Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu sifat penting dari beton segar adalah nilai blidingnya, yang dapat
digunakan sebagai dasar dalam penilaian tingkat homogenitas dan prediksi porositas dari
produk beton yang dihasilkan. Keenceran suatu campuran (adukan) beton sangat
mempengaruhi mudah dan sulitnya pengerjaan di lapangan. Apabila campuran tersebut
terlalu encer, pengerjaannya semakin mudah namun kekuatan beton yang dihasilkan
rendah, begitu juga sebaliknya.

B. Rumusan Masalah

Dalam pelaksanaan proyek lapangan terdapat berbagai macam masalah, baik


secara teknik maupun non teknik. Salah satu hambatan bagi pelaksana dilapangan yaitu
susahnya pemadatan pengecoran yang hasilnya masih ada berongga yang menyebabkan
besi tulangan berkarat serta mempengaruhi kuat tekan beton itu sendiri. Oleh karena itu
kita akan mengethui keencaran suatu beton, guna tercapainya workability dan hasil yang
baik.

C. Tujuan

Mengetahui tingkat keenceran suatu campuran beton. 

D. Manfaat

Dapat mengetahui tingkat keenceran suatu campuran beton guna tercapainya


workability dan hasil yang baik, sehingga mengurangi berbagai macam masala dalam
proses pelaksanaan proyek di lapangan.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian
Bleeding adalah “Mixing Water” yang naik ke permukaan beton sesaat
setelah beton selesai di cor dan partikel agregat kasar turun ke bawah.
Penyebabnya adalah campuran terlalu basah (W/C ratio terlalu tinggi) atau adanya
penambahan air pada saat pengecoran Rancangan campuran beton yang kurang
baik sehingga tidak cukup material halus untuk menahan “laju” air ke permukaan
beton. Penanggulangannya dengan menambah kandungan “finer” antara lain
dengan mengkombinasi pasir kasar dengan pasir yang lebih halus atau dengan
Abu batu. Tujuan dari penambahan ini agar campuran beton lebih “kohesif”
Menaikkan jumlah semen (sampai batas tertentu). Dari penambahan ini maka
admixture yang dibutuhkan untuk menjaga workabilitas akan bertambah.

B. Ketentuan SNI
Untuk pengujian di lapangan, ambil contoh uji beton segar yang mewakili sesuai
dengan ASTM C172 (SNI 2458-2008). Untuk pengujian di laboratorium, buatlah
benda uji beton sesuai dengan ASTM C192/C 192M (SNI 03-2493-1991).
Tentukan dan catat nilai slump sesuai ASTM C143 dan kandungan udara dari
beton segar tersebut sesuai ASTM C173. 7.5 Dari beton yang tidak digunakan
dalam pengujian slump dan kandungan udara, pilih bagian yang mewakili dengan
volume yang cukup untuk menghasilkan mortar yang cukup untuk mengisi wadah
uji atau wadah-wadah lain dengan kedalaman paling sedikit 140 mm.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup
Cara uji ini mencakup penentuan jumlah kandungan air pencampur yang akan
terpisah dari contoh uji beton segar. Cara uji ini terdiri dari 2 cara yang dibedakan atas
derajat pemadatan sesuai kondisi contoh beton. Kedua metode tersebut tidak disyaratkan
untuk menghasilkan hasil uji yang sama walaupun contoh beton yang diambil dari siklus
pencampuran yang sama dan diuji dengan masingmasing cara. Bila berbagai mutu beton
akan dibandingkan, seluruh jenis pengujian harus dilakukan dengan menggunakan cara
yang sama, dan bila dalam satu siklus pencampuran mempunyai berat isi yang sama,
masa contoh beton tidak boleh berbeda lebih dari 1 kg. Namun yang kita lakukan disini
adalah pengujian cara 1.

B. Alat dan Bahan


 Benda uji berupa campuran beton segar yang dipakai dalam pembuatan silinder
beton dan pengujian slam.
 Pipet tetes
 Tabung ukur 10 ml

C. Cara Kerja
1. Siapkan alat berupa tabung ukur 10 ml dan pipet tetes.
2. Ambil air yang berada di atas campuran beton tersebut semaksimal mungkin.
3. Amati berapa ml air yang ada, semakin banyak air maka campuran tersebut semakin
encer.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Bahan Merk/asal Berat Satuan Berat (gr)


(kg/cm3)
Air PDAM 1.10 -3 5120
Semen Gresik 1.10 -3 10640
Pasir Merapi 1,49.10 -3 35550
Kerikil Kulon Progo 1,67.10 -3 39900
Jumlah 91210

a. Faktor air semen = 0.7


b. Nilai slam = 1. 15 cm
2. 16.5 cm
3. 10.5 cm
B. Pembahasan

Nilai slam rata-rata= 15+16,5+10,5/3= 14 cm

Nilai Bleeding : 7,5 ml


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nilai Bleeding = 7,5 ml
Dari hasil praktikum campuran yang didapatkan adalah ideal. Sehingga campuran ini
memenuhi syarat untuk pembuatan beton. Karena kualitas beton yang akan dihasilkan
cukup baik.

B. Saran
Diharapkan praktikan selalu melakukan praktikum secara teliti, baik dalam hal
menimbang, serta teliti dalam menjalankan urutan sesuai langkah kerja.
Dalam praktikum juga diharapkan untuk mengunakan alat dan bahan yang sesuai
standard an sesuai takaran.
Daftar Pustaka
SNI ASTM C403/C403M:2012, SNI 4156:2008,
https://dokumen.tips/documents/praktikum-bleeding-beton.html

Anda mungkin juga menyukai