Anda di halaman 1dari 15

Nama : Eko Andrianto

Npm : 20510071
Kelas : Teknik sipil 2

1. TEORI BAHAN KONSTRUKSI BETON


Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa material, yang bahan
utamanya terdiri dari medium campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, air serta
bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu.
Agar dihasilkan kuat tekan beton yang sesuai dengan rencana diperlukan mix design untuk
menentukan jumlah masing-masing bahan susun yang dibutuhkan. Disamping itu, adukan
beton harus diusahakan dalam kondisi yang benar-benar homogen dengan kelecakan tertentu
agar tidak terjadi segregasi. Selain perbandingan bahan susunnya, kekuatan beton ditentukan
oleh padat tidaknya campuran bahan penyusun beton tersebut. Semakin kecil rongga yang
dihasilkan dalam campuran beton, maka semakin tinggi kuat tekan beton yang dihasilkan.
Syarat yang terpenting dari pembuatan beton adalah:
1. Beton segar harus dapat dikerjakan atau dituang.
2. Beton yang dikerjakan harus cukup kuat untuk menahan beban dari yang telah
direncanakan.
3. Beton tersebut harus dapat dibuat secara ekonomis
Kuat tekan beton umur 28 hari berkisar antara nilai 10-65 MPa. Untuk struktur beton
bertulang pada umumnya menggunakan beton dengan kuat tekan antara 17-30 MPa.
Sedangkan untuk beton prategang digunakan beton dengan kuat tekan lebih tinggi, berkisar
antara 30-45 MPa.
Kuat tekan beton :
F’c = P / A (Kg/cm2 = MPa)
Di mana:
P = Beban maksimum (Kg)
A = Luas benda uji (cm2)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan beton yaitu:
1. Faktor Air Semen (FAS)
2. Umur Beton
3. Jenis dan Jumlah Semen
4. Sifat Agregat
Workabilitas diartikan sebagai tingkat kemudahan suatu campuran beton untuk dikerjakan.
Baik pada saat dicampur, diangkut, dipadatkan, maupun dicetak. Faktor utama yang
berpengaruh dalam workabilitas ini yaitu (Taylor, 2002):
1. Kadar air
2. Tipe dan ukuran agregat
Segregasi adalah peristiwa pemisahan komponen material dalam campuran beton segar
sebagai akibat dari campuran yang tidak seragam. Sedangkan bleeding adalah suatu jenis
segregasi khusus. Pengertian bleeding adalah peristiwa naiknya air ke atas permukaan pada
saat adukan beton telah mengalami konsolidasi, namun belum mengalami pengikatan.
Gradasi adalah distribusi proporsi ukuran butiran agregat dalam suatu campuran beton.
Gradasi agregat merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan campuran
beton, Ada 3 macam gradasi yang dikenal, yaitu:
1. Gradasi Seragam
2. Gradasi Menerus
3. Gradasi Sela

2. TEORI BAHAN KONSTRUKSI BETON


Semen berasal dari bahasa latin “cementum”, di mana kata ini mula-mula dipakai oleh bangsa
Roma yang berarti bahan atau ramuan pengikat, dengan kata lain semen dapat didefinisikan
adalah suatu bahan perekat yang berbentuk serbuk halus, bila ditambah air akan terjadi
rehidrasi sehingga dapat mengeras dan digunakan sebagai pengikat (mineral glue).
Semen dapat didefiniskan sebagai material yang memiliki sifat adesif dan kohesif, sehingga
memungkinkannya untuk menyatukan bagian-bagian dari mineral menjadi suatu kesatuan.
Semen, dalam hubungannya dengan beton, memiliki sifat akan setting dan hardening di
dalam air akibat adanya reaksi-reaksi kimia, dan oleh karena itu disebut sebagai semen
hidraulis. Semen hidraulis pada umumnya terdiri dari silicate dan alluminate yang berasal
dari kapur, dan dapat diklasifikasikan atas semen alam, semen Portland, dan high-alumina
cement.
Semen portland (PC) adalah semen yang diperoleh dengan mencampur bahan-bahan yang
mengandung kapur (lime) dan lempung. Kandungan utama semen portland terdiri dari kapur
(CaO), oksida silika (SiO2), silika alumina (Al2O3) dan oksida fesi (Fe2O3).
Kandungan dari keempat oksida tersebut kurang lebih 90% dari berat semen biasa dan
disebut
“Major Oxides” sedang sisanya 10% terdiri dari oksida magnesium (MgO). Major oxides
tersebut akan membentuk senyawa-senyawa kimia yang disebut sebagai :
1. Tri-kalsium-silikat, 3CaOSiO2 disingkat C3S
2. Di-kalsium-silikat, 2CaOSiO2 disingkat C2S
3. Tri-kalsium-aluminat, 3CaOAl2O3 disingkat C3A
4. Tetra-kalsiumalimino ferrite disingkat C4AF
Bahan baku dari pembuatan semen Portland ini adalah :

1. Lime (CaO) – dari batu kapur


2. Silica (SiO2) – dari tanah liat
3. Alumina (Al2O3) – dari tanah liat
4. Presentase kecil akan Magnesia (MgO) dan oksida baja
Proses pembuatan dari semen pada umumnya adalah sebagai berikut :
1. Menghancurkan bahan baku yang terdiri dari Lime, Silica, Alumina, dan juga dengan
material minor lainnya, baik dalam keadaan basah maupun kering. Dalam kondisi basah,
bentuk ini dinamakan slurry.
2. Setelah dihancurkan, bahan-bahan ini dimasukkan ke dalam rotary kiln dari bagian atas.
3. Selama panas didapatkan pada saat kiln beroperasi, bahan-bahan ini melewati bagian atas
dari kiln menuju bagian bawah dari kiln pada kecepatan yang tertentu.
4. Temperatur dari campuran ini dinaikkan hingga pada titik permulaan fusion, yang disebut
dengan clinkering temperature. Temperatur ini terus dijaga konstan hingga bahan-bahan
menyatu dan membentuk bola-bola pada temperatur 1500°C. Bola-bola ini, yang ukuirannya
berkisar antara 1/16 hingga 2 inchi, disebut clinkers.
5. Clinker didinginkan kemudian diperhalus hingga berbentuk bubuk.
6. Pada saat penumbukan dilakukan, ditambahkan gypsum dengan presentase yang kecil
untuk mengontrol atau menghambat setting time dari semen ketika berada di lapangan
7. Semen portland yang sudah jadi ini langsung didistribusikan untuk dipasarkan.
Agregat merupakan salah satu bahan pengisi pada beton, namun demikian peranan agregat
pada beton sangatlah penting. Kandungan agregat dalam beton kira-kira mencapai 70%-75%
dari volume beton. agregat dibedakan menjadi dua macam yaitu agregat halus dan agregat
kasar yang didapat secara alami atau buatan.
Agregat halus adalah pasir alam sebagai disintegrasi alami dari batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran terbesar 4,8 mm. Pasir alam
dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) macam (Kardiyono Tjokrodimulyo, 1992), yaitu:
1. Pasir galian.
2. Pasir sungai.
3. Pasir laut.
Ukuran agregat maksimum tidak boleh melebihi:
a. Seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan.
b. Sepertiga dari tebal pelat.
c. Tiga per empat dari jarak bersih minimum diantara batang-batang atau berkas
berkastulangan.

Ukuran agregat maksimum dikelompokkan menjadi 3, yaitu:


a. Ukuran agregat maksimum 10 mm.
b. Ukuran agregat maksimum 20 mm.
c. Ukuran agregat maksimum 40 mm.

3. Beton
Beton pertama kali di gunakan pada masa Romawi, yaitu dengan pecahan batu dengan semen
Romawi. Beton ialah suatu campuran yang terdiri dari semen,aggregat alam seperti pasir,
batu pecah, dan air.
 Fungsi utama beton
1. Menahan beban/gaya tekan
2. Menutup baja tulangan agar tidak berkarat
 Fungsi utama baja tulangan
1. Menahan beban/gaya tekan
2. Menutup baja tulangan agar tidak berkarat
Jenis-jenis beton :
 Beton berat
 Beton normal
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beton :
 Kekuatan Tekan beton
 Kekuatan Tarik beton
Kelas dan mutu beton :
- Beton kelas I
Beton kelas I adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan non structural yang pelaksanaannya
tidak diperlukan keahlian khusus.Mutu beton kelas I dinyatakan dengan B0
- Beton kelas II
Beton kelas II ialah beton untuk pekerjaan struktural secara umum.Pelaksanaannya
memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan pengawasan oleh tenaga ahli. Beton
kelas II dibagi dalam mutu-mutustandar yaitu B1, K125, K175, K225.
- Beton kelas III
Beton kelas III adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan strukturalsecara umum di mana
dipakai mutu beton dengan kekuatan tekan lebihtinggi dari K225. Dalam pelaksanaannya
memerlukan keahlian khususdan laboratorium dengan peralatan yang lengkap.

4. Kayu dibandingkan dengan bahan bangunan yang lain, kayu memiliki kelebihan
dan kekurangan.
Kelebihan kayu sebagai bahan bangunan adalah :
Ringan (berat jenis dibawah 1,00) Mudah dikerjakanHarga relatif murahMemiliki kekuatan
relatif tinggiTahan lama (dalam perawatan yang baik).
Kekuarangan kayu sebagai bahan bangunan adalah :
Tidak homogen pada semua bagiannyaKarena sering dijumpai mata kayu, serat miring, ujung
atas lebih muda dibanding ujung dibawahnya dan lain-lain bersifat higroskopis (mudah
dipengaruh keadaan kelembaban udara).
Bagian-bagian kayu ,bagian dari struktur kayu tampak pada gambar dibawah ini :

Kulit luar merupakan lapisan pelindung bagi lapisan dibawahnya. Lapisan ini tersusun dari
bagian kayu yang sudah mati.
Kulit dalam merupakan lapisan lunak dan berongga besar seperti spon. Befungsi alat
transportasi bahan makan dari daun ke bagian bawah tumbuhan. Pada bagian ini banyak
dijumpai bahan-bahan kimia seperti getah.
Kambium merupakan tempat terjadinya pembiakan sel dengan cara membelah diri. Sel yang
berada di bagian luar akan (berupa sel mati) akan berubah menjadi kulit kayu sedangkan sel
bagian dalam menjadi sel kayu.
Gubal befungi untuk mengangkut makanan dari tanah menuju ke daun.
Hati Berasal dari bagian gubal yang tidak berfungsi lagi. Karena merupakan bagian yang
keras, berfungsi untuk menjaga tumbuhan tetap bediri.
Lingkaran tahun karena adanya musim kemarau dan musim hujan, pertumbuhan kayu
menjadi tidak tetap. Pada saat musim hujan, sel-sel tumbuh lebih besar daripada pada saat
musim kemarau. Akibatnya, terjadi perbedaan ukuran sel sehingga warnanya menjadi
berbeda pula.
Inti/Teras (PITH) merupakan bagian kayu yang mudah membusuk.
Kadar air kayu pada umumnya akan meyerap air jika kandungan uap air di udara cukup besar
dan akan mudah menguapkannya jika udara disekitarnya cukup kering. Inilah yang
menyebabkan kayu bersifat higroskopis.

5. PENGERTIAN SEMEN
Semen berasal dari bahasa latin “cementum”, dimana kata ini mula-mula dipakai oleh bangsa
Roma yang berarti bahan atau ramuan pengikat. Pada mulanya semen digunakan orang-orang
Mesir Kuno untuk membangun piramida yaitu sejak abad ke-5 dimana batu batanya satu
sama lain terikat kuat dan tahan terhadap cuaca selama berabad-abad. Bahan pengikat ini
ditemukan sejak manusia mengenal api karena mereka membuat api di gua-gua dan bila api
kena atap gua maka akan rontok berbentuk serbuk. Serbuk ini bila kena hujan menjadi keras
dan mengikat batu-batuan disekitarnya dan dikenal orang sebagai batu Masonry (A).
- Bahan baku pembuatan semen
1. Bahan Baku Utama :
 Batu kapur/ Lime stone (CaCO3)
 Tanah liat / Clay (.Al2O3 .2SiO2.2H2O)
2. Bahan Baku Korektif :
 A. Pasir Silika (SiO2)
 Pasir besi/ Pyrite Clinder (Fe2O3)
3. Bahan Baku Tambahan
 Gypsum (CaSO4.2H2O)
- Jenis-jenis semen
 Semen Portland

 Water proofed cement


 Semen Putih

 Oil Well Cement (OWC)

- Semen portland diklasifikasikan dalam lima tipe yaitu :


1. Tipe I (Ordinary Portland Cement)
2. Tipe II (Moderate sulfat resistance)
3. Tipe III (High Early Strength)
4. Tipe IV (Low Heat Of Hydration)
5 Tipe V (Sulfat Resistance Cement)

- Proses pembuatan semen


1. Tahap penambangan bahan mentah (quarry). Bahan dasar semen adalah Batu Kapur,
Tanah Liat, Pasir Besi dan Pasir Silica. Bahan-bahan ini di tambang dengan menggunakan
alat-alat berat kemudian di kirim ke pabrik semen.
2. Bahan mentah ini di teliti di laboratorium, kemudian di campur dengan proporsi yang tepat
dan di mulai tahap penggilingan awal bahan mentah dengan mesin penghancur sehingga
berbentuk serbuk.
3. Bahan kemudian di lakukan pemanasan awal di preheater.
4. Pemanasan lanjut di dalam kiln sehingga bereaksi membentuk kristal clinker.
5. Kristal klinker ini kemudian di dinginkan di cooler dengan bantuan angin. Panas dari
proses pendinginan ini di alirkan lagi ke Preheater untuk menghemat energi.
6. Clinker ini kemudian dihaluskan lagi dalam tabung yang berputar yang bersisi bola-bola
baja sehingga menjadi serbuk semen yang halus.
7. Clinker yang telah halus ini di simpan dalam silo (tempat penampungan semen mirip
tangki minyak pertamina).
8. Dari silo ini semen di pak dan di jual ke konsumen.

- Proses pembuatan semen dibedakan menjadi dua, yaitu :


1. Proses basah
2. Proses kering
- Dampak negatif yang ditimbulkan semen terhadap lingkungan :
1. Lahan
2. Pada air
3. Pada udara

6. Tingkat kelembaban / kebasahan kayu


1. Kayu basah, yaitu kayu yang baru saja ditebang.
Kayu kering udara, yaitu kayu yang kandungan airnya tetap sesuai dengan udara disekitarnya.
Kayu kering mutlak/kayu kering tungku/kayu kering oven, yaitu kayu yang dikeringkan di
dalam tungku/oven bersuhu 1050 C sehingga semua bagian uap airnya menguap.
Kadar air kayu ditentukan dengan :
Keterangan :
a = berat kayu (kg)
b = berat kayu dalam keadaan kering
tungku (kg)
Kadar air pada kayu basah bisa mencapai 200 %, pada kayu ringan sekitar 40 % sedangkan
pada kayu kering berkisar antara 12 – 20 %.
2. Kualiatas kayu
Kualitas kayu di lapangan diklasifikasikanmenjadi dua kelas yaitu :
Kayu MUTU A
Kadar air < 20 %
Besar mata kayu maksimum 1/6 lebar balok, kandungan gubal maksimum 1/20 tinggi balok
- Kayu MUTU A
Kemiringan serat maksimum < 1/10 retak-retak arah radial < ¼ tebal kayu
Retak-retak arah tangensial < 1/5 tebal kayu. Kekuatan diijinkan adalah 0,6 dari kayu
sempurna.
- Kayu MUTU B
Kadar air < 30 %, Besar mata kayu maksimum 1/4 lebar balok
Kandungan gubal maksimum 1/10 tinggi balok, Kemiringan serat maksimum < 1/7.
3. Pengelolaan kayu
Pengolahan kayu yang dibahas disini hanya pada pengeringan dan pengawetan
kayu.Pengeringan kayu (menurunkan kadar air) dilakukan dengan tujuan :
 Mengurangi berat
 Menambah kekuatan
 Menstabilkan dimensi/ukuran
 Menghindari rayap
 Mempermudah penyambungan dengan lem
4. Pengawetan kayu
dilakukan dengan tujuan agar kayutahan lama. Pengawetan kayuumumnya dilakukan dengan
cara :
 Di tir
 Di arangkan
 Di cat
 Di rendam dalam air
 Di beri zat pengawet

7. Baja
Baja terletak diantara besi tuang dan besi tempa sehingga dapat digunakan untuk bagian
srtuktur yang menahan gaya tekan maupun gaya tarik.
Berdasarkan kandungan karbonnya, baja dibedakan menjadi tiga yaitu :
 Baja dengan kandungan karbon sedikit (< 0.25 %) disebut juga baja lunak atau baja
srtuktur
 Baja dengan kandungan karbon sedang (0,25 – 0,7 %)
 Baja dengan kandungan karbon banyak (> 0.7 %)
Sifat-sifat baja dipengaruhi oleh kandungan karbon, kandungan bahan-bahan lain (misalnya
belerang, fosfor, silikon dan mangaan) dan proses pemanasan.
- Kandungan karbon
Berdasarkan kandungan karbonnya, baja dibagi menjadi :
 Deed steel
 Baja lunak
 Medium carbon steel
 High carbon steel
- Sistem pengerjaan mekanis
 Pengerjaan panas, yaitu baja dipanaskan dampai dengan temperatur rekristalisasi
kemudian dibentuk
 Pengerjaan dingin, yaitu baja dibentuk pada temperatur kamar

- Cara-cara pengerjaan baja


 Drawing
 Forging
 Pressing
 Rolling
 Extrusion

- Sifat-sifat baja keras


 Dapat diberi muatan magnit permanen
 Dapat dilas
 Lebih elastis dan lebih kuat daripada baja lunak
 Mudah berkarat
 Berat jenis 7,9

- Pencegahan korosi / karat


 Tarring
 Electroplatting
 Galvanizing
 Metal Spraying

8. Teori bahan konstruksi beton


- Agregate Kasar (Split)
Gradasi agregat adalah distribusi ukuran kekasaran butiran agregat. Gradasi diambil dari hasil
pengayakan dengan lubang ayakan 10 mm, 20 mm, 30 mm dan 40 mm untuk batu
pecah/split.
Penggunaan bahan batuan dalam adukan beton berfungsi:
1. Menghemat Penggunaan semen portland.
2. Menghasilkan kekuatan yang besar pada betonnya.
3. Mengurangi susut pengerasan.
4. Mencapai susunan pampat beton dengan gradasi beton yang baik.
5. Mengontrol workability adukan beton dengan gradasi bahan batuan baik (A. Antono,
1995)
Agregat yang dapat dipakai harus memenuhi syarat-syarat (Kardiyono Tjokrodimulyo, 1992):
1. Kerikil harus merupakan butir yang keras dan tidak berpori. Kerikil tidak boleh hancur
adanya pengaruh cuaca. Sifat keras diperlukan agar diperoleh beton yang keras pula. Sifat
tidak berpori, untuk menghasilkan beton yang tidak mudah tembus oleh air.
2. Agregat harus bersih dari unsur organik.
3. Kerikil tidak mengandung lumpur lebih dari 10% berat kering. Lumpur yang dimaksud
adalah agregat yang melalui ayakan diameter 0,063 mm, bila lumpur melebihi 1% berat
kering maka kerikil harus dicuci terlebih dahulu.
Agregat disebut agregat kasar jika butiran ukurannya sudah melebihi 4,75 mm (No.4
- Daerah Gradasi Agregat Kasar
British Standard (BS 812) memberikan syarat-syarat daerah gradasi untuk agregat kasar yang
dikelompokkan menjadi 3 daerah gradasi yaitu gradasi agregat kasar untuk ukuranagregat
maksimum 10 mm, 20 mm dan 40 mm. Syarat gradasi agregat kasar ini digunakan sebagai
panduan dalam pengujian kelayakan gradasi agregat kasar.
- Daerah Gradasi Agregat Campuran
Daerah gradasi agregat campuran adalah daerah gradasi gabungan agregat halus dan agregat
kasar sesuai dengan ukuran agregat maksimumnya. Standar SK.SNI.T-15- 1990-03
memberikan syarat-syarat daerah gradasi untuk agregat campuran yang diadopsi dari British
Standard (BS 812). Daerah gradasi agregat campuran dikelompokkan menjadi 3 daerah
gradasi yaitu gradasi agregat campuran untuk ukuran agregat maksimum 10 mm, 20 mm dan
40 mm.
- Faktor Air Semen (FAS)
Faktor air semen (fas) adalah perbandingan berat air dan berat semen yang digunakan
dalam adukan beton. Pada beton mutu tinggi atau sangat tinggi, faktor air semen dapat
diartikan sebagai water to cementious ratio, yaitu rasio total berat air (termasuk air yang
terkandung dalam agregat dan pasir) terhadap berat total semen dan additif cementious yang
umumnya ditambahkan pada campuran beton mutu tinggi (Supartono, 1998).
Pada beton mutu tinggi nilai faktor air semen ada dalam rentang 0,2-0,5 (SNI 03-6468-2000).
Bahan ikat yang digunakan pada penelitian ini adalah semen dan Fly Ash atau bahan lainnya
(sebagai pengganti semen).
Rumus yang digunakan pada beton mutu tinggi adalah:
Fas = W / (c+ p)
Keterangan :
Fas = Faktor air semen
W = Rasio total berat air
c = Berat semen
p = Berat bahan tambah pengganti semen
Nilai faktor air semen pada beton mutu tinggi termasuk berat air yang terkandung di dalam
agregat. Faktor air semen pada kondisi agregat kering oven.

Anda mungkin juga menyukai