BAB II
DENSITAS, SAND CONTENT DAN PENGUKURAN KADAR MINYAK
PADA LUMPUR BOR
Asumsi – asumsi :
1. Volume setiap material adalah merupakan additive :
Vs + Vml = Vmb……………………………………………………..(2.1)
2. Jumlah berat adalah merupakan additive :
ds x Vs + dml x Vml = dmb x Vmb …………………………………. (2.2)
Dimana :
Vs : Volume solid, bbl
Vml : Volume lumpur lama, bbl
Vmb : Volume lumpur baru
ds : berat jenis solid, ppg
dml : berat jenis lumpur lama, ppg
dmb : berat jenis lumpur baru, ppg
Dari persamaan (2.1) dan (2.2) diperoleh :
(d mb d ml )
Vs = xVml ………………………………………….... (2.3)
(d s d mb )
% volume solid :
Vs (d d ml )
x100% mb x100% …………………………………..(2.5)
Vmb (d s d mb )
% berat solid :
d s xVs d (d d ml )
x100% s mb x100% …………………………. (2.6)
d mb xVmb d ml (d s d mb )
Maka bila yang digunakan adalah barit dengan SG = 4.3, untuk menaikkan
densitas dari lumpur lama seberat dml ke lumpur baru sebesar dmb setiap bbl
lumpur lama memerlukan berat solid, Ws sebanyak :
( d mb d ml )
Ws = 684 x …………………………………………...(2.7)
(35.8 d mb )
5
Keterangan :
Ws = berat solid / zat pemberat, kg barit/bbl lumpur. Sedangkan jika yang
digunakan sebagai zat pemberat adalah bentonit dengan SG = 2.5, maka untuk
tiap barrel lumpur diperlukan :
( d mb d ml )
Ws = 398 x …………………………………………...(2.8)
(20.8 d mb )
dimana :
n = kandungan pasir
Vs = volume pasir dalam lumpur
Vm = volume Lumpur
Vs
% Oil = x100%
Vm
Dimana :
% oil = Kandungan minyak
Voil = Volume minyak dalam lumpur
Vtot = Vol minyak+Vol air+Vol padatan
7
1 2 3 4 5
Keterangan
1. Lid
2. Cup
3. Reader
4. Arm Balance
5. Calibrator
11 21 31
Keterangan:
1. Sieve (Saringan – Ukuran : 200)
2. Funnel
3. Tube
11 31 41
21
Keterangan:
1. Kondensator
2. Gelas Ukur
3. Insulator Block
4. Wetting Agent
1
2
Keterangan:
1. Mixer
2. Mixer Hanging
2.5.2. Perhitungan
1. Pengukuran Densitas
a) Lumpur dasar : 350 ml air + 22,5 gr Bentonite + 125 ml air
b) Densitas lumpur dasar = 8,25 ppg
2. Pengukuran Sand Content
a) Lumpur dasar : 350 ml air + 22.5 gr bentonite + 125 ml air
b) Menghasilkan Sand Content = 0.25 % pasir
3. Pengukuran Kadar Minyak
a) Lumpur dasar = Lumpur Dasar + 40 ml solar
b) Volume minyak = 0,6 ml
c) Volume air = 8 ml
d) % Volume minyak = 0,6 ml x 10
= 6%
e) % Volume air = 8 ml x 10
= 80 %
17
18
19
19
20
20
21
2.6. PEMBAHASAN
Pentingnya lumpur pemboran sebagai indikator atau tolak ukur dari
keberhasilan suatu operasi pemboran mengakibatkan lumpur pemboran harus
diperhatikan secara detail. Komposisi lumpur pemboran pada setiap lubang
pemboran tidaklah sama, hal ini dapat terjadi karena setiap formasi memiliki
kondisi yang berbeda-beda. Mengingat perbedaan kondisi pada setiap lubang bor,
lumpur pemboran harus diketahui densitasnya, seberapa besar kandungan pasir
didalam lumpur pemboran, dan kadar minyak dalam lumpur pemboran dimana hal
tersebut merupakan tujuan dari praktikum ini.
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya : mud
balance, retort kit, multi mixer, wetting agent, sand content set, dan gelas ukur
500 cc. Bahan yang digunakan adalah barite, bentonite, dan air tawar (aquadest).
Lumpur pemboran dibuat dengan alat multi mixer, dimana tujuan dari penggunaan
alat multi mixer ini untuk mencampur air dan bentonite secara merata. Densitas
dari lumpur diukur menggunakan alat mud balance. Prinsip yang digunakan alat
mud balance adalah prinsip kesetimbangan, dimana pada awalnya harus dilakukan
kalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan air lalu disetimbangkan pada
densitas air yaitu 8,33 ppg. Pengukuran kadar pasir dalam lumpur (sand content)
dilakukan dengan menggunakan alat sand content set. Prinsip yang digunakan alat
sand content set adalah hukum gravitasi, dimana densitas pasir yang lebih berat
akan terendapkan dalam dasar tube. Pada pengukuran kandungan minyak dalam
lumpur, alat yang digunakan adalah retort kit. Prinsip yang digunakan alat retort
kit adalah prinsip kondensasi, dimana nantinya uap dari lumpur yang dipanaskan
akan tertampung pada kondensator sehingga akan didinginkan dan volume uap
tertampung pada tube.
Lumpur pemboran dibuat menggunakan alat multi mixer dengan komposisi
350 cc air yang dicampur dengan 22,5 gr bentonite tetapi pada praktikum ini
ditambahkan additive air sebesar 125 cc sehingga volume air total sebesar 475 cc.
Setelah sampel lumpur selesai dibuat dengan alat multi mixer selama 5 menit,
lumpur pemboran diukur menggunakan alat mud balance agar dapat diketahui
besar densitasnya. Setelah alat dikalibrasikan menggunakan air, mud balance
22
dapat berperan sebagai pemberat dan juga dapat merusak peralatan. Melalui
percobaan menggunakan sand content set, kadar pasir dalam lumpur sebesar
0,25%. Hal tersebut menunjukan bahwa lumpur tersebut kualitasnya baik karena
kadar pasirnya kurang dari 0,25%. Setelah dilakukan percobaan untuk
menentukan kadar minyak dalam lumpur menggunakan alat retort kit, diketahui
bahwa kadar minyak dalam lumpur sebesar 6%.
Dari grafik 2.1 Densitas vs Additive dengan menggunakan barite diketahui
bahwa densitas mengalami kenaikan saat volume barite yang dituangkan juga
bertambah. Artinya, kenaikan densitas akan berbanding lurus dengan pertambahan
berat barite yang dicampurkan. Hal ini sesuai dengan dasar teori, dimana langkah
yang harus dilakukan untuk menaikan densitas adalah menggunakan barite. Pada
saat menggunakan air, densitas awalnya mengalami kenaikan, namun selanjutnya
densitas mengalami penurunan hingga kemudian naik kembali. Seharusnya, grafik
menunjukan bahwa densitas setelah ditambahkan dengan air karena berdasarkan
dasar teori, penambahan air akan mengakibatkan penurunan densitas. Kurangnya
ketelitian dari praktikan ataupun ketidakmampuan alat untuk berfungsi dengan
baik serta kesalahan dalam mengikuti prosedur mengakibatkan hal ini terjadi.
Pada grafik 2.2 Additive vs Sand content, penambahan additive akan berbanding
lurus dengan kadar pasirnya, namun hal berbeda terjadi pada plug c dan f, dimana
kadar pasir menurun. Kurangnya ketelitian dari praktikan ataupun
ketidakmampuan alat untuk berfungsi dengan baik serta kesalahan dalam
mengikuti prosedur mengakibatkan hal ini terjadi. Pada grafik 2.3 Volume Solar
vs Kadar Minyak, volume solar akan berbanding lurus dengan kadar minyak,
dimana semakin banyak volume solar yang diberikan maka semakin banyak kadar
minyak yang dihasilkan. Dasar teori tersebut berbeda dengan hasil praktikum
dimana pada hasil pengukuran beberapa plug terjadi penurunan. Kurangnya
ketelitian dari praktikan ataupun ketidakmampuan alat untuk berfungsi dengan
baik serta kesalahan dalam mengikuti prosedur mengakibatkan hal ini terjadi.
Aplikasi lapangan dari percobaan pengukuran densitas adalah untuk
menentukan besarnya tekanan hidrostatis di dalam lubang bor sehingga dapat
membuat lumpur yang sesuai sehingga dapat menahan formasi. Densitas dan
24
2.7. KESIMPULAN
1. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan:
a) Besarnya densitas lumpur (LD + Air 125 cc) = 8,25 ppg
b) Besarnya Sand Content = 0,25 %
c) Besarnya % kadar minyak =6%
d) Besarnya % berat padatan = 18,2 %.
2. Penambahan additive pada lumpur dapat memperbesar dan memperkecil
densitas lumpur tergantung jenis additivenya. Penambahan additive barite
pada lumpur akan menaikan densitas lumpur sedangkan penambahan
additive air akan menurunkan densitas lumpur.
3. Penentuan % kadar pasir dalam lumpur dapat dilakukan dengan perhitungan
sand content menggunakan alat sand content set. Kandungan pasir dalam
lumpur yang melebihi 2-3% dapat merusak peralatan pemboran karena
bersifat abrasif atau mengikis peralatan pemboran. Hal lain yang dapat
terjadi adalah peningkatan densitas lumpur yang akan mempersulit proses
pemisahan cutting/serbuk bor.
4. Presentase cairan atau padatan dalam sampel lumpur dapat diketahui dengan
mengukur kadar minyak dalam lumpur menggunakan alat retort kit.
5. Aplikasi lapangan dari percobaan ini :
Pengukuran densitas bertujuan untuk menentukan besarnya tekanan
hidrostatis (Ph) agar dapat mengimbangi tekanan formasi (Pf) sesuai
dengan lapisan batuan yang ditembus dan membuat lumpur yang
mampu menahan formasi, dimana Pf < Ph < Prf. Densitas dan tekanan
hidrostatis berbanding lurus besarnya, sehingga apabila densitasnya
berkurang maka dapat mengakibatkan tekanan hidrostatisnya juga
berkurang yang kemudian dapat mengakibatkan kick sedangkan
apabila densitasnya bertambah maka dapat mengakibatkan tekanan
hidrostatisnya bertambah yang kemudian dapat mengakibatkan loss
circulation.
Penentuan kadar pasir dalam lumpur ini bertujuan untuk
menanggulangi terbawanya pasir bersama lumpur sehingga
digunakan seperangkat alat pada conditioning area seperti shale
shaker, degasser, desander, desilter untuk memisahkan lumpur dari
pengotornya.
26