4.1 Tujuan
1. Mengetahui nilai dari viskositas relatif lumpur.
2. Menentukan viskositas nyata, Plastic Viscosity dan Yield Point.
3. Mempelajari rheologi lumpur pemboran.
4. Menghitung nilai Gel Strength pada lumpur.
5. Mengetahui perbedaan antara viskositas dengan Gel Strength.
4.2 Dasar Teori
Lumpur pemboran memiliki sifat antara lain yaitu viskositas dan Gel
Strength. Efektifitas dari pengankatan Cutting atau serpihan-serpihan
formasi merupakan fungsi langsung dari viskositas.
Viskositas merupakan suatu keengganan dari suatu fluida atau zat
cair untuk dapat mengalir atau bergerak. Dalam hal ini viskositas dapat
diakatakan sebagai kekentalan dari suatu fluida atau zat cair. Semakin tinggi
harga dari viskositas suatu fluida maka akan semakin kental fluida tersebut
dan semakin susah bagi fluida tersebut untuk mengalir atau bergerah. Begitu
juga sebaliknya jika nilai dari viskositas semakin kecil maka akan semakin
cair fluida tersebut dan semakin mudah baginya untuk mengalir.
Sama halnya dalam lumpur pemboran. Semakin besar nilai
viskositasnya maka akan semakin kental lumpur yang dihasilkan. Lumpur
yang terlalu kental akan susah untuk mengalir atau bergerak. Karena lumpur
kental dan susah untuk bergerak maka akan mengakibatkan kerja pompa
akan menjadi sangat berat. Selain itu viskositas yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan Pressure Loss yang tinggi, Penetration turun, Lost
Circulation, Swabbing, dan masalah lainnya.
47
48
viskositas
dengan
menggunakan
Marsh
Funnel
49
50
Persamaan
..................................................................(
= 1,704 x Rpm
Persamaan
= 5,077 x C
4.1 )
4.2 )
Keterangan :
51
...................(Persamaan
a=
x 100
4.3)
...............(Persamaan
a =
(300 x c)
RPM
4.4)
Penentukan Plastic Viscosity dan Yield Point dalam Field Unit
digunkan persamaan Bingham Plastic :
600
600 - 300
..............................................................(Persamaan 4.5)
300
p =
52
......................................................(Persamaan
p=c 600 - c300
4.6)
..........................
Y b =(300-p)
(Persamaan 4.7)
Keterangan
Yb
C600
C300
ft
. Dalam rheometer
terdapar enam tingkatan putaran rotor yaitu 600 Rpm kecepatan High, 300
Rpm kecepatan Low, 200 Rpm kecepatan High,100 Rpm kecepatan Low, 6
Rpm, kecepatan High, 3 Rpm kecepatan Low.
53
Fungsinya
Sebagai wadah pada saat
mencampurkan (Mixing)
bahan-bahan lumpur.
Gambar 4.1
Cup Mixer
2.
Untuk
menampung
Gambar 4.2
Cup Mud Funnel
54
3.
Untuk
pengukuran
(PV),
(YP),
strength
dari
yield
dan
gel
lumpur
pemboran.
Gambar 4.3
Rheometer
4.
Sebagai
tempat
Gambar 4.4
Gelas Kimia
5.
Menghitung
volume
suatu fluida.
Gambar 4.5
Gelas Ukur
55
6.
Menentukan
viskositas
Gambar 4.6
Marsh Funnel
7.
Sebagai
pengaduk
otomatis
putarannya
tergantung
setiap
material lumpurnya.
Gambar 4.7
Multi Mixer
8.
Gambar 4.8
Stopwatch
56
9.
Untuk
menimbang
material-material
yang
Dinyatakan
Gambar 4.9
Timbangan
4.3.2 Bahan yang Digunakan
a. Aquadest 350 ml
b. Bentonite 22,5 gram
c. CMC-LV 0,2 gr
4.3.3 Gambar Rangkaian Alat
Rheometer
Marsh Funnel
57
Menimbang bentonite
timbangan
58
59
60
61
62
63
64
Aquadest
350
mL
Bentonite
22,5
gram
20 L
Tabel 7.3
Hasil Pengamatan pH Pada Lumpur Pemboran
Bahan
Rheometer
65
lumpur
Aquades
t
Bentonit
e
CMC-LV
350
mL
Mixing
RPM
15
600
300
200
100
6
Hasil
Pengamatan
43
31
27
21
15
13
AV
PV
YP
GL 10
GL 10
21,5
12
19
15
47
Low
22,5
gr
0,2
GR
5 Low
43
2
= 21,5
4.6.2
Diketahui
a. R600
b. R300
Ditanya
PV
Dijawab
PV
4.6.3
Diketahui
66
a. R300
b. PV
Ditanya
YP
Dijawab
YP
= 31
= 12
:
= ... ?
:
= R300 - PV
= 31 -21
= 19
4.6 Pembahasan
Percobaan pengukuran viskositas dan gel strength bertujuan agar
praktikan dapat mengetahui nilai viskositas relatif lumpur dengan
menggunakan Marsh Funnel, menentukan viskositas nyata, Plastic
Viscosity dan Yield Point menggunakan Rheometer, mempelajari rheologi
lumpur pemboran, menghitung nilai Gel Strength pada lumpur, mengetahui
perbedaan antara viskositas dan Gel Strength.
Viskositas merupakan suatu keengganan dari suatu fluida untuk
dapat mengalir atau bergerak. Dalam hal ini viskositas dapat diakatakan
sebagai kekentalan fluida. Semakin tinggi viskositas suatu fluida maka
semakin kental fluida tersebut dan semakin susah bagi fluida tersebut untuk
mengalir. Begitu juga sebaliknya jika nilai dari viskositas semakin kecil
maka semakin cair fluida tersebut dan semakin mudah baginya untuk
mengalir.
Selain viskositas sifat Gel Strength pada lumpur pemboran juga
berperan penting, karena pada saat Round Trip atau saat mencabut maupun
memasukkan rangkaian pipa pemboran proses sirkulasi lumpur akan
dihentikan dan Sifat Gel Strength dari lumpurlah yang mencegah Cutting
atau serpihan - serpihan formasi turun dan mengendap kembali di dasar
lubang bor yang dapat mengakibatkan merusakakan pemboran selanjutnya.
67
Gel Strength adalah sifat luida dimana fluida atau zat cair akan
menjadi lebih kental dalam keadaan diam dan semakin lama akan semakin
mengental. Sifat inilah yang berguna untuk menahan cutting pada saat
sirkulasi berhenti.
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu Cup Mixer untuk
membuat lumpur dasar, Cup Mud Funnel untuk menampung lumpur dari
Marsh Funnel, Rheometer untuk menghitung Rheology lumpur, gelas kimia
untuk tempat lumpur dasar, gelas ukur untuk mengambil lumpur, Marsh
Funnel untuk lumpur yang akan diukur viskositas relatifnya, Multi Mixer
untuk mengaduk saat membuat lumpur dasar, Stopwatch untuk menghitung
besar viskositas relatif lumpur, timbangan untuk menimbang Bentonite.
Bahan yang digunakan yaitu Aquadest 350 ml sebagai pelarut, Bentonite
22,5 gr sebagai zat terlarut dan bahan dasar lumpur, CMC-LV 0,1 gr sebagai
zat aditif dalam percobaan ini.
Terdapat 4 prosedur percobaan yang harus dilakukan. Yang pertama
adalah membuat lumpur dasar. Langkah yang pertama Menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan lalu Memasukan 350 ml Aquadest dan 22,5 gr
bentonite kedalam Cup Mixer, Melakukan Mixing di Multi Mixer dengan
kecepatan Low selama 15 menit, Menambah 0,2 gr CMC-LV kedalam Cup
Mixer,
68
diatas dan kecepatan Low. lihat skala yang ditunjukkan oleh Rheometer,
Menyalakan Rheometer pada 6 RPM dengan posisi knop ditengah dan
kecepatan High. Lihat skala yang ditunjukkan oleh Rheometer, Menyalakan
rheometer pada 3 RPM dengan posisi knop ditengah dan kecepatan Low.
69
Lihat skala yang ditunjukkan oleh Rheometer, mencatat hasil yang didapat
dari skala Rheometer, Membersihkan dan merapihkan alat dan bahan yang
telah digunakan
Prosedur yang terahir yaitu mengukur gel strength menggunakan
Rheometer. Langkah yang pertama yaitu menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan, mencampurkan lumpur dasar dan CMC-LV sebanyak 0,2
gram kedalam Cup Mixer lalu memixingnya kembali selama 5 menit dengan
kecepatan Low, memasukkan lumpur kedalam Cup Chamber sampai batas
tepi yang sudah ada pada Chup Chamber , meletakkan Cup pada Rheometer
dengan kedudukannya, sampai lubang rotor terendam oleh lumpur,
meletakkan Cup pada Rheometer dengan kedudukannya, sampai lubang
rotor terendam oleh lumpur, Menyalakan rheometer pada 600 RPM dengan
posisi knop dibawah dan kecepatan high selama 30 detik, Matikan
rheometer selama 10 detik, kemudian naikkan knok ke posisi 3 RPM
kecepatan low, lalu lihat simpangan terjauh yang didapat, Menyalakan
rheometer pada 600 RPM dengan posisi knop dibawah dan kecepatan high,
selama 30 detik , Matikan rheometer selama 10 menit, kemudian naikkan
knop ke posisi 3 RPM, Mencatat hasil yang didapat dari skala rheometer,
Membersihkan dan merapihkan alat dan bahan yang telah digunakan.
Setelah melakukan percobaan diperoleh hasil pengamatan dan
pengolahan data sebagai berikut. Pada percobaan pengukuran viskositas
relatif hasil yang didapat yaitu 102 detik dan pada percobaan pengukutan
viskositas nyata dan gel strength, shear stress pada R600 adalah 43, pada R300
adalah 31, pada R200 adalah 27, pada R100 adalah 21, pada R6 adalah 15,
70
pada R3 adalah 13 .Nilai gel strength 10 detik adalah 47 dan nilai gel
strength 10 menit adalah 47. Nilai apparent viscosity semesar 21,5 poise,
nilai plastic viscosity sebesar 12 poise dan nilai yield point adalah 19 lb/100
ft2.
71
dimana fluida atau zat cair akan menjadi lebih kental dalam keadaan
diam dan semakin lama akan semakin mengental. Sifat inilah yang
berguna untuk menahan Cutting pada saat sirkulasi berhenti. Viskositas
merupakan suatu keengganan dari suatu fluida untuk dapat mengalir atau
bergerak. Dalam hal ini viskositas dapat diakatakan sebagai kekentalan
fluida. Semakin tinggi viskositas suatu fluida maka semakin kental fluida
tersebut dan semakin susah bagi fluida tersebut untuk mengalir. Begitu
juga sebaliknya jika nilai dari viskositas semakin kecil maka semakin
cair fluida tersebut dan semakin mudah baginya untuk mengalir.
4. Nilai Gel Strength pada lumpur Gel Strength 10 detik adalah 15, Gel
Strength 10 menit adalah 47.
5. Perbedaan viskositas dan Gel Strength adalah viskositas adalah sifat
fluida yang menunjukkan keengganan fluida untuk mengalir. Viskositas
dapat di sebut kekentalan fluida. Viskositas memiliki peranan dalam
mengangkat Cutting selama proses sirkulasi berlangsung. Sedangkan Gel
Strength adalah sifat fluida atau zat cair akan menjadi semakin kental apa
bila berada dalam keadaan diam. Gel strength memiliki peranan untuk
menahan cutting agar tidah turun ke dasar lubang bor selama proses
sirkulasi berhenti.