Anda di halaman 1dari 28

BAB VI

PENGUJIAN LOLOS SARINGAN NO. 200

AGREGAT KASAR DAN HALUS

6.1 Teori Ringkas

6.1.1 Metode Pencucian

Kadar lumpur adalah kandungan butir-butir dalam agregat yang

lolos saringan no.200. Kadar lumpur ini harus dibatasi sesuai

prosentase yang disyaratkan. Lumpur akan membentuk lapisan-

lapisan tipis pada permukaan agregat halus sehingga akan

mempengaruhi ikatan antara pasta dan agregat halus. Ikatan yang

baik sangat diperlukan untuk menjamin kekuatan tekan serta keawetan

beton.

Agregat merupakan salah satu dari bahan material beton yang berupa

sekumpulan batu pecah, kerikil, pasir baik berupa hasil alam atau lainnya.

Agregat merupakan suatu material yang digunakan dalam adukan beton

yang membentuk suatu semen hidrolis. Agregat yang digunakan dalam

campuran beton dapat berupa agregat alam atau agregat buatan, secara

umum agregat dapat dibedakan berdasarkan ukurannya. Jenis agregat

ada 2 yaitu agregat kasar dan agregat halus. Setiap unsur yang

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-1
berhubungan dengan tanah pastilah mengandung partikel halus, tidak

terkecuali pada agregat halus.

Agregat halus dapat diperoleh dari dalam tanah, dasar sungai atau dari

tepi laut. Oleh karena itu, pasir dapat digolongkan menjadi 3 macam yaitu

pasir galian, pasir sungai dan pasir laut (Tjokrodimuljo.2007).

Agregat halus berasal dari hasil disintegrasi alami dari batuan alam

atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat pemecah batu ( stone

crusher ). Pasir umumnya terdapat disungai-sungai yang besar.

Sebaiknya pasir yang digunakan untuk bahan-bahan bangunan dipilih

yang memenuhi syarat. Spesifikasi dari agregat halus yang akan

digunakan harus memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan oleh ASTM.

Jika seluruh spesifikasi yang ada telah terpenuhi maka barulah dapat

dikatakan agregat tersebut bermutu baik.

Menurut SNI ASTM C117:2012, kadar lumpur yang memenuhi

syarat untuk agregat kasar yaitu tidak lebih dari 1% dan untuk agregat

halus tidak lebih dari 5%.

Adapun pengaruh kadar lumpur terhadap beton adalah sebagai

berikut:

a) Kadar lumpur dapat memperluas permukaan agregat.

b) Dapat mengurangi daya ikat semen dengan agregat karna

kadar lumpur yang terlalu banyak dapat memenuhi permukaan

agregat sehingga semen sukar terikat pada agregat.

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-2
c) Kadar lumpur dapat menghambat proses hidrasis semen.

d) Dapat membuat beton cepat rusak.

6.1.2 Metode Pengendapan

Pasir merupakan bahan bangunan yang berfungsi antara lain sebagai

bahan campuran adukan beton. Maka dari itu mutu dari pasir sangat perlu

diperhatikan. Sedangkan Lumpur adalah bagian – bagian butiran yang

dapat melewati ayakan 0,063 mm. Kandungan Lumpur dalam pasir

diwajibkan tidak lebih dari 3% dari berat kering pasir. Dalam prakteknya

dilapangan, khususnya pada agregat halus diketahui bahwa kebersihan

agregat terhadap kadar lumpur melebihi dari syarat-syarat yang telah

ditentukan yaitu sebesar 3% dari berat agregat halus ( ASTM C-33-2003 ).

6.2 Prosedur Pengujian

6.2.1 Maksud

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kandungan lumpur/

lempung dalam agregat kasar dan halus.

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-3
6.2.2 Peralatan

6.2.2.1 Metode Pencucian

a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram

b. Cawan

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-4
c. Oven

d. Talam

e. saringan No. 200

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-5
f. Saringan no. 16

6.2.2.2 Metode Pengendapan

a) Gelas ukur

b) Kawa Penusuk

c) Cawan
Laboratorium Bahan & Struktur Beton
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-6
6.2.3 Benda Uji

6.2.3.1 Metode Pencucian

a. Agregat kasar (kerikil)

b. Agregat halus (pasir)

6.2.3.2 Metode Pengendapan

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-7
1) Agregat halus (Pasir)

2) Air suling

6.2.4 Prosedur Percobaan

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-8
6.2.4.1 Metode Pencucian

1. Timbang benda uji (kerikil dan pasir).

2. Cuci benda uji hingga bersih menggunakan saringan no. 16 dan

no. 200. Lakukan pengujian ini hingga air pencucian jernih.

3. Pindahkan bendah uji yang telah dicuci ke dalam talam yang

tertahan dalam saringan no. 16 dan no. 200.

4. Masukkan benda uji yang telah di cuci ke dalam oven pada

suhu 1100 ± 50 C selama 24 jam.

5. Keluarkan benda uji dari dalam oven dan dinginkan hingga

mencapai suhu ruang, kemudian timbang benda uji tersebut.

6. Analisa data.

6.2.4.2 Metode Pengendapan (ASTM C-33-2003)

1. Pertama-tama siapakan benda uji dan peralatan yang akan

digunakan.

2. Masukan agregat halus (pasir) kedalam gelas ukur .

3. Tambahkan air kedalam gelas ukur dengan ketentuan air harus

lebih tinggi dari permukaan pasir.

4. Tutup permukaan gelas dan kocok untuk mencuci pasir dari

lumpur.

5. Setelah dikocok, ratakan permukaan dengan kawat penusuk, lalu

simpan gelas ukur dan biarkan mengendap selama ±24 jam.

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-9
6. Setelah ±24 jam ukur tinggi pasir dan lumpur yang ada di gelas

ukur tersebut.

7. Analisa data.

6.2.5 Perhitungan

6.2.5.1 Metode pencucian

(A−B)
Kadar lumpur = x 100
A

Dimana :

A = Berat awal (gram)

B = Berat akhir (gram)

6.2.5.2 Metode Pengendapan

Tinggi Lumpur

Kadar Lumpur = Tinggi Pasir + Tinggi Lumpur X100 %

6.2.6 Pelaporan

Laporkan jumlah bahan yang saringan no.200 dalam persen.

6.3. Alur Bagan Pemeriksaan Kadar Lumpur

6.3.1 Metode Pencucian

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Mulai
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-10
Siapkan alat dan bahan

Timbang benda uji (kerikil dan pasir) sebanyak 1000 gram.

Cuci benda uji hingga bersih menggunakan saringan no. 16

dan no. 200

Masukkan benda uji yang telah di cuci kedalam oven pada

suhu1100 ± 50 C selama 24 jam.

Keluarkan benda uji dari oven dan dinginkan hingga

mencapai suhu ruang.

Timbang benda uji yang sudah dingin dan analisa data untuk

mengetahui kandungan lumpur pada agregat halus dan kasar.

Analisa Data

Kesimpulan

Selesai

6.3.2 Metode Pengendapan

Mulai

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-11
Siapkan alat dan bahan

Masukan agregat halus (pasir ) kedalam gelas ukur .

Tambahkan air kedalam gelas ukur dengan ketentuan air


harus lebih tinggi dari permukaan pasir

Tutup permukaan gelas dan kocok untuk mencuci pasir dari


lumpur;

Setelah dikocok, ratakan permukaan dengan kawat/ splitter ,


lalu simpan gelas ukur dan biarkan mengendap selama ±24
jam

Setelah ±24 jam ukur tinggi pasir dan lumpur yang ada
di gelas ukur tersebut.

Analisa data

Kesimpulan

Selesai

6.4. Analisa Data

6.4.1 Metode Pencucian

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-12
A. Berat Lumpur

Rumus :

Berat Lumpur = A – B

Dimana :

A = Berat Benda Uji Sebelum dicuci (gr)

B = Berat Benda Uji Setelah dicuci (gr)

1. Kerikil

Sampel I

1000,0
= - 992,30
Berat Lumpur 0

= 7,70 gram

Sampel II

1000,0
= - 989,60
Berat Lumpur 0

= 10,40 gram

2. Pasir

Sampel I

1000,0
= - 990,10
Berat Lumpur 0

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-13
= 9,90 gram

Sampel II

1000,0
= - 978,20
Berat Lumpur 0

= 21,80 gram

B. Kadar Lumpur

Rumus :

B x100%
Kadar Lumpur =
A

Dimana :

A = Berat benda uji sebelum di cuci (gr)

B= Berat benda uji setelah di cuci (gr)

1. Kerikil

Sampel I

1000,00 - 992,30 ×100%


Kadar Lumpur =
1000,00

= 0,77 %

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-14
Sampel II

1000,00 - 989,60 ×100%


Kadar Lumpur =
1000,00

= 1,04 %

2. Pasir

Sampel I

1000,00 - 990,10 ×100%


Kadar Lumpur =
1000,00

= 0,99 %

Sampel II

1000,00 - 978,20 ×100%


Kadar Lumpur =
1000,00

= 2,18 %

C. Kadar Lumpur Rata – Rata

Rumus :

Kadar Lumpur rata - rata = A+B

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-15
2

Dimana :

A = Kadar Lumpur Sampel I (%)

B = Kadar Lumpur Sampel II (%)

1. Kerikil

0,77 + 1,04
Kadar Lumpur rata - rata =
2

= 0,91 %

2. Pasir

Kadar lumpur rata - rata = 0,99 + 2,18

= 1,59 %

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-16
6.4.2 Metode Pengendapan

V2 X100%

Kadar Lumpur = V1 + V2

Dimana :

V1 = Tinggi Pasir
Laboratorium Bahan & Struktur Beton
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-17
V2 = Tinggi Lumpur

Sampel 1

15,00
Kadar Lumpur = X100%
320 + 15,00

= 4,48 %

Sampel 2

10,00

Kadar Lumpur = 300 + 10,00


X100%

= 3,23%

A + B ×100%
Rata-rata Kadar lumpur
2

Dimana :

A = Kadar Lumpur sampel I (%)

B = Kadar Lumpur sampel II (%)

Rata-rata 4,48 + 3,23 ×100%

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-18
kadar lumpur = 2

= 3,85 %

6.5 Tabel Rekapitulasi

6.5.1 Metode Pencucian

PEMERIKSAAN JUMLAH BAHAN YANG LOLOS SARINGAN NO.200

AGREGAT KASAR

(SNI ASTM C117:2012)

Tanggal : 26 Desember 2021 Kelompok : 14 (Empat Belas)

Material : Batu Pecah 1-2cm Asisten : Azizah Sahidin,S.T.

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-19
No Test I II

Berat Agregat (sebelum Gram A 1000,00 1000,00

di cuci)

Berat Agregat Kering

( sesudah di cuci) Gram B 992,30 989,60

Berat Lumpur Gram C=(A-B) 7,70 10,40

Kadar lumpur % (C/A)*100 0,77 1,04

Kadar lumpur rata-rata % 0,91

PEMERIKSAAN JUMLAH BAHAN YANG LOLOS SARINGAN NO.200

AGREGAT HALUS

(SNI ASTM C117:2012)

Tanggal : 26 Desember 2021 Kelompok : 14 (Empat Belas)

Material : Pasir Asisten : Azizah Sahidin,S.T

No Test I II

Berat Agregat (sebelum Gram A 1000,00 1000,00

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-20
di cuci)

Berat Agregat Kering

( sesudah di cuci) Gram B 990,10 978,20

Berat lumpur Gram C=(A-B) 9,90 21,80

Kadar lumpur % (C/A)*100 0,99 2,18

Kadar lumpur rata-rata % 1,59

6.5.2 Metode Pengendapan

PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR METODE PENGENDAPAN

(ASTM C-33-2003)

Tanggal : 26 Desember 2021 Kelompok : 2 (Dua)

Material : Pasir Asisten : Azizah Sahidin,S.T.

No Test I II

Tinggi Pasir ml V1 320 300

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-21
Tinggi Lumpur ml V2 15,00 10,00

Kadar Lumpur V2/

% (V1+V2)*100 4,48 3,23

Kadar lumpur rata-rata % 3,85

6.4 Kesimpulan dan Saran

6.4.1 Kesimpulan

Dari hasil pengujian yang dilakukan, persentase kadar lumpur metode

pencucian untuk agregat kasar sebanyak 0,91 % dan agregat halus

sebanyak 1,59 %. Menurut SNI ASTM C117:2012, kadar lumpur

yang memenuhi syarat untuk agregat kasar yaitu tidak lebih dari 1% dan

untuk agregat halus tidak lebih dari 5% . Jadi agregat tersebut telah

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-22
memenuhi standar yang ditetapkan. Adapun persentase kadar lumpur

untuk metode pengendapan yaitu 3,85%, Sehingga agregat tersebut

memenuhi syarat karena kurang dari 3% dari berat agregat halus (ASTM

C-33-2003).

6.5 Dokumentasi Penelitian

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-23
Gambar 6.5.1 Proses Mengambil Benda Uji

Gambar 6.5.2 Menimbang Berat Benda Uji

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-24
Gambar 6.5.3 Proses Pencucian Benda Uji

Gambar 6.5.4 Memasukkan Benda Uji Ke Dalam Oven Untuk Proses

Pengeringan

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-25
Gambar 6.5.5 Pengisian Agregat Halus Ke Dalam Gelas Ukur

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-26
Gambar 6.5.6 Mengisi Air Hingga Pasir Terendam

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-27
Gambar 6.5.7 Mengguncangkan Gelas Ukur

Laboratorium Bahan & Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-28

Anda mungkin juga menyukai