Anda di halaman 1dari 14

BAB V

METODOLOGI PENELITIAN

Studi laboratorium pengaruh bahan dasar Bentonite additive Xhantam gum


sebagai bahan dasar lumpur bor. Selain itu akan dibahas jenis lumpur dan bahan-
bahan yang digunakan, peralatan yang digunakan untuk menganalisa dan langkah-
langkah percobaan yang dilakukan beserta prosedurnya yang sesuai dengan
praktik di laboratorium lumpur pemboran di UPN Veteran Yogyakarta.

5.1. Tujuan Penelitian


Percobaan yang dilakukan di laboratorium bertujuan untuk mengetahui
pengaruh bahan dasar Bentonite additive Xhantam Gum sebagai bahan dasar
lumpur bor. Adapun sifat-sifat fisik yang dianalisa berdasarkan standar API yaitu,
mud weight, viscometer reading @600 RPM, Viscometer reading @300 RPM,
plastic viscocity, yield point, gel strength 10 detik, gel strength 10 menit, fluids
filtration loss 30 menit, mud cake dah pH fluid filtrat.

5.2. Metodologi Penelitian


Semua analisa yang dilakukan di laboratorium menyangkut masalah bahan
dan alat-alat yang digunakan, prosedur percobaan dan perhitungan data dilakukan
berdasarkan spesifikasi dan standar American Petroleum Institute (API 13).

5.3. Alat Dan Bahan


5.3.1. Alat
1. Sendok Spatula, digunakan mengambil bahan-bahan dasar lumpur
untuk ditimbang dan mengaduk lumpur yang sedang dicampur
(mixing).
Gambar 5.1. Sendok Spatula17)
2. Timbangan Elektrik, dengan ketelitian 0.01 gram digunakan untuk
menimbang bahan-bahan yang akan dipakai untuk membuat lumpur.

Gambar 5.2. Timbangan Elektrik17)


3. Cup, berbentuk tabung dengan tinggi 180 mm diameter atas 97 mm
dan diameter bawah 70 mm. Digunakan sebagai tempat mencampur
bahan-bahan lumpur pemboran yang telah disiapkan. Cup mixer ini
terbuat dari bahan stainless sehingga tahan dari karat dan korosif
sehingga aman digunakan serta tidak mengurangi kualitas dari
pencampuran chemical di dalam laboratorium.
Gambar 5.3. Cup17)
4. Mud Mixer, digunakan untuk mencampur (Mixing) bahan-bahan
lumpur pemboran.

Gambar 5.4. Mud Mixer17)


5. Mud Balance, digunakan untuk mengukur densitas lumpur
pemboran yang telah dibuat. Satuan pembacaan densitas lumpur
dalam pound per gallon (ppg).

Gambar 5.5. Mud Balance17)


6. Fann VG Viscometer, digunakan untuk mengukur plastic viscocity,
yield point dan gel strength dengan dial reading 600 RPM, 300
RPM, 200 RPM, 100 RPM, 6 RPM dan 3 RPM dimana pembacaan
skala dial readingnya masih manual.

Gambar 5.6. Fann VG Viscometer17)


7. Stopwatch, digunkan untuk menghitung waktu dalam detik yang
dibutuhkan dalam mengukur plastic viscocity, yield point, gel
strength dan filtration loss.

Gambar 5.7. Stopwatch17)


8. Standart Filter Press, dgunakan untuk mengukur banyaknya
filtration loss dan mud cake pada system lumpur pemboran.

Gambar 5.8. Standar Filter Press17)


9. Gelas Ukur, digunakan untuk mengukur fluid filtrat lumpur
pemboran.

Gambar 5.9. Gelas Ukur17)


10. Jangka Sorong, digunakan untuk mengukur ketebalan ampas
lumpur (mud cake) dengan satuan mm.

Gambar 5.10. Jangka Sorong17)


11. pH Paper, digunakan untuk mengukur pH dari lumpur pemboran
dan filtrate lumpur.

Gambar 5.11. pH Paper17)


5.3.2. Bahan
1. Air Tawar, sebagai bahan dasar pembuatan lumpur.

Gambar 5.12. Air17)

2. Bentonite, digunakan untuk memberikan sifat thixotropic


(pengapung) pada suspensi lumpur.

Gambar 5.13. Bentonite17)


3. KOH, atau Pottasium Hidroksida (KOH) digunakan sebagai
bahan penambah pH pada lumpur.

Gambar 5.14. Bentonite17)

4. Xhantam Gum, biasanya digunakan untuk mengentalkan lumpur


pemboran. Xhantam juga berfungsi untuk menggangkat cutting
kepermukaan dan menahan cutting ketika sirkulasi dihentikan.

Gambar 5.15. Xhantam Gum17)


5. Barite, berfungsi untuk meningkatkan densitas dari lumpur
pemboran.

Gambar 5.16. Barite17)

5.4. Prosedur Pembuatan Lumpur


Tahapan preparasi lumpur pemboran dengan mencampur bahan-bahan
dengan menggunakan mud mixer:

5.4.1. Pembuatan Lumpur A1


1. Mempersiapkan fresh water 350 ml. Lalu persiapkan juga Bentonite
22.5 gr, KOH 0.5 gr, XCD 0,5 gr dan Barite 0 gr. Komposisi yang
disiapkan harus teliti dan akurat supaya didapatkan hasil yang optimal.
2. Pertama, masukan Bentonite sebanyak 22.5 gr ke dalam cup yang
berisi 350 ml fresh water sambil mixer berputar dan biarkan selama 3
menit dengan kecepatan medium.
3. Masukan KOH sebanyak 0.5 gr dan mixing selama 1 menit.
4. Masukan Xantam gum sebanyak 0.5 gr dan mixing selama 3 menit.
5. Setelah semua bahan-bahan dimixing hingga rata, lumpur telah siap
dilakukan pengujian sifat-sifat fisik lumpur pemboran.
6. Ulangi langkah 1-5 sebanyak 2 kali untuk mendapatkan hasil yang
akurat.
5.4.2. Pembuatan Lumpur A2
1. Mempersiapkan fresh water 350 ml. Lalu persiapkan juga Bentonite
22.5 gr, KOH 0.5 gr, XCD 0,5 gr dan Barite 3 gr. Komposisi yang
disiapkan harus teliti dan akurat supaya didapatkan hasil yang optimal.
2. Prosedur pembuatan lumpur A2 sama dengan prosedur membuat
lumpur A1, yang membedakan hanya pada lumpur A2 bahan terakhir
yang ditambahkan adalah Barite sebanyak 3 gr yang kemudian di
mixing selama 5 menit.
3. Setelah semua bahan-bahan dimixing hingga rata, lumpur telah siap
dilakukan pengujian sifat-sifat fisik lumpur pemboran.
4. Ulangi langkah 1-3 sebanyak 2 kali untuk mendapatkan hasil yang
akurat.

5.4.3. Pembuatan Lumpur A3


1. Mempersiapkan fresh water 350 ml. Lalu persiapkan juga Bentonite
22.5 gr, KOH 0.5 gr, XCD 0,5 gr dan Barite 5 gr. Komposisi yang
disiapkan harus teliti dan akurat supaya didapatkan hasil yang optimal.
2. Prosedur pembuatan lumpur A3 sama dengan prosedur membuat
lumpur A2, yang membedakan hanya pada lumpur A3 komposisi
Barite yang ditambahkan sebanyak 5 gr yang kemudian di mixing
selama 5 menit.
3. Setelah semua bahan-bahan dimixing hingga rata, lumpur telah siap
dilakukan pengujian sifat-sifat fisik lumpur pemboran.
4. Ulangi langkah 1-3 sebanyak 2 kali untuk mendapatkan hasil yang
akurat.

5.4.4. Pembuatan Lumpur A4


1. Mempersiapkan fresh water 350 ml. Lalu persiapkan juga Bentonite
22.5 gr, KOH 0.5 gr, XCD 0,5 gr dan Barite 10 gr. Komposisi yang
disiapkan harus teliti dan akurat supaya didapatkan hasil yang optimal.
2. Prosedur pembuatan lumpur A4 sama dengan prosedur membuat
lumpur A3, yang membedakan hanya pada lumpur A4 komposisi
Barite yang ditambahkan sebanyak 10 gr yang kemudian di mixing
selama 5 menit.
3. Setelah semua bahan-bahan dimixing hingga rata, lumpur telah siap
dilakukan pengujian sifat-sifat fisik lumpur pemboran.
4. Ulangi langkah 1-3 sebanyak 2 kali untuk mendapatkan hasil yang
akurat.

5.5. Prosedur Pengukuran Sifat Fisik Lumpur


Sifat-sifat fisik dari lumpur pemboran penting untuk diketahui dalam rangka
menunjang fungsi lumpur dalam pemboran. Alat-alat yang digunakan dalam
mengukur sifat-sifat fisik lumpur pemboran antara lain; Mud Balance, Fann VG
Viscometer, Filter press LH-LT.

5.5.1. Pengukuran Densitas Lumpur


1. Mengkalibrasi peralatan mud balance sebagai berikut :
a. Membersihkan peralatan mud balance.
b. Mengisi cup dengan air hingga penuh, lalu tutup dan bersihkan
bagian luarnya. Keringkan dengan kertas tissue.
c. Meletakkan kembali mud balance pada kedudukan semula.
d. Rider ditempatkan pada skala 8.33 ppg.
e. Mengecek pada level glass, bila tidak seimbang mengatur
calibration screw sampai seimbang.
2. Mengisi cup dengan lumpur yang telah dibuat hingga penuh.
Bersihkan luarnya, setelah itu letakkan balance arm pada kedudukan
semua dan mengatur rider hingga level glass seimbang dan didapatkan
harga densitas dengan menbaca skala yang tertera.

5.5.2. Pengukur Plastic Viscocity dan Yield Point


1. Mengisi bejana dengan lumpur sampai batas yang telah ditentukan.
2. Meletakkan bejana pada tempatnya, serta atur kedudukannya
sedemikian rupa sehingga rotor dan bob tercelup kedalam lumpur
menurut batas yang telah ditentukan.
3. Menggerakkan rotor pada posisi High dan tempatkan kecepatan putar
rotor. pada kedudukan 600 RPM. Pemutaran terus dilakukan sehingga
kedudukan skala (dial) mencapai keseimbangan. Catat harga yang
ditunjukkan skala.
4. Mencatat harga yang dilakukan oleh skala penunjuk setelah mencapai
keseimbangan dilanjutkan untuk kecepatan 300, 200, 100, 6 dan 3
RPM dengan cara yang sama seperti diatas.
Plastic Viscocity dihitung menggunakan persamaan :

 P   600   300 ............................................................................ (5-1)

dimana :
µp = Plastic viscosity, cp
θ600 = Dial reading pada 600 RPM, derajat
θ300 = Dial reading pada 300 RPM, derajat
Yield Point dihitung menggunakan persamaan :

YP  300   P .............................................................................. (5-2)

dimana :
YP = Yield Point, lb/100ft2
θ300 = Dial reading pada 300 RPM, derajat
µp = Plastic viscosity, cp

5.5.3. Pengukuran Gel Strength


1. Setelah selesai mengukur shear stress, aduk lumpur dengan Fann VG
pada kecepatan 600 RPM selama 10 detik.
2. Matikan Fann VG kemudian diamkan lumpur selama 10 detik.
3. Setelah 10 detik gerakkan rotor pada kecepatan 3 RPM. Baca
simpangan maksimum pada skala penunjuk.
4. Aduk kembali lumpur dengan Fann VG pada kecepatan rotor 600
RPM selama 10 detik. Ulangi kerja diatas untuk gel strength 10 menit
(untutk gel strenght 10 menit, lama pendiaman lumpur 10 menit).

5.5.4. Pengukuran Laju Tapisan (Filtration Loss), Tebal Ampas (Mud Cake)
dan pH
1. Mempersiapkan alat filter press dan segera pasang filter paper serapat
mungkin dan letakkan gelas ukur dibawah silinder untuk menampung
fluid filtrate.
2. Menuangkan campuran lumpur kedalam silinder dan segera tutup
rapat, kemudian alirkan udara dengan tekanan 100 psi.
3. Mencatat volume Fluid filtrat sebagai fungsi dari waktu dengan stop
watch dari 2 menit sampai menit ke 15
4. Menghentikan penekanan udara, membuang tekanan udara dalam
silinder (bleed off) dan sisa lumpur dalam silinder dituangkan kembali
ke dalam breaker.
5. Ukur ketebalan mud cake yang terbentuk dari hasil pengukuran
filtration loss menggunakan jangka sorong.
6. Ukur pH dari filtrate yang tertampung pada gelas ukur hasil dari
pengukuran filtration loss dengan pH paper.
Apabila pengukuran filtration loss dilakukan dengan waktu kurang dari 30
menit maka fluid filtrate loss pada menit ke 30 dapat dihitung dengan
mengunakan persamaan :
0 .5
t 
Q2  Q1   2  ...................................................................... (5-3)
 t1 
dimana :
Q1 = Fluid loss pada waktu t1, cm3
Q2 = Fluid loss pada waktu t2, cm3
t = waktu filtrasi, min
5.6. Spesifikasi Lumpur Pemboran
Dalam pengujian lumpur pemboran dibutuhkan standarisasi sifat – sifat
lumpur berbahan dasar minyak sebagai acuan dimana harga dari masing-masing
sifat fisik lumpur pemboran itu sangat penting untuk menunjang kelancaran
pengeboran, dimana pada rentang harga tersebut lumpur dapat berfungsi dengan
baik. Biasanya range dari harga spesifikasi yang diminta didapat dari sejarah
sumur-sumur pemboran sekitar terhadap sumur baru yang akan dilakukan
pengeboran. Sehingga pada percobaan di laboratorium ini dapat mengetahui
spesifikasi lumpur yang diminta. Tabel VI.1 di bawah ini menunjukkan
spesifikasi standar lumpur API 13A.
Tabel VI.1. Spesifikasi Standar Lumpur API 13A19)

No Parameter Nilai Satuan


1 Mud Weigth >8.33 Ppg
2 Plastic Viscosity 10 - 15 Cp
3 Yield Point 9 – 13 lb/100ft2
4 Gel Strength 10 Detik 3–7 lb/100ft2
5 Gel Strength 10 Menit 9 – 15 lb/100ft2
6 Filtration Loss 30 Menit < 13.5 Cc
7 Mud Cake < 1.5 Mm
8 pH 9 -11

Anda mungkin juga menyukai