Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH TENTANG AGREGAT KASAR

NAMA : RUDYARACHMAN

PRODI : TEKNIK SIPIL

NIM : 2220121005

DOSEN PENGAMPU : WIRIYANTI ISNASARI, ST.,MT


BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Agregat adalah material pengisi yang digunakan dalam campuran beton. Agregatyang digunakan
memiliki ukuran standar saringan dalam campuran beton. Untukmengetahui komposisi yang baik
dilakukan dengan percobaan analisa saringan sesuaidengan standar.

Agregat terbagi menjadi dua jenis yaitu agregat kasar dan agregat halus dimanaagregat halus
berukuran kurang dari 4.80 mm untuk agregat kasar harus mempunyaiukuran lebih dari 4.80 mm.

Agregat yang baik harus memiliki distribusi ukuran yang baik yang disebutdengan gradasi. Gradasi
berfungsi untuk mendapatkan kemampatan/kepadatan. Gradasi agregat gabungan adalah pencampuran
perancangan campuran beton, agregat gabungan mempunyai batasan gradasi yangdisyaratkan.

Perancangang campuran beton cara SNI mensyaratkan batasan gradasi agregatgabungan yang
diadopsi dari cara B.S. batasan gradasi agregat gabungan ini dinyatakandalam bentuk grafik untuk tiap
ukuran maksimum agregat kasar. Ukuran maksimumagregat kasar yang digunakan adalah 40 mm, 20
mm, dan 10 mm.

Batasan gradasi agregat gabungan yang diberikan dalam bentuk grafik dapatdinyatakan dalam
parameter yang disebut dengan modulus kehalusan agregat gabungan.Batasan modulus kehalusan
agregat gabungan pada cara SNI adalah 3.59 – 5.18 untukmaksimum agregat kasar 10 mm, 4.60 – 5.75
untuk maksimum agregat kasar 20 mm, dan5.07 – 6.50 untuk maksimum agregat kasar 40 mm.

Modulus kehalusan agregat gabungan yang baik adalah modulus kehalusanagregat gabungnan yang
berada dalam rentang batasan tersebut. Jika modulus kehalusangregat gabungan berada diluar rentang
batasan tersebut maka diduga akan berakibat berkurangnya kuat tekan beton dan berubahnya
kelecakan campuran beton segar.
BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN UMUM BETON

Pengertian Umum Beton Beton merupkan salah satu kontruksi yang telah umum digunakan
untuk bangunan gedung, jembatan, jalan dan lain-lain. Beton ini dibuat dengan cara mencampurkan
agregat halu (pasir), agregat kasar (kerikil), semen serta air sampai menjadi satu kesatuan. Campuran
tersebut akan mengeras seperti batuan , pengerasan terjadi karena peristiwa reaksi kimia antara semen
dan air.

Beton yang sudah mengeras dapat juga dikatakan sebagai batuan tiruan, dengan rongga-rongga
antara butiran yang besar (agregat kasar atau batu pecah), dan diisi oleh butiran kecil (agregat halus
atau pasir), dan pori-pori antara agregat halus diisi oleh semen dan air. Semen juga berfungsi sebagai
perekat atau pengikat dalam proses pengerasan, sehingga butiran-butiran agregat saling terekat dengan
kuat sehingga terbentuklah suatu kesatuan yang padat. Beton keras yang baik adalah beton yang kuat,
tahan lama, kedap air, tahan aus, dan kembang susutnya keci (Tjokrodimulyo 1996 : 2)

Beton mempunyai fungsi yang penting dalam suatu bangunan kontruksi yang digunakan baik untuk
struktur rumah tinggal, gedung bertingkat, dan berbagai macam infrastruktur yang lain. Beton
memilikibeberapa keunggulan seperti :

a. Beton mudah dibentuk menggunakan bekisting sesuai dengan kebutuhan struktur bangunan,
memiliki ketahan yang tinggi terhadap temperature yang tinggi.
b. Beton memiliki kuat tekan yang tinggi,
c. Bahan baku beton relatif mudah di dapat,
d. Beton relatif tidak memerlukan perawatan dan tahan lama.

beton tahan aus dan bakar sehingga perawatannya relatif lebih murah dan mudah. Namun beton juga
memiliki kekurangan seperti :

a.mutu akhir pekerjaan beton sangat dipengaruhi oleh mutu beton itu sendiri dan proses pelaksanaan
pengecorannya. b.
Beton merupakan material dengan berat jenis yang lumayan besar yaitu 2400 kg/m3 dan memiliki kuat
tarik yang kecil sekitar 9-15% dari kekuatan tekannya. c.
beton bersifat getas atau tidak daktail sehingga harus dihitung dengan teliti agar setelah dikompositkan
dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.

Membuat beton sebenarnya sederhana hanya sekedar mencampurkan bahan-bahan dasarnya


untuk membentuk campuran tersebut menjadi benda padat (beton). Tetapi jika ingin membuat beton
yang baik, dalam artian memenuhi persyaratan yang lebih ketat karna tuntutan yang lebih tinggi, maka
harus diperhitungkan dengan cara seksama agar memperoleh adukan beton yang baik dan
menghasilkan beton yang keras. Beton yang baik adalah beton yang dapat 7 diaduk, dapat diangkut,
dapat dituangkan, dapat dipadatkan, tidak ada kecendrungan untuk terjadi pemisahan kerikil dari
adukan maupun pemisahan air dan semen dari adukan. Beton keras yang baik adalah beton yang kuat,
tahan lama, kedap air, tahan aus, dan kembang susutnya kecil (Tjokrodimulyo 1996 :
BAB III

MACAM-MACAM AGREGAT DAN HARGA SATUAN

A. Agregat

Agregat merupakan material alami atau buatan yang berfungsi sebagaibahan campuran beton.
Agregat menempati +70% volume beton, sehingga sangatberpengaruh terhadap sifat apapun kualitas
beton, sehingga pemilihan agregatmerupan bagian yang penting untuk pembuatan beton.

Mengingat bahwa agregat merupakan jumlah yang cukup besar darivolume beton dan sangat
mempengaruhi sifat beton, maka perlu suatu material inidiberi perhatian yang lebih detail dan teliti
dalam setiap pembuatan suatucampuran beton. Disamping itu, agregat dapat dapat mengurangi
penyusutanakibat perkerasan beton dan juga mempengaruhi koefisien pemuaian akibat suhu panas,
pemilihan jenis agregat yang akan dipilih tergantung pada mutu agregat,kete rsedianya di lokasi, harga
serta jenis kontruksi yang akan menggunakannya.

Agregat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu agregat alam dan agregatbuatan, agregat alam
merupakan agregat yang bentuknya alami, terbentukberdasarkan aliran air sungai dan degradasi.
Agregat yang terbentuk dari aliran airsungai berbentuk bulat dan licin, sedangkan agregat yang
terbentuk dari prosesdegradasi berbentuk kubus (bersudut) dan permukaanya kasar. Sedangkan agregat
buatan merupakan agregat yang berasal dari hasil sambingan pabrik-pabrik semen dan mesin pemecah
batu.

Banyaknya hal yang harus diketahui mengenai agregat, karna setiap pekerjaan kontruksi apapun,
agregat merupakan hal yang sangat penting, untuk itudiperlukan pemahaman yang lebih mengenai
agregat supaya menghasilkankontruksi yang baik dan berkualitas. Menurut Silvia Sukirman (2003),
agregatmerupakan buti-butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lain, baik yang berasal dari alam
maupun buatan yang berbentuk mineral padat berupa ukuran besar maupun kecil (fragmen-fragmen)
yang berfungsi sebagai bahan campuran atau pengisi dari suatu beton. Sedangkan menurut
Tjokodimulyo (1992) agregat umumnya digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Batu, untuk besar butiran lebih dari 40mm
2. Kerikil, untuk besar butiran antara 5mm sampai 40mm
3. Pasir, untuk butiran antara 0,15mm sampai 5mm

Jenis agregat yang digunakan sebagai bahan susunan beton adalah Agregat halus dan agregat kasar.

B. Agregat Halus

Agregat halus adalah semua butiran lolos saringan 4,75 mm. agregat halusuntuk beton dapat
berupa pasir alami, hasil pecahan dari batuan secara alami, atau berupa pasir buatan yang dihasilkan
oleh mesin pemecah batuyang biasa disebut abu batu.

Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%, serta tidak mengandung zat-zat
organik yang dapat merusak beton.Kegunaannya adalah untuk mengisi ruangan antara butir agregat
kasar. Ada beberapa pengertian agregat halus antara lain, yaitu :

 Agregat halus adalah butiran halus yang memiliki kehalusan 2 mm – 5 mm.


 Menurut SNI 02-6820-2002, agregat halus adalah agregat dengan besar
 butiran maksimum 4,75 mm.
 Menurut Nevil (1997), agregat halus merupakan agregat yang besarnya tidak
 lebih dari 5 mm, sehingga pasir dapat berupa pasir alam atau berupa pasir dari
 pemecahan batu.

Persyaratan agregat halus secara umum menurut SNI-03-6821-2002 adalah sebagai berikut :

 Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras


 Butir-butir halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur karena faktor
 cuaca. Sifat kekal agregat halus dapat diuji dengan larutan jenuh garam. Jika
 dipakai natrium sulfat maksimum bagian yang hancur adalah 10% berat.
 Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (terhadap berat
 kering), jika kadar lumpurnya melebihi 5% maka pasir harus di cuci.
B.Agregat Kasar

Agregat kasar adalah agregat yang butirannya lebih besar dari 5 mm atau agregat yang semua
butirannya dapat tertahan diayakan 4,75 mm. agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai
hasil dari disintegrasi dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan manual
atau mesin. Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang keras, permukaan yang kasar.agregat
harus memenuhi syarat kebersihan yaitu, tidak mengandung lumpur lebih dari 1 %, dan tidak
mengandung zat-zat organik yang dapat merusak beton.

BAB IV

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai