FACHRI ACHMAT
10511091
i
TUGAS AKHIR
Disusun oleh
Fachri Achmat
10511091
Mengesahkan,
Miftahul Fauziah,S.T.M.T.,
NIK:
ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Fachri Achmat
(105 11 091)
iii
DEDIKASI
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumwr.wb.
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiratan Allah SWT sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dan dapat menyusun laporan Tugas
Akhir dengan judul “Analisis Stabilitas Lereng Dengan Menggunakan Geotextile
Dengan Program Plaxis Versi 8.2 Studi Kasus Pada Sta. 2+450, Proyek Jalan Tol
Semarang-Solo”
Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata 1 (S1) di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Atas terselesaikannya Tugas Akhir ini, dengan penuh rasa hormat, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah
diberikan selama penyusunan tugas akhir ini kepada pihak-pihak sebagai berikut:
1. Bapak Muhammad Rifqi Abdurrazak.,ST.,M.Eng selaku Dosen Pembimbing I
2. Bapak Ir.Akhmad Marzuko.,M.T selaku dosen Penguji I Tugas Akhir.
3. selaku dosen Penguji II Tugas Akhir.
4. Ibu Miftahul Fauziah, S.T., M.T., Ph.D., selaku Ketua Prodi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia
5. Keluarga besar dan para sahabat terima kasih selalu memberi semangat dan
dukungan sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Wassalamu’alaikumwr.wb.
Yogyakarta, 2017
Penulis
Fachri Achmat
10511091
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI iii
DEDIKASI iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN x
ABSTRAK xi
ABSTRACT xii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
I.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Tujuan Penelitian 3
1.4. Batasan Penelitian 3
1.5. Keaslian Penelitian 4
1.6. Manfaat Penelitian 4
1.7. Lokasi Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1. Stabilitas Lereng 5
2.1.1. Jenis-jenis Gerakan Tanah 5
2.2. Penelitian Terdahulu 7
2.2.1. Dianty Zahrina Putri (2013) 7
2.2.2. Cahyo Dita Saputro 8
2.2.3. Putra Hendra Dharmawan 9
2.3. Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu 10
BAB III LANDASAN TEORI 12
vi
3.1. Tanah 12
3.1.1.Pengertian Tanah 12
3.1.2.Klasifikasi Tanah 13
3.1.3.Sifat-Sifat Tanah 16
3.2. Tanah Clayshale 18
3.3. Lereng 19
3.3.1. Stabilitas Lereng 19
3.3.2. Bidang Longsor Lereng 19
3.3.3. Analisis Stabilitas Lereng 21
3.4. Geosintetik 22
3.4.1. Geotekstil 23
3.4.2. Geomembran 24
3.5. Program Plaxis 25
3.5.1. Parameter Input Program Plaxis v 8.2 25
3.5.2. Analisis Data Plaxis v 8.2 26
3.5.3. Output Program Plaxis v 8.2 26
BAB IV METODE PENELITIAN 28
4.1. Tinjauan Penelitian 28
4.2. Subjek Dan Objek Penelitian 28
4.3. Data Penelitian 28
4.4. Tahapan Penelitian 28
4.5. Parameter Penelitian 31
4.5.1. Data Tanah 31
4.6. Time Schedule 31
BAB V IV METODE PENELITIAN --
5.1. --
5.2. --
5.3. --
5.4. --
5.5. --
5.5.1. --
5.6. --
vii
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
xii
ABSTRAK
xiii
ABSTRACT
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
dengan kata lain harus memiliki faktor keamanan lereng yang memadai.
Permasalahan umum yang banyak dijumpai pada stabilitas lereng adalah kecilnya
kestabilan tanah dan daya dukung yang rendah pada tanah dasarnya. Keruntuhn
suatu lereng sering diakibatkan oleh meningkatnya tegangan geser suatu massa
tanah atau menurunnya kuat geser suatu massa tanah untuk mampu menahan gaya
yang termobilisasi akibat massa tanah dan adanya beban luar ataupun faktor lain
seperti iklim, cuaca dan lingkungan.
Untuk mengatasi kasus di atas, dibutuhkan konstruksi yang mampu
menahan longsor pada lereng yang ditimbun. Perkembangan teknologi yang telah
maju memungkinkan cara untuk menganalisis stabilitas lereng pada suatu daerah
dengan menggunakan program komputer, salah satunya adalah Program Plaxis
8.2. Dengan adanya program ini akan sangat membantu dalam menganalisa
deformasi dan penurunan bidang geoteknik dengan menggunakan model 2
dimensi. Lokasi kajian tugas akhir terletak pada Sta. 2+450 dan rute jalan tol
Semarang – Solo dipresentasikan seperti pada Gambar 1.1.
2
3
3
4
4
5
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Secara umum ada jenis lereng bedasarkan proses terjadinya yaitu lereng
alami dan buatan. Lereng alami adalah lereng yang terbentuk secara alami melalui
proses geologi seperti lereng perbukitan dan tebing sungai. Sedangkan lereng
buatan adalah lereng yang dibuat oleh manusia untuk keperluan tertentu, seperti
tanggul sungai, urugan untuk jalan raya, dan lereng bendungan.
Pada suatu permukaan tanah yang tidak datar atau mempuntai sudut
kemiringan maka akan cenderung menggerakan massa tanah ke arah permukaan
yang lebih rendah. Analisis yang menjelaskan tentang peristiwa tersebut di sebut
dengan analisis stabilitas lereng. Analisis stabilitas lereng sering di gunakan
dalam perencanaan konstruksi, seperti timbunan jalan raya dan galian lereng
untuk jalan raya. Analisis stabilitas lereng didasarkan pada konsep keseimbangan
batas plastis, maksud dari analisis stabilitas lereng adalah menentukan faktor
keamanan (saftey factor) dari bidang potensial terhadap longsor
(Hardiyatmo,2006).
6
7
7
8
8
9
Fika dkk (2014) di dapatkan hasil 0,660 tanpa mengunakan perkuatan geotekstil
menjadi 2,806 dengan menggunkan perkuatan geotekstile sebanyak 5 lapisan
namun di butuhkan anggaran dalam perbaikan sebesar Rp. 1.287.439.000,00.
9
10
10
11
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Tanah
3.1.1 Pengertian Tanah
Tanah sebagai semua bahan pada kulit bumi yang tidak terkonsolidasi
(unconsolidated). Dan menganggap bahwa batuan merupakan mineral agregat
yang dihubungkan oleh berbagai kekuatan besar, sedangkan tanah merupakan
partikel-partikel alam yang dapat dihancurkan dengan kekuatan rendah. Dengan
kata lain, tanah merupakan bahan lepas luar di luar lapis batuan, yang terdiri atas
kumpulan butir-butir mineral dengan berbagai ukuran dan bentuk serta kandungan
bahan organik, air dan udara.
Pengertian tanah menurut Bowles (1984), tanah adalah campuran partikel-
partikel yang terdiri dari salah satu atau seluruh jenis berikut:
a. Berangkal (boulders) adalah potongan batuan yang besar, biasanya lebih besar
dari 250 sampai 300 mm dan untuk ukuran 150 mm sampai 250 mm, fragmen
batuan ini disebut kerakal (cobbles/pebbles).
b. Kerikil (gravel) adalah partikel batuan yang berukuran 5 mm sampai 150 mm.
c. Pasir (sand) adalah partikel batuan yang berukuran 0,074 mm sampai 5mm,
yang berkisar dari kasar dengan ukuran 3 mm sampai 5 mm sampai bahan
halus yang berukuran < 1 mm.
d. Lanau (silt) adalah partikel batuan yang berukuran dari 0,002 mm sampai
0,0074 mm.
e. Lempung (clay) adalah partikel mineral yang berukuran lebih kecil dari 0,002
mm yang merupakan sumber utama dari kohesi pada tanah yang kohesif.
f. Koloid (colloids) adalah partikel mineral yang diam dan berukuran lebih kecil
dari 0,001 mm.
Tanah adalah mineral,bahan organik,dan endapan-endapan yang relative
lepas (loose),yang terletak di atas batuan dasar (bedrock). Ikatan antara butiran
yang relatif lemah dapat disebabkan oleh karbonat, zat organik, atau oksida-
oksida yang mengendap diantara partikel-partikel. Proses pelapukan batuan yang
terjadi di dekat pemukaan bumi membentuk tanah, pembentukan tanah dari batuan
11
12
dapat berupa proses kimia maupun fisik. Pembentukan tanah akibat proses kimia
secara umum terjadi oleh pengaruh dari oksigen, karbondioksida, air (yang
mengandung asam atau alkali) dan proses-proses kimia yang lainnya dan poses
pembentukan tanah secara fisik yang mengubah batuan menjadi partikel-partikel
yang lebih kecil terjadi akibat pengaruh erosi,air,es,angin,manusia, dan hancurnya
partikel tanah akniat pengaruh perubahan suhu dan cuaca. Pertikel mungkin
berbentuk bulat, bergerigi, maupun berbentuk-bentuk lainnya. Dan jika hasil
pelapukan masih berada di tempat maka tanah tersebut disebut tanah residual
(residual soil) dan bila tanah berpindah tempatnya maka disebut tanah terangkat
(transpoorted soil). (Hardiyatmo, H.C. 2010)
Proses penghancuran dalam pembentukan tanah dari batuan terjadi secara
fisis atau kimiawi. Proses fisis antara lain berupa erosi akibat tiupan angin,
pengikisan oleh air dan gletsyer, atau perpecahan akibat pembekuan dan pencairan
es dalam batuan sedangkan proses kimiawi menghasilkan perubahan pada susunan
mineral batuan asalnya. Salah satu penyebabnya adalah air yang mengandung
asam alkali, oksigen dan karbondioksida (Wesley, 1977).
12
13
dinyatakan sebagai semua perubahan yang terjadi pada bagian permukaan paling
atas dari muka tanah atau batuan.
13
14
berakibat bertambahnya berat volume kering akibat beban statis yang bekerja
dalam periode tertentu. Contohnya, pengurangan volume pori tanah akibat berat
tanah timbunan atau karena beban struktur diatasnya. Dalam tanah kohesif yang
jenuh, proses konolidasi akan diikuti oleh pengurangan volume pori dan
kandungan air dalam tanahnya yang berakibat pengurangan volume tanahnya.
Dan pemadatan adalah proses bertambahnya berat volume kering tanah sebagai
akibat memadatnya partikel yang diikuti oleh pengurangan volume udara dengan
volume air tetap tidak berubah.
3.2 Lereng
Kondisi permukaan tanah di bumi sebagian besar memiliki ketinggian
(level) yang tidak sama. Perbedaan ketinggian ini bisa disebabkan olek
mekanisme alam maupun oleh rekayasa manusia. Kondisi yang disebabkan oleh
mekanisme alam misalnya gunung, lembah, jurang dan lain-lain. Sedangkan
kondisi yang di sebabkan oleh manusia biasanya berupa hasil penggalian dan hasil
penimbunan untuk tujuan yang beraneka ragam, misalnya pembuatan bendungan,
irigasi, jalan raya dan sebagainya.
Suatu tempat yang terdapat dua permukaan tanah yang memiliki ketinggian
yang berbeda dihubungkan oleh suatu suatu permukaan yang di sebut sebagai
lereng. Suatu lereng yang terjadi secara alamiah maupun hasil rekayasa manusia,
akan terdapat di dalamnya gaya-gaya yang berkerja mendorong sehingga tanah
yang leih tinggi akan cenderung bergerak kea rah bawah. Di sisi lain terdapat pula
gaya-gaya dalam tanah yang menahan dan melawan dorongan gaya-gaya yang
bergerak ke bawah. Kedua gaya ini bila mencapai keseimbanga tertentu.
Dalam keadaan tidak seimbang, dimana gaya yang berfungsi
menahan/melawan lebih kecil di bandingkan dengan gaya-gaya yang mendorong
ke bawah, maka akan terjadi suatu kelongsoran (slide) yaitu keruntuhan dari
massa tanah yang terletak di bawah sebuah lereng. Dalam peristiwa tersebut
terjadi pergerakan massa tanah pada arah ke bawah dan pada arah keluar
(outward). Kelongsoran dapat terjadi dengan berbagai cara, ssecara perlahan-
lahan atau mendadak, dan dengan maupun tanpa dorongan yang terlihat secara
nyata.
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
𝜏
F = 𝜏𝑑 (3.1)
dengan τ adalah tahanan geser maksimum yang dapat dikerahkan oleh tanah, τd
adalah tegangan geser yang terjadi akibat gaya berat tanah yang akan longsor, dan
F adalah faktor aman.
Menurut teori Mohr-Coulomb, tahanan geser (τ) yang dapat dikerahkan
oleh tanah, di sepanjang bidang longsornya dinyatakan oleh:
τ = c + σ tgφ (3.2)
dengan c = kohesi, σ = tegangan normal, dan φ = sudut gesek dalam tanah. Nilai-
nilai c dan φ adalah parameter kuat geser tanah di sepanjang bidang longsor.
Dengan cara yang sama, dapat dituliskan persamaan tegangan geser yang
terjadi (τd) akibat beban tanah dan beban-beban lain pada bidang longsornya:
τd = cd + σ tgφd (3.3)
dengan cd dan φd adalah kohesi dan sudut gesek dalam yang terjadi atau yang
dibutuhkan untuk keseimbangan pada bidang longsornya.
Substitusikan persamaan (3.2) dan (33) ke persamaan (3.4) di peroleh
persamaan faktor aman,
c + σ tgφ
F = cd + σ tgφd (3.4)
19
20
𝑐 tgφ
Fc = cd (3.5a) Fφ = tgφd (3.5b)
dengan Fc = faktor aman pada komponen kohesi dan Fφ = faktor aman pada
komponen gesekan. Umumnya faktor aman stabilitas lereng atau faktor aman
terhadap kuat geser tanah diambil lebih besar atau sama dengan 1,2 (Hardiyatmo
H.C., 2006).
3.3 Geosintetik
Geosintetik atau Geofabric’s merupakan suatu material yang berupa
lembaran dari tekstil yang digunakan dalam bidang geoteknik.
Geosintetik terbuat dari serat sintetik seperti:
a. Polyster
b. Polyethylelene
c. Polypropylene
d. Polyvinylclorida
e. Nylon
Serat sintetis tersebut terbuat dari kombinasi karbon,hidrogen,nitrogen,
dan oksigen yang berasal dari minyak tanah, gas alam, udara dan air. Macam –
macam geosintetik yang telah banyak digunakan dalam rekayasa geoteknik,
adalah :
1. Geotekstil
2. Geomembran
3. Geogrid
4. Geokomposit
3.4.1 Geotekstil
Geotekstil merupakan material lembaran yang dibuat dari bahan tekstil
polymeric, bersifat yang lolos air, yang dapat berbentuk bahan nir-anyam (non
woven), rajutan atau anyaman (woven) yang digunakan dalam kontak dengan
tanah/batu dan material geoteknik yang lain di dalam aplikasi teknik sipil.
Geotekstil umumnya tidak tahan atau mengalami degredasi apabila terkena sinar
ultra violet dari matahari. Dengan berbagai macam jenis material dan cara
20
21
1. Pemisah antara material yang berbeda. Pada struktur perkerasan jalan dan
bandara geotekstil diletakkan di antara tanah-dasar (subgrade) dan lapis pondasi
agregat batuan atau diletakkan di antara lapisan aspal lama dan baru (overlay).
Pada timbunan, geotekstil diletakkan pada dasar timbunan di atas tanah lunak
berfungsi sebagai pemisah yang sekaligus sebagai perkuatan timbunan.
21
22
3.4.2 Geomembran
Pada prinsipnya geomembran berfungsi sebagai penghalang atau pencegah aliran
air masuk. Sebagai contoh, geomembran dipakai untuk pelindung kolam
penampung untuk tempat pembuangan sampah, sehingga air kotor tidak meresap
ke dalam tanah disekitarnya. Geotekstil dapat diletakkan pada satu atau dua sisi
(atas dan bawah) dari geomembran (linier synthetic) untuk melindungi membran
dari tegangan berlebihan yang terjadi saat pemasangan dan tegangan – tegangan
yang terjadi dikemudian hari (Hardiyatmo, 2008). Gambar geomembran dapat
dilihat pada Gambar 3.4.
22
23
Kohesi (c)
Sudut gesek (φ)
Sudut dilatansi (ψ)
Nilai kohesi (c) dan sudut gesek (φ) didapat dari hasil pengujian geser
langsung, sedangan modulus Young (Eref) didapat dari pengujian kuat tekan
bebas. Nilai rasio Poisson untuk tanah lempung berkisar antara 0,3-0,35.
Sedangkan sudut dilatansi pada tanah lempung dana lanau biasanya memiliki
sudut dilatansi yang kecil (ψ ≈ 0). Sudut dilatansi pada pasir tergantung kepadatan
dan sudut gesernya.
23
24
keseimbangan antara gaya yang meruntuhkan dan daya tahan kuat geser tanah
pada lereng. Nilai-nilai ∑Msf sebelum terjadinya kondisi tersebut tidak memiliki
arti fisik yang berarti. Nilai tersebut hanya digunakan dalam proses numerik. Total
displacment yang didapat akibat kalkulasi phi-c reduction juga tidak memiliki arti
fisik.
3.5.3 Output Program Plaxis v 8.2
Output dari perhitungan pada Plaxis antara lain:
a. Deformasi yang terjadi pada pemodelan.
24
25
25
BAB IV
METODE PENELITIAN
26
27
27
28
Mulai
1. Studi literature
2. Perumusan masalah
Proposall
Pengumpulan data
1. Data penyelidikan tanah
2. Peta lokasi proyek
3. Gambar penampang jalan
Pemodelan struktur
lereng ke dalam
Plaxis v.8.2
Tugas Akhir
Analisis
Stabilitas
dengan dan
tanpa
geotekstile
lereng
YA
Pembahasan
Simpulan
dan saran
Selesai
28
29
29
30
Data beban hidup yang digunakan untuk analisis perkuatan lereng pada
jalan tol Semarang – Solo adalah sebesar 15 kN/m2.
4.5.3 Beban Gempa
Beberapa grafik hubungan antara waktu dan percepatan gempa yang ada di
dalam Plaxis dipilih bedasarkan peta zonasi gempa yang dikeluarkan oleh
Kementrian Pekerjaan Umum yang diterbikan pada tahun 2012. Dari peta tersebut
wilayah jalan Tol Semarang – Solo khususnya Sta. 2+ 450 yang terdapat pada
ruas Ungaran – Bawen memasuki zona gempa dengan percepatan puncak gempa
(PGA) sebesar 0.3 – 0.4 g.
4.5.4 Geotekstil
Nilai untuk input geotekstil menggunakan persamaan yang diberikan oleh
program Plaxis berupa nilai normal stiffess (EA) yang dihitungan menggunakan
Persamaan 4.1.
𝐹𝑔
𝐸𝐴 = ∆𝑙 (4.1)
⁄𝑙
Nilai kuat tarik ijin geotekstil dan regangannya diperoleh data dari
produksi PT. Teknindo Geosistem Unggul, yang masing-masingnya sebesar 52
kN/m dan 0,2. Data perkiatan dari geotekstil woven yang diinput ke dalam
program Plaxis versi 8.2 dapat di lihat pada Tabel berikut.
30
31
31
32
2. General setting
Pada bagian general setting berisi dua lembar tab, project dan
dimensions. Dalam lembar project, masukan judul ke dalam dialog
title, dalam kotak general ditentukan jenis analisis model dan juga
jenis element dasar. Klik Next di bagian bawah atau klik tab
dimensions untuk masuk ke lembar geometry dimensions.
3. Geometry countour
32