Anda di halaman 1dari 10

BAB VII

PENENTUAN VISCOSITAS KINEMATIK SECARA


COBA – COBA (TENTATIVE METHOD)

7.1. Tujuan Percobaan


1. Untuk mengetahui pengertian dari viscositas
2. Untuk mengetahui macam-macam viscositas.
3. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi viscositas minyak
4. Untuk mengetahui perbandingan berat jenis minyak dan viscositas
minyak
5. Untuk mengetahui viscositas yang diinginkan saat memproduksi
minyak

7.2. Teori Dasar


Viskositas adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya tahanan
tegangan geser oleh fluida tersebut. Viskositas berhubungan dengan
fluida yang tidak encer. Adanya gesekan atau friksi antar lapisan –
lapisan fluida menyebabkan kehilangan energi. Viskositas gas
meningkat dengan suhu, tetapi Viskositas cairan berkurang dengan
naiknya suhu.
Viskositas kinematik merupakan waktu aliran atau efflux time
teratur, alat ini dikalibrasikan dengan suatu minyak standar yang
mempunyai viskositas yang ditentukan dengan cara referensi terhadap
air didalam master viskometer atau dengan perbandingan langsung
dengan viscometer yang dikalibrasikan secara teliti. Viskositas
kinematik (Vk) adalah viskositas dinamik dibagi dengan densitas
(Va/d),dimana keduanya diukur pada temperature sama. Unit dari
viskositas kinematik adalah stoke, yang mempunyai dimensi cm2 /
detik, tetapi didalam industry perminyakan biasanya dinyatakan dengan
centi stoke (stoke / 100). Viskositas kinematik digunakan untuk

56
57

mengetahui kekentalan suatu zat dengan pengukuran kecepatan alir


melalui pipa kapiler pada suhu tertentu. Viskositas dinamis atau
viskositas absolute adalah viskositas kinematik dikalikan dengan berat
jenis cairan. Unit cgs dari viskositas dinamis (va) adalah poise, yang
mana mempunyai dimensi gram/cm/detik.
Fluida diklasifikasikan menjadi:

 Fluida Newtonian adalah fluida yang tegangan gesernya


berbanding lurus secara linier dengan gradien kecepatan pada
arah tegak lurus dengan bidang geser. Fluida newtonian akan
mengalir terus tanpa dipengaruhi gaya-gaya yang bekerja pada
fluida. Cairan Newtonian (sample) adalah cairan yang
mempunyai perbandingan yang linier antara shear rate dengan
shear stressnya. Sebagai contoh, air.
 Fluida non-Newtonian adalah fluida yang akan mengalami
perubahan viskositas ketika terdapat gaya yang bekerja pada
fluida tersebut atau terdapat hubungan tak linier antara besarnya
tegangan geser yang diterapkan dan laju perubahan sudut.

Viscositas merupakan sifat fisik yang akan berpengaruh terhadap fluida


untuk mengalir. Minyak yang lebih kental akan mengalir dengan kecepatan
yang rendah. Dengan demikian viscositas berbanding terbalik dengan
kecepatan alirnya, yang merupakan sifat fisik penting dari fluida untuk
menentukan karakteristik alirannya. Untuk menjamin aliran dalam aliran
pipa, harus digunakan viscometri yang memiliki ukuran viscometer dengan
pipa kapiler tertentu sehingga alirannya lebih dari 200 detik. Viskositas
kinematik dapat diukur dengan persamaan dibawah ini :

V=C x T
58

Dimana : V = kekentalan kinematis ( centistoke ).


C = konstanta kalibrasi viscometer.
T = waktu alir ( detik ).
Dalam cairan hidrokarbon dapat dibuat suatu generalisasi, yaitu :
 viscositas naik dengan naiknya tekanan
 viscositas turun dengan bertambahnya gas dalam larutan
Umumnya pengaruh pemampatan dalam kenaikan viscositas
dikalahkkan oleh pengaruh gas yang terlarut sehingga viscositasnya
menurun dengan naiknya tekanan, karena bertambahnya gas yang terlarut.
Penurunan viscositas dengan naiknya tekanan ini hanya sampai batas
kejenuhan (tekanan). Tekanan yang lebih besar tidak akan menambah
jumlah gas yang terlarut.

Viscositas

Tekanan
Grafik 7.1 Viscositas minyak sebagai fungsi tekanan

Sedangkan cairan Newtonian adalah cairan yang memiliki perbandingan


antara shear rate dengan shear strees.

Binghan plastik
Shear Strees

Newtonian

Shear rate
Grafik 7.2 Perbandingan antara Shear Stress dengan Shear Rate
59

7.3 PERALATAN DAN BAHAN

7.3.1. PERALATAN:

1. Master viscometer
2. Viscometer
3. Thermometer
4. Bath
5. Timer

Gambar 7.1 Canon Viscometer

Gambar 7.2 Thermometer


60

Gambar 7.3 Timer

7.3.2. BAHAN:

1. Cairan Newtonian ( sampel )


2. Air

7.4. PROSEDUR KERJA


1. Atur temperature bath dengan thermometer berkelitian 0.020F, atau
thermometr berkelitian sampai 0.050F.
2. Saring sample secukupnya dengan saringan 200 mesh atau penyaring
lain yang sesuai, untuk membuang partikel-partikel padat atau air.
3. Ambil viscometer yang bersih dan kering dengan waktu alir lebih dari
200 detik.
4. Pasang pemegang viscometer di dalam bath sampai viscometer
mencapai temperature yang dinginkan (selama 5 menit untuk mencapai
temperature 1000F atau 10 menit untuk mnecapai temperature 2100F).
5. Gunakan peralatan penghisap untuk meniakkan sample masuk ke dalam
pipa kapiler sampai batas bawah sample kurang lebih 5mm di atas garis
batas atas sampai dari viscometer (pada awal pengukuran).Catat waktu
yang diperlukan (dengan keteltian 0.1 detik) sample untuk bergerak
(mengalir) dari garis batas (awal pengukuran).
61

6. Catat waktu yang diperlukan (dengan ketelitian 0.1 detik) sample untuk
bergerak (mengalir) dari garis batas (awal pengukuran) pada
viscometer. Bila waktu yang diperlukan kurang dari 200 detik, ganti
viscometer dengan viscometer yang mempunyai pipa kapiler yang lebih
kecil, ulangi prosedur tersebut.
7. Lakukan percobaan 2 (dua) kali, bila hasil yang diperoleh dari kedua
percobaan sasuai dengan repeatabilitas, maka gunakan harga rata-rata
untuk menghitung viscositas kinematiknya.
8. Hitung viscositas kinematika dalam centistokes dengan cara
perhitungan diatas.

7.5 HASIL ANALISA DAN PERHITUNGAN

7.5.1. HASIL ANALISA

Tabel 7.1 Data Hasil Analisa

Viscometer Waktu Alir


Sampel Viscometer Konstanta
Kinetic (dt)

Kalibrasi Air I (25) VhA = 1,0038 TA  273,5


CA =
pada
0,00367
suhu 20 Minyak
II (50) Vh = 1,448 cs T1  394,5 cs/dtk
o
C Standar

Minyak
I (50) Vh1= 1,448 cs T2 A  394,5
Sampel CA =
Analisa 0,00367
Minyak
II (100) Vh2= 1,708 cs T2 B  465,5 cs/dtk
Sampel

7.5.2 Perhitungan
62

VhA 1,0038cs
 CA = 
TA 273,5 det ik

= 0,00367 cs/dtk

 Vh = CA x T1  (0,00367cs / dtk ) x 394,5dtk


= 1,448 cs

 Vh1 = C A x T2 A  (0,00367cs / dtk ) x 394,5dtk


= 1,448 cs

 Vh2 = C2 A x T2 B  (0,00367cs / dtk) x 465,5dtk


= 1,708 cs

Vh1 1,448cs
 C2A = 
T2 A 394,5 det ik

= 0,00367 cs/dtk

 Kalibrasi peralatan untuk menentukan koefisien viscometer ( B )


 T2 A xT2 B 
 T  T 2  xVh1 xT2 A   Vh2 xT2 B 
B =  2 
 2A 2B 

 394,5 x465,5 
=   x1,448 x394,5  1,708 x465,5

 394,5  465,5
2 2

 
 x571,236  795,074
183639,75
=  2 
 155630, 252
 216690, 25 
63

= (-3,008) x (- 223,838)

= 673,305 cs detik

 Konstanta Peralatan Keseluruhan ( C )


C A  CB
C =
2

=
  B    B 
Vh1  
T 
  Vh2  
T 

  2A     2B 
 T2 A   T2 B 
   

 
   

2
=
  673,305     673,305  
1,448     1,708   
  394 ,5    465 ,5 
 394,5   465,5 
   
   
2

=
1,448  1,707  1,708  1,446 
  
 394,5   465,5 
2

= 0,008  0,007
2
= 0,007 cs/dt

 Menghitung harga viscositas kinematik

B 673,305
 = 1,446 cs
T2 B 465,5
64

0,001xC xT2 B = 0,001 x 0,007 x 465,5


= 0,00326 cs

Maka harga Viscositas Kinematik = C x T2B

= 0,007x 465,5

= 3,259 cs

7.6 Pembahasan

Dari percobaan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa viskositas


minyak sangat dipengaruhi oleh komposisi dari minyak itu sendiri
(berpengaruh terhadap fluida untuk mengalir). Dimana minyak berat
memiliki viskositas yang lebih tinggi daripada minyak ringan, sehingga
dalam viscometer akan memiliki waktu alir yang lebih lama jika
diibandingkan dengan minyak ringan (viskositas berbanding terbalik
dengan kecepatan alir /waktu alir).

Selain itu, waktu alir juga sangat dipengaruhi oleh temperatur


sample, tekanan yang bekerja pada sample, serta banyaknya kandungan
gas yang ada pada sample (minyak).

Dalam percobaan ini praktikan harus melihat skala suhu pada


termometer (peralatan) dan mempertahankan supaya suhu tetap konstan
seperti yang diinginkan. Selain itu faktor kebersihan alat perlu
dipertahankan agar tidak mempengaruhi hasil viskositas kinematik
minyak. Dan penting juga kita melakukan pengkalibrasian alat terlebih
dahulu sebelum praktikan menggunakan alat-alat viscometer.
65

Dengan mengetahui harga kinematik dari suatu minyak maka dapat


pula ditentukan besarnya tekanan yang diperlukan untuk mengalirkan
minyak tersebut melalui pipa.

Pada dasarnya besarnya viskositas kinematik dapat dipengaruhi


oleh beberapa hal, seperti besarnya koefisien viscometer (B), konstanta
alat keseluruhan ( C ). Dalam percobaan kali ini, terdapat hasil
viscometernya (B) 673,305 cs/dt, dan terdapat hasil konstanta peralatan
keseluruhan ( C ) 0,007 cs/dt, dan terdapat harga viskositas kinematik
3,259 cs. Jadi, semakin lama waktu alir yang dibutuhkan oleh fluida maka
semakin besar viscositas kinematiknya dan sebaliknya.

7.1. Kesimpulan
1. Viscositas adalah keengganan cairan untuk mengalir yang
didefinikasikan sebagai gaya yang bekerja pada suatu bidang horizontal
yang terpisah pada satuan jarak daari kedua bidang, dimana bidang 1
bergerak sepanjang kecepatan

2. Ada 2 macam viscositas yaitu Viscositas dinamik dan kinematic

3. Viscositas minyak sangat dipengaruhi oleh komposisi dari minyak itu


sendiri ( berpengaruh terhadap fluida untuk mengalir)

4. Semakin berat jenis minyak , maka semakin besar viscositas minyak


tersebut, yang berarti minyak tersebut memiliki komposisi yang semakin
kompleks.

5. Dalam memproduksi minyak kepermukaan selalu agar yang dihasilkan


encer atau viskositasnya rendah , hal ini dimaksudkan agar diperoleh
flow rate yang besar.

Anda mungkin juga menyukai