Anda di halaman 1dari 226

LAMPIRAN C

SPESIFIKASI PERALATAN

Dengan basis perhitungan 1 jam, berikut ini adalah spesifikasi peralatan proses

prarancangan pabrik amonium klorida dari amoniak dan asam klorida pada

kapasitas 30.000 ton/tahun.

C.1. Storage Tank Asam Klorida (ST-101)

LI ST-101

Gambar C.1.1. Skema Storage tank asam klorida (HCl)

Fungsi : Menyimpan asam klorida (HCl) 33% selama 11 hari

dengan kapasitas 2.057.066,0 kg.

Tipe Tangki : Silinder vertikal dengan dasar datar (flat bottom) dan atap

(head) berbentuk Torispherical Roof

Bahan : Stainless Steel AISI 316

Pertimbangan : Mempunyai allowable stress cukup besar, harganya relatif

murah, tahan terhadap korosi cocok untuk asam klorida


C-2

(Timmerhaus:448).

Kondisi Operasi :

Temperatur design : 50 oC

Temperatur fluida : 30 oC

Tekanan : 1 atm

a. Menentukan Temperatur dan Tekanan Penyimpanan

Siang hari, diperkirakan temperatur dinding tangki mencapai 50 oC. Prancangan

akan dilakukan pada temperatur tersebut dengan tujuan untuk menjaga temperatur

fluida di dalam tangki. Yaitu untuk menghindari adanya transfer panas dari dinding

tangki ke fluida. Oleh karena temperatur dinding tangki pada siang hari

diperkirakan mencapai 50 oC, dan apabila dinding tangki tidak dirancang sesuai

kondisi tersebut, maka akan terjadi transfer panas dari dinding tangki ke fluida yang

menyebabkan tekanan uap fluida semakin besar. Semakin tinggi tekanan uap, maka

perancangan dinding tangki akan semakin tebal. Dimana semakin tebal dinding

tangki, maka transfer panas dari dinding ke fluida akan semakin kecil, sehingga

dapat diabaikan. Berikut adalah perhitungan tekanan fluida pada temperatur 50 oC.

Dengan cara trial tekanan pada temperatur 50 oC, maka diperoleh hasil sebagai

berikut:
C-3

Tabel C.1.1. Hasil Perhitungan Tekanan Fluida Dalam Tangki


Komponen Kg/Jam Kmol/Jam Xi Pi, (atm) Ki = Pi/P yi = Ki . xi
HCl 2.571,33 70,45 0,20 0,02 5,088 0,995
H2O 5.220,58 290,03 0,80 0,00 0,006 0,005
Total 7.791,92 360,48 1,00 0,02 5,094 1,000

T = 50 oC

P = 0,004 atm

Sehingga desain tangki dilakukan pada kondisi:

T = 50 oC

P = 1 atm + 0,004 atm

= 1,004 atm

= 14,77 psia

b. Menghitung densitas campuran

Tabel C.1.2. Densitas Campuran


Komponen Kg/Jam Wi ρ (kg/m3) wi/ρ
HCl 2571,33 0,33 948,18 3,48E-04
H2O 5220,58 0,67 1023,01 0,0006
Total 7.791,92 1 1971,19 1,00E-03

Liquid =  wi =
1
wi 1,00 x 10−3


Liquid = 997,04 kg/m3 = 62,12 lb/ft3


C-4

c. Menghitung Kapasitas Tangki

Waktu penyimpanan asam klorida adalah 11 hari. Jumlah asam klorida yang harus

disimpan dalam 11 hari sebanyak 2.057.066,0 kg. Digunakan waktu tinggal 11 hari

karena faktor transportasi dan sumber bahan baku dengan lokasi pabrik.

Jumlah asam klorida = 2.057.066 kg

m liquid
Volume Liquid =
ρ liqud

2.057.066 kg
=
997,04 kg/m3

= 2.063,16 m3

= 72.859,94 ft3

Tangki penyimpanan asam klorida dibuat 3 buah dengan volume yang sama

yaitu:

Volume Liquid = 687,72 m3

= 24.286,65 ft3

Over Design = 20 % (Peter and Timmerhaus, 1991,hal. 37)

Vtangki = 1,2 x VLiquid

= 1,2 × 687,72 m3
C-5

= 825,3 m3

= 29.14 ft3

d. Menentukan Rasio Hs/D

Vtangki = Vshell + Vtutup

= ¼ π D2 H + 0,00005 D3 + ¼ π D2 sf

Atangki = Ashell+ Atutup

= (¼ π D2 + π D H) + 0,84 D2

Keterangan : D = diameter tangki, in

sf = straight flange, in (dipilih sf = 3 in)

Berdasarkan Tabel 4-27 Ulrich 1984, dimana :

Hs
<2 (Ulrich, 1984)
D

Rasio H/D yang diambil adalah rasio yang memberikan luas tangki yang paling

kecil. Hasil trial rasio H/D terhadap luas tangki dapat dilihat pada Tabel C.1.3.
C-6

Tabel C.1.3. Hasil Trial Hs/D Terhadap Luas Tangki


Trial H/D D(ft) H(ft) A(ft2) Vshell, ft3 Vhead, ft3 Vsf Vtotal
1 2,0 26,44 52,87 5.525,9 29.005,9 0,9 137,2 29.14
2 1,9 26,89 51,09 5.490,4 29.001,1 1,0 141,9 29.14
3 1,8 27,38 49,28 5.455,9 28.995,9 1,0 147,1 29.14
4 1,7 27,90 47,43 5.422,6 28.990,1 1,1 152,8 29.14
5 1,6 28,47 45,55 5.390,9 28.983,8 1,1 159,1 29.14
6 1,5 29,09 43,63 5.361,4 28.976,7 1,2 166,0 29.14
7 1,4 29,76 41,67 5.334,6 28.968,9 1,3 173,8 29.14
8 1,3 30,50 39,65 5.311,5 28.960,0 1,4 182,6 29.14
9 1,2 31,32 37,59 5.293,3 28.950,0 1,5 192,5 29.14
10 1,1 32,24 35,46 5.281,5 28.938,3 1,6 204,0 29.14
11 1,0 33,28 33,28 5.278,5 28.924,9 1,8 217,3 29.14
12 0,9 34,46 31,01 5.287,7 28.909,0 2,0 233,0 29.14
13 0,8 35,83 28,66 5.314,0 28.889,7 2,3 252,0 29.14
14 0,7 37,45 26,22 5365,1 28.866,1 2,6 275,3 29.14

Rasio H/D Optimum


5550
Luas, A

5400

5250
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5
H/D

Rasio H/D Optimum

Gambar C.1.2. Rasio Hs/D Optimum


C-7

Terlihat bahwa rasio Hs/D yang memberikan luas tangki yang paling kecil yaitu

Hs/D = 1.

Maka untuk selanjutnya digunakan rasio Hs/D = 1.

D = 33,28 ft

= 399,31 in

= 10,14 m

Dstandar = 34 ft

= 408 in

H = 33,28 ft

= 399,31 in

= 10,14 m

Hstandar = 34 ft

= 408 in

Cek rasio H/D :

Hs/D =1

= 1 (memenuhi rasio Hs/D =1)


C-8

e. Menentukan Jumlah Courses

Lebar plat standar yang digunakan :

L = 9 ft (Appendix E, item 1, brownell and young)

34 ft
Jumlah courses =
9 ft

= 3,78 buah

= 4 buah

f. Menentukan Tinggi Cairan di dalam Tangki

Vshell = ¼ π D2 H

= ¼ π (34 ft)2. 34 ft

= 30.853,64 ft3

Vdh = 0,00005 D3

= 0,00005 . (34)3

= 1,93 ft3

Vsf = ¼ π D2 sf

= ¼ π . (34)2 . 0,25

= 226,86 ft3

Vtangki baru = Vshell + Vdh + Vsf


C-9

= 30.853,64 ft3 + 1,93 ft3 + 226,86 ft3

= 31.082,43 ft3

Vruang kosong = Vtangki baru - VLiquid

= 31.082,43 ft3 – (72.859,94 ft3 / 3)

= 6.795,78 ft3

Vshell kosong = Vruang kosong – (Vdh + Vsf)

= 6.795,78 ft3 – (1,93 ft3 + 226,86 ft3)

= 6.566,99 ft3

4.Vshell kosong
Hshell kosong =
 .D 2

4 x 6.566,99 ft3
=
3,14 x 34 2

= 7,24 ft

HLiquid = Hshell – Hshell kosong

= 34 ft – 7,24 ft

= 26,76 ft

g. Menenetukan Tekanan desain

Ketebalan shell akan berbeda dari dasar tangki sampai puncak. Hal ini karena

tekanan zat cair akan semakin tinggi dengan bertambahnya jarak titik dari
C-10

permukaan zat cair tersebut ke dasar tangki. Sehingga tekanan paling besar adalah

tekanan paling bawah. Tekanan desain dihitung dengan persamaan :

Pabs = Poperasi + Phidrostatis

Untuk menentukan tekanan hidrostatis, jika densitas fluida lebih kecil dari

densitas air, maka densitas yang digunakan adalah densitas air

(Brownell & Young,1959).

Maka untuk selanjutnya digunakan densitas air

liquid = 997,04 kg/m3 = 62,12 lb/ft3

𝜌𝑐𝑎𝑚𝑝 (H−1)
Phidrostatis = (Brownell & Young,1959 Pers. 3.17 hal 46)
144

𝑙𝑏
62,12 3 𝑥 (34−1)
𝑓𝑡
=
144

= 14,24 psi

Pabs = 14,87 psi + 14,24 psi

= 29,11 psi

Tekanan desain 5 -10 % di atas tekanan kerja normal/absolut (Coulson, 1988 hal.

637). Tekanan desain yang dipilih 10 % diatasnya. Tekanan desain pada courses

ke-1 (plat paling bawah) adalah:

Pdesain = 1,1 × Pabs


C-11

= 1,1 × 29,11 psi

= 32,02 psi

Berikut ini adalah tabel perhitungan tekanan desain untuk setiap courses :

Tabel C.1.4. Tekanan Desain Masing-masing Courses


Courses H (ft) HL (ft) Phid (psi) Pabsolut(psi) Pdesain (psi)
1 34 26,76 11,54 26,42 29,06
2 25 17,76 7,66 22,53 24,79
3 16 8,76 3,78 18,65 20,52
4 7 -0,24 -0,10 14,77 16,25

h. Menentukan Tebal dan Panjang Shell

Tebal Shell

Untuk menentukan tebal shell, persamaan yang digunakan adalah :

P.d
ts = c (Brownell & Young,1959.hal.256)
2.( f .E  0,6 P)

Keterangan :

Ts = Ketebalan dinding shell, in

Pd = Tekanan desain, psi

D = Diameter tangki, in

F = Nilai tegangan material, psi

Stainless Steel SA-167 Grade 11 Type 316


C-12

= 18.750 psi (Tabel 13.1,Brownell & Young,1959:251)

E = Efisiensi sambungan 0,8

(jenis sambungan las adalah double-welded butt joint without backing

strip, no radiographed)

C = korosi yang diizinkan (corrosion allowance)

= 0,15 in/10th (Tabel 6, Coulson vol.6:217)

Menghitung ketebalan shell (ts) pada courses ke-1:

32,02 psi x 34 ft
ts = + 0,15 in
2 x (18.750 psi x 0,8)−(0,6 x 32,02 psi)

= 0,16 in

Sehingga digunakan standar tebal shell (ts) = 0,2 in

Tabel C.1.5. Ketebalan shell masing-masing courses


Courses H (ft) Pdesain (psi) ts (in) ts standar (in)
1 34 29,06 0,158 0,2
2 25 24,79 0,153 0,2
3 16 20,52 0,148 0,2
4 7 16,25 0,143 0,2

Panjang Shell

Untuk menghitung panjang shell, persamaan yang digunakan adalah :


C-13

π.Do - (weld length)


L = (Brownell and Young,1959)
12.n

Keterangan :

L = Panjang shell, in

Do = Diameter luar shell, in

n = Jumlah plat pada keliling shell

weld length = Banyak plat pada keliling shell dikalikan dengan

banyak sambungan pengelasan vertikal yang diizinkan.

= n x butt welding

Menghitung panjang shell (L) pada courses ke-1 :

ts = 0,2 in

Do = Di + 2.ts

= 408 in + (2 x 0,2)

= 408,4 in

n = 8 buah

butt welding = 8/6 in

= 1,33 in (Brownell and Young,1959,hal. 55)


C-14

(3,14 x 408,4 in)−1,33 in


L=
(12 x 8)

= 13,34 ft

Tabel C.1.6. Panjang shell masing-masing courses.

Parameter
Plat 1
ts, (in) 0,2
do (in) 408,4
L (ft) 13,34

i. Desain Head (Desain Atap)

Bentuk atap yang digunakan adalah torispherical dished head. Jenis head ini untuk

mengakomodasi kemungkinan naiknya temperatur di dalam tangki sehingga

mengakibatkan naiknya tekanan dalam tangki, karena naiknya temperatur

lingkungan menjadi lebih dari 1 atm. Untuk torispherical dished head, mempunyai

rentang allowable pressuse antara 15 psig (1,0207 atm) sampai dengan 200 psig

(13,6092 atm) (Brownell and Young, 1959. Hal. 258).


C-15

OD

b = tinngi
icr dish
OA

B A
sf

ID t
a
r

Gambar C.1.3 Torispherical flanged and dished head.

Menghitung tebal head minimum

Menentukan nilai stress intensification untuk torispherical dished head dengan

menggunakan persamaan (Brownell and Young, 1959.Hal.258):

1  rc 
  3  
icr 
w = (Brownell and Young,1959.hal.258)
4 

icr
 6% , dimana rc =Di (Perry, 1997, Tabel 10.65)
rC

Diketahui :

rc = 114 in

icr = 6,84 in

Maka :
C-16

1 114 
. 3  
6,84 
w =
4

= 1,77 in

Menentukan tebal head dengan menggunakan persamaan (Brownell and

Young,1959: 258):

P.rc .w
th = C
2fE  0,2P

32,02 𝑝𝑠𝑖 𝑥 114 𝑖𝑛 𝑥 1,77 𝑖𝑛


= +0,125
(2 𝑥 18.750 𝑝𝑠𝑖 𝑥 0,8)−(0,2 𝑥 32,02 𝑝𝑠𝑖)

= 0,34 in (dipakai plat standar 0,375 in)

Untuk th = 0,375 in, Dari Tabel 5.8 (Brownell and Young, 1959) diperoleh:

Sf = 1,5 – 3,5 in

Direkomendasikan nilai sf = 3 in

Keterangan :

th = Tebal head (in)

P = Tekanan desain (psi)

rc = Radius knuckle, in

icr = Inside corner radius ( in)

w = stress-intensitication factor

E = Effisiensi pengelasan

C = Faktor korosi (in)

Depth of dish (b) (Brownell and Young,1959.hal.87)

2
 ID 
= rc  (rc  icr )    icr 
2
b
 2 
C-17

34
= 144 - √(114 − 6,84)2 − ( − 6,84)2
2

= 7,32 in

Tinggi Head (OA)

OA = th + b + sf (Brownell and Young,1959:87)

OA = 0,375 in + 7,32 in + 3 in

= 10,69 in

= 0,27 m

= 0,08 ft

j. Menentukan Tinggi Total Tangki

Untuk mengetahui tinggi tangki total digunakan persamaan:

Htotal = Hshell + Hhead

= 408 in + 10,69 in

= 418,69 in

= 10,63 m

= 34,89 ft

k. Desain Lantai

Untuk memudahkan pengelasan dan memperhitungkan terjadinya korosi, maka

pada lantai (bottom) dipakai plat dengan tebal minimal ½ in. Tegangan yang bekerja

pada plat yang digunakan pada lantai harus diperiksa agar diketahui apakah plat

yang digunakan memenuhi persyaratan atau tidak

(Brownell and Young, 1959:156).


C-18

Tegangan kerja pada bottom :

Compressive stress yang dihasilkan oleh asam klorida

w
S1 = (Brownell and Young,1959:156)
1 Di2
4

Keterangan :

S1 = Compressive stress (psi)

w = Jumlah katalis (lbm)

Di = Diameter dalam shell (in)

 = konstanta (3,14)

4.525.545,2 lbm
S1 = 1
x 3,14 x 408 in2
4

= 34,63 psi

Compressive stress yang dihasilkan oleh berat shell

X ρs
S2  (Brownell and Young,1959:156)
144
Keterangan :

S2 = Compressive stress (psi)

X = Tinggi tangki

s = Densitas shell = 490 lbm/ft3 untuk material steel

 = konstanta (3,14)

34,891 ft x 490 lbm/ft3


S2 =
144

= 118,73 psi
C-19

Tegangan total yang bekerja pada lantai :

St = S1 + S 2

= 34,63 psi + 118,73 psi

= 153,36 psi

Batas tegangan lantai yang diizinkan :

St< tegangan bahan plat (f) x efisiensi pengelasan (E)

153,36 psi < (18750 psi) × (0,8)

153,36 psi <15000 psi (memenuhi)

Tabel. C.1.7. Spesifikasi Tangki HCl (ST-101)


SPESIFIKASI
Alat Tangki Penyimpanan asam klorida
Kode ST-101
Fungsi Menyimpan asam klorida (HCl) 33% dengan kapasitas
2.057.066 kg
Bentuk Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat
bottom) dan atap (head) berbentuk torispherical roof.
Kapasitas 880,161 m3
Dimensi Diameter shell (D) = 33,28 ft
Tinggi shell (Hs) = 33,28 ft
Tebal shell (ts) = 0,2 in
Tebal head = 0,375 in
Tinggi total = 34,89 ft
Tekanan Desain 32,02 psi
Bahan Stainless Steel Austenitic Type 316
Jumlah tiga buah
C-20

C.2. Storage Amonia (ST-102)

Gambar C.2.1. Tangki Amoniak Storage (ST-102)

Fungsi : menyimpan bahan baku Amoniak 99,5 % selama 5 hari

Kode : ST-102

Jenis : Spherical Tank

Tipe Bahan : Stainless Steel AISI 316

Tekanan (P) : 11,75 atm atau 172,68 Psi

Temperatur : 30 oC (303,15 K)

a. Menghitung Densitas Campuran

Densitasdapat dihitung dengan persamaan:

ρ = A B –(1-(T/C)^n

Dimana, (ρ) = Densitas(g/ml)

(T) = Temperatur (kelvin)


C-21

Tabel C.2.1. Data untuk Mencari Densitas Cairan


Tc Ρ ρ
Komponen A B N
(K) (g/ml) (kg/m3)
Amonia 0,237 0,255 0,289 405,65 0,59 594,05
Air 0,347 0,274 0,286 647,13 1,02 1022,87

Tabel C.2.2. Densitas Campuran Amoniak Liquid


Feed Ρ
Komponen wi Wi/ ρi
(kg/jam) (kg/m3)
Amonia 1.222,05 0,995 594,05 0,0016
Air 6,14 0,005 1.022,87 4,89E-06
Total 1.228,19 1,000 0,002
1
ρLiquid = 𝑤𝑖

𝜌𝑖

= 595,30 kg/m3

= 37,16 lb/ft3

b. Menentukan kapasitas

Waktu tinggal : 5 hari

mLiquid : 147.382,7 kg

: 324.922,8 lb

Volume Liquid : 247,6 m3

: 8.743,1 ft3

Over design : 20% (Peter and Timmerhaus, 1991, hal. 37))

Volume tangki : 297,09 m3

: 10.491,7 ft3
C-22

c. Menentuan diameter dan volume tangki


1
6×𝑉𝑇 3
DT = ( 𝜋 ) = 8,28 m

= 27,15 ft

4 D 1
VT = π( )3 = πD3
3 2 6

VT = 297,09 m3 = 10.491,71 ft3

d. Menentukan Volume Kosong

V kosong = V tangki – V Liquid

= 297,09 m3 – 247,6 m3

= 49,51 m3

= 1.748,62 ft3

H Liquid = 8,28 m

= 27,16 ft

e. Menghitung Tekanan Desain

P operasi = 172,68 psi

P hidrostatis = (ρ × H) / 144

= (595,30 kg/m3 × 8,28 m3) / 144

= 34,21 psi

P abs = P operasi + P hidrostatis

= 172,68 psi + 34,21 psi

= 206,89 psi

= 14,08 atm

P desain = 1,1 Pabs


C-23

= 1,1 × 206,89 psi

= 227,58 psi

= 15,48 atm

f. Menentukan Tebal Tangki

P di
ts = +C
4 f. E − 0.4 P

(Brownell, Young, 1959, Pers. 7.88, hal. 140)

Keterangan :

ts = Tebal shell (inch)

P = Tekanan dalam tangki ( psi )

f = Allowable stress

= 84.848,4 psi

di = diameter dalam storage (inch)

E = Efisiensi pengelasan

= 80% (double welded butt joint)

c = Faktor korosi

= 0,15 /10 tahun

(Brownell,Young, 1959, Tabel. 13.2, hal. 254; Peter, Timmerhaus, 2002, Tabel.

3.1., hal. 82 ; Coulson, Richardson, Vol.6th, 1983, Tabel. 7.3 hal. 217; Perry’s,

Ed.8th, hal. 25-31)

P. di
ts = +C
4. f. E − 0,4. P
227,58 psi ×325,89 in
ts = 4×84.848,4 psi ×0.8 −0.4 ×227,58 psi + 0.15

ts = 0,423 in → digunakan tebal standar 0,45 inch


C-24

g. Menentukan jenis spherical tanki

Volume = 10.491,71 ft3

= 1.868,6 bbl

Tipe = Soccer Ball

Berat Total Tangki = 69.442,5 kg

= 31.457,4 lb

Tabel. C.2.3. Spesifikasi Tangki Amoniak (ST – 102)


Spesifikasi
Alat Tangki penyimpanan amonia 99,5 %
Kode ST – 102
Fungsi Menyimpan amonia selama 5 hari
Bentuk Spherical shell
Kapasitas 297,09 m3
Dimensi Diameter shell (D) = 8,28 m3
Tebal shell (ts) = 0,45 in
Tekanan Desain 15,48 atm = 172,68 psi
Temperatur Desain 30 oC
Bahan Stainless Steel Austenitic Type 316

C.3. Expansion Valve (EV-101)

NH3 (liquid) NH3 (gas)

EV-101

Gambar C.3.1 Skema Expansion valve (EV-101)

Fungsi : Menurunkan tekanan amoniak dari 11,75 atm menjadi 1 atm

Kondisi Operasi :

Temperatur in (T1) = 30oC = 303,15 K


C-25

Tekanan masuk (P1) = 11,75 atm

Tekanan keluar (P2) = 1 atm

a. Menentukan diameter masuk :

Diameter optimum dapat ditentukan berdasarkan persamaan berikut :

𝐷𝑖,𝑜𝑝𝑡 = 260 𝑥 𝐺𝑓0,52 𝑥 𝜌−0,37 (pers. 5.15 coulson , Hal 221)

Dimana :

Di,opt = diameter optimum, (in)

Gf = laju alir masuk, (kg/s)

ρ = densitas, (kg/m3)

V = Laju alir volumetrik, (m3/s)

Diketahui :

ρ umpan = 8,03 kg/m3 = 0,50 Lb/ft3

G (flowrate) = 1.228,19 kg/jam = 0,34 kg/s

maka, Di, opt = 260 . Gf 0,52 . ρ -0,37

= 260 × (0,34)0,52 × (8,03)-0,37 = 68,75 mm = 2,70 in

Digunakan pipa standar (IPS) (Kern, 1950, hal.844):

NPS = 3 in

Schedul number = 40

OD = 3,50 in

ID = 3,068 in

a’t = 0,917 ft2

b. Menentukan kecepatan masuk :

ρ.v.D
Re =
μ
C-26

Keterangan :

ρ = Densitas fluida (lb/ ft3)

D = Diameter optimum (ft)

μ = Viskositas fluida (lb/ft s)

v = Kecepatan fluida (ft/s)

Laju alir volumetrik fluida :

m
Q =
ρ

= 152,88 m3/jam

= 1,5 ft3/s

Mencari kecepatan fluida :

Q
v = = 1,63 ft/s
a

Sehingga :

ρ = 0,50 lb/ ft3

D = 0,22 ft

μ = 9,47E-06 lb/ft s

ρ.v.D
Re =
μ

= 19.520,03 ft.lbf/lbm

c. Menentukan diameter keluar:

Diameter optimum dapat ditentukan berdasarkan persamaan berikut :

𝐷𝑖,𝑜𝑝𝑡 = 260 𝑥 𝐺𝑓0,52 𝑥 𝜌−0,37 (pers. 5.15 coulson , Hal 221)

Dimana :

Di,opt = diameter optimum, (in)


C-27

Gf = laju alir masuk, (kg/s)

ρ = densitas, (kg/m3)

V = Laju alir volumetrik, (m3/s)

Diketahui :

ρ umpan = 0,68 kg/m3 = 0,04 Lb/ft3

G (flowrate) = 1.228,19 kg/jam = 0,34 kg/s

maka, Di, opt = 260 . Gf 0,52 . ρ -0,37

= 260 × (0,34)0,52 × (0,68)-0,37 = 171,38 mm = 6,75 in

Digunakan pipa standar (IPS) (Kern, 1950, hal.844):

NPS = 8 in

Schedul number = 40

OD = 8,62 in

ID = 7,98 in

a’t = 2,26 ft2

d. Menentukan kecepatan keluar :

ρ.v.D
Re =
μ

Keterangan :

ρ = Densitas fluida (lb/ ft3)

D = Diameter optimum (ft)

μ = Viskositas fluida (lb/ft s)

v = Kecepatan fluida (ft/s)

Laju alir volumetrik fluida :

m
Q =
ρ
C-28

= 1.796,35 m3/jam

= 17,62 ft3/s

Mencari kecepatan fluida :

Q
v = = 7,804 ft/s
a

Sehingga :

ρ = 0,043 lb/ ft3

D = 0,56 ft

μ = 9,47E-06 lb/ft s

ρ.v.D
Re =
μ

= 19.726,04 ft.lbf/lbm

Tabel C.3.3. Spesifikasi Expansion Valve (EV-101)


Spesifikasi EV-101
Nama Alat : Expansion Valve
Kode Alat : EV-101
Fungsi : Menurunkan tekanan umpan Amoniak
dari 11,75 atm ke 1 atm
Jenis : Globe Valve Half Open
Kapasitas : 1.228,189 kg/jam
Dimensi : ID 7.981 in
OD 8.625 in
a't 2,26 ft2
Bahan Konstruksi : Stainless Steel (Austenitic) tipe 316
C-29

C.4. Heater (HE-101)

Gland Gland Gland


Return
Bend

Tee
Return
Head

Gambar.C.4.1. Double pipe Exchanger (Kern, hal.102, 1965)

Fungsi : Memanaskan Asam Klorida (HCl) dari 303,15 K menjadi 368,15 K sebagai

umpan Reaktor (RE-201)

Jenis : Double Pipe Exchanger

Data desain

Inner Pipe :

Fluida dingin = Asam Klorida (HCl)

Laju alir, w = 7.791,92 kg/jam (17.142,22 lb/jam)

t1 = 30oC (86oF)

t2 = 62,50oC (203oF)

Annulus :

Fluida panas = Steam

Laju alir, W = 369,27 kg/jam (812,40 lb/jam)

T1 = 120oC (248oF)

T2 = 95oC (203oF)
C-30

Menentukan jenis Heater

Jenis Heater yang digunakan berdasarkan luas perpindahan panas (A). Bila A > 200

ft2, maka jenis heater yang digunakan Shell and Tube. Bila A <200 ft2, maka jenis

heater yang digunakan adalah Double Pipe.

Luas area perpindahan panas (surface area)

Q
A =
U D . Δt

Beban panas Heater – 101 (HE-101)

Q = 813.361,57 kJ/jam

= 770.917,93 Btu/jam

Tabel C.4.1. Menghitung Δt LMTD


Fluida Panas (oF) Fluida Dingin(oF) Δt (oF)
248 Temperatur Tinggi 203 45
203 Temperatur Rendah 86 117
45 Difference 117 -72

T1  t 2   T2  t 1 
Δt LMTD =
T  t 
ln 1 2
T2  t 1 
= 75,35 oF

Dari tabel 8, hal.840 (Kern, 1983) dipilih UD untuk :

hot fluid = Steam

cold fluid = HCl

Range UD = 200-700 Btu/jam ft2 °F

dipilh UD = 200 Btu/jam ft2 °F


C-31

Area perpindahan panas (surface area)

Q
A =
U D . Δt

= 51,15 ft2

Karena A < 200 ft2, maka digunakan tipe double pipe dengan ukuran standar yang

digunakan (tabel 11, kern, 1965):

Tabel C.4.2. Ukuran Standar Double Pipe


Annulus Inner Pipe
IPS (in) 2,5 IPS (in) 2,00
Sch. No. 40 Sch. No. 40
OD (in) 2,47 OD (in) 2,07
ID (in) 2,88 ID (in) 2,38
a' (ft2) 0,75 a'' (ft2) 0,62

Menghitung Rd ( Dirt factor ) yang dibutuhkan

Uc  Ud
Rd =
Uc  Ud

Untuk menghitung Rd, dilakukan dengan algoritma perhitungan sebagai berikut :

 Menghitung Uc (Clean over all coefficient )

 Mengitung Ud (Design Overall Coefficient)

Menghitung Uc (Clean over all coefficient )

hio .ho
Uc 
hio  ho

Untuk menghitung Uc, terlebih dahulu menghitung hio dan ho, dengan algoritma

sebagai berikut :
C-32

Annulus : Steam Inner pipe : Asam Klorida

 Flow area, aa  Flow area,ap

D2 = 2,88 in Dp = 2,38 in

= 0,24 ft = 0,19 ft

Ap = D
D1 = 2,07 in 2

4
= 0,17 ft
= 0,03 ft2
Menggunakan Pers.6.3 Kern,
 Laju Alir Massa, Gp
 ( D 2  D1 )
2 2

aa =
4 w
Gp =
ap
= 0,02 ft2
= 555.144 lb/jam.ft2
Equivalent diameter, De
 Reynold Number, Rep
Menggunakan
Pada tav = 86 oF
persamaan.6.3 Kern, 1965
 = 0,24 lb/jam.ft
(D 2  D1 )
2 2

De =
D1
Rep = Dp  Gp

= 0,16 ft
= 452.749,6
 Laju Alir Massa, Ga
 jH = 850 (Gambar.24, Kern)
W
Ga =
aa  Pada tav = 86 oF

= 37,05 lb/jam ft2 k = 0,13 Btu/jam ft.oF

 Reynold number, Rea cp = 0,95 Btu/lb oF


1
Pada Tav = 226oF  c  3
= 1,20
 
 k 
 = 0,03 lb/jam ft
C-33

1
De x Ga  k  c    3
Rea = jH   
  hi/Φp =  D  k 

= 191,97 = 682,50 Btu/jam ft2 oF

 ho = 412,5 Btu/jam ft2 oF  ID 


hio/Φp = hi/Φp x  
 OD 

= 785,85 Btu/jam ft2 oF

Sehingga didapat Clean over all coefficient, Uc

hio .ho
Uc 
hio  ho

= 270,51 btu/jam ft2.oF

 Menghitung Ud
1 1
= + Rd Rd = 0,003 (dari Tabel 8 Kern, 1965)
UD Uc
Ud = 149,33

 Menghitung A (surface area)required

Q
A =
U D . t

= 68,51 ft2

 Menghitung jumlah hairpin

External surface / lin ft, a''= 0,62 ft2 (Tabel.11 Kern, 1965)

A
Required length, L =
a"

= 110,15 ft

Panjang hairpin = 12, 15, 20 ft (Kern, 1965)

Diambil Lh = 15 ft

1 hairpin terdiri dari 2 pipa (n = 2) , maka jumlah hairpin yang diperlukan:


C-34

L
Hairpin =
2.L h

= 3,67

Maka jumlah hairpins yang digunakan = 4 buah

Koreksi panjang pipa:

Lkor = 2.Lh x hairpin

= 120 ft linier

 Menghitung Luas permukaan perpindahan yang tersedia sebenarnya

A = Lkor x a”

= 74,64 ft2

 Menghitung Actual Design Overall Coeffesient, Ud act

Q
Udact =
A  t

= 137,07 Btu/jam ft2 oF

(asumsi benar karena Ud koreksi< Ud desain)

Setelah didapat nilai Uc dan Udact, maka dapat dihitung nilai Rd :

Uc  Ud
Rd =
Uc  Ud

= 0,004 hr ft2 oF/ Btu

Rd yang diperlukan = 0,003 hr.ft2.oF/btu (Tabel 8. Kern, 1965).

Rdhitung> Rddiperlukan (memenuhi)


C-35

Menghitung Pressure drop

Annulus, Steam Inner pipe, Asam Klorida

1). De' = (D2 – D1) ( pers. 6.4, Kern) 2’) Rep = 452.749,57

= 0,068 ft 0,264
f = 0,0035 
(Re p ) 0, 42
Rea' = De 'Ga

( pers. 3.47b Kern )
= 80.209,003
= 0,005 ft2/in2
Fanning Factor untuk Turbulen
ρ = 115 lb/ft3
0,264
f = 0,0035  4  f  Gp 2  L
(Re a ' ) 0, 42 2). ΔFp =
2 g   2  D
( pers. 3.47b Kern )
= 0,29 ft
2). = 0,006
Fp  
Pp =
ρ = 106,41 lb/ft3 144

= 0,23 psi
4  f  Ga 2  L
2). Fa =
2  g   2  De Pp <10 psi (memenuhi)

(pers. 6.14, kern)

= 0,0055 ft

Ga
3). Va =
  3600

= 0,097 ft/det

V 2 
Fi = 1 x  
 2g 

= 0,001 ft
C-36

Fa  Fi  
Pa =
144

= 0,005 psi

Pa < 10 psi (memenuhi)

Tabel C.4.3. Spesifikasi Heater (HE-101)

Nama Alat : Heater


Kode Alat : HE-101
Fungsi : Memanaskan HCl untuk diumpankan ke Reaktor
Jenis : Double Pipe Heat Exchanger
Bahan : Stainless steel type 316

Dimensi : Annulus (Steam) Inner ( Asam klorida)


IPS = 2,5 in IPS = 2,0 in
Sch.No = 40 Sch.No = 40
OD = 2,47 in OD = 2,07 in
ID = 2,88 in ID = 2,38 in

Rd : 0,004 jam ft2 oF/ Btu


Jumlah hairpin : 4 hairpin

C.5. Heater (HE-102)

Gland Gland Gland


Return
Bend

Tee
Return
Head

Gambar.C.5.1. Double pipe Exchanger (Kern, hal.102, 1965)


C-37

Fungsi : Memanaskan NH3 dari 303,15 K menjadi 368,15 K sebagai umpan Reaktor

(RE-201)

Jenis : Double Pipe heat exchanger

Data desain

Inner Pipe :

Fluida dingin = NH3

Laju alir, w = 1.228,19 kg/jam (2.702,01 lb/jam)

t1 = 30 oC (86 oF)

t2 = 95 oC (203 oF)

Annulus :

Fluida panas = Steam

Laju alir, W = 227,45 kg/jam (500,39 lb/jam)

T1 = 120 oC (248 oF)

T2 = 95 oC (203 oF)

Menentukan jenis Heater

Jenis Heater yang digunakan berdasarkan luas perpindahan panas (A). Bila A > 200

ft2, maka jenis heater yang digunakan Shell and Tube. Bila A <200 ft2, maka jenis

heater yang digunakan adalah Double Pipe.

Area perpindahan panas (surface area)

Q
A =
U D . Δt

Beban panas Heater – 102 (HE-102)

Q = 500.979,82 kJ/jam

= 474.837,19 Btu/jam
C-38

Tabel C.5.1. Menghitung Δt LMTD

Fluida Panas (oF) Fluida Dingin(oF) Δt (oF)


248 Temperatur Tinggi 203 45
203 Temperatur Rendah 86 117
45 Difference 117 -72

T1  t 2   T2  t 1 
Δt LMTD =
T  t 
ln 1 2
T2  t 1 
= 75,35 oF

Dari Tabel 8, hal 840 (Kern, 1983) dipilih UD untuk :

hot fluid = Steam

cold fluid = NH3

Range UD = 200-700 Btu/jam ft2 °F

dipilh UD = 200 Btu/jam ft2 °F

Area perpindahan panas (surface area)

Q
A =
U D . Δt

= 31,51 ft2

Karena A < 200 ft2, maka digunakan tipe double pipe dengan ukuran standar yang

digunakan (tabel 11, kern, 1965):


C-39

Tabel C.5.2. Ukuran Standar Double Pipe


Annulus Inner Pipe
IPS (in) 2,5 IPS (in) 2,00

Sch. No. 40 Sch. No. 40

OD (in) 2,47 OD (in) 2,07

ID (in) 2,88 ID (in) 2,38

a' (ft2) 0,75 a'' (ft2) 0,62

Menghitung Rd ( Dirt factor ) yang dibutuhkan

Uc  Ud
Rd =
Uc  Ud

Untuk menghitung Rd, dilakukan dengan algoritma perhitungan sebagai berikut :

 Menghitung Uc (Clean over all coefficient )

 Mengitung Ud (Design Overall Coefficient)

Menghitung Uc (Clean over all coefficient )

hio .ho
Uc 
hio  ho

Untuk menghitung Uc, terlebih dahulu menghitung hio dan ho, dengan algoritma

sebagai berikut :

Annulus : Steam Inner pipe : NH3


C-40

 Flow area, aa  Flow area,ap

D2 = 2,88 in Dp = 2,38 in

= 0,24 ft = 0,2 ft

ap = D
D1 = 2,1 in 2

4
= 0,17 ft
= 0,03 ft2
Menggunakan Pers.6.3 Kern,
 Laju Alir Massa, Gp
 ( D 2  D1 )
2 2

aa =
4 w
Gp =
ap
= 0,022 ft2
= 87.504 lb/jam.ft2
Equivalent diameter, De
 Reynold Number, Rep
Menggunakan
Pada tav = 86 oF
persamaan.6.3 Kern, 1965
 = 0,12 lb/jam.ft
(D 2  D1 )
2 2

De =
D1
Rep = Dp  Gp

= 0,16 ft
= 142.917
 Laju Alir Massa, Ga
 jH = 370
W
Ga =
aa  Pada tav = 86 oF

= 22.823 lb/jam ft2 k = 0,23 Btu/jam ft.oF

 Reynold number, Rea cp = 0,24 Btu/lb oF


1
Pada Tav = 226 oF  c  3
 
 k 
 = 0,031 lb/jam ft
= 0,50
De x Ga
Rea =

C-41

1
= 118,24  k  c    3
jH   
 hi/Φp =  D  k 
 ho = 220,38 Btu/jam ft2 oF
= 215,05 Btu/jam ft2 oF

 ID 
hio/Φp = hi/Φp x  
 OD 

= 247,61 Btu/jam ft2 oF

Sehingga didapat Clean over all coefficient, Uc

hio .ho
Uc 
hio  ho

= 116,60 btu/jam ft2.oF

 Menghitung Ud
1 1
= + Rd Rd = 0,003 (dari Tabel 8 Kern, 1965)
UD Uc
Ud = 86,38

 Menghitung A (surface area)required

Q
A =
U D . t

= 72,95 ft2

 Menghitung jumlah hairpin

External surface / lin ft, a''= 0,62ft2 (Tabel.11 Kern, 1965)

A
Required length, L =
a"

= 117,28 ft

Panjang hairpin = 12, 15, 20 ft (Kern, 1965)

Diambil Lh = 15 ft

1 hairpin terdiri dari 2 pipa (n = 2) , maka jumlah hairpin yang diperlukan:


C-42

L
Hairpin =
2.L h

= 3,91  4

Maka jumlah hairpins yang digunakan = 4 buah

Koreksi panjang pipa:

Lkor = 2.Lh x hairpin

= 120 ft linier

 Menghitung Luas permukaan perpindahan yang tersedia sebenarnya

A = Lkor x a”

= 74,64 ft2

 Menghitung Actual Design Overall Coeffesient, Ud act

Q
Udact =
A  t

= 84,43 Btu/jam ft2 oF

Setelah didapat nilai Uc dan Udact, maka dapat dihitung nilai Rd :

Uc  Ud
Rd =
Uc  Ud

= 0,0033 hr ft2 oF/ Btu

Rd yang diperlukan = 0,003 hr.ft2.oF/btu (Tabel 8. Kern, 1965).

Rdhitung> Rddiperlukan (memenuhi)

Menghitung Pressure drop

Annulus, Steam Inner pipe, NH3

3). De' = (D2 – D1) ( pers. 6.4, Kern) 2’) Rep = 142.917,01

= 0,068 ft
C-43

Rea'= De 'Ga f = 0,0035 


0,264
 (Re p ) 0, 42

= 49.403,72
( pers. 3.47b Kern )
Fanning Factor untuk Turbulen
= 0,005 ft2/in2
0,26 ρ = 115 lb/ft3
f = 0,0035 
(Re a ' ) 0, 42
4  f  Gp 2  L
2). ΔFp =
( pers. 3.47b Kern ) 2 g   2  D
4). = 0,006 = 0,009 ft
ρ = 106,41 lb/ft3
Fp  
Pp =
144
4  f  Ga 2  L
2). Fa =
2  g   2  De = 0,007 psi

(pers. 6.14, kern) Pp <10 psi (memenuhi)

= 0,0024 ft

Ga
3). Va =
  3600

= 0,06 ft/det

V 2 
Fi = 1 x  
 2g 

= 0 ft

Fa  Fi  
Pa =
144

= 0,002 psi

Pa < 10 psi (memenuhi)


C-44

Tabel C.5.3. Spesifikasi Heater (HE-102)


Nama Alat : Heater
Kode Alat : HE-102
Fungsi : Memanaskan NH3 untuk masuk ke Reaktor
Jenis : Double Pipe Heat Exchanger
Bahan : Stainless steel type 316
Dimensi : Annulus (Steam) Inner (Amoniak)
IPS = 2,5 in IPS = 2 in
Sch.No = 40 Sch.No = 40
OD = 2,47 in OD = 2,07 in
ID = 2,88 in ID = 2,38 in
Rd : 0,0033 jam ft2 oF/ Btu
Jumlah hairpin : 4 Buah

C.6. Reaktor (RE-201)

Fungsi : Untuk mereaksikan NH3 dengan gas HCl

Jenis : Reaktor Gelembung

(silinder tegak dengan tutup atas bawah tipe

torispherical dishead yang dilengkapi dengan

sparger dan jaket pendingin)


C-45

Gambar C.6.1. Reaktor Bubble

Dasar pemilihan :

1. Reaktan merupakan cairan dan gas, sehingga penggelembungan reaktan

gas ke dalam badan cairan menggunakan sparger akan mebuat

pengontakkan reaktan menjadi lebih efektif.

2. Pengendalian temperatur pada reaktor continue relatif lebih mudah, dapat

menggunakan jaket atau koil.

3. Dipilih dimensi reaktor berupa silinder tegak dengan flange anddish head

tipe Thorisperical sebagai tutup atas dan bawah, karena dish head jenis

ini dapat digunakan untuk menangani proses dengan tekanan dalam

rentang 15 – 200 psig (Brownelll, 1959, Hal. 95).

4. Dikarenakan reaksi eksotermis (menghasilkan panas dan meningkatkan

suhu reaktor), maka dilakukan perancangan koil pendingin untuk

menjaga kondisi suhu reaktor tetap 95oC .


C-46

Bahan Konstruksi : Stainless Steel SA 167 Grade 11 type 316

Dasar Pemilihan bahan :

1. Memiliki ketahanan yang lebih kuat terhadap

korosifitas

2. memiliki kekuatan mekanik yang tinggi dan

kemampuan las yang baik.

Kondisi Operasi :

Temperatur : 95oC

Tekanan : 1 atm

Konversi : 98,8%

Dalam reaktor terjadi reaksi gas-cair, difusi dari badan gas ke badan cair dan

reaksi di dalam bulk liquid. Untuk menentukan dimensi dan desain reaktor,

terlebih dahulu ditentukan waktu tinggal yang dapat mempengaruhi volume

reaktor (RE-201). Volume yang harus digunakan merupakan volume yang

paling besar akibat faktor dari waktu tinggal, semakin besar waktu tinggal

maka volume yang dibutuhkan semakin besar juga. Untuk menentukan waktu

tinggal perlu ditinjau faktor-faktor yang berpengaruh, yaitu proses difusi dari

gas ke dalam cairan dan proses reaksi kimia.

A. Menghitung CA0 dan CB0

FA0
CA = CA0 (1-X), dan CA0 =
V0

FB0
CB = CB0 (1-X), dan CB0 =
V0
C-47

Dengan , CAo : Konsentrasi HCl mula-mula

CBo : Konsentrasi amoniak mula-mula

X : Konversi

Tabel C.6.1. Komponen Cairan Masuk Reaktor


Massa Mol
Komponen ρi (kg/m3) wi wi/ρi
(kg/jam) (kmol/jam)
HCl 2.571,33 70,45 940 0,33 0,00035
H2O 5.220,58 290,03 1000 0,67 0,00067
Total 7.791,91 360,48 0,00102

1
ρL campuran = wi/ρi

= 979,37 kg.m-3

Tabel C.6.2. Komponen Gas Masuk Reaktor


Komponen Massa Mol wi ρG
NH3 1.222,05 71,88 0,967 5,56
H2O 41,75 2,32 0,033 5,89
Total 1.263,80 74,20 11,45

maka ρtotal = ρL + ρG = 990,82 kg.m-3

Massa Total Cairan


Laju alir volumetrik cairan, Vo = Densitas Total

7.791,91 kg/jam
= 990,82 kg.m−3

= 7,96 m3.jam-1

Massa Total Gas


Laju alir volumetrik gas, vo = Densitas Total
C-48

1.263,80 kg/jam
= 990,82 kg.m−3

= 110,33 m3.jam-1

FA0
CA0 =
V0

360,48 kmol/jam
= 110,33 m3.jam−1

= 45,31 kmol.m-3

FB0
CB0 =
v0

74,20 kmol/jam
= 110,33 m3.jam−1

= 0,67 kmol.m-3

CA = CA0 (1-X) = 45,31 (1-0,98) = 0,91 kmol.m-3

CB = CB0 (1-X) = 0,67 (1-0,98) = 0,01 kmol.m-3

B. Kinetika Laju Reaksi

Data-data kinetika reaksi yang dipakai berdasarkan data – data kinetika

yang didapat dari U.S Patent 2133513 mengenai Process of Making

Ammonium Chloride, oleh Hirschkind et al, dimana reaksinya adalah

sebagai berikut:

NH3 (g) + HCl (aq) NH4Cl (aq)

Persamaan Laju Reaksi

Merupakan reaksi orde 2 terhadap reaktan A (HCl) dengan persamaan laju

reaksi

-ra = k CA CB ................................................... 1)

Dan k = α exp (-Ea/RT)


C-49

Keterangan :

(-rA) : Laju reaksi (mol.L-1.s-1)

CA : Konsentrasi asam klorida (mol/L)

CB : Konsentrasi amoniak (mol/L)

k = konstanta kecepatan reaksi (sec)-1

α = faktor frekuensi tumbukan

Ea = Energi aktivasi (kcal/mol)

R = Konstanta gas ideal (kcal/mol/K)

T = Suhu Reaksi (K)


3
Dengan k = α exp (-Ea/RT) = 2 , 4 x 1 0 5 m /(mmol.detik)
3
k = 8,64 x 102 m /(kmol.jam)

FA0
CA = CA0 (1-X), dan CA0 =
V0

FB0
CB = CB0 (1-X), dan CB0 =
V0

ρtotal = ρL + ρG = 990,82 kg.m-3

Laju alir volumetrik cairan, Vo = 7,96 m3.jam-1

Laju alir volumetrik gas, vo = 110,33 m3.jam-1

CA0 = 45,31 kmol.m-3

CB0 = 0,67 kmol.m-3

CA = 0,91 kmol.m-3

CB = 0,01 kmol.m-3

Maka,

-rA = k CA CB
C-50

3
= 8,64 x 102 m /(kmol.jam) x 0,91 kmol.m-3 x 0,01 kmol.m-3

= 10,53 kmol.m-3.jam-1

C. Perancangan Reaktor Bubble

1. Menentukan koefisien diffusivitas (DAB)

Gas yang digunakan adalah gas NH3 yang di gelembungkan kedalam cairan
1 1 0,5
1,013 x 10−7 (T)1,75 ( + )
𝑀𝑎 𝑀𝑏
DAB = 2
P [(∑𝑎 𝑣𝑖 )1/3 + (∑𝑏 𝑣𝑖 )1/3 ]

(Coulson Vol 6, 2005; Pers 8.21, Hal. 331)

Keterangan :

DAB = difusivitas gas A ke dalam liquid B, m2/s

Ma dan Mb = Berat molekul gas (a) dan liquid (b)

T = 368,15 K

P = tekanan total (bar) = 1,01 bar

∑𝑎 𝑣𝑖 , ∑𝑏 𝑣𝑖 = jumlah koefisien difusi komponen a dan b

(Coulson Vol 6 4th Ed., 2005; Tabel 8.5, Hal.332)

Berdasarkan Tabel 8.5, Hal.332, Coulson Vol 6 4th Ed., 2005, diperoleh

data:

∑𝑎 𝑣𝑖 = 11,63

∑𝑏 𝑣𝑖 = 21,48

1 1 0,5
1,013 x 10−7 (368,15)1,75 ( + )
17 36,5
DAB =
1,01325 [(11,63)1/3 + (21,48) 1/3 2
]

= 3,57 x 10-9 m2/s

= 3,57 x 10-5 cm2/s


C-51

2. Menghitung diameter gelembung (dB)

Menghitung surface tension

ρch (ρL −ρv ) 4


σ =[ ] x 10−12 (Sinnott, 2005)
M

ket :

ch = Sugden’s Parachor = 63,8 untuk NH3 (Sinnott, 2005)

L = densitas liquid (kg/m3) = 979,37 kg/m3

v = densitas gas (kg/m3) = 11,45 kg/m3

M = mol umpan (kmol) = 434,68 kmol

63,8 (979,37 − 11,45) 4


σ =[ ] x 10−12
434,68

= 0,0004 kg/s2

Maka didapatkan,  = 0,0004 kg/s2

Diameter Gelembung, db

Untuk menghitung diameter gelembung perlu didapatkan bilangan reynold

terlebih dahulu untuk menentukan rumus yang akan digunakan.


4w0
Re = πd (Treybal, 1980)
o μG

Viskositas campuran gas masuk reaktor dihitung menggunakan persamaan

: log10 µ = A + BT + CT2 dengan T = 368,15 K (Yaws, 2004)

Tabel C.6.4. Komponen Gas Masuk Reaktor


Komponen A B C Log10 µ mol xi Log10 xi/µi
NH3 -7,874 0,367 -0,000004 126,63 71,88 0,96 0,0076
H2O -12,039 0,543 -0,00016 166,18 2,32 0,04 0,0002
Total 74,20 0,0078
C-52

µG campuran = Log10 xi/µi = 0,98 cp = 9,8 x 10-4 kg/m.s

do (diameter oriffice standar) = 1,6 mm = 0,16 cm

wo = 1.263,80 kg/jam
4w0
Re = πd = 10.245.319,4
o μG

sehingga didapat bilangan reynold sebesar 10.245.319,4

Karena bilangan reynold yang diperoleh lebih dari 50.000 maka diameter

gelembung (db) dihitung dengan persamaan :

db = 0,0071 Re-0,05

= 0,0071 ((10.245.319,4)-0,05)

= 0,0032 m

= 0,32 cm

= 3,2 mm

Menentukan Δρ

Δρ = ρ (cairan-gas)

= kg/m3

3. Menentukan koefisien transfer massa campuran (kL)

Persamaan yang digunakan adalah :

1 1
 μ  g  3  ρ L  D AL  2
k L  0,42 L    (Froment, hal 637)
 ρL   μL 

= 0,13 m/detik

4. Menentukan faktor yang berpengaruh

Untuk membandingkan antara faktor reaksi atau difusi yang berpengaruh,

maka dibuktikan dengan bilangan hatta (M)


C-53

𝑘 𝑥 𝐶𝐴𝑂 𝑥 𝐷𝐴𝐵
M = 𝑘𝐿2

(Coulson and Richardson, vol. 3,1983, p.80.)

dimana :

k = konstanta kecepatan reaksi = 2,4 x 10-1 (m3/kmol.s)

CAO = konsentrasi gas = 45,31 kmol/m3

DAB = difusivitas gas A dalam fase cair = 3,57 x 10-5 m2/s

kL = koefisien transfer massa gas dalam fase cair = 0,13 m/detik

Sehingga :

𝑘 𝑥 𝐶𝐴𝑂 𝑥 𝐷𝐴𝐵
M = 𝑘𝐿2

= 1,5 x 10-1 = 0,15

Jika :

1. M > 2, reaksi terjadi dilapisan film cairan, laju difusi sangat lambat

2. 0,02 < M < 2, antara difusi dan reaksi kimia keduanya merupakan faktor

yang berpengaruh.

3. M < 0,02, reaksi kimia berjalan sangat lambat sedangkan difusi gas berjalan

sangat cepat sehingga reaksi kimia merupakan faktor yang berpengaruh.

Kesimpulan :

Didapatkan nilai 0,02 < M < 2, antara difusi dan reaksi kimia keduanya

merupakan faktor yang berpengaruh (Levenspiel, 1999).


C-54

D. Menghitung Parameter Design Reaktor Gelembung

Berdasarkan Perry’s Chemical engineering Hand’s Book, ada beberapa

parameter design untuk reaktor gelembung yaitu : diameter gelembung (db), gas

hold up (є), superficial velocity (usg), dan Interfacial area (α).

a. Diameter gelembung (db)

Telah dihitung di atas diperoleh db = 0,0032 m

b. Gas hold up (є)

Untuk menghitung gas hold up(є), dapat digunakan persamaan :

0,0661 Ug 0,69
ε
1  0,06610,69

Keterangan :

Ug : kecepatan gas masuk tiap lubang, cm/s

Ug (kecepatan gas masuk tiap lubang) dapat di hitung dengan mencari

beberapa parameter terlebih dahulu, yaitu : luas tiap lubang orrifice (Ao),

dan laju volumetrik tiap lubang (Q). (Perry’s, 1997)

- Diameter Hole Sparger (Dh)

Berdasarkan Perry, 1999 diameter hole ditentukan dengan persamaan :

db 3 (ρL −ρg )g
Dh = (Perry, 1999; hal 6-53)
6,028×σ

Keterangan :

Dh = Diameter hole (m)

db = Diameter bubble (m)

ρL = Densitas liquid (gr/cm3)

ρG = Densitas gas (gr/cm3)


C-55

σ = Tegangan permukaan liquid

g = Percepatan gravitasi (cm/detik2)

Diameter Lubang Sparger

db 3 (ρL −ρg )g
dh = (Perry, 1997)
6,028×σ

= 0,12 m

= 12 cm

– Luas tiap lubang orrifice (Ao)


𝜋
Ao = 4 x dh2

𝜋
Ao = 4 x 0,12 2

Ao = 1,18.10-2 m2 = 118 cm2

– Laju volumetrik tiap lubang (Q)

3
d πg
3 5
6
Q 5
 b (Perry, 1997)
8,268

Q = 1,6 x 10-3 cm3/s

= 1,6 x 10-9 cm3/s

– Kecepatan gas masuk tiap lubang (Ug)

Q
Ug = (Perry, 1997)
Ao

1,6 x 10−9 cm3/s


Ug = 118 cm2

Ug = 1,37.10-5 cm/s
C-56

– Gas hold up

0,0661 Ug 0,69
ε (Perry, 1997)
1  0,0661 Ug 0,69

= 2,92 x 10-5

c. Menentukan superficial gas velocity (usg)

Untuk menghitung superficial velocity gas (Usg), dapat digunakan

persamaan :

Usg = Ut {1- є)n-1} (Perry, 1997)

Keterangan :

n : Fungsi Reynold number di bubble reactor = 2,39

Ut : Terminal velocity bubble

– Terminal velocity bubble (Ut)

0,5
 2σ 
Ut =   0,5  d b  g  (Perry, 1997)
 db  ρ 

= 12,46 cm/s = 0,12 m/s

Sehingga :

Usg = Ut {(1- є)n-1}

= 12,46 cm/s {(1- 2,9.10-5)1,39}

= 12,46 cm/s

d. Interfacial Area

Untuk menghitung interfacial area dapat digunakan persamaan sebagai

berikut :

6ε
= (Perry, 1997)
db
C-57

6 𝑥 (2,92 x 10−5)
= = 0,0005 cm-1 = 0,05 m-1
12 cm

e. Menghitung Laju Difusivitas

NA = KL..(CA0 – CA)

= 0,13 m/s x 0,05 m-1 (45,31 kmol.m-3 – 0,9 kmol.m-3)

= 0,31 kmol/m3.s

= 1.124 kmol/ m3.jam

Laju difusivitas (NA) lebih besar daripada laju reaksi (-rA) (1.124 kmol/

m3.jam > 10,53 kmol/ m3.jam), maka untuk menentukan volume reaktor

digunakan laju reaksi yang nilainya lebih kecil (laju yang paling lambat).

Sehingga perancangan volume reaktor berdasarkan pada laju reaksi.

E. Perhitungan Dimensi Reaktor

Untuk menentukan volume reaktor digunakan laju reaksi yang nilainya lebih

kecil (laju yang paling lambat). Sehingga perancangan volume reaktor

berdasarkan pada volume reaktan yang digunakan.

a. Menentukan Volume Reaktor

Laju alir massa liquid = 7.791,92 kg/jam

Laju alir mol liquid (Vo) = 434,68 kmol/jam

Densitas liquid = 990,83 kg/m3

Laju alir massa gas = 1.263,80 kg/jam

Laju alir mol gas (vo) = 74,20 kmol/jam

Densitas gas = 11,45 kg/m3

Laju alir mol total = 508,88 kmol/jam

-rA = 10,53 kmol/ m3.jam


C-58

FA0 .X
Vreaktor = −𝑟𝐴

Dimana : FA0 = Laju alir mol umpan

X = konversi reaksi

-rA = laju reaksi

FA0 .X
Maka, Vreaktor = −𝑟𝐴

kmol
508,88 x 0,98
jam
= 10,53 kmol/ m3.jam

= 47,35 m3

= 1.672,35 ft3

Safety factor (over design 20%) (Timmerhaus, 1991)

Vreaktor = 56,83 m3 = 2.006,82 ft3

Vreaktor
Waktu tinggal (t) =
𝑣𝑜

Dimana vo = laju alir volumetrik umpan

Vreaktor 47,35 m3
Maka, Waktu tinggal (t) = = 118,29 𝑚3/𝑗𝑎𝑚 = 0,4003 jam
𝑣𝑜

60 menit
= 0,4003 jam x = 24,02 menit
1 𝑗𝑎𝑚

60 detik
= 24,02 menit x 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 1.441,2 detik

VL = V0 x waktu tinggal

= 3,18 m3 = 112,48 ft3

Vgas = v0 x waktu tinggal

= 44,17 m3 = 1.559,87 ft3

b. Menentukan Diameter dan Tinggi Reaktor

Vreaktor = 47,35 m3 = 1.672,35 ft3


C-59

Safety factor (over design 20%) (Timmerhaus, 1991)

Vreaktor = 56,83 m3 = 2.006,82 ft3

Berdasarkan Ulrich G, 1984, Tabel 4.27 Hal 248, rasio tinggi tangki dengan

diameter tangki lebih kecil dari dua (H/D < 2). Maka dipilih rasio H/D =

1,5, sehingga H = 1,5D.


π
Vreaktor = 4 Dtangki Htangki

π
2.006,82 ft3 = 4 Dtangki Htangki

Diperoleh : Dtangki = 11,94 ft

Htangki = 17,92 ft

Digunakan D dan H standar:

Dtangki = 12 ft = 3,65 m = 144 in

Htangki = 18 ft = 5,48 m = 216 in

D. Perancangan Jaket Pendingin

a. Kebutuhan Pendingin dan Propertisnya

Massa Pendingin = 6.441,35 kg/jam

= 14.200,6 lb/jam

Propertis Pendingin :

ρ = 1.000 kg/m3 = 63,42 lb/ft3

µ = 0,004 kg/m.s = 1,97 lb/ft.h

b. Luas Perpindahan Panas

Koefisien transfer panas keseluruhan (UD) dengan fluida panas berupa

aqueous solution dan fluida dingin berupa air adalah sebesar

250-500 Btu/h.ft2.oF
C-60

Dipilih : UD = 300 Btu/h.ft2.oF

Diketahui dari hasil neraca energi, panas yang dibutuhkan adalah

sebesar :

Q = 896.477,46 kJ/jam = 849.693,35 btu/jam

Tabel C.6.4. Tabel ∆TLMTD


o
hot fluid F cold fluid oF Diff
203 higher T 140 63 ∆t2
203 lower T 86 117 ∆t1
-54 ∆t2 - ∆t1
Sehingga :

Δt 2 - t 1
ΔTLMTD 
Ln  t 2 

 t 1

= 87,23 oF

Maka, luas perpindahan panas yang dibutuhkan :

Q
A = = 32,47 ft2
UD  t

Sedangkan luas perpindahan panas yang tersedia adalah sebesar :

A = luas selimut silinder + luas penampang bawah


 2 
A =  .Do .H L   Do 
4 
Keterangan :

Do = diameter selimut = diameter luar reaktor = 145 in = 12,08 ft =

3,68 m

HL = ketinggian cairan dalam reaktor = 0,31 m = 1,0043 ft

Maka diperoleh luas perpindahan panas yang tersedia adalah sebesar

A = 14,19 m2
C-61

= 152,72 ft2

Luas perpindahan panas yang tersedia jauh lebih besar dibandingkan

luas perpindahan panas yang dibutuhkan sehingga jaket pendingin

dapat digunakan.

c. Menentukan koefisien panas keseluruhan, U


Q
U =
A  TLMTD
= 63,78 btu/h.ft2.oF

d. Koefisien transfer panas dalam reaktor

0 ,14
hi  Dt   
 0,74  Nre 2 / 3  Npr1/ 3   
k  w 

Keterangan :

Dt = diameter dalam tangki, ft

Nre = bilangan reynold

Npr = bilangan Prandtl

Karena Twall = T cairan dalam reaktor maka


0 ,14
  
  =1
 w 
k = 0,29 btu/ft.h.oF

µmix cairan = 0,72 cp = 1,75 lbm/ft.h

Cpmix = 111,9 kJ/kg.K = 26,7 btu/lb.oF

(Neraca Energi)

𝐼𝐷 𝐺𝑡
Nre = = 8.119,23
𝜇
C-62

𝐶𝑝 𝜇
Npr = = 161,22
𝑘

hi  Dt  = 1.629,96
k
hi = 129 W/m2 K

= 22,68 btu/h.ft2.oF

e. Koefisien transfer panas dalam jaket

1
hio = 1 1

ℎ𝑖 𝑈

= 126,15 btu/h.ft2.oF

f. Volume Jaket Pendingin


𝑊
Vj = = 6,34 m3 = 225,33 ft3
𝜌

g. Tebal Jaket
PxD
tj = 2 (f x E)− (0,6 x P) + C

keterangan :

D = diameter luas tangki

f = allowable stress

E = efisiensi pengelasan

C = faktor korosi

Didapat tebal jaket sebesar, tj = 0,13 in

Digunakan tebal standar, tj = 0,25 in


C-63

E. Tekanan Operasi Reaktor

Untuk menghitung tekanan hidrostatis. jika densitas fluida lebih kecil dari

densitas air, maka densitas yg digunakan adalah densitas air (Brownell &

Young, 1959)

Pabs = Poperasi + Phidrostatis

= 14,97 psi +  mix ( H L 1)


144 (Brownell & Young, 1969)

= 14,97 psi + 0,029 psi

= 14,998 psi = 1,02 atm

Pdisain 10% diatas Pabs (Walas, 1990), maka :

Pabs = 1,1 x 14,998 psi = 16,5 psi = 1,12 atm

F. Tebal Tangki Reaktor

P×ri
ts = f×E−0,6×P + C (Brownell & Young, 1969)

keterangan :

ts = tebal shell (in)

P = tekanan dalam tangki (16,5 psi)

ri = jari-jari dalam tangki (102 in)

f = allowable stress (18750 psi)

E = efisiensi pengelasan (80%, double welded joint)

(Brownell & Young, 1969)

C = faktor korosi (0,12 in) (Peters & Timmerhaus, 1991)


16,498 x 144
ts = (18750×0,8)−(0,6×119,6695) + 0,12 = 0,13 in

Maka digunakan tebal standard 0,25 in (Brownell & Young, 1969)


C-64

Dari tebal shell yang telah diperoleh, maka diameter luar dapat dihitung

dengan:

Do = 2 ts + Di

= 2 (0,25) + 144 in

= 144,5 in

Digunakan OD standar, yaitu 145 in

G. Menentukan Head Tangki dan Dimensinya

Ada beberapa jenis bentuk head tangki sebagai berikut:

1. Standar Dished Head

Dished headjenis ini digunakan untuk vessel proses vertikal bertekanan

rendah, terutama digunakan untuk tangki penyimpan horizontal, serta

untuk menyimpan fluida yang bersifat volatil.

2. Torispherical Dished Head

Dished head jenis ini digunakan untuk vessel dengan tekanan dalam

rentang 15 – 200 psig.

3. Elliptical Dished Head

Dished headjenis ini digunakan untuk vessel dengan tekanan tinggi

dalam rentang 100 psig dan tekanan diatas 200 psig

4. Hemispherical Dished Head

Dished headjenis ini digunakan untuk vessel dengan tekanan tinggi (dua

kali lebih besar dari tekanan maksimum yang dapat ditangani elliptical

dished head pada ketebalan dan diameter yang sama.

(Brownell & Young, 1969)


C-65

Maka bentuk head dan bottom yang digunakan adalah Torispherical

Dished Head yang mampu menangani proses dengan tekanan 15 – 200

psig

OD

b=depth
icr
OA

of dish A
B
sf

ID t
a
r

Gambar C.6.2. Tutup Atas dan Bawah Reaktor (Torispherical Dished)

Dengan OD 145 in dan tebal tangki 0,25 in diperoleh :

rc = 170 dan icr = 12,25

Tebal Head dan Bottom

P.d
th = 4.f.E−0,4P + c (Brownell & Young, 1969)

ket :

th = tebal head (in)

d = diameter dalam tangki (144 in)

P = tekanan dalam tangki (16,5 psi)

f = allowable stress (18750)

th = 0,11 in
C-66

Maka digunakan tebal standar 0,25 in, dimana tebal head = bottom,

th = tb = 0,25 in

Tinggi Head, OA

Pada th sebesar 0,25 in diperoleh standar straight flange dengan range

sebesar 1,5 – 2,5 in. Dipilih sf = 2 in (Brownell & Young, 1969)

ID
AB = - icr = 59,75 in
2

BC = rc – icr = 157,75 in

b = rc-√BC2 − AB2 = 24 in

Maka, OA = th + b + sf

= 0,25 + 24 + 2 = 26,25 in

= 0,67 m

sehingga tinggi total tangki (Htot) = H + (2 x (OA))

= 5,48 + (2 x 0,67)

= 6,82 m

= 22,37 ft

H. Perancangan Sparger

Surface Tension

ρch (ρL −ρv ) 4


σ =[ ] x 10−12 (Sinnott, 2005)
M

ket :

ch = Sugden’s Parachor = 63,8 untuk NH3 (Sinnott, 2005)

L = densitas liquid (kg/m3) = 979,37 kg/m3

v = densitas gas (kg/m3) = 11,45 kg/m3


C-67

M = 434,68 kmol

Maka didapatkan,  = 0,0004 kg/s2

Diameter Gelembung, db

µG campuran = 0,98 cp = 9,8 x 10-4 kg/m.s

do (diameter oriffice standar) = 1,6 mm = 0,16 cm

wo = 1.263,80 kg/jam
4w0
Re = πd = 10.245.319,4
o μG

sehingga didapat bilangan reynold sebesar 10.245.319,4

Karena bilangan reynold yang diperoleh lebih dari 50.000 maka diameter

gelembung (db) dihitung dengan persamaan :

db = 0,0071 Re-0,05

= 0,0071 ((10.245.319,4)-0,05)

= 0,0032 m

= 0,32 cm

= 3,2 mm

Luas Tiap Lubang


𝜋
Ao = 4 x dh2

𝜋
Ao = 4 x 0,12 2

Ao = 1,18.10-2 m2 = 118 cm2

Laju volumetrik tiap lubang (Q)

3
d πg
3 5
6
Q 5
 b (Perry, 1997)
8,268
C-68

Q = 1,6 x 10-3 cm3/s

= 1,6 x 10-9 cm3/s

Kecepatan gas masuk tiap lubang (Ug)

Q
Ug = (Perry, 1997)
Ao

1,6 x 10−9 cm3/s


Ug =
118 cm2

Ug = 1,37.10-5 cm/s

Menentukan Sparger Ring

Ditetapkan diameter sparger ring, Ds = 40 % Dreaktor

Ds = 0,4. Dreaktor (Peters and Timmerhause, 1991)

Ds = 0,4. 3,65 m (Peters and Timmerhause, 1991)

= 1,46 m

Luas plate sparger (Ls)

π  Ds 2
Ls  = 1,68 m2
4

Pitch Sparger (Tringular Pitch)

C = 1,5 dh = 1,5 x 0,12 m = 0,18 m = 18 cm

Tinggi Sparger (h) = C x sin 60 = 0,16 m = 16 cm


1
Luas Pitch Sparger = 2 𝑥 𝐶 𝑥 ℎ = 0,01469 m2 = 146,9 cm2

luas tiap lubang


Rasio luas = luas pitch sparger

0,0118 m2
= 0,01469 m2 = 0,81
C-69

Jumlah lubang Sparger

Luas total lubang = rasio luas x luas plate sparger

= 1,68 m2 x 0,81

= 1,35 m2

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔


Jumlah lubang = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑇𝑖𝑎𝑝 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔

1,35 m2
= 0,0118 m2

= 114,39 ≈ 115 buah


C-70

Tabel C.6.5. Spesifikasi Reaktor (RE-201)


Fungsi : Mereaksikan HCl dengan gas NH3
Kode : RE-201
Silinder tegak dengan tutup bagian atas dan
Tipe :
bawah berbentuk torispherical dished head
yang dilengkapi dengan coil dan sparger
Bahan Konstruksi : Stainless Steel SA 167 Grade 11 type 316
Kondisi Operasi : T 95oC
Pabs 1,02 atm
Dimensi Shell : Diameter 12 ft
Tinggi 18 ft
Tebal 0,25 in
Dimensi Head : Tinggi 26,25 in
Tebal 0,25 in
Dimensi Bottom : Tinggi 26,25 in
Tebal 0,25 in
Dimensi sparger : Tipe Hex Nipple Sparger
Diameter 0,5 m
Jumlah hole 115 buah
Diameter hole 122 mm
ID jaket 12,04 ft
Dimensi jaket : Tinggi 18 ft
Tebal jaket 0,25 in
C-71

C.7. Separator (SP-301)

Kode Alat : SP-301

Fungsi : Memisahkan gas NH3 dari produk larutan NH4Cl

Bentuk : Silinder tegak dengan tutup atas dan bawah torispherical dilengkapi

dengan half-open pipe feed inlet

Jenis : Knock-Out Drum

Gambar C.7.1. Separator (SP-301)

A. Kondisi Operasi

Tekanan Umpan : 1 atm

Temperatur umpan : 95oC

Laju alir umpan : 9.020,10 kg/jam

Densitas umpan : 1.346,94 kg/m3

Laju alir volumetrik (Q) : 6,697 m3/jam

: 0,0018602 m3/s
C-72

Tabel C.7.1. Neraca massa pada Separator


Massa masuk Massa keluar
Komponen
(kg/jam) (kg/jam)
H2O 5.226,7251 5.226,7251
NH4Cl 3.768,9394 3.768,9394
NH3 24,441 24,441
Total 9.020,1054 9.020,1054

B. Menentukan Dimensi Separator

Untuk separator jenis knock out drum, maka diameter nozzle masuk adalah ≥

0,3 m. Maka diambil d1 = 0,3 m. (DEP, 2007; 31.22.05. 11-Gen)

1. Tinggi Separator

H tangki = X1 + X2 + X3

Dimana : d1 = X2 = 0,3 m

X1 = Ketinggian bawah tangent line sampai nozzle, 2,5 - 7,5 dari X2

X3 = the clearance between the inlet device and the top tangent line

(1 - 2,5 dari X1) (DEP, 2007; 31.22.05. 11-Gen)

X1 = 7,5 . X2

= 2,3 m

X3 = 1 . X1

= 2,3 m

Maka H tangki = X1 + X2 + X3 = 4,8 m

2. Diameter Separator

X3 = 0,9 D (DEP, 2007; 31.22.05. 11-Gen)

Maka D = 2,5 m
C-73

C. Menghitung Tebal Dinding Shell

Untuk menentukan tebal shell, persamaan yang digunakan adalah :


𝑃 . 𝑟𝑠
ts = 𝑓 . +c (Pers. 13.1. Brownell and Young, 1959)
𝜀− 0,6 𝑃

ts = tebal shell, in

P = tekanan dalam tangki, psi

f = allowable stress, psi

r = jari-jari kolom

e = effiensi pengelasan

c = faktor korosi, in

Material : stainless steel AISI type 316

Dari Tabel 13.1 & 13.2 pada -20 sampai 650 oF, Brownell and Young, 1959

diperoleh data:

f = 84.100 psi

e = 0,85 (single-welded butt joint with backing strip)

c = 0,12 in (Brownell and Young, 1959 tabel 13.2)

Tekanan desain = 1,1 x Tekanan operasi

= 1,1 atm

= 16,5 psi

rs = D/2

= 1,25 m

= 49,2 in

ts = 0,14 in

Digunakan tebal standar = ¼ in


C-74

D. Desain Head dan Bottom

Bentuk head & bottom yang digunakan adalah torishperical flanged and dished

head.

Tebal head dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

𝑃𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 . 𝑟𝑐 . 𝑊
th = 2 . +c (Pers. 7.77 Brownell and Young, 1959)
𝑓 . 𝜀− 0,2 𝑃𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛

dimana,

1 𝑟𝑐
W = 4 [3 + (𝑖𝑐𝑟)0,5 ] (Pers. 7.76 Brownell and Young, 1959)

Dari tabel 5.7 Brownell and Young, 1959. Diperoleh data untuk:

OD shell = IDs + 2ts

OD shell = 102 in

Maka, icr = 6 1/8 dan rc = 96

Sehingga:

W = 1,74

th = 0,14

digunakan tebal head standar (th) = ¼ in

E. Menghitung Tinggi Head (OA)

OA = b + th + sf (Brownell and Young, 1959)

Dimana,

𝐼𝐷ℎ 2
b = rc − √(𝑟𝑐 − 𝑖𝑐𝑟)2 − ( − 𝑖𝑐𝑟)
2

b = 20,8 in

Straight flange (sf) untuk torisperichal head adalah 2 in (Megyesy, 1983).

Jadi, tinggi head (OA) :


C-75

OA = 23,05 in

= 1,92 ft

= 0,58 m

F. Menentukan Pressure Drop

Pin – Pout = (0,5 x ρm x V2 m,in ) + (0,22 x ρG x V2 G,out )

Dimana: ρG x V2 G,out = 4.500 Pa

(Untuk separator jenis knock-out drum dengan half-open pipe)


𝑄
V m,in = 𝜋(𝑑12 /4)

= 0,026 m/s

Maka:

Pin – Pout = 990,47 Pa

= 0,0099 atm

Pin adalah tekanan campuran masuk Separator, dan Pout adalah tekanan gas

NH3 keluar, dengan mengetahui nilai pressure drop-nya, maka dapat

ditentukan tekanan gas NH3 keluar yaitu:

Pout = 0,99 atm


C-76

Tabel C.7.2. Spesifikasi Separator (SP-301)


Alat : Separator
Kode : SP-301
Fungsi Untuk memisahkan gas NH3 dengan produk
:
larutan NH4Cl
Jenis : Knock-out drum
Bentuk Silinder tegak (vertikal) dengan dasar (bottom)
: dan atap (head) berbentuk torispherical dished
head.
Bahan Konstruksi : Stainless Steel AISI 316
Kondisi:
Temp. mixture in : 95oC
Pressure in : 1 atm
Pressure Drop : 0,0099 atm
Pressure out : 0,99 atm
Dimensi Shell:
Diameter : 2,5 m (8,20 ft)
Tinggi : 4,8 m (15,48 ft)
Tebal : ¼ in
Dimensi Head:
Atas : 1,92 ft
Bawah : 1,92 ft
Tebal : 1/4 in
Jumlah : 1 buah
C-77

C.8. Evaporator (EV-301/302)

Fungsi : Memekatkan larutan produk keluaran Dekanter (DE-201)

Jenis : Short Tube Vertical Forward Feed Evaporator. Dengan

tutup atas berbentuk flanged and standard dish head dan

tutup bawah berbentuk konis.

Bahan Konstruksi : Stainless Steel tipe 316

Alasan Pemilihan :

- Kebutuhan steam yang digunakan pada Double Effect Evaporator lebih sedikit

jika dibandingkan dengan Single Effect Evaporator serta berdasarkan steam

ekonomi pada Double Effect Evaporator lebih effisien dibandingkan dengan

Single Effect Evaporator.

- Jenis Short Tube Evaporator relatif lebih murah serta pengoperasian dan

pembersihannya lebih mudah.

- Flanged and standard dished head cocok digunakan pada tekanan permukaan

1atm (Brownell & Young,1959).

- Short-Tube Vertical Evaporator memiliki luas area pembentukan vapor-liquid

yang besar (Perry's, 2008).

A. Kondisi operasi

Temperatur umpan = 95°C = 368,15 K

Laju alir umpan = 9.665,23 kg/jam

Laju alir uap,V1 = 3.872,57 kg/jam

Viskositas umpan, μ = 1,15 cp

Densitas Umpan, ρ = 1.232,86 kg/m3


C-78

Gambar C.8.1. Evaporator (EV-301/302)

Luas perpindahan panas, A = 30,51 m2

= 328,24 ft2

B. Dimensi tube :

Dipilih tube dengan spesifikasi sebagai berikut:

Panjang tube = 6 ft = 1,83 m

OD = 1 in = 25,28 mm

BWG = 15

Dari tabel 10, Kern 1965, hal 843, diperoleh:

ID = 0,86 in = 0,07ft = 21,74 mm

Surface per lin ft, a” = 0,26

Flow area per tube, at’ = 0,58 in2 (Table 10. Kern 1965, Hal.843)

C. Menghitung jumlah tube, Nt

Nt = 208,96 tube

Diambil harga Nt dari tabel 9, Kern, 1965, hal 841 yang mendekati

perhitungan, Nt = 199 tube (triangular pitch)


C-79

D. Koreksi Ud

Luas permukaan perpindahan panas yang sebenarnya:

A = N x L x a" = 312,59 ft2 = 29,05 m2

Ud = 400,02 btu/jam.ft2.0F

E. Pemilihan pitch

Pt’ = 1 1/4 in = 0,10 ft = 3,10 cm

Alasan pemilihan :

a). Film koefisien triangular pitch lebih tinggi dari pada rotated triangular pitch

dan square pitch

b). Dapat dibuat jumlah tube yang lebih banyak sebab susunannya lebih rapat.

Pt

P
Q

Gambar C.8.2. Susunan Tube

Clearance (C’) = Pt’ - ODt

= 0,10 ft - 0,08 ft

= 0,02 ft = 0,62 cm

A’ = Nt x 2 . Luas pitch (ABC)

Luas ABC = ½ . alas. Tinggi

= ½ . Pt . t ; dengan t = Pt . Sin 60

= ½ . Pt . Pt . Sin 60

= ½. (Pt)2.Sin 60
C-80

= 0,026 in2 = 1.665,70 mm2

F. Menghitung volume tube

= 1/ 4    IDt   L
2
Volume per tube

= 0,00068 m3

Volume total tube = 0,00068 m3 x 199 tube

= 0,13 m3

G. Dimensi shell
P.d
ts = c
2.( f .E  0,6 P)
(Brownell & Young, 1959, Pers.13.1, hal.254)

Keterangan:

ts : Tebal shell, in

P : Tekanan desain, psi

F : Allowable stress, psi = 18750

(Brownell, Young, 1959, Tabel. 13.1, hal. 251)

d : Diameter shell, in = 21,25 in

E : Efisiensi pengelasan = 80% (double welded butt joint) (Brownell,Young,

1959, Tabel. 13.2, hal. 254)

c : Faktor korosi = 0,125 in/10th

Tekanan desain dihitung berdasarkan tinggi cairan di dalam tangki sebagai berikut:

Pabs = Poperasi + Phidrostatis (Brownell, Young, 1959, Pers. 3.17, hal.46)

= 30 psi + 0,03 psi

= 30,03 psi
C-81

Tekanan desain 5 -10 % di atas tekanan kerja normal/absolut. Digunakan tekanan

desain 10% di atas tekanan normal (Coulson, Richardson, Vol.6th, 1983, hal. 637)

Pdesain = 1,1 × Pabs = 33,03 psi

Maka,

ts = 0,17 in

Digunakan tebal standar 1/4 in (Brownell,Young, 1959, tabel 5.7 hal.91)

Diameter luar shell, ODs

ODs = IDs + 2 (tshell)

= 21,25 in + (2 . 3/16)

= 21,62 in

= 1,76 ft

Panjang shell (Ls)

Diambil = flanged shell (FL) = 2 x 2 in = 4 in = 1/3 ft

Panjang shell (Ls) = Panjang tube + FL

= 6 ft + 1/3 ft

= 6,33 ft = 1,93 m

Volume total shell = ¼ x π x IDs2 x L

= 0,44 m3

Volume shell tanpa tube = Volume total shell – Volume total tube

= 0,44 m3 – 0,13 m3

= 0,31 m3

Tipe Shell : Tipe E (Standart TEMA)


C-82

Alasan Pemilihan : Shell tipe E merupakan salah satu jenis shell yang

paling ekonomis, efisiensi thermalnya baik dan

terdiri dari 1 pass sesuai dengan karakteristik yang

dipakai. Dan juga memiliki LMTD yang tinggi.

Tabel C.8.1. Spesifikasi Evaporator (EV-301)


Shell Tube
ID = 21,25 in Nt = 199 tube
Pass =1 Panjang = 6 ft
Baffle spaces = 5,31 in OD = 1 ¼ in
Jumlah baffle = 14 ID = 0,88 in
BWG = 15
Pitch = 1 1/4 in
(triangular pitch)
Pass =1
at' = 0,58 in2
(Sumber: Kern,1950; Tabel 9 dan 10)

∆T LMTD :

Hot fluid Cold fluid Difference


Higher
302 194 108
Temperature
Lower
302 279,98 22,02
Temperature
∆T 85,98

∆T LMTD = 19,30oF

Tavg = 302oF

tavg = 236,99oF
C-83

Hot Fluid, shell side, steam Cold Fluid, tube side, C6H5ONa solutions

1) Menghitung flow area , as 1’) Flow area, at


ID x C ' x B Nt  a 't
144 x PT 144  n

as = 0,16 ft2 at = 0,79 ft2

2) Laju alir massa, Gs 2’) Laju alir massa, Gt

W = 3.233,39 lb/jam W = 19.516,63 lb/jam

Gs = W/as G = W /at

= 20.620,86 lb/jam.ft2 = 24.518,38 lb/jam.ft2

3) Bilangan Reynold, Res 3’) Bilangan Reynold, Ret

μ = 0,036 lb/jam.ft μ = 2,78 lb/jam.ft

De  Gs D  Gt
Res =  Ret = 

[Pers. 3.6] [Pers. 3.6]

Res = 982.560,1 Ret = 154.967,28

4’). JH = 800 (fig. 28, Kern)

5’) Pada tavg = 236,99oF

ho/Фs = 4.359,53 btu/jam.ft2

hio = 1.500 btu / jam ft² °F

6) Condensation of steam, tw 6) tw = 253,63oF

tw= t av  ho  hio/  Tav  t av 


ho
µ = 2,73 lb/jam.ft
t
C-84

Фs = 0,54

= 253,63oF ho = 2.380,46 btu/jam.ft2.oF

7) Clean overall coefficient, UC

UC =

UC = 920,17 btu/jam.ft2.oF

UD = 400,02 btu/jam.ft2.oF

8) Dirt factor, Rd
UC  UD
Rd =
UC UD
Rd = 0,0014 btu/jam.ft2.oF

Rd yang diperlukan = 0,001 btu/jam.ft2.oF

Rd hitung > Rd diperlukan (memenuhi) (Tabel 8. Kern, 1965)

Pressure drop

Shell Tube
f  Gs  Ds   N  1 f  Gt  L  n
2 2

= 22 10  De  s   s 5,22 1010  D  s   t


10
ΔPs 5, ΔPt =

Dimana : Dimana :

Gs = 20.620,86 lb/ jam.ft2 Gt = 24.518,38 lb/ jam.ft2

s = 0,001 s = 0,97

Res = 982.560,1 Ret = 154.967,28

f = 0,01 f = 0,00025...(Fig.29, Kern)

Ds = 17,59 ft Dt = 16,2 ft

ΔPt = 8,68 x 10-5 psi

Maka :

ΔPs = 0,0101 psi


C-85

Pressure Drop Steam < 1 psia Sehingga, ΔPT = ΔPt + ΔPs (memenuhi) = 0,0102

psi

H. Pemilihan baffle

Baffle yang dipilih adalah baffle cut 25% dapat dilihat pada gambar F.3

berikut :

Gambar C.8.3. Baffle Cut 25%

Dimensi baffle :

Hb = Tinggi Baffle Cut

Db = Diameter Baffle

Ds = Diameter Shell

Bc = Baffle Cut sebagai fraksi (Coulson, 1989)

Diketahui :

Diameter baffle = Ds = PQ = 21,25 in = 53,97 cm

Bc = 25%

maka :

Hb = 5,31 in = 13,49 cm

di mana Hb = CD

AO = BO = PO = QO = DO
C-86

= Jari-jari Baffle = 1/2 x Diameter Baffle

= 10,62 in = 0,88 ft = 26,99 cm

CO = DO − CD

= 5,31 in = 0,44 ft = 13,49 cm

BC = 0,77 ft = 23,37 cm

sehingga,

AB = 2 x BC

= 1,53 ft = 46,74 cm

< AOB = < AOC + < BOC

Karena segitiga AOB adalah segitiga samakaki, maka :

< AOC = < BOC

Sin (< AOC) = 0,87

< AOC = 60°

Sehingga < AOB = 2 x < AOC = 120°

Dimensi baffle dan baffle cut dapat dilihat pada gambar F.4 berikut :
708,66 cm

354,33 cm O 354,33 cm
P Q
m 120° 35
,3 3c 4,3
3c
177,17 cm

4
35 m

A 306,86 cm C 308,86 cm B
177,17 cm

Gambar C.8.4. Dimensi Baffle dan Baffle Cut 25%


C-87

I. Perancangan bagian bottom shell

Bentuk tutup bagian bawah shell yang digunakan adalah torispherical flanged

bottom. Biasa digunakan untuk merancang vessel dengan tekanan dalam rentang 15

psig (1,020689 atm) – 200 psig (13,60919 atm).

OD

r
a

Ls
t ID

sf
A B

OA
b = tinngi icr
dish

Gambar C.8.5. Torispherical flanged and dished bottom

Dimana :

OD = Diameter luar = 1,76 ft = 53,67 cm = 21,13 in

ID = Diameter dalam = 1,73 ft = 52,72 cm = 20,75 in

Dari tabel 5.7 hal 89, Brownel & Young diperoleh nilai icr dan r yaitu :

icr = Inside corner radius, in = 2,25 in

rc = Radius of dish, in = 22 in

Dari tabel 5.8 hal 93, Brownel & Young untuk thickness = 3/8 in

rentang sf adalah 1 ½ - 3 in.

sf = straight flange = 3 in ( range 1,5 – 3) (Brownell & Young, 1959, Tabel 5.6)

Stress intensification factor for torispherical dished head (W)

W= 1
x(3  r / icr )
4
C-88

W = 1,75 in = 4,42 cm (Brownell and Young, 1959, Pers.7-76)

Tebal bottom
P  rc  W
th = C (Brownell and Young, 1959, Pers.7-77)
2 fE  0,2 P
Maka,

th = 0,17 in

Tebal standar = 3/16 in (Brownell and Young, 1959, Table 5.8)

Tinggi head bottom


ID
AB =  icr
2
AB = 9,0029 in = 22,87 cm

BC = r – icr = 20,62 in = 52,39 cm

AC = BC 2  AB2

AC = 18,56 in = 47,13 cm

Tinggi dari dished (b) :


( BC ) 2  ( AB) 2
b =r–

b = r – AC

= 3,44 in = 8,75 cm

Maka tinggi head (OA) :

OA = t + b + sf = 6,61 in = 16,79 cm

Tinggi total Shell and Tube pada Evaporator (H)

Htotal dengan dish bottom = Tinggi tube + OA + sf

Dimana :

Tinggi tube = 6 ft = 182,88 cm

Tinggi bottom, OA = 0,55 ft = 16,79 cm


C-89

Tinggi flanged = 3 in

Htotal = 6,79 ft = 2,07 m

Tanpa dish bottom = 6,24 ft = 1,90 m

J. Tube Sheet

Tube sheet berupa plat berbentuk lingkaran dan berfungsi sebagai pemegang ujung-

ujung tube dan pembatas aliran fluida disisi shell dan tube. Pemasangan tube pada

Evaporator (EV-201), menggunakan teknik pengelasan (welded).

Gambar. C.8.6. Tube sheet dengan teknik pengelasan

Material tube sheet = SA-129 C

Spec. Min Tensile = 42.000 psi

Maximum allowable stress, f = 10.500 psi

Perhitungan Tebal Tube Sheet :

1 (Garbett, 1958)
FG  P  2
t  
2 S

dimana :

t = Tebal plat dari tube sheet yang efektif, in

S = Tegangan tarik yang diijinkan pada suhu perencanaan bahan tube

sheet

= 10.500 psi
C-90

G = Diameter dalam = 21,25 in

P = tekanan pada shell = 33,03 psi

F = 1 berdasarkan nilai ts/IDs pada grafik 5.3 APK

maka :
1
FG  P  2
t  
2 S

= 0,59 in

= ½ in (tebal standar)

K. Perhitungan Dimensi Evaporator

Perancangan Deflector (Primary Separator)

Tipe : Vertikal Drum

Menghitung Kecepatan uap maksimum

𝜌𝑖
(𝑢𝑣 )𝑚𝑎𝑥 = 0,035√𝜌𝑣 (pers.10-10, Coulson,1983)

= 1,37 m/s

= 4,51 ft/s

Menghitung luas area minimum vessel (Amin)

Q = A. v

dimana :

Qv = laju alir uap, ft3/s

= 2.306,63 m3/jam = 22,63 ft3/s


C-91

Maka,

Amin = 50,21 ft2

= 4,66 m2

Menghitung diameter minimum


4 . A min
Dmin =

= 7,99 ft

= 2,44 m

= 98,25 in

Menghitung volume liquid dalam deflector

Laju massa liquid C6H5ONa = 7.338,03 kg/jam

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑙𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑 (𝑚)


Laju alir (Q ) = = 7,99 m3/jam = 0,0022 ft3/s
𝜌

V = 360s x 0,0022 ft3/s

= 28,23 ft3
𝑉
Kedalaman liquid dalam deflector (HL) = 1⁄ 2 = 11,47 ft
4𝜋𝐷

Tinggi vapor dalam evaporator 1,5 – 2 HL (Evans, 1974, hal 155)

Kedalaman vapor dalam deflector Hv, diambil 2HL

Hv = 2HL

= 17,2 ft

Cek Geometri

Nilai (HL+Hv)/D, antara 3 -5 (Evans,1974 hal 155)

(HL +Hv )
Jadi, = 3,5 (memenuhi)
D
C-92

Menghitung tebal shell deflector

Untuk menentukan tebal shell, persamaan yang digunakan adalah :


𝑃𝑥𝑟 𝑖
𝑡𝑠 = (𝑓 𝑥 𝐸)−(0,6 +𝑐 (Pers. 13.1, Brownell and Young, 1959)
𝑥 𝑃)

Keterangan :

P = Tekanan desain, psi

d = Inside diameter shell, in

f = Allowable stress

C = Faktor korosi

E = Efisiensi

f = 18.700 psi, Material yang digunakan adalah Stainless Steel AISI tipe 316

(Ulrich, 1984)

E = 85% (double-welded butt joint) (Brownell & Young, 1959, Tabel 13.2)

c = 0,12 in

L. Menghitung tekanan desain

Pabs = Poperasi + Phidrostatis


𝑔
𝜌( ⁄𝑔𝑐 )𝐿
= 14,94 psi + 144

= 16,7 psi

Tekanan desain 5 – 10% di atas tekanan kerja/absolut (Coulson, 1988, hal, 637)

Maka, tekanan desain yang dipilih 10% di atasnya :

Pdesain = 1,1 x Pabs

= 18,37 psi
C-93

Menghitung ketebalan shell (ts) :

ts = 0,18 in

Tebal shell standar = 3/16 in (Brownell and Young, 1959, Tabel 5.8)

M. Desain head dan bottom deflector

Bentuk – bentuk head :

 Flange and Standart Dished Head

Digunakan untuk vessel proses vertikal bertekanan rendah, terutama

digunakan untuk tangki penyimpanan horizontal, serta untuk

menyimpan fluida yang volatil

 Torispherical Flanged and Dished Head

Digunakan untuk tangki dengan tekanan dalam rentang 15 psig (1,020689

atm) hingga 200 psig (13,60919 atm).

 Elliptical Flanged and Dished Head

Digunakan untuk tangki dengan tekanan tinggi dalam rentang 100 psig dan

tekanan di atas 200 psig

(Brownell and Young, 1959)

Dalam perancangan ini digunakan jenis Torispherical Flanged and Dished

Head
C-94

icr

h A
B
sf
r

ID
a C

Gambar C.8.7. Flanged and Standart Dished Head

Keterangan :

th = Tebal head, in

Icr = Inside corner radius, in

r = Radius of dish, in

sf = Straight flange,in

OD = Diameter luar, in

ID = Diameter dalam, in

b = Depth of dish, in

OA = Tinggi head, in

 Tebal Head (th)

P.rc .w
th  C (Brownell & Young, 1959, hal. 258)
2 fE  0,2 P

di mana :

1  rc 

w . 3
4  icr 
C-95

Keterangan :

th = Tebal head (in)

P = Tekanan desain (psi)

rc = Radius knuckle, in

icr = Inside corner radius ( in)

w = stress-intensitication factor

E = Effisiensi pengelasan

C = Faktor korosi (in)

Menentukan Inside corner radius dan corner radius :

OD = ID + 2 ts

= 98 in + 2 (0,1875)

= 98,37 in

Pada t = 3/16 in

icr = 5 7/8 in (Brownell & Young, 1959, Tabel 5.7)

rc = 96 in

Maka :

1 96
𝑤 = 4 [3 + √5 7 ] = 1,76
⁄8

th = 0,22 in (dipakai plat standar ¼ in)

Untuk th = ¼ in, dari tabel 5.8 Brownell & Young hal. 93, maka sf = 2,25 in

( range 1,5 – 2,25 in).

 Depth of dish (b)

rc  icr 2  ID 2  icr 


2
b  rc  (Brownell and Young, 1959, hal. 87)
C-96

b = 16,8625 in

 Tinggi Head (OA)

OA = th + b + sf (Brownell and Young,1959, hal.87)

OA = ( 0,25 + 16,86 + 2,25) in

= 19,36 in

= 1,58 ft

N. Perancangan bottom deflector

Bentuk : Kerucut terpancung


h
d
ID

Gambar C.8.8. Head Bawah Kerucut Terpancung

Keterangan :

ID = diameter deflector = 98 in

d = diameter ujung kerucut = 21,25 in

h = tinggi kerucut, in

Menentukan dimensi konis

Perhitungan diameter tutup bawah telah dihitung pada perhitungan di atas :

Ds = diameter dalam shell, Ds = 98 in

D = diameter kerucut terpancung

Sudut kerucut, Ɵ = 60o

h = {(ID - d)/2}tan Ɵ
C-97

h = {(ID - d)/2}tan 60

h = 0,87 (ID - d)

h = 0,87 (98 in – 21,25 in)

= 66,46 in = 5,41 ft

Tinggi total deflector = Tinggi shell + Tinggi head atas

+ Tinggi head bawah

= 8,74 ft + 1,58 ft + 5,41 ft

= 15,72 ft

= 4,79 m

Tinggi total evaporator = Tinggi total deflector + Tinggi shell and tube

= 15,72 ft + 6,79 ft

= 22,52 ft

= 6,86 m

O. Menghitung volume deflector

Tutup atas tangki = torispherical

Tutup bawah tangki = kerucut terpancung

Vtangki = Vshell + Vtorispherical + Vkerucut

Vtorispherical

a. Volume tanpa bagian sf:

V = 0,0000439 × ID3

= 0,022 ft3

b. Volume pada sf:

Vsf = 0,25 × π × D2 × sf
C-98

= 9,41 ft3

Vtorispherical = ( 0,02 + 9,41 ) ft3

= 9,44 ft3

Vkerucut = [1/12 π.h(ID2 + ID.d +d2)]

= 114,35 ft3

Volume total deflector:

Vtangki = (0,25 × π × ID2 × Hs) + 9,44 ft3+ 114,35 ft3

= 1.563,0016 ft3

Tabel C.8.2. Spesifikasi Evaporator Efek I (EV-301)


Alat : Evaporator I
Kode : EV – 301
Fungsi : Memekatkan larutan produk keluaran Reaktor
Tipe : Shell and Tube Short Vertical Evaporator
Kapasitas : 9.665,23 kg/jam
Dimensi Tinggi total evaporator = 6,86 m
Shell :
Diameter shell (ID) = 21,25 in
Tebal shell (ts) = 3/16 in
Tebal head (th) = 3/16 in
Tube :
OD tube = 0,081 ft
Panjang tube = 6 ft = 1,83 m
Jumlah tube = 199 tubes
C-99

Tabel C.8.3. Spesifikasi Evaporator Efek II (EV-302)


Alat : Evaporator II
Kode : EV – 302
Fungsi : Memekatkan larutan produk keluaran EV - 301
Tipe : Shell and Tube Short Vertical Evaporator
Kapasitas : 7.912,0781 kg/jam
Dimensi Tinggi total evaporator = 5,85 m
Shell :
Diameter shell (ID) = 19,25 in
Tebal shell (ts) = 3/16 in
Tebal head (th) = 3/16 in
Tube :
OD tube = 0,081 ft
Panjang tube = 6 ft = 1,83 m
Jumlah tube = 163 tubes

C.9. Crystallizer (CR-301)

Fungsi : Mengkristalkan Amonium Klorida

Tipe : Agitated continuous crystallizer dengan tutup atas

torispherical dan tutup bawah kerucut terpotong

Dasar pemilihan :

1. Digunakan crystallizer untuk menghasilkan kristal

garam (Jones, 2002)

2. Pada proses kristalisasi, digunakan pengaduk untuk

meningkatkan transfer panas. (Mullin, 2001)

Kondisi operasi : Temperatur = 35oC

Tekanan operasi = 1 atm


C-100

Sistem Referigerant : jaket pendingin

Jenis pengaduk : Six blade open turbine dengan menggunakan 4 buah

baffel

Asumsi – asumsi :

1. Crystallizer selalu berisi magma suspensi-campuran

2. Dalam keseluruhan magma itu terdapat keadaan lewat jenuh yang seragam

3. Hukum  L tentang pertumbuhan kristal berlaku


4. Tidak ada kristal yang pecah menjadi partikel dengan ukuran tertentu

Mekanisme Kristalisasi

Mekanisme kristalisasi terdiri dari dua tahap, yaitu nukleasi dan pertumbuhan

kristal. Potensial pendorong untuk kedua tahap itu ialah kelewat jenuhan atau

supersaturasi. Proses pembuatan larutan supersaturasi pada perancangan

pabrik amonium klorida ini adalah dengan menggunakan:

Pendinginan larutan

Pendinginan larutan dilakukan dengan cara mendinginkan larutan yang akan

dikristalisasi sampai keadaan lewat jenuh tercapai disaat konsentrasi larutan

lebih tinggi dari pada konsentrasi larutan lewat jenuh pada suhu itu.

Perhitungan Desain Mekanis

Kondisi Operasi :

Temperatur larutan masuk, T1 = 109,7oC

Temperatur kristal keluar, T2 = 35oC


C-101

Temperatur amonia masuk, t1 = -33oC

Temperatur amonia keluar, t2 = -33oC

Umpan Masuk :

Tabel C.9.1. Umpan Masuk Kristalizer


Liquid Kristal Wi Wi wi/liq
Komponen ρ wi/ρ liq
Mass Mol Mass Mol Liq Sol solid
NH4Cl 1.239,59 23,17 3.104,90 58,03 0,46 1 1694 2,723E-04 0,00059
H2O 1.448,17 80,45 0 0 0,54 1000 5,388E-04
Total 2.687,76 103,62 3.104,90 58,03 1 8,111E-04 5,9E-04

ρ campuran cairan = 1,23E+03 kg/m3

ρ campuran padatan = 1,69E+03 kg/m3

Menentukan Dimensi tangki

Untuk menghitung volume Crystallizer harus diketahui terlebih dahulu

kinetika kristalisasinya, dengan tahapan perhitungan sebagai berikut:

Menghitung rasio konsentrasi lewat jenuh dan larutan jenuh (α), dengan

menggunakan persamaan Kelvin.

4 Vm
ln  
 RTL (Mc Cabe)

Keterangan:

L = ukuran Kristal NH4Cl = 2 nm = 2 x10-7 cm

(Mullin,1960)

Vm = volume molar Kristal NH4Cl

BM NH4 Cl
=ρ = 3,16 x 10-2 m3/kmol
camp. Sol
C-102

σ = tegangan permukaan = 7 ergs/cm2 (Mc Cabe, 1985)

υ = jumlah ion per molekul = 1

R = 83143000 ergs/cm2

T = Temperatur (K) = 308,15 K

Maka ln α = 0,00017

α = 1,00017

Menghitung laju nukleasi

 16π V 2 Naσ3 
 m
B  10 exp  
o 25

2
 3υ (R T) 3 (lnαl 2  (Mc Cabe, 1985)
 
Diketahui NH4 = 6,02 x 1023 molekul/mol

Maka laju nukleasi yang didapat adalah sebesar :

Bo = 1,02 x 1022

Menghitung laju pertumbuhan dan waktu kristalisasi

Populasi densiti juga dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

MT
n=
 c k l L3

Keterangan:

MT = densitas larutan = 1.443,54 kg/m3

ρc = densitas larutan = 1,69 x 103 kg/m3

kl = shape factor = 1 (untuk partikel kubus dan speris)

dari persamaan diatas diperoleh tabel sebagai berikut.

Diawali dengan L = Ukuran kristal 2 nm


C-103

Tabel C.9.2. Distribusi Ukuran Kristal


L, cm n Log n
9,95 x 10-8 8,65 x 1020 20,94
9,97 x 10-8 8,58 x 1020 20,93
1,10 x 10-7 6,40 x 1020 20,81
1,12 x 10-7 5,98 x 1020 20,77
1,17 x 10-7 5,25 x 1020 20,72
1,85 x 10-7 1,34 x 1020 20,13
2,00 x 10-7 1,06 x 1020 20,03
2,00 x 10-7 1,06 x 1020 20,03

Untuk memudahkan dalam melakukan plot grafik L versus Log n

Tabel C.9.3. Distribusi Ukuran Kristal


L, nm
0,99
0,99
1,10
1,12
1,17
1,85
2
2
C-104

Diperoleh grafik sebagai berikut :

Gambar C.9.1. Distribusi Ukuran Kristal

Slope = -1/G,t = -0,89

Dari grafik diperoleh, log no = 22,27

Maka, no = 1,86 x 1022

nilai dari laju pertumbuhan, G dapat dicari dengan persamaan:

Bo = no.G

B
G = = 0,55 cm/ jam = 0,005 m/jam
n 

−1
Slope = 𝑡 𝐺= -0,89

t = -1/(G x slope) = 1,02 jam = 61,50 menit

Menghitung laju alir volumetric (Q) dan Volume tank

Laju alir volumetrik umpan :


M
QL = = 4,01 m3/jam
ρ mix
Vcr = Q x treactor = 4,01 m3/jam x 1,02 jam = 4,11 m3

Over Design 20%

Maka Vcr = 1,2 x 4,11 m3


C-105

= 4,94 m3

= 174,28 ft3

Dimensi Tangki

tg  D  d 
h (Hesse, Pers.4-17, hal 92)
2

Keterangan :

D = diameter shell (ft)

d = diameter ujung konis (ft)

H = tinggi shell (ft)

h = tinggi konis (ft)

ɵ = sudut gelinding atau sudut konis (o)

Sudut gelinding (angle of repose) = 36o (Wallas, Tabel 5.3 Hal 79)

tg36o D  d 
h  7,75D  d 
2

Vconical = 7,75 (D-d) Sehingga,

Vconical = 2,03 (D-d) x (D2+Dd+d2)

Vconical = 0,17 x (D-d) x (D2+D.d+d2)

Vconical = 0,17 x (D3+D2.d+D.d2-D2.d-D.d2-d3)

Vconical = 2,03 (D3-d3)

D
4 d = D/4 (Ulrich, 1984)
d

Rasio Hs/Ds = 1, maka Ds = Hs (McGlinchey, 2008, hal.115)

Sehingga :

Vtot = Vshell + Vkonis


C-106

= ¼ π Ds2 H + 2,03 x (D3 – d3)

D3
= ¼ π Ds3 + 2,03 (D3 - )
4

Vshell = ¼ π Ds2 H = 222,02 ft3

D =H

D = 6,05 ft

= 72,66 in

digunakan standar :

D = 7 ft = 84 in = 2,13 m

H = 7 ft = 84 in = 2,13 m

maka, d = D/4 = (7/4) = 1,75 ft

h = 7,75 (D – d) = 33,37 ft = 10,17 m

Vkonis = 2,03 x (73 ft – 1,753 ft) = 685,62 ft3 (Vpadatan di konis)

Vkoreksi = 0,78 ID3 + 0,072 𝜋 (ID-d) x (ID2 + ID x d + d2)

= 345,80 ft3

Menghitung Tinggi Cairan Di Dalam Crystallizer


4𝑉
HL = 𝜋 𝐼𝐷𝐿2 = 3,78 ft = 1,13 m

Menghitung Tekanan Design

Ptot = Poperasi +Phidrostatis

= 14,70 +  mix . g g hL


 c

144
= 14,70 psi + 11,36 psi

= 26,05 psi

Pdesain = 1,1 x Ptot = 1,1 x 26,05 = 28,65 psi = 1,95 atm


C-107

Menentukan Tebal Dinding dan atap Shell

P.ri
ts  C (Brownell & Young, 1969)
f .E  0,6 P

Keterangan :

ts = Tebal shell (in)

P = Tekanan absolut tangki = 28,66 psi

f = Allowable stress = 18.750 psi

ri = Jari-jari dalam silo = 42 in

E= Efisiensi pengelasan (double welded butt joint) = 80%

(Brownell & Young, 1969)

c = Faktor korosi (0,12 in/10 tahun) (Peters & Timmerhaus, 1991)

P.ri
ts  C
f .E  0,6 P

ts = 0,20 in

digunakan tebal standar = 1/4 in = 0,25 in

Menentukan Tebal Dinding Konis Silo

Kemiringan konis =  = 36o

P.D
tc  C (Brownell & Young, 1969)
2 cos  ( f .E  0,6 P)

tc = 0,224 in

digunakan tebal standar = 0,25 in


C-108

h

d
Ds

Gambar C.9.2. Detail untuk bottom tangki

Diameter Luar Shell

Diameter luar shell (OD) = ID + (2 x ts) = 42 in

Digunakan OD standar, yaitu 42 in.

Head Tangki

Bentuk : Torispherical Dished Head

Dasar Pemilihan : Sesuai untuk tangki vertikal pada tekanan rendah

(2-14,61 atm)

(Brownell & Young, 1969)

OD

b = tingi
icr dish
OA

B A
sf

ID t
a
r

Gambar C.9.3. Dimensi Torispherical Dished Head Crystallizer (CR-301).

Dengan OD 66 in, didapat :

Inside Corner Radius (icr) standar = 4 in

Jari-Jari Crown (rc) standar = 56 in (Brownell & Young, 1969)


C-109

Menentukan Tebal Head

P rW
th  C
2 f E  0,2 P (Brownell, Young, 1959,

hal. 138)

Keterangan : th = tebal tutup

rc = radius crown

w = faktor intensifikasi stress

Dengan :

1 rc 
w  . 3   = 1,69 in
4 icr 

Sehingga didapatkan th = 0,22 in

Dipilih th standar = 1/4 in = 0,25 in (Brownell, Tabel 5.7, hal.91)

Dengan ukuran th diatas, maka :

Sehingga tebal head (th) = tebal bottom (tb) = 1/4 in = 0,25 in

Menentukan Tinggi Head

Untuk th = 1/4 in , diperoleh :

nilai sf = 2,5 in (range 1,5 – 3,5 in) (Brownell & Young, 1969)

Tinggi head (OA) = th + b + sf

dimana : b = panjang dish → b  r  ( BC ) 2  ( AB) 2

BC = r – icr = 52 in

AB = (ID/2) – icr = 38,000021 in

b  r  ( BC ) 2  ( AB) 2 = 20,50 in
C-110

Maka tinggi head (OA) = th + b + sf = 23,25 in = 0,59 m = 1,94 ft

Sehingga tinggi total tangki (Htot) = H + (2 x (OA))

= 3,31 m

Volume Torispherical Dished Head

Volume sebuah head = Vhead + Vsf

= (0,000049 D3 + ¼ 𝜋 D2.sf)

= 13.876,46 in3

= 0,23 m3

= 8,03 ft3

Vtotal Crystallizer = (0,25 x 𝜋 x ID2 x L) + (2 x volume head)

= 285,32 ft3

= 8,08 m3

Perancangan Jaket Pendingin

Kebutuhan Pendingin (amoniak) dan Propertisnya

Massa Pendingin = 84,03 kg/jam

= 185,25 lb/jam

Propertis Pendingin :

ρ = 595,30 kg/m3 = 63,424 lb/ft3

µ = 0,0001 kg/m.s = 0,19 lb/ft.h

Luas Perpindahan Panas

Koefisien transfer panas keseluruhan (UD) dengan fluida panas berupa

aqueous solution dan fluida dingin berupa air adalah sebesar 250-500

Btu/h.ft2.oF
C-111

Dipilih : UD = 300 Btu/h.ft2.oF

Diketahui dari hasil neraca energi, panas yang dibutuhkan adalah

sebesar :

Q = 115.050,80 kJ/jam = 109.046,69 btu/jam

Tabel F.12. Tabel ∆TLMTD


hot fluid o
F cold fluid oF ∆t(oF)
229,46 higher T -27,4 256,86 ∆t2
95 lower T -27,4 122,4 ∆t1
134,46 ∆t2 - ∆t1

Sehingga :

Δt 2 - t 1
ΔTLMTD 
Ln  t 2 
 t 1 

= 181,4 oF

Maka, luas perpindahan panas yang dibutuhkan :

Q
A= = 121,46 ft2
UD  t

Sedangkan luas perpindahan panas yang tersedia adalah sebesar :

A = luas selimut silinder + luas penampang bawah


 2 
A =  .Do .H L   Do 
4 
Keterangan :

Do = diameter selimut = diameter luar kristalizer = 84 in = 7 ft

HL = ketinggian cairan dalam kristalizer = 1,15 m = 3,78 ft

Maka diperoleh luas perpindahan panas yang tersedia adalah sebesar

A = 11,28 m2
C-112

= 121,46 ft2

Luas perpindahan panas yang tersedia jauh lebih besar dibandingkan

luas perpindahan panas yang dibutuhkan sehingga jaket pendingin

dapat digunakan.

Menentukan koefisien panas keseluruhan, U


Q
U =
A  TLMTD
= 4,95 btu/h.ft2.oF

Koefisien transfer panas dalam kristalizer

0 ,14
hi  Dt   
 0,74  Nre 2 / 3  Npr1/ 3   
k  w 

Keterangan :

Dt = diameter tangki, ft

Nre = bilangan reynold

Npr = bilangan Prandtl

Karena Twall = T cairan dalam kristalizer maka


0 ,14
  
  =1
 w 
k = 0,29 btu/ft.h.oF

µmix cairan = 0,72 cp = 1,75 lbm/ft.h

Cpmix = 145,4 kJ/kg.K = 34,7 btu/lb.oF

(Neraca Energi)

𝐼𝐷 𝐺𝑡
Nre = = 8.119,23
𝜇
C-113

𝐶𝑝 𝜇
Npr = = 209,38
𝑘
hi  Dt 
= 1.775,09
k
hi = 71 W/m2 K

= 12,49 btu/h.ft2.oF

Koefisien transfer panas dalam jaket

1
hio = 1 1

ℎ𝑖 𝑈

= 5,32 btu/h.ft2.oF

Volume Jaket Pendingin

𝑊
Vj = = 0,14 m3 = 5,02 ft3
𝜌

Tebal Jaket

PxD
tj = 2 (f x E)− (0,6 x P) + C

keterangan :

D = diameter luas tangki

f = allowable stress

E = efisiensi pengelasan

C = faktor korosi

Didapat tebal jaket sebesar, tj = 0,39 in

Digunakan tebal standar, tj = 0,5 in


C-114

Perancangan Pengadukan

Jenis : six blade open turbin

Dasar Pemilihan :

1. menghasilkan 2 aliran yaitu axial dan radial sehingga pencampuran akan

lebih sempurna

2. lebih baik digunakan pada campuran solid yang tersuspensi

(Geancoplis hal 142)

Diameter Pengaduk (Di)

Di/Dt = 0,3 m

Di = 0,64 m = 2,1 ft = 25,2 in

Lebar Impeller (w)

W = 0,2Di = 0,13 m = 0,42 ft = 5,04 in

Jarak pengaduk ke dasar tangki (c)

Zi = HI/6 = 0,19 m

Jarak pengaduk dari buffle (L)

L = 0,25Di = 0,16 m = 0,53 ft = 6,30 in

Lebar baffle, (J)

Jumlah Baffle = 4 buah

J = ID/12 = 0,18 m = 0,58 ft = 7 in

Offset top & offset bottom

Offset top = 1/6 x W = 0,02 m

Offset bottom = Da/2 = 0,32 m


C-115

Tinggi buffle & clearence antar buffle

Tinggi baffle = Hs – (Offset top + Offset bottom)

= 2,97 m

Clearence antara Baffle (C) = 0,15 x J

= 0,03 m

Jumlah pengaduk (Nt)

Jumlah Pengaduk (Nt) = WELH/Dt (Rase, 1977, Pers, 8.9, hal. 345)

Keterangan : WELH = HL.sg

dengan : sg = campuran/air = 1,44

maka: WELH = 1,64 m

Jumlah pengaduk (Nt) = 1

Kecepatan putaran (N)

600 WELH
N 
π.Di 2Di

N = 337,40 rpm = 5,62 rps

Daya Pengaduk (P)

 mix .N .Di 2
N Re 
 mix

(Geancoplis, Hal 144)

Tabel C.9.5. Viskositas Campuran Komponen dalam Crystallizer


Komponen Massa (kg) Xi µi (cp) ln µi (cp) xi.ln µi
NH4Cl 3589,218 0,620 1,02 0,019803 0,01227
H2O 2202,080 0,380 0,5 0,69315 0,26356
Total 5791,298 1,000 0,28768
C-116

Viskositas campuran dapat dihitung dengan persamaan :

ln
 mix = ∑ (x . ln  i )
i

 mix = 11,7532 cp = 0,01175 kg/m.s

Sehingga didapatkan nilai NRe = 120.210,778 = 1,20210 x 105

Berdasarkan Grafik dibawah ini, untuk pengaduk jenis six blades turbine,

didapatkan Bilangan Power (Np) sebesar 0,7

Gambar C.9.5. Grafik Hubungan NRe dengan Np untuk

Crystallizer (CR-301).

Power pengaduk (Pinput) = Pteoritis + Philang (gland loss)

N P . mix .N 3 .DI = 1.205,46 J/s = 1,62 hp


5
dimana: Pteoritis =

Philang (gland loss) = 10 % x Pteoritis = 0,1 x 1,62 hp = 0,16 hp

Pinput = Pteoritis + Philang (gland loss) = 1,78 hp


C-117

Gambar C.9.6. Grafik hubungan brake power (P) dengan efisiensi motor

Crystallizer (CR-301).

Didapatkan efisiensi motor sebesar 87%, sehingga daya motor yang

digunakan = P/= 2,04 hp.

Diameter Sumbu

Z p x 16
d3 =

= 0,96 m

d = 0,99 m

Menghitung Tm

Tm= 1,5 x Tc

P x 75 x 60
Tc =
2xπxN

Keterangan :

Tc = Momen putaran, kg.m

P = Daya, Hp

N = Kecepatan putaran, rpm

Tc = 3,78 kg.m

Tm = 5,66 kg.m
C-118

Tabel. C.9.6. Spesifikasi Crystallizer (CR-301)

Fungsi Membentuk kristal amonium klorida

Kode Alat CR-301

Tipe Alat Agitated continuous crystallizer

Temperatur = 35 oC
Kondisi Operasi Tekanan desain = 1 atm
Refrigerant = Amoniak
Tinggi = 7 ft
Diameter shell = 7 ft
Tebal shell = 1/4 in
Tebal head = 1/4 in
Diameter Konis = 1,75 ft
Tinggi Konis = 33,37 ft
Tipe Pengaduk : six flat blades turbine
Dimensi
Jumlah pengaduk : 1 buah
Kecepatan pengaduk : 337,40 rpm
Daya pengaduk : 2,04 Hp
Jaket pendingin
OD jaket = 7,08 ft
Tebal jaket = 0,042 ft
Volume jaket = 5,02 ft3/jam

Bahan Konstruksi Stainless Steel SA-316


C-119

C.10. Centrifuge (CF-301)

Fungsi : Memisahkan kristal NH4Cl dari mother liquor

Tipe : Scrool Convenyor Centrifuge (Decanter Centrifuge)

Dasar Pemilihan :

1. Tipe scrool conveyor centrifuge dapat digunakan secara continous.

2. Scrool conveyor centrifuge dapat digunakan untuk memisahkan fluida dengan

kapasitas besar yaitu solid hingga 100 ton/jam serta liquid hingga 54000

gal/jam (Tabel 18.15 Perrys hal 18.141).

3. Diameter sesuai untuk pemisahan solid - Liquid dengan ukuran partikel solid

100-10000 μm atau 0.1 mm – 10 mm. (figure 10.6, coulson & Richardson,

2005)

Kondisi Operasi :

T masuk (Tin) = 30oC = 303 K

Tekanan (P) = 1 atm = 2116.217 lb/ft2 = 14.696 Psi

a. Menghitung Densitas Umpan, Padatan dan Liquid

Aliran Umpan

Tabel C.10.1 Aliran Umpan masuk Centrifuge


Feed (F5) Fraksi Ρ
Komponen wi/ρ
Kg/Jam Kmol/Jam (wi) (Kg/m3)
(NH4Cl) (l) 599,5408 11,2064 0,0693 994,5 3,16.E-05
(NH4Cl) (s) 3744,9578 69,9992 0,4330 994,5 1,97.E-04
H2O 1448,1662 80,4537 0,4977 924,74 4,86.E-04
Total 5792,66 161,66 1 0,000715
C-120

1
ρ umpan = (Coulson, Richardson, Vol.6th, 1983, hal. 238)
wi
 i
= 1/0,00071

= 1.397,85 kg/m3

Aliran Padatan (Produk)

Tabel C.10.2 Aliran Padatan keluar Centrifuge


Feed (F7) Fraksi ρ
Komponen wi/ρ
Kg/Jam Kmol/Jam (wi) (kg/m3)
(NH4Cl) (s) 3.768,94 70,45 0,9849 994,46473 0,000449
H2O 57,93 3,22 0,0151 924,74 0,000016
Total 3826,87 73,67 1 0,000465

Menghitung Laju Alir Volumetrik

F
Q=
ρ

5792,66 kg/jam
=
1.919,24 kg/m3

= 4,144 m3/jam

= 0,01 m3/s

Aliran Liquid (Mother Liquor)

Tabel C.10.3 Aliran Liquid (mother liquor) keluar Centrifuge


Feed (F6) Fraksi ρ
Komponen wi/ρ
Kg/Jam Kmol/Jam (x) (kg/m3)
(NH4Cl) (l) 575,56 10,76 0,29 994,46 0,000133
H2O 1390,24 77,24 0,71 924,74 0,000765
Total 1965,80 87,99 1,0 0,00089819
C-121

Menghitung Densitas Padatan

1
𝜌𝑠 = (Coulson, Richardson, Vol.6th, 1983, hal. 238)
wi
 i
= 1/0,00046 = 2149,78 kg/m3

b. Menghitung Viskositas Liquid

Tabel C.10.4 Viskositas Liquid pada Centrifuge


Komponen Feed (F6) Fraksi μ (viscosity) wi/μ
Kg/Jam Kmol/Jam (wi) Cp Kg/m.s
(NH4Cl) (l) 575,56 10,76 0,29 3,8 0,0038 76,316
H2O 1390,24 77,24 0,71 8,18 0,00081 867,970
Total 1965,80 87,99 1,0 944,286

Menghitung Densitas Liquid

wi
ρL =∑
ρi

= 1/ 0,000898

= 1.113,35 kg/m3

c. Menghitung Viscositas Liquid


1
μmix = wi
∑( )
μi

= 1,0616E-03 kg/m.s

d. Menghitung Kecepatan Terminal Partikel Padatan (Ug)

 .d s .g
2

Ug = (Coulson, Richardson, Vol.6th, 1983, Pers. 10.2, hal. 323)


18

Q/ ∑ = 2 Ug

Keterangan :

∑ = nilai sigma dari centrifuge (m2)


C-122

Ug = Kecepatan terminal dari partikel padatan (m/s)

Q = Laju alir volumetrik Liquid masuk ke centrifuge (m3/s) = 0,0011 m3/s

Δρ = Perbedaan densitas antara solid dan Liquid (kg/m3) = 1.036,43 kg/m3

ds = Diameter partikel (m) “cut off size” = 0,00059 m

μ = Viskositas Liquid Nm-2s (kg/m.s) = 0,0011 kg/m.s

g = Percepatan Gravitasi (m/s2) = 9.81 m/s2

 .d s .g
2

Ug =
18

𝑘𝑔
1.036,43 3 𝑥 0,0005952 𝑚 𝑥 9,81 𝑚/𝑠2
𝑚
= 𝑘𝑔
18 𝑥 0,00106 .𝑠
𝑚

= 0,188 m/s

Q/∑ = 2 Ug

= 2 ×0,188

= 0,38 m/s

e. Dimensi Bowl

Laju alir padatan = 3.826,87 kg/jam = 3,83 ton/jam

Laju alir Liquid = (1.965,80 kg/m3) / (1.113,35 kg/m3)

= 1,765 m3/jam = 7,774 gal/min

Berdasarkan Tabel 18-12, Hal18-121, Perry,1997:

Laju alir padat 28,09 ton/jam berada pada range (20-60) ton/jam

Laju alir Liquid 320.599 gal/min berada pada range laju alir yang hingga mencapai

750

gal/min, Maka dipilih spesifikasi centrifuge jenis Scroll Conveyor Centrifuge

dengan spesifikasi sebagai berikut:


C-123

1. Diameter Bowl (Db) = 54 in = 4,4 ft = 1,37 m

2. Kecepatan Putar Bowl (nb) = 1000 rpm = 16.67 rps

3. Power Motor penggerak Bowl (pb) = 250 hp

4. Gaya centrifugal max.× g = 770

Sumber : Tabel 18-12 Hal. 18-121 Perry 8 ed, 1997

Menentukan ukuran centrifuge

Dari Perry ed. 8 hal.18-124 diketahui bahwa L/D centrifuge = 1- 4→ Dipilih 2,5

L/D = 2,5

L = 2,5 D

L = 2,5 × 54 in

L = 135 in = 11,25 ft = 3,43 m

f. Menghitung Luas Centrifuge

Q

𝑒𝑓𝑓 x 2ug

0,0115 m3 .s
∑= = 0,034 m2 = 340 cm2 = 52,62 in2 = 0,36 ft2
0,90 x 0,38 m/s

g. Menghitung Waktu Tinggal

Waktu tinggal dapat dihitung dengan persamaan berikut ini:

M
tT =
Mt

Keterangan:

tT = (waktu tinggal di centrifuge,s)

M = Massa Umpan (5.792,665 kg/jam atau 1,609 kg/s)

Fc
Mt =
0,0109 x r x N 2
C-124

Dimana:

mt = Massa per waktu tinggal (kg)

Fc = Gaya Centrifugal

= 770 / 9.81

= 78,49

r = jari-jari (0,6858 m)

N = Kecepatan putar bowl (16.67 rps)

78,49
Mt =
0,0109  0,6858  16,67 2

= 37,80 kg

Sehingga :

M
tT =
Mt

= 1,61 kg / (37,80 kg/s)

= 0,042 s

= 2,55 menit

h. Power Penggerak scrool conveyor

C W  L
HP = (Brown , hal.53)
33000

Keterangan:

HP = Tenaga penggerak conveyor, hp

c = Coefficient, 4 for ashes

w = Kapasitas scrool conveyor, lb/mnt = 212,4 lb/mnt

L = Panjang scrool conveyor = 11,25 ft

HP = 0,29 HP
C-125

Efisiensi Motor = 80 %

Sehingga power motor penggerak scrool conveyor pada centrifuge yaitu:

P = HP / µ

= 0,29 / 0,8

= 0,36 Hp  1 hp

Tabel C.10.5 Spesifikasi Centrifuge (CF-301)


Spesifikasi Centrifuge (CF-301)
Alat Centrifuge
Kode CF-301
Fungsi Memisahkan kristal (NH4Cl) dari mother liquor
Tipe Scrool Convenyor Centrifuge (Decanter Centrifuge)
Bahan Stainless Steel AISI 316
Dimensi Diameter Bowl (Db) = 1,37 m
Kecepatan Putar Bowl = 16.67 rps
Panjang Centrifuge = 3,43 m
Luas Centrifuge = 4,7 m2
Power 1 hp
Jumlah 1 Buah
C-126

C.11. Rotary Dryer (RD-301)

Gambar C.11.1 Rotary Dryer (RD-301)

Fungsi : Mengurangi kadar air pada produk NH4Cl padat hingga batas yang

memenuhi spesifikasi yang diperbolehkan

Tipe : Rotary Dryer

Dasar pemilihan alat:

1. Dikarenakan solid yang akan dihilangkan airnya berupa kristal, sehingga

dryer yang digunkan berupa rotary

2. Efisiensi Panas tinggi

3. Instalasi dan maintenence mudah dan proses pencampuran baik

Kondisi Operasi:

ms = Laju alir massa solid = 3.826,87 kg/ jam = 8.436,71 lb/jam

Xa = Moisture awal = 1,5%

Xb = Moisture akhir = 0,5%

Tsa = Temperatur solid inlet = 30oC = 86oF

Tsb = Temperatur solid outlet = 50oC = 122oF

Tha = Temperatur udara masuk = 120oC = 248oF


C-127

Twa = Temperatur bola basah di dalam dryer = 28oC = 82,4oF

a. Menentukan Luas Penampang dan Diameter

Nilai NTU untuk Rotary Dryer = 1,5 – 2,5 (Perry’s, 7ed. 1999. Hal 12-54)

Ditentukan nilai NTU = 1,5

Untuk sistem air dan Udara, Twa = Twb

Tha  Twa
Nt = ln (Mc.Cabe, 1985. 4th Ed, Hal 713. Pers 25-8)
Thb  Twa

Keterangan :

Twa = Temperatur Bola Basah

Tha = Temperatur inlet

Thb = Temperatur Outlet

248  82,4
Nt = ln
Thb  82,4

248  82,4
1,5 = ln
Thb  82,4

Thb = 119,35 oF

= 48,53oC

Kadar air pada umpan = 3 % wt

0,03
Fraksi inlet air terhadap padatan kering, x1 = = 0,031 kg air/kg padatan
1  0,03

Kadar air pada produk akhir padatan = 0,1 % wt

0,001
Fraksi outlet air terhadap padatan kering, x2 = = 0,001 kg air/kg
1  0,001

padatan

Menghitung Laju Pengeringan Padatan (LS) :


C-128

LS = Fumpan in (1 – x2)

LS =28.909,07 kg kg/ jam (1 – 0,001)

LS = 28.880,13 kg padatan kering/jam

Menghitung Laju Transfer Panas (qT) :

qT = panas keluar – panas masuk

= 4.717.932 – 4.641.116 kJ/jam

= 76.816 kJ/jam

= 72.811,062 btu/jam

Menentukan nilai Humid Heat ( Panas Kelembapan) Csa dengan menggunakan

humidty chart:

Csa = 0,03 Btu/lb oF

Menghitung Laju Alir Udara Panas yang masuk (mg) :

qT = mg (1 + Ha) Csa (Tha + Thb) (Mc. Cabe, 1985. Hal 711. Pers 25-1)

= 64.109,91 lb/jam = 28.667,61 kg/jam

Kecepatan superficial udara (Gg) = 3.600 lb/jam.ft2

Luas Penampang Dryer

mg 63.200,62 lb/jam
(A) = =
Gg 2300 lb/jam ft 2

= 32,97 ft2

= 3,06 m2

Rotary dryer ini berbentuk silinder horizontal, sehingga dapat diperoleh hubungan

antara luas penampang rotary dryer (S) dengan diameter rotary dryer (D) yaitu

sebagai berikut :
C-129

G
S = = 21,067 ft2 = 1,96 m2
G'

Maka, dapat diperoleh nilai diameter dryer yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

4 A
D =
π

= 5,18 ft = 1,58 m

b. Menentukan coefficient heat transfer (Ua)

Untuk menentukan panjang dari rotary dryer ini digunakan persamaan berikut:

Ua = 0,5  G' 0,67 / D (Mc. Cabe, 1985. 4th Ed, Hal 733. Pers 25-29)

Sehingga :

Ua = 32,81 Btu/ft3.oF.h

c. Menentukan Panjang Rotary dryer

Untuk menentukan panjang dari rotary dryer ini digunakan persamaan berikut :

G' s
L = NTU  (Mc. Cabe, 1985. 4th Ed, Hal 247)
Ua

Keterangan:

L = Panjang rotary dryer, ft

s = Kelembaban udara, 0,27 Btu/lboF

lb
G’ = Kecepatan superficial udara panas,
jam. ft 2

D = Diameter rotary dryer, ft

Ua = Koefficient heat transfer, Btu/ft3.oF.h

∆TLMTD = Log mean Temperature difference, oF


C-130

(TG 2  Tw )  (TG1  Tw )
LMTD (ΔT)m =
(T  Tw )
ln G 2
(TG1  Tw )

= 85,77 oF

Dimana NTU = (TG1 – TG2)/(∆T)m

= 1,5

Sehingga L = 42,63 ft

= 12,99 m

Syarat L/D untuk rotary drier: 4 – 10 (Perry’s, 1999. 7ed, Hal 12-54)

L/D = 8,23 (memenuhi)

Sehingga,diameter dan panjang rotary dryer yang diperoleh dapat digunakan.

d. Menentukan Putaran Rotary Dryer ( N )

Putaran rotary dryer, N berkisar antara 25/D – 35/D (Wallas, hal 247), dengan D

adalah diameter rotary dryer. Maka, dipilih nilai putaran (N) sebesar 35/D.

35
N =
5,1804

= 6,76 rpm

= 7 rpm

e. Menentukan Waktu Tinggal ( θ ) Produk di dalam RD-301

 L   B LG 
θ  0,23    0,6   (Perry’s 7ed, pers 12-55, hal 12-
SN D  
0,9
F

55)

Keterangan:

θ = Waktu tinggal, menit

L = Panjang rotary dryer, ft


C-131

S = Slope/kemiringan rotary dryer, ft/ft dipilih nilai

= 0,06 (S = 0 – 0,08 cm/m, Perry’s 7ed, hal 12-56)

N = Putaran rotary dryer, rpm

D = Diameter rotary dryer, ft

B = Konstanta = 5 × Dp-0.5

Dp = Diameter rata-rata partikel, µm (mikronmeter)

= 2000 μm

lb
G = Kecepatan superficial gas,
jam. ft 2

lb
M = Massa umpan masuk rotary dryer,
jam

S = Luas penampang rotary dryer

M
F =
S

63732,941
=
33,449

= 3.025,27 lb/jam ft2

Sehingga diperoleh nilai θ = 8,9 menit

f. Menentukan Jumlah Flight dan Tinggi Flight

Jenis flight = radial flight

Jumlah flight = 2,4 D – 3 D ( Perry’s 7ed, hal 12-54 )

Jumlah flight = 2,5 × D

= 12,95  13 flight (dalam 1 bagian keliling lingkaran)


C-132

Berdasarkan Perry’s ed.7th, hal.12-56, tinggi flight berkisar antara (D/12) – (D/8),

dengan D dalam satuan meter. Pada perhitungan ini diambil D/8.

Sehingga,

1,5790
tinggi flight =
8

= 0,2 m

= 0,65 ft

Jarak antar flight = 3,14.D / jumlah flight

= 3,14 × 0,65 / 13

= 1,25 ft

g. Menentukan Daya Motor

Berdasarkan Perry’s 7ed hal 12-56, jumlah total daya untuk fan, penggerak dryer

dan conveyor umpan maupun produk berkisar antara 0,5 D2 – 1,0 D2 (kW). Pada

perhitungan ini dipilih total daya sebesar 0,5 D2

Sehingga,

Power = 0,5 × 5,182

= 13,42 kW

= 17,99 hP

Oleh karena itu, digunakan daya standar yaitu sebesar 20 hP

h. Menentukan Tebal Dinding

Diketahui bahwa tekanan operasi di dalam rotary dryer adalah 1 atm, sehingga

diambil faktor keamanan (safetyfactor) sebesar 10 %, sehingga :

Pdesain = 1,1 x 1 atm = 1,1 atm = 16,2 psi

Untuk menghitung tebal rotary dryer digunakan persamaan :


C-133

Pr
t C (Brownell & Young, 1959, pers. 13.1, hal. 254)
f  E  0.6 P

Keterangan:

t = Tebal rotary dryer, in

f = Nilai tegangan material, psi

Stainless Steel Tipe-304 = 23.931 psi (tabel 13.2, coulson vol : 6 , hal : 812)

E = Welded Joint Efficiency Dipilih Double welded butt joint

berdasarkan Table 13.2 Brownell and Young = 80 %

P = Tekanan desain, psi

r = Jari-jari rotary dryer = 31,08 in

C = Korosi yang dipakai adalah faktor korosi terhadap udara luar,

= 0.125 inci/10 tahun (Peters dan Timmerhaus, hal 542).

ts = 0,15 in

maka digunakan tebal dinding standar yang digunakan adalah 3/16 in. berdasarkan

tebal dinding tersebut dapat dihitung diameter luar rotary dryer, yaitu sebagai

berkut :

OD = ID + 2.ts

= 62,17 + 2 × 0,1875

= 62,5401 in
C-134

Tabel. C.11.1 Spesifikasi Rotary Dryer (RD-301)


Spesifikasi
Alat : Rotary Dryer
Kode : RD-301
Fungsi Menghilangkan kadar air hasil keluaran centrifuge
:
(CF-301)
Bahan kontruksi : Stainless Steel Tipe-304 (18% Cr, 8% Ni, 0,08% C)
Kondisi Operasi T. Udara masuk : 800oC
T. Udara keluar : 40oC
: T. Produk masuk : 35oC
T. Produk keluar : 40oC
T. Bola basah : 28 oC
Diameter : 1,58 m
Panjang : 12,99 m
Putaran : 7 rpm
Dimensi : Waktu tinggal : 8,9 menit
Kemiringan : 0,06 cm/m
Jumlah radial flight : 13 buah
Tinggi flight : 0,2 m
Power : 20 hP

C.12. Fan (F-301)

Fungsi : Mengalirkan udara menuju Heater Udara (H-301)

Tipe : Centrifugal Multiblade Forward Curved Fan

Jumlah : Satu Buah

Alasan Pemilihan :

1. Sesuai untuk mengalirkan udara menuju unit pengeringan dalam jumlah yang

besar pada tekanan yang rendah.


C-135

2. Kapasitas untuk mengalirkan udara cukup tinggi

3. Biaya instalasi, perawatan, utilitas, serta pembelian sangat rendah

dibandingkan dengan tipe Centrifugal Backward Curved Fan

(Perry’s 8th Edition, 1999, hal. 10-45, 10-46 ; Ulrich G., 1984, Tabel. 4-9, hal.
120 ; Banchero, B., 1955, hal. 111 – 112 ; Peter, Timmerhaus, 2002, hal. 523)

Gambar C.12.1. Centrifugal Multiblade Forward Curved Fan

(Sumber : Perry’s, 7th Edition, 1999, hal. 10-46 ; Banchero, B,. 1955, hal.
112)

a. Menentukan Densitas Udara Masuk

Udara masuk pada temperatur = 30 oC (303 K)

Densitas udara pada 0 oC = 1,29 kg/m3 (Perry’s, Ed.4th,1963,Tabel 3-48,

hal.3-71)

Densitas udara pada 30 oC = (303/273) × 1,293 kg/m3


= 1,43 kg/m3

b. Menentukan Laju Alir Volumetrik Udara (Qu)

Jumlah udara masuk pada temperatur 30°C (G) sebesar 1.810,92 kg/jam

Qu = 21,03 m3/menit

= 742,69 ft3/menit

= 0,35 m3/s

Laju alir volumetrik udara (Qu) akan menentukan biaya pembelian fan tersebut.
C-136

c. Menentukan Daya Fan (P)

Untuk menghitung daya fan, digunakan persamaan 10-88, hal. 10-46,

Perry’s 7th Edition, 1999.

P = 1,57 × 10-4 . Qu . Pop

Keterangan :

P = power (hp)

Qu = laju volumetrik udara masuk (ft3/menit)

Pop = tekanan operasi fan (5 in H2O) (Banchero, 1955 , hal. 112)

P = 1,57 × 742,69 ft3/menit × 5 / 10.000

P = 0,56 hp

Berdasarkan Perry’s 7th Edition, 1999, hal. 10-46, efisiensi fan berkisar antara 40 –

80 %, digunakan efisiensi sebesar 80 %, didapatkan power aktual fan yakni,

Paktual = 0,7 hp

Tabel C.12.1. Spesifikasi Fan (F-301)


Nama Alat : Fan
Kode Alat : F-301
Fungsi Alat : Untuk mengalirkan udara ke heater udara (H-301)
Tipe : Centrifugal Multiblade Forward Curved Fan
Power : 1 hp
Jumlah : 1 buah

C.13. Fan (F-302)

Fungsi : Mengalirkan udara menuju Rotary Dryer (RD-301)

Tipe : Centrifugal Multiblade Forward Curved Fan

Jumlah : Satu Buah


C-137

Alasan Pemilihan :

1. Sesuai untuk mengalirkan udara menuju unit pengeringan dalam jumlah yang

besar pada tekanan yang rendah.

2. Kapasitas untuk mengalirkan udara cukup tinggi

3. Biaya instalasi, perawatan, utilitas, serta pembelian sangat rendah

dibandingkan dengan tipe Centrifugal Backward Curved Fan

(Perry’s 8th Edition, 1999, hal. 10-45, 10-46 ; Ulrich G., 1984, Tabel. 4-9, hal.

120 ; Banchero, B., 1955, hal. 111 – 112 ; Peter, Timmerhaus, 2002, hal. 523)

Gambar C.13.1. Centrifugal Multiblade Forward Curved Fan

(Sumber : Perry’s, 7th Edition, 1999, hal. 10-46 ; Banchero, B,. 1955, hal.112)

a. Menentukan Densitas Udara Masuk

Udara masuk pada temperatur = 60 oC (333,15 K)

Densitas udara pada 0 oC = 1,29 kg/m3 (Perry’s, Ed.4th,1963,Tabel 3-48,

hal.3-71)

Densitas udara pada 60 oC = (423/273) × 1,29 kg/m3


= 1,58 kg/m3

b. Menentukan Laju Alir Volumetrik Udara (Qu)

Jumlah udara masuk pada temperatur 60°C (G) sebesar 1.810,92 kg/jam
C-138

Qu = 19,13 m3/menit

= 675,48 ft3/menit

= 0,32 m3/s

Laju alir volumetrik udara (Qu) akan menentukan biaya pembelian fan tersebut.

c. Menentukan Daya Fan (P)

Untuk menghitung daya fan, digunakan persamaan 10-88, hal. 10-46,

Perry’s 7th Edition, 1999.

P = 1,57 × 10-4 . Qu . Pop

Keterangan :

P = power (hp)

Qu = laju volumetrik udara masuk (ft3/menit)

Pop = tekanan operasi fan (5 in H2O) (Banchero, 1955 , hal. 112)

P = 1,5 × 675,48 ft3/menit × 5 / 10.000

P = 0,51 hp

Berdasarkan Perry’s 7th Edition, 1999, hal. 10-46, efisiensi fan berkisar antara 40 –

80 %, digunakan efisiensi sebesar 80 %, didapatkan power aktual fan yakni,

Paktual = 0,63 hp

Tabel C.13.1 Spesifikasi Fan (F-301)


Nama Alat : Fan
Kode Alat : F-302
Fungsi Alat : Untuk mengalirkan udara menuju Rotary Dryer (RD-301)
Tipe : Centrifugal Multiblade Forward Curved Fan
Power : 1 hp
Jumlah : 1 buah
C-139

C.14. Heater Udara (H-301)

Udara in Steam out

Udara Out Steam in

Gambar C.14.1. Skema Shell and Tube Heater Udara

Fungsi : Memanaskan udara yang akan digunakan pada rotary dryer

(RD-301)

Aliran : Counter-current 1-1

Jenis : Shell and Tube

Alasan Pemilihan :

1. Shell & Tube digunakan ketika kita menginginkan luas transfer panas yang

lebih besar (Kern, 1965, hal 125)sedangkan, untuk double pipe exchanger

digunakan ketika kebutuhan luas transfer panasnya relatif lebih kecil yaitu 100

– 200 ft2 atau kurang (Kern, 1965, hal 108).

2. Shell & Tube dapat dibuat dari berbagai macam material, mudah dibersihkan,

rancangan mekaniknya lebih baik karena bentuknya bagus untuk kondisi

bertekanan (R.K. Sinnot, 2003).


C-140

Tata Letak Lokasi Shell & Tube

1. Temperatur fluida : Jika temperatur yang digunakan cukup tinggi maka

dibutuhkan spesial logam, peletakkan temperatur yang lebih tinggi berada di

tube dan akan mengurangi biaya secara keseluruhan.

2. Tekanan Operasi : Aliran dengan tekanan tinggi sebaiknya diletakan pada

tube – side dari pada di shell – side. Tekanan tinggi di tube akan lebih murah

bila dibandingkan dengan tekanan tinggi di shell. (R.K. Sinnot, 2003).

Data design

Shell:

Fluida dingin = Udara

Laju alir, w = 1.810,92 kg/jam = 3.992,40 lb/jam

T masuk, t1 = 30 oC = 86 oF

T keluar, t2 = 80 oC = 176 oF

T averange = 55 oC

Tube :

Fluida panas = Steam

Laju alir, W = 25,3083 kg/jam = 55,80 lb/jam

T masuk, T1 = 150 oC = 302 oF

T keluar, T2 = 150 oC = 302 oF

Taverange = 150 oC

1. Beban panas HE-301

Q = 2.763.274,74 kj/jam
C-141

Q = 6.091.970,76 lb/jam

2. Menghitung ΔT LMTD

Tabel C.14.1 Data Perhitungan ΔTLMTD


Fluida Panas FluidaDingin Perbedaan
(F) (F) Temperatur
302 Higher Temp 176 126 ∆T2
302 Lower Temp 86 216 ∆T1
0 Beda Suhu 90
(T1 - T2) (t2 -t1)

Δt LMTD =
T1  t 2   T2  t1  (Kern, 1983, hal 89)
T  t 
ln 1 2
T2  t1 

= 96,49 F

S = (t2 - t1)/(T1 -t1) = 0,43

FT =1

∆t LMTD = Ft x LMTD

= 96,49 F

3. Area heat transfer

Overall heat transfer

Dari tabel 8 (Kern, 1965) dipilih Ud untuk Hot fluid : Steam dan Cold fluid : udara

Range Ud = 5 - 50 BTU/hr ft2 °F → dipilih 50 BTU/hr ft2 °F

Pemilihan Spesifikasi Tube (Kern, 1983, Tabel 10, hal 843)

OD = 1,5 in

BWG = 16

At = 0,39 ft2/lin ft

a'' = 1,47 in2


C-142

Lenght, L = 16 ft

Luas Perpindahan Panas

Qtotal
A = = 1.262,65 ft2
U  Δt

Number of tube (Nt) :

Nt = A / L.a"

= 47,38 tube

= Dipilih Nt 48 tube (Kern, 1983, Tabel 9, hal 841)

Adapun data selengkapnya adalah sebagai berikut :

Susunan tube = square pitch

Jumlah aliran = 2 pass

Pitch, Pt = 1,87 in

ID shell = 19,25 in (Kern, 1983, Tabel 9, hal 841)

Sehingga :

A terkoreksi = L.a".N

= 1.129 ft2

UD terkoreksi = Q/A.∆tLMTD

= 55,92 Btu/jam.ft2 F

Shell side, Cold Fluid : Udara Tube side, Hot Fluid : Steam
1a. Flow area, as 1b. Flow area, at
Baffle = 0,75 x ID shell Dari tabel 10, (Kern, 1965) untuk
Jarak Baffle maksimum 0,2-1 ID shell OD(in) = 1,5
Baffle = 14,44 ft BWG = 16
Clearance, = Pt – OD tube = 0,37 n at' = 1,47 in2
as = IDs .C. B/ (144 Pt) flow area, at = Nt. at'/144n
C-143

= 0,39 ft2 = 0,24 ft2


2a. Mass Velocity, Gs 2b. Mass Velocity, Gt

Gs = w/as Gt = w/at

= 10.342,92 lb/ft2.jam = 227,74 lb/ft2.jam

3a. Bilangan Reynold, Re,s 3b. Bilangan Reynold, Re,t

Pada tav = 113 oF Pada tav = 212 oF

ms = µ x 2,42 μs = µ x 2,42

µ = 0,02 (Kern, Gambar 15, hal 825) µ = 0,0142 (Kern, Gambar 15, p 825)

μs = µ x 2,42 = 0,048 lb/ft.jam μs = 0,0142 x 2,42 = 0,034 lb/ft.jam

Dari gambar 28 untuk OD tube 1,5 in Untuk OD tube (tabel 10, Kern,1983) :

Pitch, Pt = 1,875 in BWG = 16

Equivalent Diameter, De = 1,48 in IDt = 1,37 in

Equivalent Diameter, De = 0,12 ft IDt = 0,11 ft

Re,s = De.Gs/μs Re,t = D.Gt/μt

Re,s = 26.355,9 Re,t = 756,6

4a. JH 4b. Condensation of Steam

pada Re 26.355,94 , jH = 615 hio =1500 Btu/jam.ft2oF


(Kern, 1983, hal 208)
5a. (Cp.μa /k)1/3
5a. tw’
C = 0,26 Btu/lb. F hio
tw’ = t c + h (Tav − t av )
io +ho

(Kern, Gambar 3, hal 805)


tw’ = 212,95 oF
K = 0,0175 Btu/hr.ft2.(oF/ft)
C-144

(Kern, Tabel 5, hal 802)

(Cp.μa/k)1/3 = 0,89

6a. Mencari ho

    cp. μ  1/3  μ
0,14

jH    
 ID      μ
   w 
0 ,14
  
Dimana S    1
 W 

ho = 77,75 btu/hr ft2 oF

pada , t w  tc 
ho
Tc  tc 
hio  ho

= 212,95 oF

μw = 0,023 × 2,42 = 0,05

θs = (μs / μw)0,14

= ( 0,048 / 0,0556 )0,14 = 0,98

ho = 77,75 × 0,98

= 79,28 Btu/hr.ft2.F

4. Clean overall coefficient

hio .ho
Uc  = 75,305 Btu/hr.ft2.F
hio  ho

5. Faktor Pengotor, Rd

Dari tabel 12, Kern, hal 845 faktor kekotoran untuk :

~ fluida panas : Steam → Rd = 0 (Kern,1983, hal 845)


C-145

~ fluida dingin : Udara → Rd = 0,002

Rd min total = 0,002, Rd hitung adalah :

Uc  Ud
Rd = = 0,0067 → Memenuhi
Uc  Ud

Tube, Cold fluid:NH3 Shell, Hot fluid : Steam

1a. Untuk Re,s = 26.355,94 1b. Untuk Re,t = 756,6

Dari Gambar 29 (Kern hal. 1965) : Dari Gambar 26 (Kern hal. 1965)

(f) = 0,0012 ft2/in2 (f) = 0,0002 ft2/in2

Ρ = 1,75 𝜌 = 0,96

s = 0,027 s = 0,015

IDS = 19,25 in = 0,031 ft Gt = 227,73 lb/jam.ft2

2a. Number of crosses f G t L  .N


2

2b. ΔPt =
5,22  1010  s  D  θt
N + 1 = 12 L/B = 13,3
= 0,0000036 psi
f G s Ds (N  1)
2

3a. ΔPs =
5,22 x 1010 x D e S φ s 3b ΔPr = (4n / s) × (V2/2g’)

= 0 Psi = (4×12 / 0,015) × 0

= 0,0001 psi

4. ΔPT = ∆Pt + ΔPr

= 0,0000036 + 0,0001

= 0,0001 Psi
C-146

Tabel C.14.2 Spesifikasi Heater Udara (H-301)


Spesifikasi
Nama alat : Heater
Kode alat : H-301
Fungsi : Memanaskan hot air yang akan digunakan pada rotary
dryer
(RD-301)
Type : Shell and tube
Aliran : Counter-current 1-1
Surface area : 1.262,65 ft2
Diameter shell : 19 in
Diameter tube : 1,37 in
Jumlah tube : 48 tube
Panjang tube : 16 ft
Bahan Kontruksi : Stainless Steel AISI 316

C.15. Screw Conveyor (SC-401)

Fungsi : Untuk mengalirkan padatan NH4Cl dari Crystallizer (CR-

101) menuju Centrifuge (CF-101)

Jenis : Helicoid screw conveyor

Gambar C.15.1 Screw conveyor (Walas, 1998)


C-147

Kondisi Operasi

Massa Kristal = 5.792,85 kg/Jam

= 2.627,64 lb/jam

Temperatur = 30 oC (303 K)

a. Menghitung Kapasitas Rancangan

Tabel C.15.1 Tabel Densitas Komponen pada SC-101


Massa Densitas Fraksi Berat
Komponen Wi / ρi
Kg / Jam (kg/m3) Wi
NH4Cl 4.344,50 2.194,46 0,75 0,000341769
H2O 1.448,16 1.018,27 0,25 0,0002455
Total 5.792,66 1 0,000587283

1
mix =
Wi

ρi

= 1/ (0,000587283)

= 1.702,75 kg/m3

= 106,3 lb/ft3

Massa
Laju alir volumetrik =
Densitas
5.792,8497
= 1.702,7557

= 3,40 m3/jam

= 120,14 ft3/jam

= 0,033 ft3/detik

Over Desain = 20 % (Tabel 6. Timmerhaus, 1991:38)

Kapasitas Design = 1,2  3,40 m3/jam


C-148

= 4,08 m3/jam

= 144,17 ft3/jam

b. Desain Screw Conveyor (SC-101)

Berdasarkan kapasitas desain yang telah dihitung, maka dipilih screw conveyor

sesuai dengan spesifikasi sebagai berikut:

Kapasitas : 200 ft3/jam (Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)

Panjang Conveyor : 10 ft (Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)

Diameter Screw : 9 inchi (Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)

Diameter Pipa : 2 ½ inchi (Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)

Diameter Shaft : 2 inchi (Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)

c. Menghitung Putaran Conveyor

Q
 =  Kecepatan Putaran yang disarankan
Kapasitas Rancangan

Keterangan :

 = Putaran Conveyor

Q = Laju alir volumetrik = 120,14 ft3/jam

Kapasitas Rancangan = 144,17 ft3/jam

Kecepatan maksimum yang disarankan untuk diameter screw conveyor 12 in yaitu

140 rpm (Tabel 5.4.a Walas, 1988, hal 79)

120,14 ft3 /jam


 = 144,1705 ft3 /jam x 140

 = 116,67 rpm

 120 rpm
C-149

d. Menghitung Power Motor

Daya screw conveyor dihitung dengan persamaan :

s. .  F . Q.  .L  0,51  elevasi  30000


Ṕ = (Walas, 1988, hal. 80)
106

Keterangan:

P = Daya screw conveyor, hp

s = Bearing factor

untuk Diameter screw 12 in = 55 (Tabel 5.2.c Walas, 1988, hal 79)

 = Putaran screw, rpm = 120 rpm

F = Faktor Material =2 (Tabel 5.2.b Walas, 1988, hal 79)

Q = Laju alir massa, ft3/jam = 120,14 ft3/jam

 = Densitas material = 106,30 lb/ft3

L = Panjang Conveyor = 10 ft

Elevasi = 5 ft
ft3 lb3
(55 x 120+2 x 120,14 x 106,30 )x 10+0,51 x 5 x 30000
jam ft
Ṕ = 106

Ṕ = 0,4 hp

Diketahui:

Efisiensi Pompa = 90 %

G = 1,25

Sehingga Power aktual pompa adalah:

G
Pm = Ṕ
η

(1,25 x 0,3979 hp)


Pm = 90 %

Pm = 0,55 Hp Digunakan power screw conveyor  1 Hp


C-150

Tabel C.15.2. Spesifikasi Screw Conveyor (SC -401)


Spesifikasi Screw Conveyor
Nama : Screw Conveyor
Kode : SC-401
Tipe : Helicoid screw conveyor
Untuk mengalirkan padatan NH4Cl dari
Fungsi : Crystallizer (CR-101) menuju Bucket
Elevator (BE-401)
Bahan : Stainless Steel AISI 316
Kapasitas screw : 4,08 m3/jam
Kecepatan screw : 120 Rpm
Diameter pipa : 2,5 In
Diameter shaft : 2 In
Diameter screw : 9 In
Max. kapasitas torque : 16400 in-lb
Daya motor : 1 Hp
Panjang screw : 10 Ft

C.16. Screw Conveyor (SC-402)

Fungsi : Untuk mengalirkan padatan NH4Cl dari Centrifuge (CF-101)

menuju Rotary dryer (RD-301)

Jenis : Helicoid screw conveyor

Gambar C.16.1 Screw conveyor (Walas, 1998)


C-151

Kondisi Operasi

Massa Kristal = 3.827,05 kg/Jam

= 1.735,95 lb/jam

Temperatur = 30 oC (303 K)

a. Menghitung Kapasitas Rancangan

Tabel C.16.1 Tabel Densitas Komponen pada SC-402


Massa Densitas Fraksi Berat
Komponen Wi / ρi
Kg / Jam (kg/m3) Wi
NH4Cl 3.768,939 2.194,2913 0,98481557 0,0004488
H2O 58,112 1.018,271 0,01518443 0,0000149
Total 3.827,051 1 0,0004637

1
mix =
Wi

ρi

= 1/ (0,0004637)

= 2.156,47 kg/m3

= 134,62 lb/ft3

Massa
Laju alir volumetrik =
Densitas
3.827,051
=
2.156,4737

= 1,77 m3/jam

= 62,67 ft3/jam

= 0,017 ft3/detik

Over Desain = 20 % (Tabel 6. Timmerhaus, 1991:38)

Kapasitas Design = 1,2  1,77 m3/jam


C-152

= 2,13 m3/jam

= 75,21 ft3/jam

b. Desain Screw Conveyor (SC-101)

Berdasarkan kapasitas desain yang telah dihitung, maka dipilih screw conveyor

sesuai dengan spesifikasi sebagai berikut:

Kapasitas : 200 ft3/jam (Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)

Panjang Conveyor : 10 ft (Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)

Diameter Screw : 9 inchi (Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)

Diameter Pipa : 2 ½ inchi (Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)

Diameter Shaft : 2 inchi (Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)

c. Menghitung Putaran Conveyor

Q
 =  Kecepatan Putaran yang disarankan
Kapasitas Rancangan

Keterangan :

 = Putaran Conveyor

Q = Laju alir volumetrik = 62,67 ft3/jam

Kapasitas Rancangan = 75,21 ft3/jam

Kecepatan maksimum yang disarankan untuk diameter screw conveyor 12 in yaitu

140 rpm (Tabel 5.4.a Walas, 1988, hal 79)

62,67 ft3 /jam


 = 75,2067 ft3 /jam x 140

 = 116,67 rpm

 120 rpm
C-153

d. Menghitung Power Motor

Daya screw conveyor dihitung dengan persamaan :

s. .  F . Q.  .L  0,51  elevasi  30000


Ṕ = (Walas, 1988, hal. 80)
106

Keterangan:

P = Daya screw conveyor, hp

s = Bearing factor

untuk Diameter screw 12 in = 55 (Tabel 5.2.c Walas, 1988, hal 79)

 = Putaran screw, rpm = 120 rpm

F = Faktor Material =2 (Tabel 5.2.b Walas, 1988, hal 79)

Q = Laju alir massa, ft3/jam = 62,67 ft3/jam

 = Densitas material = 134,62 lb/ft3

L = Panjang Conveyor = 10 ft

Elevasi = 5 ft

ft3 lb3
(55 x 120+2 x 62,67 x 134,62 )x 10+0,51 x 5 x 30000
jam ft
Ṕ = 106

Ṕ = 0,31 hp

Diketahui:

Efisiensi Pompa = 90 %

G = 1,25

Sehingga Power aktual pompa adalah:

G
Pm = Ṕ
η
C-154

(1,25 x 0,3112 hp)


Pm = 90 %

Pm = 0,43 Hp Digunakan power screw conveyor  1 Hp

Dipakai motor HP =1

Tabel C.16.2. Spesifikasi Screw Conveyor (SC -402)


Spesifikasi Screw Conveyor
Nama : Screw Conveyor
Kode : SC-402
Tipe : Helicoid screw conveyor
Untuk mengalirkan padatan NH4Cl dari
Fungsi : Centrifuge (CF-101) menuju Bucket Elevator
(BE-402)
Bahan : Stainless Steel AISI 316
Kapasitas screw : 2,13 m3/jam
Kecepatan screw : 120 Rpm
Diameter pipa : 2,5 In
Diameter shaft : 2 In
Diameter screw : 9 In
Max. kapasitas torque : 16400 in-lb
Daya motor : 1 Hp
Panjang screw : 10 Ft
C-155

C.17. Screw Conveyor (SC-403)

Fungsi : Untuk mengalirkan padatan NH4Cl dari Rotary dryer (RD-301)

menuju Silo Storage (SS-101)

Jenis : Helicoid screw conveyor

Gambar C.17.1 Screw conveyor (Walas, 1998)

Kondisi Operasi

Massa Kristal = 3.787,88 kg/Jam

= 1.718,18 lb/jam

Temperatur = 30 oC (303 K)

a. Menghitung Kapasitas Rancangan

Tabel C.17.1 Tabel Densitas Komponen pada SC-403


Massa Densitas Fraksi Berat
Komponen Wi / ρi
Kg / Jam (kg/m3) Wi
NH4Cl 3.768,94 2.194,4647 0,995 0,000453414
H2O 18,9394 1.018,271 0,005 0,0000049
Total 3.787,88 1 0,000458324
1
mix =
Wi

ρi

= 1/ (0,000458324)
C-156

= 2.181,86 kg/m3

= 136,21 lb/ft3

Massa
Laju alir volumetrik =
Densitas
3.787,8788
= 2.181,8635

= 1,74 m3/jam

= 61,31 ft3/jam

= 0,017 ft3/detik

Over Desain = 20 % (Tabel 6. Timmerhaus, 1991:38)

Kapasitas Design = 1,2  1,74 m3/jam

= 2,08 m3/jam

= 73,57 ft3/jam

b. Desain Screw Conveyor (SC-403)

Berdasarkan kapasitas desain yang telah dihitung, maka dipilih screw conveyor

sesuai dengan spesifikasi sebagai berikut:

Kapasitas : 200 ft3/jam (Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)

Panjang Conveyor : 10 ft (Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)

Diameter Screw : 9 inchi (Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)

Diameter Pipa : 2 ½ inchi (Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)

Diameter Shaft : 2 inchi (Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)

c. Menghitung Putaran Conveyor

Q
 =  Kecepatan Putaran yang disarankan
Kapasitas Rancangan
C-157

Keterangan :

 = Putaran Conveyor

Q = Laju alir volumetrik = 61,31 ft3/jam

Kapasitas Rancangan = 73,57 ft3/jam

Kecepatan maksimum yang disarankan untuk diameter screw conveyor 12 in yaitu

140 rpm (Tabel 5.4.a Walas, 1988, hal 79)

61,31 ft3 /jam


 = 73,5707 ft3 /jam x 140

 = 116,67 rpm

 120 rpm

d. Menghitung Power Motor

Daya screw conveyor dihitung dengan persamaan :

s. .  F . Q.  .L  0,51  elevasi  30000


Ṕ = (Walas, 1988, hal. 80)
106

Keterangan:

P = Daya screw conveyor, hp

s = Bearing factor

untuk Diameter screw 12 in = 55 (Tabel 5.2.c Walas, 1988, hal 79)

 = Putaran screw, rpm = 120 rpm

F = Faktor Material =2 (Tabel 5.2.b Walas, 1988, hal 79)

Q = Laju alir massa, ft3/jam = 61,31 ft3/jam

 = Densitas material = 136,21 lb/ft3

L = Panjang Conveyor = 10 ft

Elevasi = 5 ft
C-158

ft3 lb3
(55 x 120+2 x 61,31 x 136,21 )x 10+0,51 x 5 x 30000
jam ft
Ṕ = 106

Ṕ = 0,31 hp

Diketahui:

Efisiensi Pompa = 90 %

G = 1,25

Sehingga Power aktual pompa adalah:

G
Pm = Ṕ
η

(1,25 x 0,3095 hp)


Pm = 90 %

Pm = 0,43 Hp Digunakan power screw conveyor  1 Hp

Dipakai motor HP =1
C-159

Tabel C.17.2. Spesifikasi Screw Conveyor (SC -403)


Spesifikasi Screw Conveyor
Nama : Screw Conveyor
Kode : SC-403
Tipe : Helicoid screw conveyor
Untuk mengalirkan padatan NH4Cl dari Rotary
Fungsi : dryer (RD-301) menuju Bucket Elevator (BE-
403)
Bahan : Stainless Steel AISI 316
Kapasitas screw : 2,08 m3/jam
Kecepatan screw : 120 Rpm
Diameter pipa : 2,5 In
Diameter shaft : 2 In
Diameter screw : 9 In
Max. kapasitas torque : 16400 in-lb
Daya motor : 1 Hp
Panjang screw : 10 Ft

C.18. Belt Conveyor (BC-401)

Fungsi : Untuk mengangkut produk dari Silo Storage (SS-101) ke

Gudang

Massa Kristal : 3.787,88 kg/jam

Temperatur Kristal : 30 oC

Tipe belt : Flat belt on continuous plate

Dasar Pemilihan :

Dipilih flat belt conveyor karena produk sudah dalam bentuk kantong-kantong,

sehingga flat belt akan mempermudah dalam pengangkutan.


C-160

Menghitung kapasitas rancangan

Komponen Massa In Densitas Fraksi Berat Wi / ρi


kg/jam kg/m3 Wi
NH4Cl 3.768,9394 2.194,4647 0,995 0,000453414
H2O 18,9394 1018,271 0,005 0,000005
Total 3.787,8788 1 0,000458324

1
ρmix = Wi
∑( )
ρi

1
=
0,000458324

= 2.181,86 kg/m3

= 136,21 lb/ft3
3.787,8788
Laju alir volumetrik = 2.181,8635

= 1,74 m3/jam

= 61,31 ft3/jam

Kapasitas kristal = 3.787,88 kg/jam

= 3,79 ton/jam

Kapasitas over design = 1,1 x 3.787,88 kg/jam

= 4.166,67 kg/jam

= 4,1667 Ton/jam

Dari Tabel 21-7, hal.21-11, Perry’s ed.7th dipilih spesifikasi belt conveyor sebagai

berikut:

Kapasitas maksimum = 32 ton/jam

Lebar belt = 14 in
C-161

Tebal belt = 0,06 – 0,62 in

Kecepatan belt = 100 ft/min

= 30,5 m/min

Maksimum lump size = 80% under 2 in

= 20% under 3 in

Belt plies =3–5

Trough width = 9 in

Sudut elevasi = 0o

Panjang belt = 20 ft = 6,1 m

Cross section area load = 0,11 ft


B

A D

Gambar C.18.1. Belt conveyor dengan 20o idlers (Perry’s 7ed, hal 21-12, fig. 21-3)

Keterangan:

A: idler (penyangga)

B: Belt

C: Lebar belt

D: Sudut idler

a) Menghitung power motor

HP = TPH  ( H  0,002  V  0,001)  C


C-162

Dimana :

TPH = Kapasitas bahan (ton/jam) = 4,17 ton/jam

V = Tinggi elevasi (H sin a) = 0 ft

C = Faktor material = 2 (Tabel 5.2.b Walas, 1988, hal 79)

H = Panjang belt (ft) = 20 ft

a = Sudut elevasi = 0o

Sehingga didapat nilai Hp = 0,30 hp

Effisiensi motor = 80% (Peter and Timmerhaus, Ed. 4, hal. 521, fig. 14-38)

Power motor = 0,30 hp / 80%

= 0,38 hp

Dipilih power motor = 1 hp

Tabel C.18.1 Spesifikasi Belt Conveyor (BC – 401)


Spesifikasi Alat (BC – 401)
Alat : Belt Conveyor
Kode : BC-401
Tipe : Flat belt on continuous plate
Massa kristal : 3.787,88 kg /jam
Kondisi Operasi : Temperatur = 30C
Dimensi Alat : Panjang belt = 20 ft (6,0960 m)
: Lebar belt = 14 in (0,3430 m)
Power motor : 1 hp
Jumlah : 1 unit
C-163

C.19. Bucket Elevator (BE-401)

Fungsi : Untuk mengalirkan padatan NH4Cl dari Screw Conveyor

(SC-401) menuju Centrifuge (CF-101)

Tipe : Spaced Bucket Centrifugal – Discharge Elevators

Dasar Pemilihan : Cocok untuk mengangkut zat padat yang bersifat mudah

mengalir secara verikal (free flowing) dan juga merupakan

salah satu jenis elevator yang sering digunakan.

Kondisi Operasi :

: Temperatur : 35 oC

: Tekanan : 1 atm

material outlet

bucket

elevator
bucket spacing
center

material
inlet

Gambar C.19.1. Centrifugal Discharge spaced buckets (Perry’s, 1999)


C-164

a. Kapasitas Pengangkutan dan Dimensi Bucket Elevator

Pada perancangan bucket elevator, laju alir massa yang diangkut, ditentukan

berdasarkan laju alir massa pada silo sehingga didapatkan ;

Laju Alir massa : 5.792,66 Kg/jam

Over Design : 20 % (Timmerhaus, 1991. Tabel 6. Hal : 38)

Kapasitas Design : 6.951,19 Kg/jam (6,95 ton/jam)

Berdasarkan literatur pada Perry’s 7ed, pada tabel 21-8 halaman 21-15,

diperoleh spesifikasi bucket elevator yang sesuai dengan kapasitas

pengangkutan diatas,pada gambar C.20.1. sebagai berikut:

Gambar C.19.2. Spesifikasi Bucket Elevator (Perry’s, 1999).

Dimensi Bucket :

: Width : 6 in (15,240 cm)

: Projection : 4 in (10,160 cm)

: Depth : 4,25 in (10, 79 cm)

Bucket Spacing = 12 in (30,48 cm)

Lebar Belt = 7 in (17,78 cm)


C-165

Kecepatan Bucket = 225 ft/menit (1,143 m/s)

Putaran Poros = 48 rpm

Power Poros = 0,5 horsepower (hP)

b. Menghitung Daya yang Dipakai Tinggi Elevator (lift) = 21,11 m (69 ft)

 (Perry’s,1999)
 ton jam 
 x 2 x lift , ft
hp   
1000
hP = 0,78 hP

Efisiensi Motor = 80 %

𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛


Daya Motor = = 0,97 hp
𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟

Oleh karena itu, maka digunakan motor dengan daya sebesar 1 horse power.

Tabel C.19.1. Spesifikasi Bucket Elevator (BE-401)


Kode : BE-401
Fungsi :Untuk membawa NH4Cl dari screw conveyor
(SC-401) menuju Centrifuge (CF-101)
Tipe : Spaced-Bucket Centrifugal-Discharge Elevator
Laju Alir : 5.792,66 kg/jam
Dimensi bucket

Ukuran : 6 x 4 x 4,2 in
Jarak antar bucket : 12 in
Kecepatan : 48 rpm
Tinggi : 25 ft
Power : 1 hP
Jumlah : 1 unit
C-166

C.20. Bucket Elevator (BE-402)

Fungsi : Untuk mengalirkan padatan NH4Cl dari Screw Conveyor

(SC-402) menuju Rotary Dryer (RD-301)

Tipe : Spaced Bucket Centrifugal – Discharge Elevators

Dasar Pemilihan : Cocok untuk mengangkut zat padat yang bersifat mudah

mengalir secara verikal (free flowing) dan juga merupakan

salah satu jenis elevator yang sering digunakan.

Kondisi Operasi :

: Temperatur : 35 oC

: Tekanan : 1 atm

material outlet

bucket

elevator
bucket spacing
center

material
inlet

Gambar C.20.1. Centrifugal Discharge spaced buckets (Perry’s, 1999)


C-167

1. Kapasitas Pengangkutan dan Dimensi Bucket Elevator

Pada perancangan bucket elevator, laju alir massa yang diangkut, ditentukan

berdasarkan laju alir massa pada silo sehingga didapatkan ;

Laju Alir massa : 3.827,05 Kg/jam

Over Design : 20 % (Timmerhaus, 1991. Tabel 6. Hal : 38)

Kapasitas Design : 4.592,46 Kg/jam (4,59 ton/jam)

Berdasarkan literatur pada Perry’s 7ed, pada tabel 21-8 halaman 21-15,

diperoleh spesifikasi bucket elevator yang sesuai dengan kapasitas

pengangkutan diatas,pada gambar C.20.2. sebagai berikut:

Gambar C.20.2. Spesifikasi Bucket Elevator (Perry’s, 1999).

Dimensi Bucket :

: Width : 6 in (15,24 cm)

: Projection : 4 in (10,16 cm)

: Depth : 4,25 in (10,79 cm)

Bucket Spacing = 12 in (30,48 cm)

Lebar Belt = 7 in (17,78 cm)


C-168

Kecepatan Bucket = 225 ft/menit (1,14 m/s)

Putaran Poros = 43 rpm

Power Poros = 0,5 horsepower (hP)

2. Menghitung Daya yang Dipakai Tinggi Elevator (lift) = 21,11 m (69 ft)

 (Perry’s,1999)
 ton jam 
 x 2 x lift , ft
hp   
1000
hP = 0,66 hP

Efisiensi Motor = 80 %

𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛


Daya Motor = = 0,82 hp
𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟

Oleh karena itu, maka digunakan motor dengan daya sebesar 1 horse power.

Tabel C.20.1. Spesifikasi Bucket Elevator (BE-402)


Kode : BE-402
Fungsi :Untuk membawa NH4Cl dari screw conveyor
(SC-402) menuju Rotary Dryer (RD-301)
Tipe : Spaced-Bucket Centrifugal-Discharge Elevator
Laju Alir : 3.827,05 kg/jam
Dimensi bucket

Ukuran : 6 x 4 x 4,2 in
Jarak antar bucket : 12 in
Kecepatan : 43 rpm
Tinggi : 25 ft
Power : 1 hP
Jumlah : 1 unit
C-169

C.21. Bucket Elevator (BE-403)

Fungsi : Untuk mengalirkan padatan NH4Cl dari Screw Conveyor

(SC-403) menuju Silo Storage (SS-101)

Tipe : Spaced Bucket Centrifugal – Discharge Elevators

Dasar Pemilihan : Cocok untuk mengangkut zat padat yang bersifat mudah

mengalir secara verikal (free flowing) dan juga merupakan

salah satu jenis elevator yang sering digunakan.

Kondisi Operasi :

: Temperatur : 35 oC

: Tekanan : 1 atm

material outlet

bucket

elevator
bucket spacing
center

material
inlet

Gambar C.21.1. Centrifugal Discharge spaced buckets (Perry’s, 1999)


C-170

1. Kapasitas Pengangkutan dan Dimensi Bucket Elevator

Pada perancangan bucket elevator, laju alir massa yang diangkut, ditentukan

berdasarkan laju alir massa pada silo sehingga didapatkan ;

Laju Alir massa : 3.787,88 Kg/jam

Over Design : 20 % (Timmerhaus, 1991. Tabel 6. Hal : 38)

Kapasitas Design : 4.545,46 Kg/jam (4,54 ton/jam)

Berdasarkan literatur pada Perry’s 7ed, pada tabel 21-8 halaman 21-15,

diperoleh spesifikasi bucket elevator yang sesuai dengan kapasitas

pengangkutan diatas,pada gambar C.21.2. sebagai berikut:

Gambar C.21.2. Spesifikasi Bucket Elevator (Perry’s, 1999).

Dimensi Bucket :

: Width : 6 in (15,24 cm)

: Projection : 4 in (10,16 cm)

: Depth : 4,25 in (10,79 cm)

Bucket Spacing = 12 in (30,48 cm)

Lebar Belt = 7 in (17,78 cm)


C-171

Kecepatan Bucket = 225 ft/menit (1,143 m/s)

Putaran Poros = 43 rpm

Power Poros = 0,5 horsepower (hP)

2. Menghitung Daya yang Dipakai Tinggi Elevator (lift) = 21,11 m (69 ft)

 (Perry’s,1999)
 ton jam 
 x 2 x lift , ft
hp   
1000
hP = 0,63 hP

Efisiensi Motor = 80 %

𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛


Daya Motor = = 0,78 hp
𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟

Oleh karena itu, maka digunakan motor dengan daya sebesar 1 horse power.

Tabel C.21.1. Spesifikasi Bucket Elevator (BE-403)


Kode : BE-403
Fungsi :Untuk membawa NH4Cl dari Screw Conveyor
(SC-403) menuju Silo Storage (SS-101)
Tipe : Spaced-Bucket Centrifugal-Discharge Elevator
Laju Alir : 3.787,88 kg/jam
Dimensi bucket

Ukuran : 6 x 4 x 4,2 in
Jarak antar bucket : 12 in
Kecepatan : 43 rpm
Tinggi : 25 ft
Power : 1 hP
Jumlah : 1 unit
C-172

C.22. Pompa (PP-101)

Fungsi : Mengalirkan Asam Klorida dari Storage Tank (ST-101)

menuju ke reaktor

Tipe : Centrifugal Pump, Single Suction

Dasar Pemilihan :

 Dapat digunakan range kapasitas yang besar dan

tekanan tinggi

 Konstruksi sederhana sehingga harganya relatif lebih

murah

 Kecepatan putarannya stabil

 Tidak memerlukan area yang luas

T2
2 P2
T1
1 z2
P1
FV
z1
FV

Gambar C.22.1. Process Pump

Kondisi :

Suction : Discharge :

T1 = 30oC T2 = 30 oC

P1 = 1 atm P2 = 1 atm

z1 = 3,58 m z2 = 9,17 m

GV = 7,791.92 kg/jam GV = 7,791.92 kg/jam


C-173

Asumsi :

 Sifat-sifat fisis cairan dianggap tetap

 Fluida incompressible

Menghitung Debit Cairan

ρcamp = 921.7 kg.m-3

µcamp = 0.9 cp

= 0.0009 kg.m-1.s-1

Over design = 10 % (Peters & Timmerhaus, 1991)

Gv desain = 8,571.11 kg.jam-1

= 18,856.44 lb.jam-1

= 2.3809 kg.s-1

Debit, Q :

Gv desain
Q = = 9.300 m3.jam-1
ρ

= 0.003 m3.s-1

= 1.550 gpm

Berdasarkan Fig. 7.14 a & b Walas, 1990 dan Tabel 10.17 Coulson, 2005 untuk

kapasitas 1.550 gpm digunakan pompa centrifugal tipe single-suction.

Menghitung Diameter Pipa

Diameter pipa optimum untuk material carbon steel, dihitung dengan

persamaan sebagai berikut :

Dop = 226 x G0,5x ρ-0,35 (Sinnott, 2005)

= 226 x (2.3809)0,5 x (57.5)-0,35


C-174

Keterangan :

Dopt = Diameter pipa optimum (mm)

G = Laju alir massa (kg/s)

 = Densitas larutan (kg/m3)

Didapatkan Dopt = 84.4282 mm = 2.5328 in.

Digunakan ukuran pipa standar dengan spesifikasi sebagai berikut :

NPS 3 ½ in 0.0889 m

Sch 40 in 40 m

ID 3.55 in 0.09012 m

OD 4 in 0.1016 m

Thickness 0,004 m

(Geankoplis, 1993)

Menghitung Bilangan Reynold (NRe)

Bilangan reynold (NRe) dapat dihitung dengan persamaan :

ρ x ID x v
NRe = (Geankoplis, 1993)
μ

Keterangan :

NRe = Bilangan Reynold

 = Densitas larutan (kg.m-3)

ID = Diameter dalam pipa (m)

v = Kecepatan aliran (m.s-1)

 = Viskositas larutan (kg.m-1.s-1)


C-175

Kecepatan aliran, v :
𝑄
v =𝐴

= 0.31879 ms-1

Maka didapat NRe = 30.409,9 (aliran turbulen>2100)

Menghitung Panjang Ekuivalen

Tabel 2.10-1, hal 93 dalam Geankoplis, 1993 memberikan informasi rasio

panjang ekuivalen terhadap diameter pipa (Le/D) untuk setiap jenis komponen

sambungan (fitting) atau valve. Sehingga diperoleh panjang ekuivalen (Le)

untuk setiap komponen yang digunakan yang tertera pada Tabel C.22.1.

Tabel C.22.1. Panjang Ekuivalen untuk setiap komponen pada PP-101


Komponen Jumlah Le (m) Le (feet) Total
Pipa lurus 1 0.381 1.25 0.381
Standard elbow 4 0.732 2.4 2.928
Globe valve 1 8.839 29 8.839
Gate valve fully open 2 0.183 0.6 0.366
Total panjang equivalent 12.514

Menghitung Friction Loss

Friction loss dihitung dengan persamaan 2,10-18 Geankoplis, 1983 :

ΔL v 2 v2 v2 v2
ΣF = 4f  K ex 1  K c 2  K f 1
ID 2 2 2 2

Jika kecepatan v, v1, v2 sama, maka (Geankoplis, 1983, pers,2,10-19) :

2
 ΔL v
ΣF =  4f  K ex  K c  K f 
 ID  2
C-176

 Friksi karena kontraksi dari sungai ke pipa,


2
 A2  V
2

hc = 0,55 1  
 (Geankoplis, 1993)
 A1  2 α

V2
= Kc

Keterangan :

hc = friction loss

V = kecepatan pada bagian downstream

 = faktor koreksi, aliran turbulen =1

A2 = luas penampang yang lebih kecil

A1 = luas penampang yang lebih besar

A2/A1 =0

Kc = 0,55

V2
hc = Kc

= 0,028 J/kg

 Friksi pada pipa lurus

NRe = 30,409.91

Absoluteroughness/ = 0,046 mm (commercial steel pipe)

(Sinnott, 2005)

 = 0,000046

ID = 1,25 in = 0,032 m

/ID = 0.0005

f = 0.01 (Geankoplis, 1993)


C-177

Sehingga friksi pada pipa lurus :

ΔL V 2
Ff = 4 f
ID 2

= 0,25 J/kg

 Friksi pada sambungan (elbow)

Jumlah elbow = 4 buah

Kf = 0.75 (Geankoplis, 1993)

V2 
hf = K f  
2 

= 0.152440337 J/kg

 Friksi karena ekspansi


2
 A 
Kex = 1  1 
 A2 

A2 = luas penampang yang lebih kecil

A1 = luas penampang yang lebih besar

A2/A1 = 0

Kex =1

V2
hex = K ex
2

= 0,05 J/kg

 Friksi pada valve

Globe valve wide = 1 = Kf = 6 (Geankoplis, 1993)

Gate valve wide = 2 = Kf = 0,17


C-178

V2 
hf =  f2 
K
 

= 0,32 J.kg-1

Total friksi :

ΣF = hC + Ff + hf, elbow + hex +hf, valve

= 0,804 J.kg-1

Menghitung Power Pompa

Persamaan neraca energi melalui persamaan Bernaulli :

V22  V12 p  p1
-Ws =  g Z 2  Z1   2  F
2α ρ

Diketahui :

Z1 = 3,58 m (tujuan pemompaan)

Z2 = 9,17 m (asal pemompaan)

P1 = 1 atm (101,325 N/m2)

P2 = 1 atm (101,325 N/m2)

Ws,η = 20.41 J/kg

Dari Gambar 10,62, Coulson,1983, hal 380, untuk Q = 7,477 m3/jam, maka

efisiensi pompa (  ) = 60 %,
C-179

Gambar C.22.2. Pump Efficiency

- Ws. η
Wp = (Geankoplis, 1993)
0,6

= 34.01 J.kg-1

Maka dapat diketahui besar daya yang digunakan pompa :

Power = Gv x Wp (Geankoplis, 1983, pers,3,3-2)

= 80.9845 J.s-1

= 0.1086 kW

= 0.5 HP

Jadi digunakan pompa dengan daya 0,5 HP

Cek Kavitasi

Untuk menghindari kavitasi, NPSH yang tersedia harus lebih besar dari

NPSH yang dibutuhkan, NPSHa> NPSHr, (Bachus, 2003)

NPSHr (Net Positive Suction Head Required) :

Q = 1.550 gpm
C-180

S = 7900 (single suction) (Walas, 1990)

Putaran spesifik pompa (n) = 3.500 rpm

(Coulson, vol,6, 1983, Fig, 5,6,, hal, 199)

4/3
 n Q 0,5 
NPSHR =   (Walas, 1990)
 S 

= 0.59 m

NPSHR = 1.95 ft

NPSHA(Net Positive Suction Head)available :

NPSHA = 1,35 NPSHR

= 1,35 (1,95ft)

= 2,63 ft

NPSHA = 0.80103 m

Karena NPSHa> NPSHr, maka pompa tidak terjadi kavitasi pompa aman dari

kavitasi
C-181

Tabel C.22.2. Spesifikasi Pompa Proses (PP-101)


Alat Pompa Proses
Kode PP-101
Mengalirkan Asam Klorida dari Storage Tank (ST-101)
Fungsi
menuju ke reaktor
Jenis Centrifugal Pump,single suction, single stage,
Bahan Konstruksi Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas 32,9 gpm
Efisiensi Pompa 60 %
Dimensi NPS : 0.0889 m
Sch, : 40 m
Power Motor 0,5 HP
NPSHa 0,80 m
Jumlah 2 buah (1 cadangan)

C.23. Pompa (PP-102)

Fungsi : Mengalirkan produk dari Reactor (RE-201)

Menuju Separator (SP-201)

Tipe : Centrifugal Pump, Single Suction

Dasar Pemilihan:

 Dapat digunakan range kapasitas yang besar dan

tekanan tinggi

 Konstruksi sederhana sehingga harganya relatif lebih

murah

 Kecepatan putarannya stabil

 Tidak memerlukan area yang luas


C-182

T2
2 P2
T1
1 z2
P1
FV
z1
FV

Gambar C.23.1. Process Pump

Kondisi :

Suction : Discharge :

T1 = 60oC T2 = 60 oC

P1 = 1 atm P2 = 1 atm

z1 = 3,58 m z2 = 9,17 m

GV = 9.055,28 kg/jam GV = 9.055,28 kg/jam

Asumsi :

 Sifat-sifat fisis cairan dianggap tetap

 Fluida incompressible

Menghitung Debit Cairan

ρcamp = 1332,15 kg.m-1

µcamp = 0,67 cp

= 0,067x 10-2 kg.m-1.s-1

Over design = 10 % (Peters & Timmerhaus, 1991)

Gv desain = 1,1 x 9055,28 kg.jam-1

= 9.960,81 kg.jam-1

= 2,77 kg.s-1
C-183

Debit, Q :

Gv desain
Q = = 7,48 m3.jam-1
ρ

= 0,00208 m3.s-1

= 32,900 gpm

Berdasarkan Fig. 7.14 a & b Walas, 1990 dan Tabel 10.17 Coulson, 2005

untuk kapasitas 32,900 gpm digunakan pompa centrifugal tipe single-suction.

Menghitung Diameter Pipa

Diameter pipa optimum untuk material stainless steel, dihitung dengan

persamaan sebagai berikut :

Dop = 260 x G0,52x ρ-0,37 (Sinnott, 2005)

= 260 x (2,767)0,52 x (1332,150)-0,37

Keterangan :

Dopt = Diameter pipa optimum (mm)

G = Laju alir massa (kg/s)

 = Densitas larutan (kg/m3)

Didapatkan Dopt = 30,81 mm = 1,21 in.

Digunakan ukuran pipa standar dengan spesifikasi sebagai berikut :

NPS 1,250 in 0,032 m


Sch. No. 40
OD 1,660 in 0,042 m
ID 1,380 in 0,035 m
Thickness 0,140 in 0,004 m
(Geankoplis, 1993)
C-184

Menghitung Bilangan Reynold (NRe)

Bilangan reynold (NRe) dapat dihitung dengan persamaan :

ρ x ID x v
NRe = (Geankoplis, 1993)
μ

Keterangan :

NRe = Bilangan Reynold

 = Densitas larutan (kg.m-3)

ID = Diameter dalam pipa (m)

v = Kecepatan aliran (m.s-1)

 = Viskositas larutan (kg.m-1.s-1)

Kecepatan aliran, v :
𝑄
v =𝐴

= 2,62 ms-1

Maka didapat NRe = 182.597,21 (aliran turbulen>2100)

Menghitung Panjang Ekuivalen

Tabel 2.10-1, hal 93 dalam Geankoplis, 1993 memberikan informasi rasio

panjang ekuivalen terhadap diameter pipa (Le/D) untuk setiap jenis

komponen sambungan (fitting) atau valve. Sehingga diperoleh panjang

ekuivalen (Le) untuk setiap komponen yang digunakan yang tertera pada

Tabel C.23.1.
C-185

Tabel C.23.1. Panjang Ekuivalen untuk setiap komponen pada PP-102


Komponen Jumlah Le (ft) Le (m) Total (m)
Pipa Lurus 4 11,758 3,584 14,336
Standard Elbow 4 3,764 1,147 4,589
Globe Valve 1 38,400 11,704 11,704
Gate Valve Wide Open 2 0,828 0,252 0,505
Jumlah 31,134

Menghitung Friction Loss

Friction loss dihitung dengan persamaan 2,10-18 Geankoplis, 1983 :

ΔL v 2 v12 v 22 v12
ΣF = 4f  K ex  Kc  Kf
ID 2 2 2 2

Jika kecepatan v, v1, v2 sama, maka (Geankoplis, 1983, pers,2,10-19) :

2
 ΔL v
ΣF =  4f  K ex  K c  K f 
 ID  2

 Friksi karena kontraksi dari sungai ke pipa,


2
 A2  V
2
hc 
= 0,55 1  
 (Geankoplis, 1993)
 A1  2 α

V2
= Kc

Keterangan :

hc = friction loss

V = kecepatan pada bagian downstream

 = faktor koreksi, aliran turbulen =1

A2 = luas penampang yang lebih kecil

A1 = luas penampang yang lebih besar


C-186

A2/A1 =0

Kc = 0,55

V2
hc = Kc

= 1,89 J/kg

 Friksi pada pipa lurus

NRe = 182.597,21

Absoluteroughness/ = 0,046 mm (commercial steel pipe)

(Sinnott, 2005)

 = 0,000046

ID = 1,25 in = 0,032 m

/ID = 0,0013

f = 0,0022 (Geankoplis, 1993)

Sehingga friksi pada pipa lurus :

ΔL V 2
Ff = 4 f
ID 2

= 30,400 J/kg

 Friksi pada sambungan (elbow)

Jumlah elbow = 4 buah

Kf = 0,75 (Geankoplis, 1993)

V2 
hf =  f2 
K
 

= 17,833 J/kg
C-187

 Friksi karena ekspansi


2
 A 
Kex = 1  1 
 A2 

A2 = luas penampang yang lebih kecil

A1 = luas penampang yang lebih besar

A2/A1 = 0

Kex =1

V2
hex = K ex
2

= 3,44 J/kg

 Friksi pada valve

Globe valve wide = 1 = Kf = 6 (Geankoplis, 1993)

Gate valve wide = 2 = Kf = 0,17

V2 
hf = Kf  
2 

= 33,31 J.kg-1

Total friksi :

ΣF = hC + Ff + hf, elbow + hex +hf, valve

= 79,381 J.kg-1

Menghitung Power Pompa

Persamaan neraca energi melalui persamaan Bernaulli :

V22  V12 p  p1
-Ws =  g Z 2  Z1   2  F
2α ρ
C-188

Diketahui :

Z1 = 3,58 m (tujuan pemompaan)

Z2 = 9,17 m (asal pemompaan)

P1 = 1 atm (101,32 N/m2)

P2 = 1 atm (101,32 N/m2)

Ws,η = 137,57 J/kg

Dari Gambar 10,62, Coulson,1983, hal 380, untuk Q = 7,48 m3/jam, maka

efisiensi pompa (  ) = 70 %,

Gambar C.23.1. Pump Efficiency

 Ws
Wp = (Geankoplis, 1993)
η

= 196,53 J.kg-1

Maka dapat diketahui besar daya yang digunakan pompa :

Power = Gv x Wp (Geankoplis, 1983, pers,3,3-2)

= 543,77 J.s-1
C-189

= 0,54 kW

= 0,73 HP

Jadi digunakan pompa dengan daya 0,75 HP

Cek Kavitasi

Untuk menghindari kavitasi, NPSH yang tersedia harus lebih besar dari

NPSH yang dibutuhkan, NPSHa> NPSHr, (Bachus, 2003)

NPSHr (Net Positive Suction Head Required) :

Q = 32,900gpm

S = 7900 (single suction) (Walas, 1990)

Putaran spesifik pompa (n) = 3.500 rpm

(Coulson, vol,6, 1983, Fig, 5,6,, hal, 199)

4/3
 n Q 0,5 
NPSHR =   (Walas, 1990)
 S 

= 3,47 ft

NPSHR = 1,06 m

NPSHA(Net Positive Suction Head)available :

NPSHA = 1,35 NPSHR

= 1,35 (1,06 ft)

= 4,68 ft

NPSHA = 1,43 m

Karena NPSHa> NPSHr, maka pompa tidak terjadi kavitasi pompa aman dari

kavitasi
C-190

Tabel C.23.2. Spesifikasi Pompa Proses (PP-102)


Alat Pompa Proses
Kode PP-102
Mengalirkan produk dari Reactor (RC-201)
Fungsi
menuju Separator (SP-301)
Jenis Centrifugal Pump,single suction, single stage,
Bahan Konstruksi Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas 32,9 gpm
Efisiensi Pompa 70 %
Dimensi NPS : 1,25 in
Sch, : 40
Power Motor 0,75 HP
NPSHa 1,057 m
Jumlah 2 buah (1 cadangan)

C.24. Pompa (PP-103)

Fungsi : Mengalirkan produk Separator (SP-301) menuju ke Evaporator

(EV-301)

Tipe : Centrifugal Pump, Single Suction

Dasar Pemilihan :

 Dapat digunakan range kapasitas yang besar dan

tekanan tinggi

 Konstruksi sederhana sehingga harganya relatif lebih

murah

 Kecepatan putarannya stabil

 Tidak memerlukan area yang luas


C-191

T2
2 P2
T1
1 z2
P1
FV
z1
FV

Gambar C.24.1. Process Pump

Kondisi :

Suction : Discharge :

T1 = 95oC T2 = 95 oC

P1 = 1 atm P2 = 1 atm

z1 = 3,58 m z2 = 9,17 m

GV = 7,791.92 kg/jam GV = 7,791.92 kg/jam

Asumsi :

 Sifat-sifat fisis cairan dianggap tetap

 Fluida incompressible

Menghitung Debit Cairan

ρcamp = 1.369,0 kg.m-3

µcamp = 1,0 cp

= 0.0010 kg.m-1.s-1

Over design = 10 % (Peters & Timmerhaus, 1991)

Gv desain = 8.571,11 kg.jam-1

= 18,856.44 lb.jam-1

= 2.3809 kg.s-1
C-192

Debit, Q :

Gv desain
Q = = 6.261 m3.jam-1
ρ

= 0.002 m3.s-1

= 1.043 gpm

Berdasarkan Fig. 7.14 a & b Walas, 1990 dan Tabel 10.17 Coulson, 2005 untuk

kapasitas 1.043 gpm digunakan pompa centrifugal tipe single-suction.

Menghitung Diameter Pipa

Diameter pipa optimum untuk material carbon steel, dihitung dengan

persamaan sebagai berikut :

Dop = 226 x G0,5x ρ-0,35 (Sinnott, 2005)

= 226 x (2.3809)0,5 x (85,5)-0,35

Keterangan :

Dopt = Diameter pipa optimum (mm)

G = Laju alir massa (kg/s)

 = Densitas larutan (kg/m3)

Didapatkan Dopt = 73.5101 mm = 2.2053 in.

Digunakan ukuran pipa standar dengan spesifikasi sebagai berikut :

NPS 3 in 0.0762 m

Sch 40 in 40 m

ID 3.068 in 0.0779 m

OD 3.5 in 0.0889 m

Thickness 0,004 m

(Geankoplis, 1993)
C-193

Menghitung Bilangan Reynold (NRe)

Bilangan reynold (NRe) dapat dihitung dengan persamaan :

ρ x ID x v
NRe = (Geankoplis, 1993)
μ

Keterangan :

NRe = Bilangan Reynold

 = Densitas larutan (kg.m-3)

ID = Diameter dalam pipa (m)

v = Kecepatan aliran (m.s-1)

 = Viskositas larutan (kg.m-1.s-1)

Kecepatan aliran, v :
𝑄
v =𝐴

= 0.28 ms-1

Maka didapat NRe = 29.967,3 (aliran turbulen>2100)

Menghitung Panjang Ekuivalen

Tabel 2.10-1, hal 93 dalam Geankoplis, 1993 memberikan informasi rasio

panjang ekuivalen terhadap diameter pipa (Le/D) untuk setiap jenis

komponen sambungan (fitting) atau valve. Sehingga diperoleh panjang

ekuivalen (Le) untuk setiap komponen yang digunakan yang tertera pada

Tabel C.24.1.
C-194

Tabel C.24.1. Panjang Ekuivalen untuk setiap komponen pada PP-101


Komponen Jumlah Le (m) Le (feet) Total
Pipa lurus 1 0.381 1.25 0.381
Standard elbow 4 0.732 2.4 2.928
Globe valve 1 8.839 29 8.839
Gate valve fully open 2 0.183 0.6 0.366
Total panjang equivalent 12.514

Menghitung Friction Loss

Friction loss dihitung dengan persamaan 2,10-18 Geankoplis, 1983 :

ΔL v 2 v12 v 22 v12
ΣF = 4f  K ex  Kc  Kf
ID 2 2 2 2

Jika kecepatan v, v1, v2 sama, maka (Geankoplis, 1983, pers,2,10-19) :

2
 ΔL v
ΣF =  4f  K ex  K c  K f 
 ID  2

 Friksi karena kontraksi dari sungai ke pipa,


2
 A2  V
2
hc = 0,55 1   (Geankoplis, 1993)
 A1  2 α

V2
= Kc

Keterangan :

hc = friction loss

V = kecepatan pada bagian downstream

 = faktor koreksi, aliran turbulen =1

A2 = luas penampang yang lebih kecil

A1 = luas penampang yang lebih besar


C-195

A2/A1 =0

Kc = 0,55

V2
hc = Kc

= 0.021609685 J/kg

 Friksi pada pipa lurus

NRe = 29,97

Absoluteroughness/ = 0,046 mm (commercial steel pipe)

(Sinnott, 2005)

 = 0,000046

ID = 1,25 in = 0,032 m

/ID = 0.0006

f = 0.0048

(Geankoplis, 1993)

Sehingga friksi pada pipa lurus :

ΔL V 2
Ff = 4 f
ID 2

= 0.106189448 J/kg

 Friksi pada sambungan (elbow)

Jumlah elbow = 5 buah

Kf = 0.75 (Geankoplis, 1993)

V2 
hf =  K f  
2 

= 0.147338761 J/kg
C-196

 Friksi karena ekspansi


2
 A 
Kex = 1  1 
 A2 

A2 = luas penampang yang lebih kecil

A1 = luas penampang yang lebih besar

A2/A1 = 0

Kex =1

V2
hex = K ex
2

= 0.039290336 J/kg

 Friksi pada valve

Globe valve wide = 1 = Kf = 6 (Geankoplis, 1993)

Gate valve wide = 2 = Kf = 0,17

V2 
hf = Kf  
2 

= 0.249100732 J.kg-1

Total friksi :

ΣF = hC + Ff + hf, elbow + hex +hf, valve

= 0.563528963 J.kg-1

Menghitung Power Pompa

Persamaan neraca energi melalui persamaan Bernaulli :

V22  V12 p  p1
-Ws =  g Z 2  Z1   2  F
2α ρ
C-197

Diketahui :

Z1 = 3,58 m (tujuan pemompaan)

Z2 = 9,17 m (asal pemompaan)

P1 = 1 atm (101,32 N/m2)

P2 = 1 atm (101,32 N/m2)

Ws,η = 20.166 J/kg

Dari Gambar 10,62, Coulson,1983, hal 380, untuk Q = 7,477 m3/jam, maka

efisiensi pompa (  ) = 65 %,

Gambar C.24.2. Pump Efficiency

- Ws. η
Wp = (Geankoplis, 1993)
0,6

= 31.0256 J.kg-1

Maka dapat diketahui besar daya yang digunakan pompa :

Power = Gv x Wp (Geankoplis, 1983, pers,3,3-2)

= 73.8676 J.s-1

= 0.0991 kW
C-198

= 0.5 HP

Jadi digunakan pompa dengan daya 0,5 HP

Cek Kavitasi

Untuk menghindari kavitasi, NPSH yang tersedia harus lebih besar dari NPSH

yang dibutuhkan, NPSHa> NPSHr, (Bachus, 2003)

NPSHr (Net Positive Suction Head Required) :

Q = 14.828 gpm

S = 7900 (single suction) (Walas, 1990)

Putaran spesifik pompa (n) = 3.500 rpm

(Coulson, vol,6, 1983, Fig, 5,6,, hal, 199)

4/3
 n Q 0,5 
NPSHR =   (Walas, 1990)
 S 

= 1.50 m

NPSHR = 4.94 ft

NPSHA(Net Positive Suction Head)available :

NPSHA = 1,35 NPSHR

= 1,35 (4,94ft)

= 2.032 m

NPSHA = 6.666 ft

Karena NPSHa> NPSHr, maka pompa tidak terjadi kavitasi pompa aman dari

kavitasi
C-199

Tabel C.24.2. Spesifikasi Pompa Proses (PP-103)


Alat Pompa Proses
Kode PP-103
Mengalirkan produk Separator (SP-301) menuju ke
Fungsi
Evaporator (EV-301)
Jenis Centrifugal Pump,single suction, single stage,
Bahan Konstruksi Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas 32,900 gpm
Efisiensi Pompa 60 %
Dimensi NPS : 0.076 m
Sch, : 40 m
Power Motor 0,5 HP
NPSHa 2,03 m
Jumlah 2 buah (1 cadangan)

C.25. Pompa (PP-201)

Fungsi : Mengalirkan produk keluaran Evaporator (EV-302)

Menuju Crystalizer (CR-101)

Tipe : Centrifugal Pump

Bahan komtruksi : Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316

T2
2 P2
T1
1 z2
P1
FV
z1
FV

Gambar C.25.1. Process Pump


C-200

Friction loss yang perlu diperhitungkan antara lain :

 Friksi karena kontraksi dari tangki ke pipa

 Friksi pada pipa lurus

 Friksi pada elbow

 Friksi karena ekspansi

 Friksi pada valve

Asumsi :

 Sifat-sifat fisis cairan dianggap tetap

 Fluida incompressible

Data – data perhitungan:


Massa Masuk ρi
Komponen xi xi/ρi
(kg/jam) (kg/m3)
NH4Cl (l) 4.344,50 0,75 1.789,60 0,00042
H2O 1.448,17 0,25 994,82 0,00025
Total 5.792,66 1,00 0,00067

Densitas feed = 1.491,7 kg/m3

= 93,1 lb/ft3

Massa Masuk µi
Komponen xi xi/µi
(kg/jam) cp
NH4Cl (l) 4.344,50 0,750 87,50 0,0086
H2O 1.448,17 0,250 0,47 0,5351
Total 5.792,66 1,00 175,57 0,5437
C-201

Viskositas feed = 1,84 cp

= 0,001839 kg/m.s

= 4,45 lb/ft.h

Suction : Discharge:

T1 = 60,000 oC T1 = 60,000 oC

P1 = 1 atm P1 = 1 atm

Gv = 5.792,66 kg/jam Gv = 5.792,7 kg/jam

Menghitung Debit Cairan

Diambil over design = 10% =0,1

(Peter and Timmerhaus,1991)

G V design = 6.371,93 kg/jam = 1,77 kg/detik = 14.018,25 lb/jam


𝐺𝑉
𝑄= 𝜌

𝑄 = 4,27 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚 = 150,53 𝑓𝑡 3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 0,71 𝑔𝑎𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Menghitung Diameter Pipa

Diameter pipa optimum untuk material carbon steel dihitung dengan persamaan

(Coulson, 1983, pers. 5.14):

𝐷𝑜𝑝𝑡 = 226 × 𝐺 0,5 × 𝜌−0,35

Keterangan :

𝐷𝑜𝑝𝑡 : Diameter pipa optimum (mm)

G : Laju alir massa (kg/s)

𝜌 : Densitas larutan (kg/m3)

𝐷𝑜𝑝𝑡 = 61,51 𝑚𝑚 = 1,84 𝑖𝑛


C-202

Dari Appendix A.5-1 (Geankoplis 1993:892),diperoleh ukuran comersial pipe:

Karakteristik In M
NPS 8 0,2032
Sch 40 40
ID 7,98 0,2027
OD 8,625 0,2191

Menentukan Bilangan Reynold (NRe)

Bilangan reynold (NRe) dapat dihitung dengan persamaan (Geankoplis, 1993,

pers.4.5-5) :
𝜌×𝐼𝐷×𝑉
𝑁𝑅𝑒 = 𝜇

Keterangan :

𝑁𝑅𝑒 : Bilangan Reynold

ρ : Densitas larutan (kg/m3)

ID : Diameter dalam pipa (m)

V : Kecepatan aliran (m/s)

µ : Viskositas larutan (kg/m.s)

Dimana:

𝑄𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = 𝑄𝑝𝑖𝑝𝑎

𝜋 2
= 𝐷𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑣𝑝𝑖𝑝𝑎
4

𝑄 𝑓𝑡 𝑖𝑛
𝑣 = 𝐴 = 0,10 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 1,24 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 0,03 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

𝑁𝑅𝑒 = 5.177,7 (𝑡𝑢𝑟𝑏𝑢𝑙𝑒𝑛𝑡, 𝑁𝑅𝑒 > 2100


C-203

Menghitung Panjang Equivalent

Faktor koreksi, a =1

Diameter pipa = 8,62 in = 0,22 m

Roughness, ε = 0,000046 (untuk pipa comerscial steel)

e/D = 0,00021

Dari gambar. 2.10-3, Geankoplis, 1993, diperoleh f = 0,0038

Untuk panjang equivalent, dari gambar. 127 Brown,1950,diperoleh:

Komponen Jumlah Le (m) Le (feet) Total


Pipa lurus 1 0,381 1,25 0,381
Standard elbow 4 0,732 2,4 2,928
Globe valve 1 8,839 29 8,839
Gate valve fully open 2 0,183 0,6 0,366
Total panjang equivalent 12,514

Menghitung Friction loss

Friksi karena kontraksi dari tangki ke pipa.

𝐴 2 𝑉2 𝑉2
ℎ𝑐 = 0,551 (𝐴2 ) = 𝐾𝑐 2∝
1 2∝

Keterangan :

hc : friction loss

v : kecepatan pada bagian downstream

: faktor koreksi, aliran turbulen

a =1

: luas penampang yang lebih

A2 kecil
C-204

: luas penampang yang lebih

A1 besar

Dimana: A2/A1=0

Kc = 0,55

Sehingga :

𝑉2
ℎ𝑐 = 𝐾𝑐 2∝ (Pers.2.10-16, Geankoplis, 1993)

𝐽
ℎ𝑐 = 0,00027 𝑘𝑔

Friksi pada pipa lurus

𝑁𝑟𝑒 = 5.177,71
𝜀
= 0,0002
𝐼𝐷

𝑓 = 0,0038 (Gambar.2.10-3, Geankoplis,1993)

∆𝐿 𝑉 2
𝐹𝑓 = 4𝑓 𝐼𝐷 2∝ = 0,00043 𝐽/𝑘𝑔

Friksi pada sambungan (elbow)

Jumlah elbow = 4

Kf = 0,75 (tabel 2.10-1, Geankoplis)

𝑉2 𝐽
ℎ𝑓 = ∑ 𝐾𝑓 [2∝] = 0,0015 𝑘𝑔

Friksi karena ekspansi

𝐴 2
𝐾𝑒𝑥 = (1 − 𝐴1 )
2

A2 : luas penampang yang lebih kecil

A1 : luas penampang yang lebih besar


C-205

A2/ A1 = 0

Kex = 1

𝑉2 𝐽
ℎ𝑒 = 𝐾 2∝ = 0,00049 𝐾𝑔

Friksi pada valve

Globe valve wide = 1 = Kf = 6 (tabel 2.10-1, Geankoplis, 1983)

Gate valve wide = 2 = Kf = 0,17 (tabel 2.10-1, Geankoplis, 1983)

𝑉2 𝐽
ℎ𝑓 = ∑ 𝐾𝑓 [2∝] = 0,0031 𝑘𝑔

Total friksi, ΣF = hC + Ff + hf, elbow + he + hf, valve

Total friksi, ΣF = 0,0058 J/Kg

Menghitung tenaga pompa yang digunakan

Persamaan neraca energi yang dijelaskan melalui persamaan Bernaulli

(pers. 2.7-28 Geankoplis, 1983) :

𝑉22 −𝑉12 𝜌2 −𝜌1


−𝑊𝑠.𝑛 = + 𝑔(𝑍2 − 𝑍1 ) + + ∑𝐹
2∝ 𝜌

−𝑊𝑠.𝑛 = 19,6058 𝐽/𝑘𝑔

Dimana η = 80 % dari Gambar.10,62, Coulson, 1983

'-Ws = 21,78 J/kg

Power, P = G. –Ws

Power, P = 38,56 J/detik = 0,64 J/menit

Jadi digunakan pompa dengan daya 0,1 hp

daya standar untuk PP-202 = 1,5 hp

Menghitung NSPH
C-206

Cek Kavitasi:

Pv = 0,001 atm

NPSH (Net Positive Suction Head) Allowable :

(NPSH)A = 1,35 (NPSH)R

= 0,48 m

= 1,56 ft

NPSH (Net Positive Suction Head) Required :

Dari gambar 7.2 b Walas :

N=3500rpm

S=7900 (single suction)

Q=0,712gal/menit

𝑁𝑄 0,5 4
NPSH𝑅 = ( )3 = 0,35𝑚 = 1,16𝑓𝑡 (pers. 7.15 Walas, 1988)
𝑆

NPSH A > NPSH R, pompa aman dari kavitasi 1,56 ft>1,16ft

Keterangan:

NPSHR = Net Positive suction head required (ft)

NPSHA = Net Positive suction head available (ft)


C-207

Tabel C.25.2. Spesifikasi Pompa Proses (PP-201)


Alat Pompa Proses
Kode PP-201
Mengalirkan produk keluaran Evaporator (EV-301)
Fungsi
Menuju Crystalizer (CR-101)
Jenis Centrifugal Pump,single suction, single stage,
Bahan Konstruksi Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas 32,9 gpm
Efisiensi Pompa 60 %
Dimensi NPS : 0.076 m
Sch, : 40 m
Power Motor 0,5 HP
NPSHa 2,032 m
Jumlah 2 buah (1 cadangan)

C.26. Pompa (PP-203)

Fungsi : Mengalirkan produk mother liquor keluaran Centrifuge (CF-

101) menuju Evaporator (EV-301)

Tipe : Centrifugal Pump

Bahan komtruksi : Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316

T2
2 P2
T1
1 z2
P1
FV
z1
FV

Gambar C.26.1. Process Pump


C-208

Friction loss yang perlu diperhitungkan antara lain :

 Friksi karena kontraksi dari tangki ke pipa

 Friksi pada pipa lurus

 Friksi pada elbow

 Friksi karena ekspansi

 Friksi pada valve

Asumsi :

 Sifat-sifat fisis cairan dianggap tetap

 Fluida incompressible

Data – data perhitungan:

Massa Masuk ρi
Komponen xi xi/ρi
(kg/jam) (kg/m3)
NH4Cl (l) 575,56 0,29 1.826,79 0,00016
H2O 1.390,24 0,71 1.022,88 0,00069
Total 1.965,80 1,00 0,00085

Densitas feed = 1.174,2 kg/m3

= 73,3 lb/ft3

Massa Masuk µi
Komponen xi xi/µi
(kg/jam) cp
NH4Cl (l) 575,56 0,293 165,35 0,0018
H2O 1.390,24 0,707 0,82 0,8677
Total 1.965,80 1,00 331,65 0,8695
C-209

Viskositas feed = 1,15 cp

= 0,00115 kg/m.s

= 2,78 lb/ft.h

Suction : Discharge:

T1 = 30,000 oC T1 = 30,000 oC

P1 = 1 atm P1 = 1 atm

Gv = 1.965,80 kg/jam Gv = 1.965,80 kg/jam

Menghitung Debit Cairan

Diambil over design = 10% =0,1

(Peter and Timmerhaus,1991)

G V design = 2.162,38 kg/jam = 0,6007 kg/detik = 4.757,23 lb/jam


𝐺𝑉
𝑄= 𝜌

𝑄 = 1,842 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚 = 0,018 𝑓𝑡 3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 0307 𝑔𝑎𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Menghitung Diameter Pipa

Diameter pipa optimum untuk material carbon steel dihitung dengan persamaan

(Coulson, 1983, pers. 5.14):

𝐷𝑜𝑝𝑡 = 226 × 𝐺 0,5 × 𝜌−0,35

Keterangan :

𝐷𝑜𝑝𝑡 : Diameter pipa optimum (mm)

G : Laju alir massa (kg/s)

𝜌 : Densitas larutan (kg/m3)

𝐷𝑜𝑝𝑡 = 38,96 𝑚𝑚 = 1,17 𝑖𝑛


C-210

Dari Appendix A.5-1 (Geankoplis 1993:892),diperoleh ukuran comersial pipe:

Karakteristik In M
NPS 8 0,2032
Sch 40 40
ID 7,98 0,2027
OD 8,625 0,2191

Menentukan Bilangan Reynold (NRe)

Bilangan reynold (NRe) dapat dihitung dengan persamaan (Geankoplis, 1993,

pers.4.5-5) :
𝜌×𝐼𝐷×𝑉
𝑁𝑅𝑒 = 𝜇

Keterangan :

𝑁𝑅𝑒 : Bilangan Reynold

ρ : Densitas larutan (kg/m3)

ID : Diameter dalam pipa (m)

V : Kecepatan aliran (m/s)

µ : Viskositas larutan (kg/m.s)

Dimana:

𝑄𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = 𝑄𝑝𝑖𝑝𝑎

𝜋 2
= 𝐷𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑣𝑝𝑖𝑝𝑎
4

𝑄 𝑓𝑡 𝑖𝑛
𝑣 = 𝐴 = 0,04 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 0,53 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 0,01 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

𝑁𝑅𝑒 = 2.810,1 (𝑡𝑢𝑟𝑏𝑢𝑙𝑒𝑛𝑡, 𝑁𝑅𝑒 > 2100


C-211

Menghitung Panjang Equivalent

Faktor koreksi, a =1

Diameter pipa = 8,625 in = 0,2191 m

Roughness, ε = 0,000046 (untuk pipa comerscial steel)

e/D = 0,000210

Dari gambar. 2.10-3, Geankoplis, 1993, diperoleh f = 0,0038

Untuk panjang equivalent, dari gambar. 127 Brown,1950,diperoleh:

Komponen Jumlah Le (m) Le (feet) Total


Pipa lurus 1 0,381 1,25 0,381
Standard elbow 4 0,732 2,4 2,928
Globe valve 1 8,839 29 8,839
Gate valve fully open 2 0,183 0,6 0,366
Total panjang equivalent 12,514

Menghitung Friction loss

Friksi karena kontraksi dari tangki ke pipa.

𝐴 2 𝑉2 𝑉2
ℎ𝑐 = 0,551 (𝐴2 ) = 𝐾𝑐 2∝
1 2∝

Keterangan :

hc : friction loss

v : kecepatan pada bagian down stream

a : faktor koreksi, aliran turbulen = 1

A2 : luas penampang yang lebih kecil

A1 : luas penampang yang lebih besar


C-212

Dimana: A2/A1=0

Kc = 0,55

Sehingga :

𝑉2
ℎ𝑐 = 𝐾𝑐 2∝ (Pers.2.10-16, Geankoplis, 1993)

𝐽
ℎ𝑐 = 5,0702 𝐸 − 05 𝑘𝑔

Friksi pada pipa lurus

𝑁𝑟𝑒 = 2.810,12
𝜀
= 0,0002
𝐼𝐷

𝑓 = 0,0038 (Gambar.2.10-3, Geankoplis,1993)

∆𝐿 𝑉 2
𝐹𝑓 = 4𝑓 𝐼𝐷 2∝ = 8,00404 𝐸 − 05 𝐽/𝑘𝑔

Friksi pada sambungan (elbow)

Jumlah elbow = 4

Kf = 0,75 (tabel 2.10-1, Geankoplis)

𝑉2 𝐽
ℎ𝑓 = ∑ 𝐾𝑓 [2∝] = 0,00028 𝑘𝑔

Friksi karena ekspansi

𝐴 2
𝐾𝑒𝑥 = (1 − 𝐴1 )
2

A2 : luas penampang yang lebih kecil

A1 : luas penampang yang lebih besar

A2/ A1 = 0

Kex = 1

𝑉2 𝐽
ℎ𝑒 = 𝐾 2∝ = 9,21854𝐸 − 05 𝐾𝑔
C-213

Friksi pada valve

Globe valve wide = 1 = Kf = 6 (tabel 2.10-1, Geankoplis, 1983)

Gate valve wide = 2 = Kf = 0,17 (tabel 2.10-1, Geankoplis, 1983)

𝑉2 𝐽
ℎ𝑓 = ∑ 𝐾𝑓 [2∝] = 0,00058 𝑘𝑔

Total friksi, ΣF = hC + Ff + hf, elbow + he + hf, valve

Total friksi, ΣF = 0,0011 J/Kg

Menghitung tenaga pompa yang digunakan

Persamaan neraca energi yang dijelaskan melalui persamaan Bernaulli

(pers. 2.7-28 Geankoplis, 1983) :

𝑉22 −𝑉12 𝜌2 −𝜌1


−𝑊𝑠.𝑛 = + 𝑔(𝑍2 − 𝑍1 ) + + ∑𝐹
2∝ 𝜌

−𝑊𝑠.𝑛 = 19,60 𝐽/𝑘𝑔

Dimana η = 80 % dari Gambar.10,62, Coulson, 1983

'-Ws = 21,78 J/kg

Power, P = G. –Ws

Power, P = 13,08 J/detik = 0,22 J/menit

Jadi digunakan pompa dengan daya 0,0 hp

daya standar untuk PP-202 = 1,5 hp

Menghitung NSPH

Cek Kavitasi:

Pv = 0,001 atm

NPSH (Net Positive Suction Head) Allowable :

(NPSH)A = 1,35 (NPSH)R


C-214

= 0,275 m

= 0,89 ft

NPSH (Net Positive Suction Head) Required :

Dari gambar 7.2 b Walas :

N = 3500 rpm

S = 7900 (single suction)

Q = 0,307 gal/menit

𝑁𝑄 0,5 4
NPSH𝑅 = ( )3 = 0,20𝑚 = 0,66𝑓𝑡 (pers. 7.15 Walas, 1988)
𝑆

NPSH A > NPSH R, pompa aman dari kavitasi 0,89 ft > 0,66 ft

Keterangan:

NPSHR = Net Positive suction head required (ft)

NPSHA= Net Positive suction head available (ft)


C-215

Tabel C.26.1. Spesifikasi Pompa Proses (PP-203)


Alat Pompa Proses
Kode PP-203
Mengalirkan produk keluaran Centrifuge (CF-101)
Fungsi
menuju Evaporator (EV-301)
Jenis Centrifugal Pump,single suction, single stage,
Bahan Konstruksi Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas 32,9 gpm
Efisiensi Pompa 60 %
Dimensi NPS : 0.076 m
Sch, : 40 m
Power Motor 0,5 HP
NPSHa 2,032 m
Jumlah 2 buah (1 cadangan)

C.27. Solid Storage (SS – 301)

Fungsi : Menyimpan amonium klorida dalam bentuk kristal dengan

waktu tinggal selama 3 hari.

Jenis : Tangki Silinder Vertical dengan Conical Bottom Head.

Bahan : Stainless Steel SA 167 Grade 11 Type 316

Kondisi Operasi :

Temperatur : 35oC (308 K)

Tekanan : 1 atm
C-216

Gambar C.27.1. Solid Storage penyimpanan amonium klorida kristal

a. Menentukan Kapasitas Storage (SS-101)

Tabel C.27.1. Komponen bahan di dalam SS-101


Komponen Massa (kg) wi ρi (kg/m3) wi/ρi
NH4Cl 3.768,939 0,995 2.188,50 4,55E-04
H2O 18,939 0,005 1.018,27 4,91E-06
Total 3.787,878 1 3.206,77 4,60E-04

1
Densitas () = (Coulson, 1983:238)
Xi
 i
1
ρ = 4,60E−04

= 2.175,99 kg /m3

= 135,85 lb/ft3

W = kapasitas × waktu tinggal

= 3.787,88 x (3 hari x 24 jam)

= 272.727,27 kg/3 hari

W
Volum Kristal =

C-217

272.727,2727 kg
= 2,18 E+03 kg/m3

= 125,33 m3

= 4.425,56 ft3

Over design = 10%

V = 1,1 x 4.425,56 ft3

= 4.868,11 ft3

b. Menentukan Dimensi Storage

Vtot = V shell + V konis terpancung

Vshell = ¼ π D2 H

Vkonis = π h/12 (D2 + D.d + d2 ) (Wallas, 1988: 627)

Dimana :

D = diameter shell, ft

d = diameter ujung konis, ft

H = tinggi shell, ft

h = tinggi konis, ft

θ = sudut konis

tg ( D  d )
h = (Hesse, pers 4-17: 92)
2

Diketahui angle of repose (sudut gelinding) zat = 30 - 45o,

(www.powderanbulk.com). Angle of repose akan mempengaruhi kemiringan (θ)

pada bagian conical. Pada perhitungan ini diambil nilai θ = 45o, karena pada

kemiringan tersebut, padatan masih bisa menggelinding.

tg 45( D  d )
h =
2
C-218

= 0,809888 ( D  d )

Maka,V konis = 0,262h (D2 + D.d + d2 )

V konis = 0,262 × (0,81 (D - d) (D2 + D.d + d2 ))

V konis = 0,21 × (D3 – d3)

D
Diketahui bahwa : 4 (Ludwig: 165)
d

d = D/4

Maka, Vtot = V konis terpancung+ Vshell

Diambil H/D = 2 (Tabel 4.27. Ulrich, 1984:248)

V tot = ¼ 𝜋 D2 H + (0,211921 x (D3-d3))

= (0,25 x 3,14 x 13,98 ft2 x 13,98 x 2) + (0,21 x

13,983) - (13,98/4)

= 4.868,11

Setelah dihitung, maka di dapatkan nilai D sebesar :

D = 13,98 ft = 167,76 in = 4,26 m

D standar = 15 ft = 180 in

H = 27,96 ft = 335,52 in = 8,52m

H standar = 30 ft

d = 3,75 ft = 45 in = 1,14 m

h = 18,22 ft

Volume konis = 0,211921 × (D3 – d3)

= 0,211921 × (153 – 3,753)

= 704,0579 ft3
C-219

Vshell = ¼ π D2 H

= ¼ × 3,14 × 152 × 27,96

= 4.938,5 ft3

H total =H+h

= 30 ft + 18,22 ft

= 48,224 ft

Tinggi padatan di dalam shell


Vsolid di shell =  D 2  Hs
4

Hs = 25,0562 ft

Tinggi AS di storage yaitu = Hs + h

= 25,0562 ft + 18,2225 ft

= 43,2787 ft

c. Menentukan Tekanan Desain

Asumsi:

1. tekanan ke arah dinding konis diabaikan karena material termasuk freeflowing

sehingga pada proses pengeluaran bahan tidak menempel pada dinding silo

2. tekanan didalam silo hanya terjadi karena akibat gaya gravitasi yaitu berupa

tekanan hidrostatik saja.

P abs = P operasi + P hidrostatis

 (h  1)
P hidrostatis = (pers 3.17. Brownell, 1959:46)
144

P abs = 37,39 psi

Pdesain 5 -10 % di atas tekanan normal. (Rules of thumb.Walas,1988)


C-220

Tekanan desain yang dipilih 10 % diatasnya.

P desain = 1,1 × 37,39 psi

= 41,13 psi

= 2,8 atm

d. Menentukan Tebal Dinding Storage

P  ri
ts = C (Pers 14.31 Brownell, 1959:275)
f  E  0,6 P

Dimana :

ts = Tebal shell, in

P = Tekanan dalam tangki

f = Allowable stress = 12.650 psi (tabel 13.1 Brownell,1959:251)

ri = Jari-jari dalam storage

E = Efisiensi pengelasan = 80 % (0,8) (tipe double welded butt joint)

(tabel 13.2 Brownell,1959:254)

c = Faktor korosi = 0,125 /10 tahun (tabel 6, Timmerhaus,1991:542)

Sehingga, ts = 0,49 in

Diambil tebal standar = 1,25 in

e. Tebal Dinding Konis Storage, tc

Kemiringan konis =  = 45 o

P.D
tc =  C (Pers 6.154 Brownell &Young,1959:118)
2 cos  ( f .E  0,6 P)

41,1336 psi x 180 in


= 2 cos 45 (12.650 x 0,8)−(0,6 x 41,1336 psi)+0,125

= 0,82 in  Diambil tebal standar = 1 in


C-221

Tabel. C.27.2. Spesifikasi Alat SS-101


Spesifikasi Solid Storage
Nama Alat : Solid Storage
Kode Alat : SS – 101
Fungsi : Menyimpan NH4Cl solid selama 3 hari
Tipe : Silo Storage
Kapasitas : 3.787,88 m3
Dimensi : Dshell = 4,26 m
H = 8,52 m
Tebal shell = 0,49 in
Tebal konis = 0,82 in
Bahan Kontruksi : Steanless Steel AISI 316
Jumlah : 1 buah

C.28. Gudang Produk (Warehouse) (WH-301)

Fungsi : Menyimpan produk amonium kloida (NH4Cl) selama 30 hari operasi

Tipe : Bangunan tertutup

Kondisi operasi :

Tekanan = 1 atm

Temperatur = 30 ºC = 303 oK

Kapasitas penyimpanan dalam waktu 1 bulan :

Kapasitas = 3.787,88 kg/jam × 30 hari × 24 jam/hari.

= 2.727.272,73 kg

= 2.727,27 ton

Densitas padatan NH4Cl = 2.188,5003 kg/m3


C-222

Perhitungan volume total bahan yang disimpan :

Kapasitas 2.727.272,727 kg
Vt = = 2.188,5003 kg/m3
densitas

= 1.246,18 m3

Kemasan NH4Cl berupa packing dengan kapasitas 25 kg maka :

25kg
V 1 packing =
densitas

25 kg
= 2.188,5003 kg/m3

= 0,01142 m3

= 11.420 cm3

Dalam 1 group, tinggi maksimum tumpukan adalah 25 tumpukan. Bila tebal

tumpukan diambil 40 cm, maka :

Tinggi tumpukan = 25 × 40 = 1000 cm = 10 m

Jika tebal sack diambil 10 cm, serta panjang dan lebar packing (sack) dengan

perbandingan P : L = 2 : 1

Maka : V = P . L . 10 cm

11.420 = P . L . 10 cm

11.420 = 2L. L. 10 cm

11.420 = 2 L2 . 10 cm

L = √11.420/2. (10)

= 23,9 cm

P = 2.L

= 2 × 23,9 cm

= 47,8 cm
C-223

Jadi diperoleh ukuran sack (packing) :

P ( Panjang ) = 47,8 cm

L ( lebar ) = 23,9 cm

Dipilih ukuran standar :

P ( Panjang ) = 53 cm

L ( lebar ) = 27 cm

T (Tebal) = 10 cm

Maka jumlah packing :

volumetotal
N =
volume1 packing

1.246,183 𝑚3
= 0,01142 𝑚3

= 109.122,85 packing

Setiap 48 sack disusun ke dalam 1 kotak (alas sack), dengan ketentuan :

1 kotak = 12 baris atau tumpukan

1 baris = 4 sack

Tinggi Kotak (Alas sack) = 5 cm

Panjang kotak = 2 × panjang sack

= 2 × 53 cm

= 106 cm

Lebar kotak = 2 × lebar sack

= 2 × 27 cm

= 54 cm
C-224

Tinggi baris = jumlah baris × tebal sack

= 12 × 10 cm

= 120 cm

Gabungan dari kotak kotak disebut group. Dengan ketentuan sebagai berikut :

1 Group = 900 kotak (ditentukan, disesuaikan agar jumlah group 9)

1 Kotak = 48 sack

Jumlah sack per group = Jumlah kotak × jumlah sack

= 900 kotak/group × 48 sack/kotak

= 43200 sack/goup

Jumlah sack yang dibutuhkan


Jumlah group =
Jumlah sack per group

= 2,52525463 group

Dikarenakan Penyususnan bahan baku menggunkaan sistem 2 tingkat, sehingga

dalam penghitungan jumlah group dapat dibagi dua.

Jumlah group = 2,52525463 group / 2

= 1,262627 group  10 group

Volum group = volum per sack × jumlah sack per group

= 0,01142 m3/sack × 43200 sack/group

= 493,4886 m3/group

Tinggi group = (2 × tinggi kotak) + (2 × tinggi baris tanpa kotak)

= ( 2 × 5 cm) + (2 × 120 cm)

= 10 cm + 240 cm

= 250 cm = 2,5 m
C-225

Setiap group disusun dengan susunan ;

Panjang = 36 kotak

Lebar = 25 kotak

Maka, P anjang group = panjang kotak × jumlah kotak (memanjang)

= 106 cm × 36

= 3816 cm = 38,16 m

Lebar group = lebar kotak × jumlah kotak (melebar)

= 54 cm × 25 = 1350 cm = 13,5 m

Jarak antar group (a) = 1,5 m

Jarak dinding samping ke group (b) (c) = 0,5 m

Jarak dinding belakang ke group (d) = 0,5 m

Jarak dinding depan ke group (e) = 4,5 m

Gambar tata letak

Karung (Sack)
(NH4Cl)
44 cm
90 cm

88 cm

Gambar C.26.1. Tata Letak Tumpukan satu kotak

Ukuran gudang secara keseluruhan :

Panjang gudang (P) = 118,48 m

Lebar gudang (L) = 18,5 m

Tinggi gudang (t) = 5,5 m

Luas gudang (A) = 2.191,88 m2


C-226

Tabel C.28.1 Spesifikasi Warehouse (WH – 301)


Spesifikasi Warehouse
Nama Alat : Gudang
Fungsi : Menampung sementara bahan baku amonium klorida
(NH4Cl)
Kode Alat : GD-101
Tipe Alat : Bangunan Tertutup
Dimensi : P = 118,48 m
L = 18,5 m
Kondisi : P = 1 atm
Operasi T = 30oC

Anda mungkin juga menyukai