Anda di halaman 1dari 39

BETON

1. UMU M
Beton merupakan, bahan bengunan yang dihasilkan dari campuran
atas semen-portland, pasir, kerikil dan air. Beton mempunyai
kelebihan daripada bahan yang lain, antara lain : harganya relatif
murah daripada baja, tidak memerlukan biaya perawatan seperti
baja ( baja harus selalau dicat pada setiap jangka waktu tertentu
untuk mencegah karat), dan tahan lama karena tidak busuk atau
berkarat.
Bahan-bahan dasar beton, yaitu semen-portalan, pasir, berkerikil
dan air setelah dicampur merata (warnanya seragam)
menghasilkan suatu campuran yang plastis (antara cair dan padat)
sehingga dapat dituang ke dalam cetakan, untuk membentuknya
menjadi bentuk yang diinginkan setealh menjadi keras/padat.
2. SEME N PR OT LA ND
Semen protland yang dipakai untuk cmapuran beton dapat dilihat
pada sebelumnya.
3. AIR
Air diberikan kepada bahan dasar pembuat beton untuk membuat
reaksi dengan semen portland. Air mengandung banyak minyak,
asam, alkali, garam-garam, atau bahan-bahan organis sebaiknya
jangan dipakai untuk pencampuran beton, karena dapat
mengurangi kekuatan betonnya.
Dalam pemakaian air untuk beton sebaiknya air memenuhi syarat
sebagai berikut :
a) Tidak mengandung lumpur (benda melayang lainnya) lebih dari
2 gram/liter.
b) Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton
(asam, zat organik dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter.
c) Tidak mengandung khorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.
d) Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.

Kandungan zat-zat tersebut apabila terlalu banyak dapat


berpengaruh jelek terhadap beton, antara lain :
e) Mempengaruhi proses reaksi kimia dari semennya.
f) Mempengaruhi lekastan antara pasta semen dan butiran
batuan.
g) Mengurangi kekuatan atau keawetan beton.
h) Dapat juga membuat beton mengembang, sehingga terjadi
retak-retak
4. BATUA N
Bahan batuan yang dipakai untuk campuran beotn tidak boleh yang
mengandung zat-zat perusak, yaitu yang dapat merusak secara
fisik maupun secara kimia.
5. BE SAR MAKSIM UM BUT IR
B AT UAN
Faktor-faktor yang membatasi besar butir batuan ialah :
a. Butir batuan tidak boleh lebih besar dari ¾ kali jarak bersih
antara baja tulangan atau baja tulangan dan cetakan.
b. Butir batuan tidak boleh lebih besar dari 1/3 kali tebal plat.

Dengan pertimbangan tersebut diatas, maka besar butir maksimum


batuan umumnya dipakai 10 mm, 20 mm, 30 mm atau 40 mm.
6. PE NGUKUR AN BAHAN

a. Semen portland
b. Pasir
c. Kerikil
d. Air
7. PE NGAD UKAN BE TON

Proses pencampuran antara bahan-bahan dasar beton, yaitu


semen, air, pasir dan kerikil, dalam perbandingan yang baik disebut
proses pengadukan beton.
Cara pengadukan dapat dilakukan dengan cara, antara lain :
a. Pengadukan dengan mesin
b. Pengadukan dengan tangan
8. PE NGAN GKU TAN A DUKAN
B ETON
Adukan beton yang dibuat dengan tangan maupun dengan mesin
harus diangkut ke tempat penuangan sebelum semen mulai
berhidrasi (bereaksi dengan air). Pengangkutan adukan beton
dapat dilakukan dengan menempatkan di dalam ember, gerobag,
dan pengangkutan dengan ember atau gerobag cukup
memuaskan. Umumnya pengadukan beton dilakukan di dekat
lokasi penuangan, dan pengangkutan dengan ember atau gerobag
cukup memuaskan. Bila tempat pengadukan beton cukup jauh dari
tempat pengecorannya pengangkutan dilakukan dengan truk-aduk-
beton.
9. PE NU ANGAN AD UKAN BE TON

Di tempat penuangan beton harus segera dipadatkan sebelum


semen dan air mulai bereaksi (Pada umumnya semen mulai
bereaksi dengan air satu jam setelah semen dicampur dengan air).
Hal-hal berikut harus diperhatikan selama penuangan dan
pemadatan berlangsung, antara lain :
a. Adukan beton harus dituang secara terus-menerus (tidak
terputus) agar diperoleh beton yang seragam dan terjadi garis
batas yang tidak tampak.
b. Permukaan cetakan yang berhadapan dengan adukan beton
harus diolesi minyak agar beton yang terjadi tidak melekat
dengan cetakanny.
c. Selama penuangan dan pemadatan harus dijaga agar posisi
cetakan maupun tulang tidak berubah.
d. Adukan beton jangan dijatuhkan dengan tinggi jatuh lebih dari
satu meter agar tidak terjadi pemisahan bahan-bahan
pencampurannya.
e. Pencoran tidak boleh dilakukan pada waktu turun hujan.
f. Sebaiknya tebal lapisan beton untuk setiap kali penuangan
tidak lebih dari 45 cm pada beton massa, dan 30 cm pada
beton bertulang.
g. Harus dijaga agar beton yang masih segar tidak diinjak.
10. PE MAD ATAN ADU KAN BE TON

Pada prinsipnya pemadatan adukan beton disini ialah agar


sesedikit mungkin pori/rongga yang terjadi di dalam betonnya.
Pemadatan adukan beton dapat dilakukan dengan cara :
a. Pemadatan secara manual : dapat dilakukan dengan alat
berupa tongkat baja atau tongkat kayu.
b. Pemadatan dengan bantuan mesin : dilakukan dengan alat
getar (“vibrator”). Alat getar yang biasa dipakai ada 2 macam,
yaitu :
1) Alat getar intern (“internal vibrator”)
2) Alat getar cetakan (“form vibrator; external vibrator”)
11. P EKERJA AN PE RATA A N

Pekerjaan perataan disini yang dimaksud ialah pekerjaan sesudah


adukan beton selesai dipadatkan, yaitu berupa perataan
permukaan dari beton segar yang telah dipadatkan. Alat yang
dipakai ialah : cetak dan papan perata
12. PE RAWATAN B ETON

Perawatan beton ialah suati pekerjan menjaga agar permukaan


beton segar selalu lembab, sejak adukan beton dipadatkan sampai
beton dianggap sampai beton dianggap cukup keras. Kelembaban
permukaan beton itu harus dijaga untuk menjamin proses hidrasi
semen (reaksi semen pasir) berlangsung sempurna.

Beberapa cara perawatan beton yang biasa dilakukan ialah :


a) Menaruh beton segar didalam ruangan yang lembab
b) Menaruh beton segar diatas genangan air
c) Manaruh beton segar didalam air.
d) Menyelimuti permukaan beton dengan karung basah.
e) Menggenangi permuakaan beton dengan air
f) Menyirami permukaan beton setiap saat secara terus-menerus.

Cara a,b, dan c dilakukan terhadap contoh beton yang berbentuk


kubus atau silinder, adapun cara d,e, dan f dilakukan untuk beton
segar yang dihitung di lapangan/diproyek.
Sifat beton segar, yaitu :
a. Kemudahan dikerjakan
b. Pemisahan kerikil
c. Pemisahan air
13. 1. KE MUDA HA N P E NGERJA AN

Kemudahan pengerjaan (“workability”). Sifat ini merupakan ukuran


dari tingkat kemudahan adukan untuk diaduk, diangkut, dituang
dan dipadatkan. Perbandingan bahan-bahan maupun sifat bahan-
bahan itu secara bersama-sama mempengaruhi sifat kemudahan
pengerjaan beton segar. Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat
kemudahan dikerjajan antara lain :
a. Jumlah air yang dipakai dalam campuran adukan beton. Makin
banyak air dipakai makin mudah beton segar itu dikerjakan.
b. Penambahan semen ke dalam campuran juga memudahkan
cara pengerjaan adukan betonnya, karena pasti diikuti dengan
bertambahnya air campuran untuk memperoleh nilai pas tetap.
c. Gradasi campuran pasir dan kerikil. Bila campuran pasir dan
kerikil mengikuti gradasi yang telah disarankan oleh peraturan
maka adukkan beton akan mudah dikerjakan.
d. Pemakaian butir-butir bantuan yang bulat mempengaruhi cara
pengerjaan beton.
e. Pemakaian butir maksimum kerikil yang dipakai juga
berpengaruh terhadap tingkat kemudahan dikerjakan.
f. Cara pemadatan adukan beton menentukan sifat pengerjaan
yang berbeda. Bila cara pemadatan dilakukan dengan alat
getar maka diperlukan tingkat kelecekan yang berbeda,
sehingga diperlukan jumlah air yang lebih sedikit dari pada jika
dipadatkan dengan tangan.
13. 2. P EM ISAHAN KE RIKIL

Kecenderungan butir-butir kerikil untuk memisahkan diri dari


campuran adukan beton disebut “segregation”. Kecenderungan
pemisahan kerikil in diperbesar dengan :
a) Campuran yahng kurus (kurang semen)
b) Terlalu banyak air
c) Semakin besar butiran kerikil
d) Semakin kasar permukaan kerikil\
Untuk mengurangi kecenderungan pemisahan kerikil tersebut maka
diusahakan hal-hal tersebut berikut :
a) Air yang diberikan sesedikit mungkin
b) Adukan beton jangan dijatuhkan dengan ketinggian terlalu
besar
c) Cara pengangkutan, penuangan maupun pemadatan harus
diikuti cara-cara yang betul
13. 3. P EM ISAHAN AIR

Kecenderungan air dampuran untuk naik ke atas (memisahkan diri)


pada beton segar baru saja dipadatkan deisebut “bleeding.
Air naik ke atas sambil membawa semen dan butir-butir halus
pasir, yan gada akhirnya setelah beton mengeras akan tampak
sebagai lapisan selaput. Lapisan ini dikenal sebagai “laintance”.
Pemisahan air ini dapat dikurangi dengan cara-cara sebagai
berikut:
a) Memberi lebih banyak semen
b) Menggunakan air sedikit mungkin
c) Menggunakan butiran pasir yang halus lebih banyak
d) Memasukkan sedikit udara ke dalam adukan
Percobaan slam (“slump test”) ialah suatu cara untuk mengukur
kelecakan adukan beton, yaitu kecairan/kepadatan adukan yang
berguna dalam pengerjaan beton. Percobaan ini menggunakan
alat-alat sebagai berikut ini :
a) Corong baja yang berbentuk konus berlubang pada kedua
ujungnya. Bagian bawah berdiameter 20cm, adapun bagian
atas berdiameter 10 cm, dan tinggi 30 cm.
b) Tongkat baja dengan diameter 16 mm dan panjang 60 cm.
Bagian ujung baja ini dibulatkan.
Gambar 1. Percobaan slam (“slump test”)
Gambar 2. Percobaan slam (“slump test”)
14. SIFAT BE TON
Beberapa sifat beton setelah mengeras dapat disebutkan antara
lain:
a) Kekuatan desak
b) Kekuatan tarik
c) Kekuatan lekat
d) Kerapatan air
e) Ketahanan air
f) Ketahanan terhadap ausan, cuaca, zat kimia, dsb.
g) Susutan pengerasan
h) Rayapan
i) elastisitas
h) Rayapan
i) Elastisitas

Pada dasarnya beton bukan bahan yang elastis, karena beton akan
bersifat elastis hanya bila bebannya kecil saja. Beban yan gterus-
menerus bekerja pada beotn menyebabkan beton mengalami
deformasi tetap, yang di sebut rayapan (“creep”).
15. KEKUATAN BE TON
Sifat paling penting dari beton pada umumnya ialah kuat desak.
Kuat desak beton biasanya berhubungan dengan sifat-sifat lain,
maksudnya bila kuat desaknya tinggi, sifat-sifat yang lain juga baik.
Kuat desak beton antara lain tergantung pada :
a) Faktor air semen
b) Gradasi batuan
c) Bentuk batuan
d) Ukuran maksimum batuan
e) Cara pengerjaan (pencampuran, pengangkutan, pemadatan,
perawatan)
f) Umur beton.
e) Cara pengerjaan (pencampuran, pengangkutan, pemadatan,
perawatan)
f) Umur beton.
16. BA HAN KIMIA PE MBA NTU
Bahan kimia pembantu (“chemical admixture”) ialah bahan
tambahan yang dicampurkan pada adukan beton dengan maksud
agar diperoleh sifat-sifat yang sedikit berbeda pada beton segar
atau beton yang dihasilkannya, misalnya sifat pengerjaan yang
lebih mudah, sifat pengikatan lebih cepat. Bahan kimia pembantu
dapat dibedakan menjadi 5 jenis :
1) Bahan pembantu untuk mengurangi jumlah air yang dipakai.
Dengan pemakaian bahan ini diperoleh adukan dengan faktor
air semen lebih rendah pada nilai slam yang sama.
2) Bahan pembantu untuk memperlambat proses ikatan dan
pengerasan beton.
3) Bahan pembantu untuk mempercepat proses ikatan dan
pengerasan beton
4) Bahan pembantu berfungsi ganda, yaitu untuk mengurangi air
dan memperlambat proses ikatan dan pengerasan beton
5) Bahan pembantu berfungsi ganda, yaitu untuk mengurangi air
dan mempercepat proses ikaan dan pengerasan beton

Sebelum bahan kimia pembantu dipakai sebaiknya dibuktikan lebih


dahulu dengan percobaan laboratorium untuk memastikan
manfaatnya.

Anda mungkin juga menyukai