Anda di halaman 1dari 9

BAB VII

PENGUJIAN SHEAR BOND STRENGTH

7.1. TUJUAN PERCOBAAN


1. Mengukur shear bond strength suatu suspensi semen dengan
menggunakan alat hydraulic press.
2. Mengetahui efek penambahan barite dan bentonite terhadap shear bond
strength suatu suspensi semen.
3. Mengetahui cara kerja alat penguji shear bond strength suspensi semen.

7.2. DASAR TEORI


Dalam lubang pemboran, semen sangat dipengaruhi oleh pembebanan
triaxial yang kompleks dan failure stress merupakan pembebanan utama dari
penelitian untuk standard compressive strength (Neville, 1981). Pengukuran
compressive strength tidak menunjukkan harga shear strength dari ikatan antara
semen dengan casing atau semen dengan formasi batuan. Untuk itulah dilakukan
pengukuran shear bond strength semen.
Penilaian penyemenan biasanya berdasarkan compressivestrength atau
tensilestrength dari batuan dan semen, dengan asumsi bahwa materialnya
memenuhi syarat untuk pembentukan strength yang baik serta menghasilkan suatu
ikatan yang kuat. Pada kenyataan dilapangan bahwa asumsi diatas tidak selalu
benar. Untuk itulah diperlukan suatu pengujian di laboratorium terhadap kualitas
semen ini.
Shear bond strength terukur antara semen dengan dinding formasi dan
semen dengan dinding casing. Kekuatan ikat semen terhadap dinding casing
sangat dipengaruhi oleh dinding casing seperti kekasaran dan pengaruh mudcake
yang menempel, demikian juga pengaruhnya terhadap kekuatan ikat dengan
formasi.
7.3. ALAT DAN BAHAN
7.3.1. Alat
 Hydraulic press
 Grinda
 Jangka Sorong
7.3.2. Bahan
 Semen yang telah dibuat dalam cetakan sampel silinder dengan
komposisi 600 gram semen dan 2 gram bentonite.
7.3.3. GAMBAR ALAT

Gambar 7.1.
Hydraulic Press
(Sumber : http://www.hydraulic-press-prosperous.com)
Gambar 7.2.
Cetakan Semen Silinder
(Sumber : Laboratorium Analisa Semen Pemboran)
7.4. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Membersihkan permukaan sampel dan permukaan mold dari tetesan air
dan pasir atau gerusan butiran semen agar tidak menempel pada
bearing block mesin penguji.
2. Meletakkan mold silinder yang berisi sampel semen pada holder
silinder penyangga yang didudukkan pada bearingblockhydraulic
bagian bawah. Posisi sampel harus berdiri vertikal.
3. Mendudukkan batang pendorong pada permukaan sampel semen dan
menurunkan posisi bearingblockhydraulic bagian atas dengan memutar
tangkai pengontrol spiral.
4. Memperkirakan laju pembebanan sampai maksimum tidak kurang dari
20 detik dan tidak lebih dai 80 detik. Jangan melakukan pengaturan
(pembetulan) pada kontrol testing motor selama pembebanan sampai
terjadi pergeseran sampel semen dari casing sampel. pada saat terjadi
pergeseran merupakan harga pembebanan yang maksimum.
5. Mencatat harga pembebanan geser maksimum, kemudian shear bond
strength dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
SBS = K P (A1 / ( D h))…………………………………………(10.1)
keterangan :
SBS = Shear bond strength, psi
A1= Luas bearing block hydraulic mortar, in2
D = Diameter dalam casing sampel (semen), in
H = Tinggi sampel semen, in
P = Pembebanan maksimum, psi
K = Konstanta koreksi, fungsi dari perbandingan tinggi (t) terhadap
diameter (d)
t
Untuk yang lebih kecil dari 2 maka dapat digunakan tabel
d
Perbandingan t/d Terhadap Koefisien Faktor.
7.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
7.5.1. Hasil Percobaan

Tabel IX-2
Hasil Percobaan Pengujian Shear Bond Strength

Shear Bond
Additive
Plug BentukSample Strength (SBS)
Bentonite Barite PAC-L Psi
A - 44,694
B 4 755,32
C 6 481,012
D 8 156,87
E 4 1120
F 6 517,425
G 8 2211,283
H 6 198,469
I 8 161,62
J 10 154,58
7.5.2. Perhitungan
t = 3,5 cm = 1,377 inch
d = 2,5 cm = 1,00 inch
koefisien faktor = t/d = 1,377
2
1,75

1,5
K 0,98 0,96
2  1,75 K  0,98
=
2  1,5 K  0,96
K= 1
maka koefisien faktor = 0,934
Diameter bearing block = 16,5 cm
= 6,496 inch
Luas Permukaan Bearing Block (A1)

=π x 𝑟 2 = 33,156 inch2
Luas Permukaan Sampel (A2)

=π x 𝑟 2 = 0,746 inch2
Pembebanan maksimum
P = 2 x 14,2
= 28,44 psi
Sehingga besar Shear Bond Strength
SBS = k x P x (A1/A2)
= 1 x 28,44 x (33,936/0,746)
= 1120 psi
7.6 PEMBAHASAN
Praktikum kali ini yaitu pengujian shear bond strength. Shear bond
strength adalah kekuatan semen untuk tetap menempel pada casing karena
menahan berat semen dan berat casing. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
menentukan besarnya shear bond strength suatu semen.
Peralatan yang dipakai sama seperti pada pengukuran compressive
strength, yaitu hydraulic press. Prinsip dari alat ini adalah penekanan. Yang
berbeda terdapat pada cetakan semen dan batang pendorong. Semen yang kering
dan terdapat pada cetakan semen didorong oleh batang pendorong dari atas dan di
beri wadah semen untuk menerima semen yang akan terlepas kemudian
diletakkan ditengah-tengah bearing block. Selanjutnya pompa dengan hydraulic
pump hingga pressure gauge menunjukkan angka tertinggi. Hal tersebut
menandakan bahwa semen telah terlepas dari cetakan. Hasil yang diperoleh dari
praktikum yaitu beban maksimum sebesar 28,44 psi. Sehingga besar Shear Bond
Strength 1120 psi.
Dari grafik shear bond strength vs additive dapat dilihat baik dengan aditif
barite, bentonite maupun PAC-L terlihat trendline berubah-ubah namun dengan
titik maksimum. Titik maksimum compressive strength didapatkan dengan
penambahan aditif barite 10 gr, atau bentonite 4 gr, atau PAC-L 6 gr.
Parameter yang mempengaruhi shear bond strength yaitu beban
maksimum semen dan tinggi semen. Pada praktikum ini, nilai pembebanan
maksimum pada shear bond strength lebih besar daripada pembebanan
maksimum pada compressive strength. Hal tersebut disebabkan oleh luas
permukaan yang berkontak langsung antara semen dengan wadah semen (cetakan)
pada shear bond strength lebih besar daripada luas permukaan semen yang
bekerja pada compressive strength. Namun pada keadaan di lapangan, seharusnya
shear bond strength lebih kecil 10 kali lipat daripada compressive strength. Hal
tersebut dikarenakan ikatan antar semen seharusnya akan lebih kuat jika
dibandingkan dengan ikatan antara semen dan casing/formasi. Dan juga luas
permukaan yang bekerja pada compressive strength lebih besar. Ketidak valid-an
ini dapat terjadi karena alat yang berkurang kepresisiannya atau akibat adanya
kekasaran dinding cetakan.
Aplikasi lapangan dari shear bond strength yaitu untuk merencanakan
suatu semen agar cukup kuat untuk menahan berat casing dan berat semen agar
casing tidak jatuh ke bawah.
7.7. KESIMPULAN
1. Hasil percobaan :
- Pembebanan maksimum = 28,44 psi
- Shear bond strength = 1120 psi
2. Shear bond strength adalah kekuatan semen untuk tetap menempel pada
casing karena menahan berat semen dan berat casing.
3. Pada praktikum, pembebanan maksimum compressive strength < shear
bond strength karena pengaruh luas permukaan yang berkontakkan dengan
formasi/casing
4. Pada lapangan, nilai compressive strength 10 kali lebih besar daripada nilai
shear bond strength karena ikatan semen dengan semen seharusnya akan
lebih kuat dibandingkan ikatan semen dengan casing/formasi.
5. Dampak dari shear bond strength yang kecil yaitu lepasnya casing dan
jatuhnya casing ke dasar lubang.
6. Aplikasi lapangan dari shear bond strength yaitu untuk merencanakan
suatu semen agar cukup kuat untuk menahan berat casing dan berat semen
agar casing tidak jatuh ke bawah.

Anda mungkin juga menyukai