Anda di halaman 1dari 7

3.

5 HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN


3.5.2 Hasil Percobaan
TABEL III-1
Data Hasil Pengukuran Viskositas dan Gel Strength
YP GS (lb / Marsh
Lumpur Dasar Additive
2
PV (lb / 100 ft ) Funnel
PLUG
Air Bentonite PAC- PAC- Air (cp) 100 10’ (detik /
10’
(ml) (gr) R (gr) L (gr) (ml) 2
ft ) ’ quartz)
A 350 22,5 - - 10 14 27 19 42 39,15
B 350 22,5 - - 20 16 17 6 14 80,06
C 350 22,5 - - 30 15 20 6 14 35,36
D 350 22,5 - - 40 4 2 3 2 19,5
E 350 22,5 - 0,25 - 5 5 3 9 20
F 350 22,5 - 0,5 - 6 5 4 12 21,7
G 350 22,5 - 0,75 - 17 32 11 20 127
H 350 22,5 - 1 - 22 38 11 17 137
I 350 22,5 0,25 - - 16 30 11 25 120
J 350 22,5 0,5 - - 19 36 12 30 220
K 350 22,5 0,75 - - 27 58 22 53 524
L 350 22,5 1 - - 25 51 20 42 960

3.5.3 Perhitungan
1.6 Pengukuran Viskositas (Marsh Funnel)
Lumpur dasar (350 ml air + 22,5 gr bentonite) + waktu alir lumpur
dalam Marsh Funnel = 960 detik
2.6 Pengukuran Plastic viscosity, Yield Point, dan Gel Strength (rheometer)
 C600 = 101
 C300 = 76
 Plastic Viscosity = C600 – C300
= 101 – 76
= 25 cp
 Yield Point = C300 – PV
= 76 – 25
= 51 lb / 100 ft2
 Gel Strength
 GS 10 detik = 20 lb / 100 ft2
 GS 10 menit = 42 lb / 100 ft2
3.6 PEMBAHASAN
Percobaan pengukuran viskositas dan gel strength dilakukan dengan tujuan
untuk menentukan viskositas relatif lumpur pemboran dengan menggunakan Marsh
Funnel, menentukan viskositas nyata (apparent viscosity), plastic viscosity, yield
point, dan gel strength lumpur pemboran dengan menggunakan viscometer,
memhami rheology lumpur pemboran, serta memahami efek penambahan
viskosifier dan thickener pada kumpur pemboran.
Pada percobaan gel strength dan viskositas menggunakan lumpur dengan
komposisi 350 ml air ditambah dengan 22,5 gram bentonite. Serta menambahkan 1
gram PAC-R kedalam lumpur dasar.
Dalam percobaan ini menggunakan dua alat, yaitu Marsh Funnel dan
Viscometer Fann VG. Marsh Funnel digunakan untuk mengetahui viskositas relatif
dari lumpur dan Viscometer Fann VG berguna untuk mengetahui gel strength dari
lumpur pemboran.
Dalam percobaan pengukuran viskositas dengan menggunakan alat Marsh
Funnel, langkah awal yang harus dilakukan adalh mencampur serta mengaduk
lumpur dengan menggunakan mud mixer (multi mixer), kemudian lumpur
dituangkan ke dalam Marsh Funnel yang sebelumnya ditahan dengan
menggunakan jari di bagian bawah agar tidak tumpah. Setelah itu, tarik jari yang
sebelumnya menutup bagian bawah Marsh Funnel untuk membuka alirannya dan
kemudian mencatat waktu mengalir dari lumpur, dimana waktu alir lumpur tersebut
menunjukkan kecepatan alir lumpur dalam melewati Marsh Funnel yang
menunjukkan viskositas relatifnya.
Dalam percobaan pengukuran gel strength menggunakan alat Viscometer
Fann VG yang mempiunyai pilihan kecepatan 600 rpm untuk mengukur beban
minimal lumpur pemboran saat sirkulasi, sedangkan kecepatan 300 rpm digunakan
untuk mengukur beban minimal dari lumpur pemboran pada saat sirkulasi.
Pada percobaan gel strength, pertama lumpur diputar selama 10 detik, lalu
didiamkan selam 10 detik, dan kemudian diputar kembali untuk dibaca simpangan
terjauhnya, untuk yang kedua lumpur diputar selama 10 menit lalu didiamkan
selama 10 menit, dan kemudian diputar kembali untuk dibaca simpangan
terjauhnya. Pada saat pemutaran digunakan 600 rpm sesaat sebelum dimatikan
kemudian menurunkan kecepatannya sebesar 300 rpm (posisi yang sama).
Dari hasil percobaan pengukuran viskositas lumpur dasar didapatkan
viskositas relatifnya adalah sebesar 960 detik dan dari hasil percobaan pengukuran
gel strength didapatkan gel strength yang didiamkan selama 10 detik sebesar 20 lb
/ 100 ft2, sedangkan untuk yang didiamkan selama 10 menit sebesar 42 lb / 100 ft2.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama lumpur didiamkan maka akan
semakin besar juga nilai dari gel strengthnya. Dan dari perhitungan Plastic
Viscosity (PV) yang diperoleh C600 – C300 yaitu sebesar 25 cp (centipoise) serta yield
point C300 – PV sebesar 51 lb / 100 ft2.
Setelah dilakukan percobaan dan didapatkan hasil, maka dibuatlah grafik
yang diperoleh berdasarkan data dari plug A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K dan L.
Berdasarkan grafik, dapat disimpulkan bahwa jika lumpur ditambahkan aditif PAC-
R, maka viskositas lumpur akan bertambah, dan jika ditambah dengan air, maka
viskositas dari lumpur akan berkurang. Dapat dilihat juga bahwa waktu yang
dibutuhkan lumpur untuk mengalir akan bertambah lama dengan menggunakan
Marsh Funnel, dan sebaliknya jika lumpur tersebut ditambahkan dengan air.
Penambahan atau pengurangan viskositas sangat berpengaruh terhadap
bertambahnya gel strength dan yield point. Dimana penambahan dan pengurangan
viskositas akan berbanding lurus dengan gel strength dan yield point.
Aplikasi lapangan viskositas adalah berfungsi dalam pengangkatan cutting,
apabila viskositas terlalu tinggi maka akan menyebabkan gel strength naik sehingga
pemisahan cutting dari lumpur pemboran akan semakin sulit, dan apabila terlalu
rendah makan akan menyebabkan cutting sulit untuk terangkat dan kemudian
mengendap di dasar sumur.
Aplikasi lapangan pada gel strength dan yield point yaitu apabila nilai gel
strength dan yield point yang terlalu besar maka akan mempersulit sirkulasi
lumpur pemboran dan menambah beban pada pompa serta menyulitkan pemisahan
cutting dari lumpur pemboran. Sedangkan apabila nilai gel strength dan yield point
terlalu kecil, maka lumpur tidak mampu menahan cutting pada saat round trip
sehingga cutting bisa terjatuh kembali dan bisa menyebabkan masalah baru seperti
regrinding, pipa terjepit (pipe sticking), dan bit balling. Untuk itu nilai viskositas
dan gel strength harus disesuaikan dengan keadaan formasi, gel strength dan yield
point memiliki perbedaan mendasar yaitu gel strength pada saat statis dan yield
point pada keadaan dinamis.
3.7 KESIMPULAN
1. Dari hasil percobaan pengukuran viskositas dan gel strength didapatkan
hasil sebagai berikut :
a. Viskositas relatif (Marsh Funnel) = 960 detik
b. C600 = 101
c. C300 = 76
d. Plastic Viscosity = 25 centipoise
e. Yield Point = 51 lb / 100 ft2
f. Gel Strength 10 detik = 20 lb / 100 ft2
g. Gel Strength 10 menit = 42 lb / 100 ft2

2. Pada percobaan kali ini menggunakan dua alat, yaitu Marsh Funnel dan
Viscometer Fann VG.

3. Pada percobaan gel strength digunakan alat Viscometer Fann VG yang


mempunyai pilihan kecepatan 600 rpm untuk mengukur beban minimal
lumpur pemboran saat sirkulasi, sedangkan 300 rpm digunakan untuk
mengukur beban maksimal dari lumpur pemboran pada saat sirkulasi.

4. Penambahan PAC-R akan meningkatkan rheology (viskositas relatif,


plastic viscosity, yield point dan gel strength) dari lumpur. Dan penambahan
air akan menurunkan rheology (viskositas relatif, plastic viscosity, yield
point dan gel strength) dari lumpur.

5. Berdasarkan grafik, dapat disimpulkan bahwa jika lumpur ditambahkan


PAC-R, maka viskositas lumpur akan bertambah dan jika ditambahkan air,
maka viskositas lumpur akan berkurang. Dapat dilihat bahwa waktu yang
dibutuhkan lumpur untuk mengalir akan bertambah lama dengan adanya
penambahan PAC-R pada pengukuran viskositas dengan menggunakan
Marsh Funnel, dan sebaliknya jika ditambah dengan air. Penambahan atau
pengurangan viskositas berpengaruh terhadap bertambahnya gel strength
dan yield point. Penambahan dan pengurangan viskositas akan berbanding
lurus dengan gel strength dan yield point.

6. Aplikasi lapangan viskositas adalah berfungsi dalam pengangkatan cutting,


apabila viskositas terlalu tinggi maka akan menyebabkan gel strength naik
sehingga pemisahan cutting dari lumpur pemboran akan semakin sulit, dan
apabila terlalu rendah maka cutting akan sulit untuk terangkat dan
mengendap di dasar sumur.

7. Aplikasi lapangan pada gek strength dan yield point yaitu apabila nilai gel
strength dan yield point yang terlalu besar akan mempersulit sirkulasi
lumpur pemboran dan menambah beban pompa serta akan menyulitkan
proses pemisahan cutting dari lumpur pemboran. Jika nilai gel strength
terlalu kecil maka lumpur tidak dapat menahan cutting pada saat round trip,
sedangkan jika nilai yield point terlalu kecil maka lumpur tidak bisa
menahan cutting pada saat sirkulasi berlangsung (dinamis). Sehingga cutting bisa
terjatuh kembali dan dapat menimbulkan masalah baru seperti regrending, pipa
terjepit, dan bit balling, untuk itu nilai viskositas dan gel strength harus
disesuaikan dengan keadaan formasi, gel strength dan yield point memiliki
perbedaan mendasar yaitu gel strength pada saat statis dan yield point pada
keadaan dinamis.

Anda mungkin juga menyukai