Anda di halaman 1dari 4

TEKNOLOGI MINYAK BUMI DAN PETROKIMIA

NAMA : Farida Dian Arianti


NIM : 5213415028
TUGAS : Review Jurnal

Review 1.
PERBANDINGAN HIDRORENGKAH FRAKSI BERAT MINYAK BUMI
MENGGUNAKAN KATALIS LEMPUNG TERPILAR ALUMINIUM
BERPENGEMBAN NIKEL DAN MENGGUNAKAN Ni-H-FAUJASIT DARI ABU
LAYANG BATU BARA Hydrocracking of Heavy Fraction Petroleum using Ni-H-
Faujasite Synthesized from Coal Fly Ash

Latar Belakang

Telah diketahui bahwa zeolit dapat menjadi pengemban katalis (catalyst


support) pada proses hidrorengkah minyak bumi (Weitkamp, 2000). Namun demikian
masalah mendasar yang terjadi pada zeolit adalah ukuran pori yang relatif kecil
sehingga sulit bagi residu minyak bumi berfraksi tinggi untuk secara cepat berdifusi ke
dalamnya yang berakibat efektifitasnya berkurang (Vaughan, 1988). Oleh karena itu
penelitian terbaru diarahkan pada rekayasa untuk membuat pori yang lebih besar seperti
pada keluarga M41S di antaranya MCM 41 dan MCM 48 (Weitkamp, 2000). Lempung
sebagai mineral alam yang melimpah mempunyai lapisan-lapisan yang dapat
mengembang yang dengan proses pertukaran kation dapat disisipi dengan gugus
bermuatan positif baik yang kecil maupun meruah (Figueras, 1988). Jika daerah antar
lapisan lempung dimasuki oleh gugus meruah dan dilanjutkan dengan kalsinasi akan
membentuk tiangtiang penyangga lapisan. Adanya tiang-tiang ini menghasilkan suatu
sistem pori seperti pada zeolit. Dengan adanya kemiripan struktur antara zeolit dengan
lempung terpilar dimungkinkan untuk memanfaatkan lempung sebagai katalis atau
sebagai pengemban katalis pada proses hidrorengkah minyak bumi.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian meliputi pembuatan katalis lempung terpilar dan aplikasi lempung
terpilar yang dihasilkan pada proses hidrorengkah minyak bumi.

a. Pembuatan katalis lempung terpilar Aluminium teremban Ni.

Pembuatan katalis lempung terpilar aluminium diawali dengan pembuatan larutan


polikation aluminium, AlCl3.6H2O dilarutkan dengan menambahkan NaOH dengan
rasio mol OH-/Al3+ = 2. Larutan pemilar yang telah dibuat kemudian ditambahkan
sedikit demi sedikit pada suspensi 3% dan diaduk selama 24 jam. Sebelumnya lempung
telah disuspensi selama 3 jam. Konsentrasi Al3+ pada suspensi akhir masing-masing
adalah 0,06 M dan rasio [Al3+]/lempung adalah 3 mmol/g lempung. Suspensi disaring
dan dicuci bersih dengan dialisis hingga ion klorida hilang dengan uji menggunakan
larutan AgNO3. Kemudian padatan yang didapat dikeringkan pada suhu 75oC
kemudian dikalsinasi pada suhu 400oC selama 5 jam dengan kecepatan pemanasan
4oC/menit. Empat gram lempung yang telah terpilar Al atas ditambah 15 mL larutan
Ni(NO3)2.6H2O 0,5%, 1%, 2%, 4%, 8% dan 16%. Suspensi diaduk dengan pengaduk
magnetik selama satu jam dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC selama satu
malam. Padatan hasil impregnasi dipanaskan pada suhu 300oC berturut-turut di bawah
aliran gas N2 selama 4 jam, gas O2 selama 3 jam dan gas H2 selama 3 jam.

b. Uji aktivitas katalis hasil sintesis


Uji aktivitas katalis hasil sintesis dilakukan dalam proses hidrorengkah senyawa-
senyawa komponen minyak bumi pada fraksi 200o300oC menggunakan set reaktor uji
katalisis. Suhu uji katalisis adalah 350oC. Uji hasil perengkahan dianalisis
menggunakan kromatografi gas. Setiap peak yang diperoleh dibandingkan dengan peak
dari fraksi umpan awal. Data kromatogram dianalisis untuk menentukan komposisi
fraksi, selektivitas, konversi individu dan konversi total sesuai dengan metode yang
digunakan Arroyo et al (2000).

PERENGKAHAN FRAKSI BERAT MINYAK BUMI MENGGUNAKAN Ni-H-


FAUJASIT DARI ABU LAYANG BATU BARA Hydrocracking of Heavy Fraction
Petroleum using Ni-H-Faujasite Synthesized from Coal Fly Ash
Sunardi

Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru, Kalimantan


Selatan 70714 sunardi_unlam@yahoo.co.id

Latar Belakang

Sampai saat ini kebutuhan dunia terhadap bahan bakar minyak bumi semakin
meningkat akan tetapi produksinya semakin turun karena keterbatasan sumber minyak
bumi yang ada. Salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut adalah memproduksi
minyak bumi dengan cara memanfaatkan fraksi berat dan residu minyak bumi yang
merupakan sisa dari proses destilasi minyak bumi. Minyak bumi fraksi berat dan residu
merupakan hidrokarbon rantai panjang yang komplek dengan kandungan sulfur,
nitrogren dan logam berat yang cukup tinggi (Rana et al., 2008) Minyak bumi fraksi
ringan untuk bahan bakar dapat diperoleh dari fraksi berat dan residu minyak bumi
dengan reaksi perengkahan termal dan perengkahan terkatalisis. Abu layang merupakan
limbah sisa pembakaran batu bara yang mengandung oksida-oksida logam dengan
komponen utama SiO2 dan Al2O3, dimana hal tersebut menunjukkan adanya
kemiripan komponen kimia antara abu layang dengan zeolit. Adanya kemiripan
tersebut telah mendorong para peneliti untuk memanfaatkan abu layang sebagai bahan
dasar sintesis zeolit.

METODE PENELITIAN

Sintesis Faujasit dari Abu Layang


Sintesis faujasit dilakukan berdasarkan metode hidrotermal yang dilakukan oleh
Yulianto (2000). Sebanyak 10 gram abu layang dan 14 gram NaOH dilebur pada suhu 550 oC
selama 60 menit. Hasil peleburan ditambah 100 ml akuades dan diaduk selama 12 jam dan
dihidrotermal pada temperatur 90 oC selama 72 jam. Fasa padat hasil reaksi hidrotermal
dipisahkan, dinetralkan dengan akuades dan dikeringkan pada suhu 90-100 oC. Analisis
perubahan struktur H-Faujasit dilakukan menggunakan difraktometer sinar-X.

Sintesis Ni-H-Faujasit
Bentuk H-Faujasit dibuat dari faujasit hasil sintetis dari abu layang yang direndam ke
dalam larutan NH4NO3 1 M dan dimasukkan ke dalam botol seker penukar ion lalu diputar
selama 24 jam. Hasil dari proses tersebut dicuci dengan akuades hingga diperoleh filtrat yang
mempunyai pH netral. Padatan hasil dikeringkan pada temperatur 125 oC selama 6 jam dan
kemudian dikalsinasi pada temperatur 300 oC selama 4 jam untuk menghilangkan gas NH3
sehingga diperoleh bentuk H-Faujasit. H-Faujasit yang diperoleh kemudian dilakukan
pengembanan ion nikel melalui metode pertukaran ion dengan variasi konsentrasi larutan nikel
nitrat 0,05; 0,1 dan 0,15 M 18 Sains dan Terapan Kimia, Vol.5, No. 1 (Januari 2011), 15-25
selama 24 jam. Padatan yang diperoleh dicuci dan dikeringkan pada temperatur 125 oC.
Kemudian dilakukan aktivasi katalis melalui proses kalsinasi, oksidasi dan reduksi masing-
masing dengan mengalirkan gas N2, O2 dan H2 pada temperatur 450 oC selama 5 jam dengan
laju alir 100 ml/menit.

Proses Perengkahan Minyak Bumi Fraksi Berat


Uji aktivitas katalis abu layang termodifikasi dilakukan untuk proses perengkahan
senyawa-senyawa komponen minyak bumi pada fraksi berat dengan titik didih 150-300oC
menggunakan set reaktor perengkahan. Sebanyak 4 gram fraksi berat minyak bumi dimasukkan
kedalam reaktor, kemudian 2 gram katalis bentuk pelet ditempatkan pada tempat katalis lalu
dimasukkan ke dalam reaktor. Proses perengkahan dilakukan pada temperatur 300-320 oC
selama 45 menit dengan mengalirkan gas hidrogen dengan laju alir 100ml/menit. Hasil
perengkahan fraksi cair dianalisis dengan menggunakan kromatografi gas.
KESIMPULAN
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada proses
hidrorengkah minyak bumi katalis lempung terpilar yang dihasilkan selektif terhadap
fraksi minyak tanah dan minyak gas. Reaksi hidrorengkah dengan menggunakan katalis
NiH -Faujasit disimpulkan bahwa reaksi perengkahan minyak bumi fraksi berat
menggunakan katalis NiH-Faujasit menunjukkan hasil konversi total dan selektivitas
individu yang lebih baik dibanding reaksi perengkahan termal sedangkan jumlah nikel
teremban belum menunjukkan perbedaan yang signifikan pada proses katalisis
menggunakan Ni-H-Faujasit

Anda mungkin juga menyukai