Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

PENGUJIAN BERAT ISI

AGREGAT KASAR DAN HALUS

4.1 Teori Ringkas

Berat isi berhubungan dengan kepadatan porositas, kondisi berat

isisangat mempengaruhi infiltrasi, dan konsistensi. Agregat adalahsekumpulan

butir- butir batu pecah, kerikil, pasir, atau mineral lainnya baik berupa hasil alam

maupun buatan. Berat isi agregat adalah perbandingan antara berat dan

volume, berat nilainya tergantung dari bagaimana padatnya kita mengisinya,

bentuk butir dan susunan butirnya. Berat volume merupakan berat yang

diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan ukurna volume barang

yang akan dikirim. Perhitungan tersebut berdasar pada kondisi dimana berat

aktual barang kecil / ringan akan tetapi memakan tempat (volume besar). Jadi

meskipun berat jenis suatu benda sama namun tidaklah mutlak berat benda itu

sama.

Syarat- syarat yang harus dipenuhi oleh agregat adalah sebagi berikut :

1. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil dari

disintegrasi dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari

pecahan batu. Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar adalah

agregat dengan ukuran butir lebih besar dari 5 mm sesuai dengan syarat-

syarat pengawasan mutu agregat untuk berbagai mutu beton.

Laboratorium Bahan dan Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar IV-1
2. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.

Agregat kasar yang tidak mengandung butir-butir pipih hanya dapat

digunakan apabila jumlah butirnya tidak melampaui 20% dari agregat

seluruhnya. Agregat kasar tidak mudah hancur oleh perubahan cuaca.

3. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%(ditentukan

berdasarkan berat keringnya), yang dimaksud dengan lumpur dalam hal ini

adalah bagian dari agregat yang lolos saringan no. 0,063 mm. Apabila kadar

lumpurnya melebihi 1% maka agregat tersebut harus dicuci.

4. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton

seperti zat-zat reaktif alkali.

5. Kekerasan dari butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari

Rudeloff dengan beban uji seberat 20 ton dan harus dapat memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut :

a. Tidak terjadi pembekuan sampai fraksi 9,5 – 1,9 mm lebih dari 24%

terhadap berat.

b. Tidak terjadi pembekuan sampai fraksi 19 – 30 mmlebih daripada 22%

atau mesin Los Angeles beratnya tidak boleh melebihi 50% berat

keseluruhan.

6. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang bervariasi besarnya dan bila

digunakan ayakan dengan susunan ayakan yang telah ditentukan harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Sisa pada ayakan 4 mm harus berkisar 90 – 98% dari berat.

b. Selisih antara sisa kumulatif pada ayakan yang berukuran maksimum

60% dan minimum 10% dari berat.

Laboratorium Bahan dan Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar IV-2
7. Berat butir agregat tidak boleh lebih dari 1/5 jarak terkecil antara bidang-

bidang samping dari cetakan, 1/3 dari tebal pelat atau 3/4 dari jarak bersih

minimum antara batang-batang/berkas-berkas tulangan. Penyimpangan dari

batasan ini boleh dengan seizin ahli, cara-cara pengecoran apabila tidak

terjadi sarang-sarang kerikil.

Berdasarkan data SNI 1973:2008 maka di dapatkan klasifikasi berat isi

agregat adaalah :

 Agregat Berat memiliki berat isi >2400 gr/cm3

 Agregat normal memiliki berat isi antara 300 – 1800 gr/cm 3

 Agregat ringan mempunya berat isi 1100 gr/cm 3 atau kurang dari

berat isi tersebut

Berdasarkan SNI 1973-2008, spesifikasi berat isi agregat adalah :

 Berat isi agregat kasar 1,6 – 1,9 gr/cm3

 Berat isi agregat halus 1,4 – 1,9 gr/cm3

Laboratorium Bahan dan Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar IV-3
4.2 Prosedur Pengujian

4.2.1 Maksud

Perbandingan antara berat dan volume (termasuk pori- pori antar butir)

pada agregat di sebut berat satuan. Pemeriksaan ini di maksudkan untuk

mengetahui cara mencari berat satuan agregat.

4.2.2 Peralatan

a. Neraca Ohaus

b. Jangka sorong

Laboratorium Bahan dan Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar IV-4
c. Mold / Container

d. Kuas

e. Batang pemadat

Laboratorium Bahan dan Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar IV-5
f. Talam

g. Splitter

h. Sekop

Laboratorium Bahan dan Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar IV-6
i.
4.2.3 Benda Uji

Agregat kasar dan halus sekurang-kurangnya sama dengan kapasitas

bejana yang ada.

a. Agregat Kasar

b. Agregat Halus

Laboratorium Bahan dan Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar IV-7
4.2.4 Prosedur Percobaan

a. Berat Isi Lepas

1. Ukur Volume Container (V)

2. Timbang Container kosong (A)

3. Masukkan Agregat kedalam container secara hati – hati ,

maksimum 5 cm dari atas permukaan container dengan

menggunakan sendok/skop sampai penuh.

4. Ratakan permukaan container dengan alat perata.

5. Timbang container + isinya (B)

b. Berat Isi Padat

1. Timbang berat container (A) yang telah diketahui volumenya

(V).

2. Masukkan agregat kedalam container kurang lebih 1/3 bagian

lalu padatkan menggunakan batang pemadat berdiameter 16

mm sebanyak 25 kali.

3. Ulangi hal yang sama untuk lapis ke 2.

4. Untuk lapis terakhir, masukkan agregat hingga melebihi

permukaan atas container lalu padatkan kembali sebanyak 25

kali.

5. Ratakan permukaannya dengan alat perata.

6. Timbang container + isinya (B).

Laboratorium Bahan dan Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar IV-8
4.2.5 Perhitungan
B-A
Berat Isi = gram / cm3
V

Dimana :

B = Berat container + Benda Uji (gram)

A = Berat Container (gram)

V = Volume Container (cm3)

4.2.6 Pelaporan

Hasil dilaporkan dalam bilangan desimal sampai dua angka

dibelakang koma.

Laboratorium Bahan dan Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar IV-9
4.3 Alur Bagan Pengujian Berat Isi Agregat kasar dan Halus

a. Berat Isi Lepas

Persiapkan Alat dan Bahan

Ukur diameter mold dan kedalaman mold lalu hitung


volumenya

Timbang mold dalam keadaan kosong

Masukkan agregat kedalam mold maksimum 5 cm dari


atas permukaan mold dengan menggunakan
sendok/skop sampai penuh

Ratakan permukaan mold menggunakan alat perata lalu


timbang container beserta isinya

Setelah dilakukan penimbangan, keluarkan benda uji dari


mold dan catat hasil timbangan untuk analisis data

Analisis Data

Laboratorium Bahan dan Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar IV-10
b. Berat Isi Padat

Persiapkan Alat dan Bahan

Ukur diameter mold dan kedalaman mold lalu hitung


volumenya

Timbang mold dalam keadaan kosong

Masukkan agregat kedalam mold sebanyak 1/3 tinggi


container lalu padatkan menggunakan alat penumbuk
berdiameter 16 mm sebanyak 25 kali, ulangi hal yang
sama untuk lapisan ke dua

Untuk lapisan terakhir, masukkan agregat hingga


melebihi permukaan atas container lalu kemudian
lakukan pemadatan sebanyak 25 kemudian ratakan
permukaan container menggunakan alat perata

Setelah dilakukan penimbangan, keluarkan benda uji dari


mold dan catat hasil timbangan untuk analisis data

Analisis Data

Laboratorium Bahan dan Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar IV-11
4.4 Analisis Data

A. Volume Mold
Rumus
Volume Mold = πr2t
Dimana :
jari - jari mold
r =
(cm3)
kedalaman mold
t =
(cm3)

Mold Kasar
-    Sampel I (Satu)

x 17.3
Volume Mold = 3.14 x 7.70
0
= 3220.75 cm3

-    Sampel II ( Dua )

60,0 x 17.0
Volume Mold = 3.14 x
6 0
= 3206.00 cm3

Mold Halus
-    Sampel I ( Satu)

x x 16.4
Volume Mold = 3.14 7.85
0
= 3172.15 cm3

-    Sampel II (Dua)

x x 16.2
Volume Mold = 3.14 7.60
0
= 2938.13 cm3

Laboratorium Bahan dan Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar IV-12
B. Berat Agregat
Rumus
Berat Agregat = B - A

Dimana :

B = Berat Container + Agregat (Gram)


A = Berat Container (Gram)

1. Batu Pecah 1 - 2 ( Agregat Kasar )


Lepas
- Sampel I (Satu)

Berat Agregat = 12635 - 7155


= 5480 Gram

- Sampel II ( Dua )

Berat Agregat = 12780 - 7920


= 4860 Gram

Padat
- Sampel I ( Satu)

Berat Agregat = 12855 - 7155


= 5700 Gram

- Sampel II (Dua)

Berat Agregat = 12950 - 7920


= 5030 Gram

Laboratorium Bahan dan Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar IV-13
2. Pasir ( Agregat Halus )
Lepas
- Sampel I ( Satu )

Berat Agregat = 12200 - 7660


= 4540 Gram

- Sampel II ( Dua )

Berat Agregat = 12298 - 7610


= 4688 Gram

Padat
- Sampel I ( Satu )

Berat Agregat = 12720 - 7660


= 5060 Gram

- Sampel II ( Dua )

Berat Agregat = 12850 - 7610


= 5258 Gram
1. Batu Pecah 1 - 2 ( Agregat Kasar )
Padat

- Sampel I ( Satu )
C. Berat Isi Agregat 5700
Berat Isi Agregat =
3220.75
Rumus : = 1.77 gr/cm³
C
Berat Isi Agregat =
- Sampel II ( Dua ) D
Dimana
5030
C = Berat
BeratAgregat ( Gram=)
Isi Agregat
D = Volume Container ( Cm³ ) 3206
= 1.57 gr/cm³
1. Batu Pecah 1 - 2 ( Agregat Kasar )
Lepas
- Sampel I ( Satu )

5480
Berat Isi Agregat =
3220.75
= 1.70 gr/cm³

- Sampel II ( Dua )

4860
Laboratorium Bahan
Berat dan Struktur
Isi Agregat = Beton
3206
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
=
Universitas Bosowa Makassar IV1.52
-14
gr/cm³
3. Pasir ( Agregat Halus )

Lepas

- Sampel I ( Satu )

4540
Berat Isi Agregat =
3172.15

= 1.43 gr/cm³

- Sampel II ( Dua )

4688
Berat Isi Agregat =
2938.13

= 1.60 gr/cm³

3. Pasir ( Agregat Halus )

Padat

- Sampel I ( Satu )

5060
Berat Isi Agregat =
3172.15

= 1.60 gr/cm³

- Sampel II ( Dua )

5240
Berat Isi Agregat =
2938.13

= 1.78 gr/cm³

Laboratorium Bahan dan Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar IV-15
D. Berat Isi Rata-rata
Rumus :

Berat Isi Rata-rata = Berat isi (Sampel I + Sampel II)


2

1. Batu Pecah 1 - 2 ( Agregat Kasar )


Lepas
Berat Isi Rata-rata = 1.70 + 1.52
2
= 1.61 gr/cm³
Padat
Berat Isi Rata-rata = 1.77 + 1.57
2
= 1.67 gr/cm³

2. Pasir ( Agregat Halus )


Lepas
Berat Isi Rata-rata = 1.43 + 1.60
2
= 1.51 gr/cm³

Padat
Berat Isi Rata-rata = 1.60 + 1.78
2
= 1.69 gr/cm³

Laboratorium Bahan dan Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar IV-16
4.5 Tabel Pemeriksaan Berat Isi Agregat Kasar dan Halus

PEMERIKSAAN BERAT ISI AGREGAT KASAR

( PB – 0204 – 76/AASHTO T. 19-74 / SNI 03 – 4804 – 2008 )

Tanggal : 24 Desember 2021 Kelompok : 14 (Empat belas)

Material : Batu Pecah 1-2 Asisten : Indra Bayu Paliling.

LEPAS

Nomor Benda Uji I II


Berat Container ( A ) (gr) 7155 7920
Berat Container + Agregat ( B ) (gr) 12635 12780
Berat Agregat ( C ) = ( B ) – ( A ) (gr) 5480 4860
Volume Container ( D ) (cm3) 3220.75 3206.00
Berat Isi Agregat = C/D (gr/ cm3) 1.70 1.52
Berat Isi Rata – rata Agregat
1.61
(gr/ cm3)

PADAT

Nomor Benda Uji I II


Berat Container ( A ) (gr) 7155 7920
Berat Container + Agregat ( B ) (gr) 12855 12950
Berat Agregat ( C ) = ( B ) – ( A ) (gr) 5700 5030
Volume Container ( D ) (cm3) 3220.75 3206.00
Berat Isi Agregat = C/D (gr/ cm3) 1.77 1.57
Berat Isi Rata – rata Agregat
1.67
(gr/ cm3)

Mold I II
Diameter (cm) 15.4 15.5
Tinggi (cm) 17.3 17
Berat (gram) 7155 7920

Laboratorium Bahan dan Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar IV-17
PEMERIKSAAN BERAT ISI AGREGAT HALUS

( PB – 0204 – 76/AASHTO T. 19-74 / SNI 03 – 4804 – 2008 )

Tanggal : 24 Desember 2021 Kelompok : 14 (Empat Belas)

Material : Pasir Asisten : Indra Bayu Paliling.

LEPAS

Nomor Benda Uji I II


Berat Container ( A ) (gr) 7660 7610
Berat Container + Agregat ( B ) (gr) 12200 12298
Berat Agregat ( C ) = ( B ) – ( A ) (gr) 4540 4688
Volume Container ( D ) (cm3) 3172.15 2938.13
Berat Isi Agregat = C/D (gr/ cm3) 1.43 1.60
Berat Isi Rata – rata Agregat
1.51
(gr/ cm3)

PADAT

Nomor Benda Uji I II


Berat Container ( A ) (gr) 7660 7610

Berat Container + Agregat ( B ) (gr) 12720 12850

Berat Agregat ( C ) = ( B ) – ( A ) (gr) 5060 5240


Volume Container ( D ) (cm3) 3172.15 2938.13
Berat Isi Agregat = C/D (gr/ cm3) 1.60 1.78
Berat Isi Rata – rata Agregat
1.69
(gr/cm3)

Mold I II
Diameter (cm) 15.7 15.2
Tinggi (cm) 16.4 16.2
Berat (gram) 7660 7610

4.6 Kesimpulan dan Saran

Laboratorium Bahan dan Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar IV-18
4.6.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah di lakukan diperoleh berat isi

agregat kasar dan halus yang paling besar yaitu berat agregat dengan

metode ditusuk. Berat isi agregat kasar yang didapat sebesar 1.63

gram/cm3. sedangkan berat isi agregat halus yang didapat sebesar 1.62

gram/cm3.Dari percobaan di atas menunjukkan bahwa dengan metode

ditusuk membuat agregat memadat karena

4.6.2 Saran

Pelaksanaan pengujian dari awal sampai selesai harus dilakukan

dengan lebih cermat dan teliti, sehingga hasil yang didapatkan valid dan

sesuai dengan yang diharapkan.

4.7 Dokumentasi

Laboratorium Bahan dan Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar IV-19
Proses mengukur dimensi mold

Proses penimbangan container dalam keadaan kosong

Laboratorium Bahan dan Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar IV-20
Proses pengisian container

Proses pemadatan agregat

Laboratorium Bahan dan Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar IV-21
Proses penimbangan mold yang telah berisi agregat

Laboratorium Bahan dan Struktur Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar IV-22

Anda mungkin juga menyukai