Anda di halaman 1dari 31

I.

PENGOLAHAN BETON
Merupakan proses pembuatan beton yang
meliputi :
1. Pencampuran atau pengadukan bahan

2. Pengangkutan adukan beton

3. Penuangan adukan beton

4. Pemadatan adukan beton

5. Perataan permukaan

6. Perawatan beton
I.1.Pencampuran atau pengadukan bahan
Merupakan proses pencampuran bahan bahan
dasar beton.
 Semen
Pasta
 Air Dengan
 Agregat halus : Pasir perbandingan
 Agregat kasar : Kerikil
tertentu

 Beton : campuran dari semen, air, agregat


dengan perbandingan tertentu
Contoh bahan beton :

Agregat halus ( pasir ) Agregat kasar ( kerikil )


Contoh bahan beton :

semen Gamping / mild


Cara pengadukan :
Pengadukan dengan tangan Pengadukan dengan mesin

Alat sederhana Alat dengan mesin


Dilakukan bila jumlah sedikit Dilakukan bila jumlah banyak
Kurang homogen Lebih homogen
Cepat
I.2. Pengangkutan adukan beton
 Adukan beton harus segera diangkut ke tempat penuangan
sebelum semen berhidrasi (bereaksi dengan air)
 Selama pengangkutan dijaga supaya tidak terjadi segregasi
 Alat pengangkut adukan misalnya : ember, gerobak dorong,
truk aduk beton, ban berjalan, pompa.
 Bila jarak cukup jauh dilakukan dengan truk aduk beton (truk
molen)
 Pengangkutan dengan pompa bila tempat penuangan cukup
tinggi
 Pengangkutan dengan crane sering digunakan pada
gedung bertingkat banyak
Cara pengangkutan :
Dengan pompa
I.3. Penuangan adukan beton
 Setelah penuangan beton harus segera dipadatkan sebelum
semen dan air bereaksi.
 Permukaan cetakan diolesi dengan minyak
 Adukan dituang terus menerus
 Selama penuangan posisi cetakan dijaga agar tidak
berubah
 Tinggi jatuh tidak lebih dari 1 meter, agar tidak segregasi
 Pengecoran tidak dilakukan pada waktu turun hujan
 Beton dijaga supaya tidak diinjak
Cara penuangan/pengecoran :
Pengecoran plat lantai Pengecoran kolom
I.4. Pemadatan adukan beton
Pemadatan dilakukan supaya rongga/pori dalam beton
sesedikit mungkin
 Pemadatan manual dilakukan dengan tongkat baja/kayu

 Sebaiknya tebal pemadatan tidak lebih dari 15 cm

 Pemadatan dilakukan sampai tampak lapisan pasta


dipermukaan beton
 Pemadatan yang terlalu lama mengakibatkan beton kurang
padat
 Pemadatan dengan mesin dilakukan dengan vibrator

 Vibrator internal

 Vibrator external
Cara pemadatan adukan :
Pengecoran slof Pengecoran kolom
I.5. Perataan adukan beton
Perataan adukan beton setelah dipadatkan dilakukan supaya
bentuk permukaan beton sesuai dengan bentuk yang
diharapkan.
 Alat perata yang dipakai cetok dan papan perata
I.6. Perawatan beton
Perawatan beton supaya proses hidrasi semen (reaksi
semen dan air) berlangsung dengan sempurna,
caranya yaitu dengan menjaga agar permukaan
beton segar selalu lembab sampai proses hidrasi
cukup sempurna (kira kira 28 hari)
Bila tidak dijaga pada kondisi lembab maka terjadi
penguapan air dari permukaan beton segar
sehingga air dalam beton mengalir keluar dan beton
kekurangan air untuk hidrasi, sehingga dapat terjadi
retak retak pada permukaan beton
Cara perawatan beton :
Bila beton berukuran kecil (silinder beton, genteng beton)
maka perawatan dengan cara :
 Menaruh dalam ruang lembab
 Menaruh di atas genangan air
 Menaruh di dalam air

Bila beton berukuran besar (kolom, balok, plat lantai) maka


perawatan dengan cara :
 Menyelimuti dengan karung basah
 Menggenangi permukaan dengan air
 Menyirami permukaan beton terus menerus
Cara perawatan beton :

Perawatan kolom Silinder beton


II. SIFAT BETON SEGAR
Sifat penting beton segar (adukan beton yang
belum mengeras) antara lain :
1. Kelecakan (sifat plastis, consistency)
 Merupakan ukuran kemudahan pengerjaan beton
segar
 Semakin encer semakin mudah dikerjakan
 Kelecakan beton segar diuji dengan uji “slump”
2. Pemisahan kerikil (segregasi)
3. Pemisahan air (bleeding)
Cara pengujian slump :
Alat uji slump
10 cm

Kerucut Abrams
Nilai Slump

30 cm

Beton

20 cm

Pengujian slump
II.1. Kelecakan beton segar :
Faktor yang mempengaruhi kelecakan beton segar :
a. Jumlah air : makin banyak air yang dipakai makin encer beton segar.
 Makin banyak jumlah air maka nilai fas bertambah, maka
mengakibatkan kuat tekan beton menurun
b. Jumlah pasta (semen dan air) : makin banyak pasta makin encer
 Penambahan pasta dilakukan supaya adukan lebih encer
namun nilai fas tetap sehingga kuat tekan beton tidak
menurun
c. Gradasi agregat (campuran agregat halus dan kasar) :
 Bila gradasi sesuai dengan standar akan mudah dikerjakan
 Gradasi perlu dihitung agar agregat campurannya
memenuhi standar
d. Bentuk butir agragat : butir bulat akan tampak lebih encer
e. Besar butir maksimum angrgat : butir maksimum besar akan tampak
lebih encer
II.2. Pemisahan agregat :
Pemisahan agregat dari campuran beton disebut
segregasi.
Segregasi agregat dapat dikurangi dengan cara :
a. Memperbanyak jumlah semen portland
b. Mengurangi jumlah air
c. Memperkecil ukuran butir maksimum
d. Tinggi jatuh saat penuangan kurang dari 1 meter
II.3. Pemisahan air :
Kecenderungan air campuran dalam beton segar naik ke atas
permukaan beton, peristiwa ini desebut “bleeding”
Bleeding tidak diinginkan karena air naik ke atas sambil
membawa semen dan bitir halus, dan setelah mengeras
akan tampak lapisan tipis yang disebut “laitance”
Lapisan laitance akan mengurangi rekatan antara beton di
bawahnya dengan beton di atasnya
Pemisahan air dapat dikurangi dengan :
 Memperbanyak semen
 Menggunakan air tidak terlalu banyak
 Menggunakan lebih banyak bitiran halus
III. SIFAT BETON
Sifat beton yang sering dipakai antara lain :
1. Kekuatan

2. Berat jenis

3. Modulus elastisitas

4. Kerapatan air

5. Ketahanan terhadap aus, cuaca, zat kimia, dll


III.1. Kekuatan beton
Beton bersifat getas, mempunyai kuat tekan tinggi namun kuat
tariknya rendah.
Pada dasarnya kuat tekan beton tergantung pada 3 hal, yaitu :
a) Kekuatan pasta (semen dan air)
b) Daya rekat antara pasta dengan butir agregat
c) Kuat tekan agregat
Secara lebih rinci kuat tekan beton dipengaruhi oleh faktor sbg:
a) Umur beton
b) Fas (faktor air semen)
c) Kepadatan
d) Jumlah pasta semen
e) Jenis semen
f) Sifat agregat
a) Umur beton
Kuat tekan beton makin tinggi dengan bertambahnya umur
beton.
Laju kenaikan kuat tekan mula mula cepat, lama lama makin
lambat, laju kenaikan menjadi relatif sangat kecil setelah
berumur 28 hari, maka standar kuat tekan beton adalah
pada umur 28 hari.
Laju kenaikan dipengaruhi oleh beberapa faktor :
 Jenis semen
 Fas
 Suhu sekeliling
b) Fas (faktor air semen)
Fas merupakan perbandingan berat antara air dan semen
portland di dalam campuran beton.
Hubungan antara fas dengan kuat tekan beton secara
umum menurut Duff Abrams sbg :

A
fc 
B1,5 x
fc
fc = kuat tekan beton
A,B = konstanta
X = fas

fas
c) Kepadatan
Kuat tekan beton berkurang jika kepadatan berkurang.
Beton yang kurang padat berarti di dalam beton berisi rongga
rongga sehingga kuat tekannya berkurang.

d) Jumlah pasta semen


Fungsi pasta semen untuk merekatkan butir butir agragat.
Pasta semen berfungsi maksimal jika seluruh pori antar butir
agragat terisi penuh dengan pasta semen.
Jika pasta semen terlalu banyak maka kuat tekan didominasi
oleh pasta, bukan agregat. Umumnya kuat tekan pasta
semen lebih rendah dari agregat.
e) Jenis semen
Masing masing jenis semen mempunyai sifat tertentu
sehingga akan mempengaruhi terhadap kuat tekan
beton. (lihat jenis semen)

f) Sifat agregat
Agregat terdiri dari agregat halus (pasir dan agregat kasar
(kerikil atau batu pecah)
Sifat agregat yang mempengaruhi kekuatan beton antaranya:
 Kekasaran permukaan
 Bentuk agragat
 Kuat tekan agregat
III.2. Berat jenis
Menurut berat jenisnya beton dapat dibagi menjadi :
 Beton ringan, Bj < 1,9
 Beton normal, Bj 2,2 – 2,5
 Beton berat, Bj > 3

III.3. Modulus elastisitas


Modulus elastisitas beton dipengaruhi oleh modulus elastisitas
agregat dan pastanya.
Modulus elastisitas dapat dihitung dengan rumus sbg :
Ec  (Wc)1,5 .0,043 fc Untuk Wc = 1,5 – 2,5
Ec  4700 fc Untuk beton normal
III.4. Susut pengerasan
Volume beton setelah keras sedikit lebih kecil dari volume
sewaktu masih segar, karena selama mengeras
mengalami penyusutan yang disebabkan oleh penguapan
air.
Yang susut adalah pastanya
Agregat tidak susut karena tidak berubah volume
Susutan beton sekitar 2.10-3
Susutan pasta sekitar 6.10-3
untuk mengurangi susut yang tidak terarah biasanya dibuat
celah celah pada jarak tertentu
III.5. Kerapatan air (kedap air)
Bagian bangunan yang diharapkan tidak kedap air antara lain :
 Plat atap
 Dinding basement
 Tandon air
 Kolam renang
Kedap air juga berfungsi supaya tulangan yang ada di dalam
beton tidak berkarat
Pembuatan beton kedap air dengan cara :
 Menambah butiran pasir halus
 Menambah jumlah semen ( 280 – 380 kg per m3 )
 Fas sekitar ( 0,4 – 0,5)
 Memakai jenis semen tertentu
III.6. Ketahanan terhadap aus dan kejut
Pada bangunan tertentu diharapkan mempunyai ketahanan
terhadap :
 Ausan
 Abrasi
 Erosi
Pada bangunan ini biasanya menggunakan beton khusus.
Bangunan tersebut antara lain :
 Perkerasan jalan raya
 Landasan pesawat terbang
 Permukaan bendung
 Dasar saluran
 Dasar terjunan, dll

Anda mungkin juga menyukai