Anda di halaman 1dari 11

BAB IX

PENGUJIAN SHEAR BOND STRENGTH

9.1. TUJUAN PERCOBAAN


a. Mengukur Shear Bond Strength suatu suspensi semen dengan menggunakan
alat Hydraulic Press.
b. Mengetahui efek penambahan barite dan bentonite terhadap Shear Bond
Strength suatu suspensi semen.
c. Mengetahui cara kerja alat penguji Shear Bond Strength suspensi semen.

9.2. DASAR TEORI


Dalam lubang pemboran, semen sangat dipengaruhi oleh pembebanan
triaxial yang kompleks dan failure stress merupakan pembebanan utama dari
penelitian untuk standard compressive strength (Neville, 1981). Lagipula
pengukuran compressive strength tidak menunjukkan harga shear strength dari
ikatan antara semen dengan casing atau semen dengan formasi batuan. Untuk
itulah dilakukan pengukuran shear bond strength semen.
Penilaian penyemenan biasanya berdasarkan compressive strength atau
tensile strength dari batuan semen, dengan assumsi bahwa materialnya memenuhi
syarat untuk pembentukan strength yang baik serta menghasilkan suatu ikatan
yang kuat. Pada kenyataan dilapangan bahwa assumsi diatas tidak selalu benar.
Untuk itulah diperlukan suatu pengujian di laboratorium terhadap kualitas semen
ini.
Shear bond strength terukur antara semen dengan dinding formasi dan
semen dengan dinding casing. Kekuatan ikat semen terhadap dinding casing
sangat dipengaruhi oleh dinding casing seperti kekasaran dan pengaruh mud cake
yang menempel, demikian juga pengaruhnya terhadap kekuatan ikat dengan
formasi.

91
92

9.3. ALAT DAN BAHAN


9.3.1. Alat
a. Hidraulic Press
b. Grinda
c. Jangka sorong
9.3.2. Bahan
a. Semen yang telah dibuat dalam cetakan sampel kubik dengan
komposisi 350 gram semen, 2,5 gram barite dan 161 ml air.
93

Gambar 9.1. Hydraulic Press


(http://gnxas.unicam.it/XASLABwww/pag_research/hp_cam/hp-013.jpg)
94

Gambar 9.2. Cetakan Semen Silinder


(http://indonetwork.co.id/member/562597_selinder.jpg)
95

Gambar 9.3. Jangka Sorong


(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/94/Messschieber.jp
g/300px-Messschieber.jpg)
96

9.4. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Membersihkan permukaan sampel dan permukaan mold dari tetesan air dan
pasir atau gerusan butiran semen agar tidak menempel pada bearing block
mesin penguji.
2. Meletakkan mold silinder yang berisi sampel semen pada holder silinder
penyangga yang didudukkan pada bearing block hydraulic bagian bawah.
Posisi sampel harus berdiri vertikal.
3. Mendudukkan batang pendorong pada permukaan sampel semen dan
menurunkan posisi bearing block hydraulic bagian atas dengan memutar
tangkai pengontrol spiral.
4. Memperkirakan laju pembebanan sampai maksimum tidak kurang dari 20
detik dan tidak lebih dai 80 detik. Jangan melakukan pengaturan
(pembetulan) pada kontrol testing motor selama pembebanan sampai terjadi
pergeseran sampel semen dari casing sampel. pada saat terjadi pergeseran
merupakan harga pembebanan yang maksimum.
5. Mencatat harga pembebanan geser maksimum, kemudian shear bond
strength dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
SBS = K P (A1 / ( D h))
Dimana :
SBS = Shear Bond Strength, psi
A1 = Luas bearing block hydraulic mortar, in2
D = Diameter dalam casing sampel (semen), in
h = Tinggi sampel semen, in
P = Pembebanan maksimum, psi
K = Konstanta koreksi, fungsi dari perbandingan tinggi (t)
terhadap diameter (d)

Untuk yang lebih kecil dari 2 maka dapat digunakan tabel Perbandingan

t/d Terhadap Koefisien Faktor.


97

9.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN


9.5.1 Hasil percobaan
Tabel IX-1.
Perbandingan t/d Terhadap Koefisien Faktor
t/d Koefisien Faktor
1.75 0.98
1.5 0.96
1.25 0.93
1 0.87

Tabel IX-2.
Hasil Percobaan Pengujian Shear Bond Strength
Air Semen Additive (gr) Shear Bond
PLUG (ml) (gr) Bentonite Barite Strength
A 161 350 0 100,02
C 165 350 0,5 142,78
D 169,533 350 1 145,626
E 173,7995 350 1,5 71,803
F 178,066 350 2 80,25
G 182,3 350 2,5 102,278
H 186,5 350 3 70,932
I 190,86 350 3,5 81,848
J 161,161 350 0,5 15,381
K 161,32 350 1 16,051
L 161,48 350 1,5 17,456
M 161,64 350 2 20,67
N 161,805 350 2,5 17,45
O 161,966 350 3 13,184
P 162,167 350 3,5 23,19
98

9.5.2. Perhitungan
Diketahui data sebagai berikut :
t = 5,18 cm = 2 in
D = 2,4 cm = 0,944 in

P1 = = 55,5 psi

Diameter Bearing Block = 6,6 in


Diameter Core = 0,944 in
 Luas Bearing Block:
A1 = π×r12
=
= 34,1946 in2
 PMax = 2,78 Psi
 Konstanta koreksi (k):

k =

= 2,12

x
0,98

0,96
2,11 1,75 1,5

Ekstrapolasi:

(2,11-1,75)(0,98-0,96)=
=
=
=
99

= 0,992
Jadi, Konstanta koreksi (k) = 0,992
 Shear Bond Strength (SBS):

SBS =

= 16,17 psi

9.6. PEMBAHASAN
100

Pengujian shear bond strength suspensi semen berfungsi untuk menentukan


besarnya shear bond strength suspensi, efek penambahan additvte terhadap shear
bond strength. Sampel semen yang digunakan pada pengujian ini adalah sampel
semen yang telah dibuat terlebih dahulu pada percobaan pembuatan suspensi
semen.

Pada percobaan kali ini digunakan sampel suspensi semen dasar dengan
penambahan additif barite 2,5 gram diperoleh shear bond strength sebesar 16,17
psi dan pembebanan maksimum sebesar 2,78 psi. Konstanta koreksi sebesar 0,992
diperoleh dengan melakukan ekstrapolasi karena harga perbandingan tinggi
dengan diameter sample tidak tertera dalam table.

Penambahan additif ke dalam semen menyebabkan perubahan harga shear


bond strength, tergantung dari jenis additif yang ditambahkan. Pada grafik 9.1.
Additive vs Shear Bond Strength, penambahan bentonite menunjukkan
penurunan. Secara teori fungsi dari bentonite adalah menghisap air, sehingga
volume suspensi semen menjadi 10 kalinya, selain itu penambahan bentonite akan
menurunkan strength akhir. Sedangkan penambahan barite menunjukkan
kenaikkan. Secara teoritis bahwa penambahan barite akan menaikkan shear bond
strength.

Pada grafik pengujian shear bond strength penambahan bentonite dapat


menurunkan shear bond strength sedangkan penambahan barite secara umum
dapat meningkatkan harga shear bond strength.

Semen yang baik adalah semen yang mempunyai harga shear bond strength
yang tinggi karena semen tersebut mempunyai kekuatan untuk mampu menahan
tekanan yang berasal dari berat casing yang ditimbulkan ataupun tekanan –
tekanan lainnya dari arah vertical.

9.7. KESIMPULAN
101

1. Dari percobaan dan perhitungan diperoleh:


a. Konstanta koreksi (k) = 0,992
b. Pembebanan maksimum = 2,78 psi
c. Harga A1/λdh = 5,48
d. Shear Bond Strength = 16,17 Psi

2. Penggunaan adiktif bentonite secara umum untuk menurunkan harga


shear bond strength sedangkan barite berfungsi untuk meningkatkan Shear
Bond Strength.

3. Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui


besarnya shear bond strength dari suspensi semen sebagai kemampuan
semen untuk dapat menahan dari berat casing yang ditimbulkan ataupun
tekanan formasi lainnya dari arah vertical.

Anda mungkin juga menyukai