HAND OUT
MEKANIKA TANAH
EDISI 2013
MATERI
01
Gambar 1. Prediksi deformasi dan gaya yang bekerja pada dinding turap, serta
arah pergerakan tanah menggunakan metode elemen hingga
dengan software PLAXIS.
MATERI
02
Tanah Lunak
Tanah
Keras
Dicurigai
patahan
terjadi
Tanah
Lunak
Tanah
Keras
Longsor
Bangunan Gedung atau pabrik yang luas dengan beban kolom ringan sampai
sedang, penempatan titik bor dan sondir cukup pada ke-empat sudut ditambah
satu titik ditengah. Sedangkan untuk beban kolom berat dan daerah pantai perlu
ditambah titik sondir dan boring.
Bangunan berat di tepi laut, seperti dry dock yang sudah ditentukan letaknya,
letakkan titik bor dan sondir berjarak 15 meter, dan tempatkan titik-titik bor pada
daerah kritis dan rawan erosi.
Rencana tembok penahan tanah yang panjang, tempatkan titik bor dan sondir
masing-masing berjarak 60 m sepanjang alinyemen dinding, dan tambahkan 2
(dua) titik bor atau 2 (dua) titik sondir diluar rencana dinding pada daerah yang
dianggap kritis dan rawan longsor.
Stabilitas lereng galian dalam (deep cut) atau lereng urugan yang tinggi (high
embankment), minimal diperlukan 3 (tiga) titik bor pada titik kritis, sehingga dapat
diperoleh potongan geologis yang baik untuk dianalisis, perlu diperlukan beberapa
potongan geologis yang disesuaikan dengan kondisi geologi setempat.
Perencanaan Bendung atau bendungan, tempatkan titik-titik bor berjarak 60 m
sepanjang daerah rencana pondasi, kemudian tambahkan titik-titik bor pada
tempat yang kritis, seperti pada rencana spillway, pintu air, terowongan dan
sebagainya, sehingga jarak titik bor menjadi 30 m.
Rencana dermaga pelabuhan, jetty dan trestle, paling sedikit diperlukan 3 titik
bor pada rencana jetty, satu titik bor pada rencana mooring dolphin, dan 2 titik bor
yang berjarak 50 sampai 200 m pada rencana trestle.
Meskipun sudah ada acuan tersebut diatas dan sumber-sumber yang lain,
penentuan akhir letak dan jumlah titik boring dan sondir tergantung dari tenaga ahli
geoteknik yang bersangkutan dan tergantung dari pengalaman yang pernah
dilakukan. Namun demikian, pada tahap perencanaan bangunan, kadang kala
konsultan perencana masih membatasi biaya penyelidikan tanah dalam
prosentase yang kecil dibandingkan nilai proyek fisik bangunan. Prosentase biaya
penyelidikan tanah yang kecil terhadap biaya fisik bangunan (kurang dari 1%)
merupakan konsep yang kurang benar, penyelidikan tanah haruslah berorientasi
nilai kegunaan hasil laporan penyelidikan sesuai dengan kondisi lapangan dan
peruntukan bangunan yang akan direncanakan. Penyelidikan tanah yang kurang
memadahi menyebabkan data akan kurang mewakili kondisi yang sebenarnya dan
memiliki resiko kegagalan yang tinggi. Sedangkan penyelidikan tanah yang
berlebih akan menyebabkan pemborosan biaya dan waktu.
SAMPLE
INTERPRETASI ENGINEER 2
( dengan penambahan data pelengkap )
INTERPRETASI
ENGINEER 1
0
Z
1
1 b
1 b
Untuk meyakinkan, dibuat 1 lubang bor atau lebih yang cukup dalam dan yang
lain menyesuaikan keperluan.
Jika dijumpai lapisan batuan yang keras dan kompak, perlu diyakini ketebalannya
miminum 3 meter atau disarankan 5 meter.
Untuk kemungkinan pondasi tiang, diyakinkan bahwa beban bangunan bisa
dipindahkan ke tanah pendukung yang baik.
2/3 L
L
1 b
Perbandingan Hasil
Boring dan Sondir
MATERI
03
A. TENTANG SONDIR
Sondir adalah salah satu alat pengujian tanah di lapangan. Sondir disebut juga
static cone penetration test (CPT) yang berasal dari Belanda, Prancis, Swedia,
Norwegia. Tetapi yang paling banyak digunakan dan telah distandarkan
internasional adalah yang berasal dari Belanda.
Beban statik menekan batang baja dengan ujung standar (konis/kerucut).
Konis tunggal (single cone), ganda (biconis) yang merupakan friction cone.
Luas ujung cone (Ac) =10 cm2, luas selimut yang diukur (As) = 100-150 cm2.
Perlawanan tanah terhadap conis :
Perlawanan Ujung Cone Resistance (qc) kg/cm2
Perlawanan Selimut Side / local friction (fs)
Pembacaan perlawanan setiap kedalaman 20 cm
Hasil penyelidikan adalah grafik :
Kedalaman Vs qc (cone resistance)
Kedalaman Vs fs (friction resistance)
Kedalaman Vs jumlah fs
Kedalaman Vs Rf (friction ratio)
Cara ukur :
Pembacaan pertama adalah nilai qc dalam kg/cm2
Kemudian pembacaan kedua adalah nilai (qc + fs) dalam kg/cm2
Cara Hitung :
fs = [(qc + fs) qc ] x (Ac / As) dalam kg/cm2
Rf = fs/qc x 100 dalam prosentase.
ft = komulatif dari (fs x 20) untuk tiap pembacaan data, dalam kg/cm.
.
20 cm
f t 1 = 20 . f s 1
20 cm
f t 2 = f t 1 +2 0 . f s 2
Ada
lapisan
lensa
keras
Ada lapisan lensa lunak
qc
24 m
ft
Lapisan keras
dalam suatu lokasi dilakukan satu kali pemboran. Posisi titik CPT untuk suatu area
proyek adalah minimal satu titik CPT di dekat titik bor sebagai verifikasi data,
sedangkan yang lainnya terletak di antara titik bor untuk keperluan interpolasi.
Dalam grafik klasifikasi tipe perilaku tanah berdasarkan CPT (Robertson et al.,
1986) dan (Begemann, 1965), tanah akan memiliki tipe perilaku tanah dalam
kisaran yang sama jika memiliki nilai qc dan Rf yang sama seperti yang tampak
pada Gambar 2 dan 3. Jika tipe perilaku tanah dalam kisaran (range) yang sama
disajikan dalam model lapisan tanah untuk setiap titik CPT yang ada, maka batasbatas perubahan lapisan tanah untuk setiap titik CPT akan terbentuk dan
selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai informasi penunjang untuk pembuatan
model profil tanah.
Perlu dipahami bahwa tipe perilaku tanah hasil ploting data titik CPT ke dalam
grafik klasifikasi seperti pada Gambar 2 dan 3 dapat berbeda secara signifikan
dengan jenis tanah pada suatu lapisan hasil titik bor terdekatnya, sehingga grafik
perlu disesuaikan dengan pengalaman lokal yang ada untuk suatu lokasi
penyelidikan tanah.
Tingkat keandalan profil tanah hasil interpretasi semata-mata bergantung dengan
perbedaan tanah yang sebenarnya dan tanah yang diidealisasikan pada batasbatas tertentu. Jika perbedaan yang berarti terlepas dari perhatian maka desain
menjadi tidak memuaskan walaupun penyelidikan tanahnya dilakukan secara
cermat (Terzaghi dan Peck, 1967). Hal ini mengingat perencana akan bekerja
dengan profil tanah hasil penyederhanaan yang harus dipandang tidak lebih
sebagai ungkapan hipotesa kerja yang senantiasa direvisi atas dasar hasil
observasi di lapangan saat tahap pelaksanaan proyek.
Klasifikasi Tanah
MATERI
04
Berikut ini akan disajikan klasifikasi tanah hasil pengujian laboratorium dengan
menggunakan sistem Unified (USCS). Perlu dipahami bahwa sistem ini hanya
mengklasifikasikan tanah berdasar atas data distribusi ukuran butiran dan
pengujian Atterberg Limit sehingga masalah kemampumampatan tanah, perilaku
tanah akibat pembebanan dan kapasitas dukung tanah tidak dapat begitu saja
diprediksi dari klasifikasi tanah.
Sistem ini membedakan tanah menjadi dua klasifikasi awal yakni tanah berbutir
kasar dan berbutir halus dengan berdasarkan banyaknya butiran yang tertahan
saringan no. 200 atau 0.075 mm seperti pada Gambar 2. Jika tanah terdiri dari
campuran tanah berbutir kasar dan berbutir halus maka ukuran butiran yang
dominan tentunya akan mengontrol beberapa aspek perilaku tanahnya. Misalnya,
tanah pasir kelempungan, (yang artinya tanah pasir yang mengandung lempung)
akan memiliki perilaku yang berbeda dengan tanah lempung kepasiran.
A.1. TANAH BERBUTIR KASAR
Sifat tanah berbutir kasar tergantung terutama pada ukuran butirannya, sehingga
digunakan koefisien bilangan untuk menggambarkan bentuk kurva lengkung
distribusi butirannya. Selain ukuran butiran tanah, bentuk dan susunan butiran juga
berpengaruh pada sifat tanah berbutir kasar.
Ukuran efektif
:
:
Tanah dengan gradasi baik adalah campuran antara tanah berbutir kasar dan
halus yang memiliki porsi berimbang sehingga juga disebut dengan gradasi rapat.
Tanah berbutir kasar yang bercampur secara homogen dengan butiran-butiran
yang lebih halus merupakan bahan yang baik untuk stabilitas bendungan. Semakin
kecil ukuran butiran tanah, maka koefisien permeabilitas (k) semakin kecil.
Adapun kriteria tanah bergradasi baik adalah :
Untuk krikil, tanah bergradasi baik jika CU > 4 dan 1 CC 3
Untuk pasir, tanah bergradasi baik jika CU > 6 dan 1 CC 3
Secara umum, tanah memiliki gradasi sangat baik jika CU > 15.
semakin banyak. Jika IP rendah seperti pada tanah lanau, sedikit pengurangan
kadar air (w) akan berakibat tanah menjadi kering. Sebaliknya jika kadar air
bertambah sedikit saja, tanah menjadi cair. Indeks plastisitas biasanya digunakan
sebagai salah satu syarat bahan timbunan, misalnya pembatasan IP maksimum
6% pada bahan timbunan berbutir bersih. Jenis tanah berplastisitas tinggi seperti
CH (lempung berplastisitas tinggi) sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm
lapisan langsung di bawah bagian dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah
dasar bahu jalan.
MATERI
05
Vv
Va
UDARA
Vw
AIR
Wa=0
Ww
Vv
Ww
Vw
Vs
Ws
Vs
V
Vs
BUTIRAN
Ws
= W w + Ws
= V a + Vw + V s
= V a + Vw
dengan,
W = berat tanah total (ton)
W w = berat air (ton)
Ws = berat butiran padat (ton)
V
Va
Vw
Vs
Vv
=
=
=
=
=
Hubungan volume yang biasa digunakan dalam mekanika tanah adalah angka
pori (void ratio), porositas (porosity) dan derajat kejenuhan (degree of saturation).
Vv
Vs
Porositas (n) =
Vv
Derajat
Vw
X 100 (%)
kejenuhan (S) =
Vv
Sedangkan hubungan berat yang biasa digunakan adalah kadar air (moisture
content), dan berat volume (unit weight).
Kadar air (w ) =
Ww
Ws
X 100 (%)
(ton/m3)
V
Ws
(ton/m3)
Jika berat volume butiran padat (s) = W s / Vs (ton/m3), maka perbandingan antara
berat volume butiran padat (s) dengan berat volume air (w) pada temperatur 4c
adalah berat jenis (spesific gravity) :
Gs =
s
w
Lokasi
Diskripsi Boring
Lempung plastis
campur sedikit
krikil kandungan
air sedang.
Lempung plastis
kandugan air
tinggi.
Jl. Erlangga
Lanau
kelempungan
lunak
di atas m.a.t
Lanau
kelempungan
lunak
di bawah m.a.t
Lanau kepasiran
medium
di bawah m.a.t
Bukit Sari
Lempung padat
campur butir
kasar / pasir
Lempung padat
campur butir
kasar / pasir dan
batuan
Tembalang
Lempung
kelanauan
campur tanah
butir kasar
medium padat
Lempung
kelanauan
campur tanah
butir kasar padat
Kokrosono
Lempung
kelanauan lunak
di bawah m.a.t
Polder Tawang Lempung pasiran
lunak di bawah
m.a.t
Lempung
kelanauan lunak
di bawah m.a.t
Jl. Arteri
- Lempung lunak di
Kokrosono
bawah m.a.t
Lempung sangat
lunak di bawah
m.a.t
w
(%)
Gs
d
(t/m3)
b
(t/m3)
n
(%)
44.86
2.243
1.118
1.62
50.17
1.007
64.41
2.276
0.923
1.517
59.45
1.466
33.27
2.63
1.25
1.67
52.32
1.09
42.65
2.61
1.16
1.65
55.55
1.249
34.85
2.622
1.23
1.66
52.92
1.124
26.2
2.605
1.315
1.659
34.44
0.525
30.95
2.76
1.489
1.950
46.09
7
0.855
25.74
2.5
1.52
1.91
39.16
0.64
20.27
2.52
1.00
1.66
33.85
0.51
85.22
2.52
0.8
1.48
68.24
2.14
44.82
2.45
1.16
1.69
52.43
1.10
90.02
2.511
0.77
1.46
69.33
2.26
74.25
2.57
1.19
2.09
53.38
1.14
45.35
2.55
1.13
1.65
55.49
1.24
Jl. Pahlawan
Pemadatan Tanah
MATERI
06
Pemadatan tanah merupakan proses berkurangnya volume rongga pori (Vv) tanpa
diikuti oleh perubahan volume air (Vw) akibat pembebanan dinamis. Pengurangan
volume rongga pori (Vv) akibat mekanisme pergerakan dari partikel padatnya
sehingga tersusun rapat satu sama lain dan saling mengunci akan mengurangi
volume tanah total (V). Sehingga dari persamaan berat volume kering (d) :
Berat volume kering (d) =
Ws
V
(ton/m3)
jika volume tanah total (V) berkurang, maka berat volume kering (d) akan
bertambah mengingat berat butiran padat (W s) adalah tetap. Tujuan dari
pemadatan ini antara lain untuk mengurangi sifat mudah mampat, meningkatkan
kuat geser tanah, mengurangi permeabilitas dan mengurangi perubahan volume
tanah.
Vv
Va
UDARA
Vw
AIR
Wa=0
Ww
Vv
Ww
Vw
Vs
Ws
Vs
V
Vs
BUTIRAN
Ws
dengan,
W = berat tanah total (ton)
W w = berat air (ton)
Ws = berat butiran padat (ton)
V
Va
Vw
Vs
Vv
=
=
=
=
=
dmaks
(ton/m3)
wopt
w (%)
Tingkat kepadatan tanah setelah proses pemadatan dapat dilihat dari berat volume
keringnya yang nilainya bergantung pada jenis tanah, kadar air dan usaha
pemadatan. Pada nilai kadar air rendah, untuk kebanyakan tanah, tanah
cenderung bersifat kaku dan sulit dipadatkan. Setelah kadar air bertambah, tanah
menjadi lebih mudah dipadatkan. Pada kadar air yang tinggi, berat volume kering
akan berkurang karena rongga pori tanah menjadi penuh terisi air yang tidak
mampu dikeluarkan dengan cara pemadatan.
Logikanya, bila seluruh udara di dalam tanah dapat dipaksa keluar pada waktu
pemadatan, tanah akan berada dalam kedudukan jenuh dan nilai berat volume
kering akan menjadi maksimum. Namun kenyataannya kondisi zero air void (zav)
ini sulit tercapai. Persamaan garis zav adalah :
Gs (1-A) w
1 + w.Gs
(ton/m3)
dengan,
Gs = berat jenis (spesific gravity)
A = kadar udara (%)
Untuk memudahkan sistem pembelajaran pengujian proctor, saat ini telah tersedia
software simulasi ProctorW versi 1.01 yang dikembangkan pada tahun 1998 oleh
M.B. Jaksa dari Universitas Adelaide, Australia seperti pada Gambar 2.
2
15.5
1.851
3
18
1.934
4
21.3
1.920
5
24.3
1.860
w (%)
b (ton/m3)
d (ton/m3)
d = b/(1+w)
Gambarkan kurva hubungan w (%) dengan d (ton/m3) :
d (ton/m3)
w (%)
Kadar air optimum (wopt) = ________ %.
Berat volume kering maksimumnya (dmaks).= ________ ton/m3.
Tegangan Efektif
MATERI
07
Muka air
Piston
Piston
Katup
Tanah
Jenuh
S=100%
Pembaca
tekanan
(b)
(a)
Pegas
(c)
P
P
Katup
(f)
(e)
(d)
Gambar
Kondisi
katup
Beban P
b
c
d
e
f
tertutup
tertutup
terbuka
terbuka
terbuka
0
10 kg
10 kg
10 kg
10 kg
Beban yang
diterima oleh
pegas
0
0
4 kg
8 kg
10 kg
Beban yang
diterima oleh air
0
10 kg
6 kg
2 kg
0
1m
b = 1.716 ton/m3
1m
Kondisi jenuh
S=100%
Tegangan Total (
v)
adalah tekanan overburden yang bekerja searah gravitasi untuk suatu kedalaman
z akibat berat sendiri tanah termasuk air yang terkandung di dalam masa tanah
ditambah dengan beban yang bekerja dipermukaan tanah asli (misalnya air,
timbunan yang tak terbatas maupun timbunan yang terbatas sehingga
menggunakan teori stress distribution). Tegangan total (v) di titik A dapat dihitung
dengan :
v
=
b x 1 + sat x 1
=
1.716 x 1 + 1.6538 x 1
=
3.3698 ton/m2
Tekanan Air Pori (u)
adalah tekanan air pori (pore pressure) pada kedalaman z yang mengisi rongga
antar butiran padat yang bekerja ke segala arah dengan kondisi hidrostatis.
Tekanan air pori (u) di titik A dapat dihitung dengan :
u
=
w x 1 = 1 x 1
=
1 ton/m2
Tegangan Efektif (
v)
Tegangan efektif (v) di titik A dapat dihitung dengan :
v
=
v u
=
3.3698 1
=
2.3698 ton/m2
C. LEBIH DALAM TENTANG TEGANGAN EFEKTIF
Di dalam bidang engineering jika kita berurusan dengan kompresi, distorsi dan
kekuatan bahan yang berhubungan dengan tanah, kita harus selalu
mempertimbangkan tegangan efektif serta perubahan tegangan efektif. Kekuatan
geser tanah tergantung terutama pada tekanan antar butiran, yakni pada tegangan
efektif. Demikian juga volume tanah tergantung pada tegangan pada kerangka
butiran tanah sendiri. Ada tiga hal yang perlu dipahami tentang tegangan efektif :
1) Perilaku 2 jenis tanah dengan struktur dan mineral penyusun yang sama
akan sama jika keduanya memiliki tegangan efektif yang sama.
2) Jika suatu tanah bebannya ditambah atau dikurangi tanpa ada perubahan
volume dan tanpa adanya distorsi, maka tidak akan ada perubahan
tegangan efektif.
3) Volume tanah akan mengembang (dan melemah) atau terkompresi (dan
menguat) jika hanya besarnya tekanan air pori naik atau turun.
D. LIQUIFAKSI
Dari gambar di bawah ini, untuk kedalaman D, tegangan efektif (v) yang terjadi
adalah :
v
u
v
=
=
=
=
sat.D
w.(D+h)
v - u
(sat-w).D - w.h
h adalah ketinggian dari muka air dalam tandon air. Nilai tegangan efektif akan
menjadi nol jika h = D(sat-w)/w, dan pada saat itu tanah tidak dapat memikul
beban. Perilaku tanahnya seperti cairan padat dengan berat volume adalah sat.
Orang yang berdiri di atas permukaan tanah akan terbenam dalam pasir yang
terliquifaksi dan terapung dalam cairan padat.
CONTOH SOAL :
Tentukan tegangan efektif (v) pada titik A untuk 3 kondisi muka air tanah (m.a.t)
jika diketahui : jenis tanah lempung kepasiran dengan sat = 2 ton/m3, b = 1.8
ton/m3. Berat volume air (w) diambil 1 ton/m3. Diasumsikan tanah homogen dan
tidak terjadi aliran air (hidrostatis).
2m
2m
2m
2m
4m
4m
4m
KONDISI 1
KONDISI 2
KONDISI 3
MATERI
08
A. ILUSTRASI TENTANG KUAT GESER TANAH
Dalam Gambar 1. jika beban aksial kolom berlebihan, kegagalan biasanya terjadi
dalam bentuk kegagalan geser. Jadi sebenarnya kekuatan struktur tanah yang
utama merupakan fungsi kekuatan gesernya. Kuat geser tanah dalam arah yang
mana saja merupakan tegangan geser maksimum yang dapat di kerahkan ke
struktur tanah dalam arah tersebut. Pada saat nilai tegangan geser mencapai
maksimum, tanah dianggap telah mengalami kegagalan, kekuatan geser tanah
telah termobilisasi seluruhnya.
Beban
kolom
Kegagalan kapasitas
dukung tanah
Tahanan
geser
Tegangan
Normal
Kekuatan geser tanah ini tentunya hanya berasal dari struktur tanah saja, karena
air pori (u) tidak memiliki kekuatan geser. Tanah mendapatkan kekuatan gesernya
berasal dari friksi antar butiran (internal friction) dan kohesi tanah (cohesion)
seperti pada persamaan Coulomb :
= c + tan
dengan,
Tanah non-kohesif
= tan
= c + tan
Tanah kohesif
=c
=
=
=
(1 - 3) sin 2
(1 + 3) + (1 - 3) cos 2
45 + /2
Hubungan antara tegangan utama efektif pada keadaan runtuh dan parameter
kuat geser (c, ) merupakan kriteria keruntuhan Mohr-Coulomb yang dapat dalam
pers :
1 = 3 tan2 (45 + /2) + 2.c.tan (45 + /2)
Selubung
kegagalan
3
f
f
2
3
= 37.23
C = 0 kg/cm2
Pengujian
1
2
3
Tegangan
Normal
(Kg/cm2)
0.25
0.50
1.00
Tegangan Geser
saat runtuh
(Kg/cm2)
0.17
0.41
0.75
Gambar 5. Hasil uji geser langsung untuk mendapatkan parameter geser c dan .
MATERI
09
z
A
z
h
h
Garis
selubung
Gambar 2. Besarnya v dan h jika diplot dalam grafik kriteria kegagalan Mohr dan
Couloumb.
menyentuh
selubung
kegagalan.
h
hkritis
h
Penyederhanaan
Bidang
45+/
Gambar 4. Jika besarnya v tetap dan h terus turun, maka lingkaran akan
menyentuh selubung kegagalan Mohr dan Couloumb.
z
h
menyentuh
selubung
kegagalan.
hkritis
Penyederhanaan
Bidang
45-/2
keruntuhan
Pasir
= 1,716 ton/m3
1m
1m
= x 1 + sat x 1
= 1,716 x 1 + 1,6538 x 1
= 3,3698 ton/m2
= w x 1 = 1 x 1
= 1 ton/m2
= v u
= 3,3698 1
= 2,3698 ton/m2
ko
h
= 1 sin
= ko.v
Kondisi tidak
jenuh
Pasir
sat = 1,6538 ton/m3 Kondisi
jenuh
= 19
CONTOH SOAL 2 :
Pada sebuah proyek penyediaan air bersih, terjadi kegagalan struktur bak
tandon air. Kegagalan berupa retaknya dinding bak yang menyebabkan air tidak
dapat tertampung. Anda sebagai staf sebuah konsultan perencana ditugaskan
untuk menghitung tekanan tanah lateral (h) yang terjadi di sepanjang dinding.
Data tanah dan permodelan diasumsikan sebagai berikut :
0.00 m
Lapisan 1 : Tanah urugan
b1 = 1.7 ton/m3
1 = 18
Bak
-2.00
-3.00
Terjadi keretakan
-4.00
Gambar 7.
1 = 18
2 = 20
ka1 = tg2(45-/2) =
ka2 = tg2(45-/2) =
0.00
h = 0
- 2.00
h = (b1.2).ka1
h = (b1.2).ka2
- 3.00
h = (b1.2 + b2.1).ka2
- 4.00
w = 1 ton/m3
Untuk menggambarkan diagram tekanan tanah lateral, plot hasil perhitungan pada
dinding bak tandon air.
Jalan
Tanah urugan
Selokan
Tanah asli
Tekanan air
Jika kondisi tanah jenuh air atau adanya beban tekanan air (misalnya air di dalam
kolam) yang bekerja pada dinding penahan tanah, maka selain tekanan tanah
lateral, beban lateral tambahan akibat tekanan air sedalam z (meter) dari muka air
tanah (m.a.t) diperhitungkan dengan persamaan :
h = air.z
q (t/m2)
Rigid pavement
Tanah urugan
Tanah asli
P (ton)
z
Gambar 10. Distribusi beban kolom
yang membebani
dinding penahan
H
Tanah urugan
Tanah asli
x
Gambar 11. Distribusi beban
pasangan bata yang
membebani dinding
Q (ton/m)
z
H
Tanah urugan
Tanah asli
P = 60 ton
0.00
- 1.00
Tanah urugan
Tanah asli
Gambar 12. Struktur dinding penahan tanah dan posisi pondasi pelat setempat.
CONTOH SOAL 4 :
Coba gambarkan diagram tegangan tanah lateral yang bekerja, jika diketahui
tanah urugan berupa tanah pasir dengan sat = 1.9 ton/m3, b = 1.7 ton/m3, dan
= 18.
15
Tanah urugan
1.5 m
b = 1.7 ton/m3
= 18.
Tanah asli
Gambar 13. Struktur dinding penahan tanah dengan kemiringan tanah timbunan
15.
MATERI
10
A. GRAVITASI DAN STABILITAS LERENG
Untuk mempelajari filosofi kestabilan lereng pada tanah timbunan, sebenarnya
dengan bekal ilmu kesetimbangan gaya yang telah kita pelajari di fisika ditambah
pemahaman tentang gravitasi, rasanya telah cukup. Namun perlu diingat bahwa
semua persamaan yang akan dijabarkan hanyalah penyederhanaan dari keadaan
yang sebenarnya, jadi masih perlu engineering judgement untuk memutuskan
timbunan itu aman atau tidak.
Misalnya suatu area perumahan yang berada di lokasi perbukitan, akan menimbun
di atas lereng tanah asli yang masih terdapat lapisan lemah yang berada di dasar
timbunannya seperti pada Gambar 1. Sebagai seorang engineer, Anda ditugaskan
untuk mengecek apakah timbunan setinggi 9,54 meter untuk badan jalan selebar
9 meter masih layak untuk dilaksanakan (Fs>2) ?
9.0 m
Timbunan
9.54 m
Tanah asli
22
30
Pertama, kita uraikan gaya-gaya yang bekerja sepanjang bidang longsor (L)
seperti pada Gambar 2.
Na
WTimbuna
Ta
Tr
Bidang longsor
Nr
Tanah
Fs
cd
tg d
Tr
=
=
=
=
=
=
c + tg
cd + tg d
c / Fs
tg / Fs
Na / L
L (cd + tg d)
L (c / Fs+ Na / L. tg / Fs)
1/Fs (L.c + Na tg)
Faktor aman terhadap longsoran (Fs) < 2 maka timbunan tidak aman.
Tanah homogen
H=
4.c d .sin.cosd
.( 1 cos( d ))
dengan,
H=Kedalaman penggalian yang aman (m)
cd = c / FS
c = kohesi tanah (ton/m2)
= sudut kemiringan lereng ()
d = arctg [(tg)/FS]
= sudut geser dalam ()
= berat volume tanah (ton/m3)
arctg = tg-1
Konversi kohesi tanah, 1 kg/cm2 = 10 ton/m2
C. PERHITUNGAN STABILITAS DENGAN METODE STABILTY NUMBER
Dalam metode ini tanah dianggap homogen dan bidang longsor yang berupa garis
lingkaran. Ns adalah angka stabilitas (stability number) yang merupakan
persamaan,
Bidang longsor
asumsi
Ns = H/c
dengan,
H
c
=
=
=
= 1,76 ton/m3
= 10
c = 0,2 kg/cm2 = 2 ton/m2
H = 6 meter
= 45
Langkah 1 :
Dengan coba-coba tentukan nilai FS = 1
d = arctg [(tg)/FS] = 10
Lihat Gambar 4, nilai Ns=9,25
cd = .H/Ns = 1,141
FSc = c / cd = 2/1,141 = 1,753
Lakukan perhitungan seperti pada langkah 1 hingga FSc = FS
Langkah
2
3
4
FS
1,2
1,4
1,6
FSc
1,6
1,53
1,47
Langkah 2 :
Untuk mendapatkan nilai FSc = FS maka gambarlah persamaan garis dari nilainilai yang didapat dari langkah 1 sampai dengan 4.
FSc
1.8
1.6
1.4
1.2
1
1.2
1.4
1.6
1.8
FS
=
c
=
Tanah c-
w
w.cos
w.sin
Gaya penahan
Bidang longsor
CONTOH
SOAL
2:
1
2
6m
3
4
5
6
Pias
A
(m2)
2,4810
5,0502
4,8850
3,9861
2,6450
0.9310
1
2
3
4
5
6
=
=
w
(ton)
4,3665
8,8883
8,5976
7,0155
4,6552
1,6385
64
45
31
19
8
3
TOTAL
w.cos
(ton)
1,9141
6,2850
7,3695
6,6333
4,6098
1,6363
28,448
w.sin
(ton)
3,9246
6,2850
4,4280
2,2840
0,6478
0,0857
17,4837
L
(m)
3,5474
1,9076
1,5653
1,4107
1,3486
1,3341
11,1137
2.11,1137 + 28,448.tg10
17,4837
1,558
Dari berbagai alternatif bidang longsor yang mungkin terjadi, dicari nilai FS-nya.
Nilai FS terkecil yang dihasilkan merupakan nilai FS minimumnya.
Untuk mendapatkan nilai FS minimumnya dalam waktu yang singkat, praktisi
biasanya menggunakan software sebagai alat bantunya. Gambar 9, merupakan
hasil perhitungan FS minimum untuk contoh soal 1 dengan menggunakan software
SLOPE/W 2004. Jumlah irisan adalah 30 irisan, dengan FS minimum adalah
1,492.
ANALISIS
STABILITAS
LERENG
DENGAN
MENGGUNAKAN SOFTWARE SLOPE/W 2004
A. Proses penggambaran model pada SLOPE/W
7
6
2
3
8
9
= 17,6 kN/m3
= 10
c = 20 kN/m2
H = 6 meter
= 45
SLIP
SURFACE
SLIP
SURFACE
Dari hasil perhitungan dengan metode stabity number dihasilkan FS=1,48 dan
sedangkan dari metode slice didapatkan hasil FS=1,491.
MATERI
12
A. STRUKTUR PONDASI DAN PERSYARATANNYA
Struktur pondasi didefinisikan sebagai bagian dari bangunan bawah yang
meneruskan beban di atasnya ke tanah pendukung. Pondasi mempunyai
persyaratan tanah pendukung agar struktur dapat bekerja dengan baik.
Persyaratan itu antara lain :
1) STABILITAS. Kapasitas dukung tanah pada pondasi di letakkan dan
Kemampuan pondasi menahan gaya tarik (PullOut).
Beban
kolom
Kegagalan kapasitas
dukung tanah
Tahanan
geser
Tegangan
Normal
Beban
Pondasi
Tanah termampatkan
Q
General shear
failure
Local
shear
failure
q = Q/A
Setlement
Punching
shear
failure
Menurut Versic (1963) Ada 3 pola keruntuhan kapasitas dukung tanah yakni,
General Shear Failure
Kondisi kesetimbangan plastis terjadi
penuh diatas failure plane.
Muka tanah disekitarnya mengembang
(naik).
Keruntuhan (slip) terjadi di satu sisi
sehingga pondasi miring.
Terjadi pada tanah dengan
kompresibilitas rendah (padat atau
kaku).
Kapasitas dukung ultimit (qult) bisa diamati
dengan baik.
q = .Df
Df
D1
sat
Df
D2
0 D1 Df
q = D1 b + D2
qult = c Nc + q Nq + b N
= sat - w
Df
d
sat
D1 > Df, 0 d b
q = Df.b
qult = c Nc + q Nq + b N
= 1/b [ b.d + (b-d) ]
= sat - w
d >b
Tidak ada pengaruh air.
Gross Allowable Bearing Capacity dengan faktor aman pada kuat geser
tanah.
Hanya untuk memuaskan dan jarang digunakan.
Cd = C / FS
tan d = tan / FS
qall = Cd Nc + q Nq + b N
FS pada penyelesaian ini antara 2-3 kira-kira sama dengan hasil SF 3-4 untuk dua
metode sebelumnya.
Catatan :
qult belum memperhatikan setlement, jadi FS bisa 4,5,.. untuk mencover setlement.
Jika menggunakan rumus qult setlement yang terjadi 5-25% x b untuk tanah pasir
dan 3-15% pada tanah lempung. Pondasi Mat / Raft memiliki setlement relatif
besar karena b besar.
GS
(m)
e
3
(%)
(ton/m )
sat*)
(ton/m )
c
3
(ton/m )
(kg/cm )
()
-1.0
2,015
39,41
1,123
0,794
1,566
1,566
0,16
15
-2.0
2,020
37,88
1,144
0,765
1,578
1,578
0,15
15
-3.0
2,165
33,27
1,259
0,720
1,677
1,677
0,03
15
-4.0
2,170
39,48
1,167
0,859
1,628
1,628
0,03
14
-5.0
2,175
42,83
1,126
0,931
1,608
1,608
0,03
15
0.00
0.00
LAPISAN 1
b1 = 1,566 ton/m3
LEMPUNG
PADAT
-2.00
-2.25
-2.25
-2.75
PASIR HALUS
BERLANAU DAN
BERKULITKERANG
-5.00
-5.00
(a)
LAPISAN 2
sat = 1,608 ton/m3
c = 0,03 kg/cm2
= 14
(b)
Gambar C.1. (a) Penampang soil profile dan (b) Simplifikasi soil profile untuk
analisis pondasi.
qc
30
q c 0,3048
1 +
50
B
dengan,
qa = kapasitas dukung ijin netto dalam kg/cm2
qc = nilai rata-rata qc dari kedalaman Df +0,5B
hingga Df + 2B dalam kg/cm2
B = lebar pondasi telapak (dalam meter).
Df = kedalaman pondasi telapak.
qc
.k d
20
.D f
1,33
B
1. Terangkan dengan jelas dan singkat tentang peristiwa yang terjadi pada
percobaan tegangan efektif dari gambar (b) sampai dengan (f) di bawah ini :
Muka air
Piston
Piston
Katup
Tanah
Jenuh
S=100%
Pembaca
tekanan
(b)
(a)
Pegas
(c)
P
P
Katup
(d)
(e)
(f)
2. Pada bak silinder yang berisi tanah pasir (non-kohesif), diketahui perhitungan
tegangan efektif adalah :
v = sat.D
u = w.(D+h)
v = v - u
= (sat-w).D - w.h
dengan h adalah ketinggian dari muka air dalam tandon air.
u
Gambar diambil dari http://geo.Verruijt.net
Pertanyaan :
Apakah persamaan untuk menghitung tegangan efektif sudah benar ? jika salah
tolong berikan alasannya.
Pada gambar (d), pada saat tegangan efektif besarnya nol, kenapa orang yang
berdiri di atas permukaan tanah menjadi terbenam dalam pasir.
Struktur dinding penahan tanah dari pasangan batu kali yang dibebani oleh dinding
bata mempunyai tinggi (H) = 3,5 meter. Jika ditentukan tanah urugan memiliki
sudut geser dalam ()=19 dan berat volume tanah () = 1,82 ton/m3. Hitung :
Tekanan tanah lateral yang bekerja pada dinding penahan tanah. (50)
Gambar tekanan tanah lateralnya. (40)
Gambarkan bidang longsor yang mungkin terjadi. (10)
Balok Ring
Pasangan
dinding bata
Paving blok
q = 0,3 t/m2
Sloof
Tanah urugan
H
Tanah asli
1.
(20) Tentukan besarnya berat air (W w), jika volume butiran padat (Vs) sama
dengan 1 pada diagram fase tanah di bawah ini :
VOLUME
BERAT
Udara
Ww
Air
w.G
GS.W
Butiran
Pemadatan
Udara
Air
Udara
Air
Butiran
Butiran
Kondisi Awal
Setelah Proses
Pemadatan
3.
(50) Dari hasil pengujian tanah suatu proyek, dihasilkan data tanah sebagai
berikut :
KEDALAMAN
(meter)
0.0
Timbunan, timbunan=1.8
- 0.5
ton/m
Lempung pasiran
b=1.6943 ton/m
w=44.82 %
Gs=2.4594
e=1.1022
- 3.0
Lempung kelanauan
- 4.0
A
b=1.4637 ton/m
w=90.02 %
Gs=2.5117
e=2.2607
- 5.0
Chek apakah lapisan tanah di bawah muka air tanah (m.a.t) sudah jenuh air? Jika
belum hitung sat-nya.
1. (20) Tentukan besarnya berat air (W w), jika volume butiran padat (Vs) sama
dengan 1 pada diagram fase tanah di bawah ini :
VOLUME
BERAT
Air
Butiran
GS.w
Pemadatan
Udara
Air
Udara
Air
Butiran
Butiran
Kondisi Awal
Setelah Proses
Pemadatan
3. (50) Dari hasil pengujian tanah suatu proyek, dihasilkan data tanah sebagai
berikut :
KEDALAMAN
(meter)
0.0
Lempung lunak
3
b =1.7182 ton/m
- 1.5
Lempung lunak
b=1.6965 ton/m
w=35.46 %
Gs=2.6087
e=1.0830
- 3.5
Lempung kelanauan
- 5.0
A
b=1.6547 ton/m
w=46.64 %
Gs=2.6489
e=1.3475
- 6.0
Chek apakah lapisan tanah di bawah muka air tanah (m.a.t) sudah jenuh air? Jika
belum hitung sat-nya.
1.
Hitunglah faktor aman stabilitas lereng suatu galian material untuk timbunan
jalan dengan metode ORDINARY METHOD OF SLICE (OMS) untuk suatu bidang
longsor asumsi. Jika diketahui perbandingan kemiringan lereng H:V=1:1 seperti
pada Gambar 1. Hasil penyelidikan tanah = 35, c = 0 ton/m2, b=1,8 ton/m3 dan
muka air tanah sedalam 30 meter dari muka tanah asli.
4
5
6
Pias
1
2
3
4
5
6
A
(m2)
2,4810
5,0502
4,8850
3,9861
2,6450
0.9310
64
45
31
19
8
3
L
(m)
3,5474
1,9076
1,5653
1,4107
1,3486
1,3341