Anda di halaman 1dari 3

4.6.

PEMBAHASAN

Praktikum Analisa Lumpur Pemboran minggu ke dua dengan acara filtrasi dan
mud cake bertujuan untuk mempelajari pengaruh komposisi lumpur bor terhadap
filtration loss dan mud cake serta mengenal dan memahami alat-alat dan prinsip kerja
filter press. Pengontrolan filtration loss dan mud cake perlu dilakukan dalam operasi
pemboran. Filtration loss yang tidak terlalu besar dan mud cake yang tipis akan
menjadi bantalan yang baik antara drill string (pipa pemboran) dengan permukaan
lubang bor. Apabila filtration loss besar maka mud cake yang terbentuk juga semakin
tebal sehingga menimbulkan masalah seperti terjepitnya drill string.

Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah filtration press yang terdiri
dari filtrate tube, base cap, rubber gasket, screen, filter paper, cell, dan top cap, alat
lain yang digunakan adalah gelas ukur, multi mixer, stopwatch, dan compressor sebagai
sumber tekanan,. Prinsip kerja dari alat ini adalah pemberian tekanan sebesar 100 psi
terhadap lumpur pemboran yang ada dalam chamber, lalu selanjutnya filtrat akan
menebus saringan akibat tekanan yang diberikan. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah air, bentonite, dan PAC-L. Langkah kerja yang pertama kali dilakukan pada
percobaan ini adalah membuat lumpur dasar menggunakan 350 ml air dan 22,5 gram
bentonite kemudaian ditambahkan 0,75 gram PAC-L sambil diaduk menggunakan
multi mixer hingga tercampur merata. Selanjutnya masukkan lumpur ke dalam cell dan
pasang rangkaian alat filtration press mulai dari filtrate tube hingga top cup yang telah
terhubung dengan compressor. Compressor diatur pada tekanan 100 psi. tekanan 100
psi digunakan karena perbedaan tekanan yang terjadi antara tekanan formasi (Pf) dan
tekanan hidrostatik (Ph) di lapangan biasanya di atur sebesar 100-200 psi. Setelah
diberi tekanan kemudian mencatat volume pada waktu 7,5 menit, 15 menit, dan 30
menit menggunakan stopwatch, perhitungan dimulai saat filtrat yang keluar sudah
jernih. Kita mengukur pada menit ke 7,5 karena pada menit tersebut adalah menit
dimana mud cake pertama kali terbentuk. Volume fliltrate loss dihitung berdasarkan
volume filtrat yang tertampung didalam gelas ukur.
Dari hasil percobaan menggunakan filtrate press didapatkan hasil mud cake
0.245 cm, volume filtrat 13.6 ml dan Ph 9. Mud cake yang terlalu tebal akan
menyebabkan pipa terjepit, maka tebal mud cake yang bagus adalah 0,8 – 0,2 cm.
Semakin banyak filtrat yang tertampung didalam gelas ukur maka ketebalan dari mud
cake juga akan semakin tebal, banyaknya filtrat lumpur yang bagus adalah 15 ml dalam
30 menit percobaan. Ph lumpur yang baik berkisar antara 8 - 12,5. Jika terlalu basa,
akan mengakibatkan flokulasi (penggumpalan pada lumpur) dan jika lumpur terlalu
asam akan menyebabkan korosi pada rangkaian pipa pemboran.

Pada grafik additive vs filtration loss bisa dilihat bahwa penambahan air
berpengaruh pada meningkatnya volume filtrat lumpur plug A,B,D sedangkan volume
filtrate lumpur pada plug D menurun. Seharusnya trendline selalu naik setiap
penambahan air, karena air memiliki sifat menaikkan volume filtrate lumpur
pemboran. Pada grafik additive vs filtration penambahan PAC-L pada plug E,F,G,H
memiliki hasil yang selalu meningkat namun perbedaannya tidak jauh. Dan
penambahan PAC-R pada plug I,J,K,L juga menghasilkan nilai yang selalu meningkat
namun perbedaannya cukup signifikan. Memang seharusnya trendline selalu turun
setiap penambahan PAC-L dan PAC-R, karena PAC-L dan PAC-R memiliki sifat
mengikat air pada lumpur pemboran. Jadi Dari grafik terlihat bahwa penambahan
spersen dan PAC-L dan PAC-R dapat mengurangi volume filtrat dan ketebalan mud
cake. Namun PAC-L dan PAC-R tidak berpengaruh terhadap pH lumpur.

Aplikasi lapangan dari pengukuran filtration loss dan mud cake adalah untuk
mencegah terjadinya masalah-masalah selama operasi pemboran berlangsung seperti
pipa terjepit. Mud cake yang tipis dapat menjadi bantalan yang baik bagi pipa pemboran
dengan permukaan lubang bor namun jika terlalu tebal dapat menyebabkan pipa terjepit
dan proses well komplesi juga jadi kurang baik. Untuk membersihkan mud cake yang
berlebih pada lubang bor dapat digunakan scratcher pada casing. Filtration loss erat
kaitannya dengan terbentuknya mud cake. Semakin besar volume filtration loss maka
mud cake juga akan semakin tebal. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya formation
damage yang menyebabkan perkembangan clay, penyumbatan porositas disekitar
lubang bor dan mengurangi permeabilitas efektif, dan lumpur sendiri akan kehilangan
banyak cairan. Selain itu filtrat juga dapat membuat pembacaan kurang akurat pada
saat logging. Pengukuran pH agar kita tahu berapa pH dari lumpur dan tahu tingkat
keasamannya. pH yang optimum berkisar antara 8,5 – 9,5. Bila pH terlalu asam (pH <
8,5) maka akan bersifat korosif dan dapat merusak peralatan bor. Akan tetapi jika pH
terlalu basa (pH > 9,5) bisa menyebabkan flokulasi (penggumpalan).

Anda mungkin juga menyukai