, kelengkapan form diperiksa sebelum semua sampel
dikemas. Perlu dipastikan bahwa setiap spesimen telah lengkap dan diberi label
dengan benar dan telah dicocokkan denngan formulir.
2. Pastikan bahwa sampel telah ditempel dengan stiker kode habitat spesifik dan
ditulis nomor urut kemudian disegel dengan selotip.
3. Sampel jentik dalam satu ekosistem dimasukkan ke dalam styrofoam.
4. Sampel dijaga dari goncangan dengan diberi penahan pada bagian atas kardus
menggunakan kertas/sterofoam.
5. Form dimasukkan ke dalam plastik klip dan dimasukkan ke dalam kardus.
6. Kardus Sterofoam dituliskan tipe spesimen dan ditempel stiker kode ekosistem.
7. Kardus Sterofoam disegel dengan lakban dan dituliskan alamat penerima.
8. Nama dan alamat pengirim dituliskan di sisi kardus sampel.
9. Tim dan personel penanggung jawab pengiriman sampel yang mengambil sampel
mengisi berita acara serah terima.
10. Proses pengiriman dilakukan melalui agen ekspedisi dengan membawa surat
keterangan apabila diperlukan

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Vektor adalah serangga atau hewan lain yang biasanya membawa kuman penyakit
yang merupakan suatu resiko bagi kesehatan masyarakat. Tikus adalah binatang yang
termasuk dalam ordo rodentia, sub ordo Myormorpha, family muridae. family
muridae ini merupakan family yang dominan dari ordo rodentia karena mempunyai
daya reproduksi yang tinggi, pemakan segala macam makanan (omnivorous) dan
mudah beradaptasi dengan lingkungan yang diciptakan manusia
2) Persiapan Pengambilan Sampel Vektor dan Tikus yaitu dilakukan dengan tahapan
pemetaan survei lingkungan dan pengukuran faktor lingkungan.
3) Alat dan bahan yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu :
Alat Bahan
Rat trap Insektisida aerosol
Light trap Chlorofom
Pit fall trap Umpan tikus
Insect net
Soil warm extractor
Aspirator Tikus
Fly grill
Fly trap
Tabel 3.1 Alat dan Bahan Pengambilan Sampel
4) Cara pengambilan sampel tikus yaitu :
a) Penangkapan tikus
b) Pencatatan dan pelabelan
c) Pembuatan spesimen awetan tikus
d) Penyimpanan/pengiriman specimen
Cara pengambilan sampel vektor ( nyamuk ) :
a) Menentukan lokasi survey nyamuk
b) Menangkap nyamuk dengan respirator
c) Menangkap nyamuk dengan menggunakan tabung reaksi
d) Menangkap nyamuk dengan light trap
e) Menangkap nyamuk dengan penyemprotan dalam rumah

14
5) Penentuan titik pengambilan sampel vektor dan tikus ini dilakukan survei
pendahuluan untuk menentukan daerah penelitian yang akan digunakan sebagai
tempat pengambilan sampel (kriteria desa tempat pengambilan sampel adalah desa
yang endemis malaria), kemudian menentukan rumah yang akan dijadikan tempat
pengambilan sampel dan ulangan (rumah yang dijadikan tempat pengambilan sampel
adalah rumah yang berjarak kurang dari 2 km dari tambak yang terlantar atau tempat
perindukan vektor). Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan serta
menentukan orang yang bertugas sebagai kolektor nyamuk.
3.2 Saran
Dengan menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran dari
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah di kemudian hari.

15
DAFTAR PUSTAKA

Febryanti A. 2019. Teknik Pengambilan Sampel Vektor dan Tikus. Jakarta : Poltekkes Jakarta
II.
Komariah S. 1988. Pengendalian Vektor .Palembang : Universitas Sriwijaya
Prabowo, Kuat, dkk. 2012. Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu. Jakarta :
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II.
Sharmila S. 2017. Alat dan Bahan Dalam Pengambilan Sampel Vektor Tikus.
Utami A. 2017. Metode Sampling Dalam Koleksi Vektor dan Binatang Pengganggu.

16

Anda mungkin juga menyukai