Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGELOLAAN LIMBAH CAIR A

“Permasalahan Pembuangan Kotoran Manusia, Karakteristik,


Komposisi, dan Kuantitas Kotoran Manusia”

Oleh :

KELOMPOK 1
Nabila Triana

Ratna Juwita Konomi

Sari Maryadi

Vitria Monika

Weci Refira Imani

Dosen Pembimbing:

Sejati, SKM, M.Kes

Muklis, MT

SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka kami bisa menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat
waktu. Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Permasalahan
Pembuangan Kotoran Manusia, Karakteristik, Komposisi, dan Kuantitas Kotoran Manusia”,
yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari mata
kuliah Pengelolaan Limbah Cair A.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yag telah memberi
kesempatan dan memfasilitasi kepada penulis sehingga makalah ini bisa selesai dengan lancar.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu  persatu yang membantu pembuatan
makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami
sebagai penulis pada khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terima kasih.

Padang, 31 Januari 2020

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i


DAFTAR ISI ..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................................2
C. Tujuan .................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembuangan Kotoran Manusia.........................................................................3
B. Sumber Tinja.......................................................................................................................3
C. Permasalahan dalam Pembuangan Kotoran Manusia..........................................................4
D. Pengaruh Tinja terhadap Kesehatan dan Lingkungan…………………………………….5
E. Karakteristik Kotoran Manusia……………………………………………………………8
F. Komposisi dalam Kotoran Manusia……………………………………………………….8
G. Kuantitas Kotoran Manusia………………………………………………………… ….10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................................12
B. Saran .................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang
harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini
berbentuk tinja (feces), air seni (urine), dan CO2 sebagai hasil dari proses pernapasan.
Saat ini akses masyarakat terhadap sarana sanitasi khususnya jamban, masih jauh dari
harapan. Berbagai kampanye dan program telah banyak dilakukan, terakhir dengan
pemberlakuan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Berbagai upaya tersebut
sebetulnya bermuara pada terpenuhinya akses sanitasi masyarakat, khususnya jamban. Namun
akses tersebut selain berbicara kuantitas yang terpenting adalah kualitas.
Berdasarkan hasil penelitian yang ada, seorang yang normal diperkirakan
menghasilkan tinja rata-rata sehari 970 gram dan menghasilkan air seni 970 gram. Jadi bila
penduduk Indonesia dewasa saat ini 200 juta maka setiap hari tinja yang dikeluarkan sekitar
194.000 juta gram (194.000 ton). Maka bila pengelolaan tinja tidak baik, jelas penyakit akan
mudah tersebar. Dengan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area
pemukiman, masalah pembuangan kotoran manusia meningkat. Dilihat dari segi kesehatan
masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang pokok untuk
sedini mungkin diatasi.
Pembuangan tinja merupakan kebutuhan kesehatan yang paling diutamakan,
pembuangan tinja secara tidak baik dan sembarangan dapat mengakibatkan kontaminasi pada
air, tanah, atau menjadi sumber infeksi, dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan.
Kurangnya perhatian terhadap pengelolaan tinja disertai dengan cepatnya pertambahan
penduduk, jelas akan mempercepat penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan melalui
tinja. Karena kotoran manusia (feces) adalah sumber penyebaran penyakit yang multi
kompleks. Penyebaran penyakit yang bersumber pada faeces dapat melalui berbagai macam
jalan atau cara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian pembuangan kotoran manusia?
2. Apa permasalahan dalam pembuangan kotoran manusia?
3. Bagaimana karakteristik kotoran manusia?
4. Apa saja komposisi yang terdapat dalam kotoran manusia?
5. Bagaimana kuantitas kotoran manusia?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian pembuangan kotoran manusia
2. Untuk mengetahui permasalahan dalam pembuangan kotoran manusia
3. Untuk mengetahui karakteristik kotoran manusia
4. Untuk mengetahui komposisi yang terdapat dalam kotoran manusia
5. Untuk mengetahui kuantitas kotoran manusia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembuangan Kotoran Manusia


Tinja merupakan bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus
sebagai sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran pencernaan (tractus
digestifus). Pengertian tinja ini juga mencakup seluruh bahan buangan yang dikeluarkan dari
tubuh manusia termasuk karbon monoksida (C02) yang dikeluarkan sebagai sisa dari proses
pernafasan, keringat, lendir, dan ekskresi kelenjar, dan sebagainya (Soeparman, 2002:11).
Tinja (feces) merupakan salah satu sumber penyebaran penyakit yang multikompleks.
Orang yang terkena diare, kolera dan infeksi cacing biasanya mendapatkan infeksi ini melalui
tinja (feces). Seperti halnya sampah, tinja juga mengundangkedatangan lalat dan hewan-
hewan lainnya. Lalat yang hinggap di atas tinja (feces) yang mengandung kuman-kuman dapat
menularkan kuman-kuman itu lewat makanan yang dihinggapinya, dan manusia lalu memakan
makanan tersebut sehingga berakibat sakit. Beberapa penyakit yang dapat disebarkan akibat
tinja manusia antara lain tipus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi,
tambang, pita), schistosomiasis, dan sebagainya.
Tinja biasa disebutkan dengan istilah kotoran manusia. Dalam ilmu kesehatan
lingkungan, dari berbagai jenis kotoran manusia, yang lebih dipentingkan adalah tinja dan air
seni karena kedua bahan buangan ini memiliki karakteristik tersendiri dan dapat menjadi
sumber penyebab timbulnya berbagai macam penyakit saluran pencernaan.

B. Sumber Tinja
1. Manusia sebagai Individu
Manusia sebagai individu dalam hal ini adalah seorang manusia yang hidup
sendiri dalam suatu tempat tinggal terpisah dari individu yang menempati tempat tinggal
lain, atau kelompok manusia yang satu individu dengan individu lainnya terikat dalam
satu hubungan kekeluargaan atau kekerabatan yang menempati satu tempat tinggal
sebagai satu keluarga. Tinja yang dihasilkan dari sumber ini biasanya ditangani secara
perorangan oleh individu atau keluarga yang bersangkutan dengan menggunakan sarana
pembuangan tinja berupa jamban perorangan atau jamban keluarga.
2. Manusia sebagai Kelompok
Manusia sebagai kelompok adalah kumpulan manusia yang bertempat tinggal di
satu wilayah geografis dengan batas-batas tertentu. Individu dalam kelompok terikat oleh
satu hubungan kemasyarakatan yang memiliki norma kelompok yang disepakati bersama.
Masalah penanganan tinja pada kelompok ini sering bersifat sangat kompleks. Berbagai
faktor penyebab, yaitu keterbatasan penyediaan lahan, kepentingan yang berbeda antara
individu, faktor sumber daya, faktor fisibilitas pengelolaan dan sebagainya sangat
menentukan keberhasilan penanganan tinja dari manusia sebagai kelompok ini.
Penanganan tinja dari manusia sebagai kelompok biasanya dilakukan secara kolektif
dengan menggunakan jamban umum.

C. Permasalahan dalam Pembuangan Kotoran Manusia


Tinja merupakan semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus
dikeluarkan dari dalam tubuh. Tinja (feces) merupakan salah satu sumber penyebaran
penyakit yang multikompleks. Orang yang terkena diare, kolera dan infeksi cacing biasanya
mendapatkan infeksi ini melalui tinja (feces). Seperti halnya sampah, tinja juga mengundang
kedatangan lalat dan hewan-hewan lainnya. Lalat yang hinggap di atas tinja (feces) yang
mengandung kuman-kuman dapat menularkan kuman-kumanitu lewat makanan yang
dihinggapinya, dan manusia lalu memakan makanantersebut sehingga berakibat sakit.
Beberapa penyakit yang dapat disebarkan akibat tinja manusia antara lain tipus, disentri,
kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita), schistosomiasis, dan
sebagainya.
Latar belakang permasalahan tinja antara lain:
a. Semakin banyaknya jumlah penduduk.
b. Kebutuhan air.
c. Karakteristik manusia yang bermacam-macam.
d. Kesenjangan.
e. Tingkat pendidikan.
D. Pengaruh Tinja Terhadap Kesehatan dan Lingkungan
Pembuangan tinja manusia yang tidak memenuhi syarat kesehatan seringkali
berhubungan dengan kurangnya penyedian air bersih dan fasilitas kesehatan lainnya, hal
yang demikian ini dapat menjadi sumber berbagai penyakit yang ditularkan oleh tinja dan
Lebih dari 50 jenis infeksi oleh virus, bakteri, protozoa, dan cacing ataupun mikroorganisme
dapat ditularkan dan diderita oleh masyarakat. Apabila pembungan tinja dan limbah cair
tidak ditangani sebagaimana mestinya maka dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran
permukaan tanah serta air tanah, yang berpotensi menjadi penyebab timbulnya penularan
berbagai macam penyakit saluran pencemaran.
Tinja (excreta) manusia dapat mengganggu estetika atau keindahan, kenyamanan dari
manusia apabila tinja tersebut tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu keberadaan
jamban sangat dibutuhkan agar dapat digunakan oleh masyarakat.
Pembuangan Tinja manusia yang tidak ditangani dengan baik dapat memberikan
dampak bagi manusia dan lingkungan.
a. Dampak pembuangan tinja terhadap lingkungan biotik
1) Dampak Air limbah tinja bagi kehidupan vektor.
Air limbah tinja yang di buang kelingkungan (tanah dan badan air) banyak
menimbulkan masalah vector, comberan yang terdapat di dekat rumah sangat cocok
untuk bersarang berkembang biaknya lalat, nyamuk dan tikus juga menyenangi tempat-
tempat tersebut untuk mencari makanannya. Air limabah yang tergenang di parit, dan
badan air yang lain juga merupakan sarang maupun berkembang biaknya beberapa jenis
nyamuk.Air limbahyang berhubungan dengan kehidupan vector di sebut water related
vector.
2) Dampak limbah tinja terhadap kehidupan biota dan tumbuhan.
Kandungan zat pencemar pada limbah tinja akan menyebabkan menurunnya kadar
oksigen terlarut dalam air. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan dalam air yang
membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Selain itu
kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun pada tinja yang juga menyebabkan
kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air. mengakibatkan matinya bakteri-bakteri,
maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah
juga terhambat.
3) Dampak tinja terhadap manusia
Berdasarkan hasil penelitian yang ada, seorang yang normal diperkirakan
menghasilkantinja rata-rata sehari 970 gram dan menghasilkan air seni 970 gram. Jadi
bila penduduk Indonesia dewasa saat ini 200 juta maka setiap hari tinja yang
dikeluarkan sekitar 194.000juta gram (194.000 ton). Maka bila pengelolaan tinja tidak
baik, jelas penyakit akan mudah tersebar, penyakit - penyakit yang bersumber dari
tinja manusia di kelompokkan kedalam empat golangan yaitu :
1. Virus :
 Rotavirus ( Diare pada anak )
 Virus Hepatitis A ( Hepatitis A )
 Virus Poliomyelitis ( Polio )
2. Bakteri :
 Vibrio cholerae ( Cholera )
 Escherichia Coli ( Diare/Dysenterie )
 Salmonella typhi (Typhus abdominalis )
 Shigella dysenteriae( Dysenterie )
3. Protozoa :
 Balatidium coli ( diare, disentry )
 Entamoeba histolyka ( disentry amoeba, abses hati )
 Giardia Lambria ( diare amoeba dan malabsorpsi )
4. Cacing :
 Ancylostoma ( Penyakit Ancylostomasis )
 Ascaris Lumbricoides ( Ascariasis )
 Shistosoma japanicum (Schistosomiamis )
 Taenia saginata ( Taeniasis )
 Taenia solium ( Taeniasis )
 Tricuris tri chiura ( trichuriasis )
5. Tempat vektor penyakit : nyamuk, lalat, kecoa.
b. Dampak pembuangan tinja terhadap lingkungan abiotic
1) Dampak terhadap air dan Tanah
Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau
penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-daerah.
Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat masuk ke
dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain, bakteri, protozoa
dan metazoa. Pencemaran air oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah
terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey sumur
contohnya(sumur dangkal di Jakarta), Banyak penelitian yang mengindikasikan
terjadinya pencemaran tersebut.
2) Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan perairan, maka
perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang
menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah
limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut
juga menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau
sabun akan menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat
mengurangi estetika.

c. Pengaruh Tinja bagi Kesehatan Manusia :


Kualitas tinja seseorang dipengaruhi oleh keadaan setempat, selain fakor
fisiologis, juga budaya dan kepercayaan. Ada perbedaan dari isi tinja yangdihasilkan oleh
berbagai kalangan masyarakat. Isi dan komposisi tinja tergantungdari beberapa faktor
yaitu diet, iklim, dan status kesehatan (Sukarni, 1994).Tinja manusia ialah buangan padat
yang kotor dan bau juga media penularanpenyakit bagi masyarakat. Kotoran manusia
mengandung organisme pathogenyang dibawa air, makanan, lalat menjadi penyakit
seperti: salmonella, vibriokolera, amoeba, virus, cacing, disentri, poliomyelitis, ascariasis,
dll. Kotoran mengandung agen penyebab infeksi masuk saluran pencernaan
(Warsito,1996).
Penyakit yang ditimbulkan oleh kotoran manusia bisa digolongkan yaitu :
1. Penyakit Enteric atau saluran pencernaan dan kontaminasi zat racun
2. Penyakit infeksi oleh virus seperti Hepatitis infektiosa
3. Infeksi cacing seperti schitosomiasis, ascariasis, ankilostosomiasis

Hubungan antara pembuangan tinja dengan status kesehatan penduduk bisa langsung
dan tak langsung. Efek langsung bisa mengurangi incidence penyakit yang ditularkan karena
kontaminasi dengan tinja seperti kolera, disentri, typus. Efek tidak langsung dari
pembuangan tinja berkaitan dengan komponen sanitasi lingkungan seperti menurunnya
kondisi higiene lingkungan. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan sosial masyarakat
dengan mengurangi pencemaran tinja manusia pada sumber air minum penduduk
( Kusnoputranto, 1995).

E. Karakteristik Kotoran Manusia


Menurut Azwar (1995:74) seorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja
rata-rata sehari sekitar 83 gram dan menghasilkan air seni sekitar 970 gram. Kedua jenis
kotoran manusia ini sebagian besar berupa air, terdiri dari zat-zat organik (sekitar 20% untuk
tinja dan 2,5% untuk air seni), serta zat-zat anorganik seperti nitrogen, asam fosfat, sulfur,
dan sebagainya.
Karakteristik tinja:
a. Buangan yang berbentuk cair (air kemih atau air seni)
b. Buangan yang berbentuk padat (tinja atau feces)

F. Komposisi Dalam Kotoran Manusia


Setiap harinya, seseorang membuang tinja seberat 125 – 250 gram tinja/feses. Secara
normal feses berbentuk tetapi lembut dan mengandung air sebanyak 75% jika seseorang
mendapat intake cairan yang cukup, sedangkan 25% lagi adalah bagian padat yang tersusun
atas 30% bakteri mati, 10-20% lemak, 10-20% bahan inorganic, 2-3% protein, dan 30%
serat-serat makanan yang tidak dicerna dan unsur-unsur kering dari getah pencernaan,
seperti pigmen empedu dan sel-sel epitel yang terlepas.
Warna coklat dari feses disebabkan oleh sterkobilin dan urobilin, yang berasal dari
bilirubin. Bau feses terutama disebabkan oleh produk kerja bakteri, produk ini bervariasi
dari satu orang ke orang lainnya, bergantung pada flora bakteri kolon masing-masing orang
dan pada jenis makanan yang dimakan. Produk yang benar-benar mengeluarkan bau me
liputi indol, skatol, merkaptan, dan hidrogen sulfida.
Perkiraan Komposisi Tinja tanpa Air Seni :
KOMPONEN KANDUNGAN (%)

Air 66-80

Bahan organik (dari berat kering) 88-97

Nitrogen (dari berat kering) 5,0-7,0

Fosfor (sebagai P2O5) (dari berat kering) 3,0-5,4

Potasium (sebagai K2O) (dari berat 1,0-2,5


kering)

Karbon (dari berat kering) 40-55

Kalsium (sebagai CaO) (dari berat 4-5


kering)

Rasio C/N (dari berat kering) 5-10

Komposisi air seni :


KOMPONEN KANDUNGAN (%)

Air 93-96

Bahan organik (dari berat kering) 65-85

Nitrogen(dari berat kering) 15-19

Fosfor (sebagai P2O5) (dari berat kering) 2,5-5


Potasium (sebagai K2O) (dari berat 3,0-4,5
kering)

Karbon (dari berat kering) 11-17

Kalsium (sebagai CaO) (dari berat 4,5-6


kering)

Ada 4 kandungan tinja yang membahayakan kesehatan manusia, yaitu :


1. Mikroba
Sebagian di antaranya merupakan mikroba patogen seperti, bakteri Salmonela Typhi
(penyebab demam tifus), bakteri Vibrio Cholerae (penyebab kolera, hepatitis A, dan
polio). Tinja manusia mengandung puluhan miliar mikroba, termasuk bakteri koil-tinja.
2. Materi Organik
Sebagian merupakan sisa dan ampas makanan yang tidak tercerna. Dapat berbentuk
karbohidrat, protein, enzim, lemak, mikroba, dan sel-sel mati. Satu liter tinja
mengandung materi organik yang setara dengan 200 – 300 mg BOD5.
3. Telur Cacing
Orang yang cacingan, akan mengeluarkan tinja yang mengandung telur-telur cacing.
Banyak cacing yang bisa ditemukan di perut kita. Sebut saja, cacing cambuk, cacing
gelang, dan cacing tambang. Satu gram tinja berisi ribuan telur cacing yang siap
berkembang biak di perut orang lain.
4. Nutrien
Umumnya merupakan senyawa nitrogen dan fosfor yang dibawa sisa-sisa protein dan
sel-sel mati. Nitrogen keluar dalam bentuk senyawa amonium, sedang fosfor dalam
bentuk fosfat. Satu liter tinja manusia mengandung amonium sekitar 25 mg dan fosfat
sebesar 30 mg.

G. Kuantitas Kotoran Manusia


Kuantitas Tinja dan Air Seni
Gram/orang/hari
Tinja/Air Seni
Berat Basah Berat Kering
Tinja 135-270 35-70
Air seni 1.000-1.300 50-70
Jumlah 1.135-1.570 85-140

Selain kandungan komponen-komponen di atas, pada setiap gram tinja juga


mengandung berjuta-juta mikroorganisme yang pada umumnya tidak berbahaya bagi
kesehatan/ tidak menyebabkan penyakit. Namun tinja potensial mengandung
mikroorganisme patogen, terutama apabila manusia yang menghasilkannya menderita
penyakit saluran pencernaan makanan (enteric or intestinal disesases). Mikroorganisme
tersebut dapat berupa bakteri, virus, protozoa, ataupun cacing-cacing parasit. Coliform
bacteria yang dikenal sebagai Echerichia coli dan Fecal stretococci (enterococci) yang
sering terdapat di saluran pencernaan manusia, dikeluarkan dari tubuh manusia dan hewan-
hewan berdarah panas lainnya dalam jumlah besar rata-rata sekitar 50 juta per gram.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus sebagai
sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang system saluran pencernaan (tractus
digestifus).
2. Tinja (feces) merupakan salah satu sumber penyebaran penyakit yang multikompleks.
Latar belakang permasalahan tinja antara lain semakin banyaknya jumlah penduduk.,
kebutuhan air, karakteristik manusia yang bermacam-macam, kesenjangan dan tingkat
pendidikan.
3. Karakteristik tinja yaitu buangan yang berbentuk cair (air kemih atau air seni) dan
buangan yang berbentuk padat (tinja atau feces).
4. Secara normal feses berbentuk tetapi lembut dan mengandung air sebanyak 75% jika
seseorang mendapat intake cairan yang cukup, sedangkan 25% lagi adalah bagian padat
yang tersusun atas 30% bakteri mati, 10-20% lemak, 10-20% bahan inorganic, 2-3%
protein, dan 30% serat-serat makanan yang tidak dicerna dan unsur-unsur kering dari
getah pencernaan, seperti pigmen empedu dan sel-sel epitel yang terlepas. Warna coklat
dari feses disebabkan oleh sterkobilin dan urobilin, yang berasal dari bilirubin
5. Setiap gram tinja juga mengandung berjuta-juta mikroorganisme yang pada umumnya
tidak berbahaya bagi kesehatan/ tidak menyebabkan penyakit. Tinja potensial
mengandung mikroorganisme patogen, terutama apabila manusia yang
menghasilkannya menderita penyakit saluran pencernaan makanan (enteric or intestinal
disesases).Mikroorganisme tersebut dapat berupa bakteri, virus, protozoa, ataupun
cacing-cacing parasit.

B. Saran
1. Sebaiknya masyarakat dapat mengelola pembuangan tinja dengan baik dan aman agar
tinja tidak menjadi tempat berkembang biak vektor penyakit.
2. Untuk pemerintah sebaiknya menyediakan fasilitas air bersih dan fasilitas jamban sehat
kepada masyarakat di pemukiman agar tidak membuang tinja di air sungai.

Anda mungkin juga menyukai