BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
CADANGAN VOLUMETRIK MINYAK DAN GAS
1. Metode Pyramidal
ℎ
∆Vb = (An + An + 1 +√𝐴𝑛𝐴𝑛 + 1 ............................(2-3)
3
2. Metode Trapezoidal
ℎ
∆Vb = (An + An + 1) .....................................................(2-4)
3
Syarat : metode trapezoidal digunakan bila An + 1/An ≥ 0.5
4
Tabel II – 1
Tabel II – 2
2.6 Pembahasan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendapatkan jumlah Original Oil
In Place (OOIP) dan Original Gas In Place (OGIP) dari sebuah reservoir. Data-
data yang diperlukan untuk perhitungan perkiraan secara volumetric, yaitu bulk
volume reservoir (Vb), Porositas Batuan (ɸ), saturasi fluida (Sw), dan factor
volume formasi fluida. Perhitungan perkiraan cadangan secara volumetric dapat
digunakan untuk mengetahui besarnya initial hidrokarbon in place, ultimate
recovery, dan recovery factor.
Dalam praktikum ini bisa dilakukan beberapa langkah, yaitu memasukkan
data yang sudah tersedia, menghitung perbandingan luas area, menentukan
persamaan yang akan digunakan menghitung volume, memasukkan table data
properties, menghitung rata-rata data properties, menghitung OOIP dan OGIP.
OOIP adalah estimasi jumlah total hidrokarbon mula-mula yang
terperangkap dalam reservoir, baik yang bisa diproduksikan maupun yang tidak
bisa diproduksikan.
Sedangkan OGIP adalah jumlah total gas mula-mula yang terperangkap
dalam reservoir, baik yang bisa diproduksikan maupun tidak. Di dunia
perminyakan OOIP dan OGIP digunakan untuk menghitung hasil cadangan
minyak dan gas.
8
2.7 Kesimpulan
Kesimpulan dalam praktikum ini adalah:
1. OOIP adalah jumlah total hidrokarbon mula-mula yang terperangkap
dalam reservoir
2. OGIP adalah jumlah total gas mula-mula yang terperangkap dalam
reservoir
9
BAB III
4. Plot kurva
a. Sorot kolom yang akan di plot. Kemudian klik tab insert dan pilih chart
setelah itu pilih XY (Scatter)
a. Co vs Tekanan
b. Bo vs Tekanan
c. μ0 vs Tekanan
Diketahui :
Γo = 0.82 T = 703.5 ᵒR
Tabel III-1
Perhitungan :
Gambar 3.1.
Gambar 3.2.
Gambar 3.3.
Perhitungan data Co
14
Gambar 3.4.
Perhitungan data Bo pada kondisi P<Pb
Gambar 3.5.
Gambar 3.6.
Gambar 3.7.
Hasil analisa :
Rs = 113,5925543 Bo = 1,145575
= 117,0393697 = 1,177758
= 244,3847757 = 1,212882
= 388,9105237 = 1,291167
= 465,219593 = 1,333911
= 492,4922759 = 1,349403
= 509,2498049 = 1,358975
= 543,3854953 = 1,378597
= 543,3854953 = 1,376344
= 543,3854953 = 1,370587
= 543,3854953 = 1,36798
= 543,3854953 = 1,365543
= 543,3854953 = 1,363292
= 543,3854953
17
Co = 8,46744-E05 μo = 0,939858
= 6,20021E-05 = 0,840068
= 5,05448E-05 = 0,762526
= 4,36527E-05 = 0,697705
= 3,91235E-05 = 0,642086
= 3,59224E-05 = 0,592921
= 3,50184E-05 = 0,577000
= 3,45111E-05 = 0,567589
= 3,35754E-05 = 0,549223
= 3,27149E-05 = 0,551866
= 3,15662E-05 = 0,555640
= 3,05100E-05 = 0,559387
= 2,95085E-05 = 0,563213
= 2,85706E-05 = 0,567065
= 2,77026E-05 = 0,570888
18
3.7 Grafik
19
20
21
22
3.8 Pembahasan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan data sifat fisik fluida
(minyak), sifat fisik tersebut meliputi kelarutan gas dalam minyak (rs), faktor
volume formasi (Bo), kompresibilitas (Co), serta viskositas (µo). Kelarutan gas
dalam minyak (Rs) adalah perbandingan volume minyak dan gas yang terlarut
dalam satu STB minyak pada kondisi dan temperatur reservoir.
Faktor volume formasi minyak adalah perbandingan volume minyak dan
gas terlarut pada kondisi reservoir dengan volume minyak standar (19.7 Psi;
60ºF).
Kompresibilitas adalah perubahan volume minyak akibat adanya
perubahan tekanan.
Viskositas adalah ukuran ketahanan minyak terhadap aliran atau ukuran
besarnya keengganan minyak untuk mengalir.
Data sifat fisik minyak merupakan bagian penting yang perlu diketahui
dalam pekerjaan simulasi reservoir. Data sifat fisik ini juga akan menggambarkan
karakteristik dari fluida hidrokarbon yang dimiliki oeh setiap lapisan reservoir.
Tahap awal praktikum ini adalah memasukkan data yang telah tersedia
seperti tekanan saturasi, tekanan bubble, API, Yo, Yg, GOR Total, µo terhadap
tekanan saturasi dan tekanan bubble (1901 Psi). Setelah didapat semua data
perhitungan, semua hasil data ditransformasikan dalam bentuk plot atau kurva
terhadap tekanan. Tujuannya agar didapat hubungan keempat data sifat fisik
terhadap tekanan.
Dari perhitungan di atas, didapat harga kelarutan gas dalam minyak untuk
P<Pb adalah 113.5-543.78 scf/stb. Untuk P>Pb, hasilnya tetap yaitu 543.78
scf/stb. Untuk kompresibilitas (Co) dengan nilai P berkisar dari 500 Psi sampai
2301 Psi, didapat angka 8.46744E-05 – 2.77026E-05 Psia-1. Untuk faktor volume
formasi (Bo) dengan syarat P<Pb, didapat hasil yaitu 1.545575038 – 1.378546787
bbl/stb. Untuk P>Pb sebesar 1.376343596 – 1.363291514 bbl/stb. Untuk
viskositas (µo) P<Pb didapat 0.93985827 – 0.54422334 cp. Untuk P>Pb didapat
0.551866 – 0.570888 cp.
23
3.9 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Untuk mendapatkan nilai kelarutan minyak dalam gas baik P>Pb
maupun P<Pb.
2. Untuk mengetahui besarnya kelarutan gas dalam minyak yang berada
dalam larutan minyak satu barrel tanki pengumpulan minyak, ketika
minyak dan gas kedua-duanya masih berada dalam keadaan temperatur
dan tekanan reservoir.
3. Hasil:
Kelarutan gas dalam minyak (Rs)
P<Pb : 113.5 – 543.78 scf/stb
P>Pb : 543.78 scf/stb
Kompresibilitas minyak (Co) : 8.46744E-05 – 2.77026E-05
Psia-1
Faktor volume formasi minyak (Bo)
P<Pb : 1.545575038 – 1.378546787 bbl/stb
P>Pb : 1.376343596 – 1.363291514 bbl/stb
Viskositas Minyak (µo)
P<Pb : 0.93985827 – 0.54422334 cp
P>Pb : 0.551866 – 0.570888 cp
24
BAB IV
PERMEABILITAS RELATIF
f. Klik pada series yang sudah terbentuk lalu klik kanan lalu Add
Trendline.
g. Pilih Trendline ke Polynomial, lalu atur orde yang sesuai dengan
grafik.
h. Centang pada “ Display Equation on Chart “ dan “ Display R-
Squared Value on Chart “.
26
4.5. Grafik
28
29
30
31
4.6 Pembahasan
Secara umum saturasi fluida adalah jumlah kandungan fluida yang berada
pori-pori di batuan. Secara khusus saturasi fluida adalah suatu ukuran yang
menyatakan berapa bagian atau persentase dari ruuang pori-pori satu batuan
reservoir yang terisi oleh fluida. Saturasi fluida tersebut dapat berupa saturasi
minyak (so), saturasi air (sw), dan saturasi gas (sg).
Permeabilitas batuan ( k ) merupakan nilai yang menunjukan kemampuan suatu
batuan untuk mengalirkan fluida. Berdasarkan jumlah fase mengalir dalam batuan
reservoir, permeabilitas di bedakan menjadi tiga yaitu :
Permeabilitas absolut, yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida , di
mana fluida yang mengalir hanya satu fasa.
Permeabilitas efektif, yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida, dimana
fluida yang ,mengalir lebih dari fasa. Harga permeabilitas efektif dinyatakan
sebagai ko, kg dan kw.
Permeabilitas relatif, merupakan perbandingan antara permeabilitas efektif dengan
absolut.
Permeabilitas sangat tergantung pada ada tidaknya cairan ataupun gas di dalam
rongga yang sama, pada grafik 4.1 , 4.2 , 4.3 , dan 4.4 penjumlahan air atau
saturasi air di perhatikan pada absis dan ordinat menunjukan permeabilitas
relative suatu fluida.
Pada keempat grafik tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar saturasi air maka
permeabilitas airnya (Krw) akan semakin besar pula nilai dan sebaliknya, semakin
besar saturasi air maka permeabilitas minyak semakin kecil. Ini terjadi akibat
banyaknya air yang terkandung dalam batuan. Jika suatu batuan mengandung
banyak air, maka batuan tersebut lebih mudah untuk mengalirkan, dan begitu pula
sebaliknya.
32
4.7 Kesimpulan
1. Saturasi air ( Sw ) adalah jumlah kandungan air yang berada pada pori – pori
batauan.
2. Permeabilitas relatif air ( Krw ) adalah perbandingan antara kemampuan batuan
mengalirkan semua fluida dengan kemampuan batuan untuk mengalirkan air.
3. Permeabilitas relatif minyak ( Krow ) adalah perbandingan antara kemampuan
batuan mengalirkan semua fluida dengan kemampuan batauan untuk mengalirkan
minyak.
4. Hubungan Sw vs Krw dan Sw vs Krow :
® Sw dengan Krw berbanding lurus, semakin besar Sw maka Krw semakin
besar.
® Sw dan krow berbanding terbalik, semakin besar Sw maka krow semakin
kecil
- Persamaan yang di hasilkan dari praktikum :
® Sw vs Krw
Y = 31,34x5 + 74,889x4 – 82,834x3 + 44,44x2 – 12,604x +1,5442
R² = 0.99999
® Sw vs Krow
® Sw vs Krow
Y = 97,879x6 – 257,75x5 + 288,84x4 – 141,82x3 + 40,358x2 – 5,7875x +
0,3261
R² = 0,999
® Sw vs Krow
Y = - 11,743x5 + 30,857x4 – 32,626x3 + 18,341x2 -6,0025x +0,9714
33
R² = 0,9996
- Sumur # 3
® Sw vs krw
Y = 1,1585x3 + 1,823x2 – 0,4007x + 0,0298
R² = 0,9996
® Sw vs krow
Y = 4,2987x4 – 10,144x3 + 14,5558x2 – 4,2478x + 0,7578
R²= 0,9999
34
BAB V
4. Tentukan laju produksi pada Pwf = Pb, yaitu qb= PI(Ps-Pb) .......(5-12)
5. Hitung qmax dari persamaan qmax = qo + qb .............................(5-13)
37
6. Pilih Pwf yang lebih kecil dari tekanan jenuh, kemudian hitung
Pwf/Pb.
7. Hitung laju produksi pada Pwf tersebut dengan menggunakan
persamaan :
𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑤𝑓 2
qo = qb +(qmax - qb)[1 − 0.2 ( 𝑃𝑏 ) − 0.8 ( 𝑃𝑏 ) ] ....................(5-14)
8. Plotkan Pwf vs qo
38
Pwf qo
0 321.75
250 280.5
500 239.25
1000 156.75
1550 66
1950 0
39
Pwf qo
0 196.681
500 176.25
1000 135.1293
1500 66
1950 0
40
PI 1.355556
qb 772.6667
qmax 2075.506
Pwf qo
0 2075.506
500 1913.136
1000 1576.641
1500 1066.022
1850 604.9852
2000 381.2794
2300 -113.146
41
Pwf qo
0 1016.9812
500 884.612
920 646.743
1230 396.981
1500 128.105
1720 -126.3202
42
Jawab :
PI 0.71304
(PI*)p 0.81750
(Kro)p 0.90520
(Kro)f 0.71028
(PI*)f 0.59556
5.5. Perhitungan
IPR Satu Fasa :
PI = 0.165 IPR Dua Fasa, Ps < Pb
qmax = 321.75 qmax = 196.681
qo = 321.75 qo = 176.25
= 280.5 = 135.1293
= 239.25 = 66
= 156.75 =0
= 66
=0
IPR Dua Fasa Ps > Pb & Pwf< Pb
a. Pwf tes > Pb b. Pwf tes < Pb
PI = 1.35556 A = 0.4028
qb = 772.6667 PI = 0.8101
qmax = 2075.506 qb = 396.981
qo = 2075.506 qmax = 1016.981
= 1913.135 qo = 1016.981
= 1576.641 = 884.612
= 1066.022 = 646.743
= 604.9852 = 396.981
= 381.2794 = 128.105
= -113.146 = -126.3202
44
5.6. Grafik
46
47
48
49
50
5.7. Pembahasan
Productivity Index (PI) suatu sumur adalah angka penunjuk (index) yang
digunakan untuk menyatakan kemampuan produksi suatu sumur pada kondisi
tertentu. Secara defenisi, PI adalah perbandingan antara laju produksi yang
dihasilkan suatu sumur, terhadap perbedaan tekanan (dramdown) antara tekanan
statik (Ps) dengan tekanan pada saat terjadi aliran (Pwf) didasar sumur.
Inflow Performance suatu sumur adalah gambaran tentang kemampuan
sumur yang bersangkutan untuk memproduksikan atau menghasilkan fluida.
Kemampuan sumur untuk menghasilkan fluida tergantung pada beberapa faktor,
yaitu sifat fisik fluida yang mengalir, dan perbedaan tekanan antara formasi
produktif dengan lubang sumur.
Harga PI yang diperoleh dari percobaan merupakan gambaran kualitatif
mengenai kemampuan suatu sumur untuk berproduksi. Dalam kaitannya dengan
perencanaan produksi suatu sumur, harga PI dapat dinyatakan secara grafis pada
laporan ini, yang disebut grafik IPR ( Inflow Performance Relationship ).
51
5.8 Kesimpulan
1. Inflow Performance Relationship (IPR) adalah metode penentuan besarnya
kemampuan reservoir mengalirkan fluida ke dasar sumur.
2. Productivity Index (PI) merupakan gambaran secara kualitas mengenai
kemampuan suatu sumur untuk berproduksi.
3. Pada IPR satu fasa, PI tidak bergantung pada laju produksi.
4. Pada IPR dua fasa, PI tidak konstan karena garis IPR akan berubah secara
kontinu untuk setiap harga Pwf.
5. Pada IPR yang akan datang, PI juga tidak konstan karena garis IPR akan
berubah secara teratur untuk setiap harga Pwf.
Hasil yang didapat dari praktikum :
- IPR Satu Fasa
PI = 0.165
qmax = 321.75
- IPR Dua Fasa, Ps<Pb
qmax = 196.681
- IPR Dua Fasa, Ps>Pb, Pwf tes > Pb
PI = 1.35556
qb = 772.667
qmax = 2075.506
- IPR Dua Fasa, Ps>Pb, Pwf tes < Pb
PI = 0.8101
qb = 396.981
qmax = 1016.981
A = 0.4028
- IPR Yang Akan Datang
PI = 0.71304
(PI*)p = 0.81750
(Kro)p = 0.95020
(Kro)f = 0.71028
(PI*)f = 0.55956
52
BAB VI
dimana :
Pws = tekanan dasar sumur, psi
Pi = tekanan mula-mula reservoir, psi
q = laju produksi sebelum sumur ditutup, bbl/d
μ = viskositas minyak, cp
B = faktor volume formasi, bbl/STB
k = permeabilitas, mD
h = ketebalan formasi, ft
tp = waktu produksi sebelum sumur ditutup, jam = (Np/q) x 24
∆t = waktu penutupan sumur, jam
(𝑡𝑝+ ∆𝑡)
Terlihat bahwa Pws diplot terhadap log [ ] akan merupakan garis
∆𝑡
reservoir.
54
6. Tentukan titik terendah dimana kurva mulai membentuk garis lurus. Misal
𝑑𝑡
kurva mulai lurus pada titik P = 20 menit, maka plotkan kembali dengan P
(𝑡𝑝+𝑑𝑡)
(pada grafik yang sama), dimulai dari P20 menit sampai P1560 menit. Kemudian berikan
trendline pada kurva yang didapat.
7. Hitung Slope untuk satu cycle, dengan menggunakan persamaan yang didapat
dari Trendline kurva. Misal : Slope untuk satu cycle antara 0.01 dan 0.1 hitung
dengan persamaan : (4.0055*LN(0.1)+(4.0055*LN(0.01)+2777.2)..................(6-5)
162.5 𝑥 𝜇𝑜 𝑥 𝑞𝑜 𝑥 𝐵𝑜
8. Hitung Ko dengan persamaan : Ko = ...............................(6-6)
𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 𝑥 ℎ
9. Tentukan P1jam.
10. Hitung Skin dengan persamaan :
𝑃1𝑗𝑎𝑚−𝑃𝑤𝑓 𝐾𝑜
S = 1.151 x [( ) − 𝐿𝑂𝐺 (𝜙 𝑥 𝜇 𝑥 𝐶𝑜 𝑥 𝑟𝑤2 ) + 3.23].................(6-7)
𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒
11. Hitung kembali P dengan persamaan yang didapat dari Trendline kurva.
Kemudian diplotkan kembali sehingga didapatkan kurva berupa garis lurus, yang
apabila dipotongkan dengan sumbu Y akan menunjukkan harga Ps dan P* (pada
(dt/dt+tp)=1).
12. Hitung P* pada saat (dt/dt+tp) = 1 dengan menggunakan persamaan Trendline
kurva.
55
Data Produksi
Pwf 2600
qo 290
Np 2683
Data Reservoir
Bo 1.33
H 40
μ 2
𝟇 0.13
Re 660
Rw 0.333
Co 1.50E-05
tp 222.041
Slope 19.2542
Ko 162.76
P1jam 2755.95
Skin 5.48E-01
P* 2777
58
6.5 Perhitungan
tp 222.041
slope 19.2542
ko 162.76
P1jam 2755.95
Skin 5.48E-01
P*
2735.094
2737.992
2704.89
2742.585
2744.72
2746.684
2748.378
2749.579
2750.511
2751.442
2752.203
2753.403
2754.333
2755.092
2756.02
2756.778
2757.418
2757.971
2758.459
2759.895
2759.412
59
2759.871
2760.283
2760.832
2761.315
2761.747
2762.136
2762.49
2762.816
2763.117
2763.657
2764.131
2764.554
2764.934
2765.28
2765.957
2766.16
2766.412
2766.648
2766.869
2767.078
2767.275
2767.462
2767.639
2767.808
2767.969
2768.123
2768.27
60
6.6 Grafik
61
6.7. Pembahasan
Drill Stem Test (DST) / uji kandungan lapisan merupakan suatu pengujian
produktivitas formasi pemboran sewaktu pemboran masih melengkung. Uji sumur
DST dilakukan dengan cara pemboran dihentikan dan fluida formasi
diproduksikan melalui pipa bor. Tujuan dari DST untuk mengetahui kandungan
hidrokarbon suatu lapisan dan mengetahui karakteristik reservoir sebagai berikut,
yaitu permeabilitas, faktor skin, dan damage ratio. Drill Stem Test biasanya
dilakukan dalam dua periode pengaliran (uji alir pertama dan kedua) dan dua kali
penutupan (tutup pertama dan kedua).
Pada praktikum kali ini, ditentukan titik terendah dimana kurva yang
diplotkan dt/(tp+dt) dengan P mulai membentuk garis lurus pada titik P = 12
menit. Pada P = 12 menit sampai dengan P = 1560 menit terlihat jelas bahwa
kurva cenderung membentuk garis lurus. Di grafik 6.1 terlihat perbedaan antara
kurva yang berbentuk melengkung diplotkan dengan warna biru dan kurva yang
cenderung garis lurus diplotkan dengan warna merah.
Faktor skin merupakan ukuran hambatan terhadap aliran fluida reservoir
dari lapisan produktif menuju lubang sumur. Slope merupakan garis lurus build up
psi/cycle atau juga disebut gradien kemiringan garis.
62
6.8. Kesimpulan
Dari hasil praktikum kali ini didapatkan hasil sebagai berikut :
Tp = 222.041
Slope = 19.2542 psi / cycle
Ko, md = 162.76 md
P1 jam = 2755.95 psi
Skin = 5.48E-01
P* = 2777.7 psi
Y = 4.1807 ln (x) + 2777.7
63
BAB VII
GAS DELIVERABILITY
Untuk harga C dapat dicari secara grafis yaitu berdasarkan titik perpotongan
grafik dengan sumbu mendatar (qsc) dan satuannya dapat dinyatakan dalam
𝑀𝑀𝑆𝐶𝐹
[C] :(𝑃𝑠𝑖 2 )𝑛 .............................................................................................(7-4)
Harga n diperoleh dari sudut kemiringan grafik dengan sumbu tegak (∆p2). Satuan
ukuran lain yang digunakan dalam analisa “deliverability adalah Absolute Open
Flow Potential (AOFP). Besar potensial ini diperoleh, bila dalam persamaan (1)
dimasukkan harga Pwf sama dengan nol.
AOFP = C (Pr2)n ....................................................................................(7-5)
Analisa deliverabilitas berdasarkan persamaan (1) dikenal sebagai analisa
konvensional.
Ada 3 macam metode tes yang digunakan untuk mencapai deliverability, yaitu :
a. Back Pressure
b. Isochronal
c. Modified Isochronal
Pada kuliah ini kita gunakan Metode Back Pressure Test.
Analisa Deliverabilitas dengan Back Pressure Test
Back pressure merupakan metode tes sumur gas untuk mengetahui
kemampuan sumur berproduksi dengan memberikan tekanan balik (back pressure)
yang berbeda-beda. Langkah dari Back Pressure Test adalah sebagai berikut :
1. Menstabilkan tekanan reservoir dengan jalan menutup sumur, dimana
dapat ditentukan Pt.
2. Sumur diproduksi diubah-ubah empat kali dan setiap kali sumur dibiarkan
berproduksi sampai tekanan mencapai stabil, sebelum diganti dengan laju
produksi lainnya. Setiap perubahan laju produksi tidak diketahui dengan
penutupan sumur.
65
No qsc DP2
1 0.1 0.001995125
2 10 1.253054627
3 100 31.40291794
x 1.547
n 0.714796
C 0.011094
DP2 16.67089
AOFP 59.94296
68
7.5. Perhitungan
DP2 saat qsc 0.1 = 0.001995125
DP2 saat qsc 10 = 1.253054627
DP2 saat qsc 100 = 31.40291794
x = 1.547
n = 0.714796
C = 0.011094
DP2 = 16.67089
AOFP = 59.94296
69
7.6 Grafik
70
7.7 Pembahasan
Gas deliverability merupakan suatu hubungan antara penurunan laju produksi
dengan tekanan reservoirnya, sebagai akibat dari berlangsungnya proses depletion
dari suatu reservoir gas yang diperlukan dalam perencanaan dan pengembangan
lapangan. Deliveraility sumur adalah kemampuan sumur (reservoir) untuk
mengalirkan fluida (gas).
Untuk mencapai deliverability, ada tiga macam metode, yakni Back
Pressure, Isochronal, dan metode Modified Isochronal. Dalam melakukan
praktikum ini, digunakan metode Back Pressure Test. Back pressure merupakan
metode tes sumur gas untuk mengetahui kemampuan sumur berproduksi dengan
memberikan tekanan balik (back pressure) yang berbeda-beda.
Dengan menggunakan metode apapun, grafik yang sudah dibuat itu, dapat
digunakan untuk menentukan Absolute Open Flow Potential (AOFP). AOFP
adalah istilah umum untuk menyatakan laju produksi maksimum teoritis tetapi
tidak punya arti fisik yang sesungguhnya. AOFP hanyalah suatu harga yang
dipegang untuk menetapkan tingkat laju produksi yang diizinkan.
71
7.8. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini, didapat hasil :
x = 1.547
n = 0.714796
C = 0.011094
DP2 = 16.67089
AOFP = 59.94296
72
BAB VIII
PEMBAHASAN UMUM
BAB IX
KESIMPULAN UMUM
1. Pada praktikum perhitungan cadangan volumetrik minyak, didapatkan
hasil perhitungan sebagai berikut; volume total sebesar 15299.257 ac-ft,
dengan 7 data menggunakan persamaan trapezoidal dan 2 data
menggunakan persamaan pyramidal. Didapatkan porositas rata-rata
sebesar 0.19 fraksi , saturasi rata-rata sebesar 0.3 fraksi, boi rata-rata
sebesar 1.27 bbl/stb, bgi rata-rata sebesar 0.01371 cf/scf, OOIP sebesar
1242991.5 stb dan OGIP sebesar 6465057597 scf.
2. Nilai yang dicari nilainya pada praktikum Sifat Fisik Minyak adalah
kelarutan gas dalam minyak (Rs) dalam berbagai kondisi, faktor volume
formasi minyak (Bo) dalam berbagai kondisi, viskositas minyak (μo)
dalam berbagai kondisi dan kompresibilitas minyak (Co).
3. Tujuan praktikum komputer permeabilitas relatif adalah mencari korelasi
hubungan antara Sw vs Krw dan Sw vs Krow.
4. Dalam praktikum IPR didapatkan nilai IPR dalam berbagai fasa dan
kondisi sebagai berikut, IPR Satu Fasa PI = 0.165 qmax = 321.75; IPR
Dua Fasa Pwf tes>Pb PI = 1.355556, qb = 772.6667, qmax = 2075.506;
IPR Dua Fasa Pwf tes<Pb PI = 0.8101, qb = 396.981, qmax = 1016.981, A
= 0.4028; IPR Yang Akan Datang PI = 0.71304, (PI*)p = 0.81750, (Kro)p
= 0.95020, (Kro)f = 0.71028, (PI*)f = 0.55956.
5. Dalam praktikum Drill Stem Test didapatkan berbagai nilai parameter
sebagai berikut; ; tp = 222.041, slope = 19.2542, Ko = 162.76, P1jam =
2755.95, skin = 5.48E-01, P* = 2777.7
6. Dalam praktikum Gas Deliverability didapatkan berbagai nilai parameter
sebagai berikut; DP2 saat qsc 0.1 = 0.001995125, DP2 saat qsc 10 =
1.253054627, DP2 saat qsc 100 = 31.40291794, x = 1.547, n = 0.714796,
C = 0.011094, DP2 = 16.67089, AOFP = 59.94296
75
DAFTAR PUSTAKA
Pamungkas, Joko dan Hariyadi. 2005. Modul Kuliah Pengenalan Komputer
Teknik Perminyakan (TM 208). Yogyakarta: TM UPN
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/451/jbptitbpp-gdl-sarahsariu-22535-4-
2011ta3.pdf
http://pengetahuanpetroleumengineering.wordpress.com/home/petroleumkompre-
hensif/
http://gede-siddiarta.blogspot.com/2011/10/well-test-pada-sumur-minyak_27.html
http://gede-siddiarta.blogspot.com/2011/10/peran-well-test-ing-untuk-
evaluasi.html
LAMPIRAN
76
Tugas Mingguan 1
77
Tugas Mingguan 2
78
79
80
Tugas Mingguan 4
81
Tugas Minggua 5
82
83
n6
84
85