Anda di halaman 1dari 5

Praktek Uji Bahan

Laporan Praktikum Kadar Lumpur Agregat Halus


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktek Uji Bahan
Dosen Pengampu: Anisah, MT

Disusun oleh:
Bazil Wiratomo – 1503622026
Hanifa Khairunnisa - 1503622057

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
I. JUDUL
Praktikum Kadar Lumpur Agregat Halus

II. TUJUAN
Menentukan persentase kadar lumpur dalam agregar halus. Kandungan lumpur harus lebih
kecil dari 5%, merupakan ketentuan dalam peraturan bagi penggunaan agregat halus untuk
pembuatan beton.

III. DASAR TEORI


Kadar lumpur dalam agregat halus adalah persentase berat lumpur dalam agregat
halus dibandingkan dengan berat total agregat halus tersebut. Lumpur adalah material halus
yang terdiri dari partikel berukuran sangat kecil, seperti tanah liat atau debu. Kadar lumpur
dalam agregat halus dapat memengaruhi berbagai sifat campuran konstruksi.
Dalam konteks beton, kadar lumpur dalam agregat halus dapat memiliki beberapa
pengaruh penting pada sifat-sifat campuran konstruksi. Pertama, kadar lumpur yang tinggi
dapat mengurangi kekuatan beton. Hal ini disebabkan oleh partikel lumpur yang halus yang
dapat mengganggu pengikatan antara agregat halus dan semen, sehingga mengurangi daya
tahan beton terhadap beban. Selain itu, kadar lumpur yang tinggi juga dapat mempengaruhi
workability, yaitu kemudahan dalam mengolah campuran beton. Kondisi ini dapat membuat
campuran beton menjadi lebih kental dan kurang mudah diolah, sehingga proses pengecoran
dan pengolahan beton di lapangan menjadi lebih sulit.
Kadar lumpur dalam agregat halus juga dapat meningkatkan porositas campuran
beton. Hal ini dapat berdampak pada ketahanan beton terhadap air dan cuaca, serta
memengaruhi bagaimana beton merespons siklus pembekuan dan pencairan. Terakhir,
pengaruh kadar lumpur juga dapat terlihat pada penampilan estetika beton. Kadar lumpur
yang tinggi dapat memengaruhi warna dan penampilan beton, yang dapat menjadi faktor
penting dalam proyek-proyek arsitektur dan desain.
Semua pengaruh ini menjadikan pengendalian kadar lumpur dalam agregat halus
sebagai bagian penting dalam menciptakan campuran beton yang sesuai dengan spesifikasi
proyek dan memenuhi persyaratan kualitas yang diharapkan.
IV. BENDA UJI DAN PERALATAN
Benda Uji:
1. Pasir secukupnya dalam kondisi lapangan
2. Air jernih dan bersih (air PAM)

Peralatan:
1. Gelas ukur 1000 ml
2. Plastik dan karet untuk penutup

V. CARA PENGUJIAN
1. Pekerjaan persiapan peralatan dan tempat.
i. Semua ruang dan peralatan yang akan digunakan harus bersih, bebas dari kotoran.
ii. Siapkan peralatan yang akan digunakan.
iii. Gunakan sarung tangan.
2. Isi gelas ukur dengan pasir sebanyak 1/3 volume botol lalu tambahkan air jernih sampai
dengan 3/4 penuh.
3. Tutup gelas ukur dengan penutup lalu tabung dikocok selama 30 menit ini bertujuan agar
pasir dan lumpur dapat terpisahkan dan dapat diketahui berapa persentase kadar lumpur yang
terkandung di dalam pasir.
4. Diamkan sample pada tempat yang datar salama 24 jam.
5. Setelah 24 jam sample akan membentuk tiga lapisan yaitu Air, Lumpur dan. Pasir.
6. Hitung volume lumpur (V1) dan pasir (V2).
7. Hitung kadar lumpur dalam persen dengan membandingkan volume lumpur (V1) dan
volume pasir + lumpur (V1+V2).
8. Pekerjaan penyelesaian:
- Kocok botol,buang pasir yang ada, bersihkan dengan menggunakan sikat botol dan sabun,
bilas sampai bersih, setelah kering kembalikan ke tempat semula .
- Bersihkan tempat kerja.
VI. HIPOTESIS PENGUJIAN
Dalam praktikum ini, kami menghipotesiskan bahwa persentase kadar lumpur dalam
agregat halus yang kami uji akan lebih kecil dari 5%, sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton. Praktikum akan membantu
mengonfirmasi bahwa agregat halus yang digunakan memenuhi persyaratan peraturan
tersebut.
VII. HASIL PENGUJIAN
Laporan pengujian meliputi : prosedur kerja dan hasil pemeriksaan
𝑉1
Perhitungan kadar lumpur pasir = 𝑉1+𝑉2 x 100%

H lumpur (V1) H pasir (V2) H seluruh (V1 +V2) mm


mm mm
18 320 338

18
Sample kadar lumpur = 18+320
x 100%
= 5,3%
Kadar lumpur agregat normal yang di izinkan SK SNI S–04–1989–F untuk agregat
halus (pasir) maksimal 5%. Maka dari hasil pengujian sebelumnya, dapat dipastikan bahwa
agregat halus yang digunakan dan dicek kadar lumpurnya, tidak layak digunakan untuk
pembuatan beton, yakni 5,3% dan telah melebihi standar yang ada.

VIII. KESIMPULAN
Kesimpulan yang kami dapat berikan setelah kegiatan praktikum uji kadar lumpur agregat
halus yang dimulai dari pengocokan selama 30 menit, lalu melalui proses pengendapan
lumpur yang telah ditunggu selama 24 jam menghasilkan ketinggian pasir 320 ml, dengan
ketinggian lumpur 18 ml, dan hasil ketinggian keseluruhan adalah 338 ml, setelah
dimasukkan ke dalam rumus, hasil kadar lumpurnya adalah 5,3%. Berdasarkan SK SNI S–
04–1989–F, yang menyatakan bahwa kadar lumpur dalam agregat halus maksimal kurang
dari 5% untuk menjaga mutu beton. Sedangkan hasil kadar lumpur dalam agregat halus
setelah praktikum yang sudah dilakukan mengandung kadar lumpur lebih besar dari 5%,
yaitu 5,3%. Maka kesimpulannya adalah agregat halus yang sudah kami uji tidak memenuhi
kriteria SNI karena mengandung lebih banyak lumpur.
IX. DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai