Anda di halaman 1dari 7

AGREGAT

Sifat Fisik Agregat Kasar Yang Baik Untuk Beton


Agregat nerupakan salah satu material yang dijadikan sebagai bahan
penyusun beton. Umumnya, agregat dibagi dua. Yaitu agregat kasar
(kerikil) dan agregat halus (pasir). Fungsi agregat kasar adalah
komponen utama yang paling banyak memberikan sumbangan
kekuatan kepada calon beton nantinya. Secara umum, kekuatan beton
tergantung pada kekuatan agregat kasarnya.
Dan kualitas agregat kasar dan halus juga berpengaruh terhadap
kekuatannya. Sedangkan fungsi agregat halus pada beton adalah
sebagai bahan pengisi (filler) yang akan mengurangi bahkan
menutupi rongga-rongga udara atau rongga kosong diantara agregat
kasar dan mortar. Semakin padat struktur beton maka semakin tinggi
kuat tekan yang dihasilkan. Hal inilah yang membuat pemilihan
agregat kasar yang baik menjadi faktor yang penting dalam
pembuatan atau perencanaan beton. 1
Ilmu teknologi bahan mengklasifikasikan agregat kasar dan halus
berdasarkan ukuran butirnya. Untuk agregat kasar (selanjutnya
disebut ‘agregat’ saja) ukuran butirnya diatas 4,75 mm sedangkan
agregat halus dibawah nilai tersebut. Fisik agregat yang baik untuk
beton dapat dibagi menjadi beberapa kriteria.

1. Berbentuk Kebulatan atau Hampir Bulat


Agregat dengan butir-butir bulat umumnya lebih baik daripada
agregat dengan butir-butir yang berbentuk pipih atau panjang. Hal ini
dikarenakan butir-butir bulat menghasilkan tumpukan butir yang yang
erat jika dikonsolidasikan, sehingga hanya membutuhkan pasta
semen yang sedikit dengan kemudahan pengerjaan yang sama.
2. Tekstur Permukaan Kasar
Tekstur yang kasar mungkin akan mengurangi derajat kemudahan
pengerjaan. Namun, tekstur kasar pada agregat dapat meningkatkan
rekatan agregat-semen sampai 1,75 kali dan meningkatkan kuat tekan
beton hingga 20 persen.
2
3. Berat Jenis Ringan
Agregat dengan berat jenis yang rendah biasa disebut dengan agregat
ringan. Agregat ringan mempunyai berat jenis dibawah 2,0. biasanya
dipakai untuk beton non-struktural. Akan tetapi agregat ini juga bisa
digunakan sebagai beton struktural dengan beberapa perlakuan
khusus. Struktur yang menggunakan agregat ringan akan mengurangi
berat struktur tersebut sehingga membutuhkan dimensi fondasi yang
lebih kecil.

4. Ukuran Butir Maksimal


Adukan beton dengan kemudahan pengerjaan dan rencana kekuatan
yang sama, akan membutuhkan jumlah semen yang lebih sedikit
dengan ukuran butir agregat yang besar-besar. Semakin sedikit
semen, maka beton akan semakin hemat dan dapat mengurangi
dampak panas hidrasi yang menyebabkan beton menjadi retak akibat
kembang susutnya. Namun, tetap penggunaan agregat terdapat
batasan ukuran butir maksimal. Hal ini dapat dilihat di berbagai
referensi. 3
Bentuk Agregat Menetukan Mutu Beton
Bahan batuan adalah sumber utama bahah pembuatan beton,
baik yang diproses secara alamiah maupun diproses manusia
dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan beton.
Bahan baku yang digunakan sebagai pembuatan beton yang
berasal dari batuan sering disebut sebagai ’agregat’. Agregat
mempunyai peranan sangat penting terhadap harga beton
maupun kualitasnya.
Volume agregat biasanya mencapai 65-75% dari volume
total beton, oleh karena itu dengan menggunakan bentuk
permukaan agregat yang cenderung lebih kasar semaksimal
mungkin akan diperoleh mutu beton yang lebih baik.
Sifat dan karakteristik agregat sangat menentukan kualitas akhir beton
yang dikerjakan. Disamping harus dipenuhi sifat kekerasan, kepadatan,
dan keawetan dari suatu agregat, bentuk permukaan agregat yang
cenderung lebih kasar juga akan menghasilkan beton berkualitas tinggi,
sedangkan beton yang dibuat dengan sifat sebaliknya akan
4
menghasilkan beton berkualitas rendah.
Perkembangan dunia struktur di Indonesia khususnya di Propinsi Riau,
semakin meningkat pesat dan diimbangi dengan bahan bangunan
yang memiliki keunggulan-keunggulan, salah satu diantaranya yaitu
struktur beton.

Disini yang mempengaruhi kuat tekan beton salah satunya agregat


kasar yang digunakan, yang mana agregat kasar terdiri dari batu
pecah dan batu bulat (kerikil).

Batu pecah bentuk permukaan butirannya relatif kasar dan sangat


baik untuk mutu beton tinggi sedangkan kerikil butirannya relatif
halus tidak cocok untuk mutu beton tinggi, penelitian yang cukup
menarik dilakukan oleh mahasiswa Teknik Sipil UIR, dengan
mencampurkan dua agregat kasar (krikil asal Bangkinang dan Batu
Pecah asal Taluk Kuatan), dimaksudkan untuk mencapai kuat tekan
beton yang maksimum. Metode pencampuran beton (mix design)
menggunakan mix design standar SK SNI T-15-1990-03.
5
Penelitian yang dilakukan disini menggunakan 5 (lima)
variasi campuran yaitu, 10% kerikil 90% batu pecah, 30% –
70%, 50% – 50%, 70% – 30% dan 90% – 10%.

Hasil dari penelitian tersebut kuat tekan yang dicapai yaitu,


untuk campuran 10% – 90% kuat tekan yaitu 38,53 MPa,
30% – 70% = 38,25 MPa, 50% – 50% = 35,41 MPa, 70% –
30% = 35,07 MPa dan 90% – 10% kuat tekan yang dicapai
32,92 MPa.
Dengan kata lain, hasil penelitian menunjukkan, kuat tekan
beton cenderung bertambah seiring dengan penambahan
prosentase batu pecah. Dengan campuran optimum 100%
batu pecah dan 0% krikil menunjukkan kekuatan tekan beton
maksimum sebesar 43,41 MPa. Hal ini merupakan
pembuktian ilmiah bahwa batu pecah dengan permukaan
yang semakin kasar akan mengkasilkan kekuatan tekan beton
yang lebih besar. 6
Penelitian yang dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik
Universitas Islam Riau ini, dilakukan pemeriksaan material, mix
design, pembuatan benda uji, pengujian slump, pengujian berat isi
dan pengujian kuat tekan. Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian sebagai berikut: Semen, yaitu semen Portland tipe I (Semen
Padang), Agregat Halus, dimana agregat halus berupa pasir yang
diambil dari quary Teratak Buluh, Agregat Kasar, berupa kerikil yang
diambil dari quary Sungai Batang Kuantan dan Batu Pecah dari
Bangkinang, dan Air, diambil dari air sumur bor di Fakultas Teknik
Universitas Islam Riau Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai