dan menempati 60% – 75% dari volume total beton. Karakteristik bentuk
berorientasi pada satu bidang, sehingga air dan gelembung udara dapat
itu, agregat harus stabil secara kimiawi, sehingga tidak akan merusak
⮚ Dengan gradasi agregat yang baik dapat tercapai beton yang padat
● Klasifikasi agregat
berat isi lebih besar dari 2400 kg/m3. Tujuan dipakai beton berat untuk
mendapat beton yang berat isinya lebih besar karena kegunaanya untuk
dengan berat isi tinggi biasanya dipakai batu Barite (BaSO4), berat isi :
4,15 -4,45 t/m3 ; Bijih besi (Magnetite dan Limonite), berat isi : 4,40 –
5,00 t/m3 ; Butiran atau potongan besi/baja, berat isi : 6,80 – 7,60t/m3
jenis dengan semen, Berat jenis agregat berat jauh lebih besar dari pada
dengan berat isi antara 1800- 2500 kg/m3. Tujuan dipakai agregat normal
yang dipakai umumnya merupakan batuan yang padat dan kompak dari
metamorphosis ).
dengan berat isi antara 300 – 1800 kg/m3. Tujuan dipakai agregat ringan
clay), tidak pecah, tanah foamed, batu apung dan lain sebagainya
Ukuran agregat
Agregat kasar beton dapat berupa kerikil hasil disintegrasi alami dari
batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
dengan besar butiran 5 mm. Jenis agregat ini permukaannya kasar dan
akhir beton keras dan daya tahannya terhadap disintegrasi beton, cuaca
dan efek-efek perusak lainnya. Agregat kasar mineral ini harus bersih dari
Officials, yang juga digunakan oleh Bina Marga) atau yang tertahan
Sumber natural biasanya dari kumpulan Granit atau Batu Kapur (BS 812 :
Ketumpatan bandingan agregat biasa ini dalam julat 2,500 - 2,700 kg/m3.
Untuk pembinaan konkrit berat, Barit (Barium Sulfat) yang boleh didapati
terdedah pada sinar-X, sinar gamma atau vector nuclear. Agregat artificial
boleh didapati dari bahan buangan industri. Bebola besi untuk konkrit
bergantung kepada jenis binaan e.g. tetulang padat, binaan tebal atau
nipis. Kerikil kasar boleh didapati daripada lombong atau kuari batu dan
sungai. Jenis batu ini biasanya berbentuk bulat dan permukaannya licin.
Bagi agregat kasar yang keras, padat dan tahan lasak menghasilkan
konkrit yang bermutu tinggi. Jenis batu yang lazimnya digunakan dalam
industri pembinaan tempatan ialah batu granit dan batu kapur kerana dua
bervariasi antara ukuran saringan no.4 sampai no. 100 (saringan standar
Amerika). Agregat halus yang baik harus bebas dari bahan organik,
lempung, partikel yang lebih kecil dari saringan no. 100 atau bahan-bahan
Pasir yang baik harus keras, bersih, tajam, kasar dan tidak
Pasir yang baik bisa diperoleh dari sungai, kali dan pasir buatan.
saringan dimana saringan yang paling kasar di atas dan yang paling
halus diletakkan paling bawah, yang dimulai dari PAN dan diakhiri dengan
tutup.
antara ukuran saringan no.4 sampai no. 100 (saringan standar Amerika).
Agregat halus yang baik harus bebas dari bahan organik, lempung,
di atas saringan 4,8 mm. Pasir yang baik harus keras, bersih, tajam, kasar
dan tidak mengandung bahan organik. Diameter pasir antara 0,063 – 5,00
mm. Pasir yang baik bisa diperoleh dari sungai, kali dan pasir buatan.
● Sifat agregat
sifat ini harus kita ketahui dan pelajari agar dapat mengambil tindakan
a. Sifat mekanik
Semakin kasar tekstur, semakin besar daya lekat antara partikel dengan
matrik semen. Biasanya pada agregat dengan daya lekat baik akan
banyak dijumpai partikel agregat yang pecah dalam beton yang diuji
sampai kapasitasnya.
partikel agregat biasanya jauh lebih tinggi daripada tegangan tekan yang
3. Toughness
4. Hardness
penting bagi beton yang digunakan untuk jalan atau permukaan lantai
b. Sifat fisik
Sifat fisik agregat yang sifat agregat yang paling mudah terlihat dan
1. Specific Gravity
yaitu perbandingan massa (atau berat di udara) dari suatu unit volume
bahan terhadap massa air dengan volume yang pada temperatur tertentu.
selama 24 jam) terhadap massa air dengan volume yang sama dengan
agregat tersebut.
terhadap massa air dengan volume yang sama dengan agregat tersebut.
4. Bulk Density
antara agregat dan pasta semen, daya tahan beton terhadap pembekuan
dan pencairan, stabilitas kimia, daya tahan terhadap abrasi dan specific
gravity.
6. Berat isi
Dalam campuran aspal hot mix, sifat kimia pada permukaan agregat dapat
untuk air dari agregat yang sama yang telah hancur dan ditinggalkan
untuk air di atas aspal (hidrofilik). Agregat ini cenderung asam dan
agregat memiliki afinitas untuk aspal di atas air (hidrofobik). Agregat ini
Contoh uji agregat kasar berukuran besar - banyaknya contoh uji yang
saringan dengan jumlah yang kira-kira sama dengan keperluan contoh uji
(No. 200) harus ditentukan sesuai dengan ASTM C 117, sebagai berikut:
● Untuk agregat dengan ukuran nominal maksimum ≤ 12,5 mm (1/2 inch) atau
dengan ASTM C 117 dan metode ini. Pertama uji sesuai dengan
117.
penyaringan kering.
5oC (230 ± 9oF). Untuk keperluan kontrol, terutama bila hasil dibutuhkan
segera, umumnya contoh uji agregat kasar tidak perlu dikeringkan untuk
air kecuali: (1) ukuran maksimum nominal lebih kecil dari 12,5 mm (1/2
inch); (2) agregat kasar mengandung material yang lebih halus dari 4,75
mm (No. 4); atau (3) agregat kasar memiliki peresapan yang tinggi
agregat.
dengan urutan dari atas ke bawah, dengan saringan yang memiliki bukaan
coba-coba atau mengukur contoh uji yang nyata, untuk memenuhi kriteria
kecukupan penyaringan
kecil dari 4,75 mm (No. 4), jumlah yang tertahan pada setiap saringan
pada akhir proses penyaringan tidak boleh melebihi 7 kg/m2 dari luas
saringan ukuran 4,75 mm (No. 4) atau lebih besar, jumlah contoh uji yang
tertahan pada saringan dalam kg tidak melebihi dari 2,5 kali [bukaan
Tabel 2 untuk lima tipe ukuran bingkai saringan yang umum digunakan.
saringan semula.
mm (7,5 inci).
setelah selesai tidak lebih dari 1% massa total contoh uji yang tertahan
yang telah dilengkapi pan dan penutup dengan posisi agak miring dengan
satu tangan. Ketuk sisi dari saringan dengan keras ke arah tangan yang
satunya dengan kecepatan sekitar 150 kali per menit, putar saringan
sekitar 1/6 putaran pada setiap interval sekitar 25 kali. Dalam menentukan
penyaringan yang memadai untuk ukuran saringan lebih besar dari 4,75
mm (No.4), batasi contoh uji pada saringan dalam satu lapisan partikel.
uji yang lebih halus dari saringan 4,75 mm (No.4) dapat didistribusikan
Jika contoh uji sebelumnya telah diuji dengan Metode Uji C 117,
penyaringan kering dari contoh uji yang sama pada metode ini.
Sifat–sifat Lainnya
Sifat-sifat lain yang perlu dimiliki oleh agregat adalah sebagai berikut.
1. Kandungan air
penuh.
Efek lain dari adanya kelembaban pada pasir adalah bulking, yaitu
partikel pasir sehingga berada pada jarak yang lebih jauh. Bulking
saringan dimana saringan yang paling kasar di atas dan yang paling
halus diletakkan paling bawah, yang dimulai dari PAN dan diakhiri dengan
tutup.
mereka bisa pecah dan menyebabkan distres dini trotoar. Daya tahan dan
proses produksi dan karenanya harus mengandung hampir tidak ada air.
Adalah agregat dengan ukuran yang hampir sama atau sejenis atau
Sifat-sifatnya :
berimbang.
Sifat-sifatnya :
▪ Stabilitas tinggi.
Sifat-sifatnya :
▪ Stabilitas sedang.
1.2.1 Maksud
beton.
1.2.2 Peralatan
c. Satu set
1. Ambil contoh agregat (Kerikil dan Pasir) yang telah dibagi dengan
gram untuk pasir, ambil dua contoh pada kondisi suhu kamar.
3. Susun saringan satu per satu mulai dari pan, saringan dengan
masing-masing saringan.
saringan.
faktor kehalusan.
1.2.5 Perhitungan
1.2.6 Pelaporan
menit.
uji.
`
Analisa Data
Rumus :
Berat Kumulatif
% Tertahan = x 100%
Berat Awal
1. Batu Pecah
0.
3/4" = X 100 = 0 %
2000.2
1350.60
1/2" = X 100 = 67.52 %
2000.2
1898.70
3/8" = X 100 = 94.93 %
2000.2
1969.70
no.4 = X 100 = 98.48 %
2000.2
1972.40
no.8 = X 100 = 98.61 %
2000.2
1972.50
no.16 = X 100 = 98.62 %
2000.2
1973.20
no.30 = X 100 = 98.65 %
2000.2
1974.30
no.50 = X 100 = 98.71 %
2000.2
1974.40 =
no.100 = X 100 98.71 %
2000.2
1986.60
no.200 = X 100 = 99.32 %
2000.2
1989.40
pan = X 100 = 99.46 %
2000.2
Sampel I (Satu)
0
3/4" = X 100 = 0 %
2000.2
1370.20
1/2" = X 100 = 68.50 %
2000.2
1764.50
3/8" = X 100 = 88.22 %
2000.2
1954.50
no.4 = X 100 = 97.72 %
2000.2
1970.60
no.8 = X 100 = 98.52 %
2000.2
1972.10
no.16 = X 100 = 98.60 %
2000.2
1973.30
no.30 = X 100 = 98.66 %
2000.2
1974.60
no.50 = X 100 = 98.72 %
2000.2
1976.40
no.100 = X 100 = 98.81 %
2000.2
1988.50
no.200 = X 100 = 99.42 %
2000.2
1999.30
pan = X 100 = 99.96 %
2000.2
Sampel I (Satu)
0
3/4" = X 100 = 0 %
1500.2
0
1/2" = X 100 = 0 %
1500.2
0
3/8" = X 100 = 0 %
1500.2
0
no.4 = X 100 = 0 %
1500.2
45.70
no.8 = X 100 = 3.05 %
1500.2
200.60
no.16 = X 100 = 13.37 %
1500.2
457.80
no.30 = X 100 = 30.52 %
1500.2
920.30
no.50 = X 100 = 61.35 %
1500.2
1320.20
no.100 = X 100 = 88.00 %
1500.2
1481.10
no.200 = X 100 = 98.73 %
1500.2
1497.20
pan = X 100 = 99.80 %
1500.2
0
3/4" = X 100 = 0 %
1500.2
0
1/2" = X 100 = 0 %
1500.2
0
3/8" = X 100 = 0 %
1500.2
0
no.4 = X 100 = 0 %
1500
96.20
no.8 = X 100 = 6.41 %
1500.2
285.50
no.16 = X 100 = 19.03 %
1500.2
1162.80
no.30 = X 100 = 77.51 %
1500.2
1318.20
no.50 = X 100 = 87.87 %
1500.2
1470.70
no.100 = X 100 = 98.03 %
1500.2
1482.80
no.200 = X 100 = 98.84 %
1500.2
1495.50
pan = X 100 = 99.69 %
1500.2
Rumus :
% Lolos = 100 - % Tertahan
1. Kerikil
Sampel I (Satu)
Sampel II (Dua)
Sampel I (Satu)
Sampel II (Dua)
1. Kerikil
100 + 100
3/4" = = 100.00 %
2
32.48 + 31.50
1/2" = = 31.99 %
2
5.07 + 11.78
3/8" = = 8.43 %
2
1.52 + 2.28
no.4 = = 1.90 %
2
1.39 + 1.48
no.8 = = 1.43 %
2
1.38 + 1.40
no.16 = = 1.39 %
2
1.35 + 1.34
no.30 = = 1.35 %
2
1.29 + 1.28
no.50 = = 1.29 %
2
1.29 + 1.19
no.100 = = 1.24 %
2
0.68 + 0.58
no.200 = = 0.63 %
2
pan = 0 = 0 %
100 + 100
3/4" = = 100.00 %
2
100 + 100
1/2" = = 100.00 %
2
100.00 + 100
3/8" = = 100.00 %
2
100.00 + 100.00
no.4 = = 100.00 %
2
96.95 + 93.59
no.8 = = 95.27 %
2
86.63 + 80.97
no.16 = = 83.80 %
2
69.48 + 22.48
no.30 = = 45.99 %
2
38.65 + 12.12
no.50 = = 25.39 %
2
11.99 + 1.95
no.100 = = 6.97 %
2
1.26 + 1.15
no.200 = = 1.20 %
2
0.00 + 0.00
pan = = 0.00 %
2
60.
39.5
3/4" = 5 x 100 + x 100 = 100
100 100
60.
31.9 39.5 58.8
1/2" = 5 x + x 100 =
9 5
100 100
60.
39.5 44.6
3/16" = 5 x 8.43 + x 100 =
0
100 100
60.
39.5 40.6
no.4 = 5 x 1.90 + x 100 =
5
100 100
60.
39.5 95.2 38.5
no.8 = 5 x 1.43 + x =
7 0
100 100
60.
39.5 83.8 33.9
no.16 = 5 x 1.39 + x =
0 4
100 100
60.
39.5 45.9 18.9
no.30 = 5 x 1.35 + x =
9 8
100 100
60.
39.5 25.3 10.8
no.50 = 5 x 1.29 + x =
9 1
100 100
60.
39.5
no.100 = 5 x 1.24 + x 6.98 = 3.51
100 100
60.
39.5
no.200 = 5 x 0.63 + x 1.22 = 0.86
100 100
90
80
70
Persen Lolos (%)
60
50
40
30
20
10
Laboratorium Struktur dan Bahan Beton
Jurusan0 Sipil
1
Fakultas Teknik 10
Universitas Bosowa Makassar I-36
Gradasi (mm)
1.5.2 Agregat Halus
90
80
70
Persen Lolos (%)
60
50
40
30
20
10
0
0.01 0.1 1 10 100
Gradasi (mm)
⮚ Zona 1 : Kasar
⮚ Zona 2 : Sedang
⮚ Zona 3 : Halus
⮚ Zona 4 : Filler
agregat halus dari kelompok kami masuk kedalam kategori Zona 2 yaitu
SEDANG
100
90
80
70
60
Passing ( % )
50
40
30
20
10
0
0.01 0.1 1 10 100
Sieve Size (mm)
Spesifikasi 1 Spesifikasi 2 Hasil Combine
Catatan:
grafik yang tersedia namun terlebih dahulu lihatlah nilai slump dari
dari nilai slump rancangan campuran beton ialah 10 ± 2 cm, maka grafik
yang
44
35
f’cr yang digunakan ialah 0,41 serta zona gradasi yang digunakan pada
agregat halus yaitu zona 2 (SEDANG). Setelah itu tariklah garis dari 0.41
grafik dan didapatlah nilai batas atas dan batas bawah dari batas gradasi
maka hitunglah :
dengan cara :
= 100% - 39.5%
= 60.5%
Sehingga diperoleh nilai komposisi untuk agregat kasar yaitu 60.5 %. Jadi