1. Menentukan viskositas relatif lumpur pemboran dengan menggunakan Marsh Funnel. 2. Menentukan viskositas nyata (apparent viscosity), plastic viscosity, yield point dan gel strength lumpur pemboran dengan menggunakan Fann VG Meter. 3. Memahami rheology lumpur pemboran. 4. Mengetahui efek penambahan thinner dan thickener pada lumpur pemboran.
3.2 ALAT DAN BAHAN
3.2.1 Alat Fann VG Meter Mud Mixer Cup Mud Cup Marsh Funnel Timbangan Gelas Ukur 500 cc Marsh Funnel 3.2.2 Bahan 4. Fresh Water 5. Barite 6. KOH 7. XCD Polymer 8. PAC-LV 9. Defoamer 3.3 PERCOBAAN Pengukuran plastic viscosity, yield point, dan gel strength. Lumpur dasar = Fresh Water + KOH + PAC-LV + XCD Polymer = 33,767 mL + 0,238 mL + 2,375 mL + 0,533 mL C600 = 57 C300 = 40 Plastic viscosity = C600 - C300 = 57 – 40 = 17 cp Yield point (YP) = C300 - PV = 40 - 17 = 23 lb/100 ft² GS 10 detik = 5 lb/100 ft² 3.4 PEMBAHASAN Praktikum minggu pertama acara kedua membahas tentang “Viskositas dan Gel Srength” pada lumpur pemboran. Tujuannya untuk menentukan viskositas relatif lumpur pemboran dengan alat Fann VG meter, serta memahami reologhy lumpur, dan mengetahui efek penambahan efek thinner dan thicker pada lumpur pemboran. Pengukuran viskositas apparent, plastic viskocity, yield point, dan gel strength, menggunakan alat viscometer, dan Fann VG meter. Tahap awal adalah mencampur semua bahan lumpur dasar dan additive menngunakan alat mixer. Lalu dihitung C600 dan C300 dengan menggunakan alat viscometer dan mengatur tombol RPM lalu dilihat hasilnya. Lalu menguji gel strength pada viscometer dengan RPM 600 selama 10 detik lalu alat dimatikan selama 10 detik dan dilihat hasilnya. Dari percobaan didapat hasilnya plastic viscocity adalah 17 cp dan yield point 23 lb/100 ft, dan gel strength 5 lb/100 ft². Aplikasi lapangan pada percobaan kali ini adalah menentukan viskositas yang optimum yaitu viskositas yang tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah. Sebab jika viskositas terlalu rendah maka lumpur tidak bisa melaksanakan fungsinya, dan jika viskositas teralu besar, maka masalah pada conditioning area dan berpotensi menyebabkan lost circulation pada operasi pemboran. 3.5 KESIMPULAN
1. Tujuan dari praktikum kali ini untuk menentukan viskositas relatif lumpur dan memahami reologhy lumpur, serta mengetahui efek thinner dan thicker.
2. penambahan PAC-R menyebabkan harga plastic viscosity dan yield
viscosity lebih besar. Dan penambahan PAC-L menyebabkan gel streng lumpur lebih besar. 3. Hasil percobaan praktikum kali ini Plastic Viscocity = 17 cp Yield Point = 23 cp Gel Strength = 5 lb/100 ft² 4. Viskositas yang optimum adalah viskositas yang tidak terlalu kecil ataupun besar. Sebab jika viskositas terlalu kecil, maka lumpur tidak bisa melaksanankan fungsinya menangkat lumpur ke permukaan. Namun, jika viskositas terlalu besar (kental) akan terjadi masalah pada conditioning area. 5. Penentuan Gel strength dan yield point adalah menentukan tahanan optimum lumpur pemboran akibat friksi gerakan mekanik untuk menahan cutting agar tidak kembali mengendap pada kondisi statis untuk gel strength dan dinamis untuk yield point. 6. Aplikasi lapangan dari penentuan Viskositas & Gel Strength adalah menentukan viskositas optimum yang bisa menunjang fungsi lumpur pemboran yaitu membawa cutting sampai ke permukaan.