Anda di halaman 1dari 184

Bab V Perencanaan

-----------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB V
PERENCANAAN

5.1 Tinjauan Umum


Kota Semarang merupakan Ibukota Propinsi Jawa Tengah yang banyak
dilewati oleh lalu lintas lintas propinsi karena berada di tengah-tengah Pulau Jawa.
Dengan keberadaan yang strategis ini, Semarang diharapkan mampu memberikan
tingkat pelayanan yang memadai untuk melayani arus lalu lintas perjalanan kendaraan
baik dalam kota atau antarkota.
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Baru Bandara Internasional ini
merupakan pembangunan jalan baru untuk mengalokasikan jalan akses baru seiring
dengan berkembangnya Bandara Ahmad Yani sebagai bandara internasional dan
daerah-daerah di sekitarnya. Dalam bab ini akan dibahas berbagai hal mengenai
proses perencanaan jalan dan jembatan baru yaitu:

• Perencanaan Klasifikasi Jalan


• Perencanaan Geometrik Jalan
• Perencanaan Perkerasan Jalan
• Perencanaan Bangunan Penunjang (Jembatan dsb.) serta Drainase Jalan

5.2 Alternatif Trase (Rute)


A. Umum
Dalam perencanaan pembangunan jalan, pemilihan rute merupakan satu
bagian terpenting. Pemilihan rute dilaksanakan agar mendapat rute yang paling
optimal ditinjau dari segi ekonomis, teknis, lingkungan, perkembangan sosial,
pengembangan wilayah, mobilitas maupun aksesbilitas.
Dengan demikian pembangunan jalan akses ini tidak merugikan masyarakat,
baik masyarakat sekitar maupun pengguna jalan. Hal – hal yang akan dijadikan bahan
pertimbangan dalam mendapatkan rute tersebut adalah : teknis, perencanan tata ruang
dan tata guna lahan, sosial ekonomi, lingkungan.

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-1


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
B. Faktor – faktor Penentu Pemilihan Trase
Sebagai bahan pertimbangan tingkat kelayakan suatu rute, maka perlu adanya
penilaian dengan menetapkan kriteria-kriteria sehingga dapat diperbandingkan dari
beberapa alternatif.
Pada umumnya, dalam penentuan trase jalan terdapat dua tahap kegiatan,
yaitu:
1. Tahap pertama, menentukan beberapa alternatif trase yang memenuhi
persyaratan.
2. Tahap kedua, adalah tinjauan yang lebih mendalam dari beberapa alternatif yang
telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya.
Adapun kriteria-kriteria yang dijadikan bahan pertimbangan di dalam
perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional
Ahmad Yani Semarang adalah :
1. Pengaruh medan / topografi
Topografi merupakan faktor yang mempengaruhi syarat teknis perancangan jalan
seperti : landai jalan (landai maksimum, panjang kritis), jarak pandang,
penampang melintang dan sebagainya. Pada dasarnya, untuk menentukan trase
jalan yang ekonomis, diusahakan dibuat jarak terpendek namun dengan
memperhitungkan kelandaian yang seminimum mungkin.
2. Pembebasan tanah
Biaya pembebasan lahan, terutama di daerah perkotaan bisa sangat tinggi. Belum
lagi masalah proses pembebasan lahan yang seringkali memakan waktu lama dan
menimbulkan masalah sosial. Hal ini dapat mengganggu jadwal pelaksanaan
konstruksi jalan, atau malah menunda hingga waktu yang cukup lama.
3. Lingkungan
Dengan terbangunnya jalan, maka tentunya akan menimbulkan polusi baik polusi
udara, debu, suara, dan lain-lain pada daerah sekitar jalan. Hal ini perlu
dipertimbangkan dengan melibatkan juga masyarakat daerah tersebut.

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-2


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Sosial
Dampak sosial merupakan hal yang sulit dihindarkan dalam suatu proyek pembangunan
jalan. Diantaranya adalah adanya kerugian secara ekonomi akibat beralihnya arus kendaraan
ke jalan yang baru tersebut. Belum lagi masalah dalam pembebasan lahan dan pemberian
ganti rugi lahan yang terpakai. Dampak sosial tersebut akan mengakibatkan keresahan
masyarakat dan pada akhirnya juga akan merugikan semua pihak terkait.
5. Lalu lintas
Dari segi lalu lintas, rute tersebut harus dapat memberikan kemudahan akses bagi pengguna
jalan, yaitu :
• Dapat menarik banyak lalu lintas.
• Dapat mengurangi waktu perjalanan.
• Dapat mengurangi kemacetan pada jalan negara, propinsi, kota yang
dijadikan jalan alternatif jalan tersebut.
Selain itu juga memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan teknis,
yaitu :
• Panjang rute, sedapat mungkin merencanakan rute terpendek.
• Perlintasan dengan jalan eksisting.
• Sesedikit mungkin melintasi rel Kereta Api dan sungai.
6. Galian dan timbunan
Jumlah pekerjaan tanah dalam pembangunan jalan perlu mendapat perhatian khusus.
Pekerjaan galian dan timbunan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Bila pekerjaan galian
melebihi timbunan, maka sisa tanah harus ditempatkan pada lokasi yang tidak merugikan
semua pihak. Dan jika sebaliknya, maka harus didatangkan tanah timbunan dari luar.
7. Jembatan
Pembangunan Jembatan yang akan melewati sungai Siangker nantinya sangat diperlukan
untuk memperlancar arus lalu lintas menuju bandara. Pembangunan jembatan ini meliputi
pemilihan jenis struktur dan perhitungan struktur jembatan.

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-3


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
C. Alternatif Rute
Berdasarkan data yang didapat baik dari survey langsung ke lapangan maupun dari
peta kontur yang kami dapat dari Pemerintah Kota Semarang tahun 2005, maka didapat 3
(tiga) alternatif dengan kondisi masing-masing sebagai berikut :

LAUT JAW A

Alternatif 3
KA
WA
SA
N
AP
PR
OA
CH
LIG
HT
IN
G
SY
ST
EM
( AL
S
)

IPA
L

Alternatif 2
KA
LI
SI
LA
N DA
K
( RE
LO
KA
SI
)

LANDAS PACU
B

17-35
KA
WA
SA
N
LA
NU
M
AD Alternatif 1
KA W AS A N T ERM INA L

Gambar 5.1. Rencana Alternatif Trase

1. Alternatif 1
Rute alternatif 1 dimulai dari jalan masuk ke perumahan Puri Anjasmoro yang
terletak di ruas jalan Arteri Utara yang berjarak 1025 m dari bundaran Kalibanteng Jl.
Siliwangi. Panjang jalan dari alternatif ini adalah 2128 m. Rute ini melewati
permukiman penduduk yang padat, sungai dan tambak-tambak sehingga diperlukan
jembatan untuk melintasi sungai dan perlu adanya pembebasan lahan milik penduduk.
Kondisi topografi merupakan daerah datar dan dataran rendah karena letaknya yang
hampir berdekatan dengan laut (ketinggian tanah 0,5 m – 2,0 m dari permukaan laut).
Jumlah tikungan dari alternatif ini adalah sebanyak 2 buah dan persimpangan 2 buah.
Melintasi 1 sungai, yaitu Kali Siangker.

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-4


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Tabel 5.1 Sudut tikungan alternatif 1

Titik ∆
A
T1 32.63
T2 33.86
B
¾ Kondisi Lapangan Alternatif 1
Dalam hal ini kondisi lapangan yang dimaksud adalah survai terhadap jalan – jalan
yang dilewati trase rencana. Tujuan survai ini adalah untuk menghindari bangunan
dan fasilitas publik dan mengetahui keadaan lapangan yang sesungguhnya. Berikut
hasil pengamatan dari survai tersebut:
1. Titik Awal 0 + 000
Lokasi Survey pada jalan Arteri Utara.
Daerah yang dilalui Trase berupa jalan kecil dimana trase melintasi bangunan publik.
Gambar situasi titik awal trase dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Jalan Arteri
Utara

Gambar 5.2. denah situasi alternatif I Sta 0 + 000

Gambar 5.3. Jalan masuk alternatif I

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-5


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
2. STA 0 + 297
Lokasi survey masuk ke dalam perumahan sejauh 297 m.
Daerah yang dilalui trase ini adalah jalan lokal di dalam perumahan Puri Anjasmoro.
Trase ini melalui bangunan permukiman penduduk. Gambar lokasi dapat dilihat
dibawah ini.

Jalan Arteri
Utara

Gambar 5.4. Denah situasi alternatif I Sta 0 + 297

Gambar 5.5. jalan alternatif I yang melalui perumahan Anjasmoro

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-6


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
3. STA 0 + 532
Lokasi survey di sekitar perumahan Puri Anjasmoro.
Daerah ini melintasi permukiman penduduk tepat di depan Kali Siangker Sehingga
hambatan yang terjadi adalah pembebasan lahan dan sungai.

Jalan Arteri
Utara
Kali
Siangker

Gambar 5.6. Denah situasi alternatif I Sta 0 + 532

Gambar 5.7. Jalan Alternatif I melewati Kali siangker

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-7


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Titik 4
Lokasi survey di atas pematang tambak.
Tarse rencana melalui areal pertambakan penduduk sehingga hambatan yang terjadi
adalah pembebasan lahan dan kondisi permukaan tambak yang basah tergenang air.

Kali
Siangker Jalan Arteri
Utara

Gambar 5.8. Denah situasi alternatif I titik 4

Gambar 5.9. Jalan alternative I melalui lahan pertamabakan

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-8


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Alternatif 2
Rute alternatif 2 dimulai dari jalan alteri utara yang berjarak 2155m dari bundaran
Kalibanteng Jl. Siliwangi. Panjang jalan dari alternatif ini adalah 1812,17 m. Rute
ini melewati jalan utama menuju PRPP, pusat perbelanjaan hero dan sekolah Krista
Mitra. Kondisi topografi merupakan daerah datar dan dataran rendah karena letaknya
yang hampir berdekatan dengan laut (ketinggian tanah 0,5 m – 2,0 m dari permukaan
laut). Alternatif ini tidak memiliki tikungan, namun melewati 2 buah persimpangan
dan melintasi 1 sungai, yaitu Kali Siangker.

¾ Kondisi Lapangan Alternatif 2


Dalam hal ini kondisi lapangan yang dimaksud adalah survai terhadap jalan – jalan
yang dilewati trase rencana. Tujuan survai ini adalah untuk menghindari bangunan
dan fasilitas publik dan mengetahui keadaan lapangan yang sesungguhnya. Alternatif
2 ini merupakan rencana jaringan jalan yang sudah direncanakan dan telah menjadi
proyek Peningkatan Jalan Akses Menuju Bandara Ahmad Yani Semarang dengan
pemberi tugas Dinas Bina Marga Jateng dan merupakan bagian dari Rencana Jaringan
Jalan Kota Semarang dan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Semarang 2005.
Berikut hasil pengamatan dari survai tersebut:

1. Titik Awal ( 0 + 000 )


Lokasi Survey pada jalan Arteri Utara.
Daerah yang dilalui Trase berupa jalan utama menuju PRPP, perbelanjaan hero,
sekolah Krista Mitra, dan rumah makan Kampung Laut. Gambar situasi titik awal
trase dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-9


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Gambar 5.10. Denah situasi alternatif II Sta 0 + 000

Gambar 5.11. Jalan masuk alternatif II

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-10


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Titik 2 (1 + 200)
Lokasi survey pada tambak.
Daerah yang dilalui trase sebagian besar adalah tambak yang mana untuk menuju ke
tambak ini dari mulai sta 0+000 sampai dengan 0+800 melewati jalan paving block
dan untuk sta selanjutnya masih berupa tanah dan rawa, serta telah ada jembatan yang
melintasi Kali Siangker yang termasuk proyek Bina Marga Jateng, yaitu peningkatan
jalan akses menuju bandara Ahmad Yani.

Rencana Pengembangan Bandara Rencana proyek peningkatan jalan akses


A. Yani ( sumber : Dishub Jateng ) menuju bandara A. Yani
( sumber : Dinas Bina Marga Jateng )

Gambar 5.12. Denah situasi Kali


alternatif II Sta 1 + 200 Siangker

Gambar 5.13. Jalan alternatif II melalui Gambar 5.14. Layanan informasi proyek Bina
3. lahan
Alternatif 3
pertamabakan Marga Jawa Tengah

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-11


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Seperti pada dua alternatif sebelumnya, rute alternatif 3 dimulai dari jalan
alteri utara yang berjarak 3250 m dari bundaran Kalibanteng Jl.
Siliwangi. Panjang jalan dari alternatif ini adalah 3400 m. Rute ini melewati
stadion dan Taman Rekreasi Pantai Marina Semarang, melewati 1 sungai, yaitu
Kali Siangker, tambak, serta 3 persimpangan.

Tabel 5.2 Sudut tikungan alternatif 3


Titik ∆
A
T1 7
T2 84
T3 90
T4 85
B

¾ Kondisi Lapangan Alternatif 3


Alternatif ketiga ini merupakan rencana jaringan jalan yang sudah direncanakan
secara makro dan telah termasuk ke dalam Konsep Pengembangan Jaringan Jalan
Pemerintah Kota Semarang merupakan bagian dari Rencana Jaringan Jalan Kota
Semarang dan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Semarang 2005. Jalan yang
dilewati rute ini juga telah mengalami urugan. Dalam hal ini kondisi lapangan yang
dimaksud adalah survai terhadap jalan – jalan yang dilewati trase rencana. Tujuan
survai ini adalah untuk menghindari bangunan dan fasilitas publik dan mengetahui
keadaan lapangan yang sesungguhnya. Berikut hasil pengamatan dari survai tersebut:

1. Titik 1 (STA 0 + 000)


Lokasi survey pada jalan Arteri Utara.
Kondisi jalan pada STA ini adalah jalan paving block.Trase pada lokasi ini
merupakan jalan umum dan tidak melewati permukiman penduduk, sehingga tidak
ada hambatan berarti. Situasi survai dapat dilihat pada gambar.

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-12


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Jalan Arteri
Utara

Gambar 5.15. Denah situasi alternatif III Sta 0 + 000

Gambar 5.16. Jalan masuk alternatif III

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-13


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Titik 2 ( STA 0 + 625 )
Lokasi survey masih pada jalan paving block, di persimpangan jalan masuk menuju
GOR Yadora.
Jalan pada lokasi ini sebagian telah mengalami urugan. Trase pada lokasi ini
merupakan jalan umum dan tidak melewati permukiman penduduk.

Gambar 5.17. Denah situasi alternatif III Sta 0 + 625

Gambar 5.18. Jalan Alternatif III yang telah mengalami urugan.

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-14


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Titik 3 ( STA 0 + 778 )
Lokasi survey di depan tempat rekreasi Taman Marina.
Trase pada lokasi ini merupakan jalan umum dan tidak melewati permukiman
penduduk.

Gambar 5.19. Denah situasi alternatif III Sta 0 + 778

Gambar 5.20. Trase ini melalui rekreasi Taman Marina.

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-15


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Titik 4 ( STA 2 + 100 )
Lokasi survey di atas pematang tambak.
Trase pada lokasi ini tidak melewati permukiman penduduk, namun melewati
sungai dan tambak.

Gambar 5.21. Denah situasi alternatif III Sta 2 + 100

Gambar 5.22. Jalan Alternatif III melalui pematang Tambak

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-16


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Titik 5 ( STA 3 + 400 )
Lokasi survey juga di atas pematang sawah.
Trase yang dilewati jalan ini tidak melewati permukiman penduduk, namun
melewati areal pertambakan yang sangat luas.

Rencana Pengembangan Bandara


A. Yani ( sumber : Dishub Jateng )

L A U T J A WA

KA
W
AS
AN
AP
PR
OA
CH
LIG
HT
IN
G
SY
ST
EM
(A
LS
)

IPA
L

Gambar 5.23. Denah situasi alternatif III Sta 3 + 400

Gambar 5.24. Trase ini melewati areal pertambakan yang sangat luas.

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-17


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
D. Pemilihan Alternatif Rute
Alternatif trase dipilih dengan mempertimbangkan parameter sebagai berikut:
1. Kondisi medan / topografi
Dari ketiga alternatif ini termasuk ke dalam kondisi medan datar dan dataran
rendah karena lokasi dekat dengan laut.
2. Pembebasan tanah dan masalah sosial
Pembebasan tanah dapat menjadi masalah yang serius dalam perencanaan
jalan baru. Hal ini sehubungan dengan penggunaan tata guna lahan yang
dilewati oleh trase.
Alternatif pertama banyak melewati daerah pemukiman penduduk Kondisi
yang demikian akan menyebabkan tingginya biaya pembebasan lahan dan
harus dipikirkan relokasi dari pemukiman penduduk yang tergusur oleh
adanya pembuatan jalan baru.
Alternatif kedua melewati jalan umum dan daerah pertambakan. Alternatif
ketiga melewati daerah pertambakan dan tidak ada pemukiman yang dilewati.
STA awal alternatif trase ketiga lebih ke utara dari pada alternatif pertama dan
kedua sehingga biaya pembebasan lahan akan semakin kecil.
3. Lingkungan
Pembuatan jalan baru akan menimbulkan polusi udara, debu, getaran maupun
suara. Banyaknya lokasi pemukiman pada alternatif pertama akan
menyebabkan menurunnya kualitas hidup masyarakat sekitar. Pada alternatif
kedua dan alternatif ketiga, timbulnya polusi tidak terlalu mempengaruhi
masyarakat karena sebagian rute tidak melewati daerah permukiman.
Dengan demikian alternatif yang kedua dan ketiga lebih baik dari pada
alternatif pertama.
4. Rencana teknis trase
Rencana teknis jalan akan menyebabkan besar kecilnya biaya konstruksi. Dari
ketiga alternatif, alternatif kedua mempunyai panjang jalan yang terpendek
dari pada yang lain.
Pada Alternatif 2, trase jalan telah termasuk ke dalam Konsep Pengembangan
Jaringan Jalan Kota Semarang sesuai dengan Rencana Jaringan Jalan Kota
Semarang dan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Semarang 2005.

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-18


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Dengan mempertimbangkan terhadap karakteristik dari masing-masing
alternatif seperti yang dijelaskan di atas, dibuat skoring sebagai pembanding,
sehingga didapat alternatif terpilih.
Nilai (skoring) dari ketiga alternatif di atas dapat dilihat pada Tabel 5.4,
gambar alternatif trase dapat dilihat pada gambar 5.25.
Tabel 5.3 Skoring Alternatif Trase
No Uraian Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
Kuantitas Score Kuantitas Score Kuantitas Score
1 Panjang Jalan 2128 m 9 1812,76 m 9 3400 m 8
2 Jumlah Tikungan 2 8 0 9 4 7
Jumlah Jembatan Yang
3 Harus dibuat 1 7 0 9 1 6
4 Jumlah Overpass / 0 9 0 9 0 9
Underpass Yg Harus
Dibuat
5 Jumlah Lintasan Rel KA 0 9 0 9 0 9
6 Jumlah Sungai 1 9 1 9 1 9
7 Jumlah Persimpangan 2 9 2 9 3 8
Menanggulangi
8 Kemacetan 90% 9 90% 9 85% 8
Perb. Vol. Galian-
9 Timbunan 1 : 10 6 1 : 10 6 1:9 7
10 Pembebasan Lahan 80% 4 20% 8 30% 7
Bangunan Publik Yang Tidak
11 Dilewati ada 6 Tidak ada 9 ada 9
12 Landai Maksimum datar 9 datar 9 datar 9
Total Nilai 90 100 93
Sumber : Hasil Analisa

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-19


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Keterangan nilai (score):
1–3 : Buruk
4–6 : Cukup
7–9 : Baik,
Setelah dijumlahkan alternatif yang memiliki total nilai yang paling tinggi adalah
alternatif yang nantinya akan direncanakan.
Alternatif I : 90
Alternatif II : 100
Alternatif III : 93
Karena yang memiliki total nilai tertinggi adalah alternatif 2, maka yang akan
direncanakan adalah trase Alternatif 2.

Rencana Pengembangan Bandara Trase alternatif terpilih (Alternatif 2)


A. Yani ( sumber : Dishub Jateng )

IPA
L

Gambar 5.25. Alternatif terpilih (Alternatif 2)

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-20


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
5.3 Perencanaan Klasifikasi Jalan
5.3.1. Klasifikasi Medan
Kelas medan dibagi atas 3 jenis (datar, perbukitan dan pegunungan) yang
ditentukan oleh kemiringan melintang dalam arah yang kira-kira tegak lurus as jalan
raya selebar ROW (40 m) jalan yang bersangkutan.
Kemiringan melintang dari rencana trase jalan Akses Baru Bandara Ahmad
Yani Semarang dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
Perbedaan Elevasi
Kemiringan melintang = × 100 %
Lebar ROW

Tabel 5.4 Perhitungan Kemiringan Melintang Rata - Rata


Kiri Kanan Jarak Kemiringan Melintang (%)
Titik Stationing
(m) (m) (m) ( Kanan - Kiri x 100%) / jarak
1 0 + 000 1.26 1.26 40 0
2 0 + 100 0.19 0.78 40 1.475
3 0 + 200 1.41 0.52 40 -2.225
4 0 + 300 1.41 0.59 40 -2.05
5 0 + 400 0.4 0.18 40 -0.55
6 0 + 500 0.8 0.09 40 -1.775
7 0 + 600 1.27 0.24 40 -2.575
8 0 + 700 0.8 0.09 40 -1.775
9 0 + 800 1.27 0.24 40 -2.575
10 0 + 900 1 0.24 40 -1.9
11 1 + 000 1 0.1 40 -2.25
12 1 + 100 1.2 0.1 40 0.1
13 1 + 200 0.2 0.7 40 1.25
14 1 + 300 0.2 0.5 40 0.75
15 1 + 400 0.3 0.1 40 -0.5
16 1 + 500 0.3 0.1 40 -0.5
17 1 + 600 0.2 0.3 40 0.25
18 1 + 700 0.2 0.1 40 -0.25
19 1 + 800 0.2 0.1 40 -0.25

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-21


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Berdasarkan perhitungan pada Tabel 5.5 didapatkan nilai kemiringan melintang rata-rata
adalah 1,21 %. Maka, disimpulkan bahwa klasifikasi medan dari trase terpilih adalah daerah
datar.

5.3.2. Klasifikasi Fungsional Jalan


a. Fungsi Jalan
Sesuai dengan sistem jaringan jalan Kota Semarang yang ada, maka
pembangunan akses jalan dan jembatan menuju Bandara Ahmad Yani Semarang
direncanakan dengan fungsi jalan tipe II Primer Kolektor.
b. Kelas Jalan
Lalu lintas yang akan dilayani sampai tahun 2030 adalah 4643.8 smp/hari.
Sesuai dengan Tata Cara Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan 1997,
maka Jalan dan jembatan akses menuju Terminal baru Bandara Ahmad Yani
Semarang ini direncanakan dengan kelas jalan, Kelas II, yaitu jalan merupakan
standar tertinggi bagi jalan dengan 2 atau 4 lajur dalam melayani angkutan cepat
antar kota dan dalam kota, terutama untuk persimpangan tanpa lampu lalu lintas..
c. Karakteristik Jalan
Tipe jalan : Kolektor primer
Kelas jalan : Kelas 2
Kecepatan rencana : 60 km/jam.
5.3.3. Perencanaan Geometrik Jalan
Perencanaan geometrik jalan adalah perencanaan route dari suatu ruas jalan
secara lengkap, meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan dan
data dasar yang ada atau tersedia dari survai lapangan dan dianalisis serta mengacu
pada Tata Cara Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan, September 1997.
Adapun rencana teknis geometrik jalan adalah sebagai berikut :
¾ Kecepatan rencana : 60 km/jam
¾ Lebar lajur lalu lintas : 3,5 m
¾ Lebar bahu Jalan : 2,0 m
¾ Lereng melintang perkerasan :2%
¾ Lereng melintang bahu jalan :4%
¾ Landai memanjang maksimum : 10 %
¾ Lebar (damija) ROW : 40 m

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-22


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
5.4 Perencanaan Alinyemen Vertikal
Alinyemen vertikal yang akan direncanakan pada trase Jalan Akses Menuju
Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang ini dipengaruhi oleh berbagai
pertimbangan antara lain
− Kondisi tanah dasar
− Keadaan medan
− Fungsi jalan
− Kelandaian yanng masih memungkinkan

1. Contoh perhitungan lengkung vertikal cembung


Diambil lengkung vertikal dengan data sebagai berikut :
− Jenis Lengkung = Vertikal cembung
− Kecepatan rencana = 60 km/jam
− Stasioning PPV = 1+200 m
− Elevasi PPV = + 0,500 m
− Jarak Pandang Henti (JPH) = 75 m
− Jarak Pandang Menyiap (JPM) = 250 m
− g1 = 0,1% ; g2 = 0,75 %
− Lv minimal = 50m (Tabel 2.30)
a. Perbedaan aljabar kelandaian (A)
A = (0,1 –0,75) %
= 0,65 %
b. Perhitungan LV
− Berdasarkan syarat keamanan terhadap JPH
a) Untuk S < L
A× S 2
Lv =
399
= (0,00650 x 752)/399
= 0.0916 m

b) Untuk S > L
399
Lv = 2 × S -
A

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-23


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
= 2 × 75 – (399/0.00650)
= -61234,61 m
− Berdasarkan Syarat Keamanan terhadap JPM
a) Untuk S < L
A× S 2
Lv =
960
= (0.00650 x 2502)/960
= 0,423 m

b) Untuk S > L
960
Lv = 2 × S -
A
= 2 × 250 – (960 / 0.00650)
= -147192,3 m

− Berdasarkan syarat kenyamanan


A× Vr 2
Lv =
360
= (0.00650 x 602)/360
= 0.065 m
Dari syarat-syarat Lv di atas, dipilih yang terpanjang dengan memperhatikan
jarak antar titik PPV agar tidak terjadi overlap. Maka diambil Lv minimum= 50m
Perhitungan E
A× Lv
E=
800
= (0.00650 x 50)
= 0.0325 m
c. Perhitungan stasioning dan elevasi rencana sumbu jalan
− PLV STA = STA PPV – ½ Lv
= 1+200 – ½( 50)
= 1+175
Elevasi = Elevasi PPV – g1 ( ½ Lv )
= +0,500 – 0,001.( ½ . 50)
= +0.475 m

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-24


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
− PPV STA = 1+200
Elevasi = +0,500
− PTV STA = STA PPV + ½ Lv
= 1+200 + ½( 50)
= 1+225
Elevasi = Elevasi PPV - g2 ( ½ Lv )
= +0,500 - 0.0075.( ½ . 50 )
= -0,3125 m
2. Contoh perhitungan lengkung vertikal cekung
Diambil lengkung vertikal dengan data sebagai berikut :
− Jenis Lengkung = Vertikal cekung
− Kecepatan rencana = 60 km/jam
− Stasioning PPV = 1 + 150 m
− Elevasi PPV = + 1,1 m
− Jarak pandang henti (JPH) = 75 m (Tabel 2.28)
− Jarak pandang menyiap (JPM) = 250 m (Tabel 2.29)
− g1= -2,25 % ; g2 = 1,25 %
− Lv min = 50 m (Tabel 2.30)
a. Perbedaan Aljabar Kelandaian (A)
A = (2,25 – 1,25) %
=1%
b. Perhitungan Lv
− Berdasarkan jarak pandang bebas
a) Untuk S < L
A× S 2
Lv =
3480
= (1 x 752)/3480
= 1.6 m
b) Untuk S > L
3480
Lv = 2 × S -
A
= 2 × 75 – (3480/1) = -3330 m
− Berdasarkan jarak penyinaran lampu

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-25


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
a) Untuk S < L
A× S 2
Lv =
150 + 3,5.S
= (1 x 752)/(150 + 3,5 . 75)
= 13,63m
b) Untuk S > L
120 + 3,5.S
Lv = 2 × S -
A
= 2 × 75 – (120 + 3,5 . 75)/1
= -232,5 m
− Berdasarkan syarat kenyamanan
A × Vr 2
Lv =
380
= (1 x 602)/380
= 9,47 m
− Berdasarkan syarat drainase
Lv = 50 × A
= 50 m
− Berdasarkan syarat keluwesan bentuk
Lv = 0,6 × Vr
= 36 m
Dari perhitungan diatas, maka diambil lengkung vertikal (Lv) = 50 m.

c. Perhitungan E
A × Lv
E=
800
= (1x 50)/800
= 0.0625 m
d. Perhitungan stasioning dan elevasi rencana sumbu jalan
− PLV STA = STA PPV - ½ Lv
= 1+150 - ½ (50)
= 1+125

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-26


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Elevasi = Elevasi PPV + g1 (½ Lv)
= +1,1 + 2,25. (½ .50)
= +57,35 m
− PPV STA = 1+150
Elevasi = Elevasi PPV + E
= +1,1 + 0.0625
= +1,162 m
− PTV STA = STA PPV + ½ Lv
= 1+150 + ½ (50)
= 1+175
Elevasi = Elevasi PPV + g2 ( ½ Lv )
= +1,1 + 0,0125 . (½ .50)
= +1.4125 m
Untuk lebih jelasnya, perhitungan lengkap dari lengkung vertikal dapat dilihat pada
Tabel 5.9 dan Tabel 5.10 dibawah ini.

Tabel 5. 5 Lengkung Vertikal Cekung


No. STA PLV Elv. PLV STA PPV Elv. PPV STA PTV Elv. PTV
1 1+125 57,35 1+150 1,162 1+175 1,412

Tabel 5. 6 Lengkung Vertikal Cembung


No. STA PLV Elv. PLV STA PPV Elv. PPV STA PTV Elv. PTV
1 1+175 0.475 1+200 0,500 1+225 -0,3125

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-27


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
5.5. Perencanaan Perkerasan Jalan
mengingat kondisi permukaan jalan yang sebagian menggunakan perkerasan
paving block, maka kami merencanakan suatu perkerasan tambahan (overlay) berupa
perkerasan lentur di atas perkerasan paving block dengan menggunakan metode yang
kami dapat dari modul internet yang berjudul Keberadaan Konstruksi Interblok
Sebagai Konstruksi Perkerasan Lentur Jalan (Frans Mintar Ferry S, - Teknik Sipil
Universitas Pelita Harapan). Agar mempermudah proses perhitungan, maka paving
block tersebut kami asumsikan sebagai permukaan perkerasan lentur seperti yang
tertera pada metode kami pada halaman lampiran.
Untuk sta selanjutnya masih berupa tanah, maka kami merencanakan struktur
perkerasan jalan baru. Perencanaan struktur perkerasan ini merupakan dasar dalam
menentukan tebal perkerasan lentur yang dibutuhkan untuk konstruksi jalan akses ini.
Yang dimaksud dengan perkerasan lentur dalam perencanaan ini adalah perkerasan
yang pada umumnya menggunakan bahan campuran beraspal sebagai lapis
permukaan serta bahan berbutir sebagai lapis pondasinya.
Metode yang digunakan dalam perencanaan struktur jalan baru dan overlay
perkerasan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Bandara Internasional Ahmad Yani ini
berdasarkan pada buku “ Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan
Raya” DPU 1987 dengan Metode MST 10.
Data yang diperlukan dalam perencanaan adalah CBR tanah dasar, data LHR
rata-rata pada saat awal pembukaan jalan tersebut dan pada akhir umur rencana, data
yang menentukan faktor regional (curah hujan).

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-28


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
5.5.1. Perencanaan Perkerasan Jalan Baru
• Penentuan LHR Rata – rata
LHR yang digunakan dalam perencanaan struktur perkerasan jalan ini adalah LHR rata-
rata pada saat awal pembukaan jalan tersebut dan pada akhir umur rencana.
Angka pertumbuhan rata-rata = 4,81% tiap tahun
- LHR 2008 - LHR 2030
1. Spd mtr = 330,55 + (330,55 x 1. Spd mtr = 330,55 + (330,55 x105%)
4,81%) = 696.251smp/hari
= 346,463 smp/hari 2. Mobil = 2733,33 + (2733,33 x
2. Mobil = 2733,33 + (2733,33 x 105%)
4,81%) = 5891.42 smp/hari
= 2864,913 smp/hari 3. Utilitas 1 = 77,78 + (77,78 x 105%)
3. Utilitas 1 = 77,78 + (77,78 x 4,81%) = 167.65 smp/hari
= 81,524 smp/hari 4. Utilitas 2 = 144,44 + (144,44 x105%)
4. Utilitas 2 = 144,44 + (144,44 x = 311.326 smp/hari
4,81%) 5. Bus = 55,55 + (55,55 x 105%)
= 151,393 smp/hari = 119.732 smp/hari
5. Bus = 55,55 + (55,55 x 4,81%) 6. Truk 2 as = 27,78 + (27,78 x 105%)
= 58,224 smp/hari = 59.877 smp/hari
6. Truk 2 as = 27,78 + (27,78 x 4,81%) 7. Truk 3 as = 16,66 + (16,66 x 105%)
= 29,117 smp/hari = 34,153 smp/hari
7. Truck 3 as = 16,66 + (16,66 x 4,81%)
= 17,461 smp/hari

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-29


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Tabel 5.7. Penentuan LHR Awal dan Akhir Umur Rencana


Golongan LHR 2008 ( smp / hari ) LHR2030 (smp / hari)
Kendaraan
Motor Cycle 346.463 696.251
Car 2864.913 5891.42
Util 1 81.524 167.65
Util 2 151.393 311.326
Bus 58.224 119.732
Truck 2 as 29.117 59.877
Truck 3 as 17.461 34.153
Sumber : Hasil Analisa

• Koefisien Distribusi Kendaraan ( C )


Tabel 5.8. Koefisien Distribusi Kendaraan ( C )
Jumlah Jalur Kendaraan Ringan Kendaraan Berat
1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah
1 1,00 1,00 1,00 1,00
2 0,60 0,50 0,70 0,50
3 0,40 0,40 0,50 0,475
4 - 0,30 - 0,45
5 - 0,25 - 0,425
6 - 0,20 - 0,40
Sumber : PPTPLJR 1987

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-30


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

• Angka Ekivalen ( E ) Beban Sumbu Kendaraan Menurut MST 10

Angka ekivalen (E) masing - masing golongan beban sumbu tiap


kendaraan ditentukan menurut rumus sebagai berikut :
a. Angka ekivalen sumbu tunggal
4
⎡ beban satu sumbu tunggal ⎤
=⎢ ⎥
⎣ 8160 ⎦
Jenis kendaraan 1 (sedan, jeep, dan station wagon / 2Ton) E = 1+ 1

4 4
⎡ 1 ⎤ ⎡ 1 ⎤
E= ⎢ ⎥ + ⎢ ⎥ = 0,000452
⎣ 8,160 ⎦ ⎣ 8,160 ⎦
1 1

Jenis kendaraan 2 (pick-up, combi, dan minibus/ 5 Ton) E= 1,5 + 3,5

3,5 1,5
E = 1,5 + 3,5
4
⎡ 1,5 ⎤ 4 ⎡ 3,5 ⎤ 4
= ⎢ ⎥ + ⎢ ⎥ = 0,035
⎣ 8,160 ⎦ ⎣ 8,160 ⎦

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-31


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Jenis kendaraan 3 (microtruck / 9Ton) E = 3 + 6

6 3
E=3+6
⎡ 3 ⎤4 ⎡ 6 ⎤ 4
= ⎢ ⎥ + ⎢ 8,160 ⎥ = 0,3103
⎣ 8,160 ⎦ ⎣ ⎦

Jenis kendaraan 4 (bus / 8Ton) E= 3 + 5

5 3

E=3+5
⎡ 3 ⎤4 ⎡ 5 ⎤ 4
= ⎢ ⎥ + ⎢ 8,160 ⎥ = 0,1593
⎣ 8,160 ⎦ ⎣ ⎦
b. Angka ekivalen sumbu ganda
4
⎡ beban sumbu ganda ⎤
= 0,086 × ⎢ ⎥
⎣ 8160 ⎦

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-32


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Jenis kendaraan 5 (truck 2 AS)

18 8
4 4
⎡ 8 ⎤ ⎡ 18 ⎤
E =⎢ ⎥ + { 0,086 x ⎢ ⎥ } = 2,328
⎣ 8160 ⎦ ⎣ 8,160 ⎦

c. Angka ekivalen sumbu triple


Jenis kendaraan truck 3AS dan trailer

21 14
8 6

4
⎡ bebansumbu triple dalam kg ⎤
= 0,053× ⎢ ⎥
⎣ 8160 ⎦
4 4 4
⎡ 6 ⎤ ⎡ 8 ⎤ ⎡ 21 ⎤
=⎢ ⎥ + 0,086 × ⎢ ⎥ + 0,053 × ⎢ ⎥
⎣ 8160 ⎦ ⎣ 8160 ⎦ ⎣ 8160 ⎦
= 4,833

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-33


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

¾ Menghitung Lintas Ekivalen Permulaan ( LEP )


Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) ditentukan dengan rumus :
LEP = LHR 2008 x C x E

Tabel. 5.9. Perhitungan nilai LEP


Jenis kendaraan LHR C E LEP
2008(smp/hari)
Car 2864.913 0,3 0,000452 0.388
Util 1 81.524 0,3 0,035 0.856
Util 2 151.393 0,3 0,3103 14.093
Bus 58.224 0,45 0,1593 4.173
Truck 2 as 29.117 0,45 2,328 30.502
Truck 3 as 17.461 0,45 4,833 37.975
Total 3202.632 87.987
Sumber : Hasil Analisa

¾ Menghitung Lintas Ekivalen Akhir ( LEA )


Lintas Ekivalen Akhir (LEA) ditentukan dengan rumus :
LEA = LHR 2018 x C x E

Tabel. 5.10. Perhitungan nilai LEA

Jenis kendaraan LHR 2030 C E LEA


(smp/hari)
Car 5891.42 0,3 0,000452 0.798
Util 1 167.65 0,3 0,035 1.760
Util 2 311.326 0,3 0,3103 28.981
Bus 119.732 0,45 0,1593 8.582
Truck 2 as 59.877 0,45 2,328 62.727
Truck 3 as 34,153 0,45 4,833 74.277
Total 6584.158 177.125
Sumber : Hasil Analisa

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-34


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

¾ Menghitung Lintas Ekivalen Tengah ( LET )


Dari hasil LEP dan LEA kemudian diambil nilai tengahnya yaitu Lintas
Ekivalen Tengah dengan rumus :
LET = 0,5 ( LEP + LEA )
LET = 0,5 ( LEP + LEA )
= 0,5 (87.987+ 177.125) = 132,556
¾ Menghitung Lintas Ekivalen Rencana ( LER )
Lintas Ekivalen Rencana ditentukan dengan rumus :
LER = LET x ( UR / 10 )
LER = LET x ( UR / 10 )
= 132,556 x ( 20 / 10 )
= 265,112

¾ Menentukan Faktor Regional


A. Prosentase kendaraan berat ( kendaraan berat adalah kendaraan yang berat
kosongnya > 1500 kg ). Dengan demikian yang termasuk kendaraan berat disini
adalah : Bus, dan truk 2 as
213.762/6584.158
% Kend Berat = _____________119.732+59.877+34,153_______________
5891.42 + 167.65 + 311.326 + 119.732 + 59.877+ 34,153
= 3,246 % < 30 %
B. Curah hujan per tahun, < 900 mm/th Iklim I

C. Kelandaian Maksimum < 6 % Kelandaian I


Dari kondisi tersebut, dengan demikian berdasarkan pada Daftar IV
diperoleh FR = 1,0
( PPTPPLJR 1987 hal.14)

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-35


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

2,17 1,291

Gambar 5.26. Korelasi DDT dan CBR

Indeks Perkerasan (IP) = 2,0


CBR tanah dasar = 1,291 %,
maka ; DDT = 2,17.
Atau bisa juga dengan rumus DDT = 4,3 log CBR + 1,7 didapat DDT = 2,17
FR = 1,0
LER = 265,112

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-36


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

¾ Menetukan Indeks Permukaan


Lintas Ekivalen Rencana (LER) = 265,112< 1000
a. Klasifikasi Jalan = Kolektor
b. Jenis Lapis permukaan = LASTON
Pada kondisi tersebut maka ditentukan IP = 2,0 dan Ipo = 3,7
( PPTPPLJR 1987 hal 15-16 )

• Menentukan dan Menetapkan Tebal Perkerasan


ƒ Daerah bandara dan sekitarnya
DDT = 2,17
LER = 265,112
FR = 1,0
Nilai ITP

Gambar 5.27. Nomogram ITP


didapatkan nilai ITP = 11,5

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-37


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

a. Lapisan Permukaan / Surface (Laston MS 744)


¾ Koefisien kekuatan relatif bahan ( a1 ) = 0,4 (Laston)

¾ Tebal minimum 10 cm diambil d1 = 10 cm

b. Lapisan Pondasi / Base (Batu Pecah kelas A), CBR 100 %

¾ Koefisien kekuatan relatif bahan ( a 2 ) = 0,14

¾ Tebal minimum 20 cm diambil d 2 = 20 cm

c. Lapis Pondasi Bawah / Sub Base (Sirtu Kelas A), CBR 70 %

¾ Koefisien kekuatan relatif bahan ( a 3 ) = 0,13

¾ Tebal Lapis ( d 3 ) dicari dengan rumus sebagai berikut :


ITP = a1 . d1 + a2 . d 2 + a3 . d 3

ITP = a1 . d1 + a2 . d 2 + a3 . d3

11,5= (0,4 x10) + (0,14 x 20) + (0,13x d3 )


d3 = 36,153 cm ≈ diambil 36 cm

10 cm

20 cm 100 %

36 cm

Gambar 5.28. Susunan Perkerasan Jalan Baru

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-38


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

5.5.2. Pelapisan tambahan perkerasan lentur diatas perkerasan concrete block


Susunan perkerasan jalan eksisting menuju bandara A.Yani pada sta 0+000 –
0+800adalah sebagai berikut :
• Interblok tebal = 10 cm
• Alas lapisan pasir = 4 cm
• Batu pecah (CBR 100) = 20 cm
• Sirtu (CBR 70) = 25 cm
Menetapkan tebal lapis tambahan pada sta 0+000 – 0+800 :

Kekuatan jalan lama :

• Interblok tebal = 10 x 90% x 0,4 = 4


• Batu pecah (CBR 100) = 20 x 100% x 0,14 = 2,8
• Sirtu (CBR 70) = 25 x 100% x 0,13 = 3,25

ITP ada = 10,05

∆ ITP = ITPrencana - ITPada

= 11,5 – 10,05

= 1,45

jadi tebal lapis tambahannya yaitu :

1,45 = 0,4 x D1

D1 = 3,625 ≈ 4cm ( laston MS 744 )


Laston MS 744 t = 4 cm
Dengan susunan sebagai berikut : Perkerasan Lam a
(Paving block ) t = 10 cm

OVERLAY 4 cm Pasir alas t = 4 cm

10 cm Pondasi Atas t = 20 cm
Pondasi Bawah
4 cm t = 25 cm

20 cm

25 cm

Gambar 5.29. Susunan Perkerasan Overlay

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-39


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

5.6. Perencanaan Simpang


Secara garis besar simpang dibagi ke dalam dua bagian, persimpangan
sebidang (at grade intersection) dan persimpangan tidak sebidang (grade
separated intersection). Persimpangan sebidang adalah persimpangan jalan
yang ruas-ruas jalannya berpotongan pada satu bidang yang sama, sedangkan
persimpangan tidak sebidang adalah persimpangan jalan yang ruas-ruas
jalannya tidak berpotongan dalam satu bidang melainkan, ruas jalan tersebut
melintas secara bersilangan satu dengan lainnya.

5.6.1. Perencanaan Simpang Pada Jalan Akses Menuju Bandara Ahmad Yani
Semarang
Perencanaan simpang pada Jalan Akses Menuju Bandara Ahmad Yani
Semarang semuanya menggunakan simpang sebidang. Namun dalam Tugas
Akhir Perencanaan Jalan Akses Menuju Bandara Ahmad Yani Semarang ini
hanya akan dibahas pemilihan tipe dan denah simpangnya saja.
Lebih jelasnya akan disajikan dalam bentuk uraian di bawah ini.

Gambar 5.30. Denah Simpangan Jalan Akses Menuju Bandara

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-40


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

5.6.1.1. Perencanaan Simpang Jalan Menuju Bandara


(ditandai lingkaran merah)
1. Sta 0+000 (Awal Proyek)
Pada awal proyek terdapat simpangan berlengan 4, yaitu antara Jalan Arteri
Utara, Jalan Akses Bandara, dan Jalan Madukoro. Simpang ini termasuk ke
dalam tipe simpang sebidang bersinyal yang dilengkapi dengan traffic light
yang akan diletakkan pada Jalan Arteri Utara 2 arah masing-masing 1 buah,
Jalan Akses Bandara arah dari Bandara 1 buah, dan arah dari Jalan Madukoro
1 buah.

U
10 10
1044

Arah ke Kaligawe

60 183 7
56 ke PU Bina Marga Jateng
39
71
7

55 7
30
71

7 ke Bandara ke Bundaran Kalibanteng

87 263
1256

Keterangan : 10 10
Pendekat Utara : Kaligawe
Pendekat Barat : Jl Akses Bandara
Pendekat Timur : Jl Madukoro
Pendekat Selatan : Bundaran Kalibanteng
Gambar 5.31. Kondisi geometrik dan arus lalu lintas simpang bersinyal
Jl. Arteri Utara Sta 0+000 (Awal Proyek) ( jam puncak pagi-sore )

Tabel hasil perhitungan fase lampu pengatur lalu lintas dan simpang tak
bersinyal dapat dilihat pada lampiran

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-41


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk urutan waktu sinyal lampu pengatur lalu lintasnya disajikan pada gambar
5.32. berikut :
34
Intergreen Intergreen Intergreen Intergreen

8
20 23 2 33
Arteri Utara
( Utara )

31 14 2 31
Jl.Akses Bandara

29 2 47
Arteri Utara
( Selatan )
58 13 2 5
Jl. Madukoro

Allred Allred
78 detik
Gambar 5.32. Urutan waktu sinyal lampu pengatur lalu lintas simpang
bersinyal Jl. Arteri Utara Sta 0+000 (Awal Proyek) pada jam puncak sore

2. Sta 0+385
Pada sta ini terdapat simpang berlengan 3, yaitu antara Jalan Akses Menuju
Bandara serta jalan menuju Perumahan Puri Anjasmoro. Simpang ini
termasuk ke dalam tipe simpang sebidang yang dilengkapi dengan rambu 1
buah yang akan diletakkan pada sta 0+365 Jalan Akses Bandara arah Menuju
7
Bandara.
415
7
ke Arteri 233
7

ke Bandara 705
7
353 396 222

ke Puri Anjasmoro

6,7 6,7
Gambar 5.33. Kondisi geometrik dan arus lalu lintas simpang tak bersinyal
Jl. Akses Bandara Sta 0+385

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-42


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

5.6.1.2. Perencanaan Simpang Jalan Dari Bandara


(ditandai lingkaran hitam)
1. Sta 0+112,5
Pada sta ini terdapat simpang berlengan 3, yaitu antara Jalan Akses Menuju
Bandara serta jalan dari dan menuju Perumahan Taman Marina. Simpang ini
termasuk ke dalam tipe simpang sebidang yang dilengkapi dengan rambu 1
buah yang akan diletakkan pada sta 0+087,5 Jalan Akses Bandara arah dari
Bandara.

6 6

ke Taman Marina 53 ke Arteri 7


711

56
7

7
82
753
ke Bandara
7

Gambar 5.34. Kondisi geometrik dan arus lalu lintas simpang tak bersinyal
Jl. Akses Bandara Sta 0+112,5

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-43


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Tabel 5.11. Perencanaan Simpang


(Jalan Menuju Bandara)
Tipe Simpang Jml
No. LOKASI STA Sebidang Lengan
Awal proyek, Jl.Arteri Utara
1 Semarang 0+000 dengan sinyal 4
Jalan menuju dan dari Perum.Puri
2 Anjasmoro 0+385 dengan rambu 3
Sumber: Hasil Analisa

(Jalan dari Bandara)


Tipe Simpang Jml
No. LOKASI STA Sebidang Lengan
1 Jalan menuju Perum Taman Marina 0+112,5 dengan rambu 3
Sumber: Hasil Analisa

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-44


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

5.7. Perencanan Bangunan Pelengkap


Bangunan pelengkap jalan merupakan salah satu elemen penting
dalam merencanakan suatu ruas jalan. Peranan dari bangunan pelengkap ini,
walaupun bukan merupakan hal primer, namun sangat penting bagi
terciptanya keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan tersebut.
Bangunan pelengkap yang akan dibahas dalam sub bab ini yaitu jembatan,
saluran drainase, marka dan rambu-rambu.

5.7.1. Jembatan
Jembatan merupakan bangunan pelengkap yang sangat vital
peranannya dalam mendukung suatu ruas jalan. Dalam merencanakan suatu
trase ruas jalan, hampir tidak mungkin bisa dilakukan tanpa melewati suatu
sungai atau saluran drainase eksisting. Untuk inilah jembatan diperlukan agar
fungsi sungai atau saluran drainase tersebut tidak terputus dan menyebabkan
masalah hidrologi dan lingkungan.
Perencanaan elemen-elemen struktural pembentuk konstruksi Jembatan
Siangker, secara detail akan disajikan dalam sub-sub bab sesuai dengan jenis
elemennya.

• Tipe Jembatan : Beton Prategang

• Bentang Jembatan : 32,0 m

• Lebar Jembatan : 9 m ( 2 x 3,5 m + 2 x 1 m )

• Lebar Sungai Siangker : 26,8 m

• Kedalaman Sungai : 1,20 m


(Sumber : ANDAL PSDA
Jawa Tengah, 2005)

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-45


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

SPESIFIKASI BAHAN
A. Penentuan bahan
Konstruksi Jembatan Siangker secara umum :
1. Konstruksi atas :
a. Tiang sandaran
• Mutu beton : K-350 ( f’c = 35 Mpa )
• Mutu baja : BJTD 40 ( fy = 400 Mpa )
b. Lantai trotoir
• Mutu beton : K – 350 (f’c = 35 Mpa )
• Mutu baja : BJTD 40 ( fy = 400Mpa )
c. Lantai jembatan
• Mutu beton : K- 350 ( f’ c = 35 Mpa )
• Mutu baja : BJTP 24 ( fy = 240 Mpa )
d. Diafragma
• Mutu beton : K-350 ( f’c = 35 Mpa )
• Mutu baja : BJTD 24 ( fy = 240 Mpa )
e. Beton prategang
• Mutu beton : K-500 ( f’c = 50 Mpa )
• Mutu baja : BJTD 40 ( fy = 400 Mpa )
f. Plat injak
• Mutu beton : K-225 ( f’c = 22,5 Mpa )
• Mutu baja : BJTP 24 ( fy = 240 Mpa )
2. Bangunan bawah
a. Abutment
• Mutu beton : K-350 (f’c = 35 Mpa )
• Mutu baja : BJTD 24 ( fy = 240 Mpa )
b.Pondasi
• Jenis : Tiang pancang beton pracetak
• Diameter : 40 cm
• Mutu beton : K- 500 ( f’c = 50Mpa )
• Mutu baja : BJTD 40 ( fy = 400Mpa )

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-46


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

B. Penentuan karakteristik bahan :

• Untuk K-225 ( f ‘c = 22,5 Mpa ) dan BJTP 24 ( fy = 240 Mpa )


1,4 1,4
ρmin = = = 0,0058
fy 240

⎡ 0,85 f ' c 600 ⎤


ρmax = 0,75 x β1 ⎢ x ⎥ dan β1 = 0 ,85
⎣ fy 600 + fy ⎦

⎡ 0,85x 22,5 600 ⎤


= 0,75 x 0,85 ⎢ x = 0 ,0362
⎣ 240 600 + 240 ⎥⎦

• Untuk K-350 ( f ‘ c = 35 Mpa ) dan BJTD 40 ( fy = 400 Mpa )


1,4 1,4
ρ min = = = 0,0058
fy 400

⎡ 0,85 f ' c 600 ⎤


ρmax = 0,75 x β1 ⎢ x ⎥ dan β1 = 0 ,85
⎣ fy 600 + fy ⎦

⎡ 0,85x 35 600 ⎤
= 0,75 x 0,85 ⎢ x = 0,0564
⎣ 400 600 + 400 ⎥⎦
• Untuk K-500 ( f ‘ c = 50 Mpa ) dan BJTD 40 ( fy = 400 Mpa )
1,4 1,4
ρmin = = = 0 ,0035
fy 400

⎡ 0,85 f ' c 600 ⎤


ρmax = 0,75 x β1 ⎢ x ⎥ dan β1 = 0 ,85
⎣ fy 600 + fy ⎦

⎡ 0,85x 50 600 ⎤
= 0,75 x 0,85 ⎢ x = 0 ,0406
⎣ 400 600 + 400 ⎥⎦

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-47


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

PERENCANAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN


Bangunan atas jembatan merupakan bagian jembatan yang menerima
langsung beban dari kendaraan atau orang yang melewatinya. Secara umum
bangunan atas terdiri dari beberapa komponen utama , antara lain : Tiang sandaran ,
lantai trotoir , lantai jembatan , balok prategang , diafragma , andas / perletakan dan
plat injak. Perencanaan bangunan atas pada pembangunan jembatan Kali Siangker
meliputi :

Diafragma

100

150
+3.76

100
MAB
+1.76

Wing wall 280

+0.56
50
MAB
Abutment
100 -2.56

2500 3200
Tiang Pancang D 40

32 m

Perkerasan

Lantai Jembatan Railing

Balok Prategang Tiang Sandaran

Diafragma Trotoir
-2% -2%

185 185 185 185


900

Gambar 5.35. Potongan memanjang dan melintang jembatan

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-48


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

1. TIANG SANDARAN
Sandaran selain berfungsi sebagai pembatas jembatan juga sebagai pagar
pengaman baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki. Sandaran terdiri dari beberapa
bagian , yaitu ;
1. Railing sandaran
2. Rail post / tiang sandaran
Railing merupakan pagar untuk pengaman jembatan di sepanjang bentang jembatan,
yang menumpu pada tiang-tiang sandaran (Rail Post) yang terbuat dari pipa baja
galvanished

16 100 10 200 10
15
10 H
°
° 100 kg/m’
45 I I

45 II II

20
20

POT I -I POT II -II

10 10

16 25

Gambar 5.36. Penampang melintang tiang sandaran

Perencanaan tiang sandaran :

• Mutu beton = K-225 ( f ‘c = 22,5 Mpa )


• Mutu baja = BJTP –24 ( fy = 240 Mpa )
• Tinggi sandaran = 1,00 meter
• Jarak sandaran = 2,00 meter
• Dimensi sandaran = - bagian atas ( 100 x 160 ) mm
- bagian bawah ( 100 x 250 ) mm

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-49


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

• Tebal selimut = 20 mm
• ∅ tul. utama = 10 mm
• ∅ tul. sengkang = 8 mm
• Tinggi efektif = h – p – 0,5 x ∅ tul. utama - ∅ tul. sengkang
= 250 – 20 – 0,5 x 10 – 8
= 217 mm

Penentuan gaya dan pembebanan


Muatan horisontal H = 100 kg / m’
( Letak H = 90 cm dari trotoir )
P = H x L
= 100 x 2,00
= 200 kg
Gaya momen H sampai ujung trotoir ( h ) = 90 + 20 = 110 cm = 1,1 m
M=P x h
= 200 x 1,1
= 220 kgm = 2200000 Nmm.
M / b d2 = 2,2 x 106 / ( 100 x 2172 ) = 0,467 N / mm2
M ⎡ fy ⎤
= ρ x 0,8 x fy x ⎢1 − 0,588xρx
bxd 2
⎣ f ' c ⎥⎦
0,467 = 192 ρ - 1204,224 ρ2
ρ = 0,00247

ρmin = 0,0058
ρ < ρ min , dipakai ρ min
ρmaks = 0,0363
As = ρ x b x d = 0,0058 x 100 x 217 = 125,86 mm2
Di pakai tulangan 2 Ø 10 , As terpasang 157 mm2 > 125,86 mm2

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-50


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

10
° ∅ 8 - 100
POT I -I
2 D10

45
I I
10 • • ∅ 8 - 100

° 2 D 10 • 16

Gambar 5.3. Penulangan tiang sandaran
II II
POT II -II
2 D10
45
10 • • ∅ 8 - 100

• 25

20

Gambar 5.37. Penampang melintang tulangan tiang sandaran

2. TROTOIR
Trotoir atau sering disebut side walk adalah sebuah prasarana yang
diperuntukkan bagi pejalan kaki. Yang dimaksud dengan trotoir di sini pertebalan
dari plat lantai kantilever seperti pada gambar di bawah ini. Bagian pertebalan
tersebut direncanakan terbuat dari bahan beton bertulang. Trotoir ini direncanakan
pada sisi jembatan sepanjang bentang jembatan.
Direncanakan :
• Lebar (b) = 1,0 m
• Tebal (t) = 0,2 m
• Mutu beton (f'c) = 35 Mpa
• Mutu baja ( fy ) = 400 Mpa
Pembebanan menurut PPPJR SKB 1987 ( ditinjau 1 meter arah memanjang )
adalah sebagai berikut :
• H1 = 100 kg / m adalah gaya horisontal yang harus ditahan tiang-tiang sandaran
pada setiap tepi trotoir yang bekerja pada tinggi 90 cm di atas trotoir.
• H2 = 500 kg / m adalah muatan horisontal ke arah melintang yang harus ditahan
oleh tepi trotoir , yang terdapat pada tiap-tiap lantai kendaraan yang bekerja pada

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-51


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

puncak trotoir yang bersangkutan / pada tinggi 28 cm diatas penulangan lantai


kendaraan bila tepi trotoir yang bersangkutan lebih tinggi dari 28 cm
• H3 = 500 kg / m2 adalah muatan yang ditahan oleh konstruksi trotoir.

Gambar 5.38. Lantai Trotoir

Pembebanan :

• Beban Mati
P1 ( Pipa sandaran ) = 2 x 2 x 2,58 = 10,32 kg

P2 ( Tiang sandaran ) = 0,16 x 0,1 x 0,55 x 2400 = 22 kg

P3 ( Tiang sandaran ) = ½ ( 0,25 + 0,25 ) x 0,1 x 0,45 x 2400 = 23,063 kg

P4 ( Balok tepi ) = ½ ( 0,25 + 0,4) x 0,1 x 0.2 x 2400 = 24 kg

P5 ( Plat lantai ) = 1 x 0,2 x 1,00 x 2400 = 480 kg

P6 ( Trotoir ) = 1,0 x 0,2 x 1,0 x 2500 = 480 kg.

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-52


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

• Momen Terhadap potongan titik A


- Akibat beban hidup
MH1 = 100 x 1 x 1,30 = 130 kgm

MH2 = 500 x 1 x 0,40 = 200 kgm

MH3 = 500 x 1,00 x 0,3 = 150 kgm

Jumlah akibat beban hidup = 480 kgm

- Akibat beban mati


MP1 = 10,32 x 1,23 = 12,69 kgm

MP2 = 22 x 1,23 = 27,06 kgm

MP3 = 23,.063 x 1,19= 26,34 kgm

MP4 = 24 x 0,90 = 25,92 kgm

MP5 = 480 x 0,50 = 240 kgm

MP6 = 480 x 0,30 = 240 kgm

Jumlah akibat beban mati = 571,92 kgm

Jumlah momen total = 1,2 x MD + 1,6 ML

= 1,2 x 571,92+ 1,6 x 480

= 1454,304 kgm = 1,454 x 107 Nmm

d = h – p – ½ ∅tulangan utama
= 200 – 20 – ½ x 12 =174 mm
M / b d2 = 1,454 x 107 / ( 1000 x 1742 ) = 0,4802 N / mm2
M ⎡ fy ⎤
= ρ x 0,8 x fy x ⎢1 − 0,588 xρx
bxd 2 ⎣ f ' c ⎥⎦
0,4802 = 320ρ - 2150,4 ρ2
ρ = 0,00152

ρmin = 0,0058
ρ < ρ min , dipakai ρ min
ρmaks = 0,0363

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-53


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

As = ρ x b x d = 0,0058 x 1000 x 174 = 1009,2 mm2


Di pakai tulangan Ø 12 - 100 , As terpasang 1131 mm2 > 1009,2 mm2

Tulangan pembagi = 0,2 x As tulangan utama


= 0,2 x 1131 = 226,2 mm2
Jadi tulangan yang digunakan Ø 8 – 200 ( As = 251 mm2 )

D12-100

∅8-200

∅12-100
∅ 8-200

D12-100 ∅8-200

100 cm

Gambar 5.39. Penulangan Lantai Trotoir

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-54


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

3. PERENCANAAN LANTAI JEMBATAN

Pavement Girder

Lantai Jembatan Diafragma


10 cm
20 cm

Gambar 5.40. Pelat lantai jembatan

Direncanakan :
• Tebal pelat lantai kendaraan ( h ) : 20 cm
• Tebal aspal ( t ) : 10 cm
• Tebal lapisan air hujan ( th ) : 5 cm
• Mutu beton ( f'c ) : K-350 ( f ‘c = 35 Mpa )
• Mutu baja ( fy ) : 400Mpa ( BJTD 40)
• Berat Jenis ( BJ ) beton : 2400 kg/m3
• Berat Jenis ( BJ ) aspal : 2200 kg/m3
• Berat Jenis ( BJ ) air hujan : 1000 kg/m3

3.1. Pembebanan Akibat Beban Mati


¾ Beban mati ( D ) pada lantai kendaraan
ƒ Berat sendiri pelat = h x b x BJ beton = 0,2 x 1 x 2400 = 480 kg/m'
ƒ Berat aspal = t x b x BJ aspal = 0,1 x 1 x 2200 = 220 kg/m'
ƒ Berat air hujan = th x b x BJ air = 0,05 x 1 x1000 = 50 kg/m'
ƒ Σ Beban Mati (qD) = Berat sendiri pelat + Berat aspal + Berat air hujan
= 480 + 220 + 50 = 750 kg/m' = 7,50 kN/m'

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-55


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Diasumsikan plat lantai menumpu pada dua sisi ( arah ly ) dan terletak bebas
pada dua sisi yang lain ( arah lx ).

ly

lx

Gambar 5.41. Asumsi perletakan plat lantai jembatan

Menurut PBI ‘ 71 Tabel 13. 3.2 :


Mlx = 0,063 x q x ( lx )2 Mlx = 0,063 x 7,5 x 1,852 = 1,617 kNm
Mtx = -0,063 x q x ( lx )2 Mtx = -0,063 x 7,5 x 1,852 = -1,617 kNm
Mly = 0,013 x q x ( lx )2 Mly = 0,013 x 7,5 x 1,852 = 0,334 kNm

3.2. Beban Akibat Muatan "T" pada Lantai Kendaraan

5m 4-9m 0.5 m 1.75 m 0.5 m

2.75 m
50 kN 200 kN 200 kN
25 kN 100 kN 100 kN
125 mm
500 mm 500 mm

200 mm 200 mm 200 mm 2.75m

125 mm 500 mm 500 mm


25 kN 100 kN 100 kN

Gambar 5.42. Muatan T

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-56


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Beban roda : T = 100 kN


Bidang roda : bx = 50 + 2 (10 + 10) = 90 cm = 0,9 m
by = 20 + 2 (10 + 10) = 60 cm = 0,6 m
Bidang kontak : bxy = 0,6 x 0,9 = 0,540 m2
Muatan T disebarkan : T = 100 / 0,540 =185,185 kN/m2

50 cm 20 cm

45o

10 cm
10 cm
10 cm
90 cm 60 cm

Gambar 5.43. Penyebaran muatan T pada lantai

Digunakan tabel Bittner ( dari DR. Ernst Bitnner ), dengan ;


lx = 1,85
ly = ∞ ( karena tidak menumpu pada gelagar melintang )
dan setelah di interpolasi, hasilnya sebagai berikut :

• Momen pada saat 1 ( satu ) roda berada pada tengah-tengah plat


tx = 90
tx / lx = 0,486 fxm = 0,1477
lx = 185

ty = 60
ty / lx = 0,324 fym = 0,0927
lx = 185
Mxm = 0,1477 x 185,185 x 0,6 x 0,9 = 14,77 kNm

Mym = 0,0927 x 185,185 x 0,6 x 0,9 = 9,27 kNm


Momen total ( beban mati +muatan T)
Arah - x : Mxm = 1,617 + 14,77 = 16,387 kNm
Arah - y : Mym = 0,334 + 9,27 = 9,604 kNm

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-57


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

• Momen pada saat 2 ( dua ) roda berdekatan dengan jarak antara as keas
minimum = 1,00 meter. Luas bidang kontak dapat di hitung atas 2 bagian (I
& II ) sebagai berikut :

60

87,5 10 87,5 185 10


(I) ( II )

Gambar 5.44. Bidang kontak dihitung atas 2 bagian


Bagian - I :
tx = 185
tx / lx = 1 fxm = 0,0910
lx = 185

ty / lx = 0,324 fym = 0,0608


ty = 60
lx = 185
Mxm = 0,0910 x 185,185 x 0,6 x 1,85 = 18,705 kNm
Mym = 0,0608 x 185,185 x 0,6 x 1,85 = 12,497 kNm
Bagian – II :
tx = 10
tx / lx = 0,054 fxm = 0,2539
lx = 185
ty = 60
ty / lx = 0,324 fym = 0,1161
lx = 185
Mxm = 0,2539 x 185,185 x 0,6 x 0,1 = 2,8211 kNm
Mym = 0,1161 x 185,185 x 0,6 x 0,1 = 1,29 kNm
Jadi : Mxm = I – II = 15,884 kNm
Mym = I – II = 11,207 kNm
Momen total ( beban mati + muatan T )
Mxm = 1,617 + 15,884 = 17,501 kNm
Mym = 0,334 + 11,207 = 11,541 kNm

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-58


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

• Akibat beban sementara


Beban sementara adalah beban angin yang bekerja pada kendaraan sebesar q
= 150 kg/m2 pada arah horizontal setinggi 2 (dua ) meter dari lantai

q = 150 kg/m2
2m

1,75 m

Gambar 5.45. Tinjauan terhadap beban angin

Reaksi pada roda = ( 2 x 4 x 1x 150 ) / 1,75 = 685,71 kg = 6,857 kN


Sehingga beban roda, T = 100 + 6,857 = 106,857 kN
Beban T disebarkan = 106,857 : ( 0,6 x 0,9 ) = 197,9 kN
Ditinjau akibat beban 1 ( satu ) roda ( yang menentukan ) pada tengah-tengah
plat.
Mxm = 0,1477 x 197,9 x 0,6 x 0,9 = 15,784 kNm

Mym = 0,0927 x 197,9 x 0,6 x 0,9 = 9,906 kNm


Momen total ( beban mati + beban sementra ) ;
Mxm = 1,617 + 15,784 = 17,401 kNm

Mym = 0,334 + 9,906 = 10,24 kNm

• Momen desain di pakai momen yang terbesar


Mxm = 17,501 kNm

Mym = 11,541 kNm

Mtx = -1,617 kNm

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-59


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

3.3. Penulangan Plat Lantai


3.3.1. Penulangan lapangan arah x

Mxm = 17,501 kNm

Mu =M/φ

Mu = 17,501 / 0,8 = 21,876 kNm


Direncanakan tulangan Ø 12
dx = h – p – 0,5 Ø = 200 – 40 – 0,5 x 12 = 154 mm
M / b d2 = 21,876 / ( 1 x 0,1542 ) = 922,415 kN / m2 = 922,415 . 10-3 N / mm2
M ⎡ fy ⎤
= ρ x 0,8 x fy x ⎢1 − 0,588xρx
bxd 2
⎣ f ' c ⎥⎦
922,415 E-03 = 320 ρ - 2150,4 ρ2
ρ = 0.00294
ρ < ρ min , dipakai ρ min

ρmin = 0,0035

ρmaks = 0,284
As = ρ x b x d x 106 = 0,0035 x 1 x 0,154 x 106 = 539 mm2
Di pakai tulangan Ø 12 – 200
As terpasang 565 mm2 > 539 mm2
2. Penulangan lapangan arah y
Mym = 11,541 kNm
Mu =M/φ
Mu = 11,541 / 0,8 = 14,426
Direncanakan tulangan Ø 12
dy = h – p – 0,5 Øy – Øx = 200 – 40 - 6 –12 = 142 mm
M / b d2 = 14,426 / ( 1 x 0,1422 ) = 715,433 kN / m2 = 715,433 . 10-3 N / mm2
M ⎡ fy ⎤
= ρ x 0,8 x fy x ⎢1 − 0,588xρx
bxd 2
⎣ f ' c ⎥⎦
715,433 E-03 = 320ρ - 2150,4 ρ2
Dari perhitungan didapat :
ρ = 0,00227

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-60


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

ρmin = 0,0035 ρ < ρ min , dipakai ρ min


ρmaks = 0,0284

As = ρ x b x d x 106 = 0,0035 x 1x 0,142 x 106 = 497 mm2


Di pakai tulangan Ø 12 – 200
As terpasang 565mm2 > 497 mm2

3. Penulangan tumpuan

Dari PBI ‘ 71 pasal 8. 5. ( 2 ) “ …tulangan momen negatif paling sedikit 1/3


(sepertiga) dari tulangan tarik total yang diperlukan di atas tumpuan… “

Mtx total = 1,617 + ( 1/3 x 17,501 )

= 1,617 + 5, 833 = 7,45 kNm

Mu =M/φ
Mu = 7,45 / 0,8 = 9,3125 kNm

M / b d2 = 9, 3125 / ( 1 x 0,1542 ) = 392,667 kN / m2 = 392,667 . 10-3 N / mm2

M ⎡ fy ⎤
= ρ x 0,8 x fy x ⎢1 − 0,588xρx
bxd 2
⎣ f ' c ⎥⎦
392,667 E-03 = 320 ρ - 2150,4 ρ2
Dari perhitungan didapat :

ρ = 0,00124

ρmin = 0,0035
ρ < ρ min , dipakai ρ min
ρmaks = 0,0284
As = ρ x b x d x 106 = 0,0035 x 1 x 0,154 x 106 = 539 mm2

Di pakai tulangan Ø 12 – 200


As terpasang 565mm2 > 539 mm2

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-61


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

D8-125 D12-200

D12-200

D12-200

D12-200
D12-200
D12-200

D12-200
D12-200

D12-200.

D12-200

Gambar 5.46. Penulangan Plat Lantai Kendaraan

4. DIAFRAGMA
Diafragma adalah elemen struktural pada jembatan dengan gelagar prategang
berupa sebuah balok yang berfungsi sebagai pengaku. Dalam pembebanannya,
diafragma ini tidak menahan beban luar apapun kecuali berat sendiri balok diafragma
tersebut.
Direncanakan :

Tinggi balok ( h ) = 1075 mm


Mutu beton = K-350 ( f ‘ c = 35 Mpa )
Berat jenis beton ( BJ ) = 2400 kg/m3
Tebal balok ( t ) = 200 mm
Tebal penutup beton = 40 mm
φ tulangan = 16 mm
φ sengkang = 8 mm
tinggi efektif (d ) = h - p - φ sengkang - 0.5 φ tulangan
= 1075 - 40 - 8 – 0,5 x 16 = 1019 mm

qd = 1,2 x 0,2 x 1,019 x 2400


= 586,944 kg/m = 5,87 kN / m

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-62


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Tulangan Utama ;
M = 1/8 ( q x l2 ) = 1/8 ( 5,87 x 1,002 ) = 2,511 kNm
Mu = M / φ
Mu = 2,511 / 0,8 = 3,138 kNm
Mu / bd2 = 3,138 / ( 0,2 x 1,0192 ) = 15,110 kN / m2 = 15,110 . 10-3 N /mm2
M ⎡ fy ⎤
= ρ x 0,8 x fy x ⎢1 − 0,588xρx
bxd 2
⎣ f ' c ⎥⎦
15,110 E-03 = 192 ρ - 774,144 ρ2

Dari perhitungan didapat :

ρ = 0,00007
ρmin = 0,0058
ρ < ρmin , maka dipakai ρmin
ρmax = 0,0564
As = ρmin x b x d
= 0,0058 x 0,2 x 1,019 x 106 = 1182,04 mm2
dipilih tulangan 6 φ 16 , As = 1206 mm2 > 1182,04 mm2

Tulangan pembagi = 0,2 x As tul. Utama


= 0,2 x 1206 = 241,2 mm2
Dipakai tulangan 4 ∅ 10 ( As = 314 mm2 > 241,2 mm2)

∅8-10 ∅8-20

1075
mm

3D16
1,85 m
3 D 16
• • •
• • 1075 mm
4 D 10 • •
∅ 8 -10
• • •
200

Gambar 5.47. Penulangan diafragma

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-63


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

4.1. Perkiraan Gaya Prategang


F = Mu/(0,65 x h)
= 3138000/(0,65 x 1019)
= 4738 N
Fo = F/0,8
= 4738 / 0,8
= 5923 N
4.2. Perhitungan Tendon Balok Diafragma
Pada dasarnya tendon balok diafragma berfungsi sebagai pengikat balok
pratekan dan juga sebagai penahan gaya geser dan guling yang diakibatkan oleh
balok pratekan.
Perencanaan tendon pada balok diafragma ini berupa tendon lurus dan
konsentris (CGC berhimpit dengan CGS).
Gaya Prategang untuk penarikan tendon :
- F = 4738 N
- Fo = 5923 N
Tendon yang digunakan adalah jenis strand 250 KSI, diameter strand 0,25 inch.
Data teknis menurut ASTM A-416 :
• Diameter nominal : 6,35 mm
• Luas nominal : 23,2 mm2
• Minimal UTS : 184 KN
Tegangan putus minimal (fpu) = 184000 = 7931 Mpa
23,2

As1 = Fo / 0,8 fpu


= 5923 / (0,8 x 7931)
= 0,933 mm2
As2 = F / 0,7 fpu
= 4738 / (0,7 x 7931)
= 0,853 mm2
Digunakan tipe angkur E5-3
( T.Y. Lin Ned - H. Burns, Desain Struktur Beton Prategang Jilid 1, halaman 304-
305)

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-64


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

As terpasang = 1 x 2 x 23,2 = 46,4 mm2 Tegangan putus minimal (fpu) = 184000


23,2

= 7931 Mpa
2
As yang digunakan adalah yang terbesar As1 = 0,933 mm
Jumlah strand yang digunakan = As1 / 23,2
= 0,933 / 23,2 = 0,04 ~= 2 buah

4.3. Kontrol Tendon Diafragma terhadap Stabilitas Geser dan Guling Balok
Pratekan
- Cek Stabilitas Geser
Pada perhitungan gaya geser balok pratekan pada halaman 110 diketahui
gaya geser balok adalah 0, 206 Mpa dan
Tegangan putus minimal tendon diafragma (fpu) = 184000 = 7931 Mpa
23,2
0, 206 Mpa < 7931 Mpa …………. Aman !

- Cek Stabilitas Guling


Sfguling = ∑Mv / ∑MH
= (V x X) / MH
= (0,8127 x 0,85) / 1760
= 3,924 x 10-4 KNm
= 1,1744 x 10-3 Mpa < 7931 Mpa …………. Aman !.

Gambar 5.48. Angkur Hidup Tipe E5 - 3

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-65


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

G elagar
T endon Pre stress
55
D iafragm a 55 55

8 13
A B

107
10
M ortar

23
65 65 65

185

PE R L E T A K A N D IA F R A G M A
SK A L A 1 :15

G elagar

D iafragm a
M ortar

T endon Pre stress

185
TAM PAK ATA S
S K A L A 1:15

Gambar 5.49. Perletakan Tendon Pengikat Diafragma dan Balok

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-66


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

5. BALOK PRATEKAN
Fungsi utama gelagar prategang adalah untuk menahan gaya lentur yang
ditimbulkan oleh beban-beban di atasnya.

Direncanakan ;
Mutu beton prategang ( f’c ) = K – 500 (f’c =50 Mpa ).
Berat jenis beton ( BJ ) = 2400 kg/m3
Mutu baja ( fy ) = BJTD 40 ( fy = 400 Mpa )
Type kabel prategang = Uncoated Seven-wire Stress-relieved

High Grade Low Relaxation ASTM A-416

Pengangkuran = Sistem Freyssinet

5.1 Analisa Penampang Gelagar Prategang

beff = 1850

125 1 Yt(c)
75 2 2
Yt(p)
Kt(c)
180 3 Kt(p) cgc composit
1600 1075 cgc prestress
Kb(c)
Kb(p)
Yb(p) Yb(c)
100
4 4
225 5
550
650

Gambar 5.50. Gelagar Prategang

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-67


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Tabel 5.12. Ukuran Gelagar Prategang


No A (cm2) Y (cm) A.Y(cm3) I (cm4) A . (Y-Yb(p)) 2 Ix (cm4)
1 687,5 153,75 105703,125 8951,822 4691783,319 4700735,141
2 138,75 145 20118,75 433,59375 756922,82 757356,414
3 2250 85 191250 2929687,50 432224,1 3361911,6
4 235 25,833 6070,755 1305,55 482390,198 483695,748
5 1462,5 11,25 16453,125 61699,22 5245712,69 5307411,91
4773,75 339595,755 14611110,81

• Penentuan cgc balok prategang


Yb(p) = Σ A. Y / Σ A = 339595,755 / 4773,75 = 71,14 cm
Yt(p) = 160 – 71,14 = 88,86 cm
• Penentuan batas inti balok prategang
Kt(p) = Ix / ( A . Yb(p) )
= 14611110,81 / ( 4773,75 x 71,14 ) = 43,024 cm

Kb(p) = Ix / ( A x Yt(p) )
= 14611110,81 / ( 4773,75 x 88,86 ) = 34,44 cm
5.2. Gelagar Komposit
Direncanakan :
• Mutu beton gelagar prategang : f’c = 50 Mpa
• Mutu beton pelat lantai : f’c = 35 Mpa
• Modulus elastisitas beton ( E ) = 4730 √f’c
E plat = 4730 √35
E balok = 4730 √50
• Angka ekivalen ( n ) = E balok / E plat
= 4730 √50 / 4730 √35 = 1,19
• Luas plat lantai = 185 x 20 = 3700 cm2
• Luas plat lantai ekivalen dengan luas beton precast
Aeki = Aplat / n = 3700 / 1,19 = 3109,24 cm2
• beff = Aeki / tplat = 31,094 / 20 = 155,462 cm = 1554,62 mm
• beff maximum = 1850 mm ( jarak bersih antar balok )

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-68


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Tabel 5.13. Ukuran Gelagar Komposit


No A (cm2) Y (cm) A.Y(cm3) I (cm4) A . (Y-Yb(p)) 2 Ix (cm4)
P 4773,75 71,14 339604,575 14611110,81 7258267,516 21869378,33
VI 3109,24 170 528570,8 82774 11143695,53 11226469,53
7882,99 868175,375 33095847,86

• Penentuan cgc balok komposit


Yb(c) = Σ A. Y / Σ A = 868175.375 / 7882,99 = 110,113 cm
Yt(c) = 180 – 110,113 = 69,687 cm

• Penentuan batas inti balok komposit


Kt(c) = Ix / ( A . Yb(c) )
= 33095847,86 / ( 7882,99 x 110,113 ) = 38,112 cm

Kb(c) = Ix / ( A x Yt(c) )
= 33095847,86 / (7882,99 x 69,687 ) = 60,091 cm

5.3 Pembebanan Balok Prategang


¾ Beban Mati
1. Berat sendiri balok ( qD1 )

13,75 kN/m’
x

A B
32 m

Gambar 5.51. Pembebanan akibat berat sendiri balok

qD1 = Abalok x BJ beton


= 0,4773x 2400 = 1145,52 kg/m’ = 11,46 kN/m’
qUD1= KMS × qD1
= 1,2 × 11,46 kN/m’ = 13,75 kN/m’

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-69


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Mencari reaksi tumpuan :


Σ MB = 0
L × RA – 0.5 × qUD1 × L2 = 0
32 × RA – 0.5 × 13,75 × 322 = 0
RA = 220 kN
Momen pada jarak x dari A : Gaya Lintang pada jarak x dari A :
MX = RA . x – ½ . qUD1 . x2 Dx = RA - qUD1 . x

MX = 220.x – 6,875.x2 Dx = 220


415,226
– 13,75.x
– 20,505.x

M0 = 0 kNm D0 = 220 kN
M2 = 412,5 kNm D2 = 192,5 kN
M4 = 770 kNm D4 = 165 kN
M6 = 1072,5 kNm D6 = 137,5 kN
M8 = 1320 kNm D8 = 110 kN
M10 = 1512,5 kNm D10 = 82,5 kN
M12 = 1650 kNm D12 = 55 kN
M14 = 1732,5 kNm D14 = 27,5kN
M16 = 1760 kNm D16 = 0 kN

2. Beban mati tambahan


Beban mati tambahan terdiri atas ;
- Berat Pelat Beton qplat = b x h x BJbeton
= 1,85 x 0,2 x 2400 = 888 kg/m’ = 8,88 kN/m’
- Berat Lapisan Aspal qaspal = b x t x BJaspal
= 1,85 x 0,1 x 2200 = 407 kg/m’ = 4,070 kN/m’
- Berat air hujan qair = b x th x BJair
=1,85x 0,05x 1000 = 92,5 kg/m = 0,925 kN/m’
qD2= 13,875 kN/m’
qUD1 = KMS × qD2
= 1,2 × 13,875 kN/m’ = 16,65 kN/m’

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-70


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
16,65 kN/m’
x

A B
32 m

Gambar 5.52. Pembebanan akibat berat mati tambahan

Mencari reaksi tumpuan :


Σ MB = 0
L × RA – 0.5 × qUD1 × L2 = 0
32 × RA – 0.5 × 16,65 × 322 = 0
RA = 266,4 kN
Momen pada jarak x dari A : Gaya Lintang pada jarak x dari A
2
MX = RA . x – ½ . qUD1 . x Dx = RA - qUD1 . x

MX = 266,4.x – 8,325.x2 Dx = 266,4 – 16,65.x

M0 = 0 kNm D0 = 266,4 kN
M2 = 499,5 kNm D2 = 233,1 kN
M4 = 932,4 kNm D4 = 199,8 kN
M6 = 1298,7 kNm D6 = 166,5 kN
M8 = 1598,4 kNm D8 = 133,2 kN
M10 = 1831,5 kNm D10 = 99,9 kN
M12 = 1998 kNm D12 = 66,6 kN
M14 = 2097,9 kNm D14 = 33,3 kN
M16 = 2131,2 kNm D16 = 0 kN

3. Beban terpusat balok diafragma


P1 = b x h x L x BJbeton
= 1.85 x 1.075 x 0.2 x 2400 = 954,6 kg = 9,55 kN
PU1 = 1, 2 x P1
= 1, 2 x 9,55 = 11,46 kN

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-71


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

PU1 PU1 PU1 PU1 PU1 PU1 PU1 PU1 PU1


x1 x2 x3 xi

A B
4 4 4 4 4 4 4 4
32 m

Gambar 5.53. Pembebanan akibat difragma

Mencari reaksi tumpuan :

ΣKV= 0 ; RA = RB
RA + RB - ΣPu1 = 0
2 RA = Σ PU1
RA = Σ PU1 / 2 = ( 9 x 11,46 ) / 2 = 40,11 kN
Momen pada jarak x dari A : Gaya Lintang pada jarak x dari A :
M0 = 0 kNm D0 - 4 = 40,11 kN
M2 = 80,22 kNm D4 - 8 = 28,65 kN
M4 = 160,44 kNm D8 - 12 = 17,19 kN
M6 = 217,74 kNm D12 - 16 = 5,73 kN
M8 = 275,04 kNm D16 - 20 = -5,73 kN
M10 = 309,42 kNm D20 - 24 = -17,19 kN
M12 = 343,8 kNm D24 - 28 = -28,65 kN
M14 = 355,26 kNm D28 - 32 = -40,11 kN
M16 = 366,72 kNm

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-72


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

¾ Beban hidup ( Beban lajur D )

Beban garis P=12 ton


1 jalur
Beban terbagi rata q t/m’

Gambar 5.54. Beban D

Beban lajur D terdiri dari ;


- Beban terbagi rata sebesar q ton per m’ per jalur
1,1
q = 2,2 − x ( L − 30 ) (ton/m) untuk 30 < L < 60m
60

L = 32 m
q = 2.2 - (1.1 / 60 ) x (32 - 30 )) = 2.1633 t/m
Untuk pias selebar ( S ) 1,85 m
q’ = ( q / 2,75 ) x S
= ( 2,1633 / 2,75 ) x 1,85 = 1,4553 ton/m = 14,55 kN/m’

- Beban garis sebesar P per jalur


P = 12 ton

20 20
Koefisien Kejut K = 1 + = 1+ = 1,244
( 50 + L ) ( 50 + 32 )

Untuk pias selebar ( S ) 1,85 m


P’ = ( P / 2,75 ) x K
= ( 12 / 2,75 ) x 1,244 x 1,85 = 10,043 ton = 100,43 kN

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-73


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

P’

x q’

A B
32 m

Gambar 5.55. Pembebanan akibat beban D

Mencari reaksi tumpuan :

ΣKV = 0 ; RA = RB
RA + RB - Pu - qU x L = 0
2 RA = Pu + qU x L
RA = (Pu + ( qU x L)) / 2
= (100,43 + ( 14,55 x 32 )) / 2 = 283,015 kN
Momen pada jarak x dari A : Gaya Lintang pada jarak x dari A :
2
MX = RA. x - 1/2 . q’. x DX = RA - q’. x

MX = 283,015.x – ½. 14,55. x2 DX = 283,015 – 14,55. x

M0 = 0 kNm D0 = 283,015 kN
M2 = 536,93 kNm D2 = 253,915 kN
M4 = 1015,66 kNm D4 = 224,815 kN
M6 = 1436,19 kNm D6 = 195,715 kN
M8 = 1798,52 kNm D8 = 166,615 kN
M10 = 2102,65 kNm D10 = 137,515 kN
M12 = 2348,58 kNm D12 = 108,415 kN
M14 = 2536,31 kNm D14 = 79,315 kN
M16 = 2665,84 kNm D16 = 50,215 kN

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-74


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

¾ Beban Sekunder pada Balok Prategang


1. Akibat rem dan traksi
Muatan D untuk pias 1,85 m
P = ( 12 / 2,75 ) x 1,85 = 8,073 ton
P = (2,1633 / 2,75 ) x 1,85 x 32 = 46,57 ton
Total Muatan D = 54,643 ton
= 546,43 kN

Gaya rem = 5% x Total Muatan D


= 5% x 546,43 kN = 27,3215 kN

Tebal aspal = 0,1 m


Tebal Plat = 0,2 m
Jarak garis netral Yt(p) = 0,8886
Tinggi pusat berat kendaraan = 1,8 m
HR = 1,6 x 27,3215 = 43,7144 kN
ZR = Yt(p) + h ( pelat & aspal ) + 1,80
= 0,889 + 0,2 + 0,1 + 1,8 = 2,989 m

x HR

ZR

A B
32 m

Gambar 5.56. Pembebanan akibat rem dan traksi

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-75


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Mencari reaksi tumpuan :

Σ MB = 0
( RA x L ) - ( HR x ZR ) = 0
( RA x 32 ) - (43,7144 x 2,989) =0
RA = 4,083 kN
Momen pada jarak x dari A : Gaya Lintang pada jarak x dari A :
MX = RA. x DX = RA

MX = 4,083. x DX = 4,083

M0 = 0 kNm D0 = 4,083 kN
M2 = 8,166 kNm D2 = 4,083 kN
M4 = 16,332 kNm D4 = 4,083 kN
M6 = 24,498 kNm D6 = 4,083 kN
M8 = 32,664 kNm D8 = 4,083 kN
M10 = 40,83 kNm D10 = 4,083 kN
M12 = 48,996 kNm D12 = 4,083 kN
M14 = 57,162 kNm D14 = 4,083 kN
M16 = 65,328 kNm D16 = 4,083 kN

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-76


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Tabel 5.14. Rekapitulasi Momen

(Knm)
Bab V Perencanaan

Momen
Momen gelagar tambahan diafragma hidup traksi MD ML MT
M0 0 0 0 0 0 0 0 0
M2 412,5 499,5 80,22 536,93 8,166 992,22 545,096 1537,316
M4 770 932,4 160,44 1015,66 16,332 1862,84 1031,992 2894,832
M6 1072,5 1298,7 217,74 1436,19 24,498 2588,94 1460,688 4049,628
M8 1320 1598,4 275,04 1798,52 32,664 3193,44 1831,184 5024,624

Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang


5.4. Rekapitulasi Momen dan Gaya Lintang

M10 1512,5 1831,5 309,42 2102,65 40,83 3653,42 2143,48 5796,9


M12 1650 1998 343,8 2348,58 48,996 3991,8 2397,576 6389,376

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru


M14 1732,5 2097,9 355,26 2536,31 57,162 4185,66 2593,472 6779,132
M16 1760 2131,2 366,72 2665,84 65,328 4257,92 2731,168 6989,088

V-77
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Tabel 5.15. Rekapitulasi gaya lintang

Beban
Bab V Perencanaan

Gaya gelagar tambahan diafragma hidup traksi DT

D0 220 266,4 40,11 283,015 4,083 813,608


D2 192,5 233,1 40,11 253,915 4,083 723,708
D4 165 199,8 28,65 224,815 4,083 622,348
D6 137,5 166,5 28,65 195,715 4,083 532,448

Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang


D8 110 133,2 17,19 166,615 4,083 431,088
D10 82,5 99,9 17,19 137,515 4,083 341,188
D12 55 66,6 5,73 108,415 4,083 239,828

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru


D14 27,5 33,3 5,73 79,315 4,083 149,928
D16 0 0 5,73 50,215 4,083 60,028

V-78
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

5.5. Analisa Gaya Pratekan


Direncanakan :
Mutu beton gelagar prategang : f’c = 50 Mpa
Titik berat penampang : Yb(p) = 71,14 cm
Yt(p) = 88,86 cm
Yb(c) = 110,113 cm
Yt(c) = 69,867 cm
Luas penampang : A(p) = 4773,75 cm2 = 477375 mm2
A(c) = 7882,99 cm2 = 788299 mm2
Momen inersia : Ix (p) = 14611110,81 cm4
Ix (c) = 33095847,86 cm4
Statis Momen : Sb (p) = Ix (p) / Yb = 14611110,81 / 71,14
= 205385,308 cm3 = 205385,308 x 103 mm3
St (p) = Ix (p) / Yt = 14611110,81 / 88,86
= 164428,4359 cm3 = 164428,4359 x 103 mm3
Sb (c) = Ix(c) / Yb = 33095847,86/ 110,133
= 300508,003 cm3 = 300508,003 x 103 mm3
St (c) = Ix(c) / Yt = 33095847,86/ 69,867
= 473697,853 cm3 = 473697,853 x 103 mm3

M maks : MDg = 1760 kNm = 1760 x 106 Nmm (akibat berat sendiri gelagar)
MDtot = 4257,92 kNm = 4257,92 x 106 Nmm (akibat beban mati total)

ML = 2731,168 kNm = 2731,168 x 106 Nmm (akibat beban hidup)


Diasumsikan kehilangan tegangan adalah 15 % : R = 100 % – 15 % = 85 % = 0,85

• Tegangan batas beton berdasarkan peraturan ACI


f ‘c = 50 MPa
f ‘ci = tegangan beton pada umur 14 hari
= 40 Mpa

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-79


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

• Tegangan – tegangan ijin

Kondisi awal :
f ci = 0,6 . f ‘ci = 0,6 . 40 = 24 Mpa
f ti = 0,5 .√ f ‘ci = 0,5 .√ 40 = 3,16 Mpa

Kondisi akhir
f c = 0,45 f ‘c = 0,45. 50 = 22,5 Mpa
f t = 0,5 √ f ‘c = 0,5 √ 50 = 3,535 Mpa
St = {ML + (1 – R) MD} / (fc + R . fti)
= { 2731,168 x 106 + (1 – 0,85) 4257,92 x 106 } / ( 22,5 + 0,85 . 3,16 )
= 133798,777. 103 mm3 < St penampang
Sb = { ML + (1 – R) MD } / ( ft + R . fci )
= { 2731,168 x 106 + (1 – 0,85) 4257,92 x 106 } / ( 3,535+ 0,85 . 24 )
= 140791,978 .103 mm3 < Sb penampang

ML / St(c) = 2731,168 x 106 / 473697,853 x 103 = 5,766 N/mm2 ( MPa )


ML / Sb(c) = 2731,168 x 106 / 300508,003 x 103 = 9,088 N/mm2 ( MPa )
MDg/ St(p) = 1760 x 106 / 164428,4359 x 103 = 10,704 N/mm2 ( MPa )
MDg/ Sb(p) = 1760 x 106 / 205385,708 x 103 = 8,569 N/mm2 ( MPa )
MDtot / St(c) = 4257,92 x 106 / 473697,853 x 103 = 8,988 N/mm2 ( MPa )
MDtot/ Sb(c) = 4257,92 x 106 / 300508,003 x 103 = 14,169 N/mm2 ( MPa )

• Tegangan penampang dihitung berdasarkan 4 kasus


Kasus I : fc = 22,5 MPa fci = 24 MPa
Kasus II : fti = -3,16 MPa ft = -3,535 MPa
Kasus III : fc = 22,5 MPa ft = -3,535 MPa
Kasus IV : fti = -3,16 MPa fci = 24 MPa

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-80


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Tabel 5.16. Diagram tegangan penampang dalam 4 kasus


σ Ti Rti MDg MDtot ML Ti +MDg RTI+MDtot+M
L

I.
9,113 7,746 10,704 8,988 5,766 17,054 > -3,16 22,5
σ top 32,569 27,683 -8,569 -14,169 -9,088 24 4,426 > - 3.535
σ bottom

II.
-13,864 -11,784 10,704 8,988 5,766 -3,16 2,97 < 22,5
σ top 23,2027 19,722 -8,569 -14,169 -9,088 15,348 < 24 -3.535
σ bottom

III.
9,113 7,746 10,704 8,988 5,766 17,054 > -3,16 22,5
σ top 23,202 19,722 -8,569 -14,169 -9,088 15,348 < 24 - 3.535
σ bottom

IV.
-13,864 -11,784 10,704 8,988 5,766 -3,16 5,316 < 22,5
σ top 32,569 27,683 -8,569 -14,169 -9,088 24 3,755 > - 3.535
σ bottom

Gambar 5.57. Diagram tegangan penampang dalam 4 kasus

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-81


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Tegangan yang terjadi pada garis netral penampang beton (cgc) dapat dihitung
dengan memakai perbandingan segitiga.

1. Kasus I.
32,569 / (1600 + x ) = 9,113 / x 32,569 / 2221,623 = σcgc / 1510,223
32,569 x = 9,113 x + 14580,8 σcgc = 22,140 Mpa
x = 621,623 mm
2. Kasus II.
23,202 / (1600 - x ) =13,864 / x 23,202 / 1012,543 = σcgc / 301,143
23,202 x = 22182,4 – 13,864 x σcgc = 6,901 Mpa
x = 598,457 mm
3. Kasus III.
23,202 / (1600 + x ) = 9,113/ x 23,202 / 2634,907 = σcgc / 1923,507
23,202 x = 14580,8 + 9,113 x σcgc = 16,938 Mpa
x = 1034,907 mm
4. Kasus IV.
32,569 / (1600 - x ) =13,864 / x 32,569 / 1122,271 = σcgc / 410,871
32,569 x = 22182,4 – 13,864 x σcgc = 11,923 Mpa
x = 477,729 mm
• Mencari gaya pratekan
σcgc = Ti / A
Ti = σcgc x A
• Eksentrisitas tendon (e) dapat ditentukan

Ti Ti .e Ti .e
σ bottom = + = σ cgc +
A Sb Sb
× ( σ bottom − σ cgc )
Sb
e =
Ti

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-82


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Tabel 5.17. Eksentrisitas Tendon


Kasus Ti (KN) e (mm)
I 10569,083 202,663
II 3294,365 1016,277
III 8085,778 159,111
IV 5691,742 745,006
Berdasarkan tabel tersebut, kita dapat menggambarkan daerah aman dengan memplot
e sebagai fungsi Ti, setiap titik di daerah aman ini akan memberikan desain yang
baik serta memenuhi persyaratan batas-batas tegangan ijin.
Ti (kN)
I
10569,1

8085,8
III
6150 IV
5691,7

II
3294,4
e (mm)
Gambar 5.22. Daerah aman Ti dan e
159,11 202,66 618 745,01 1016,28

Gambar 5.58. Grafik Eksentrisitas Tendon

e max = yb – ½ ∅tendon - ∅tul.begel - ∅tul.utama - penutup


= 71,14 – 6,35/2 – 0,6 – 1,4 – 4 = 61,965 cm
Dipilih Ti = 6150 kN dengan e = 618 mm < e max = 619,65 mm

5.6. Penentuan Jumlah Tendon.


Dipakai Uncoated Seven-wire Stress relieved for Prestressed Concrete
Highgrade-Low Relaxation ASTM – 416 dengan pengangkuran sistem Freyssinet.
Spesifikasi dari Freyssinet :
Diameter nominal : 12,7 mm
Luas nominal : 98,71 mm2
Minimal UTS : 184000 N (Ultimate Tension Strangth)
Modulus Elastisitas (E) : 195 KN/mm2
Tegangan putus ( fpu ) : 184000 / 98,71 = 1864 MPa

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-83


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

As = Ti / 0,7 fpu = 6,15 x 106 / 0,7.1864 = 4713,366 mm2


Jumlah strand = 4713,366 / 98,71 = 47,75 ⇒ 48 buah
Tipe angkur ( T.Y. Lin , Desain Struktur Beton Prategang Jilid 2 hal. 254 )
7 K 5 jumlah tendon = 48 / 7 = 6,85 ⇒ 7 buah
12 K 5 = 48 / 12 = 4 ⇒ 4 buah

19 K 5 = 48 / 19 = 2,53 ⇒ 3 buah

Dipilih :
Tipe angkur : 12 K 5
Tipe dongkrak : K 200
Jumlah tendon : 4 buah
Jumlah strand : 48 buah
As terpasang : 48 x 98,71 = 4738,08 mm2
Diameter selongsong : 6,35 cm
Tegangan tendon ( fsi ) : Ti / As = 6,15 x 106 / 4738,08 = 1297,994 Mpa
Ti per tendon : 6,15 x 106 / 4 = 1,5375 x 106 N
Checking lebar badan :
2 x penutup + 2 x ∅tul. + 2 x ∅tul.begel + ∅tendon.
(2 x 4) + (2x 1,2) + (2 x 0,6) + 6,35 ≤ b
17,95 cm < 18 cm ⇒ OK

5.7. Penentuan Kehilangan Tegangan Sesungguhnya.


Harga R yang sesungguhnya dapat ditentukan sesuai dengan kehilangan
tegangan yang sebenarnya. Tegangan-tegangan pada penampang tengah dihitung
kembali serta dibandingkan dengan tegangan ijinnya.
Kehilangan tegangan pada konstruksi beton prategang dapat diakibatkan oleh :
(T.Y. Lin Ned - H. Burns, Desain Struktur Beton Prategang Jilid 1, halaman 76 – 91)
1. Elastic shortening of concrete (perpendekan elastis beton)
2. Creep in concrete (rangkak beton)
3. Shrinkage in concrete (susut beton)
4. Steel relaxation (relaksasi baja)

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-84


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

5.7.1. Perpendekan Elastis Beton ( Elastic Shortening )


Pada postensioning, untuk pemasangan tendon lebih dari satu kehilangan
tegangan terbesar terjadi pada tendon yang diberi tegangan pertama, dan kehilangan
ini akan menurun pada tendon-tendon yang diberi tegangan berikutnya. Pada tendon
yang diberi tegangan terakhir, kehilangan tegangan sama dengan nol. Kehilangan
tegangan rata-rata sama dengan 0,50 dari kehilangan tegangan yang terbesar.

ES = n . Fo / Ac

direncanakan :
Ap = 477375 mm2
Ti’ = 1,5375 x 106 N
m = 4 tendon
Ec = 4700 √50 = 33234,018 Mpa
Es = 195000 MPa
n = Es / Ec = 195000 / 33234, 018 = 5, 86
Tendon I :
Fo = 1,5375 x 106 x ( 4 - 1 ) = 4,6125.106 N
ES = 5, 86 x 4,6125 x 106 / 477375 = 56,62 Mpa
Tendon II :

Fo = 1,5375 x 106 ( 3 - 1 ) = 3,075 . 106 N


ES = 5, 86 x 3,075 x 106 / 477375 = 37,747 Mpa
Tendon III :
Fo = 1,5375 x 106 x ( 2 - 1 ) = 1,5375 .106 N
ES = 5, 86 x 1,5375 x 106 / 477375 = 18,87 Mpa
Tendon IV :
Fo = 1,5375 x 106 x ( 1 - 1 ) = 0
ES = 5, 86 x 0 / 477375 = 0
Kehilangan tegangan rata-rata :

56,62 + 37,747 + 18,87 + 0


ES rata - rata = = 28,309 Mpa
4
Kehilangan tegangan ES = 28,309 Mpa

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-85


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

5.7.2. Rangkak Beton ( Creep )

CR = Kcr x n x fc

Notasi :

Kcr = Koefisien rangkak


= 1,6 untuk postension
fc = Ti /Ac
= 6,15 x 106 / 477375= 12,88 Mpa
Es
n = = 5,86
Ec
CR = 1,6 x 5, 86 x 12,88 = 120,76 MPa
Kehilangan tegangan CR = 120,76 Mpa

5.7.3. Susut Beton ( Shrinkage )

SH = 550.10-6 x Kshx Es x ( 1- 0,06 V/S ) ( 1,5 – 0,015 RH )

Notasi :
Ksh = 0,64 ( Tabel 26-1 ACI )
Es = 195000 MPa
V = volume gelagar dalam inch
S = luas permukaan gelagar dalam inch
RH = Angka kelembaban relatif = 80
V 4773,75 x 3200 1,53.107
= =
S (55 + 65 + 2x22,5 + 2x12,5 + 2x107,5 + 2x19,96 + 2x25,54 ) x 3200 1,59.106
= 9,624 cm = 3,789 inch

SH = 550.10-6 x 195000 x 0,64 x ( 1 - 0,06 x 3,789 ) ( 1,5 - 0,015 x 80 )


= 15,91 Mpa
Kehilangan tegangan SH = 15,91 Mpa

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-86


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

5.7.4. Relaksasi Baja ( Relaxation )

RE = [ Kre - J ( SH + CR + ES) ] C

Notasi :

Untuk tipe Uncoated Seven-wire Stress relieved for Prestressed Concrete


Highgrade-Low Relaxation ASTM – 416 didapat ;
Kre = 35 Mpa ( Tabel 4-5 hal.88 Buku T.Y.Lin )
J = 0,04
fpi = 0,7 fpu fpi / fpu = 0,7 dari tabel 26.3 ACI didapat ;
C = 0,75
RE = [ 35 - 0,04 x ( 15,91 + 120,76 + 28,309) ] 0,75
= 21,3 Mpa
Kehilangan tegangan RE = 21,3 Mpa

Kehilangan tegangan total H = ES + CR + SH + RE


= 28,31+ 120,76 + 15,91 + 21,30 = 186,28 MPa
Prosentase kehilangan tegangan
E = (186,28 / 1297,994) x 100%
= 14,35 %
R = 100 – 14,35 = 85,65 %
= 0,86

5.8. Kontrol Tegangan


Tegangan yang terjadi pada penampang ditinjau dari beberapa kondisi, antara
lain :
1. Pada saat transfer tegangan ( hanya memikul berat sendiri saja ).
2. Setelah Pelat di cor (sudah terjadi kehilangan tegangan ).
3. Setelah beban hidup bekerja.
Diketahui ;
Ti = 6150 kN = 6150000 N
e = 618 mm
A(p) = 477375 mm2

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-87


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

A(c) = 788299 mm2


Yb(p) = 711,4 mm
Yt(p) = 888,6 mm
Yb(c) = 1101,33 mm
Yt(c) = 698,67 mm

Ix (p) = 14611110,81 x 104 mm4


Ix (c) = 33095847,86 x 104 mm4

Sb (p) = 205385308 mm3


St (p) = 164428435,9 mm3
Sb (c) = 300508003 mm3
St (c) = 473697853 mm3
MDbeam = M akibat berat sendiri balok = 1760 kNm = 1760 x 106 Nmm
MDslab = M akibat beban tambahan = 2497,92 kNm = 2497,92 x 106 Nmm
ML = M akibat beban hidup = 2731,168 kNm = 2731,168 x 106 Nmm
MT = M total = 6989,088 kNm = 6989,088 x 106 Nmm

5.8.1. Gaya pratekan dan berat sendiri sesaat setelah transfer tegangan
pratekan
(T . e).Y
T
i − i tp M D beam
f = + ≤ f
top A I S ti
p x tp

6150000 (6150000 x 618) x 888,6 1760 x 106


= − +
477375 14611110,81 x 10 4 164428435,9
= 0,4737 Mpa < -3,16 Mpa ok !

(T . e).Y
T
i i bp M D beam
f = + − ≤ f
bottom A I S ci
p x bp

6150000 (6150000 x 618) x 711,4 1760 x 106


= + −
477375 14611110,81 x 10 4 205385308
= 22,816 Mpa < 24 Mpa ok !

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-88


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

5.8.2. Setelah kehilangan tegangan dan pelat dicor


R . (T . e ).Y
R .T
i− i tp M D beam + M D slab
f = + ≤ f
top Ap I S t
x tp

0,86x6150000 0,86x(6150000 x 618) x888,6 4257,92x106


= − +
477375 14611110,81 x 10 4 164428435,9
= 17,091 Mpa < -3,535 Mpa ok !

R . (T . e).Y
R .T
i+ i bp M D beam + M D slab
f = − ≤ f
bottom A I S c
p x bp

0,86x6150000 0,86x(6150000x618) x711,4 4257,92x106


= + −
477375 14611110,81 x 10 4 205385308
= 6,258 Mpa < 22,5 Mpa ok !

5.8.3. Setelah beban hidup bekerja pada balok komposit


R . (T . e).Y
R .T
i− i tp M D beam + M D slab ML
f = + + ≤ f
top Ap I S S c
x tp

0,86 x 6150000 0,86 x (6150000 x 618) x 888,6 4257,92 x 106 2731,168 x 106
= − + +
477375 14611110,81 x 10 4 164428435,9 557104675,5
= 21,991 Mpa < 22,5 Mpa ok !

R . (T . e).Y
R .T
i i bp M D beam + M D slab ML
f = + − ≤ f
bottom A I S S p
p x bp bc

0,86 x 6150000 0,86 x (6150000 x 618) x 711,4 4257,92 x 10 6 2731,168 x 10 6


= +
477375 14611110,81 x 10 4 205385308 300508,003

= -2,826Mpa < -3,535 Mpa ok !

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-89


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

5.9. Daerah Aman Kabel Prategang


Gaya pratekan Ti =6150 kN dianggap konstan sepanjang tendon. Letak kabel
prategang di dalam beton mengikuti lengkung parabola. Agar konstruksi tetap aman
maka konstruksi kabel harus terletak di antara kedua garis aman kabel.
Diketahui :
fci = 24 Mpa
fti = 3,16 Mpa
fc = 22,5 Mpa
ft = 3,535 Mpa
A (p) = 477375 mm2
A(c) = 788299 mm2

Sb (p) = 205385308 mm3


St (p) = 164428435,9 mm3
St (c) = 473697853 mm3
Sb (c) = 300508003 mm3
Yt(p) = 888,6 mm Yt(c) = 698,67 mm
Yb(p) = 711,4 mm Yb(c) = 1101,33 mm
Ix(p) = 14611110,81 cm4 Ix(c) = 33095847,86 cm4

5.9.1. Keadaan A, Akibat Gaya Pratekan Ti Dan Berat Sendiri Balok Mdbeam
σcgc = Ti / A
= 6,15 x 106 / 477375 = 12,88 Mpa
™Pada serat terbawah akan terjadi tegangan :
T (T .e ) M D beam
f =f = i + i −
bottom ci A S S
p b b
S M
(
e1 = b f ci − σcgc + D beam
T T
)
i i
205385308 M D beam
e1 = ( 24 − 12,88 ) +
6,15x106 6,15x106
M
e1 = 371,363 + D beam
6,15x106

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-90


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

M0 = 0 kNm e0 = 371,363 mm
M2 = 412,5 kNm e2 = 438,436 mm
M4 = 770 kNm e4 = 496,566 mm
M6 = 1072,5 kNm e6 = 545,753 mm
M8 = 1320 kNm e8 = 585,997 mm
M10 = 1512,5 kNm e10 = 617,297 mm
M12 = 1650 kNm e12 = 639,655 mm
M14 = 1732,5 kNm e14 = 652,989 mm
M16 = 1760 kNm e16 = 657,541 mm

™Pada serat teratas akan terjadi tegangan :


T (T .e ) M D beam
f = - f ti = i − i +
top A S S
p t t
S M
(
e2 = t f ti + σcgc + D beam
T T
)
i i
164428435,9 M D beam
e2 = 6
( 3,16 + 12,88 ) +
6,15x10 6,15x106
M D beam
e2 = 428,85 +
6,15x106
M0 = 0 kNm e0 = 428,85 mm
M2 = 412,5 kNm e2 = 495,923 mm
M4 = 770 kNm e4 = 554,053 mm
M6 = 1072,5 kNm e6 = 603,240 mm
M8 = 1320 kNm e8 = 643,484 mm
M10 = 1512,5kNm e10 = 674,785 mm
M12 = 1650 kNm e12 = 697,140 mm
M14 = 1732,5 kNm e14 = 710,550 mm
M16 = 1760 kNm e16 = 715,028 mm

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-91


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

5.9.2 Keadaan B, setelah beban hidup bekerja dan terjadi kehilangan tegangan
™Pada serat teratas akan terjadi tegangan :
RT R. (T .e ) M
f = fc = i− i + T
top A S S
p t t
S
(
e3 = t − f c + R σcgc +
RT
MT
RT
)
i i

473697853 M
e3 = 6
( − 22,5 + 0,86.12,88 ) + T
0,86 x6,15.10 0,86x6,15.10 6

M
e 3 = - 1023,094 + T
5,289x10 6

M0 = 0 kNm e0 = -1023,094 mm
M2 = 1537,316 kNm e2 = -732,431 mm
M4 = 2894,832 kNm e4 = -475,763 mm
M6 = 4049,628 kNm e6 = -257,424 mm
M8 = 5024,624 kNm e8 = -73,080 mm
M10 = 5796,9 kNm e10 = 72,935 mm
M12 = 6389,376 kNm e12 = 184,956 mm
M14 =6779,132 kNm e14 = 258,648 mm
M16 = 6989,088 kNm e16 = 298,344 mm

™ Pada serat terbawah akan terjadi tegangan :


RT R. (T .e ) M
f = - ft = i+ i - T
bottom A S S
p b b
S
e4 =
RT
(
b −f − R σ
t cgc +
M
RT
T )
i i

300508003 M
e4 = ( − 3,535 − 0,86 x12,88 ) + T
0,86 x6,15.10 6 0,86x6,15x10 6
M
e 4 = - 830,207 + T
5,289x10 6

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-92


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

M0 = 0 kNm e0 = -830,207 mm
M2 = 1537,316 kNm e2 = -539,544 mm
M4 = 2894,832 kNm e4 = -282,876 mm
M6 = 4049,628 kNm e6 = -64,537 mm
M8 = 5024,624 kNm e8 = 119,087 mm
M10 = 5796,9 kNm e10 = 265,822 mm
M12 = 6389,376 kNm e12 = 377,843 mm
M14 =6779,132 kNm e14 = 451,535 mm
M16 = 6989,088 kNm e16 = 491,231 mm

Trace dari e1, e2, e3 dan e4 dapat dilukis dan akan memberikan daerah aman bagi
tendon.
Batas – batas ini dapat disederhanakan menjadi e1 dan e4 saja
saat x = 16 m, batas daerah aman = 657,541 –491,231 = 166,310 mm
= 16,631 cm

-888,6 mm
--830,21

(-)
-282,88

0
σcgc
119,09
377,84
( +) 371,363 491,23 618
496,566 585,997 σcgs
639,655
657,541
Gambar 5.23. Daerah aman kabel prategang
711,4 mm
0m 4,00 m 8,00 m 12,00 m 16,00 m

Gambar 5.59. Grafik Daerah Aman Kabel Prategang

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-93


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

5.10. Lay Out Tendon Prategang


Bentuk lay out tendon memanjang adalah parabola. Untuk menentukan posisi
tendon digunakan persamaan garis lengkung :

Y
Y = 4 f ( Lx – x2 ) / L2
x1
X
y1
f

Gambar 5.60. Grafik persamaan lengkung parabola


Dimana : y = ordinat tendon
x = panjang tendon
L = panjang bentang
f = tingi puncak tendon

cgc
108,271
58,757
83,514
34

9,34
0m 4,0 m 8m 12,0 m 16,0 m

Gambar 5.61. Perencanaan lay out tendon

Puncak lengkung tiap – tiap tendon adalah sebagai berikut :


- Tendon I : fI = 108,271 – 9,34 = 98,931 cm
- Tendon II : fI = 83,514 – 9,34 = 74,174 cm
- Tendon III : fI = 58,757 – 9,34 = 49,417 cm
- Tendon IV : fI = 34 – 9,34 = 24,66 cm
Contoh perhitungan untuk tendon I

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-94


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

4 f (lx − x 2 )
y1 ' =
l2
4 x 98,931 x (3200 x − x 2 ) 395,724 ( 3200 x − x 2 )
= =
32002 32002
Untuk x = 2,0 m = 200 cm
395,724 x (3200 x 200 − 200 2 )
y '1 = = 23,186 cm
32002
y1 = ya − y1 ' = 108,271 − 23,186 = 85,085 cm

Perhitungan jarak kabel dari tepi bawah disajikan dalam tabel berikut ;
Tabel 5.18. Jarak Kabel dari Tepi Bawah Balok

Jarak Tendon ke Tepi bawah (cm)


Jarak
Langsung Tendon I Tendon II Tendon III Tendon IV
(cm) ya = ya = 83,514 cm
ya =58,757cm ya =34 cm
108,271cm
0 108,271 83,514 58,757 34
200 85,085 66,129 47,174 28,22
400 64,988 51,062 37,137 23,211
600 47,984 38,314 28,643 18,972
800 34,072 27,883 21,694 15,505
1000 23,252 19,77 16,289 12,807
1200 15,523 13,975 12,428 10,881
1400 10,885 10,498 10,112 9,72
1600 9,34 9,34 9,34 9,34

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-95


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

0m 4,0 m 8,0 m 12,0 m 16,0 m

Gambar 5.62. Lay out tendon

5.11. Perpanjangan Kabel


( T.Y. Lin N. - H. Burns, Desain Struktur Beton Prategang Jilid 1, halaman 108 )
Perpanjangan kabel perlu dihitung untuk menentukan masuknya anchor head ke
dalam sheath, bila ditarik dengan gaya sebesar Fn, beton akan mengalami tekanan
sebesar Fn pula.

Sehingga perpanjangan relatif kabel dapat ditentukan sebagai berikut :

• Akibat Lenturan Beton


∆L = ( fsi x L’ ) / Es
dimana :
∆L = perpanjangan kabel
fsi = 1297,994 MPa = 12979,94 kg/cm2
Es = 195000 MPa = 1950000 kg/cm2
L’ = panjang kabel = L x ( 1 + 2,67 x ( f / L )2 )
• Akibat Elastisitas Beton
∆L = ( σb’ x L’ ) / Ec
dimana :
σb’= 0,37 x f’c = 0,37 x 50 = 18,5 MPa = 185 kg/cm2
Ec = 4700 √fc’= 4700 √50 = 33234,02 Mpa = 332340,2 kg/cm2
• Akibat Susut Beton
∆L= ( Eb x L’ )
Eb = 0,003

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-96


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

• Untuk Tendon 1
L = 3200 cm
F = 98,931 cm
L’ = 3200 x ( 1 + 2,67 x 98,9312 / 32002 ) = 3208,166 cm
• akibat lenturan beton
∆L = ( fsi x L’ ) / Es
∆L = (12979,94 x 3208,166) / 1950000 = 21,354 cm
• akibat elastisitas beton
∆L = ( 185 x 3208,166) / 332340,2 = 1,785 cm
• akibat susut beton
∆L = 0,003 x 3208,166 = 9,624 cm
Perpanjangan Total = 21,354 + 1,785 + 9,624 = 32,763 cm
• Untuk Tendon 2
L = 3200 cm
F = 74,174 cm
L’ = 3200 x ( 1 + 2,67 x 74,1742 / 32002 ) = 3204,59 cm
• akibat lenturan beton
∆L = ( fsi x L’ ) / Es
∆L = (12979,94 x 3204,59) / 1950000 = 21,33 cm
• akibat elastisitas beton
∆L = ( 185 x 3204,59) / 332340,2 = 1,784 cm
• akibat susut beton
∆L = 0,003 x 3204,59= 9,61 cm
Perpanjangan Total = 21,33 + 1,784 + 9,61 = 32,724 cm

• Untuk Tendon 3
L = 3200 cm
F = 49,417 cm
L’ = 3200 x ( 1 + 2,67 x 49,4172 / 32002 ) = 3202,037 cm
• akibat lenturan beton
∆L = ( fsi x L’ ) / Es
∆L = (12979,94 x 3202,037) / 1950000 = 21,314 cm

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-97


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

• akibat elastisitas beton


∆L = ( 185 x 3202,037) / 332340,2 = 1,782 cm
• akibat susut beton
∆L = 0,003 x 3202,037 = 9,606 cm
Perpanjangan Total = 21,314 + 1,782 + 9,606 = 32,702 cm

• Untuk Tendon 4
L = 3200 cm
F = 34 cm
L’ = 3200 x ( 1 + 2,67 x 342 / 32002 ) = 3200,96 cm
• akibat lenturan beton
∆L = ( fsi x L’ ) / Es
∆L = (12979,94 x 3200,96) / 1950000 = 21,307 cm
• akibat elastisitas beton
∆L = ( 185 x 3200,96) / 332340,2 = 1,782 cm

• akibat susut beton


∆L = 0,003 x 3200,96 = 9,603 cm
Perpanjangan Total = 21,307 + 1,782 + 9,603 = 32,692 cm

5.12. Kontrol Terhadap Lendutan


¾ Akibat Gaya Prategang
ƒ Gaya Prategang Awal ( Ti )
Ti = 6,15.106 N
Ix = 14611110,81 x 104 mm4
E = 618 mm
Ec = 33234,02 Mpa
M = Ti x e = 6,15.106 x 618 = 3,8 x 109 Nmm
M = 1/8 x q x L2
q = 8 x M / L2 = 8 x 3,8 x 109 / 320002 = 29,687 N/mm

= 83,471 mm ( ↑ )
5 q . L4 5 29,687 x 320004
δ1 = x = x
384 Ec. I 384 33234,02 x 14611110,81 x 104

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-98


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

ƒ Gaya Prategang Akhir ( RTi )


Ti = 6,15 x 106 N
E = 618 mm
Ix = 33095847,86 x 104 mm4
M = RTi x e = 0,86 x 6,15 . 106 x 618 = 3,268 x 109 Nmm
M = 1/8 x q x L2
q = 8 x M / L2 = 8 x 3,268 x 109 / 320002 = 25,53 N/mm
q . L4 25,531 x 32000 4
= 34,211 mm ( ↑ )
5 5
δ2= x = x
384 Ec. I 384 33234,02 x 30658584,5 x 10 4
¾ Akibat Berat Sendiri Balok Prategang
q = 13,75 kN/m’ = 13,75 N/mm
5 q . L4
δ3= x
384 Ec. I

= 38,661 mm ( ↓ )
5 13,75 x 320004
= x
384 33234,02 x 14611110,81 x 104

¾ Akibat Berat Diafragma


M = 366,72 kNm =366,72 x 106 Nmm
Ix = 30658584,5 x 104 mm4
q = 8 x M / L2 = 8 x 366,72 x 106 / 320002 = 2,865 N/mm
5 q . L4
δ4= x
384 Ec. I
2,865 x 320004
= 3,84 mm ( ↓ )
5
= x
384 33234,02 x 30658584,5 x 104
¾ Akibat beban mati ( aspal + air hujan )
q = 16,65 kN/m’ = 16,65 N/mm
5 q . L4
δ5= x
384 Ec. I
16,65 x 320004
= 22,31 mm ( ↓ )
5
= x
384 33234,02 x 30658584,5 x 104
¾ Akibat Beban Hidup
Muatan Terbagi Rata
q = 14,55 N/mm

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-99


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Muatan Terpusat
P = 100,43 kN = 100430 N
5 q . L4 1 P . L3
δ6= x + x
384 Ec. I 48 Ec. I
5 14,55 x 32000 4 1 100430 x 320003
= x + x
384 33234,02 x 30658584,5 x 10 4 48 33234,02 x 30658584,5x 10 4
= 26,224 mm ( ↓ )
Lendutan pada Keadaan Awal
δijin = ( 1 / 300 ) x L = ( 1 / 300 ) x 32000 = 106,66 mm
δ = δ1 + δ3 = 83,5 – 38,66 = 44,84 mm ( ↑ ) < δijin = 106,6 mm
Pada keadaan awal terjadi lendutan ke atas (chamber)

Lendutan pada Keadaan Akhir


δ = δ2 + δ3 + δ4 + δ5 + δ6
= 34,2 – 38,66 – 3,84 – 22,31 – 26,2 = 56,81 ( ↓ ) < δijin = 106,6 mm
Pada keadaan akhir terjadi lendutan ke bawah

5.13. Perhitungan Penulangan Balok Prategang


Perhitungan penulangan konvensional balok prategang adalah terhadap
momen dan gaya lintang akibat berat sendiri balok saat dilakukan ke lokasi pekerjaan
. Kondisi terburuk yang menyebabkan momen serta gaya lintang terbesar apabila
pengangkatan dilakukan melalui ujung –ujung balok.

A B
32 m

Gambar 5.63. Gelagar akibat pengangkatan

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-100


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Berat sendiri balok ( q ) = 13,75 kN / m


Mencari gaya momen maksimum :

∑ MB = 0

RA x L – 0,5 . q . L2 = 0
RA x 32 – 0,5 ( 13,75 ) x 32 2 = 0

RA = 220 kN
Momen maksimum terletak di tengah bentang ( 0,5 L )

Mmax = RA x X – 0,5 q X2
= 220 x 16 – 0,5 ( 13,75 ) 162
= 1760 kNm
Mencari gaya lintang maksimum
Gaya lintang maksimum terletak di tepi bentang ( x = 0 m )
Dx = RA – q X
= 220 – ( 13,75 ) x 0
= 220 kN Maka tumpuan penarikan pada tepi bentang

Tinggi balok ( h ) = 1600 mm


Lebar balok = 550 mm
Tebal selimut beton = 40 mm
∅ tulangan utama = 16 mm
∅ tulangan sengkang = 12 mm
Tinggi efektif ( d ) = h – p – 0,5 ∅ tul. Utama -∅ tul. Sengkang
= 1600 – 40 – 0,5 x 16 – 8 = 1544 mm

5.13.1. Perhitungan Penulangan Konvensional


M / bd2 = 1760 . 106 / ( 550 x 15442 ) = 1,34 N / mm2
M ⎡ fy ⎤
= ρ x 0,8 x fy x ⎢1 − 0,588xρx
bxd 2
⎣ f ' c ⎥⎦
1,34 = 320 ρ - 1505,28 ρ2
Dari hasil perhitungan didapat :

ρ = 0,0042

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-101


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

ρmin = 0,0035
ρmin < ρ < ρ max , dipakai ρ
ρmaks = 0,0406
As = ρ x b x d x 106 = 0,0042 x 550 x 1545 = 3568,95 mm2
Di pakai tulangan 20 Ø 14
As terpasang 4019,2 mm2 > 3568,95 mm2
5.13.2 Kontrol Terhadap Tegangan Geser
( T.Y. Lin Ned - H. Burns, Desain Struktur Beton Prategang Jilid 1, halaman 218 )
Gaya lintang terbesar terjadi pada tumpuan, jadi :
X =0
Y = 4 f X (L-X) / L2 = 4 f (L X - X2) / L2
Y’ = tg α = 4 f ( L - 2X ) / L2
X =0→ tg α = 4 f / L ,
Dimana ; f = e = 618 mm
L = 32000 mm
DU = RTi x tg α = 5,289 .106 x 4 x 618 / 32000 = 408575,25 N
DA = gaya lintang di tumpuan = 813,608 kN = 813608 N
Q = DA - DU = 813608 – 408575,25 = 405032,75 N
Data Penampang
A = 477375 mm2
Yb = 711,4 mm
Yt = 888,6 mm
Ix = 14611110,81 cm4 = 14611110,81. 104 mm4
Sb = 205385308 mm3
St = 164428435,9 mm3
τ ijin = 0,43 x f’c = 0,43 x 50 = 21, 5 MPa
τ b = ( Q x St ) / ( b x Ix )
= ( 405032,75 x 164428435,9 ) / ( 180 x 14611110,81. 104 ) = 2,532 Mpa
τ b’ = ( RTi / A ) + ( RTi x e x Yt ) / Ix
= (5,289 .106 / 477375 ) + (5,289 .106 x 618 x 888,6 ) /14611110,81. 104
= 30,958 Mpa
τ t = √ ((τ b )2+ (τ b’/ 2 )2 ) - τ b’ / 2 = √ ( ( 2,532 )2 + ( 30,958 / 2 )2 ) – 30,958 / 2
= 0, 206 MPa < τijin = 21,5 Mpa

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-102


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Maka perencanaan balok prategang tanpa tulangan geser.

5.13.3 Perhitungan Tulangan Sengkang


Persamaan parabola tendon :
Y = ( 4f / L2 ) x ( LX - X2 )
Y’ = tg ∅ = ( 4f / L2 ) x ( L - 2X )
f = e = 618 mm
tg ∅ = ( 4 x 618 / 320002 ) x ( 32000 - 2X )
Jarak sengkang :

S = ( d x Av x fy ) / Vs
dimana : S = jarak sengkang
d = tinggi balok = 160 cm
d’ = 160 – 2 x 4 = 152 cm
Av = luas sengkang
fy = 4000 kg/cm2 (BJTD 40)

Vs = Vu - Vc
Vu0 = 813608 N
Vu2 = 723708 N
Vu4 = 622348 N
Vu6 = 532448 N
Vu8 = 431088 N
Vu10 = 341088 N
Vu12 = 239828 N
Vu14 = 149928 N
Vu16 = 60028 N
Vc = RTi x sin ∅
RTi = 5,289 .106 N
™ Untuk jarak 0 - 200 cm
tg ∅ = ( 4 x 618 / 320002 ) x ( 32000 -2X )
= ( 4 x 618 / 320002 ) x ( 32000 - 2 x 0 )
= 0,07725 → ∅ = 4, 417 °

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-103


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

sin ∅ = 0,077
Vc = RTi x sin∅ = 5,289 .106 x 0,077 = 407253 N
Vs = Vu - Vc = 813608 – 407253 = 406355 N
Dipakai sengkang D = 12 mm → Av = 113,04 mm2
S = ( d x Av x fy )/Vs = ( 152 x 1,130 x 4000 )/40635,5 = 16,9 cm ≈ 169 mm
™ Untuk jarak 200 – 400 cm
tg ∅ = ( 4 x 618 / 320002 ) x ( 32000 - 2X )
= ( 4 x 618 / 320002 ) x ( 32000 – 2 x 2000 )
= 0,0675 → ∅ = 3,86 °
sin ∅ = 0,0673
Vc = RTi x sin∅
= 5,289 .106 x 0,0673 = 355949,7 N
Vs = Vu - Vc
= 723708 – 355949,7 = 367758,3 N
Dipakai sengkang D = 12 mm → Av = 113,04 mm2
S = ( d x Av x fy ) / Vs =(152x 1,13x 4000)/ 36775,83 = 18,7 cm ≈ 187 mm
™ Untuk jarak 400 – 600 cm
tg ∅ = ( 4 x 618 / 320002 ) x (32000 - 2X )
= ( 4 x 618/ 320002 ) x ( 32000 – 2 x 4000 )
= 0,058 → ∅ = 3,32 °
sin ∅ = 0,058
Vc = RTi x sin∅
= 5,289.106 x 0,058 = 306762 N
Vs = Vu – Vc
= 622348 – 306762 = 315586 N
Dipakai sengkang D = 12 mm → Av = 113,04 mm2
S = (d x Av x fy ) / Vs = (152 x 1,13x 4000) / 31558,6 = 21,8 cm ≈ 218 mm
™ Untuk jarak 600 – 800 cm
tg ∅ = ( 4 x 618 / 320002 ) x ( 32000 - 2X )
= ( 4 x 618/ 320002 ) x ( 32000 – 2 x 6000 )
= 0,048 → ∅ = 2, 748 °

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-104


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

sin ∅ = 0,0432
Vc = RTi x sin∅
= 5,289.106 x 0,0432 = 228484,8 N
Vs = Vu - Vc
= 532448 – 228484,8 = 303963,2 N
Dipakai sengkang D = 12 mm → Av = 113,04 mm2
S = (d x Av x fy) / Vs = (152 x 1,13 x 4000)/ 30396,32 = 22,6 cm ≈ 226 mm
™ Untuk jarak 800 – 1000 cm
tg ∅ = ( 4 x 618 / 320002 ) x ( 32000 - 2X )
= ( 4 x 618/ 320002 ) x ( 32000 – 2 x 8000 )
= 0,038 → ∅ = 2, 176 °
sin ∅ = 0,0379
Vc = RTi x sin∅
= 5,289.106 x 0,0379 = 200453,1 N
Vs = Vu - Vc
= 431088 – 200453,1 = 230634,9 N
Dipakai sengkang D = 12 mm → Av = 113,04 mm2
S=(d x Av x fy) / Vs = (152 x 1,13 x 4000) / 23063,49 = 29,8 cm ≈ 298 mm

™ Untuk jarak 1000 – 1200 cm


tg ∅ = ( 4 x 618 / 320002 ) x ( 32000 - 2X )
= ( 4 x 618/ 320002 ) x ( 32000 – 2 x 10000 )
= 0,0289 → ∅ = 1,655 °
sin ∅ = 0,0288
Vc = RTi x sin∅
= 5,289.106 x 0,0288 = 152323,2 N
Vs = Vu - Vc
= 341088 – 152323,2 = 188764,8 N
Dipakai sengkang D = 12 mm → Av = 113,04 mm2
S = (d x Av x fy ) / Vs = (152 x 1,13 x 4000 )/18876,48 = 36,4cm ≈ 364 mm

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-105


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

™ Untuk jarak 1200 – 1400 cm


tg ∅ = ( 4 x 618 / 320002 ) x ( 32000 - 2X )
= ( 4 x 618/ 320002 ) x ( 32000 – 2 x 12000 )
= 0,0193 → ∅ = 1,105 °
sin ∅ = 0,0192
Vc = RTi x sin∅
= 5,289.106 x 0,0192 = 101548,8 N
Vs = Vu - Vc
= 239828 – 101548,8 = 138279,2 N
Dipakai sengkang D = 12 mm → Av = 113,04 mm2
S = (d x Av x fy ) / Vs = (152 x 1,13 x 4000) / 13827,92 = 49,7 cm ≈ 497 mm
™ Untuk jarak 1400 – 1600 cm
tg ∅ = ( 4 x 618 / 320002 ) x ( 32000 - 2X )
= ( 4 x 618/ 320002 ) x ( 32000 – 2 x 14000 )
= 0,00965 → ∅ = 0,553 °
sin ∅ = 0,00965
Vc = RTi x sin∅
= 5,289.106 x 0,00965 = 51038,85 N
Vs = Vu - Vc
= 149928 – 51038,85 = 98889,15 N
Dipakai sengkang D = 12 mm → Av = 113,04 mm2
S = (d x Av x fy ) / Vs = (152 x 1,13 x 4000) / 9888,915 = 69,5 cm ≈ 695 mm
Jadi pada jarak :
x = 0 – 2,0 m → Dipakai sengkang ∅12 – 75
x = 2,0 – 4,0 m → Dipakai sengkang ∅12 – 75
x = 4,0 – 6,0 m → Dipakai sengkang ∅12 – 75
x = 6,0 – 8,0 m → Dipakai sengkang ∅12 – 125
x = 8,0 – 10, 0 m → Dipakai sengkang ∅12 – 125
x = 10, 0 – 12,0 m → Dipakai sengkang ∅12 – 125
x = 12,0 – 14,0 m → Dipakai sengkang ∅12 – 250
x = 14,0 – 16,0 m → Dipakai sengkang ∅12 – 250

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-106


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

5.13.4 Perhitungan tulangan pembagi


Tulangan pembagi
As = 0,20 x As tulangan utama
= 0,20 x 3692,64
= 792,528 mm2
Dipakai tulangan pembagi 12∅10 ( As = 942 mm2 )

6D16

125 ••• •••


• •
75 3 D 16 •• ••
• •
• • ∅ 12 - 75

1075 • •
• • 2 D16

• •
• • 3 D 16

100 • •
• •
• •
225
• • • • • • 6 D 16

4m 6m 6m

6 D 16 6 D 16 6 D 16

Gambar 5.64. Penulangan balok prategang

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-107


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

5.14. Perencanaan End Block


Akibat stressing maka pada ujung balok terjadi tegangan yang besar dan
untuk mendistribusikan gaya prategang tersebut pada seluruh penampang balok,
maka perlu suatu bagian ujung block (end block) yang panjangnya sama dengan
tinggi balok dengan seluruhnya merata selebar flens balok. Pada bagian end block
tersebut terdapat 2 (dua) macam tegangan yang berupa :
1. Tegangan tarik yang disebut Bursting Zone terdapat pada pusat penampang di
sepanjang garis beban.
2. Tegangan tarik yang tinggi yang terdapat pada permukaan ujung end block yang
disebut Spalling Zone (daerah yang terkelupas).
Untuk menahan tegangan tarik di daerah Bursting Zone digunakan sengkang
atau tulangan spiral longitudinal. Sedangkan untuk tegangan tarik di daerah Spalling
Zone digunakan Wiremesh atau tulang biasa yang dianyam agar tidak terjadi retakan.
Perhitungan untuk mencari besarnya gaya yang bekerja pada end block adalah
berupa pendekatan.
Gaya yang terjadi pada end block dicari dengan rumus sebagai berikut :
• Untuk angkur tunggal

⎡ (b − b ) ⎤
3

To = 0.04 F + 0.20⎢ 2 1 ⎥ F
⎣ (b2 + b1 ) ⎦
• Untuk angkur majemuk

⎡ (b − b ) ⎤
3

To = 0.20⎢ 2 1 ⎥ F
⎣ (b2 + b1 )⎦

Ts =
F
(1 − γ )
3
Dimana : To = Gaya pada Spalling Zone
Ts = Gaya pada Bursting Zone
F = Gaya prategang efektif
b1, b2 = bagian – bagian dari prisma

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-108


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

100

Gambar 5.65. Gaya pada end block

- Prisma1
F = 6150 kN / 4 = 1537,5 kN
b2
b1 = 12,378 cm
b1
b2 = 51,729 cm
- Prisma 2
F = 6150 kN / 4 = 1537,5 kN b2

b1 = 12,378 cm b1

b2 = 12,378 cm
- Prisma 3
b2
F = 6150 kN / 4 = 1537,5 kN
b1 = 12,378 cm b1

b2 = 12,378 cm
- Prisma 4
F = 6150 kN / 4 = 1537,5 kN b2

b1 = 34 cm b1

b2 = 12,378 cm

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-109


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Perhitungan gaya pada permukaan end block diberikan pada tabel dibawah ini ;
Tabel 5.19. Gaya pada Permukaan End Block
Jarak dari angkur Surface force (Kn)
3
Prisma Gaya F (kN) ⎛b −b ⎞
b1 (cm) b2 (cm) 0.04 F 0.2 ⎜⎜ 2 1 ⎟⎟ F
⎝ b2 + b1 ⎠
1 12,378 51,729 1537,5 61,5 71,11
2 12,378 12,378 1537,5 61,5 0
3 12,378 12,378 1537,5 61,5 0
4 34 12,378 1537,5 61,5 31,157

To1 max = 61,5 kN


To1 ditahan oleh Net Reinforcement yang ditempatkan di belakang pelat pembagi.
Kita gunakan tulangan dengan fy = 400 MPa.
61,5 x 103
As = = 153,75 mm2
400
Maka dipasang tulangan 4 Ø 8 mm ( AS = 201 mm2 ).
To2 max = 71,11 kN
Ditempatkan di belakang dinding end block. Kita gunakan tulangan dengan fy = 400
MPa.
71,11 x 103
As = = 177,775 mm2
400
Maka dipasang tulangan 4 Ø 8 mm ( AS = 201 mm2 ).

Perhitungan gaya pada daerah bursting zone (Ts)


Diameter tiap jangkar = 6,35 cm
2a = 0,88 d = 0,88 x 6,35 = 5,588 cm = 0,056 m

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-110


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Penulangan Bursting Zone disajikan dalam tabel berikut ;


Tabel 5.20. Penulangan Bursting Zone
Bursting Area
No Uraian Sat
Prisma 1 Prisma 2 Prisma 3 Prisma 4
1. Gaya ( F ) 1537,5 1537,5 1537,5 1537,5 kN

2. Sisi Prisma ( 2b ) 0,25 0,25 0,25 0,25 m

3. Lebar ( 2a ) 0,056 0,056 0,056 0,056 m


2a
4. γ= 0,224 0,224 0,224 0,224 -
2b
Bursting Force
5. F 397 397 397 397 kN
Ts = (1 − γ )
3
Koefisien reduksi
6. 1 1 1 1 -
( σb = 0 )

Angkur miring
7. 436,7 436,7 436,7 436,7 kN
Ts ' = 1,1 Ts

8. fy ( a ) 400 400 400 400 MPa


Tulangan diperlukan
9. Ts ' 1091,75 1091,75 1091,75 1091,75 mm2
As =
a

Tulangan terpasang 10 ∅ 12 10 ∅ 12 10 ∅ 12 10 ∅ 12
10. mm2
Luas tul. terpasang 1131 1131 1131 1131

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-111


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

A
10 Ø 12

B B
4Ø8

65 A 40 60
POT A – A TAMPAK


• •••• • • • • • • • •

• •••• • • • • • • • •

4Ø8 100
POT B - B

Gambar 5.66. Penulangan End Block

5.15. Perencanaan Bearings


Untuk perletakkan Jembatan direncanakan digunakan bearings merk CPU
buatan Indonesia.

Gambar 5.67. Bearing pad dan elastomeric bearing

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-112


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

¾ CPU Elastomeric Bearings


Spesifikasi :
• Merupakan bantalan atau perletakan elastomer yang dapat menahan beban berat,
baik yang vertikal maupun horisontal.
• Bantalan atau perletakan elastomer disusun atau dibuat dari lempengan elastomer
dan logam yang disusun secara lapis berlapis.
• Merupakan satu kesatuan yang saling melekat kuat , diproses dengan tekanan
tinggi.
• Bantalan atau perletakan elastomer berfungsi untuk meredam getaran, sehingga
kepala jembatan ( abutment ) tidak mengalami kerusakan.
• Lempengan logam yang paling luar dan ujung-ujungnya elastomer dilapisi
dengan lapisan elastomer supaya tidak berkarat.
• Bantalan atau perletakan elastomer juga disebut bantalan Neoprene yang dibuat
dari karet sinthetis.

Pemasangan :
• Bantalan atau perletakan elastomer dipasang diantara tumpuan kepala jembatan
dan gelagar.
• Untuk melekatkan bantalan atau perletakan elastomer dengan beton atau besi
dapat dipergunakan lem epoxy rubber.
Ukuran :
Selain ukuran-ukuran standar yang sudah ada, juga dapat dipesan ukuran sesuai
permintaan.
¾ Bearing Pad / Strip
Spesifikasi :
• Merupakan lembaran karet ( elastomer ) tanpa plat baja
• Berfungsi untuk meredam getaran mesin maupun ujung gelagar Jembatan
• Dipasangkan diantara beton dengan beton atau beton dengan besi
Ukuran :
Selain ukuran-ukuran standar yang sudah ada, juga dapat dipesan ukuran sesuai
permintaan.
Vmax = Σ DTOT = 813,608 kN = 813608 N

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-113


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Kerja beban horisontal ( Hr ) sebesar 5% beban D tanpa koefisien kejut.


Hr = 5% x 283,015 kN = 14,15075 kN = 14150,75 N
Digunakan :
• CPU Elastomeric Bearings tebal 67 mm isi 4 plat baja 3 mm
Kuat tekan = 56 kg/cm2 = 560 N/cm2
Kuat geser = 35 kg/cm2 = 350 N/cm2
• CPU Bearing Pad / Strip tebal 20 mm
Kuat geser = 2,11 kg/cm2 = 21,1 N/cm2
Dimensi Ukuran Perletakan :
• CPU Elastomeric Bearings
dibutuhkan = 813608 / 560 = 1452,87 cm2
dipakai ukuran 2 x ( 320 x 320 x 67 ) mm
cek kuat tekan = 813608 / 2 ( 32 x 32 )
= 397,27 N/cm2 < 560 N/cm2
cek kuat geser = 14150,75 / 2 ( 32 x 32 )
= 6,9 N/cm2 < 350 N/cm2
• CPU Bearing Pad / Strip
Dibutuhkan = 14150,75 / 21,1 = 670,651 cm2
digunakan 2 x (300 x 200 x 20 ) mm
cek kuat geser = 14150,75 / 2(30 x 20 )
= 11,8 N/cm2 < 21,1 N/cm2

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-114


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

5.16. Penghubung Geser ( Shear Connector )


Karena hubungan antara lantai jembatan dengan gelagar beton prategang
merupakan hubungan komposit, dimana dalam hubungan ini, lantai dengan gelagar
beton tidak dicor dalam satu kesatuan, maka perlu diberi penahan geser agar
hubungan antara lantai dengan gelagar beton dapat bekerja secara bersamaan dalam
menahan beban.
Diketahui
Bentang jembatan : 32 meter
Beban yang diterima gelagar :

• Beban merata (qd)

• Air Hujan : 0.05 * 2 * 1 = 2,500 ton


• Perkerasan Jalan : 0.1 * 2 * 2.2 = 0,440 ton
• Lantai Jembatan : 0.2 * 2 * 2.4 = 0,960 ton
• Balok Induk : 0.477375 * 2.4 = 1,146 ton
Total = 5,046 ton/m¹

• Beban terpusat (p)


Akibat balok diafragma = 3,738 ton (dengan jarak seperti pada
gambar pemodelan beban bawah)
• Beban Merata “DL” (PPPP JR 1987, 2.4.a)

beban “q” = 2.1 t/m1, untuk 30 < L < 50 meter (PPPP JR 1987, 2.4.a)

2,1
DL = * 2 * 100% = 1,6 ton/ m1

P=3,738 t P=3,738 t P=3,738 t P=3,738 t P=3,738 t P=3,738 t P=3,738 t t

LL =1,6 t/m
DL =5,05 t/m

4 4 4 4 4 4 4 4

Gambar 5.68. Diagram Beban Merata

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-115


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Dengan bantuan software “SAP 2000 ver. 11” mengacu pemodelan beban diatas
dengan koefisien beban 1,2*beban mati dan 1,6*beban hidup , maka diperoleh gaya
geser (bidang “D”) sebesar : 79,95 ton (Nomor 1)

1 2 3

4,0 m 4,0 m 8,0 m

Gambar 5.69. Diagram Gaya Geser


1. Jarak 0 – 4,0 m
Dmax : 79,95 ton (nomor 1)
d (tinggi efektif komposit) : 1600 + 200 – 40 = 1760 mm
b (bidang kontak) : 550 mm
V (koef. Gesek) :1
Q (faktor reduksi) : 0,6
79,95
σ= = = 825,929 ton/m² = 82,5929 kg/cm²
550 × 1760
σ n = tegangan geser yang ditahan bidang kontak
= 5,5 kg/cm² (jika bidang kontak bersih, tidak terlalu kasar dan tanpa shear
connector)
= 24 kg/cm² (jika bidang kontak bersih, sedikit kasar dan menggunakan shear
connector minimum)
σ sc = tegangan geser yang dapat ditahan oleh shear connector
= σ – Q * Vn
= 82,5929 – 0,6 * 5,5
= 79,2929 kg/cm²

Dengan menggunakan 2 buah shear connector tipe U

dengan tulangan Ø12 (As = 452 mm²)

4,52 × 2400 × 1
Jarak pemasangan shear connector = = = 2,487 cm
79,2929 × 55

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-116


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Jarak yang diambil antar shear connector = 7,5 cm > 2,487 cm AMAN!

Jadi untuk shear connector digunakan tipe U 2 Ø12-75


2. Jarak 4,0– 8,0m
Dmax : 54,80 ton (nomor 2)
d (tinggi efektif komposit) : 1600 + 200 – 40 = 1760 mm
b (bidang kontak) : 550 mm
V (koef. Gesek) :1
Q (faktor reduksi) : 0,6
54,80
σ= = = 566,115 ton/m² = 56,611 kg/cm²
550 × 1760
σ n = tegangan geser yang ditahan bidang kontak
= 5,5 kg/cm² (jika bidang kontak bersih, tidak terlalu kasar dan tanpa shear
connector)
= 24 kg/cm² (jika bidang kontak bersih, sedikit kasar dan menggunakan shear
connector minimum)
σ sc = tegangan geser yang dapat ditahan oleh shear connector
= σ – Q * Vn
= 56,611 – 0,6 * 5,5
= 53,311 kg/cm²

Dengan menggunakan 2 buah shear connector tipe U

dengan tulangan Ø12 (As = 452 mm²)

4,52 × 2400 × 1
Jarak pemasangan shear connector = = = 3,699 cm
53,311 × 55

Jarak yang diambil antar shear connector = 12,5 cm > 3,699 cm AMAN!

Jadi untuk shear connector digunakan tipe U 2 Ø12-125


3. Jarak 8,0 – 16,0 m
Dmax : 35,91 ton (nomor 3)
d (tinggi efektif komposit) : 1600 + 200 – 40 = 1760 mm
b (bidang kontak) : 550 mm

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-117


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

V (koef. Gesek) :1 ; Q (faktor reduksi) : 0,6


35,91
σ= = = 370,971 ton/m² = 37,097 kg/cm²
550 × 1760
σ n = tegangan geser yang ditahan bidang kontak
= 5,5 kg/cm² (jika bidang kontak bersih, tidak terlalu kasar dan tanpa shear
connector)
= 24 kg/cm² (jika bidang kontak bersih, sedikit kasar dan menggunakan shear
connector minimum)
σ sc = tegangan geser yang dapat ditahan oleh shear connector
= σ – Q * Vn
= 37,097– 0,6 * 5,5
= 33,797 kg/cm²

Dengan menggunakan 2 buah shear connector tipe U

dengan tulangan Ø12 (As = 452 mm²)

4,52 × 2400 × 1
Jarak pemasangan shear connector = = = 5,835 cm
33,797 × 55

Jarak yang diambil antar shear connector = 25 cm > 5,835 cm AMAN!

Jadi untuk shear connector digunakan tipe U 2 Ø12-250


20
3
D12-200 D8-125 Shear Connector Ø12-250
12 15 20

6D16
50

2D16
Ø12-75

Gambar 5.70. Sambungan Gelagar dengan Plat


Lantai menggunakan Shear
Connector U Ø 12 – 250 mm
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-118
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

6 . PELAT INJAK

20 cm
Tebal pelat injak direncanakan adalah 20 cm .
Panjang pelat injak disesuaikan dengan lebar
abutment yang direncanakan 9 m, sedangkan
9m
lebar pelat injak tersebut diambil 2 m.

2m

Gambar 5.71. Rencana Ukuran Pelat Injak


Pembebanan :

• Berat sendiri pelat injak = 0,2 x 1,00 x 2,4 = 0,48 ton/m’


• Berat aspal = 0,1 x 1,00 x 2,2 = 0,22 ton/m’
• Berat tanah = 0,7 x 1,00 x 2,0 = 1,4 ton/m’
Total beban ( q ) = 2,1 ton /m’
Momen :
M =½ql2
= ½ x 2,1 x 22
= 4,2 tm = 42 kNm = 42 .106 Nmm
Penulangan :
Tebal selimut beton = 20 mm
φ tulangan rencana = 12 mm
Tinggi efektif = 200 – 20 - 0,5.12 = 174 mm
MU / b d 2 = 42 . 106 / ( 1000 x 1742 ) = 1,387 N / mm2
M ⎡ fy ⎤
= ρ x 0,8 x fy x ⎢1 − 0,588xρx
bxd 2
⎣ f ' c ⎥⎦

1,387 = 192 ρ - 1204,224 ρ2


ρ = 0,0076

ρmin = 0,0058
ρmin< ρ < ρ max , dipakai ρ
ρmaks = 0,0363

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-119


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

As = ρ x b x d x 106 = 0,0076 x 1000 x 174 = 1322,4 mm2


Di pakai tulangan Ø 16 – 150
As terpasang 1340 mm2 > 1322,4 mm2
Tulangan bagi = 0,2 x As = 0,2 x 1340 = 268 mm2
Dipakai tulangan ∅ 8 – 175 ( As = 287 mm2 )

∅ 8 -175 D16-150

∅ 8 -175
∅8-175

∅ 8-175

D 16 -150

∅16-150.

∅16-150

Gambar 5.72. Penulangan Plat Injak

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-120


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

7. DINDING SAYAP ( WING WALL )

30 30 50
540

160

G1

G2
Ea1 G3 80
470

Ea2
G4

50
P2 P1 G5 100
110 80 110
300

Gambar 5.73. Perencanaan Wing Wall


Data – data teknis :
Ht = 150 cm
d = 150 – 50 = 100 cm = 1 m
Data tanah urugan : γt = 1,74 ton / m3
ϕ = 30°
q = 1,2 t/ m2
h = q / γt = 1,2 / 2 = 0,6
¾ Akibat tekanan tanah
Koefisien tekanan tanah :
ϕ
Ka = tan 2 ( 45 − )
2
30
Ka = tan 2 (45 − ) = 0,333
2
ϕ
Kp = tan 2 ( 45 + )
2
30
Kp = tan 2 (45 + )=3
2
Lebar dinding abutment yang ditinjau ( d ) = 1 m

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-121


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

P1 = γt. h .Ka. d = 1,74 x 0,753 x 0,333 x 1,00 = 0,436 t/m2


P2 = γt. h. Ka .d = 1,74 x 7,8 x 0,333 x 1,00 = 4,519 t/m2
Ea1 = H x P1 = 7,8 x 0,436 = 3,400 ton
Ea2 = ½ H . P2 = ½ x 7,8 x 4,519 = 17,624 ton

Bagian Tekanan ( ton ) Jarak thd A ( m ) Momen ( tm )


Ea1 3,400 ½ x 7,8 = 3,9 13,26
1
Ea2 17,624 /3 x 7,8 = 2,6 45,822
∑ 21,024 - 59,082

Perhitungan penulangan :
Mu = 1,2 x 0,59 .10 6 Nm = 7,08 .105 Nm
h = 400 mm
b = 1000 mm
fc’ = 35 Mpa
fy = 400 Mpa
5 5
Mu 7,08 .10
4,068 .10
= = 35,462 N7 N
,138.10x710
b.d 2 1x0,36 2

Mu ⎛ fy ⎞
2
= ρ .0,8.φ . fy⎜⎜1 − 0,588 ⎟⎟
b.d ⎝ fc' ⎠

2150,4 ρ2 – 320ρ + 5,462 = 0


ρ = 0,014
ρ min = 0,00583
ρ min < ρ < ρ max
ρ max = 0,0363
As = ρ . b . d = 0,0106 x 1000 x 360 = 3816 mm2
Dipakai tulangan ∅ 20 –75 ( As = 4189 mm2 )
Tulangan pembagi diambil = 20 % x tulangan utama
= 20 % x 4189 = 837,8 mm2
Dipakai tulangan ∅ 14 –175 ( As = 880 mm2 )

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-122


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

40
I
• •
• •
D 20–75 • •
• •
D 20–75
• • D 14 –175

• •
• •
• •
I
D 14 –175
POT. I - I

Gambar 5.74. Penulangan Wing Wall

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-123


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

- PERENCANAAN STRUKTUR BAWAH


Fungsi utama bangunan bawah Jembatan adalah untuk menyalurkan semua
beban yang bekerja pada bangunan atas ke tanah. Perhitungan struktur bawah
meliputi :
• Perhitungan Abutment
• Perhitungan Tiang pancang
Perencanaan elemen-elemen struktural pembentuk konstruksi bangunan bawah
jembatan, secara detail akan disajikan dalam sub-sub bab sesuai dengan jenis
elemennya.

1. PERENCANAAN ABUTMEN

30 30 50
540
100
160

150

100
80
470

200
50
100

110 80 110 900


300

Gambar 5.75. Perencanaan abutment

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-124


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

1.1. Pembebanan Abutment


1.1.1. Gaya Vertikal
a. Gaya Akibat Berat Sendiri Abutment

2,05
2,267
1,75

W8

W6
7 6,20
6
W5
3,85

W3 W2 W4 1,25
50
W1 73
150
245

Gambar 5.76. titik berat abutment

Tabel 5.21. Titik Berat Abutmen


No A (Luas:m2) X(m) Y(m) AxX AxY
I 3,0 1,5 0,50 4,5 1,50
II 0,4 1,5 0,50 0,36 0,204
III 0,275 2,45 1,25 0,673 0,343
IV 0,275 0,733 1,25 0,201 0,343
V 3,76 1,5 3,85 5,64 14,476
VI 0,225 2 6 0,45 1,35
VII 0,45 2,05 6,2 0,923 2,79
VIII 0,525 1,75 7 0,919 3,675
8,91 - - 13,666 24,338

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-125


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Titik berat penampang abutment ;


13,666
ΣA.x 19,5299
X = = = 1,54 m
ΣA 12,685
8,91
ΣA.y 24,338
73,2238
Y = = = 5,77
2,73mm
ΣA 12,685
8,91
b. Beban Mati Akibat Konstruksi Atas
Beban mati konstruksi atas :
♦ Lapis perkerasan = 0,1 x 7 x 32 x 2,4 = 53,76 ton
♦ Air hujan = 0,05 x 9 x 32 x 1,0 = 14,40 ton
♦ Pelat jembatan = 0,2 x 9 x 32 x 2,4 = 138,24 ton
♦ Balok prestress = 0,477375 x 5 x 32 x 2,4 = 183, 452 ton
♦ Diafragma = 0,2 x 1,075 x 1,85 x 4 x 7 x 2,4 = 32,2973 ton
♦ Pipa sandaran = 3,58 x 32 x 4 = 458,24 kg = 0,45824 ton
♦ Tiang sandaran = {( 0,16 x 0,16 x 0,55 ) + ( ½ ( 0,16 + 0,25 ) x 0,45 x
0,16 )}x 0,45 x 0,16 = 2,3533 ton
♦ Sandaran = 1,45 x 0,15 x 0,1 x 2 x 2,4 = 0,1044 ton
♦ Trotoir = 0,2 x 1 x 32 x 2 x 2,4 = 30,72 ton
Beban mati total ( W ) = 445,63154 ton
Beban mati yang diterima abutment ( b ) = 445,63254 : 2 = 222,81577 ton
= 2,228. 106 N
Lengan gaya terhadap titik G = Xb = 1,54 m
Momen gaya terhadap titik G = b x Xb
= 2,228 . 106 x 1,54
= 3,431 . 106 Nm
c. Beban Hidup Akibat Konstruksi Atas
Beban hidup akibat konstruksi atas :
- Beban terbagi rata ;
K = 1+ ( 20 / ( 50 + L )) = 1 + ( 20/ ( 50 + 32 )) = 1,244
q = 2,1633 ton/m’ ( 30 < L < 60 )
⎡ 2,1633 2,1633 ⎤
q' = 32 x ⎢100%( ) x 1,85 + 50%( ) x 2⎥ = 69,814 ton
⎣ 2,75 2,75 ⎦

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-126


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

- Beban garis ;
P = 12 ton
K = 1,244
⎡ 12 12 ⎤
P' = ⎢100%( ) 1,85 + 50%( ) x 0,925 ⎥ = 12,109 ton
⎣ 2,75 2,75 ⎦
Berat total beban hidup + kejut (H + K) = ( 69,814 + 12,109 )x 1,244
= 101,912 ton
Beban untuk tiap abutment (c) = ½ x 101,912 = 5,09 .106 N

Lengan Gaya terhadap titik G = Xc = 1,54 m


Momen Gaya terhadap titik G = c x Xc
= 1,54 x 5,09. 106
= 7,84 . 106 Nm
d. Berat tanah vertikal
Berat tanah dihitung dari rumus ;
W=Vxγ
W = berat tanah (ton)
V = Volume tanah yang dihitung (m3)
γ = Berat isi tanah pada kedalaman yang ditinjau = 1,74 t/m3
W1 = 2 x ½ 1,74 x 0,3 x 9 x 1,1 = 4,698 ton
W2 = 2 x 1,74 x 2 x 9 x 1,1 = 68,904 ton
W3 = 1,74 x 7,3 x 0,3 x 9 = 34,295 ton
W4 = ½ x 1,74 x 0,3 x 9 x 0,5 = 1,174 ton
W5 = 1,74 x 6,8 x 9 x 0,8 = 85,19 ton
Berat tanah total ( d ) = 194,261 ton = 1,942 . 106 Nm
Titik berat terhadap G ;

⎧0,367 x( 12 x0,3 x1,1) + 0,55 x(1,1x 2) + 2,05 x(0,3 x7,3) + 2,1x(0,5 x0,3 x0,5)⎫
⎨+ 2,45 x(1,1x 2) + 2,6 x(0,8 x9,8) + 2,633x( 1 x0,3 x1,1) ⎬
X= ⎩ 1 2 ⎭ = 2,186 m
= 2,186 m
{( 2 x0,3x1,1) + (1,1x2) + (0,3x7,3) + 2 x( 12 x0,3x0,5) + (1,1x 2) + (0,8 x9,6,8)}
8)}

Momen gaya terhadap titik G = d x Xd


=1,942 . 106 x 2,186 = 4,245 . 106 Nm

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-127


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

W4
W5
2,186 m

W3
2,00m
0,30m ΣWt
W2 W2 1,78m 2,23m
W1 W1 A

Gambar 5.77. Beban akibat berat tanah diatas Abutment

1.1.2. Gaya Horisontal


a. Gaya Rem dan Traksi

2,36 m

7,8 m

Gambar 5.78. Beban akibat gaya rem dan traksi


Beban terbagi rata = q’ = 69,814 ton
Beban garis = P’ = 12,109 ton
Beban hidup total tanpa koefisien kejut (q’ + P’) = 81,923 ton
e = 5% Total beban c
= 5% x 8,19 . 10. 105 = 4,096 . 104 N
Lengan gaya terhadap titik G = Ye = 10,16 m
Momen gaya terhadap titik G = Mge = e x Ye
= 4,096 . 104 x 10,16 = 4,162 . 105 Nm

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-128


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

b. Gaya Geser Tumpuan dengan Balok Prategang


F = f x Wd
Dimana ;
F = gaya gesek tumpuan dengan balok
f = koefisien gesek antara karet dengan beton/baja (f = 0,15-0,18)
Wba =Beban mati bangunan atas girder prategang = 101,912 ton
g = 0,15 x 101,912 = 15,2868 ton = 1,53 . 105 N
Lengan gaya terhadap titik G = Yg = 12,9 m
Momen gaya terhadap titik G = MGg = g x Yg
= 1,53. 105 x 12,9 = 1,974. 106 Nm

g1

7m

Gambar 5.79. Beban akibat gaya geser tumpuan


c. Gaya Akibat Gempa

Tba

Tab
7m Tt
5,25 m

4,1 m

Gambar 5.80. Beban gempa terhadap bagian konstruksi

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-129


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Gaya gempa arah memanjang :


T= C x W
di mana :
T = gaya horisontal akibat gempa
C = koefisien gempa untuk wilayah Jawa tengah = 0,14 (PPJJR)
W = Muatan mati dari bagian konstruksi yang ditinjau (ton).
- Gaya gempa terhadap bangunan atas ;
Wba = ( 1,2 x 2,228 . 106 ) + ( 1,6 x 5,09 .105 N) = 3,285. 106 N
Tba = 0,14 x 3,285. 106 = 4,599. 104 N
Lengan gaya terjadap titik G = 12,95 m
Momen terhadap titik G = Mba = 4,599 . 104 x 12,95
= 5,956 . 105 Nm
- Gaya gempa terhadap Abutment ;
Wab = 2,739 . 106 N
Tab = 0,14 x 2,739 . 106 = 3,835 . 105 N
Lengan gaya terhadap titik G = 4,1 m
Momen terhadap titik G = 3,835 . 105 x 4,1
= 1,572 . 106 Nm
- Gaya gempa terhadap beban tanah ;
Wt = 1,942 . 106 N
Tt = 0,14 x 1,942 . 106 = 2,71 . 105 N
Lengan gaya terhadap titik G = 5,25 m
Momen terhadap titik G = 2,71 . 105 x 5,25
= 1,42 . 106 Nm

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-130


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

d. Tekanan aktif tanah

2,35 m

P1
2,35 m
P2

0,5m

1m

Gambar 5.81. Tekanan aktif tanah

Diketahui :
Ø1 = 30º
γ1 = 1,74 ton/m3
C1 = 0,04
H=7m
H1 = 4,1 m
Berat lalu lintas + aspal = ( 12,5 . 103 ) + ( 1,85 x 0,1 x 2200 )
= 1,657. 104 N
φ
Ka = tan 2 (45° - )
2
30°
Ka1 = tan 2 (45° - ) = 0,333
2
• Gaya tekanan tanah aktif
P1 = γ1 x q x Ka1 x H1 x Labutment
= 1,74 x ( 1,657 . 104 ) x 0,333 x 4,1 x 9
= 35427,651 ton

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-131


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

P2 = γ1 x Ka1 x ½ H12 x Labutment


= 1,74 x 0,333x ½ 4,12 x 9
= 43,83 ton
∑ P = P1 + P2
= 35427,651 + 43,83
= 35471,481 ton
= 3,547 . 105 N

1.2. Kontrol Terhadap Kestabilan Konstruksi


Pilar ditinjau terhadap kombinasi pembebanan sebagai berikut ;
Tabel 5.22. Kombinasi Pembebanan dan Gaya
No. Kombinasi Pembebanan dan Gaya Tegangan yang dipakai
terhadap Tegangan Ijin
I M + (H + K) + Ta + Tu 100%
II M + Ta + Ah + Gg + A + SR + Tm 125%
III Kombinasi (1) + Rm + Gg + A + SR + Tm + S 140%
IV M + Gh + Tag + Gg + AHg + Tu 150%

Keterangan :
A = Beban Angin
Ah = Gaya akibat aliran dan hanyutan
AHg = Gaya akibat aliran dan hanyutan pada saat terjadi gempa
Gg = Gaya gesek pada tumpuan bergerak
Gh = Gaya horisontal ekivalen akibat gempa bumi
(H+K) = Beban hidup dan kejut
M = Beban mati
Rm = Gaya rem
S = Gaya sentrifugal
SR = Gaya akibat susut dan rangkak
Tm = Gaya akibat perubahan suhu
Ta = Gaya tekanan tanah
Tag = Gaya tekanan tanah akibat gempa bumi

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-132


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Tu = Gaya angkat
Tinjauan stabilitas Abutment :

Σ MV
- Tinjauan terhadap guling ; Fg = >n
Σ MH
Σ V x tanφ + c.B.D
- Tinjauan terhadap geser ; Fg = >n
ΣH
B Σ MV - Σ MH 1
- Tinjauan terhadap eksentrisitas ; e = - < B
2 ΣV 6
V MH
- Tinjauan pada dasar Abutment ; σ = ± < qall
A W
Diketahui ;
n = 1,5

Ø = sudut geser dalam tanah =32,89°


c = kohesi tanah = 0,004kg/cm2 = 0,04ton/m2

B = Lebar poer abutment = 3 m


L = Panjang poer abutment = 9 m
A = 3 x 9 = 27 m2
W = 1/6 x 32 x 9 = 13,5 m3
Daya dukung tanah ;
qu = (1+0,3B/L).c.Nc + Df. γo.Nq + ½ (1-0,2B/L). γ1.B.Nγ
Nc,Nq,Nγ = Bearing capacity factor (dari tabel terzaghi)

= Untuk Ø = 32,89° → Nc = 33,5 Nq = 22,7 Nγ = 22,6

Df = Kedalaman penanaman = 6,3 m


γo = satuan berat tanah diatas dasar pondasi = = 2 ton/m3
qu = (1+0,3.3/9).0,2.33,5 +6,30. 2. 22,7 + ½ (1-0,2 .3/9). 2 = 287,69 ton/m2
qall = qu/FS =287,69 /1,5 = 191,793 ton/m2

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-133


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

• Kombinasi I
Tabel 5.23. Kombinasi Pembebanan I
Beban Gaya ( Newton ) Jarak terhadap G (m) Momen (Nm)
Jenis Bagian V H x Y MV MH
M Wa 2,74.106 - 1,54 - 4,22.106 -
Wt 2,12.106 - 2,19 - 4,63.106 -
Wba 3,29.106 - 1,54 - 5,06.106 -

(H+K) Wl 5,09.106 - 1,54 - 7,85.106 -

Ta - - - - - -
Tu - - - - - -
6 7
Total 8,65.10 - - - 1,47.10
Tinjauan stabilitas Abutment :

Σ MV
- Tinjauan terhadap guling ; Fg = > 100% n ………..tidak aman
Σ MH
Σ V x tanφ + c.B.D
- Tinjauan terhadap geser ; Fg = > 100 %n ………..tidak
ΣH
aman
- Tinjauan terhadap eksetrisitas ;
3 1,47.107 - 0 1
e= - 6
= - 0,99 < x 3 = 0,5 ………..aman
2 8,65.10 6
Tinjauan pada dasar Abutment ;
8,65 .10 6 V
σ= = 3,20.10 6 < qall = 1,06.10 6 ………..tidak aman
27

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-134


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

• Kombinasi II
Tabel 5.24. Kombinasi Pembebanan II
Beban Gaya (ton) Jarak terhadap G (m) Momen (tm)
Jenis Bagian V H X Y MV MH
M Wa 2,74.106 - 1,54 - 4,22.106 -
Wt 2,12.106 - 2,18 - 4,63.106 -
Wba 3,29.106 - 1,54 - 5,06.106 -

Ta - - - - - -
Ah - - - - - -
5
Gg Gg - 1,53.10 - 12,9 - 1,97.106

A - - - - - -
SR - - - - - -
Tm - - - - - -
6 5 7
Total 8,14.10 1,53.10 - - 1,39.10 1,97.106

Tinjauan stabilitas Abutment :

- Tinjauan terhadap guling ;


1,39.107
Fg = = 7,05 > 125% x 1,5 = 1,875 ………..tidak aman
1,97.106

- Tinjauan terhadap geser ;


8,14.106 x tan 32,89 + 0.02.3.3
Fg = = 34,4 > 125 %n ………..tidak aman
1,53.105

- Tinjauan terhadap eksetrisitas ;


3 1,39.107 - 1,97.106 1
e= - 6
= 0,03 < x 3 = 0,5 ………..aman
2 8,14.10 6

Tinjauan pada dasar Abutment ;


8,14.10 6 1,97.10 6
σ= ± = 4,47.10 6 < qall = 1,06.10 6 ………..tidak aman
27 13,5

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-135


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

• Kombinasi III
Tabel 5.25. Kombinasi Pembebanan III
Beban Gaya (ton) Jarak terhadap G (m) Momen (tm)
V H x Y MV MH
Kombinasi I 8,65.106 1,47.107
Rm - 4,09.104 - 16,76 - 6,86.105
Gg Gg - 1,53.105 - 12,96 - 1,97.106

A - - - - - -
SR - - - - - -
Tm - - - - - -
S - - - - - -
Total 8,65.106 1,94.105 - - 1,47.107 2,66.106

Tinjauan stabilitas Abutment :

- Tinjauan terhadap guling ;


1,47.107
Fg = = 5,5 > 140% x1,5 = 2,1 …….tidak aman
2,66.106
- Tinjauan terhadap geser ;
8,65.106 x tan 32,89 + 0.02.3.3
Fg = = 28,83 > 125 %n ………..tidak aman
1,94.105
- Tinjauan terhadap eksetrisitas ;
3 1,47.107 - 2,66.106 1
e= - 6
= 0,11 < x 3 = 0,5 ………..aman
2 8,65.10 6
- Tinjauan pada dasar Abutment ;
8,65.10 6 2,66.10 6
σ= ± = 5,17.10 6 < qall = 1,06.10 6 ………..tidak aman
27 13,5

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-136


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

• Kombinasi IV
Tabel 5.26. Kombinasi Pembebanan IV
Beban Gaya (ton) Jarak terhadap G (m) Momen (tm)
Jenis Bagian V H x Y MV MH
M Wa 2,74.106 - 1,54 - 4,22.106 -
Wt 2,12.106 - 2,18 - 4,63.106 -
Wba 3,29.106 - 1,54 - 5,06.106 -

Gh Tba - 4,59.106 - 12,95 - 5,96.106


Tab - 3,84.105 - 5,656 - 2,17.106

Tag Tt - 1,30.107 - 6,3 - 8,19.108


Gg Gg1 - 1,53.105 - 12,96 - 1,97.106

Ahg - - - - - -
Tu - - - - - -
Total 8,14.106 1,39.107 - - 1,39.107 8,29.108

Tinjauan stabilitas Abutment :

- Tinjauan terhadap guling ;


1,39.107
Fg = > 150% x1,5 = 2,25 …….tidak aman
8,29.108
- Tinjauan terhadap geser ;
1,39.107 x tan 32,89 + 0.02.3.3
Fg = > 125 %n ………..tidak aman
1,39.107
- Tinjauan terhadap eksetrisitas ;
3 1,47.107 - 2,66.106 1
e= - < x 3 = 0,5 ………..aman
2 8,65.106 6
- Tinjauan pada dasar Abutment ;
1,39.107 8,29.108
σ= ± = 6,19.107 < qall = 1,06.106 ………..tidak aman
27 13,5

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-137


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Karena tinjauan poer abutment terhadap guling geser, eksentrisitas tidak aman maka
abutment dipasang tiang pancang.

1.3. Penulangan Abutment


1.3.1. Penulangan Badan Abutment
Penulangan badan abutment ditinjau terhadap momen yang terjadi didasar badan
abutment.
Dari tabel pembebanan kombinasi IV diperoleh ;
PV = 8,14 .106 N

PH = 1,39 .106 N
MH = 8,29.108 Nm
Direncanakan ;
f’c = 22,5 Mpa
h = 800 mm
b = 1000 mm
d’ = 800 – 40 – 0,5 x 20 – 12 = 738 mm
ϕ = 0,5

PV
MH
PH

6,00

Gambar 5.82. Pembebanan pada badan abutment


MH = 8,29.107 Nm
MU’ = 1,6 x MH ( SKSNI – T – 15 – 1991 – 03 )
= 1,6 x 8,29 .107
= 1,33 . 109 Nm

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-138


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

MU = MU’ = 1,33 . 109 = 1,47 . 108 Nm


Labutment 9
V = 8,14 . 106 N
VU’ = 1,2 x 8,14 . 106 = 9,77 . 106 Nm
VU = VU’ / Labutment = 9,77 . 106/ 9 = 1,09 . 106 N
W = 1/6 bh2 = 1/6 x 1000 x 7382 = 9,077 . 107 mm3

Kontrol terhadap pecahnya konstruksi :


σ = MU/ W < 0,1 f’c
σ = 1,47 .1011/ 9,077 .107 > 0,1 22,5 ( tidak aman )
Maka diperlukan tulangan

Penulangan :
MU / bd2 = ρ x Ø x fy x ( 1 – 0,588ρ - fy/ f’c )
1,47 .1011/1000x 7382 = 0,271
0,271 = 192ρ - 1204,224 ρ2
ρ = 0,0014

ρmin = 0,00583
ρ < ρmin
ρmaks = 0,0363

ƒ Tulangan utama
Astot = ρ x b x d = 0,00583 x 1000 x 738 = 4302,54 mm2
Dipakai tulangan utama Ø 25 – 100 (As = 4910 mm2)

ƒ Tulangan bagi
Diambil 20 % tualangan utama = 20 % 4910 = 962 mm2
Dipakai tulangan bagi Ø 12 – 100 (As = 1130,97 mm2)

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-139


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Ø 12 – 100

Ø12-100

Ø 12 – 100

D25-100
D25-100 Ø 12 – 100

Gambar 5.83. Penulangan badan abutment

1.3.2.Plat Pemisah Balok


Pembebanan pada kondisi IV :
• V = 8,143 .106 N
• Mv = 1,39 .107 Nm
• H = 1,399 .107 N
• MH = 8,294 . 107 Nm
0,3

Gh

0,8 m

Gambar 5.84. Pembebanan pada plat pemisah balok


Diketahui ;
b = 1000 mm
h = 300 mm
d’ = 40 cm

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-140


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

d = h – d’ – ½ x12 – 8 = 246 mm
f’c = 22,5 Mpa
fy = 240 Mpa
Berat konstruksi atas = ( 1,2 x 5,09 .105 ) + ( 1,2 x 2,228 .106 ) = 3,285 . 106 Nm
Gaya gempa (Gh) tiap meter panjang abutment = ( 0,14 x 8,143 .106 ) : 9
= 1,2667.105 N
Mmaks = 1,75 x 1,2667 .105 = 2,217 .105 Nm
Mu = 1,2 x Mmaks ( SKSNI T-15 – 1991 – 03 )
= 1,2 x 2,217 .105 = 2,66 .105 Nm
W = 1/6 b h 2 = 1/6 x 1000 x 300 2 = 1,5 .107 mm2
Kontrol terhadap pecahnya konstruksi :
σ = Mu / W < 0,1 f’c
= 2,66 .108 / 1,5 .107 < 0,1 x 22,5
= 17,7 > 2,25 ( tidak aman )
Maka diperlukan tulangan :
Mu ⎡ fy ⎤
2
= ρ .φ . fy ⎢1 − 0,588ρ . ⎥
b.d ⎣ fc' ⎦

2,66.10 6 ⎡ 240 ⎤
= ρ .0,8.240⎢1 − 0,588ρ .
1000 x 246 2
⎣ 22,5 ⎥⎦

4,3955 = 192ρ ( 1- 6,272 ρ )


1204,224 ρ 2 – 192 ρ + 4,3955 = 0
ρ = 0,0277

ρmin = 0,00583
ρ min < ρ < ρ maks
ρmaks = 0,0363

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-141


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

• Tulangan utama
A = ρ.b.d.106 = 0,0277 x 1000 x 246 = 6816,85 mm2
Dipakai tulangan Ø25 – 100 (As = 6816,85 mm2)
• Tulangan bagi
Tulangan bagi dianbil 20% A = 20% 8040 = 1608 mm2
Dipakai tulangan Ø16 – 125 (As = 1608 mm2)

Ø25 – 100

Ø16 – 125

Gambar 5.85. Penulangan plat pemisah balok

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-142


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

1.4. Penulangan Pile Cap

0,5 1,5 0,5

50

100

100

100

100

100

100

100

50

Gambar. 5.86. Perencanaan Pondasi

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-143


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Digunakan pondasi tiang pancang dengan spesifikasi, sebagai berikut :

Jenis tiang pancang : Beton pracetak

Ukuran : diameter 40 cm

Panjang tiang pancang : 25 m

Mutu bahan : Baja : BJTP 24

Beton : K - 450

Pembebanan berdasarkan pada kondisi pembebanan kombinasi IV :

Pembebanan pada kondisi IV :


• V = 8,143 .106 N
• Mv = 1,39 .107 Nm
• H = 1,399 .107 N
• MH = 8,294 . 107 Nm

Direncanakan : b = 1000 mm
h = 700 mm
d’ = 700 – 40 – ½ 20 – 12 = 638 mm
X max = 0,75 m
Y max = 4 m
nx = 2 buah ∑x2 = 9 x 1 x 0,25 2 = 5,0625
ny = 9 buah ∑y2 = 2 x 2 ( 42 + 32 + 22 + 12 + 02 ) = 120

Gaya untuk setiap tiang pondasi :


Pv My.X max Mx.Y max
P max = ± ±
n ny.∑ x 2 nx.∑ y 2

8,143 .106 8,294.108.0,75


P max = ± ±0
18 9x 5,0625
Pmax = 14105063,79 Nm = 1,41 .107 N

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-144


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Perhitungan penulangan :

M
V
A

300
20

Gambar 5.87. Pembebanan poer abutment

Momen yang terjadi pada potongan A - A


M A – A = P x X = 1,41 .107 x 0,2 = 2,82 .106 Nm
Maka diperlukan tulangan :
Mu ⎡ fy ⎤
2
= ρ .φ . fy ⎢1 − 0,588ρ . ⎥
b.d ⎣ fc' ⎦

2,82.106 ⎡ 240 ⎤
= ρ.0,8.240 ⎢1 − 0,588ρ.
1000 x 638 2
⎣ 45 ⎥⎦
0,0069 = 192ρ ( 1- 3,136 ρ )
602,112 ρ 2 – 192 ρ + 0,0069 = 0
ρ = 0,00003

ρmin = 0,00583 ρ < ρ min

ρmaks = 0,0363
• Tulangan utama
A = ρ.b.d.106 = 0,00583 x 1000 x 638 = 3719,54 mm2
Dipakai tulangan Ø22 – 100 (As = 3800 mm2)

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-145


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

• Tulangan bagi
Tulangan bagi dianbil 20% A = 20% x 3800 = 760 mm2
Dipakai tualangan Ø16 – 125 (As = 1608mm2)

• Tulangan geser
Syarat perlu tulangan geser :
vu > φ .vc
Vu = 8,143 .106 N
Vu . d / Mu = 8,143 .106 x 0,8 / 1,39 .107 = 0,469 < 1
Vn = Vu / ∅ = = 8,143 .106 / 0,6 =1,36 .107 N
0,3 √ fc’ b . d = 0.3 √ 45 .1000 . 80 = 1,61.106 N
Vc = 0,7 √ fc’ b . d =0,7 √ 45 1000 . 80 = 3,76 .106 N
2/3 √ fc’ b . d =2/3 √ 45 . 1000 . 80 = 3,58 .106 N
( Vn – Vc ) = (1,36 .107 - 3,76 .106 ) = 9,84 .106 N
∅ Vc = 0,6 x 9,84 .106 = 5,91 .106 N
∅ Vc / 2 = 5,91 .106 / 2 = 2,95 .106 N
Vu = 8,143 .106 N > ∅ Vc = 5,91 .106 N ( perlu tulangan geser pons )

Perhitungan penulangan
Av = ( Vu - ∅ Vc ) s / (∅ fy d )
= ( 8,143 .106- 5,91 .106 ) 300 / ( 0,6. 240.80 )
= 581,5 mm2
Dipakai tulangan geser praktis Ø22-300 ( 3800 mm2 )

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-146


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

30 30 50

• • Ø25-100
100 • •
• • Ø16-125 160
• • •
• • •
• • •
150 • • • •

• • •
100
• •
Ø25-100

• •

470
• •

• •
Ø12-100

• •
Ø12-100
• •

• •
Ø22-100 • • Ø22-300
Ø16-125
• •
• •
• • • •
50
• •
• • • •
10
• • • • • • • • • • • • • • 0

110 80 110

Gambar 5.88. Penulangan Abutment

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-147


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

2. PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

2.1. Perencanaan Tiang Pancang pada Abutment


Dari perhitungan pembebanan yang diterima abutment :

• V = 8,143 .106 N
• Mv = 1,399.107 Nm
• H = 1,399 .107 N
• MH = 8,399.108 Nm

2.1.1. Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang

A. Daya Dukung Tiang Individu


Tinjauan spesifikasi tiang pancang berdasarkan :

a) Kekuatan bahan tiang.


P tiang = σ’bahan x Atiang

Dimana ;
Tiang D 40 cm
Mutu beton = K450
σ’bk = kekuatan tekan beton karakteristik = 450 kg/cm2
σ’b = tegangan iijin bahan tiang = 0,33 σ’bk = 0,33 x 450 ≈ 150 kg/cm2
Atiang = Luas penampang tiang pancang = 1256 cm2
P tiang = 150 x 1256 =188400 kg = 188,4 ton
b) Daya dukung tanah
♦ Rumus Boegemenn
qcxA KxTF
Pall = +
3 5
A : luas tiang pancang beton = ¼ πD2 = ¼ π.402 = 1256 cm2
K : keliling tiang pancang = π.D = π. 40 = 125,6 cm
TF : JHL : total friction , kedalaman –25 m = 110 kg/cm2
qc = ½ ( qcu + qcb ) = point bearing capacity
= ½ ( 80,625 + 110 )
= 90,3125 kg/cm2

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-148


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

qcu : qonus resistance rata –rata 8D di atas ujung tiang


qcu = ( 18 + 40 + 65 + 90 + 105 + 108 + 109 + 110 ) : 8
= 80,625 kg/cm2
qcb : rata – rata perlawanan conus setebal 4D di bawah tiang
= 110 kg/cm2
90,3125 x1256 125,6 x110
Pall = + = 40499,72kg = 8,67.105 N
3 5

♦ Rumus Trafimankove
(Kb.qc.A) + ((JHL : D) xK )
Pall =
Fk
(0,75 x110 x1256) + ((110 : 40) x125,6)
Pall = = 107074kg = 1,07.106 N
2,5

♦ Rumus Mayerhof
Pall = 40 x N x Ap + ( 1/5 x Nx x As )
Dimana :

Ap = luas tiang pancang D 40 = 1256 cm2

N = nilai SPT pada ujung tiang pancang= 14


30 + 30 + 30 + 30 + 30 +10 + 9 + 12
Nx = nilai rata-rata SPT= = 22,625 ≈23
8
As = Luas selimut tiang = 549,5 cm2
Maka ;
Pall = 40 x N x Ap + ( 1/5 x Nx x As )
= 40 + 12 x 1256 + ( 1/5 x 23 x 549,5 )
= 605407,7 kg = 6,05.106 N

♦ Rumus SNPT
Pult = ( Ap x ( Cu’ x Nc’ ) + ( µ x qc x Nq ))
Dimana :
Cu’ : cohesi = 0,027
2K 0
µ=1+
3
Ko : Koefisien tekanan tanah

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-149


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

1 − sin φ ⎛ 2 ⎞
K0 = ⎜1 + sin φ ⎟ , dimana φ = 31,91 °
1 + sin φ ⎝ 3 ⎠
1 − sin 31,91 ⎛ 2 ⎞
K0 = ⎜1 + sin 31,91⎟ = 0,108
1 + sin 31,91 ⎝ 3 ⎠
Untuk φ = 31,91°, maka Nc = 32 ; Nq = 22
2x 0,108
µ=1+ = 1,072 maka :
3
Pall = 1256 x (( 0,027 x 32 ) + ( 1,072 x 110 x 22 ))
= 3261259,264 kg
= 3,26 .107 N
Dari perhitungan di atas diambil Pall terkecil yaitu menggunakan rumus
Bougemenn sebesar Pall = 8,67.105 N

B. Menentukan jumlah tiang

n = P / Pall = 8,143.106 N/8,67.105 = 9,39 ≈ 18 buah


dicek dengan menggunakan 18 buah tiang pancang dengan rencana pemasangan
2 lajur, 9 baris seperti pada gambar.

‰ Kontrol tiang pancang group

Berdasarkan efisiensi kelompok tiang pancang “Persamaan Converse - Labarre”


akibat pemasangan secara group:

φ ⎡ (n − 1)m + (m − 1)n ⎤
E = 1−
90 ⎢⎣ mxn ⎥

dimana :
∅ = tan-1 D/S = tan-1 0,4 / 1,0= 21,80
D = diameter tiang pancang = 40 cm
S = jarak antara tiang pancang = 1 m
n = jumlah tiang dalam baris x = 2 buah
m = jumlah tiang dalam baris y = 9 buah
21,8 ⎡ (2 − 1)9 + (9 − 1)2 ⎤
E = 1− ⎥ = 0 ,66358
90 ⎢⎣ 9x 2 ⎦
Pall 1 tiang dalam group = E x Pall 1 tiang tunggal
= 0,66358 x 8,67.105 = 5,75 .105 N

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-150


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

‰ Kontrol jumlah tiang pancang


n = P / Pall = 8,143.106 / 5,75 .105 = 14,16 ⇒ dipakai 18 buah tiang pancang
Pengecekan terhadap jumlah tiang pancang yang dipasang
P penahan = 18 x 5,75 .105 = 10,35.106 N
Beban vertikal yang bekerja P= 8,143 .106 N
Jadi P penahan > P yang bekerja
Jadi penggunaan 18 buah tiang pancang untuk menahan / mengatasi gaya
vertikal yang bekerja adalah aman.

50

100

100

100

100

100

100

100

100

50

Gambar 5.89. Denah tiang pancang

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-151


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

2.2. Penulangan Tiang pancang

2.2.1. Momen akibat pengangkatan satu titik

R2
a

L-a M1
R1

x
M2

Gambar 5.90. Pengangkatan dengan 1 titik


1
M1 = × q × a2
2
1 1 1 q (L - a) qa 2 qL2 − 2aq
R 1 = q ( L − a ) − × qa 2 = - =
2 2 L−a 2 2(L - a) 2 ( L − a )
1
Mx = R 1 x − q x 2
2
dMx
Syarat Maksimum =0
dx
L2 − 2aL
a=
2 (L - a)
a 2 − 4 aL + L2 = 0 → L = 25 m
a 2 − 100a + 625 = 0
100 ± (− 100 )2 − 4.1.625
a1,2 =
2.1
a1 = 6 ,69m( memenuhi )
a 2 = 93,3m( tidakmemenuhi )

a = 0,297 × L = 0,297 x 25 = 7,245 m


1 1
WD = × π × d 2 × γ beton = × 3,14 × 0,42 × 2400 = 301,44 kg/m
4 4
WL = 40 kg/m
qtot = 1,2 WD + 1,6 WL = (1,2 × 301,44) + (1,6 × 40) = 425,728 kg
M1 = M2 = Mmax

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-152


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

1 1
= × q × a 2 = × 301,44 × 6,692
2 2
= 9526,96 kgm
= 9,527.104 Nm

2.2.2. Momen akibat pengangkatan dengan dua titik

a L-2a a
L
M1 M1

M2

Gambar 5.91. Pengangkatan dengan dua titik

1
M1 = × q × a2
2
1 1
M 2 = q (L − 2a ) − qa 2
2

8 2
M1 = M 2
1 2 1 1
qa = q (L − 2a ) − qa 2
2

2 8 2
a = 0,209 × L
a = 0,209 x 25 = 5,125
1 1
M1= M2 = Mmax = × q × a 2 = × 425,728 × 5,125 = 5811,32 kgm
2 2
Pada perhitungan tulangan didasarkan pada momen pengangkatan dengan 1
titik karena momen yang didapat dari 2 titik pengangkatan lebih kecil daripada
momen pengangkatan akibat 1 titik. Pada perhitungan tulangan didasarkan pada
momen pengangkatan dengan 1 titik.
M design = 1,5 × MMax = 1,5 × 9526,96 = 14290,44 kgm = 1,43 .105 Nm

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-153


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Direncanakan ;
f’c = 45 Mpa
fy = 240 Mpa
Diameter pancang (h) = 400 mm
Tebal selimut (p) = 50 mm
Diameter efektif (d) = 400 – 50 – 0,5 × 14 – 8 = 335 mm
Tulangan
Untuk K – 450 ( fc’= 545 Mpa ) dan BJTP 24 ( fy = 240 Mpa )
1,4 1,4
ρ min = = = 0 ,00583
fy 240
⎡ 0,85xfc' 600 ⎤
ρ max = 0 ,75xβ1x ⎢ x ⎥ dim anaβ1 = 0 ,85
⎣ fy 600 + fy ⎦
⎡ 0 ,85x 45 600 ⎤
ρ max = 0 ,75x 0 ,85x ⎢ x = 0 ,0726
⎣ 240 600 + 240 ⎥⎦
Tiang pancang berbentuk bulat, sehingga perhitungannya dikonfirmasikan ke dalam
bentuk bujur sangkar dengan b = 0,88D = 0,88. 0,4 = 0,352 m
Mu ⎡ fy ⎤
2
= ρ.φ.fy ⎢1 − 0 ,588ρx ⎥
bxd ⎣ fc' ⎦
Mu ⎡ 240 ⎤
= ρx 0 ,8 x 240 ⎢1 − 0 ,588ρx
bxd 2
⎣ 45 ⎥⎦
1,43.10 8
= 192 ρ − 602 ,112 ρ 2
352 × 352 2
602 ,112ρ 2 − 192 ρ + 3,278 = 0

ρ = 0,0181

ρmin = 0,00583
ρ min< ρ < ρ max
ρmaks = 0,0724

ƒ Tulangan utama
Ast = ρmin.b.d.106 = 0,0181x 352x352 = 2242,66 mm2
Dipakai tulangan 4Ø28 ( Ast = 2463 mm2 > 2242,66 mm2 )

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-154


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

• Kontrol terhadap Tumbukan Hammer


Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat hammer
3,5ton.
Daya dukung satu tiang pancang = 8,67.105 N
Rumus Tumbukan :
Wr . H
R =
Φ (s + c )
Dimana :
R = Kemampuan dukung tiang akibat tumbukan
Wr = Berat Hammer = 3,5 T = 35 kN
H = Tinggi jatuh Hammer = 1,5 m
s = final settlement rata-rata = 2,5 cm
c = Koefisien untuk double acting system Hammer = 0,1
Cara kerja Double Acting System Hammer (Sistem Palu Kerja Rangkap) adalah
menggunakan tenaga uap untuk mengangkat balok besi kemudian mendorongnya
kembali ke tanah juga dengan menggunakan tenaga uap. Lain halnya dengan
Single Acting System Hammer (Sistem Palu Kerja Tunggal) yang hanya
melepaskannya dan mengandalkan gaya gravitasi untuk menjatuhkannya
kembali.
(Analisis dan Desain Pondasi, edisi ke-empat jilid 2, Joseph E. Bowles, hal. 304)
Maka :
Wr . H
R =
Φ (s + c )
35 x1, 5
R = = 210 kN = 2,1.105 N < Ptiang = 8,67.105 N ( Aman )
0 , 2 (0 , 025 + 0 ,1 )

• Penulangan Akibat Tumbukan


Dipakai rumus New Engineering Formula :
eh .Wr . H
PU =
s+c
Dimana :
PU = Daya Dukung Tiang tunggal
eh = efisiensi Hammer = 0,8

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-155


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

H = Tinggi jatuh Hammer = 1,5 m


S = final settlement rata-rata = 2,5 cm
Maka :
eh .Wr . H 0 ,8 x 35 x1, 5
PU = = = 336 kN
s+c 0 , 025 + 0 ,1
Menurut SKSNI – T – 03 – 1991 Pasal 3.3.3.5
Kuat Tekan Struktur :
Pmaks = 0,8 ( 0,85 f’c ( Ag – Agt ) + fy.Ast )
336000 = 0,8 ( 0,85.45 ( 3,14.2002- Ast ) + 45.Ast )
Ast = - 830746
Karena hasil negatif, maka digunakan :
Ast = 1 % x 3,14 x 2002
Ast = 3256 mm2
Dipakai tulangan 8 ∅ 28 ( Ast = 4926 mm2 > Ast )

ƒ Kontrol geser

τb =
D max
=
(− q.a ) + (1 / 2.q.L )
2
0 ,9 x1 / 4π.d 0 ,9 x1 / 4π.d 2

τb =
(425,728x 6,69) + (1 / 2x 425,728x 25)
0 ,9 x1 / 4 x 3,14 x 0 ,42
= 72272,826 kg/m2 = 7,227 kg/cm2
τ b = 0 ,53σ → σ = 1600kg / cm 2

= 0,53 . 1600 = 848 kg /cm2


karena τb < τbijin maka tidak perlu tulangan geser,maka digunakan tulangan

sengkang praktis yaitu tulangan spiral.

2.2.3. Perhitungan Tulangan Spiral

Rasio penulangan spiral :

⎛ Ag ⎞ fc
ρs = 0 ,45⎜ − 1⎟ x
⎝ Ac ⎠ fy
⎛ 1 / 4.π.402 ⎞ 450
ρs = 0 ,45⎜⎜ 2
− 1⎟x
⎟ 2400 = 0 ,0656
⎝ 1 / 4.π.30 ⎠

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-156


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

As = 2 x ρs x Ac
= 2 x 0,0656 x ¼.π 402
= 164,85 cm2
s = 2 x π x Dc x Asp/s
= 2 x 3,14 x 40 x ¼ .3,14.0,82/164,85 = 0,76 cm→ 6 cm
sehingga dipakai tulangan Ø8-60
sengkang pada ujung tiang dipakai Ø8-60
sengkang pada tengah tiang dipakai Ø8-100

Gambar 5.92. Detail Tiang Pancang dan Penulangannya

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-157


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

8Ø28

Ø8-60

Ø8-100

8Ø28

Ø8-60

Gambar 5.93. Penulangan Tiang Pancang

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-158


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

2.3. Analisa Tiang Pancang Miring


Dari perhitungan pembebanan yang diterima abutment :

• V = 8,143 .106 N H = 1,399 .106 N


• Mv = 1,399.107 Nm MH = 8,399.108 Nm
¾ Perhitungan kemiringan tiang pancang
V Vex
Vn = ±
n ∑ x2 ( )
Dimana :
ex : eksentrisitas : jarak V dengan pusat berat pile
V : Resultante vertikal dari gaya luar
x : jarak setiap pile terhadap pusat berat pile
n : banyak pile
Vn : beban yang diterima oleh setiap pile
Momen terhadap titik A :
MA = ( 0,5-0,5 )/2 = 0→ ex = 0
V1 = V2 = 8,143.106/ 2
Kemiringan = H / ( V1 + V2 )
= 1,399.106/ 8,143.106 = 0,17

H
A

2 0,5 0,5

Gambar 5.94. Rencana Kemiringan Tiang Pancang


Direncanakan Kemiringan tiang pancang 1 : 2
α = 30°

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-159


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

2.3.1. Perhitungan pergeseran tanah akibat gaya lateral

PH A
-2,00

La 225

-3.00 B F
225

C’
C
225 M
Ld
D
D’
225

225
Lp

Gambar 5.95. Gaya horisontal pada tiang pancang

B=3m
d = 1/3 Lp
Lp = panjang tiang pancang = 25 m
Ld = 1/3. 25 = 8,33 m ≈ 9 m
⎛ φ⎞
Kp = tan 2 ⎜ 45 + ⎟
⎝ 2⎠
γ = berat jenis tanah tergantung kedalaman tanah sesuai data
φ = sudut geser dalam tanah tergantung kedalaman tanah sesuai data
• Perhitungan Diagram Tekanan Tanah
BF = γ.Kp . h1.B = 1,593 . 0,331 .2,25. 3 = 3,559 t/m2
CG = γ.Kp . h2.B = 1,593 . 0,331 .4,50. 3 = 7,118 t/m2
DH = γ.Kp .h3.B = 1,566 . 0,303 .6,75. 3 = 9,609 t/m2

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-160


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

EI = γ.Kp . h4.B = 1,580 . 0,270 .9,00.3 = 11,518 t/m2

ƒ Tekanan tanah pasif efektif yang bekerja

BF = 3,559 ton/m
CC’ = ¾ CG = ¾ x 7,118 = 5,339 ton/m
DD’ = 1/3 DH = 1/3 x 9,609 = 3,203 ton/m
P1 = 0,5 x 2,25 x 3,559 = 4,004 ton
P2 = 0,5 x 2,25 x ( 3,559 + 5,339 ) = 10,01 ton
P3 = 0,5 x 2,25 x ( 5,339 + 3,203 ) = 9,609 ton
P4 = 0,5 x 2,25 x 3,203 = 3,603 ton
ΣP = P1 + P2 + P3 + P4 = 27,226 ton
ƒ Titik tangkap resultan
ΣP.Lz = P1.L1 + P2.L2 + P3.L3 + P4.L4 + P5.L5
L1 = ( 1/3 .2,25 + 6,75 ) = 7,5 m
L2 = ( 1/2 .2,25 + 4,50 ) = 5,625 m
L3 = ( 1/2 .2,25 + 2,25 ) = 3,375 m
L4 = ( 1/3 .2,25 ) = 0,75 m
ΣP x Lz = 4,004 x 7,5 + 10,01x 5,625 + 9,609x 3,375 + 3,603 x 0,75
= 121,468Tm
121,468
Lz = = 4,461 m
27,226
ƒ Kontrol gaya horisontal yang terjadi
Σ Ms = 0
PH ( 0,5 + Ld + Lz) = ΣP x 2 x Lz

PH =
(ΣP x 2 x Lz) =
27,226 x 2 x 4,5
= 18,424ton = 1,84.105 N
(0,5 + Ld + Lz) 0,5 + 8,3 + 4,5
= 1,84 .105 N < PH max yang terjadi ( 1,399.107 ) ….tidak aman

Kesimpulan dari perhitungan di atas adalah diperlukannya pemasangan tiang


pancang miring, ini disebabkan karena tekanan tanah pasif efektif yang terjadi masih
belum dapat mengatasi gaya horisontal yang bekerja pada konstruksi.

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-161


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

2.3.2. Perhitungan Tiang Pancang Miring


Rumus :

H ijin + N1.P sin α ≥ H yang bekerja x FS

Dimana :

H ijin : gaya horisontal yang mampu ditahan oleh tekanaan tanah pasif

N : jumlah tiang pancang miring

P : daya dukung tiang pancang vertikal dalam group

H yang bekerja : total gaya horisontal yang bekerja

H ijin + N1.P sin α ≥ H yang bekerja x FS

1,84 .105 + ( 5,75 .105 sin 5,71 ) ≥ 1,399 .107 x 1,5

N1 ≥ 3,478 ≈ 4 buah

2.3.3. Chek Gaya Vertikal

[(PxN 2 ) + N1 x(P. cosα )] ≥ V


dimana :

P : kemampuan tiang pancang vertikal dalam group

N1 : jumlah tiang pancang miring

N2 : jumlah tiang pancang vertikal

V : beban vertikal yang bekerja pada konstruksi

N = N1 + N2

18 = 4 + N2 → N1 = 14 buah

[(PxN 2 ) + N1 x(P. cosα )] ≥ V


(5,75 .105 x 14 ) + 4 ( 5,75 .105 cos 5,71 ) ≥ 8,143.106

7,22 .107 N ≥ 8,143 .106 N……………………aman

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-162


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

100 100 100

50

100

100

100
A

100

100

100

100
A

100

50

Gambar 5.96. Penempatan tiang pancang vertikal dan miring

Keterangan :

: tiang pancang vertikal

A : tiang pancang miring

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-163


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

2.4. Penurunan (Settlement)


• Penurunan pondasi tiang pancang
Diketahui data sebagai berikut :

-6,00

Pasir kasar :γsub = 1,74 gr/cm3


-7,5 m

- 20 m

- 22 m

- 25m

- 31 m

- 33 m

2
- 35 m

Gambar 5.97. Penurunan (Settlement) Tiang Pancang

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-164


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

♦ Perhitungan penurunan
Beban Vertikal = 8,143.106 N= 814,3 ton
Berat tiang pancang =0,25 x π x D2 x γ x 25 x 18
= 0,25 x 3,14 x 0,42 x 1,74 x 25 x 18 = 135,648 ton
Berat beban total = beban vertikal + berat tiang pancang
= 814,3 + 135,648 = 949,948 ton
Tegangan pada tanah akibat berat bangunan dan muatannya dapat diperhitungkan
merata pada kedalaman 2/3 Lp dan disebarkan dengan penyebaran V : H = 2 : 1
Lp = 25 m
2/3 . Lp = 2/3 x 25 = 16,67 m = 17 m
Kedalaman penurunan yang diperhitungkan = 17 + 5 = 22 m
Beban total disebarkan dengan penyebaran V : H = 2 : 1
L = 3 meter
B = 9 meter
A = 3 x 9 = 27 m2
V 949,948
q= = = 35,183 t/m2
A 27

♦ Penurunan yang terjadi :


¾ Lapisan 1 ( kedalaman – 33 m )
L1 = L + 2X tan 30
= 9 + 2.1 tan 30 = 10,155 m
B1= B + 2X tan 30
= 3 + 2.1 tan 30 = 4,155 m
A1 = B1.L1 = 4,155 x 10,155 = 42,191 m2
A 27
∆P = xq = x35,183 = 22,515 t/m2 = 2,25 kg/cm2
A1 42,191
P0 = ( 23 x 2,00 ) – ( 21 x 1 ) = 25 t/m2 = 2,5 kg/cm2
4,75 kg/cm2
Dari grafik tekanan air pori yang diperoleh dari hasil consolidation test, maka
dapat dihitung :

e0 = 1,183
e1 = 1,003

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-165


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

∇e = 0,135
∆e 0 ,135
maka : s1 = xH = x100 = 6 ,3 m
1 + e0 1 + 1,138

¾ Lapisan 2 ( kedalaman – 35 m )
L2 = L + 2X tan 30
= 9 + 2.3 tan 30 = 6,464 m

B2= B + 2X tan 30
= 3 + 2.3 tan 30 = 12,464 m
A2 = B2.L2 = 6,464 x 12,464 = 80,045 m2
A 27
∆P = xq = x35,183 = 809,212 t/m2 = 80,9 kg/cm2
A1 84,045
P0 = ( 25 x 2,00 ) – ( 21 x 1 ) = 29 t/m2 = 2,9 kg/cm2
83,8 kg/cm2
Dari grafik tekanan air pori yang diperoleh dari hasil consolidation test, maka
dapat dihitung :
e0 = 1,183
e2 = 1,035
∇e = 0,103
∆e 0 ,103
maka : s2 = xH = x100 = 4 ,82 m
1 + e0 1 + 1,138
¾ Lapisan 3 ( kedalaman –37 m )
L3 = L + 2X tan 30
= 9 + 2.5 tan 30 = 14,774 m
B3= B + 2X tan 30
= 3 + 2.5 tan 30 = 8,774 m
A3 = B3.L3 = 8,774 x 14,774 = 129,627 m2
A 27
∆P = xq = x35,183 = 7 ,328 t/m2 = 0,7328 kg/cm2
A1 129,627
P0 = ( 27 x 2,00 ) – ( 25 x 1 ) = 29 t/m2 = 2,9 kg/cm2
3,6328 kg/cm2

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-166


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Dari grafik tekanan air pori yang diperoleh dari hasil consolidation test, maka
dapat dihitung :

e0 = 1,183
e3 = 1,059
∇e = 0,079
∆e 0 ,079
maka : s3 = xH = x100 = 3 ,695 m
1 + e0 1 + 1,138
¾ Lapisan 4 ( kedalaman –39 m )

L4 = L + 2X tan 30
= 9 + 2.7 tan 30 = 10,155 m
B4= B + 2X tan 30
= 3 + 2.1 tan 30 = 4,155 m
A4 = B4.L4 = 4,155 x 10,155 = 42,191 m2
A 27
∆P = xq = x35,183 = 22,515 t/m2 = 2,25 kg/cm2
A1 42,191
P0 = ( 29 x 2,00 ) – ( 27 x 1 ) = 25 t/m2 = 2,5 kg/cm2
4,75 kg/cm2
Dari grafik tekanan air pori yang diperoleh dari hasil consolidation test, maka
dapat dihitung :
e0 = 1,138
e1 = 1,086
∇e = 0,052
∆e 0 ,052
maka : s4 = xH = x100 = 2 ,43 m
1 + e0 1 + 1,138

Maka settlement ( penurunan ) total = s1 + s2 + s3 + s4


s = 6,3 + 4,82 + 3,695 + 2,43
s = 17,245 cm

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-167


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

5.8. Jalan Pendekat (Oprit)

1. Perencanaan Geometrik Oprit

• Alinyemen Horisontal dan Vertikal Oprit

Dalam perencanaan Jembatan Siangker akses menuju Bandara ini alinyemen


horizontal dan vertikal oprit mengikuti alinyemen jalan, sehingga tidak terjadi
perubahan pada alinyemen horizontal maupun vertikal.
Alinyemen horizontal dan vertikal yang terjadi yaitu jalan lurus baik dari arah
menuju maupun meninggalkan Bandara.

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-168


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

5.9. Perencanaan Saluran Drainase

2% 2%

2,00 3,50 3,50 2,00

Gambar 5.98. Sketsa Potongan Melintang Jalan Saluran Drainase


Jalan Akses Bandara Sebelah Kiri (arah ke Bandara)

Saluran drainase pada Jalan Akses Menuju Bandara pada STA. 0+000 –

STA. 1+800 terletak di sebelah kiri jalan dengan bagian tengah jalan

dipisahkan oleh sungai sebagai median. Saluran drainase sebelah kiri jalan

menggunakan pasangan batu dengan bentuk trapesium.

a. Saluran Drainase pada STA. 0+000 – STA. 0+350

Data teknis :

9 Panjang saluran (L) = 350 m

9 Luas daerah tangkapan hujan (A) = 0,006 Km2

9 Kecepatan pengaliran (V) = 2,00 m3/detik

9 Kemiringan saluran (S) = 0,019 %

9 Curah hujan daerah (R) = 150.725 mm/tahun

Perhitungan :

1. Besarnya I (Intensitas hujan)

L
t =
V
350
t = = 0,056 jam
2,00
2 2
⎛ R ⎞ ⎛ 24 ⎞ 3
⎛ 150.725 ⎞ ⎛ 24 ⎞ 3
I = ⎜⎜ ⎟⎟ x ⎜ ⎟ I = ⎜⎜ ⎟⎟ x ⎜⎜ ⎟⎟ = 355,431 mm / jam
⎝ 24 ⎠ ⎝ t ⎠ ⎝ 24 ⎠ ⎝ 0,056 ⎠

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-169


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Besarnya C

C =
(Ca x L1 + 0.5 x L2 + 0.2 x (L1 + L2))
(L1 + L2 + L3)

C =
(0,95 x 7 + 0.5 x 2 + 0.2 x 9) = 0,503
(7 + 2 + 9)
3. Besarnya Debit rencana saluran

Q = 0,278 x I x C x A

Q = 0,278 x 355,431 x 0,503 x 0,006 = 0,438 m3/detik

Untuk perhitungan debit saluran pada STA. 0+350 – STA.

0+700, STA. 0+700 – STA. 1+150, STA. 1+150 – STA. 1+400, STA.

1+400 – STA. 1+800, perhitungannya dapat ditabelkan.

Tabel 5.30.
Hasil Perhitungan Debit Rencana Saluran
STA. 0+000 - STA.1+800

L V S R t A I Q
STA C
(m) (m3/dtk) (%) (mm) (jam) (Km2) (mm/jam) (m3/dtk)

0+000 - 0+350 Kiri 350 2,00 0,019 150.725 0,049 0,006 393,117 0,503 0,347
0+350 - 0+700 Kiri 350 2,00 0,019 150.725 0,049 0,006 393,117 0,503 0,347
0+700 - 1+150 Kiri 450 2,00 0,019 150.725 0,063 0,008 332,447 0,503 0,377
1+150 - 1+400 Kiri 250 2,00 0,049 150.725 0,035 0,005 492,028 0,503 0,310
1+400 - 1+800 Kiri 400 2,00 0,049 150.725 0,056 0,007 359,618 0,503 0,362

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-170


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk perhitungan dimensi saluran drainase diambil debit yang terbesar, yaitu

Q = 0,377 m3/detik yang terletak pada STA. 0+700 – STA. 1+150, agar apabila

suatu saat terjadi debit maksimum (Q = 0,372 m3/detik), dimensi saluran drainase

dapat terpenuhi.

4. Perhitungan Dimensi Saluran

Q = Qs = 0,377 m3/detik

V = (1,5 – 2,0) m/detik

Tinggi jagaan (w) = 0,400 m

9 Untuk pasangan batu, V diambil = 2,0 m/detik

m = 1 dan n = 1,5

A = Qs/V

= 0,377/2,0 = 0,186 m2

A
h =
(m + n )
0,186
h = = 0,302 = 0,30 m
(1 + 1,5)
b = nxh

= 1,5 x 0,30 = 0,45 = 0,50 m

Luas Penampang Saluran (Trapesium) :

A = (b + m x h) x h

= (0,50 + 1 x 0,30) x 0,30 = 0,240 m2

V = Qs/A

= 0,377/0,240 = 1,592 m/detik


V
Fr =
gxD

D = A/T

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-171


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

T = b+2xmxh

= 0,50 + 2 x 1 x 0,30 = 1,10 m

D = A/T

= 0,240/1,10 = 0,218 m

V
Fr =
gxD
1,592
Fr = = 1,089
9,81 x 0,218

Syarat, Fr > 1,40 atau Fr < 0,55, jadi Fr tidak memenuhi

9 Untuk pasangan batu, V diambil = 1,0 m/detik

m = 1 dan n = 1,5

A = Qs/V

= 0,377/1,0 = 0,455 m2

A
h =
(m + n )
0,377
h = = 0,427 = 0,40 m
(1 + 1,5)
b = nxh

= 1,5 x 0,40 = 0,60 m

Luas Penampang Saluran (Trapesium) :

A = (b + m x h) x h

= (0,60 + 1 x 0,40) x 0,40 = 0,40 m2

V = Qs/A

= 0,377/0,40 = 0,955 m/detik


V
Fr =
gxD

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-172


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

D = A/T

T = b+2xmxh

= 0,6 + 2 x 1 x 0,40 = 1,40 m

D = A/T

= 0,40/1,40 = 0,286 m

V
Fr =
gxD
0,955
Fr = = 0,570
9,81 x 0,286

Syarat, Fr > 1,40 atau Fr < 0,55, jadi Fr tidak memenuhi

9 Untuk pasangan batu, V diambil = 0,75 m/detik

m = 1 dan n = 1,5

A = Qs/V

= 0,377/0,75 = 0,601 m2

A
h =
(m + n )
0,601
h = = 0,490 = 0,50 m
(1 + 1,5)
b = nxh

= 1,5 x 0,50 = 0,75 = 0,80 m

Luas Penampang Saluran (Trapesium) :

A = (b + m x h) x h

= (0,80 + 1 x 0,50) x 0,50 = 0,650 m2

V = Qs/A

= 0,377/0,650 = 0,588 m/detik

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-173


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
V
Fr =
gxD

D = A/T

T = b+2xmxh

= 0,80 + 2 x 1 x 0,50 = 1,80 m

D = A/T

= 0,650/1,80 = 0,361 m

V
Fr =
gxD
0,588
Fr = = 0,312
9,81 x 0,361
Syarat, Fr > 1,40 atau Fr < 0,55, jadi Fr memenuhi. (0,312 < 0,55)

V2
I = 4
Kst 2 x R 3

R = A/P

P = b+2xhx m +1

P = 0,80 + 2 x 0,50 x 1+1 = 2,214

R = A/P

= 0,650/2,214 = 0,294 m2
V2
I = 4
Kst 2 x R 3

0,588 2
I = 4
= 0,029
60 2 x 0,294 3

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-174


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

5. Spesifikasi saluran

Qs = 0,377 m3/detik

m = 1

n = 1,5

b = 0,8 m

h = 0,5 m

w = 0,4

V = 0,75 m/detik

Kst = 60

P = 2,214

R = 0,294

I = 0,029

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-175


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

0,4 m

0,5 m

0,3 m

0,3 m

0,3 m 0,8 m 0,3 m

Gambar 5.99. Detail Dimensi Saluran Drainase

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-176


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

5.10. Perhitungan Gorong-gorong


Gorong-gorong dipasang melintang pada STA 1+150 karena digunakan
untuk mengalirkan air dari saluran drainase pada STA. 0+000 ke STA.
1+150,sebelum jembatan dan STA. 1+400, ke STA. 1+800 yang memiliki elevasi
yang rendah.

3,00
2,00
1,00
0,00

STA. 0+000 0+350 0+700 1+150 1+400 1+800


Kemiringan (%) 0,019 0,019 0,019 0,049 0,049
Elevasi Rencana (m) 2,01 1,94 1,88 1,80 1,70 1,50

Gambar 5.100. Penampang Melintang Gorong-gorong

1. Perhitungan Dimensi
Q = 0,377 m3/detik
V = (1,5 – 2) m/detik diambil 2 m/detik
A = Q/V
= 0,377/2 = 0,186 m2

Luas Penampang Saluran (Lingkaran) :


A = (3,14 x d2)/4
0,186 = (3,14 x d2)/4
d2 = 4 x 0,186/3,14 = 1,258
d = 1,121 = 1,121 m

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-177


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
2.Kemiringan Gorong-gorong

V2
I = 4
Kst 2 x R 3

R = A/P
140 112
P = πxd
= 3,14 x 1,12 = 3,517
R = A/P
= 0,186/3,517 = 0,281
20

V2
I = 4 5
140
2
Kst x R 3

Gambar 5.101. Gorong-gorong


2
2
= 4
= 0,004
0,010 m
70 2 x 00,281
,152 34/3

3.Kehilangan Tinggi Energi

Q = µxAx 2xgxz

,455 = 0,90 x 00,186


01,977 ,288 xx 2 x 9,81 x z

z = 0,252 m

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-178


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
5.11. Dinding Penahan Tanah

Dinding penahan tanah merupakan suatu konstruksi yang terbuat dari


pasangan batu kali, yang berfungsi sebagai penahan tanah atas beda tinggi
antara elevasi jalan rencana dengan elevasi jalan asli. Dinding penahan tanah ini
direncanakan dengan dimensi sebagai berikut :
0,5 1

0,5

2,05

0,5

0,5

0,5

Gambar 5.102. Rencana Dinding Penahan Tanah

Data – data Teknis


Bahan = Pasangan Batu Kali
Berat Jenis = 2,2 ton/m3

Adapun perencanaan DPT pada TA Perencanaan Jalan dan Jembatan ini


meliputi perencanaan dimensi, pemeriksaan stabilitas geser dan guling dengan
dimensi rencana dan daya dukung tanah terhadap longsoran.
Berdasarkan Laporan Hasil Penyelidikan Tanah Laboratorium Mekanika
Tanah Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, didapat tanah
daerah Bandara Ahmad Yani dan Sekolah Krista Mitra Semarang dengan data-
data sebagai berikut :
γt = 1,74 t/m3
∅ = 12 o
c = 0,10 kg/cm2 = 1,0 t/m2

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-179


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan kekuatannya didasarkan atas bagioan dinding penahan tanah yang
tertinggi.

Penentuan Gaya – gaya


♦ Perhitungan Koefisien Tekanan Tanah
Ka = tan2 ( 45 - ∅/2 )
= tan2 ( 45 – 12/2 )
= 0,331
Kp = tan2 ( 45 + ∅/2 )
= tan2 ( 45 + 12/2 )
= 3,021

♦ Perhitungan Tekanan Tanah Aktif ( Pa )

Pa1
3,05
Pa2

Pp

Gambar 5.103. Perataan Beban Segi Tiga


q = ( BJ tanah x 0,5 ) / 2
= ( 1,74 x 0,5 )/ 2
= 0,39825 ton /m2
qr = 0,5 q
= 0,5 x 0,39825
= 0,199125 ton /m2
σa1 = qr x Ka – 2 x c x √ Ka
= 0,199125 x 0,331 – 2 x 0,10 x √ 0,331
= - 0,394 ton /m2

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-180


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

σa2 = Ka x γ x h
= 0,331 x 1,74 x 3,05
= 1,608 ton / m2
σa = σa1 + σa2 = - 0,394 + 1,608 = 1,214 ton / m2
Sehingga diagram tegangannya menjadi :
- 0,394 ton/m2 - 0,394 ton/m2

- 0,394 t/m2 1,608 t/m2 1,214 t/m2

Gambar 5.104. Diagram Tegangan Dinding Penahan Tanah


h = 1,214 x 3,5 /1,845 = 2,754 m
Pa = σa x h x b ; b = 1 m
= 1,451 x 3,5 x 1
= 3,994 ton

♦ Perhitungan Tekanan Tanah Pasif ( Pp )

h Pp

Gambar 5.105. Tekanan Tanah Pasif


σp = Kp x γ x h
= 3,021 x 1,74 x 1
= 4,812 ton / m2
Pp = σp1x h/2 x b ; b = 1 m
= 4,812 x 0,5 x 1
= 2,406 ton / m2

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-181


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------

♦ Perhitungan Gaya Vertikal Berat Sendiri ( V )

1 0,5

3,05 m

0,5

Gambar 5.106. Gaya Vertikal Berat Sendiri

V = A x γ batu kali x b ; b = 1 m
= (( 0,5 x 0,5 ) + ( 2 x 0,5 x 3,163 )) x 2,2 x 1
= 7,5086 ton

♦ Penentuan Titik Berat Bangunan


1 0,5

II
3,05 m

0,5

Gambar 5.107. Titik Berat Dinding Penahan Tanah

♦ Statis Momen terhadap Tepi Kiri


A x X = ∑ Ai x X i
X = ∑ A i x Xi / A

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-182


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Tabel 5.31. Titik Berat Dinding Penahan Tanah
Bagian Bi ( m ) Hi ( m ) Ai ( m2 ) Xi ( m ) Ai x Xi ( m3 )
I 0,500 0,500 0,250 0,250 0,0625
II 0,500 3,500 3,163 0,750 2,37225
3,413 2,43475

X = 2,43475/3,4130 = 0,7133 m

♦ Kontrol Terhadap Stabilitas Guling


Sfguling = ∑Mv / ∑MH
= ( V x X + Pp x h/3 ) / ( Pa x h/3 )
= ( 7,5086 x 0,7133 + 2,406 x 3,5/3 ) / ( 3,994 x 2,754/3 )
= 1,751 > 1,5 ( aman )

♦ Kontrol Terhadap Stabilitas Geser

Sf geser = ∑V/ ∑H
= V/ ( Pp – Pa )
= 7,5086/ ( 3,996 - 2,406 )
= 4,73 > 1,5 ( aman )

♦ Kontrol Terhadap Daya Dukung Tanah

Tegangan Tanah yang terjadi pada dasar tapak :


σ1.2. = N / A ± M / W
σ1.2 = 7,5086 / ( 1 x 0,5 ) ± ( 7,5086 x 2,406 – 3,994 x 2,754/3 )
σ1 = 29,4162
σ2 = 0,6182
Daya Dukung Tanah yang terjadi :
∅ = 12°
Dari koefisien daya dukung Terzaghi , untuk sudut geser 12°, didapat harga – harga
sebagai berikut :
Nc = 33,5
Nq =22,7
Nγ =22,6

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-183


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Gb.
5.33. Wing Bab V Perencanaan
wall ----------------------------------------------------------------------------------------------------

Daya Dukung Tanah :


q = c x Nc x γ x Df x Nq + 0,5 x γ x B x Nγ
= ( 0,10 x 33,5 ) + ( 1,74 x 1 x 22,7 ) + ( 0,5 x 1,74 x 1 x 22,6 )
= 55,502 > σ1.2 ( aman )

Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru V-184


Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang

Anda mungkin juga menyukai