Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

“STRUKTUR BETON”

Disusun Oleh :
Chandra Fajar
1431600013

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat banyak dipakai
dalam pembangunan fisik. Harganya yang relatif murah dan kemudahan dalam pelaksanaannyamemb
uat beton semakin tak tergantikan dalam dunia konstruksi. Namun selain keuntunganyang dimilikinya
beton juga memiliki beberapa kekurangan seperti tegangan tarik yangrendah, daktibilitas rendah, dan
keseragaman mutu yang bervariatif. Karena kekurangan yang dimiliknya maka diperluakan
pengetahuan yang cukup luas,antara lain mengenai sifat bahandasarnya, cara pembuatannya, cara
evaluasi, dan variasi bahan tambahnya agar dapatmeningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih
maksimal.Dalam pembuatannya, keseragaman kualitas beton sangat dipengaruhi oleh
keseragaman bahan dasar dan metode pelaksanaan.

  Pada prakteknya dilapangan, umumnya beton yangdisuplai oleh perusahaan pembuatan beton


(ready mix) telah terjamin keseragaman bahandasarnya. Untuk mendapatkan kualitas dan
keseragaman beton sesuai seperti yangdisyaratkan maka pelaksanakan pembuatan beton harus
dilakukan dengan baik dan sesuaidengan prosedur. Yang dimaksud dengan kualitas beton seperti yang
disyaratkan disiniadalah kuat tekan beton pada umur ke-28 hari. Oleh karena sebab-sebab diatas
makadiperlukan adanya kontrol kualitas yang dapat mengetahui kemungkinan terjadinya outputyang
tidak sesuai dengan yang disyaratkan sedini mungkin.
Beton adalah suatu elemen dalam konstrusi yang merupakan struktur sederhana yang
dibentuk oleh campuran semen, air, agregat halus, agregat kasar yang berupa batu pecah atau kerikil,
udara serta bahan campuran lainnya.
Struktur beton ini dapat diketahui lewat karakteristik beton yang itu sendiri. Berikut ini adalah
standarisasi karakteristik beton yang baik adalah sebagai berikut :
 Kepadatan => Beton yang memiliki struktur yang baik juga memiliki kepadatan yang baik
sehingga mampu menopang beban bangunan konstruksi sehingga tidak mudah retak.
 Kekuatan => Kekuatan adalah salah satu standarisasi yang harus dipenuhi pada penggunaan
beton untuk bangunan-bangunan konstruksi.
 Faktor Air Semen => Selain kekuatan dan ketebalan, yang menentukan kualitas struktur beton
adalah penggunaan faktor air semen yang digunakan.
 Tekstur => Tekstur yang dimiliki beton juga menentukan kualitasnya.
 Parameter => Parameter adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan yang juga dapat
mempengaruhi kualitas beton.

Pada struktur beton, terdapat beberapa komponen di antaranya adalah slab atau plat, balok,
kolom, dinding, serta pondasi untuk pembangunan gedung.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BAHAN DASAR PENYUSUSN BETON


Sebelum mengenal tentang bahan dasar penyusun beton, kita harus mengetahui bahwa beton
adalah sebuah bahan  bangunan komposit yang terbuat dari
kombinasi aggregat dan pengikatsemen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen
Portland, yangterdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan  pasir ), semen dan air . Berikut
penjelasantentang bahan dasar penyusun beton :
 SEMEN PORTLAND
Semen adalah bahan pengikat hidrolis yang terbuat dari penggilingan halus (klingker)dan
gips, bila dicampur air didiamkan akan mengikat, mengeras, membatu dandirendam dalam air
tidak larut.
 Ada 4 unsur yang paling penting dalam susunan semen yaitu :
1. Trikalsium silikat (C3S ) atau 3CaO.SiO2
2. Dikalsium silikat (C2S ) atau 2CaO.SiO2
3. Trikalsium aluminat (C2A) atau 3CaO.AlO3
4. Tetrakalsium aluminoferit (C2AF ) atau 4Cao.Al2O3.Fe2O
 Keempat bahan tersebut digiling halus dengan perbandinngan tertentu, setelahdigiling dibakar
dengan suhu 1350° dengan proses bertahap
1. Pada suhu 100°C (dalam keadaan kering oven kandungan H2O masih ada)
2. Pada suhu 250°-300°C(warnanya kemerahan, H2O sudah hilang)
3. Pada suhu 800° C(proses kalsinasi) CO2 hilang peruraian dari Batu kapur ke kapurtoho (kapur
hidup)
4. Pada suhu 1350°C terjadi proses sintering (pelelahan)
 Setelah melalui proses pemansan tersebut kemudian dialirkan ke tungku
putar pendingin suhunya menjadi 60° berbentuk klingker. Kemudian klingker-klingker
tersebut digiling halus dengan gips dan menjadi semen
 Senyawa C3S dan C2S memiliki sifat mengikat, senyawa C3A dan C4AF memilikisifat
mengeras dan mengeluarkan panas hidrasi.Sifat Gypsum (CH4)
memperlambat pengerasan semen dan pengikatannya yang digunakan untuk member kesempa
tan pada proses pengerjaan.

 AGREGAT (Pasir & Kerikil)


Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalamcampuran mortar atau beton. Kira-kira 70 % volume mortar atau beton diisi
olehagregat. Agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat mortar atau beton,sehingga
pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan mortar atau beton. Dari
segi ekonomis lebih menguntungkan jika digunakan campuran beton dengan sebanyak
mungkin bahan pengisi dan sedikitmungkin jumlah semen. Namun keuntungan dari segi
ekonomis harus diseimbangkan dengan kinerja beton baik dalam keadaan segar maupun
setelah mengeras.
Pengaruh kekuatan agregat terhadap beton begitu besar, karena umumnyakekuatan
agregat lebih besar dari kekuatanpastasemennya.Namun kekasaran permukaan agregat
berpengaruh terhadap kekuatan beton. Agregat dapat dibedakan berdasarkan ukuran
butiran.Agregat yang mempunyai ukuran butiran besar disebut agregat kasar, sedangkan
agregat yang berbutir kecil disebut agregat halus.
Dalam bidang teknologi beton nilai batas daerah agregat kasar dan agregat
halusadalah 4,75 mm atau 4,80 mm. Agregat yang butirannya lebih kecil dari 4,8mm disebut
agregat halus. Secara umum agregat kasar sering disebut kerikil,kericak,batu pecah atau split.
Adapun agregat halus disebut pasir, baik berupa pasir alami yang diperoleh langsung dari
sungai,tanah galian atau dari hasil pemecahan batu.Agregat yang butiranya lebih kecil dari 1,2
mm disebut pasir halus,sedangkan butiran yang lebih kecil dari 0,075 mm disebut lanau, dan
yang lebih kecildari 0,002 mm disebut lempung.
Agregat umumnya digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Batu, umumnya besar butiran lebih dari 40 mm
2. Kerikil, untuk butiran antara 5 sampai 40 mm
3. Pasir, untuk butiran antara 0,15 sampai 5 mm
Agregat harus mempunyai bentuk yang baik (bulat dan mendekati kubus),
bersih,keras, kuat dan gradasinya baik. Bila butiran agregat mempunyai ukuran yangsama
(seragam) volume pori akan besar. Sebaliknya bila ukuran
butiranya bervariasi maka volume pori menjadi kecil. Hal ini karena butiran yang kecildapat
mengisi pori diantara butiran yang lebih besar sehingga pori-pori menjadisedikit, dengan kata
lain agregat tersebut mempunyai kemampatan tinggi.
Agregat harus pula mempunyai kestabilan kimiawi dan dalam hal-hal tertentuharus tahan aus
dan tahan cuaca.
 AIR
Air diperlukan pada pembentukan semen yang berpengaruh terhadap sifat
kemudahan pengerjaan adukan beton (workability), kekuatan, susut dan keawetan beton. Air
yangdiperlukan untuk bereaksi dengan semen hanya sekitar 25 % dari berat semen saja,namun
dalam kenyataannya nilai faktor air semen yang dipakai sulit jika kurang
dari0,35. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan dipakai sebagai pelumas,tambahan air ini
tidak boleh terlalu banyak karena kekuatan beton menjadi rendah dan beton menjadi
keropos.Kelebihan air ini dituang(bleeding ) yang kemudian menjadi buih dan terbentuk suatu
selaput tipis(laitance). Selaput tipis ini akan mengurangi lekatan antara lapis-lapis beton
danmerupakan bidang sambung yang lemah.
 ADMIXTURE
Bahan campuran tambahan (admixtures) adalah bahan yang bukan air, agregat maupun
semenyangditambahkankedalamcampuransesaatatau selama pencampuran. Fungsi dari bahan
ini adalah untuk mengubah sifat-sifat beton atau pasta semen agar menjadi cocok untuk
pekerjaan tertentu, atau ekonomis untuk tujuanlain seperti menghemat energi (Nawy,1996).
Suatu bahan tambah pada umumnya dimasukkan ke dalam campuran beton
dengan jumlah sedikit, sehingga tingkat kontrolnya harus lebih besar daripada pekerjaan beto
n biasa. Oleh sebab itu, kontrol terhadap bahan tambah perlu dilakukan dengantujuan untuk
menunjukkan bahwa pemberian bahan tambah pada beton tidakmenimbulkan efek samping
seperti kenaikan penyusutan kering, penguranganelastisitas (L.J. Murdock dan K.M. Brook,
1991).

2.1 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BETON KONSTRUKSI


Beton adalah hasil pencampuran semen portland, air, dan agregat (terkadang bahan
tambah,yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan
nonkimia). Dan bias dilihat perbandingan antara keuntungan dan kerugian dibawah ini:

 KEUNTUNGAN
 Mudah dicetak sehingga bentuk bervariasi
 Awet dan tahan lama
 Tahan Api
 Ekonomis
 Dapat dicor ditempat
 Harga relative murah karena menggunakan bahan bahan dasar dari bahan local,
kecuali semen Portland.
 Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan termasuk
rendah
 Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunai sifat tahan
terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan.
 Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau pasangan batu.
 Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk apapun dan
ukuran seberapuan tergantung keinginan.
 KERUGIAN
 Tegangan Tarik rendah
 Duktilitas rendah
 Berat sendiri sangat besar
 Volume tidak stabil
 Beton mempunyai kuat Tarik yang rendah
 Beton segar mengerut saat pengeringan
 Beton leras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu
 Beton sulit untuk kedap air secara sempurana
 Beton bersifat getas
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air, denganatau tanpa
bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. Bahan penyusun betontersebut pun
memiliki banyak banyak klasifikasi yang berdasarkan kegunaan, bentuk, danukuran yang mana telah
diuraikan pada bagian pembahasan.
Beton sebagai bahan bangunan juga telah lama dikenal di Indonesia. Disampingmempunyai
kelebihan dalam mendukung tegangan tekan, beton mudah dibentuk sesuaidengan kebutuhan, dapat
digunakan pada berbagai struktur teknik sipil serta mudah di rawat.Dalam pembuatan beton pun dapat
dimanfaatkan bahan-bahan lokal oleh sebab itu betonsangat populer dipakai.

3.2 SARAN
1. Perlu diperhatikan Ketika menggunakan beton sebagai bahan struktur, pekerjaan penulangan
beton harus diperhitungkan dengan matang,karenajikatidakkualitasbeton menurun.
2. Seorang perencana struktur hendaklah selalu mangikuti perkembangan peraturan
dan pedoman –  pedoman standar dalam perencanaan struktur, sehingga bangunan
yangdihasilkan nantinya selalu memenuh persyaratan yang terbaru yang ada ( up to date )
seperti dalam hal peraturan perencanaan struktur tahan gempa, standar perencanaanstruktur
beton, harga matrial terbaru dan sebagainya
3. Pemilihan metode pelaksanaan maupun penggunaan bahan dan peralatan berpedoman pada
faktor kamudahan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, pengalaman tenagakerja serta
segi ekonomisnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://hidayatullailiah.wordpress.com/2016/04/02/bahan-penyusun-beton/
 http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.co.id/2013/03/kelebihan-dan-kekurangan-beton-pada-
konstruksi.html 
https://id.wikipedia.org/wiki/Beton 
http://mynewblogkti.blogspot.co.id/2016/05/struktur-beton-sebagai-salah-satu-bahan_14.html  
https://www.scribd.com/doc/203868369/Makalah-Teknologi-Bahan-1-Beton  
http://projectmedias.blogspot.co.id/2014/03/macam-macam-tulangan.html  
http://blogargajogja.com/struktur/cara-membaca-tulangan-lapangan-dan-tumpuan-pada- gambar-kerja-
struktur.html/attachment/membaca-gambar-detail-balok-kolom argajogja  
https://vancivil.blogspot.co.id/2016/10/pbi-peraturan-beton-bertulang-indonesia.html  

Anda mungkin juga menyukai