Dimana :
𝑊
Volume pori core dicari dengan menggunakan persamaan : 𝑣𝑝 = 𝛒
1
(𝑊𝑤𝑒𝑡 − 𝑊𝑑𝑟𝑦)
ρ
Vp = Volume core
1.3.1 Alat :
1). Filter flask yang dilengkapi dengan sumbat karet dan funnel di
atasnya
3). Penjepit
5). Picnometer
7). Selang
2
Gambar 1.1 Filter Flask Gambar 1.3 Penjepit
1.3.2 Bahan :
2). Vaseline
3). Air
4). Kertas
3
Gambar 1.7 Sample Dry Core Gambar 1.8 Air (akuades)
1. Timbangan berat core kering & masukkan ke dalam filter flask dengan
penjepit
2. Pasang sumbat karet dengan funnelnya dan tutup keran lalu isi dengan air
(secukupnya untuk merendam core)
3. Hubungkan filter flask dengan selang ke pompa vakum. Tutup celah yang
ada dengan Vaseline yang telah disediakan. Usahakan tidak ada
kebocoran.
4. Nyalakan pompa vakum selama kurang lebih satu jam. (Bila ada alat
pengukur tekanan akan lebih baik)
5. Buka kran funnel untuk menjenuhi core sampai tinggi cairan dalam lubang
lebih tinggi dari core. Usahakan tidak ada udara luar yang masuk dengan
mengalirkan air secara kontinu. (Penjenuhan dilakukan sampai tidak ada
lagi gelombang udara yang keluar dari core)
6. Ambil core, digulingkan pada kertas dan timbang beratnya (core jenuh)
4
- Kalibrasi Hg Picnometer dengan menggunakan bola-bola besi
- Siapkan gelas ukur berisi fluida dan ukur level ketinggian fluidanya
- Masukkan sample core yang terlapisi kedalam gelas ukur dan ukur
level simpangannya untuk masing-masing core.
Data Hasil
Tinggi core (h) 2,8 cm
Diameter (d) 3,06 cm
Jari-jari (r) 1,53 cm
W dry 50,91 cm
W wet 54,12 cm
Ρ 1 gr/cc
1.6 Perhitungan
𝑉𝑏 = 𝜋𝑟 2 ℎ
= 3,14 𝑥 (1,53)2 𝑥 2,8
5
= 20,58 𝑐𝑐
𝑊
𝑉𝑏 = ρ
𝑊𝑤𝑒𝑡−𝑊𝑑𝑟𝑦
= ρ
54,12−50,91
= 1
= 3,21 𝑐𝑐
𝑉𝑝
𝜙 = 𝑉𝑏 𝑥 100%
3,21
= 20,58 𝑥 100%
= 15,60%
1.7 Pembahasan
Hal yang pertama dilakukan pada percobaan ini adalah mengukur dry core
tersebut menggunakan timbangan digital. Kemudian dry core tersebut
dimasukkan ke dalam filter flask lalu diisi air untuk merendam core. Core
yang terendam itu didiamkan selama 1 hari untuk membuka pori-pori atau
rongga dari core tersebut. Dan catat core yang terendam sebagai core jenuh.
6
Porositas dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
2. Dari logging
3. Coring
4. Well test
1.8 Kesimpulan
7
Porositas batuan reservoir dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya
ukuran butir, sortasi, derajat pembundaran, kemas dan lingkungan
pengendapannya.
Besarnya porositas dapat ditentukan dengan coring, logging.
1.9 Pertanyaan
2. Dalam modul ini, jelaskan porositas yang diukur? Absolut atau efektif?
Berat air dalam ruang pori-pori = berat sample yang dijenuhi – berat
sample kering diudara (Wwet-Wdry)
8
Helium Porosimeter direncanakan berdasarkan hukum Boyle yang
terdiri dari dua cel yang dihubungkan dan di supply dengan sumber gas
helium, dengan anggapan bahwa pengembangan berlangsung secara
proses isothermal. Maka dalam pengukuran didapatkan grain volume
dari batuan berdasarkan kesetimbangan gas pada kondisi I dan ke II. Alat
yang dipakai dalam mengukur porositas efektif adalah HELIUM
POROSIMETER. Prinsip kerja alat tersebut adalah dengan
menginjeksikan gas helium dalam batuan dengan diberi tekanan.