Oleh:
AGRES KRISMANTONA (13101101017)
STEVANO O. MANOPO (13101101027)
ZEOLIT
1. DEFINISI
Mineral zeolit banyak ditemukan di alam sebagai batuan sedimen vulkano.
Penyusunan utama zeolit adalah mordenit dan klipnotilonit dalam berbagai variasi
komposisi. Nama zeolit berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu zein yang
berarti mendidih dan lithos yang berarti batuan. Disebut demikian karena mineral ini
mempunyai sifat mendidih atau mengembang apabila dipanaskan. Dimana air dalam
rongga-rongga zeolit akan mendidih bila dipanaskan pada suhu 100o C (Sutarti dan
Rahmawati, 1994, Anwar dan Nugraha, 1985).
yang mendasari zeolit sebagai penukar kation. Berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia
zeolit tersebut zeolit dapat dimanfaatkan sebagai penukar ion, penyaring molekuler,
adsorben dan katalis (Muhammad, 1995).
Zeolit pertama kali ditemukan oleh Freiherr Axel Cronstedt, seorang ahli
mineralogy dari Swedia pada tahun 1756 (Sheppard, 1969: 875-886). Zeolit menurut
proses pembentukannya dibagi 2, yaitu : zeolit alam (natural zeolit) dan zeolit sintetis
(syntetic zeolit). Sedangkan berdasarkan ukuran porinya, zeolit dapat diklasifikasikan
menjadi 3 golongan, yaitu: zeolit dengan pori kecil (small pore zeolit), zeolit dengan
pori medium (medium pore zeolit), dan zeolit dengan pori besar (large pore zeolit).
Zeolit alam biasanya mengandung kation-kation K+ ,Na+, Ca2+ atau Mg2+
sedangkan zeolit sinteti biasanya hanya mengandung kation-kation K+ atau Na+.
Pada zeolit alam, adanya molekul air dalam pori dan oksida bebas di permukaan
seperti Al2O3, SiO2, CaO, MgO, Na2O, K2O dapat menutupi pori-pori atau situs
aktif dari zeolit sehingga dapat menurunkan kapasitas adsorpsi maupun sifat katalisis
dari zeolit tersebut. Inilah alasan mengapa zeolit alam perlu diaktivasi terlebih dahulu
sebelum digunakan. Aktivasi zeolit alam dapat dilakukan secara fisika maupun kimia.
Secara fisika, aktivasi dapat dilakukan dengan pemanasan pada suhu 300- 400 oC
dengan udara panas atau dengan sistem vakum untuk melepaskan molekul air.
Sedangkan aktivasi secara kimia dilakukan melalui pencucian zeolit dengan larutan
Na2EDTA atau asam-asam anorganik seperti HF, HCl dan H2SO4 untuk
menghilangkan oksida-oksida pengotor yang menutupi permukaan pori.
proses sedimentasi debu vulkanik pada lingkungan danau yang bersifat alkali,
proses alterasi, proses diagenesis dan proses hidrotermal.
2.2 Alterasi
Alterasi merupakan perubahan komposisi mineralogi batuan (dalam keadaan
padat) karena pengaruh suhu dan tekanan yang tinggi, dan tidak dalam kondisi
isokimia menghasilkan mineral lempung, kuarsa, oksida atau sulfida logam. Proses
alterasi merupakan peristiwa sekunder pembentukan batuan. Alterasi terjadi pada
intrusi batuan beku yang mengalami pemanasan dan pada struktur tertentu yang
memungkinkan
masuknya
air
meteoric
untuk
butir, pemilahan, porositas awal dan jumlah fluida yang terdapat dalam
sedimen.
adalah
proses
dimana
kondisi
lattice pada
fisika
dan
butir
kima
mineral.
Rekristalisasi bekerja melalui pelarutan dan presipitasi dari fase mineral yang terdapat
pada batuan. Ketika fluida melewati batuan atau sedimen, komponen pada sedimen
yang tidak stabil karena tekanan, pH, dan temperatur akan mengalami pelarutan.
Kemudian material yang terlarut itu akan
mengalami
transportasi
dan
akan
C. Sementasi
Sementasi adalah proses di mana terjadi presipitasi kimia pada
pembentukan kristal baru, terbentuk didalam pori-pori sedimen atau batuan yang
mengikat satu butir dengan butir lainnya. Semen yang umum yaitu kuarsa, kalsit dan
hematit
D. Autigenisasi
Autigenesis (neocrystalitation) adalah proses saat fase mineral baru mengalami
kristalisasi di dalam sedimen atau batuan selama proses diagenesis maupun
setelahnya. Mineral baru terbentuk melalui reaksi di dalam fase yang terdapat dalam
sedimen atau batuan, dan juga muncul karena presipitasi dari material yang masuk
melalui fase fluida, atau dihasilkan dari kombinasi sedimen primer dan material yang
masuk. Beberapa yang tergolong dalam fase autogenesis, silikat seperti
kuarsa,carbonat seperti kalsit dan dolomite, evaporate mineral seperti gypsum dan
oksida seperti hematite.
E. Replacement
Replacement yaitu proses ketika mieral baru menggantikan (secara kimia dan fisika)
kondisi dalam pada endapan mineral. Replacement mungkin bersifat :
a. neomorphic, yang mana butiran yang baru memiliki fase yang sama dengan
asalnya atau polimorpisme dari fase asalnya.
b. Pseudomorfic yang mana fase baru merupakan tiruan dari bentuk eksternal dari
fase yang digantikan tetapi fasenya berbeda,
c. allomorphic yaitu replacement dalam bentuk fase baru yang biasanya berbeda
bentuk kristalnya dan menggantikan sepenuhnya fase sediment asal.
Fase replacement sama beragamnya dengan fase autigenesis, tetapi fase replacement
yang penting yaitu dolomite, opal, kuarsa dan ilite.
f. Bioturbasi
Bioturbasi adalah aktifitas biologis yang terjadi dekat permukaan, termasuk
burrowing, boring dan pencampuran sedimen oleh organisme. Pada beberapa kasus
proses ini dapat meningkatkan kompaksi, menghancurkan laminasi dan perlapisan.
Selama proses bioturbasi beberapa organisme mempresipitasikan material yang
berfungsi sebagai semen.
3. Proses hidrotermal
Produk akhir dari proses diferensiasi magmatik adalah suatu larutan yang
disebut larutan magmatik yang mungkin dapat mengandung konsentrasi logam yang
dahulunya berada dalam magma. Larutan magmatik ini yang juga disebut larutan
hidrotermal banyak mengandung logam-logam yang berasal
perjalanan
menerobos
batuan, larutan
hidrotermal
akan
deposit
celah
(cavity
filling
deposit)
atau
melalui
proses
Sifat zeolit sebagai adsorben dan penyaring molekul dimungkinkan karena struktur
zeolit yang berongga, sehingga zeolit mampu menyerap sejumlah besar molekul yang
berukuran lebih kecil atau sesuai dengan ukuran rongganya. Selain itu kristal zeolit
yang telah terdehidrasi merupakan adsorben
yang selektif dan mempunyai efektivitas adsorpsi yang tinggi.
Densitas / Kerapatan
Kerapatan zeolit cukup rendah, berkisar antara 1,9 2,3 g/ml.
Dipengaruhi oleh keterbukaan kerangka dan jenis kation
Meningkat bila dilakukan pertukaran kation dengan ion logam yang berat
BaZeolit 2,8 g/ml
Diamond
Warna
Pada keadaan murni (pure state), mineral zeolit tidak berwarna
Colourless
Berwarna (bila ada pengotor logam-logam transisi)
Besi berwarna pink pada Chabazite
Bubuk dari zeolit sintesis: Putih (umumnya)
Pertukaran kation : Golongan IA atau IIA ditukar dengan logam transisi dapat
memberikan warna pada zeolit yang bergantung dari tingkat hidrasi dari kation
tersebut
Ni-zeolite: lilac (terhidrasi) berwarna light green (dehidrasi)
Co-zeolite: pink (terhidrasi) dan biru (dehidrasi)
Perubahan warna pada zeolite dapat digunakan sebagai indikator adanya uap air
Daya hantar listrik
Dipengaruhi oleh kehadiran kation dan molekul air dalam rongga (cavities)
Hantaran listrik pada zeolit bersifat ionik, disebabkan oleh perpindahan kationkation
Analsim
Kabasit
Klipnoptolotit
Erionit
Ferrierit
Heulandi
Laumonit
Mordenit
Filipsit
Natrolit
Wairakit
Na16(Al16Si32O96). 16H2O
(Na2,Ca)6 (Al12Si24O72). 40H2O
(Na4K4)(Al8Si40O96). 24H2O
(Na,Ca5K) (Al9Si27O72). 27H2O
(Na2Mg2)(Al6Si30O72). 18H2O
Ca4(Al8Si28O72). 24H2O
Ca(Al8Si16O48). 16H2O
Na8(Al8Si40O96). 24H2O
(Na,K)10(Al10Si22O64). 20H2O
Na4(Al4Si6O20). 4H2O
Ca(Al2Si4O12). 12H2O
dasarnya tidak mengalami perubahan secara nyata. Disini molekul H2O seolah-olah
mempunyai posisi yang spesifik dan dapat dikeluarkan secara reversibel. Sifat zeolit
sebagai adsorben dan penyaring molekul, dimungkinkan karena struktur zeolit
yang berongga, sehingga zeolit mampu menyerap sejumlah besar molekul yang
berukuran lebih kecil atau sesuai dengan ukuran rongganya. Selain itu kristal zeolit
yang telah terdehidrasi merupakan adsorben yang selektif dan mempunyai efektivitas
adsorpsi yang tinggi. Kemampuan zeolit sebagai katalis berkaitan dengan tersedianya
pusat-pusat aktif dalam saluran antar zeolit. Pusat-pusat aktif tersebut terbentuk
karena adanya gugus fungsi asam tipe Bronsted maupun Lewis. Perbandingan kedua
jenis asam ini tergantung pada proses aktivasi zeolit dan kondisi reaksi. Pusat-pusat
aktif yang bersifat asam ini selanjutnya dapat mengikat molekul-molekul basa secara
kimiawi. Sedangkan sifat zeolite sebagai penukar ion karena adanya kation logam
alkali dan alkali tanah. Kation tersebut dapat bergerak bebas didalam rongga dan
dapat dipertukarkan dengan kation logam lain dengan jumlah yang sama. Akibat
struktur zeolit berongga, anion atau molekul berukuran lebih kecil atau sama dengan
rongga dapat masuk dan terjebak.
8. MANFAAT ZEOLIT
Aplikasi/Sektor
Pertanian
APLIKASI
Penetral keasaman tanah, meningkatkan aerasi tanah, sumber
mineral pendukung pada pupuk dan tanah, serta sebagai pengontrol
yang efektif dalam pembebasan ion amonium, nitrogen, dan kalium
pupuk.
Meningkatkan nilai efisiensi nitrogen, dapat mereduksi penyakit
Peternakan
Perikanan
Energi
Industri
baja, dan besi tuang, adsorben dalam industri tekstil dan minyak
sawit, bahan baku pembuatan keramik.
dapat
dilakukan
dengan
melakukan
pencarian
lokasi,
370 oC.
setelah satu jam zeolit alam dipisahkan dengan centrifugsi. Selanjutnya filtrate
diukur serapannya menggunakan spektro uv-vispada panjang gelombang 664,5 nm.
Daya serap zeolit alam terhadap mentilen dapat diketahui dengan menghitung kadar
awal dikurangi kadar yang tidak terserap zeolit alam dibagi kadar awal x 100%.
10. EKSPLOITASI
Umumnya bahan galian industri terdapat di dekat permukaan tetapi juga ada
yang terdapat dan terkumpul dibawah pemukaan tanah yang relative agak dalam,
selain itu bahan galian tersebut ada yang keras, lunak dan kompak. Biasanya bahan
galian industri ditambang dengan cara digali, disemprot dengan pompa tekanan
tinggi, dan disedot dengan pompa hisap.
Berdasarkan tempatnya, eksploitasi dapat pula dilakukan dengan cara
tambang terbuka yaitu semua aktifitas penambangan dilakukan di permukaan bumi.
(kauri) tambang bawah tanah dan peledakan.Untuk
bahan
galian
zeolit,
karenanya
penambangan
dengan system kauri dapat dilakukan beberapa tahap yaitu: pengupasan tanah penutup
(landclearing) bagian tanah penutup yang subur setelah dikupas, dapat dipindahkan ke
tempat penimbunan.
11. PEMEROSESAN
Pada prinsipnya pengolahan dilakukan dengan 2 tahap yaitu tahap preparasi dan tahap
aktifasi.
Tahap preparasi
Dengan mempertimbangkan zeolit mempunyai tingkat kekrasan yang rendah
maka preparasi dengan menggunakan mesin giling (mill) yang mampu memproduksi
sampai ukuran lebih kecil dari 100 mesh dan menkombinasikan dengan siklun (alat
sentrifugasi) untuk dapat mengelompokkan fraksinya. Umpan untuk mesin giling ini
dapat berupa hasil pemecahan secara manual yang berukuran 3 cm ataupun dapat
dilakukan dengan mesin pemecah. Ketidak mampuan siklun dalam memisahkan
menjadi fraksi menyebabkan masih diperlukannya pengayakan. Jika berhasil maka
dapat dilakukan aktifasi.
Proses aktifasi
Proses ini dilakukan dengan pemanasan atau dengan pereaksi zat yang
digunakan sebagai pereaksi adalah NaOH dan H2SO4 selanjutnya siap diaplikasikan
sesuai dengan keinginan (Sukandarrumidi, 2004).
12. ZEOLIT SINTETIK
Zeolit alam sudah banyak dimanfaatkan sehingga jumlahnya semakin
berkurang. Selain itu mineral zeolit alam sulit dipisahkan dari batuan induknya.
Mengingat begitu pentingnya peranan zeolit dalam kehidupan, maka perlu dilakukan
usaha untuk mendapatkan zeolit dengan daya guna yang lebih sebanding zeolit alam
(Sutarti & Rachmawati, 1994). Untuk mengatasai semakin berkurangnya zeolit alam,
maka telah dikembangkan zeolit sintetik yang memiliki kemampuan yang sama
dengan zeolite alam. Zeolit sintetis adalah suatu senyawa kimia yang mempunyai
sifat fisik dan kimia yang sama dengan zeolit yang ada di alam. Zeolit sintetis ini
dibuat dari bahan lain dengan proses sintetis, yang dibuat sedemikian rupa sehingga
menyerupai zeolit yang ada di alam (Kusumaningtyas, 2003).
Perbedaan terbesar antara zeolit sintesis dengan zeolit alam adalah:
a. Zeolit sintetis dibuat dari bahan kima dan bahan-bahan alam yang kemudian
diproses dari tubuh bijih alam.
b. Zeolit sintetis memiliki perbandingan silika dan alumina yaitu 1:1 dan
sedangkan pada zeolit alam hingga 5:1.
c. Zeolit alam tidak terpisah dalam lingkungan asam seperti halnya zeolit sintetis
(Saputra, R, 2006).
DATAR PUSTAKA
Ulfah, Eli Maria, Fani Alifia Yasnur, dan Istadi. 2006. Optimasi Pembuatan
Katalis Zeolit X dari Tawas, NaOH dan Water Glass Dengan Response
Surface Methodology. Semarang : Universitas Diponegoro