(EXPERIMENT II)
Densitas lumpur bor merupakan salah satu sifat lumpur yang sangat
penting, karena peranannya berhubungan langsung dengan fungsi lumpur bor
sebagai penahan tekanan formasi. Adanya densitas lumpur bor yang terlalu
besar akan menyebabkan lumpur hilang ke formasi (Lost circulation), sedang
apabila terlalu kecil akan menyebabkan “kick” (masuknya fluida formasi ke
lubang sumur). Maka densitas lumpur harus disesuaikan dengan keadaan
formasi yang akan dibor.
22
Densitas lumpur dapat menggambarkan gradient hidrostatik dari lumpur
bor dalam psi/ft tetapi dilapangan biasanya dipakai satuan ppg (pound per
gallon)
Asumsi-asumsi :
Keterangan :
( d ml−d mb) x V ml
Vs = ..................................................................... (3)
(d s−d mb)
Ws = Vs x ds
23
( d ml−d mb)
Ws = x (d s x V ml ) ............................................................. (4)
(d s−d mb)
% Volume solid:
Vs ( d ml−d mb)
x 100 % = x 100% .......................................................... (5)
V mb (d s−d mb)
% Berat solid :
ds x V s
x 100% ..................................................................................... (6)
d mb x V mb
Maka bila yang digunakan sebagai solid adalah barit dengan SG = 4,3,
untuk menaikkan densitas dari lumpur lama seberat dml ke lumpur baru sebesar
dmb setiap bbl lumpur lama memerlukan berat solid, Ws sebanyak:
(d mb x dml )
Ws = 684 x ............................................................................(7)
35.8 x d mb
Keterangan :
Ws = berat solid atau zat pemberat, kg barit/bbl lumpur. Sedangkan jika yang
digunakan sebagai zat pemberat adalah Bentonit dengan SG = 2,5, maka untuk
tiap barrel lumpur diperlukan:
(d mb x dml )
Ws = 684 x ......................................................................... (8)
20.8 x d mb
24
Tercampurnya serpihan-serpihan formasi (Cutting) kedalam pemboran
akan membawa pengaruh pada operasi pemboran. Serpihan-serpihan
pemboran yang biasanya berupa pasir akan dapat mempengaruhi
karakteristik lumpur yang disirkulasikan, dalam hal ini akan menambah
densitas lumpur yang telah mengalami sirkulasi. Bertambahnya densitas
lumpur yang tersirkulasi ke permukaan akan menambah beban pompa
sirkulasi lumpur. Oleh karena itu setalah lumpur disirkulasikan harus
mengalami proses pembersihan terutama menghilangkan partikel-partikel
yang masuk ke dalam lumpur selama sirkulasi, alat-alat ini yang biasanya
disebut “Conditioning Equitment “, adalah :
a) Shale Shaker
Fungsinya menbersihkan lumpur dari serpihan-serpihan atau Cutting yang
berukuran besar.
b) Degasser
Fungsinya untuk membersihkan lumpur dari gas yang mungkin masuk ke
lumpur pemboran.
c) Desander
Fungsinya untuk membersihkan lumpur dari partikel-partikel padatan yang
berukuran kecil yang bisa lolos dari shale shaker.
d) Desiliter
Fungsinya sama dengan desander, tetapi desiliter dapat membersihkan
lumpur dari partikel-partikel yand berukuran lebih kecil.
25
Vs
n= x 100......................................................................................
Vm
(9)
Vm = Volume lumpur.
26
Sand Content Kit Timbangan Digital
27
6. Mengulangi Langkah 5 untuk komposisi campuran yang diberikan
oleh asisten.
HASIL PENGAMATAN
PENGUKURAN VISCOSITAS DAN GEL STRENGTH
28
b. Pengukuran Shear rate dan Gel strength dengan Fann VG Meter
Tabel. 2.2. Pengukuran Shear rate dan gel strength dengan Fann VG Meter
Skala
Pengukura
High (RPM) Low (RPM)
n
600 6 200 300 3 100
Sheare Rate 93 3 38 53 2 21
2.6 Perhitungan
2.6.1 Lumpur standar + Thinner (CMC)
Diketahui :
C600 = 93 C100 = 21
C300 = 53 C6 =3
C200 = 38 C3 =2
Simpangan 10 s = 2
Simpangan 10 m = 3
Ditanya : Shear stress, Shear rate, µa, µp, gel strength dan γ ?
Jawab :
a. Shear stress
Ʈ = 5,077 × C
C600 C100
Ʈ = 5,077 × 93 Ʈ = 5,077 × 21
29
= 472.161 = 106.617
C300 C6
Ʈ = 5,077 × 53 Ʈ = 5,077 × 3
= 269.081 = 15.231
C200 C3
Ʈ = 5,077 × 38 Ʈ = 5,077 × 10.154
= 192.296 = 10.154
b. Shear rate
ɤ = 1,704 × RPM
C600 C100
ɤ = 1,704 × 600 ɤ = 1,704 × 100
= 1022,4 = 170,4
C300 C6
ɤ = 1,704 × 300 ɤ = 1,704 × 6
= 511,2 = 10,224
C200 C3
ɤ = 1,704 × 200 ɤ = 1,704 × 3
= 340,8 = 5,112
High Low
Komponen
600 200 6 300 100 3
C 93 38 3 53 21 2
15.23
Ʈ 472.161 192.296 269.081 106.617 10.154
1
ɤ 1022.4 340.8 10.22 511.2 170.4 5.112
30
4
= 0.66
d. Viscositas nyata (µa)
600 RPM C100 RPM
472
µa = × 100 µa =
1022.4
300× 1
×100
100
= 46.18 = 62.56
15.231
× 100
10.224
= 52.63 = 148.97
31
200 RPM C3 RPM
192.296
µa = ×100 µa =
340.8
106.617
×100
170.4
= 156.42 = 62.56
2.7 Pembahasan
Langkah awal yang kami lakukan adalah membuat lumpur standar dengan
komposisi kita lakukan pada percobaan ini adalah bentonite 22.5 gram, air
(aquadest) 350 ml, kemudian sampel kedua lumpur standar dengan penambahan
CMC sebanyak 15 gram. Setelah seluruh sampel jadi, kemudian hitung waktu laju
alir sampel dengan marsh funnel dengan cara menutup bagian bawah dari marsh
funnel dengan jari, tuangkan lumpur standar tadi kedalam marsh funnel. Buka
tutupan jari tadi, lalu hitung berapa lama mumpur mengalir menggunakan
stopwatch hingga lumpur yang ada didalam marsh funnel habis. Maka kami
dapatkan viscositas relative lumpur dengan waktu 26.65 detik. Lakukan langkah
diatas kembali pada sampel lumpur 2 (lumpur standar + CMC). Setelah dilakukan
percobaan didapatkan viscositas relative lumpur dengan waktu 50.82 detik.
32
simpangan terjauh pada skala penunjuk di Fann VG dengan kecepatan 3 RPM
pada waktu 10 detik mendapatkan angka 2dan 10 menit mendapatkan angka 3.
Aplikasi lapangan percobaan ini yang pertama nilai viscositas. Kita perlu
mengontrol viscositas lumpur pemboran karena sangat berpengaruh dalam proses
pengeboran. Viscositas lumpur yang terlalu tinggi dapat menyebabkan lumpu
sukar mengalir sehingga daya yang dibutuhkan pompa besar dan menyebabkan
cepat rusaknya pompa. Apabila viscositas lumpur yang terlalu rendah
menyebabkan lumpur tidak dapat mengangkat Cutting dengan sempurna sehinga
Cutting menumpuk di dasar lubang yang dapat menyebabkan pipe stuck.
Kemudian gel strength, gel strength berbanding lurus dengan viscositas, gel
strength diperlukan saat melakukan roundtrip untuk menahan Cutting agar tidak
jatuh dan mengendap dipermukaan sumur. Gel strength yang terlalu besar juga
tidak baik karena lumpur menjadi susah mengalir dan jika terlalu kecil Cutting
akan jatuh ke permukaan pada kondisi statis atau pada saat roundtrip.
2.7 Discussion
In this second experiment, we measured the viscosity of the mud and its
gel strength. Viscosity itself is the thickness of the fluid or the unwillingness of the
fluid to flow. A gel strength is the ability of the mud to be able to withstand
cutting or can also be called the tensile force between mud particles in static
conditions (silent).
The first step that we did was to make a standard sludge with the
composition we did in this experiment with 22.5 grams of bentonite, 350 ml of
water (aquadest), then a second sample of standard mud with the addition of 15
grams of CMC. After the whole sample is finished, then calculate the sample flow
rate with the marsh funnel by covering the bottom of the marsh funnel with a
finger, pour the standard mud into the marsh funnel. Open the finger cover, then
calculate how long the mud will flow using the stopwatch until the mud inside the
marsh funnel runs out. Then we get the relative viscosity of mud with a time of
26.65 seconds. Perform the steps above again on sample mud 2 (standard mud +
33
CMC). After the experiment was obtained the relative viscosity of mud with a time
of 50.82 seconds.
Then the next step is to measure the Shear rate and Shear stress. First,
fill the vessel with the mud sample to the specified limit and place it in its place,
and adjust its position until the rotor and rob dip into the mud. Then calculate the
C value. For standard mud + thickener C600 = 93, C300 = 53, C200 = 38, C100
= 21, C6 = 3, and C3 = 2. The next step is to calculate the gel strength by looking
at the farthest drift on the pointer scale at Fann VG with speed 3 RPM at 10
seconds get number 2 and 10 minutes get number 3.
This field trial application is the first viscosity value. We need to control
the viscosity of drilling mud because it is very influential in the drilling process.
The viscosity of sludge that is too high can make it difficult to flow so that the
power needed by a large pump and cause rapid pump damage. If the viscosity of
the mud is too low, it causes the mud cannot lift the Cutting perfectly so that the
Cutting piles up at the bottom of the hole which can cause the pipe to get stuck.
Then gel strength, gel strength is directly proportional to viscosity, gel strength is
needed when doing a roundtrip to hold the Cutting so it does not fall and settles
on the surface of the well. Gel strength that is too large is also not good because
the mud becomes difficult to flow and if it is too small the Cutting will fall to the
surface under static conditions or during a roundtrip.
2.8 Kesimpulan
1. Lumpur standar dengan additive CMC 10 gram membutuhkan waktu
50.82 detik untuk keluar dari marsh funnel, sedangkan lumpur standar
membutuhkan waktu 26.65 detik.
2. Dari percobaan yang telah dilakukan apparent viscosity pada posisi high
yaitu 46.18 , 10.224 , 54.42 dan untuk posisi low yaitu 511.2 , 198.63
dan 62.56. Nilai plastic viscosity 40 Cp, Yield Point 13 dan Gel Strength
0.66.
3. Rheologi lumpur salah satunya adalah gel strength, gel strength yang
terlalu tinggi mengakibatkan Cutting tidak dapat ditahan lumpur
34
sehingga jatuh ke permukaan lubang sumur. Dan gel strength yang
terlalu besar mengakibatkan lumpur sukar mengalir.
4. Penambahan thiner digunakan untuk mengurangi viscositas lumpur.
Sedangkan thickener menaikkan nilai viskositas.
2.9 Tugas
1. Diketahui dari sebuah pengukuran yang dilakukan di laboratorium
didapatkan dial reading pada 300 RPM dan 600 RPM adalah 1X dan 2X
yang didapatkan dari pengukuran menggunakan alat Fann VG Meter.
Tentukanlah besar nilai viscositas nyata dari lumpur pemborsn tersebut!
(Dimana X = NPM terakhir)
Jawab :
300 RPM = 11 C
600 RPM = 21 C
Ditanya : μa ?
Penyelesaian :
= 5,077 x 11
= 55.847
= 5,077 x 21
= 106.617
35
=1,704 x RPM
= 511,2
= 1,704 x 600
= 1022,4
300× 11 300× 21
µa = 300
µa = 600
= 11 = 10.5
36
4. Diketahui dari sebuah pengukuran di laboratorium didapatkan besarnya
nilai yield point yaitu sebesar 1X lb/100 ft2, dan juga dari alat Fann VG
Meter didapatkan dial reading pada kondisi 300 RPM dan 600 RPM
sebesar 28 dan 25. Dari data berikut tentukanlah plastiv viscosity dari
lumpur pemboran tersebut ! (Dimana X = NPM terakhir)
Jawab :
Diketahui : C600 = 25
: C300 = 28
Ditanya : Plastic Viscosity ?
Penyelesaian : µp = C600 – C300
= 25-28
= -3
Jawab :
37