EKSPANSIF
Definisi
Lokasi tanah lempung di Indonesia
Perbedaan ekspansif dg soft soil
Karakteristik
Identifikasi
Negative impacts
Mekanisme pengembangan di jalan
Treatment
Lokasi Tanah Lempung di Indonesia
BATAS
KLASIFIKASI MENURUT KETERANGAN
ATTERBERG
Grafik Casagrande Lempung inorganik plastisitas tinggi
Snehen, et al. (1977), CHEN Lempung dengan tingkat swelling potensial sangat
(1988) tinggi
L L = 60-85 Atlmeyer (1955), dan Seed Mempunyai sifat EKSPANSIF sangat tinggi
P L = 22-34 (1963)
P I = 35-58 Golongan CH nilai Plastisitas dan Aktifitas
(ASTM)
tanah sangat tinggi
Golongan A-7 nilai Plastisitas dan Aktifitas
(AASTHO)
tanah sangat tinggi
Identifikasi Tanah Ekspansif
1. Penggantian material
Pada prinsipnya pengurangan seluruh atau sebagian tanah
ekspansif sampai pada kedalaman tertentu, sehingga fluktuasi
kadar air akan terjadi sekitar ketebalan tanah pengganti.
Material tanah pengganti terdiri dari tanah yang non ekspansif.
Meskipun apabila lapisan tanah yang berpotensi ekspansif
sangat tebal penggantian tanah seluruhnya tidak ekonomis.
Penentuan kedalaman tanah yang akan diganti perlu
dipertimbangkan terhadap besarnya kekuatan mengembang yang
berlebihan.
Berat sendiri timbunan material pengganti harus cukup mampu
menahan gaya angkat tanah ekspansif yang berada di bawah
material pengganti, sehingga pengembangan atau penyusutan
tidak lagi berpengaruh terhadap material di atasnya.
Secara teoritis besarnya pengangkatan tanah dapat dihitung dari
hasil uji laboratorium, tetapi pengangkatan tanah di lapangan
umumnya kurang lebih sepertiga dari estimasi hasil uji
laboratorium. Kedalaman tanah ekspansif yang akan diganti
minimal setebal 1,0 meter.
Penanganan Tanah Expansif
2. Manjamen Air
Drainase bawah permukaan berfungsi untuk mencegah
aliran air bebas dan menurunkan muka air tanah.
Aliran air yang menuju ke arah bawah badan jalan
akan terhalangi oleh drainase tersebut, sehingga aliran
air akan terputus dan mengalir melalui saluran
drainase ke daerah pembuangan air.
Dengan tidak masuknya air ke bawah badan jalan,
maka pengaruh muka air tanah terhadap lapisan
perkerasan akan berkurang, sehingga perubahan kadar
air yang besar akan relatif terjaga. efek air thdp
gama sat, unsat, sub.
Penanganan Tanah Expansif
3. Stabilisasi kapur
Umumnya 2 – 10%
Prelimenary testing
Kedalaman pencampuran 30 – 45 cm
Manajemen air karena dapat mengeluarkan kapur dr
campuran
4. Membran
Membran berfungsi untuk mereduksi laju perubahan
kadar air di bawah perkerasan jalan, sehingga harus
bersifat kedap air serta kuat menahan perubahan
kondisi tanah.
Dapat berupa membran geosintetik, pelat beton, aspal
Penanganan Tanah Expansif
3. Stabilisasi semen
Umumnya 4 – 6% utk mengurangi perubahan
volume
Generally tdk seefektif dg kapur utk tanah lempung
berplastisitas tinggi
4. Membran horisontal
Harus diperpanjang cukup jauh dr perkerasan jalan/
fondasi utk mencegah pergerakan air horizontally ke
dalam fondasi
Dari bahan yg tdk mudah tergradasi
Dibutuhkan kemiringan yg cukup utk mengalirkan
drainase permukaan lgsg dr ujung2 membran
Penanganan Tanah Expansif