Anda di halaman 1dari 25

TANAH

EKSPANSIF

UNDAYANI CITA SARI, MT.


Sub Bahasan

 Definisi
 Lokasi tanah lempung di Indonesia
 Perbedaan ekspansif dg soft soil
 Karakteristik
 Identifikasi
 Negative impacts
 Mekanisme pengembangan di jalan
 Treatment
Lokasi Tanah Lempung di Indonesia

Apakah semua tanah lunak adalah ekspansif?


Tdk karena tdk semua lempung memiliki
swelling factor seperti ekspansive clay
Definisi
 Tanah ekspansif  tanah/ batuan yg kandungan
lempungnya memiliki potensi swell-shrinkage akibat
perubahan kadar air.
 Swelling  pembesaran volume karena bertambahnya
kadar air, depend on : komposisi mineral, peningkatan
kadar air, indeks plastisitas, kadar lempung, tekanan
tanah penutup
 Shrinkage  pengecilan volume akibat berkurangnya
kadar air. Terjadi bila nilai kadar air lebih kecil dari nilai
batas susutnya.
 Zona aktif  ketebalan lapisan tanah ekspansif yang
dipengaruhi fluktuasi kadar air, yaitu kedalaman dari
surface soil yang memiliki potensi swell-shrinkage.
Penentuan Zona Aktif
 Zona aktif dapat
ditentukan dengan
memetakan nilai kadar air
(w) terhadap kedalaman
(D) dari contoh tanah yang
diambil selama musim
basah dan kering.
 Kedalaman pada saat
kadar air hampir konstan
adalah batasan zona aktif,
atau disebut juga tebal
perubahan kadar air
musiman.
Karakteristik
A. Mineral lempung
 Mineral lempung yang menyebabkan perubahan volume umumnya
mengandung montmorillonite atau vermiculite, sedangkan illite dan
kaolinite dapat bersifat ekspansif bila ukuran partikelnya sangat halus.
B. Kimia tanah
 Meningkatnya konsentrasi kation dan bertambahnya tinggi valensi kation
dapat menghambat pengembangan tanah. Sebagai contoh, kation Mg ++
akan memberikan pengembangan yang lebih kecil dibandingkan dengan
Na+.
C. Plastisitas
 Tanah dengan indeks plastisitas dan batas cair yang tinggi mempunyai
potensi untuk mengembang yang lebih besar.
D. Struktur tanah
 Tanah lempung yang berflokulasi cenderung bersifat lebih ekspansif
dibandingkan dengan yang terdispersi.
E. Berat isi kering
 Tanah yang mempunyai berat isi kering yang tinggi menunjukkan jarak
antar partikel yang kecil, hal ini berarti gaya tolak yang besar dan potensi
pengembangan yang tinggi.
Analisis Mineralogi

Analisa mineralogi sangat berguna untuk


mengidentifikasi potensi kembang susut tanah lempung.
Identifikasi dilakukan dengan cara :

 Difraksi sinar X (X-Ray Diffraction)


 Penyerapan terbilas (Dye Absorbsion)
 Penurunan panas (Differensial Thermal Analysis)
 Analisa kimia (Chemical Analysis)
 Elektron Microscope Resolution
 Swelling potential  activity

BATAS
KLASIFIKASI MENURUT KETERANGAN
ATTERBERG
Grafik Casagrande Lempung inorganik plastisitas tinggi
Snehen, et al. (1977), CHEN Lempung dengan tingkat swelling potensial sangat
(1988) tinggi
L L = 60-85 Atlmeyer (1955), dan Seed Mempunyai sifat EKSPANSIF sangat tinggi
P L = 22-34 (1963)
P I = 35-58 Golongan CH  nilai Plastisitas dan Aktifitas
(ASTM)
tanah sangat tinggi
Golongan A-7  nilai Plastisitas dan Aktifitas
(AASTHO)
tanah sangat tinggi
Identifikasi Tanah Ekspansif

Untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi tanah ekspansif, test


klasifikasi yang paling banyak digunakan secara praktis adalah :
- Grain Size Distribution
- Clay content
- Plasticity
Identifikasi tanah ekspansif dapat dilakukan secara tidak langsung
maupun langsung dan umumnya dihubungkan dengan tingkat
pengembangan tanah
 Identifikasi tidak langsung
* Identifikasi tidak langsung adalah cara untuk mengetahui
potensi kembang susut tanah, yang didasarkan pada potensi
pengembangan dan hasil pengujiannya bersifat kualitatif
* Uji Laboratorium yang dipakai sebagai dasar adalah Batas-
batas Atterberg, susut linier dan fraksi lempung
1. Atterberg limit dan clay content dapat dikom- binasikan
menjadi satu parameter yang disebut Actifitas (Ac).
2. Metoda Mineralogi
- Faktor utama dalam penentuan sifat tanah ekspansif adalah
kandungan mineral lempungnya
- Beberapa metoda identifikasi mineral lempung adalah melalui:
* Uji Defraksi Sinar X (paling populer)
* Chemical analysis, infrared spectroscopy dan dye adsorption
- Dengan mengetahui kandungan dan jenis mineral lempung maka
potensi pengembangan tanah secara kualitatif dapat dikenali

3. Cation Exchange Capacity (CEC)


- CEC diekspresikan dalam milliequifalent per 100 gram
(meq/100 g) dari dry clay
- CEC dihubungkan dengan clay mineralogi:
* High CEC value  High surface activity
* CEC meningkat swell potential meningkat
Identifikasi langsung

1. Free Swell (Uji kembang bebas)


- Contoh tanah lolos saringan No 40 yang sudah
ditempatkan dalam cetakan tertentu dijenuhkan
kemudian volume pengembangan diukur secara
periodik
- Besarnya kembang bebas dinyatakan sebagai ratio
antara perubahan volume terhadap volume awal
yang dinyatakan dalam persen
Identifikasi langsung

2. Potential Volume Change (PVC) -Uji index swelling


-PVC meter adalah alat standard untuk mengukur swelling
pressure dari compacted sample
-PVC meter dapat digunakan di lapangan maupun di
laboratorium
-Test dilakukan dengan cara, contoh tanah terganggu
dipadatkan dengan alat Modified Proctor dengan kadar air
alami lapangan dalam suatu cetakan, kemudian
ditempatkan pada alat PVC meter yang sebelumnya contoh
tanah telah dijenuhkan terlebih dahulu.
Identifikasi langsung

3. Expansion Index Test


-Test terdiri dari tanah lolos saringan No.4 dan
ditambahkan air sampai dengan kadar air mendekati
optimum
-Tanah diperam 6 sampai 30 jam dan dipadatkan dalam
cetakan diameter 4 inchi dengan metoda Modified Proctor.
Kadar air disesuaikan agar mendekati 50% derajat
kejenuhan dan dibebani sebesar 6.9 kPa, kemudian
dijenuhkan. Perubahan volume diamati selama 24 jam
-Expansion Index (EI) dihitung dengan:
EI = 100 ∆h x F
Dengan: ∆h = prosentase pengembangan
F = Fraksi lolos saringan No.4
Identifikasi langsung

4. California Bearing Ratio (CBR)


-Uji CBR yang dimodifikasi dapat digunakan untuk
memperkirakan pengaruh pengembangan
-Persiapan benda uji dilakukan dengan cara contoh
tanah dipadatkan pada berbagai kadar air didalam
mould diameter 6 inchi, kemudian direndam selama 4
hari dalam keadaan dibebani, selanjutnya dilakukan
pengukuran pengembangan vertikal tanah (sebelum uji
penetrasi dilakukan)
Negative Impacts

 Retakan badan jalan


 Pengangkatan tanah  jalan bergelombang,
kerusakan struktur
 Penurunan akibat shrinkage
 Longsoran  karena adanya mat yg masuk ke dalam
celah soil menyebabkan tanah jenuh air dan kadar
air meningkat
Mekanisme Kembang Susut di Perkerasan

-Tanah timbunan yang berupa tanah ekspansif dapat


menimbulkan tekanan lateral yang besar akibat siklus
kembang susut selama pergantian musim
- Tekanan pengembangan vertikal yang terjadi dibawah
suatu perkerasan jalan akan mendorong perkerasan jalan
keatas.
- Apabila berat sendiri tidak mampu mengimbangi
tekanan vertikal, maka permukaan jalan akan
bergelombang disertai retakan.
- Sebaliknya pada musim kemarau, air yang terkandung
dalam tanah akan menguap dan terjadi penyusutan yang
menimbulkan retak refleksi pada struktur jalan
Penanganan
Ada tiga pendekatan untuk mengatasi kerusakan jalan
akibat tanah expansif, yaitu dengan:
1) Penggantian tanah expansif dengan material non
expansif.
2) Tanah expansif distabilisasi
3) Dengan menjaga kadar air tanah terhadap perubahan
kadar air sehinga perubahan kadar air dapat diperkecil
Dua pendekatan pertama memerlukan pembongkaran
perkerasan jalan yang ada.
Cara ini dianggap tidak praktis karena lalu lintas tidak bisa
dialihkan dan investasi yang sudah ditanam pada jalan
tersebut akan hilang.
Direkomendasikan untuk berupaya pengendalian kadar air
dipilih untuk mengatasi tanah expansif tsb.
Treatment for Expansive Soils

 Perencanaan konstruksi jalan baru


 Perbaikan konstruksi jalan lama

• Main point  mengupayakan agar tanah lempung tidak


menimbulkan kerusakan pada struktur perkerasan jalan.
Penanganan Tanah Expansif

1. Penggantian material
Pada prinsipnya  pengurangan seluruh atau sebagian tanah
ekspansif sampai pada kedalaman tertentu, sehingga fluktuasi
kadar air akan terjadi sekitar ketebalan tanah pengganti.
Material tanah pengganti  terdiri dari tanah yang non ekspansif.
Meskipun  apabila lapisan tanah yang berpotensi ekspansif
sangat tebal  penggantian tanah seluruhnya  tidak ekonomis.
 Penentuan kedalaman tanah yang akan diganti perlu
dipertimbangkan terhadap besarnya kekuatan mengembang yang
berlebihan.
 Berat sendiri timbunan material pengganti harus cukup mampu
menahan gaya angkat tanah ekspansif yang berada di bawah
material pengganti, sehingga pengembangan atau penyusutan
tidak lagi berpengaruh terhadap material di atasnya.
 Secara teoritis besarnya pengangkatan tanah dapat dihitung dari
hasil uji laboratorium, tetapi pengangkatan tanah di lapangan
umumnya kurang lebih sepertiga dari estimasi hasil uji
laboratorium. Kedalaman tanah ekspansif yang akan diganti
minimal setebal 1,0 meter.
Penanganan Tanah Expansif

2. Manjamen Air
 Drainase bawah permukaan berfungsi untuk mencegah
aliran air bebas dan menurunkan muka air tanah.
 Aliran air yang menuju ke arah bawah badan jalan
akan terhalangi oleh drainase tersebut, sehingga aliran
air akan terputus dan mengalir melalui saluran
drainase ke daerah pembuangan air.
 Dengan tidak masuknya air ke bawah badan jalan,
maka pengaruh muka air tanah terhadap lapisan
perkerasan akan berkurang, sehingga perubahan kadar
air yang besar akan relatif terjaga.  efek air thdp
gama sat, unsat, sub.
Penanganan Tanah Expansif

3. Stabilisasi kapur
 Umumnya 2 – 10%
 Prelimenary testing
 Kedalaman pencampuran 30 – 45 cm
 Manajemen air karena dapat mengeluarkan kapur dr
campuran

4. Membran
 Membran berfungsi untuk mereduksi laju perubahan
kadar air di bawah perkerasan jalan, sehingga harus
bersifat kedap air serta kuat menahan perubahan
kondisi tanah.
 Dapat berupa membran geosintetik, pelat beton, aspal
Penanganan Tanah Expansif

3. Stabilisasi semen
 Umumnya 4 – 6%  utk mengurangi perubahan
volume
 Generally tdk seefektif dg kapur utk tanah lempung
berplastisitas tinggi
4. Membran horisontal
 Harus diperpanjang cukup jauh dr perkerasan jalan/
fondasi utk mencegah pergerakan air horizontally ke
dalam fondasi
 Dari bahan yg tdk mudah tergradasi
 Dibutuhkan kemiringan yg cukup utk mengalirkan
drainase permukaan lgsg dr ujung2 membran
Penanganan Tanah Expansif

 Penanganan drainase  mencegah air permukaan


menuju ke lereng
 Stabilitas dg penanaman pohon  menahan erosi
permukaan  syarat sejauh 15 meter dari pohon
beraspal
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai