Bab 1 Pendahuluan
Kelompok 18
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Beton
1.1.1 Pengertian Beton
Beton adalah hasil pencampuran semen Portland, air, dan agregat. Terkadang juga
ditambah bahan tambahan yang sangat bervariasi, mulai dari bahan kimia
tambahan, serat, sampai bahan buangan non kimia dengan perbandingan tertentu.
Pada proses terbentuknya beton, semen dan air akan membentuk pasta semen
yang berfungsi sebagai perekat atau pengikat dalam proses pengerasan.
Pada proses pengerasan, pasta semen dan agregat halus (pasir) akan membentuk
mortar yang akan menutup rongga-rongga antara agregat kasar (kerikil atau batu
pecah), sedangkan pori-pori antara agregat halus diisi oleh pasta semen yang
merupakan campuran antara semen dengan air sehingga butiran-butiran agregat
saling terikat dengan kuat dan terbentuklah suatu massa yang kompak atau padat.
1
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2016 2
Bab 1 Pendahuluan
Kelompok 15
c. Ferosemen
Ferosemen adalah suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara
memberikan suatu tulangan berupa anyaman kawat baja sebagai pemberi
kekuatan tarik dan daktilitas pada mortar semen.
d. Beton Serat (Fibre Concrete)
Beton Serat adalah bagian komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan
lain yang berupa serat. Serat dalam beton ini berfungsi mencegah retak– retak
sehingga menjadikan beton lebih daktail daripada beton biasa.
e. Beton Non Pasir (No-Fines Concrete)
Beton Non Pasir adalah bentuk sederhana dari jenis beton ringan yang
diperoleh dengan cara menghilangkan bagian halus agregat pada pembuatan
beton. Tidak adanya agregat halus dalam campuran menghasilkan suatu sistem
berupa keseragaman rongga yang terdistribusi di dalam massa beton serta
berkurangnya berat jenis beton.
f. Beton Siklop
Beton Siklop adalah beton normal/beton biasa yang menggunakan ukuran
agregat yang relatif besar. Ukuran agregat kasar dapat mencapai 20 cm,
namun proporsi agregat yang lebih besar ini sebaiknya tidak lebih dari 20 %
agregat seluruhnya.
g. Beton Hampa
Beton Hampa adalah beton yang setelah diaduk, dituang, dan dipadatkan
sebagaimana beton biasa, air sisa reaksi disedot dengan cara khusus yang
disebut cara vacuum. Air yang tertinggal hanya air yang dipakai untuk reaksi
dengan semen sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.
h. Beton Mortar
Beton Mortar adalah adukan yang terdiri dari pasir, bahan perekat, dan air.
Mortar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: mortar lumpur, mortar
kapur, dan mortar semen.
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2016 3
Bab 1 Pendahuluan
Kelompok 15
1.1.3 Sifat–Sifat Beton
1.1.3.1 Beton Segar
Hal–hal penting yang berkaitan dengan sifat–sifat beton segar adalah :
a. Kemudahan pengerjaan (workability)
Sifat ini merupakan ukuran dari tingkat kemudahan adukan untuk diaduk,
diangkut, dituang, dan dipadatkan. Unsur–unsur yang mempengaruhi sifat
kemudahan pengerjaan beton segar, yaitu :
1.Jumlah air yang dipakai dalam campuran adukan beton.
2.Makin banyak air yang dipakai makin mudah beton segar dikerjakan.
3.Penambahan semen ke dalam campuran yang diikuti dengan bertambahnya air
pada campuran untuk memperoleh nilai fas tetap.
4.Gradasi campuran pasir dan kerikil.
5.Pemakaian butir maksimum kerikil.
6.Pemakaian butir–butir batuan yang bulat.
b. Pemisahan kerikil
Kecenderungan butir–butir kerikil untuk memisahkan diri dari campuran adukan
beton disebut segregation. Kecenderungan pemisahan kerikil dapat diperbesar
dengan cara :
1. Mengurangi semen pada campuran adukan beton.
2. Menambah jumlah air.
3. Memperbesar butir kerikil.
4. Memperkasar permukaan kerikil.
Pemisahan kerikil dari adukan beton kurang baik setelah beton mengeras. Untuk
mengurangi kecenderungan pemisahan kerikil tersebut, maka diusahakan hal–hal
sebagai berikut :
1. Memberikan air secukupnya (sesuai dengan kebutuhan).
2. Adukan beton jangan dijatuhkan dengan ketinggian terlalu tinggi.
3. Cara pengangkutan, penuangan, maupun pemadatan harus mengikuti prosedur
yang benar.
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2016 4
Bab 1 Pendahuluan
Kelompok 15
c. Pemisahan air.
Kecenderungan air untuk naik ke atas (memisahkan diri) pada beton segar yang
baru saja dipadatkan disebut bleeding.
Pemisahan air dapat dikurangi dengan cara–cara berikut :
1. Memberi lebih banyak semen.
2. Menggunakan air sesedikit mungkin.
3. Menggunakan pasir lebih banyak.
3. Kekuatan geser
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2016 5
Bab 1 Pendahuluan
Kelompok 15
Di dalam praktek, kekuatan geser beton selalu diikuti oleh kekuatan desak dan
tarik oleh lenturan bahkan di dalam pengujian tidak mungkin menghilangkan
elemen lentur.
Pengawasan terhadap mutu beton yang dibuat di lapangan dilakukan dengan cara
membuat diagram hasil uji kuat tekan beton dari benda–benda uji yang diambil
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2016 8
Bab 1 Pendahuluan
Kelompok 15
selama pelaksanaan. Dalam buku “Perencanaan Campuran dan Pengendalian
Mutu Beton” (1994) tercantum bahwa beton yang dibuat dapat dinyatakan
memenuhi syarat (mutunya tercapai) jika kedua persyaratan berikut terpenuhi,
yaitu :
a. Nilai rata–rata dari semua pasangan hasil uji (yang masing–masing
pasangan terdiri dari empat hasil uji kuat tekan) tidak kurang dari (fc’ + 0,82
Sc).
b. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata–rata dari dua silinder) kurang dari
0,85 fc’.
Jika salah satu dari dua persyaratan tersebut di atas tidak terpenuhi, maka untuk
adukan berikutnya harus diambil langkah–langkah untuk meningkatkan kuat tekan
rata–rata betonnya.
Khusus jika persyaratan kedua yang tidak terpenuhi, maka selain memperbaiki
adukan beton berikutnya harus pula diambil langkah–langkah untuk memastikan
bahwa daya dukung struktur beton yang sudah dibuat masih tidak membahayakan
terhadap beban yang akan ditahan.
1.2 Semen
1.2.1 Pengertian Semen
Semen adalah suatu bahan yang mempunyai sifat adhesif dan kohesif yang
mampu melekatkan fragmen-fragmen mineral menjadi suatu kesatuan massa yang
padat. Semen yang digunakan untuk bahan beton adalah semen Portland atau
semen Portland pozollan yang berupa semen hidrolik sebagai perekat bahan susun
beton.
Panas hidrasi didefinisikan sebagai kuantitas panas dalam kalori/gram pada semen
yang terhidrasi. Waktu terjadinya dihitung sampai proses hidrasi berlangsung
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2016 10
Bab 1 Pendahuluan
Kelompok 15
sampai sempurna pada temperatur tertentu. Laju hidrasi dan perubahan panas
bertambah besar sejalan dengan semakin halusnya semen.
dalam air lebih baik, sehingga cocok sekali jika dipakai untuk bangunan di tepi
laut, bangunan pengairan, dan beton massa.
Reaksi antara air dengan semen dibedakan menjadi dua periode, yaitu periode
pengikatan dan periode pengerasan. Periode pengikatan adalah peralihan dari
kondisi plastis ke kondisi keras. Kondisi pada periode pengikatan, yaitu :
a. Kondisi pada saat semen mulai menjadi kaku setelah semen itu diaduk
dengan air. Kondisi ini disebut pengikatan awal.
b. Kondisi yang berlangsung antara permulaan semen menjadi kaku sampai saat
semen beralih ke kondisi keras dan padat, atau kondisi ini dapat diartikan
bahwa pasta semen telah menjadi keras tetapi belum cukup kuat. Kondisi ini
disebut waktu pengikatan.
Keterangan:
Daerah I : pasir kasar
Daerah II : pasir agak kasar
Daerah III : pasir agak halus
Daerah IV : pasir halus
Bulk Specific Gravity SSD (perbandingan berat pasir dalam keadaan SSD
dengan volume pasir total).
(Sumber : SK SNI-T-15-1990-03)
Keterangan :
A = Berat pasir oven
B = Berat volumetric flash + air
C = Berat volumetric flash + air + pasir
D = Berat pasir SSD
butir-butir pipih tersebut tidak melebihi 20% dari berat agregat seluruhnya.
Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur
oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
b. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% yang ditentukan
terhadap berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1% maka agregat
kasar harus dicuci.
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
seperti zat-zat yang reaktif alkali.
d. Kekerasan butir-butir agregat kasar yang diperiksa dengan bejana penguji
Rudelof dengan beton penguji 20 ton harus memenuhi syarat-syarat :
1. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5-19 mm lebih dari 24% berat.
2. Tidak terjadi pembubukan sampai 19-30 mm lebih dari 22% berat.
Kekerasan ini dapat juga diperiksa dengan mesin pengawas Los Angeles.
Dalam hal ini tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50%.
e. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beranekaragam besarnya dan
apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam pasal 3.5 ayat 1
PBI 1971, harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Sisa diatas ayakan 31,5 mm harus 0% berat .
2. Sisa diatas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan 98% berat.
3. Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan,
maksimum 60% dan minimum 10% berat.
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2016 17
Bab 1 Pendahuluan
Kelompok 15
Susunan untuk butiran (gradasi) yang baik akan dapat menghasilkan kepadatan
(density) maksimum dan porositas (voids) minimum. Sifat penting dari suatu
agregat baik agregat kasar maupun agregat halus adalah kekuatan hancur dan
ketahanan terhadap benturan yang dapat mempengaruhi ikatannya dengan pasta
semen, porositas, dan karakteristik penyerapan air yang mempengaruhi daya tahan
terhadap proses pembekuan di musim dingin dan agresi kimia serta ketahanan
terhadap penyusutan.
Dari segi kekuatan, campuran beton yang menggunakan agregat kasar dengan
tekstur permukaan bersudut akan menghasilkan kekuatan yang lebih besar
dibandingkan dengan campuran beton yang menggunakan batu pecah dengan
tekstur bundar dan licin meskipun digunakan proporsi campuran yang sama.
Demikian juga bentuk tekstur permukaan agregat yang kasar akan menghasilkan
beton dengan fraksi geseran yang lebih besar.
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2016 18
Bab 1 Pendahuluan
Kelompok 15
1.4.3 Spesific Grafity Agregat Kasar
Mutu beton yang baik dipengaruhi oleh mutu agregat yang digunakan, baik
agregat halus maupun agregat kasar. Mutu agregat kasar dapat diketahui dari
harga spesific gravity agregat kasar (kerikil), dan hal ini sangat membantu dalam
pelaksanaan maupun perencanaan beton. Adapun ruang lingkup pelaksanaannya :
Bulk specific gravity (perbandingan berat kerikil dengan volume kerikil
total).
Bulk specific gravity SSD (perbandingan berat kerikil dalam kondisi SSD
dengan volume kerikil total).
(Sumber : SK SNI-1970-2008)
Keterangan :
1.5 Air
Air yang dimaksud adalah kualitas air yang digunakan untuk pengecoran dan
kandungan air pada saat adukan beton (faktor air semen). Dalam proses
pembuatan beton, air mempunyai fungsi sebagai berikut :
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2016 19
Bab 1 Pendahuluan
Kelompok 15
a. Agar terjadi hidrasi, yaitu reaksi kimia antara semen dan air yang
menyebabkan campuran air semen menjadi keras setelah lewat beberapa
waktu tertentu.
b. Sebagai pelicin campuran kerikil, pasir, dan semen agar memudahkan
pekerjaan.
c. Untuk merawat beton selama pengerasan.
Air yang akan dipakai untuk membuat campuran beton dan untuk pemeliharaan
beton setelah mengeras harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Tidak mengandung lumpur (benda melayang lainnya) lebih dari 2 gram/liter.
b. Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam,zat
organik, dan sebagainya) lebih besar dari 15 gram/liter.
c. Tidak mengandung klorida (Cl) lebih besar dari 0,5 gram/liter.
d. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
1.6.2 Pozollan
Pozollan adalah bahan alam atau buatan yang sebagian besar terdiri dari unsur–
unsur silikat dan atau aluminat yang reaktif (Persyaratan Umum Bahan Bangunan
di Indonesia, PUBI-1982). Pozollan tidak mempunyai sifat semen, tetapi dalam
keadaan halus (lolos ayakan 0,21 mm) bereaksi dengan air dan kapur padam pada
suhu normal (24-27°C) menjadi suatu massa padat yang tidak larut dalam air.
1.6.3 Serat
Beton yang diberi bahan tambah serat disebut beton serat (fibre reinforced
concrete). Serat dapat berupa asbestos, gelas/kaca, plastik, baja, atau serat
tumbuh-tumbuhan (rami, ijuk). Maksud utama penambahan serat ke dalam beton
adalah untuk menambah kuat tarik dan daktilitas beton. Serat baja dapat berupa
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2016 21
Bab 1 Pendahuluan
Kelompok 15
potongan–potongan kawat atau dibuat khusus dengan permukaan halus/rata atau
deform, lurus atau bengkok untuk memperbesar lekatan dengan betonnya. Serat
baja akan berkarat di permukaan beton, namun akan sangat awet jika di dalam
beton.
dimana :
S = deviasi standar
= kuat tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji (MPa)
n = jumlah nilai hasil uji yang harus diambil minimum 30 buah (satu hasil
uji adalah uji rata-rata dari 2 buah benda uji)
Data hasil uji akan digunakan jika pelaksana mempunyai catatan data hasil
pembuatan beton serupa pada masa lalu. Persyaratan jumlah data hasil uji
minimum 30 buah. Jika jumlah data hasil uji kurang dari 30 buah, maka
dilakukan koreksi terhadap nilai deviasi standar dengan suatu faktor pengali.
dengan :
f’cr = kuat tekan rata-rata (MPa)
f’c = kuat tekan yang disyaratkan (MPa)
M = nilai tambah (MPa)
e. Penetapan jenis semen Portland.
Menurut PBUI 1982 di Indonesia semen Portland dibedakan menjadi 5 jenis,
yaitu : jenis I, II, III, IV, dan V.
f. Penetapan jenis agregat
Jenis kerikil dan pasir ditetapkan, apakah berupa agregat alami (tak
dipecahkan) atau agregat jenis batu pecah (crushed agregate).
g. Penetapan faktor air semen.
Cara penetapan faktor air semen adalah :
1. Berdasarkan jenis semen yang dipakai dan kuat tekan rata-rata silinder
beton yang direncanakan pada umur tertentu, ditetapkan nilai faktor air
semen dengan melihat grafik “Hubungan FAS dan Kuat Tekan Rata-Rata
Silinder Beton”.
2. Berdasarkan jenis semen, jenis agregat kasar, dan kuat tekan rata-rata yang
direncanakan pada umur tertentu, ditetapkan nilai FAS dengan tabel
berikut :
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2016 24
Bab 1 Pendahuluan
Kelompok 15
Tabel 1.5 Perkiraan Kuat Tekan Beton (MPa) dengan FAS 0,5
Jenis Jenis Agregat Umur (Hari)
Semen Kasar 3 7 28 91
I, II, III Batu alami 17 23 33 40
Batu pecah 19 27 37 45
IV, V Batu alami 21 28 38 44
Batu pecah 25 33 44 48
Sumber : Kardiyano Tjokrodimuljo, Teknologi Beton
Tabel 1.11 Kandungan Semen Minimum untuk Beton Bertulang dalam Air
Kandungan Semen
Berhubungan Min. Ukuran Maks.
Tipe Semen
dengan Agregat (mm)
40 20
Air tawar Semua Tipe I - V 280 300
Tipe I + Pozollan (15-40%)/semen
Air payau 340 380
Portland Pozollan
Tipe II atau V 290 330
Air laut Tipe II atau V 330 370
Sumber : Kardiyano Tjokrodimuljo, Teknologi Beton
Pada perhitungan di atas, agregat halus dan agregat kasar dianggap dalam keadaan
jenuh kering permukaan. Dalam kenyataan di lapangan yang pada umumnya
keadaan agregatnya tidak jenuh permukaan, maka harus dilakukan koreksi
terhadap kebutuhan bahannya. Koreksi harus selalu dilakukan minimal satu kali
per hari.
Hitungan koreksi dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
1. Air = A – [(Ah – A1) / 100 ] x B – [( Ak – A2 ) / 100 ] x C
2. Agregat Halus = B + [(Ah – A1) / 100 ] x B
3. Agregat Kasar = C + [(Ah – A2) / 100 ] x C
Gambar 1.1 Hubungan Faktor Air Semen dan Kuat Rata-rata Silinder Beton
(Sebagai Perkiraan Nilai FAS)
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2016 33
Bab 1 Pendahuluan
Kelompok 15
Gambar 1.2 Grafik Mencari Faktor Air Semen dari Kuat Tekan Silinder
1.8 Kayu
Kayu merupakan salah satu bahan konstruksi yang pertama kali dikenal oleh
manusia, karena kayu mudah didapat di alam. Kayu mempunyai beberapa
kelebihan, antara lain :
a. Mudah didapat.
b. Mudah dibuat balok kecil sehingga mudah diangkut.
c. Cara pengerjaannya mudah.
d. Tidak berkarat.
e. Dapat menyekat panas dan suara.
Kayu sebagai bahan bangunan harus dikenali ciri-ciri dan sifst-sifatnya yang
sebagian besar penting untuk pengerjaan struktur. Sifat-sifat itu antara lain:
a. Sifat fisik
- Berat kayu tergantung dari berat lengasnya.
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2016 36
Bab 1 Pendahuluan
Kelompok 15
- Kerapatan kayu =
b. Sifat higroskopis
- Kayu akan mengembang jika kadar lengasnya bertambah,
sebaliknya akan mengerut jika kadar lengasnya berkurang.
- Rumus pendekatan
X=
Tabel 1.15 Nilai Kuat Acuan (Mpa) Berdasarkan Atas Pemilahan Secara
Mekanis pada Kadar Air 15% (Sumber : SNI-5 1989)
FtII FcII
Ew Fc┴
Fb (Kuat (Kuat Fv
Kode (Modulus (Kuat Tekan
(Kuat Tarik Tekan (Kuat
Mutu Elastisitas Tegak Lurus
Lentur) Sejajar Sejajar Geser)
Lentur) Serat)
Serat) Serat)
E26 25000 66 60 46 6.6 24
E25 24000 62 58 45 6.5 23
E24 23000 59 56 45 6.4 22
E23 22000 56 53 43 6.2 21
E22 21000 54 50 41 6.1 20
E21 20000 50 47 40 5.9 19
E20 19000 47 44 39 5.8 18
E19 18000 44 42 37 5.6 17
E18 17000 42 39 35 5.4 16
E17 16000 38 36 34 5.4 15
E16 15000 35 33 33 5.2 14
E15 14000 32 31 31 5.1 13
E14 13000 30 28 30 4.9 12
E13 12000 27 25 28 4.8 11
E12 11000 23 22 27 4.6 11
E11 10000 20 19 25 4.5 10
E10 9000 18 17 24 4.3 9
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2016 38
Bab 1 Pendahuluan
Kelompok 15
1.9 Baja
1.9.1 Pengertian Baja
Baja adalah paduan logam yang tersusun dari besi sebagai unsur utama dan
karbon sebagai unsur penguat. Unsur karbon inilah yang banyak berperan dalam
peningkatan performa. Perlakuan panas dapat mengubah sifat baja dari lunak
seperti kawat menjadi keras seperti pisau. Penyebabnya adalah perlakuan panas
mengubah struktur mikro besi yang berubah-ubah dari susunan kristal berbentuk
kubik berpusat ruang menjadi kubik berpusat sisi atau heksagonal.
Umumnya tanur tinggi dibangun dalam 2 lapisan, yaitu lapisan luar (plat baja) dan
lapisan dalam (batu bata tahan api). Di dalam dapur ini, bijih besi akan
ditambahkan batu kapur yang berfungsi sebagai pengikat kotoran (terak) dan juga
kokas yang berfungsi sebagai bahan bakar. Semua bahan-bahan tersebut
dipanaskan hingga mencair.
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2016 40
Bab 1 Pendahuluan
Kelompok 15
Prinsip pokok dari kerja tanur tinggi adalah dengan mereduksi oksigen dari bijih
besi yang terjadi dalam 3 tahap, yaitu :
a. Reduksi tidak langsung dengan CO pada suhu 300 °C – 800 °C.
Fe2O3 + CO --> 2FeO + CO2
b. Reduksi tidak langsung pada daerah temperatur 800 °C – 1100 °C.
FeO + CO --> Fe + CO2
c. Reduksi langsung pada daerah temperature 1100 °C – 1800 °C.
FeO + C --> Fe + CO
Bahan-bahan ikatan akan diikat oleh batu kapur pada titik cair yang tinggi dalam
bentuk terak. Bahan terak ini tidak akan dipakai pada fabrikasi besi kasar.
Meskipun demikian terak ini masih bernilai ekonomis, misalnya sebagai bahan
aspal (untuk jalan raya).
Selain terak, produk sampingan dari dapur tinggi ini yakni : Gas. Hal ini
dikatakan demikian karena Gas ketika keluar dari tanur tinggi masih mempunyai
panas yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan ulang untuk memanaskan dapur
atau tungku yang lainnya.
b. Tegangan Engineering
Pada Tegangan ini, nilai Luas penampang yang dipakai adalah Luas
penampang mula-mula.
dilandasan tanah itu. Proses ini diulangi hingga seluruh permukaan tanah
dipenuhi batu bata hasil cetakan atau sejumlah batu bata cetakan yang
dibutuhkan.
b. Pencetakan Batu Bata dengan Mesin
Mesin terdiri dari suatu drum baja horizontal besar, salah satu ujungnya
tertutup, sedangkan suatu cerek segi empat yang ukurannya sepadan
dengan panjang dan lebar batu bata terpasang di ujung yang lainnya. Drum
terpasang dengan sekrup yang dapat berputar pada poros horizontalnya.
Tanah liat dan air dalam proporsi yang sesuai ditambahkan pada drum.
Perputaran sekrup menyebabkan penghancuran dan peremasan tanah liat.
Tanah liat yang disiapkan kemudian dipaksa keluar dari cerek, dalam
bentuk batangan tanah liat yang tidak putus. Batangan tanah liat kemudian
dipotong dalam ukuran batu bata dengan bantuan senar berbingkai.
4. Pengeringan Batu Bata
Dalam pencetakan dengan landasan tanah, bata hasil cetakan ditinggalkan
ditempatnya selama satu atau dua hari. Setelah ini, batu bata mencapai
kekuatan yang cukup dan kemudian mereka diputar dalam posisi tegak.
Setelah dua atau tiga hari, batu bata kering kemudian ditumpuk. Dalam
pencetakan dengan landasan meja atau tanah dengan bantuan stock board dan
papan palet, batu bata secara langsung diposisikan tegak pada tempat atau
bangsal pengeringan. Setelah tiga atau empat hari, batu bata telah mencapai
kekuatan yang cukup dan dapat ditumpuk. Hal serupa juga dilakukan pada
pencetakan batu bata dengan mesin dengan metode tanah liat plastis. Metode
tanah liat tekanan kering normalnya tidak memerlukan pengeringan, jadi bisa
secara langsung dibakar.
5. Pembakaran Batu Bata
Bertujuan menentukan kekerasan dan kekuatan batu bata dan membuat batu
bata tahan lama, padat dan sedikit menyerap air. Batu bata memiliki kualitas
yang baik jika dibakar dengan suhu yang tinggi yakni pada suhu antara 650 °C
hingga 1100 °C.
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2016 48
Bab 1 Pendahuluan
Kelompok 15
Ukuran (mm)
Model
Tebal Lebar Panjang
M-5a 65 90 190
M-5b 65 140 190
M-6 55 110 230
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2016 49
Bab 1 Pendahuluan
Kelompok 15
25 2 3 5 2 3 5
50 2 3 5 2 3 5
100 2 3 4 2 3 4
150 2 2 4 2 2 4
200 2 2 4 2 2 4
250 2 2 4 2 2 4
25 25 2,5 25
50 50 5 22
100 100 10 22
150 150 15 15
200 200 20 15
250 250 25 15
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2016 50
Bab 1 Pendahuluan
Kelompok 15
1.11 Genteng
1.11.1 Definisi Genteng
Genteng adalah unsur bangunan yang berfungsi sebagai penutup atap agar
bangunan tidak terkena air hujan, panas matahari, dan cuaca lain. Dalam buku
persyaratan umum bahan bangunan di Indonesia (PUBI 1982) ada beberapa
macam atap, misalnya: genteng keramik, genteng kaca, genteng beton, dan
genteng bambu. Genteng suatu atap berfungsi melindungi terutama terhadap
hujan. Genteng pada atap juga bisa melindungi dari panas, cahaya matahari,
dingin dan angin. Suatu rumah bisa diatapi dengan material yang melindungi dari
suatu unsur namun tidak menghalangi unsur-unsur yang lain. Sebagai contoh,
suatu bangunan untuk kebun dapat melindungi dari dingin, angin dan hujan tetapi
dibuat agar tembus cahaya. Setiap jenis penutup atap punya kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Pemilihan dilakukan dengan mempertimbangkan
penampilan, kepraktisan, bentuk dan umur rencana.
lapisan tipis yang berfungsi sebagai pewarna dan pengedap air. Sebenarnya
atap ini bisa bertahan untuk selamanya, tetapi lapisan pelindungnya hanya
akan bertahan antara 30 - 40 tahun.
c. Genteng Kaca
Genteng kaca merupakan genteng yang tebuat dari kaca. Berfungsi sebagai
penerangan, hal ini dikarenakan genteng kaca yang transparan sehingga dapat
membuat sinar matahari masuk ke dalam rumah. Ketebalan dari genteng kaca
minimal 5 mm. Harga genteng kaca dipengaruhi dari ukurannya. Kelebihan
dari genteng kaca adalah sifatnya yang transparan dapat memberikan
pencahayaan alami, kemudian ukurannya sama dan presisi karena dibuat di
pabrik. Kekurangan dari genteng kaca adalah mudah pecah, tidak tahan cuaca,
mahal, tidak semua toko menjual, dan modelnya terbatas. Genteng kaca
biasanya hanya digunakan sebanyak 1 - 2 buah sebagai tempat cahaya masuk
atau sebagai penerangan.
d. Genteng Keramik
Bahan dasarnya keramik yang berasal dari tanah liat. Namun genteng ini telah
mengalami proses finishing berupa lapisan glazur pada permukaannya.
Lapisan ini dapat diberi warna yang beragam dan melindungi genteng dari
lumut.
e. Genteng Logam
Genteng yang bentuknya lembaran, mirip seng. Genteng ini ditanam pada
balok gording rangka atap dengan menggunakan sekrup. Pemasangannya
tidak jauh berbeda dengan genteng tanah liat hanya ukurannya saja yang lebih
besar. Ukuran yang tersedia bervariasi, lebar 60 - 120 cm, dengan ketebalan 3
mm dan panjang antara 1,2 – 12 m (Rumah Ide, 2009).
f. Genteng Komposit
Genteng berbasis polimer, merupaka alternatif pengganti genteng yang kita
kenal selama ini, dibuat dengan mencampur polimer sebagai matriks dan
bahan alam sebagai pengisi (filler). Genteng komposit polimer dibuat secara
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2016 52
Bab 1 Pendahuluan
Kelompok 15
komposit dengan terlebih dahulu mengubah bentuk bahan pengisi menjadi
partikel, partikel ini kemudian dicampur dengan matriks polimer pada suhu
Proses Pencetakan
Tanah liat yang sudah dilembutkan tadi dalam bentuk balok segi empat dicetak
melalui mesin press. Setelah pencetakan hasil dari cetakan genteng dialasi dengan
alas kayu persegi empat yang sebidang dengan genteng. Kemudian genteng hasil
cetakan disimpan dan disusun untuk diangin-anginkan.
Proses Pengeringan
Genteng dikeringkan dengan penjemuran menggunakan panas sinar matahari.
Proses Pembakaran
Dalam pembakaran digunakan oven raksasa yang dibuat dari batu bata. Oven
dipanaskan terlebih dahulu selama 3-4 jam. Masukkan genteng ke dalam bak oven
dan tutup oven pembakaran dengan bata agar angin tidak dapat secara langsung
masuk ke rongga-rongga genteng yang sudah disusun. Genteng yang telah dibakar
akan berubah warna menjadi kekuning-kuningan. Setelah proses pembakaran
genteng akan memiliki daya tekan yang kuat dan memiliki ketahanan air yang
baik.
1.12 Keramik
1.12.1 Definisi
Kata keramik berasal dari bahasa Yunani “keramikos” yang berarti suatu bentuk
dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Keramik telah lama
digunakan sejak 4000 SM. Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an
mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk
menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng,
porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah
liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam
dan anorganik yang berbentuk padat (Yusuf, 1998:2). Dewasa ini keramik juga
banyak digunakan dalam berbagai macam industri karena memiliki sifat-sifat
yang dapat dimanfaatkan dalam dunia industri dan dalam bidang Teknik Elektro,
Sipil, Mekanik, Nuklir bahkan bahan keramik ini di gunakan juga dalam bidang
Kedokteran. Bahan keramik sebagian sudah digunakan dalam motor bahan bakar
seperti untuk komponen-komponen mesin diesel, misalnya untuk turbo charge,
klep, dan kepala piston.
c. Keramik Elektrooptik
Seperti Lithium Niobate (LiNbO3) dan Lanthanum Zirconat Titanat (PLZT)
dapat menjadi sebuah media yang dapat merubah informasi elektrik menjadi
informasi optik atau yang dapat menggerakkan fungsi optik dengan perintah
dari sinyal elektrik.
d. Keramik Magnetik
Bahan ini merupakan bahan dasar dari unit memori magnetik pada komputer
yang besar. Keunikan sifat elektriknya terutama digunakan pada aplikasi
elektronik gelombang mikro frekuensi tinggi.
e. Keramik Nitrida
Untuk refraktori (refractory = bahan tahan api), dan turbin gas.
f. Keramik Karbida
Untuk bahan abrasif (abrasive = bahan penghalus permukaan).
g. Keramik Borida
Untuk penguat pada temperatur tinggi, tahan terhadap oksidasi.
h. Keramik Feroelektrik
Mempunyai konstanta dielektrik yang tinggi.