Anda di halaman 1dari 59

MODUL RESMI PRAKTIKUM

ALGORITMA & PEMPROGRAMAN

NAMA : ______________________

NIM : ______________________

LABORATORIUM ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
DAFTAR ISI

MODUL I CADANGAN VOLUMETRIK MINYAK & GAS

MODUL II SIFAT FISIK MINYAK

MODUL III PERMEABILITAS RELATIF

MODUL IV INFLOW PERFORMANCE RELATIONSHIP (IPR)

MODUL V DRILL STEM TEST (DST)

MODUL VI GAS DELIVERABILITY

MODUL VII SOFTWARE SAPHIRE


DAFTAR ISI

MODUL I CADANGAN VOLUMETRIK MINYAK & GAS

MODUL II SIFAT FISIK MINYAK

MODUL III PERMEABILITAS RELATIF

MODUL IV INFLOW PERFORMANCE RELATIONSHIP (IPR)

MODUL V DRILL STEM TEST (DST)

MODUL VI GAS DELIVERABILITY


Teknik Perminyakan UP45

MODUL I
CADANGAN VOLUMETRIK MINYAK & GAS

1. Teori Perhitungan (Original Oil In Place) OOIP dan (Original Gas In Place) OGIP,

7758  Vb    (1  Sw)
OOIP =
Boi
OOIP : Original Oil In Place, STB
Vb : Volume bulk, acre-ft
 : Porosity, fraction

Sw : Water saturation, fraction


Boi : Volume factor oil, RB/stb

43560  Vb    (1  Sw)
OGIP =
Bgi

OGIP : Original Gas In Place. SCF


Bgi : Volume factor for gas, scf/cf

 Metode Penentuan Volume Zona Produktif


Ada dua metode yang sering digunakan dalam penentuan volume zona produktif, yaitu
:
1. Metode Pyramidal
h
Vb  ( An  An  1  An  An  1)
3
2. Metode Trapezoidal
h
Vb  ( An  ( An  1))
2
Syarat : metode trapezoidal digunakan bila An+1 / An  0.5

2. Jalankan Program Microsoft Excel melalui Start Menu Program


3. Buat tabel data di bawah ini pada worksheet yang tersedia (sheet 1)
Perhatikan contoh :

Modul I Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

4. Hitung perbandingan luas area, An+1 / An


a. Click pada cell D9
b. Masukkan persamaan dimulai dengan tanda “=”, diikuti oleh fuctions dan cell yang akan
dihitung.

Modul I Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

c. Pada gambar diatas diperlihatkan Perbandingan Luas Area (cell D9) = Luas Area (cell
C9) dibagi Luas Area (cell C8). Kemudian tekan Enter
d. Lakukan hal yang sama untuk cell D10 s/d D14,
 Klik pada cell D9, posisikan mouse pada pojok kanan bawah (sampai membentuk
tanda “+”), kemudian klik dan tarik sampai cell D14, atau
 Copykan cell D9 dan paste kan pada cell D10 sampai cell D14
5. Tentukan persamaan yang akan digunakan,
Syarat yang digunakan adalah apabila An+1/An > 0.5 digunakan metode Trapezoidal. Kita
gunakan fuction logika “IF”,
a. Klik pada cell C9, kemudian tanda “=”
b. Pilih Formulas > Insert Functions > Pilih fungsi “IF” > OK
c. Akan muncul kolom logical test, masukkan pada kolom ‘logical test’, cell yang
dikondisikan yaitu D9 dan tambahkan syarat untuk menentukan persamaan digunakan
yaitu lebih dari 0.5 (masukkan “D9>0.5”).
d. Masukkan juga pada kolom ‘value ..if..true’ : “Trapezoidal”, dan pada kolom ‘value if
false’ : “Pyramidal”. Hal ini menyatakan bahwa bila pada cell D9 bernilai lebih dari 0.5
maka pada cell F9 akan didefinisikan persamaan yang akan digunakan, yaitu
Trapeziodal ataukah Pyramidal.
e. Klik OK atau tekan Enter. Kemudian lakukan seperti langkah 3d, untuk kolom-kolom
berikutnya.

Modul I Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

Modul I Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

6. Hitung volume,
a. Dengan persamaan untuk :
 Metode Trapezoidal
h
Vb  ( An  ( An  1))
2
 Metode Pyramidal
h
Vb  ( An  An  1  An  An  1)
3

b. Masukkan persamaan tersebut, selalu mulai dengan tanda “=”, Kemudian tekan Enter

Modul I Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

7. Buat tabel di bawah ini pada worksheet yang tersedia (sheet 2)


Perhatikan contoh :

Modul I Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

8. Hitung harga rata-rata untuk Porositas, Saturasi air, FVF Minyak (Boi) dan FVF Gas (Bgi).
a. Sebagai contoh, Posisikan mouse atau klik pada cell D19.
b. Formulas > Insert Function > Average > OK pada cell D19 dan masukkan range
kolom yang akan di rata-rata yaitu cell D9 sampai D18 (ketik D9:D18).

c. Kemudian tekan Enter


d. Lakukan perintah yang sama untuk kolom Porositas, Boi dan Bgi.
9. Hitung OOIP dan OGIP,
a. Masukkan data-data yang sudah diketahui, yaitu Volume, Porositas, saturasi dan Bo
rata-rata pada kolom perhitungan OOIP dan OGIP.
b. Hitung OOIP dan OGIP dengan persamaan :
7758  Vb    (1  Sw)
OOIP=
Boi

43560  Vb    (1  Sw)
OGIP=
Bgi

Modul I Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

Modul I Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

MODUL II
SIFAT FISIK MINYAK

1. Teori Sifat Fisik Minyak


1. Kelarutan Gas Dalam Minyak (Rs)
 Untuk Kondisi P<Pb
1.2048
 P  
Rs =  g   1.4 10 0.0125 API 0.00091T  460  
 18.2  
 Untuk Kondisi P>Pb
Kelarutan gas dalam minyak di atas tekanan bubble point sama dengan
kelarutan gas dalam minyak pada bubble point.

2. Faktor Volume Formasi Minyak (Bo)


 Untuk Kondisi P<Pb
0.5 1.2
  g  
Bo = 0.9759  0.000120  Rs   1.25T  460 
   o  
 Untuk Kondisi P>Pb

Bo = Bob EXP CoP  Pb 


Dimana :
Bob = faktor volume formasi minyak pada Pb, bbl/STB

3. Viscostas Minyak (o)


 Untuk Kondisi P<Pb
0.14
 P 
o = ob     
EXP  2.5 10  4 P  Pb  
 Pb 
 Untuk Kondisi P>Pb

o = ob EXP 9.610 P  Pb 


5

4. Kompresibilitas Minyak (Co)


 1433  5Rs  17.2T  460  1180 gs  12.61API 
Co =
P10  5

  Psep 
 gs =  gs 1  5.91210 5  o Tsep  460 Log  
  114.7 

2. Buka worksheet baru


3. Salin data berikut :

Modul II Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

Diketahui :

o = 0.83 T = 703.2 F

g = 0.87 GORtot = 345 SCF/BBL

API = 38.98192771 ob = 0.573028018


Tekanan reservoir = 2375 Psi
Temperatur reservoir = 703.2 R
Tekanan bubble = 1901 Psi
Tekanan abandon = 500 Psi
Temperatur separator = 520 R
Tekanan separator = 14.7 Psi

Tekanan Rs Co Bo o
Psia SCF/STB BBL/STB BBL/STB Cp
500
734
967
1201
1434
1668
1901
1951
2022
2092
2163
2234
2304

4. Hitung Rs, Co, Bo, dan o


a. Gunakan fungsi “$” untuk cell yang tidak berubah
b. Masukkan persamaan untuk menghitung Rs, Co, Bo, dan o pada cell yang
sudah ditentukan. Perhatikan bahwa untuk Bo, dan o pada kondisi P<Pb
dan sebaliknya menggunakan persamaan yang berbeda, sedangkan pada
Rs, saat kondisi P>Pb sama dengan Rs pada kondisi Pb!

Modul II Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

Modul II Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

Modul II Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

Modul II Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

5. Plot kurva,
a. Block kolom yang akan di plot, misal untuk plot kurva Tekanan vs Rs sorot/block
kolom B 12 s/d B 24 dan kolom C 12 s/d C 24. Kemudian Pilih Insert > Scatter > All
Chart Type > X Y (Scatter) > Scatter with Smooth Lines and markers…..

Modul II Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

b. Pada bagian berikutnya dapat kita lihat hasil plot Rs vs Tekanan

c. Klik kanan pada Chart area > Move chart.

Modul II Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

d. Pilih Layout, beri nama grafik dengan Chart Title, nama masing-masing
sumbu X dan Y dengan Axis title.

Modul II Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

6. Buat plot kurva untuk :


 Bo vs Tekanan
 Co vs Tekanan
 0 vs Tekanan

Modul II Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

MODUL III
PERMEABILITAS RELATIF

1. Salin data pada worksheet baru.


2. Buat plot antara Sw vs Krw dan Sw vs Krow.
3. Dengan menggunakan cara yang sama untuk pembuatan grafik (dibahas pada Modul II).
a. Sorot/Block table yang akan diplot, ( Sw, Krw, Krow) kemudian plotkan dengan
menggunakan Insert > Scatter > All Chart Type > X Y (Scatter) > Scatter with only
markers

Modul III Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

Modul III Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

4. Mengatur Grafik.
a. Hilangkan Legenda (Legend), gulir ke Layout > Legend > None (Turn off legend)

b. Klik kanan pada Point Series Krow, pilih Format data series > Secondary Axis.

Modul III Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

c. Beri nama pada masing masing sumbu axis, seperti pada modul II.
Layout > Axis title > Primary Horizontal axis title, Primary Vertical axis title, dan
Secondary Vertical axis title.

d. Untuk merubah decimal pada Secondary axis value, klik kanan pada Secondary axis
value > Format axis > Number > Decimal places (ubah dengan skala 2)

Modul III Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

e. Buat Trendline, gulir pada Layout > Trendline > More trendline options.
Pilih untuk series 1 terlebih dahulu, pilih trendline tipe Polynomial, kemudian Display
equation on chart.
Kemudian lakukan langkah yang sama untuk series 2.

Modul III Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

Modul III Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

MODUL IV
INFLOW PERFORMANCE RELATIONSHIP (IPR)

1. IPR Satu Fasa


1. Salin data berikut :
Ps = 2000 psi
Pwf = 1500 psi
qo = 65 bpd
2. Hitung Productivity Index (PI) dan qmax, dengan persamaan :

qo
PI 
Ps - Pwf

q max  PI x Ps
3. Asumsikan beberapa harga Pwf, kemudian hitung qo dengan persamaan :

q o  PI x (Ps - Pwf asumsi)

Modul IV Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

4. Plotkan Pwf vs qo untuk mendapatkan kurva IPR satu fasa


Pilih Insert > Scatter > All Chart Type > X Y (Scatter) > Scatter with Smooth
Lines and markers…
Ubah posisi masing-masing Value axis (Y,X),
Klik kanan pada Chart area > Select data > Edit > … Untuk Series X values ganti
dengan qo dengan mengeblok ulang qo dari tabel. Selanjutnya ganti Series Y
values dengan Pwf dari tabel dengan cara yang sama.
Beri nama grafik dan nama masing masing axis, (X,Y) Pada Layout > Chart title
dan Axis Title.

Modul IV Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

II. IPR Dua Fasa , Ps < Pb


1. Diketahui data :
Ps = 2000 psi
Pwf = 1500 psi
Pb = 2100 psi
qo = 65 bpd

2. Hitung qmax dengan persamaan :

qo
q max  2
P  P 
1 - 0.2 wf   0.8 wf 
 Ps   Ps 

3. Asumsikan berbagai harga Pwf , kemudian hitung harga qo dengan persamaan :


2
 P  P  
q o  q max 1  0.2 wf  - 0.8 wf  
  Ps   Ps  
 
4. Plot Pwf vs qo ,

Modul IV Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

III. Kurva IPR Dua Fasa Ps>Pb & Pwf>Pb


a. Pwf tes > Pb
1. Diketahui Data :
Ps = 2350 psi
Pwf = 1900 psi
qo = 600 bbl/hari
Pb = 1700 psi
2. Hitung Productivity Index (PI) dan qmax dengan persamaan :
qo
PI 
Ps  Pwf
q b  PI x (Ps  Pb )
 qOPb 
q max  q b   
 1.8(Ps  Pwf 
3. Asumsikan beberapa harga Pwf, kemudian hitung qo dengan persamaan :
2
  P  P  
q o  q b   (q max  q b )1 - 0.2 wf   0.8 wf  
  
   Pb   Pb  

Modul IV Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

4. Plotkan Pwf vs qo.

Modul IV Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

b. Pwf tes < Pb


1. Diketahui data :
Ps = 1750 psi
Pwf = 900 psi
qo = 600 bbl/hari
Pb = 1200 psi
2. Hitung Productivity Index (PI) dan qmax dengan persamaan :
qo
PI 
Ps  Pwf

2
  Pb  P  P  
q b  q o  1 -   1 - 0.2  wf   0 .8 wf  
 1.8(P s  Pwf
 
    Pb   Pb  

 qOPb 
q max  q b   
 1.8(Ps  Pwf 
2
  P  P  
q o  q b   (q max  q b )1 - 0.2 wf   0.8 wf  
  
   Pb   Pb  

Modul IV Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

IV. Peramalan Kurva IPR Yang Akan Datang


1. Diketahui data :
Sekarang YAD
Ps, psi 2000 1750
Pwf, psi 1400
Qo, bbl/hari 400
Vis, Oil, cp 3.05 3.4
Bo, bbl/scf 1.15 1.127
So rata2, fraksi 0.754 0.723

Swi = 0.2
Sor = 0.15

2. Hitung PI, (PI*)P, (Kro)P, (Kro)f, dan (PI*)f dengan persamaan :

qo
PI 
Ps - Pwf

PI
(PI*) p 
1  P 
1  0.8 wf 
1.8  Ps 
4
 S  Sor 
(K ro ) p   o 
 1 - Sor  S wi 
4
 S  S or 
(K ro ) f   of 
 1 - S or  S w 
 (K ) /(  o ) f /(B o ) f 
(PI*)  PI *p  ro f 
 (K ) /(  ) /(B ) 
 ro o p o p 

3. Asumsikan berbagai harga Pwf, kemudian hitung qo dengan persamaan :


2
 
qo 
(PI*) f (Ps ) f 1  0.2 Pwf   P
  0.8 wf

 
1.8   (P ) 
  s f   (Ps ) f  

Modul IV Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

4. Plotkan Pwf vs qo,

Modul IV Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

MODUL V
DRILL STEM TEST (DST)

5. Diketahui Data :
a. Data Tekanan :
Waktu Tekanan
Penutupan, Pws, Psi
dt
2 2290
4 2514
8 2584
12 2612
16 2632
20 2643
24 2650
30 2658

 Data Produksi :
Pwf = 2600 psi
qo = 280 bbl/hari
Np = 2682 stb

 Data reservoir :
Bo = 1.31 bbl/stb
h = 40 ft
 = 2 cp

 = 0.1 fraksi
re = 660 ft
rw = 0.333 ft
co = 1.50E-05 psi-1

2. Pertanyaan :
tp, jam
Slope, psi/cycle
ko, md
P1jam, psi
Skin
*
P , psi

Modul V Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

 Data Test
dt,menit P,psi
0 2454.19
0.5 2500.26
1 2549.40
2 2623.12
3 2667.65
5 2702.97
8 2735.22
12 2742.90
16 2745.97
20 2749.04
25 2750.58
30 2752.11
40 2753.65
50 2755.18
60 2755.95
75 2756.72
90 2757.49
105 2758.25
120 2759.02
135 2759.33
150 2759.79
170 2760.10
190 2760.56
210 2761.02
240 2761.33
270 2761.63
300 2761.79
330 2762.09
360 2762.55
390 2762.86
420 2763.17
480 2763.63
540 2764.09
600 2764.40
660 2764.70
720 2765.16
780 2765.62
840 2765.93
900 2766.09
960 2766.24
1020 2766.39
1080 2766.55
1140 2766.70
1200 2766.85
1260 2767.01
1320 2767.16
1380 2767.31
1440 2767.47
1500 2767.47
1560 2767.47

Modul V Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

3. Penyelesaian :

 Np 
a. Hitung tp dengan persamaan :   x 24
 qo 
dt
b. Tentukan dt (dari Tabel Data Test) dalam jam dan hitung
tp  dt 
dt
c. Plot kan antara dengan P
tp  dt 

Apabila hasilnya seperti di atas, ganti untuk kedua sumbu Value axis nya.
dt
Value (X) axis untuk dan Value (Y) axis untuk P dengan cara sebagai berikut :
tp  dt 
a. Klik kanan pada Chart Area > Select data > Edit.
dt
b. Pada Series X values, ganti dengan dari tabel dengan mengeblok ulang.
tp  dt 
Kemudian ganti untuk Series Y value dengan P dengan mengeblok ulang dari tabel.
Klik OK

Modul V Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

Modul V Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

a. Ganti Values X axis dengan skala Logarithmic dengan cara, Klik kanan pada skala
sumbu X, Pilih Format Axis > Logarithmic scale. Setelah itu ganti axis value
dengan skala terendah sumbu X, sebagai contoh di sini 0.000001.

Modul V Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

c. Tentukan titik terendah dimana kurva mulai membentuk garis lurus. Misalkan kurva
dt
lurus pada titik P = 20 menit, maka plotkan kembali dengan P (pada
tp  dt 
grafik yang sama),dimulai dari P20 menit sampai P1560 menit . Kemudian berikan
Trendline pada kurva yang didapat.
Klik kanan pada Chart Area > Select data > Add..
dt
Pada Series X values isi dengan dari tabel dengan mengeblok dimulai
tp  dt 
dari kondisi mulai membentuk garis lurus (dicontohkan pada saat P20 menit .
Pada Series Y values isi dengan P, mulai dari P20 menit hingga P1560 menit.
d. Buat trendline pada Series 2, Klik kiri pada series 2 ( disini contohnya pada point
warna merah). Layout > Trendline > More trendline options > Logarithmic >
Display equation on chart.

Modul V Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

e. Hitung slope untuk satu cycle, dengan menggunakan persamaan yang didapat dari
Trendline kurva. Misal : Slope untuk satu cycle antara 0.01 dan 0.1 hitung dengan
persamaan : (4.005*LN(0.1) + 2777)-(4.005*LN(0.01)+2777)

162.5 x q o  o Bo
f. Hitung Ko dengan persamaan : Ko =
Slope x h
g. Tentukan P1jam,
h. Hitung Skin, dengan persamaan :

  P1jam  Pwf   Ko  
S  1.151x    LOG
  x  x Co x r 2
  3.23 

  Slope  
  w  

h. Hitung kembali P dengan persamaan yang didapat dari trendline kurva. Kemudian
diplotkan kembali sehingga didapatkan kurva berupa garis lurus, yang apabila
*
dipotongkan dengan sumbu Y akan menunjukkan harga Ps dan P ( pada
dt/(dt+tp))=1.
dt
i. Hitung P* yaitu pada saat =1, dengan menggunakan persamaan
tp  dt 
Trendline kurva

Modul V Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

MODUL VI
GAS DELIVERABILITY

Deliverability merupakan suatu hubungan antara penurunan laju produksi dengan


tekanan reservoir, sebagai akibat berlangsungnya proses “depletion” dari suatu reservoir gas
diperlukan dalam perencanaan pengembangan lapangan. Persamaan yang digunakan adalah
persamaan empiris yang selaras dengan hasil pengamatan. Persamaan ini menyatakan
hubungan antara qsc terhadap P 2 pada kondisi aliran yang stabil.
2 2 n
qsc = C (Pr – Pwf ) ………………………………………………………………………. (1)
dimana :
qsc = tekanan produksi pada keadaan standart
Pr = tekanan reservoir rata-rata pada waktu sumur ditutup
Pwf = tekanan alir dasar sumur
C = konstanta, tergantung pada satuan dari qsc dan P
N = harga konstan berkisar antara 0.5 – 1.0

Harga n ini mencerminkan derajat pengaruh factor inersia turbulensi atas aliran. Pembuatan
grafik dengan sistem koordinat log-log berdasarkan persamaan (1) akan mengahsilkan
hubungan yang linier.
Log qsc = log C + n log P 2
P 2 = (Pr2 – Pwf2)
Untuk harga C dapat dicari secara grafis yaitu berdasarkan titik perpotongan grafik dengan
sumbu mendatar qsc dan satuannya dapat dinyatakan dalam

C  : MMSCF2 /nhari
Psi 
Harga n diperoleh dari sudut kemiringan grafik dengan sumbu tegak ( P 2). Satuan ukuran lain
yang digunakan dalam analisa “deliverabikity adalah Absolute Open Flow Potential (AOFP).
Besar potensial ini diperoleh, bila dalam persamaan (1) dimasukkan harga Pwf sama dengan
nol,
2 n
AOFP = C (Pr )
Analisa deliverabilitas berdasarkan persamaan (1) dikenal dengan analisa konvensional. Ada 3
macam metode tes yang akan digunakan untuk mencapai deliverability, yaitu :
a. Back Pressure
b. Isochronal
c. Modified Isochronal

 Analisa Deliverabilitas dengan Back Pressure Test


Back Pressure merupakan metode tes sumur gas untuk mengetahui kemampuan
sumur berproduksi dengan memberikan tekanan balik (back pressure) yang berbeda-beda.

Modul VI Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

Langkah dari Back Pressure Test adalah sebagai berikut :


1. Menstabilkan tekanan reservoir dengan jalan menutup sumur, dimana dapat ditentukan
Pr.
2. Sumur diproduksi diubah-ubah empat kali dan setiap kali sumur dibiarkan berproduksi
sampai tekanan mencapai stabil, sebelum diganti dengan laju produksi lainnya. Setiap
perubahan laju produksi tidak didahului dengan penutupan.

Tugas 1.
Untuk mengetahui secara skematis dari Back Pressure Test, buat grafik dari data test berikut :
 Buat grafik Waktu vs qsc
Waktu qsc
0 4,288
2 4,288
2 9,265
4 9,256
4 15,552
6 15,552
6 20,177
8 20,177
8 0

 Buat grafik Waktu vs Tekanan


Waktu Tekanan, psia
0 408,2
2 403,1
4 394
6 378,5
8 362,6

a. Plotkan dahulu Waktu vs qsc , Block Waktu dan qsc, kemudian Insert > Scatter > All
chart types > X,Y Scatter > Scatter with straight line and markers.
b. Masukan Tekanan kedalam Chart area
Klik kanan pada Chart area > Select data > add…
Klik kanan pada grafik Series 2 (disini warna merah) Format data series > Secondary
Axis.

Modul VI Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

Modul VI Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

Tugas 2
Diketahui Data Hasil tes :

Tekanan,
No gsc
psia
0 0 408,2 Pr
1 4.288 403,1 P1
2

2 9.265 394
3 15.552 378,5
4 20.177 362,6

 Tentukan :
- Absolute Open Flow Potential (AOFP)

 Penyelesaian :
2
1. Hitung P dengan persamaan :

2 2
2 Pr  Pwf n
Pn 
10 4
2. Plot antara qsc vs P 2 , dengan qsc sebagai sumbu X
- Blok pada qsc dan P 2 , Insert > Scatter > All chart types > X Y Scatter >
2
Scatter with only markers. (Hanya mulai qsc 4.288 dan P 0.4137)
3. Format Value (X) axis dan Value (Y) axis dengan logarithmic scale.
- Buat skala pada sumbu X dan Y dengan harga Min = 0.1 dan harga Max =
1000
- Buat Value (X) axis dan value (Y) axis memotong pada harga Min
- Misalkan untuk skala pada sumbu X, klik kanan pada Value (X) axis kemudian
lihat gambar di bawah ini.
4. Buat Trendline dari chart yang didapat , dengan :
- Tipe : Power
- Option : Pilih Display Equation On Chart.

Modul VI Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

2
5. Gunakan persamaan yang didapat dari trendline untuk menghitung harga P pada
qsc = 0.1, 10 dan 100
6. Kemudian plotkan harga yang didapat dari langkah 5, pada grafik yang sama.
Kemudian beri tredline lagi seperti pada langkah 4.

7. Hitung n dengan persamaan : log qsc = log C + n log P 2

Modul VI Creator : Boedi Windiarto


Teknik Perminyakan UP45

8. Tentukan titik perpotongan garis yang terbentuk dari trendline dengan sumbu X atau
2
nilai qsc pada P = 0.1
9. Hitung C dengan persamaan :
q
C
(0.1x10 4 ) n
dimana : q adalah qsc pada P 2 = 0.1
10. Dengan memberikan Pwf = 0 pada persamaan (1). Hitung P 2 .
11. Tentukan Absolute Open Flow Potential (AOFP),
a. Secara grafis,

Dari harga P 2 = Pr2 tarik garis horizontal ke kanan hingga memotong kurva,
kemudian dari titik perpotongan tersebut tarik garis vertical ke bawah hingga
memotong sumbu X. Titik perpotongan pada sumbu X tersebut merupakan
Absolute Open Flow Potential (AOFP).
b. Dengan persamaan ,
AOFP dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :
2 n
AOFP = C x (Pr )

Modul VI Creator : Boedi Windiarto


Modul VII
SOFTWARE SAPHIRE

1. Buka software Saphir

Tampilan AwalSoftware Saphir

2. Tahapan Dalam Penggunaan Software


a. TahapInisiasi
Dalam tahap ini beberapa data sumur yang ada diinput, seperti informasi umum tentang
sumur maupun pemilihan jenis unit yang akan digunakan dalam analisa berikutnya. Data yang di
input meliputi:
 Well radius, pay zone, porosity, tipe fluida pada sumur yang dianalisa, reference time.
 Informasi sumur meliputi; nama company, fied, well, test name, test date/time, formation
interval maupun perforated interval.
 Tekanandan temperature reservoir, water salinity, data SG gas dan impurities (H2S,CO2,
N2) dari PVT, WGR, Cf dan Sw.
Data Uji Produksi

Choke Waktu Qsc


No
(..mm) (jam) (MMSCF)

1 13 3 2.897

2 17 3 4.832

3 21 3 5.509

4 25 3 7.354

5 21 6 6.091

6 PBU test 24 -

Data Sumur

Parameter Nilai Satuan

Ketebalan reservoir (h) 91,9 Ft


Jari-jari sumur (rh) 3,5 In

Data Reservoir

Parameter Nilai Satuan

Tekanan alir dasar sumur (Pwf) 572 Psia


o
Temperature reservoir (T) 172 F
Porositas (Ф) 0,15 Fraksi
Specific Gravity (γg) 0,6575 -
μ gas 0,01434 Cp
Qsc 6.901 MMSCF/D
Bg 0,0299313 Cuft/scf
H2S 0 % mol
CO2 2.84 % mol
N 0.79 % mol
Z 0,925 -
Waktu produksi (tp) 18 Jam
Waktu PBU (Δt) 24 Jam
Compresibilitas total (Ct) 9.17918x10-4 Psi-1

Contoh Tampilan Tahap Inisiasi

3. Tahap Interpretasi I
Dalam tahap ini dilakukan input data hasil PBU-MIT yang dilakukan berupa load P (waktu
dan teknanan) dan juga load Q (waktu buka/tutup sumur dan laju alirnya). Pada tahap ini juga
dilakukan matching yang sesuai dengan kondisi reservoirnya sehingga hasil berupa log-log plot,
semi-log plot maupun history plotnya serta output dari model reservoir dan karakteristiknya.
Sesuai dengan data input bahwa dilakukannya 4 kali pembukaan sumur dengan lajualir yang ada
dan juga 4 kali penutupan sumur dengan sekali penambahan extended flow dan PBU yang
diakukanselama 24 jam terlihat hasil history plotnya.
Loading Data Tekanan
Loading Data Laju Alir

Dilakukan Proses Matching Data


Hasil Sebelum Proses Matching
Pemilihan Model dll

Improve
Hasil Setelah Proses Matching
4. Interpretasi 2

Interpretasi 2
Inputan Q Extended Untuk IPR

Pemilihan Range Data MIT


Hasil Akhir Interpretasi
5. Output
Pada software saphir ini terdapat bebrapa pilihan bentukan output, dapat dilihat pada
gambar maupun pada tampilan software yang ada.

PilihanOutput

Anda mungkin juga menyukai