Anda di halaman 1dari 4

5.6.

PEMBAHASAN
Pada praktikum minggu ke-2 dan acara ke-2 Analisa Lumpur
Pemboran berjudul “Filtration dan Mud Cake”. Tujuan dari percobaan ini
ialah untuk dapat mengetahui pengaruh komposisi lumpur terhadap
filtration loss dan mud cake. Dengan mengetahui kedua hal tersebut, kita
diharapkan bisa mencegah permasalahan dari operasi pemboran.
Filltration loss sendiri memiliki pengertian yaitu air yang masuk kedalam
formasi yang porous akibat operasi pemboran. Sedangkan mud cake ialah
partikel besar lumpur yang tertimbun di dinding lubang bor yang mana
apabila suatu pemboran melewati formasi yang porous, mud cake tersebut
berguna untuk menjadi bantalan untuk drillstring agar tidak terbentur
langsung dengan dinding lubang bor, tetapi apabila ketebalan mud cake
lebih dari 0.2 cm dapat menyebabkan pipe sticking, range harga dari mud
cake yang aman dan menguntungkan adalah 0.08 cm hingga 0.2 cm. Alat
yang digunakan pada percobaan ini adalah filter press, multi mixer,
stopwatch, gelas ukur 10 ml, jangka sorong, dan filter paper.
Pada percobaan kali ini dilakukan pengukuran filtration loss dan
pengukuran tebal mud cake yang dihasilkan oleh lumpur pemboran dengan
komposisi dan penambahan additive yang diinginkan. Komposisi lumpr
yang digunakan pada percobaan ini ialah 350 ml air dengan 22.5 gram
bentonite dengan penambahan additive berupa 0.3 gram KOH, dan 5 gram
PAC-L. Percobaan ini menggunakan alat berupa filter press yang
mempunyai prinsip kerjanya yaitu melakukan filtrasi dengan
menggunakan tekanan. Hal pertama yang dilakukan ialah dari base cap
lalu dilanjutkan dengan memasang filtrate tube, rubber gasket, mesh, filter
paper yang kemudian ditutup dengan rubber gasket dan terakhir dipasang
cell dan ditutup dengan rapat. Sebelum ditutup, masukan sampel lumpur
kedalam cell, lalu tutup dengan pressure inlet dan kunci menggunakan T-
screw. Alirkan tekanan sebesar 100 psi, lalu air filtrat akan muncul setelah
lumpur diberikan tekanan. Pencatatan air filtrat dilakukan sebanyak tujuh
kali yaitu pada interval waktu 7.5 menit dan 30 menit dan dihasilkan
sebanyak 5 ml dan 10 ml.
Mud cake yang terbentuk pada alat filter paper setebal 1.1 mm yang
berarti mud cake yang terbentuk akan dapat mengoptimalkan proses
operasi pemboran. Mud cake dapat terbentuk karena sampel lumpur yang
telah dibuat diberi tekanan oleh alat filter press. Alasan pemberian tekanan
sebesar 100 psi ialah karena untuk mengkondisikan tekanan hidrostatik
diatas batas aman tekanan formasi. Pemberian 100 psi juga didesain agar
lumpur pada saat round trip atau pada saat pompa mati tidak terjadi
problem seperti kick ataupun loss circulation. Pemberian tekanan 100 psi
juga tidak melebihi dari tekanan rekah formasi. Additive yang kami
gunakan yaitu PAC-L dan XCD. PAC-L dan XCD ini berguna untuk
menurunkan filltration loss yang berarti PAC-R termasuk golongan FLCA
atau filtration loss control agent. PAC-L tidak memiliki efek samping
pada rheology lumpur pemboran karena PAC-L tidak merubah harga
viskositas dari lumpur pemboran tersebut.
Pada Grafik 5.1. penambahan PAC-R vs Volume Filtrat dan
penambahan PAC-L vs Volume Filtrat menunjukan bahwa penambahan
PAC-R dan PAC-L menurunkan nilai dari volume filtrat. Padahal dalam
teorinya, penambahan PAC-R dan PAC-L itu akan menaikan volume
filtrat. Hal ini terjadi karena adanya kesalahan dalam melakukan
percobaan.
Pada Grafik 5.2. penambahan PAC-R vs Mud Cake dan
penambahan PAC-L vs Mud Cake menunjukan bahwa setiap dilakukan
penambahan PAC-R dan PAC-L akan menurunkan ketebalan dari mud
cake. Hal tersebut sudah sesuai dengan teorinya sehingga percobaan dalam
menentukan pengaruh additive terhadap ketebalan mud cake sudah benar.
Aplikasi lapangan dari percobaan pengukuran filtrat adalah untuk
mengetahui besarnya filtrat yang dihasilkan lumpur pemboran. Apabila
filtration loss yang tidak dikontrol akan menimbulkan masalah dalam
melakukan operasi pemboran. Filtrat yang terlalu banyak akan masuk ke
dalam formasi menyebabkan dan menyebabkan formation damage.
Sedangkan aplikasi pengukuran ketebalan mud cake yaitu untuk
mengetahui karakteristik mud cake yang terbentuk sehingga apabila tidak
memenuhi karakteristiknya, kita perlu penanganan terhadap mud cake
tersebut. Salah satunya menggunakan aditif karena mud cake yang
diharapkan yaitu yang elastis, tipis, impermeabel dan compressible.
Sehingga tidak menimbulkan masalah pada saat proses pemboran
berlangsung.
5.7. KESIMPULAN
1. Dari percobaan yang dilakukan, hasil yang diperoleh adalah
a. Volume filtrat = 11.5 ml
b. Tebal mud cake = 1.1 mm
2. Range ketebalan mud cake yang baik adalah 0.8 mm hingga 2 mm yang
berarti pada percobaan ini, mud cake yang dihasilkan tergolong baik
karena nilainya sebesar 1.1 mm.
3. Semakin banyak filtration loss maka semakin tebal pula mud cake yang
terbentuk. Hal ini disebabkan oleh air mengikat partikel lumpur sehingga
semakin banyak filtration loss menyebabkan mud cake semakin tebal
4. Penambahan zat aditif PAC-R dan PAC-L sangat berpengaruh pada
filtration loss dan ketebalan mud Cake.
5. Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah dapat menentukan seberapa
banyak additive yang baik untuk digunakan agar tepat dalam
penggunaanya, mencegah terjadinya formation damage dari filtration loss
dan pipe sticking dari mud cake

Anda mungkin juga menyukai