Disusun Oleh
Agres Krismantona Tarigan (13101101017)
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
MAHASISWA PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
11 Januari 11 Februari 2016
DI
BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
(BTKLPP) KELAS I MANADO
Oleh :
Agres Krismantona Tarigan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kimia
Telah Diperiksa dan Disetujui oleh Dosen Pembimbing sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi Mata Kuliah wajib
Manado, 11 Februari 2016
Dosen Pembimbing PKL
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
PADA
BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
(BTKLPP) KELAS I MANADO
Oleh :
Agres Krismantona Tarigan
NRI : 13101101017
Menyetujui,
Kepala Seksi Pengembangan Teknologi dan Laboratorium
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas berkat
dan Hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Lapangan serta
penulisan laporan hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) tersebut di Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado. Dalam laporan ini akan
membahas tentang cara menguji kadar sulfur dioksida dengan metode pararosanilin
menggunakan spektrofotometer. Penulisan laporan hasil Praktek Kerja Lapangan ini merupakan
salah satu syarat dalam mata kuliah wajib, yakni Praktek Kerja Lapang (PKL), dan menjadi
syarat akademis dari Program Studi Kimia untuk dapat menyelesaikan studi di FMIPA.
Melalui penulisan laporan ini, diucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan FMIPA UNSRAT, Prof. Dr. Benny Pinontoan, M.Sc
2. Ketua Program Studi Kimia, Ir. Audy Denny Wuntu, M.Si
3. Para Dosen Pembimbing PKL khususnya pembimbing saya, Ir. Audy Denny Wuntu,
M.Si
4. Kepala BTKLPP Kelas I Manado, BapakAhmad Rizal, SKM, M.Epid
5. Kepala Sub. Bagian Tata Usaha, Bapak Oktovianus Kambu, SKM
6. Kepala Seksi Pengembangan Teknologi dan Laboratorium, Ibu Yohana Liuw, S.ST
7. Ibu Christine, Ka Andre, Ka Jackson, Ka Juwita, Ka Irma, Ka Icha, Ka Lili, Ka
Didi, Ka Mario, Ka Tiani, Ka Fani, Ka Charles Antouw dan Ka Charles Mengga,
yang sudah membimbing kami selama proses kegiatan PKL di BTKL-PPM Kelas I
Manado.
8. Serta berbagai pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang juga telah turut
membantu.
Akhir kata semoga laporan hasil PKL ini, dapat memberikan manfaat bagi penulis
maupun pembaca.
Manado, 29 Januari 2016
DAFTAR ISI
I.
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................. iv
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 4
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran. 1 Perhitungan Konsentrasi SO2................................................................................. 31
Lampiran. 2 Kurva Kalibrasi...................................................................................................... 33
Lampiran. 4 Dokumentasi Praktek............................................................................................. 34
I.
PENDAHULUAN
senyawa SOx dengan reaksi yang bersifat sangat eksotermik. Sulfur dioksida
merupakan gas tidak berwarna, tidak flammable, maupun tidak explosive
(Ali.et.al.,2014).
Sebagai pencemar SO2 diperkirakan memiliki waktu tinggal di dalam udara
selama 2 - 4 hari dan dalam waktu tinggal tersebut SO 2 dapat ditransportasikan sejauh
1000 km sehingga keadaannya relatif stabil di atmosfer (Alifah, 2010). Sulfur
dioksida akan bereaksi dengan oksigen membentuk SO3. Sulfit (SO3) kemudian
bereaksi dengan titik-titik air sehingga menghasilkan presipitasiberupa hujan asam.
Gas SO3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada di udara membentuk asam sulfat
atau H2SO4. Asam sulfat sangat reaktif, mudah bereaksi dengan benda-benda lain
yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses perkaratan (korosi) dan proses
kimiawi lainnya (Darmono, 2001).
SO2 akan memberikan dampak negatif untuk berbagai aspek kehidupan. Bagi
kesehatan manusia menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan manusia, bronkhitis,
dan episema. Kerusakan yang akan terjadi pada tanaman adalah pada struktur daun
serta fungsinya yaitu penyakit nekrosis. Pemaparan sulfur dioksida berlebihan pada
daun menyebabkan kerusakan pada parenkim dalam mesopil diikuti oleh bagian
palisade. Efek sulfur dioksida juga dapat merusak material pembuat dinding
bangunan salah satunya menyebabkan korosi.Kandungan gas sulfur dioksida dalam
udara ambien memiliki dampak negatif bagi lingkungan dan manusia, sehingga perlu
dilakukan kontrol emisi SO2 dalam udara ambien. Pengontrolan tersebut akan
membantu upaya pengelolaan lingkungan serta pemulihan udara ambien. Pengkuran
kadar
sulfur
dioksida
pada
udara
ambien
dapat
menggunakan
metode
Paraktek
yang menjadi
Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah
untuk melatih serta mengkaji materi-materi yang diperoleh secara teori dan
penerapannya, seperti mengetahui cara menguji kadarsulfur dioksida (SO2) dengan
metoda pararosanilin menggunakan spektrofotometer dalam sampelyang di lakukan
sesuai dengan metode standar yang digunakan
II.
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Udara
Udara merupakan campuran dari berbagai gas secar mekanis yang bukan
senyawa kimia yang membnetuk atmosfer bumi. Udara terdiri dari berbagai
komponen gas pada permukaan bumi dengan kadar yang tetap, kecuali gas metana,
ammonia, hydrogen sulfide, nitrogen dioksida dan karbon monoksida yang
mempunyai kadar yang berbeda-beda setiap daerah. Umumnya pada daerah industry
kimia konsentrasi metana, ammonia, hydrogen sulfide, karbon monoksida dan
nitrooksida sangat tinggi (Gabriel, 2001).
II.2 Pencemaran udara
Pencemaran udara diawali oleh adanya emisi. Emisi merupakan jumlah
polutan (pencemaran) yang dikeluarkan ke udara dalam satuan waktu. Emisi dapat
disebabkan oleh proses alam maupun kegiatan manusia. Emisi yang disebabkan
proses alam disebut biogenic emmisions, sebagai contoh gas metana (CH4) yang
terjadi sebab akibat dekomposisi bahan organic oleh bakteri pengurai. Emisi yang
disebabkan kegiatan manusia disebut anthropogenic emmisions. Contoh emisi udara
yang disebabkan oleh kegiatan manusia adalah hasil pembakaran bahan bakar
fosil(bensin,solar,batubara), pemakaian zat-zat kimia yang di semprotkan ke udara
dan sebagainya. Penyebab polusi dapat di klasifikasikan sebagai polusi udara primer
dan sekunder. Polusi primer seperti SO2 dapat langsung mencemari udara sebagai
proses alamiah atau aktifitas manusia. Polusi sekunder seperti asam sulfat terbentuk
di udara melalui reaksi kimia antara polusi primer dengan komponen kimia yang
sudah ada di udara (Darmono,2001).
5
mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak mudah terbakar diudara,
sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen yang tidak reaktif. Pembakaran
bahan-bahan yang mengandung Sulfur akan menghasilkan kedua bentuk sulfur
oksida, tetapi jumlah relative masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen
yang tersedia. Di udara SO2 selalu terbentuk dalam jumlah besar. Jumlah SO3 yang
terbentuk bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx.
Sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfir merupakan hasil
kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga hasil kegiatan
manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga bagian lagi berasal dari
sumber-sumber alam seperti vulkano dan terdapat dalam bentuk H2S dan oksida.
Masalah yang ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah
ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah dalam hal
distribusinya yang tidak merata sehingga terkonsentrasi pada daerah tertentu.
Sedangkan pencemaran yang berasal dari sumber alam biasanya lebih tersebar
merata.
26).
Spektrofotometer
terdiri
atas
spektrometer
dan
fotometer.
III.
PELAKSANAAN PKL
Kepala Seksi
Surveilans Epidemiologi
Sarman, S.Pd., M.Kes
Kepala Seksi
Pengembangan
Teknologi dan Laboratorium
Yohana Liuw, S.ST
INSTALASI
1. Instalasi Pelayanan Teknik
2. Instalasi Laboratorium Biologi
3. Instalasi Laboratorium Fisika, Kimia,
Air, Padat dan B3
4. Instalasi Laboratorium Fisika, Kimia
Gas dan Radiasi
5. Instalasi Media dan Reagensia
6. Instalasi Laboratorium dan
Biomarker, Klinis dan PTM
7. Instalasi Pengembangan Teknologi
Tepat Guna
8. Instalasi Kendali Mutu Pengujian dan
Kalibrasi
Kepala Seksi
Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan (ADKL)
Abdul Azis Hunta, SKM, M.Si
Kelompok Jabatan
Fungsional:
1.
2.
3.
4.
Epidemologi
Sanitarian
Entomology
Pranata laboratorium
10
11
12
3.6
kegiatan PKL
Kegiatan PKL dilaksanakan selama 1 bulan, yaitu pada tanggal 11 Januari - 11
Februari 2016 dalam laporan ini dilaporkan semua kegiatan pemeriksaan sampel
udara ambien yang menyangkut analisis kandungan sulfur dioksida (SO2), Sampelsampel yang diperiksa tersebut berasal dari berbagai tempat, daerah pemukiman
masyarakat, rumah sakit, serta dari perusahaan atau industri tertentu.
3.7
menggunakan spektrofotometer
3.7.1
Ruang Lingkup
Lingkup pengujian meliputi:
-
3.7.2
Prinsip
Gas sulfur dioksida (SO2) diserap dalam larutan penjerap tetrakloromerkurat
terbentuk
senyawa
pararosanilin
metil
sulfonat
yang
berwarna
13
labu ukur 50 mL; 100 mL; 250 mL; 500 mL dan 1000 mL;
pipet volumetrik 1 mL; 2 mL; 5 mL dan 50 mL;
gelas ukur 100 mL;
gelas piala 100 mL; 250 mL; 500 mL dan 1000 mL;
tabung uji 25 mL;
spektrofotometer UV-Vis dilengkapi kuvet;
timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg;
buret 50 mL;
labu erlenmeyer asah bertutup 250 mL;
oven;
kaca arloji;
termometer;
barometer.
pengaduk; dan
botol pereaksi.
3.8.2 Bahan
14
A x 21,3
W
Dengan pengertian:
M
21,3
3.10
15
Keterangan gambar:
A adalah botol penjerap volume 30 mL:
B adalah perangkap uap;
C adalah serat kaca (glass wool)
16
b x 1000 x V 1
35.67 x 250 x V 2
Dengan pengertian:
N
V1
V2
35.67
250
adalah volum larutan KIO3 yang dibuat dalam labu ukur 250 mL
1000
17
( v bv c ) x N x 32.03 x 1000
va
Dengan pengertian:
C
Vb
Vc
adalah volum natrium tio sulfat hasil titrasi larutan induk Na2S2O5;
Va
1000
d)
e)
f)
g)
untuk
konsentrasi
pengujian
blanko
dengan
dengan
Ta
298
760
(mmHg);
adalah temperature rata-rata selama pengambilan contoh uji (K);
adalah temperature pada kondisi normal 25oC (K)
adalah tekanan pada kondisi normal 1 atm (mmHg)
a) konsentrasi SO2 dalam contoh uji untuk pengambilan contoh uji selama 1
jam dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
19
C=
a
x 1000
V
Dengan pengertian:
C
adalah jumlah SO2 dari contoh uji dengan melihat kurva kalibrasi (g);
20
IV.
HASIL PELAKSANAAN
Diambil 1 mL dalam
100 mL labu ukur lalu
encerkan Dengan air
suling sampai tanda
Didiamkan
selama 1 jam
50 mL labu ukur
M=
A x 21,3
W
0,605 x 21,3
0,1 g
128.865
%
21
Iodat
(KIO3)
Larutan
KIO3
Dipipet 25 ke dalam 250 mL
erlenmyer. + 1 g KI & 10 mL HCl
(1+10)
Labu ditutup
dan ditunggu
5 menit
22
Simpan &
ditunggu 5 menit
Titrasi dengan larutan tio 0.1 N
Tambahkan 5
mL indikator
kanji
KURVA KALIBRASI
LARUTAN INDUK Na2S2O5
Diambil 2 mL + larutan penjerap
s/d tanda tera (homogenkan)
25
mL
2
mL
1
mL
25
mL
25
mL
4
mL
3
mL
25
mL
25
mL
+ 10 mL larutan penjerap
+ 1 mL larutan sulfamat & ditunggu 10 menit
+ 2 mL larutan formaldehida
+ 5 mL larutan pararosanilin
Tepatkan dengan air suling sampai tanda tera, homogenkan & diamkan 60 menit
Ukur serapan dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm
Buat kurva kalibrasi
24
Absorbansi
Parorosanilin
(A)
0.605
Kemurnian
Pararosanilin (M)
128.865 %
Volume
KIO3 (V1)
Volume
Na2S2O3 (V2)
25
0.0906 gram
24.5 mL
Konsentrasi
Na2S2O3 (N)
N
0.010367
Volume
Na2S2O3 Hasil
Titrasi Larutan
Induk (Vc)
25.6 mL
Normali
tas
Na2S2O
3 (N)
0.01036
714
Volume
Larutan
Induk
Na2S2O5
(Va)
25 mL
Konsentra
si SO2 [C]
257. g/
68 mL
257.6781
92 g/mL
5.153563
83 g/mL
Larutan Standar dibuat dengan memasukan 2 mL larutan induk kedalam labu 100 mL
dan diencerkan sampai tera dengan larutan penyerap.
Tabel 4.Hasil volum contoh uji udara yang diambil
N
o
NO.
SAMPE
L
WAKTU
SAMPLI
NG
(MENIT)
LAJU ALIR
AW
AL
AKH
IR
TEKAN
AN
(mmH
g)
SUHU
C
TOTAL
VOLUME
UDARA
25
232
60
760
233
60
760
28.
2
28.
5
301.
2
301.
5
59.36254
98
59.30348
259
KONSENTRA
SI (ppm)
0.7198
0.4107
HASIL
AKHIR
(g/Nm3)
12.13
6.93
Sulfur dioksida adalah salah satu senyawa polutan yang digunakan sebagai
indikator adanya pencemaran udara ambien berdasarkan Indeks Standar Pencemaran
Udara (ISPU). Senyawa SO2 memiliki karakteristik tidak berwarna, berbau
menyengat, tidak meledak, tidak terbakar, menyebabkan iritasi, dan korosif. Senyawa
SO2 menyebar secara tidak merata di udara. Senyawa sulfur dioksida dapat berasal
dari aktivitas manusia berupa pembakaran bahan bakar yang mengandung belerang,
pelelehan logam non-ferro, kilang minyak, dan letusan gunung berapi. Sulfur
dioksida dapat bereaksi dengan oksigen di atmosfer membentuk senyawa SO 3 yang
akan bergabung dengan awan sehingga saat terjadi presipitasi dapat menyebabkan
hujan asam yang berbahaya untuk lingkungan.Udara yang mengandung gas SO2
diserap menggunakan larutan tetracloromecurate (TCM) 0,1 M sebanyak 10 mL,
dengan cara udara yang menggandung gas SO2 ditarik melalui larutan
tetracloromecurate (TCM) dalam satu botol penyerap menggunakan pompa pengisap
udara. Gas SO2 akan terserap membentuk dichlorosulfitomercurate (II) / Complex
[HgCl2SO3]2-. Reaksi yang terjadi dalam pembuatan TCM samapi terjadi saat
penyerapan SO2 di udara dalam larutan penyerap sebagai berikut:
Reaksi penyerapan:
26
[HgCl2SO3]2- + 2Cl-+2H+
HOCH2SO3H + HgCl2
27
sampel yang diambil masih termasuk katagori aman dan tidak berbahaya. Karena
nilainya masih jauh lebih rendah dari baku mutu yang telah ditetapkan (Peraturan
Pemerintah RI No. 41 tahun 1999).
28
V.
5.1
Kesimpulan
cara uji kadar SO2 dengan metode pararosanilin yaitu dimana gas sulfur
dioksida (SO2) akan diserap dalam larutan penjerap tetrakloromerkurat
membentuk senyawa kompleks diklorosulfonatomerkurat.
5.2 Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
Ali, H.N, S. Hamid, dan M. Desira.2014. Analisis Tingkat pencemaran udara Pada
Kawasan Perkantoran di Kota Makasar.UNHAS.
Arya. W. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : PenerbitAndi.
Cara Uji Kadar Sulfur Dioksida (SO2) dengan Metoda Pararosanilin Menggunakan
Spektrofotometer.2005.19-7119.7. Badan Standarisasi Nasional.
Christian, Gary D. 1994. Analytical Chemistry. John Wiley &Sons : Inc. USA
Darmono.2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran.Jakarta : UI-Press.
Departemen Kesehatan, Keputusan Menteri Kesehatan RI, tentang Pengaruh
Konsentrasi SO2 terhadap Kesehatan. www.depkes.go.id.
Enviromental Health Criteria 8. 1979. Sulfur Oxides and Suspended Particulate
matter. World Health Organization : Geneva
Sastrawijaya, A. Tresna. 2000. Pencemaran Lingkungan. Bandung : Rieneka Cipta.
Slamet, J.S. 2002.Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Underwood., A, L & Day, R., Jr. 1996. Analisis Kimia Kuantitatif. Terjemahaan
Pujaatmaka, A., H. Jakarta : Erlangga.
Wiharja. 2002. Identifikasi Kualitas Gas SO2 di Daerah Industri Pengecoran Logam
Ceper. Badan Pengkaji dan Penerapan Teknologi. Jurnal Teknologi
Lingkungan. 3 (3): 251-255
30
LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan
A x 21,3
W
0,605 x 21,3
0,1 g
128.865 %
b x 1000 x V 1
35.67 x 250 x V 2
0.0906 x 1000 x 25 mL
35.67 x 250 x 24.5 mL
= 0.010367 N
4.3 Data hasil penentuan konsentrasi SO2 dalam larutan induk Na2S2O5
C=
( v bv c ) x N x 32.03 x 1000
va
257.68 g/mL
Melalui rumus diatas dapat diketahui jumlah ( g) SO2 tiap mL larutan induk
Na2S2O5, sedangkan jumlah (g) SO2untuk tiap mL larutan standar dihitung dengan
memperhatikan factor pengenceran.
31
V 1 x M 1 =V 2 x M 2
2 mL x 257.68 g/mL = 100 mL x M2
2 mL x 257.68 g/mL
100 mL
= 5.1535 g/mL
F1 + F 2
P 298
xt x a x
2
T a 760
1+1
760 mmHg 298
x 60 x
x
2
301.2
760
59.3625 L
a
C= x 1000
v
0.7198 g
x 1000
59.3625 L
12.13 g /m
a
2.C= x 1000
v
32
0.4107 g
x 1000
59.3034 L
6.93 g /m
33
Lampiran 2.
KURVA
KALIBRASI
N KONSENT
O
RASI
1
0
2
5.1535
3
10.307
4
15.4605
5
20.614
ABSORBANS
I
0
0.14
0.292
0.451
0.595
0.7
0.6
f(x) = 0.03x - 0
R = 1
0.5
0.4
Absorbansi
0.3
0.2
0.1
0
0
10
15
20
25
Konsentrasi
34
35