Oleh:
ALWI
NPM. 04.30.1010.013
ABDULMUTALIB
NPM. 04.30.1010.026
SKRIPSI
Sebagai satu diantara syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Fakultas Teknik Universitas Borneo
TARAKAN"
Nama : Alwi
Npm : 04.301010.013
Npm : 04.301010.026
Jurusan : Teknik
Menyetujui
JAJI
HASRULLAH, ST.,MT
Pembimbing II
NIDN. 1127107501
NIDN. 1127027301
11
HALAMAN PENGUJI
HARi
TANGGAL
TIM PENGUJI
HERNANIK.ST,MT
NIDN. 1131136902
Anggota .c«
MIFTAtJUL IMAN.ST.,M.Eng Anggota
. NIDN. 1128057901
RINGKASAN
iv
SUMMARY
The research was conducted with soil sampling as many as 3 points with a
depth of 3 meters located Gunung Selatan in the (skip) City Tarakan with a total
45 samples consisting of 36 sample disturbed (DS)and 9 samples are not
disturbed (UDS).samplingwas done by drilling using a hand drill. referring to the
system of soil classification according to Unified, the data obtained from test
result of water content.sieving,density,atterbeglimits(liquid limit and plastic limit)
and Direct shear,then classified according to soil type of each sample based on
its depth.
From the test results that have been done, can take the conclusion that
the ladin some other place of extraction quarry sempel included in the coarse-
gramedsoil with low levels of moderate to high plasticity. Point first at a death of
1 meters inculiding mean the type of silty sands (SM) depth 2 meters inculiding
mean the type of silty sands (SM) the average depth of 3 meters silty sands (SM)
one the second point depth of1.2 Meters Average dan 3 silty sands (SM) On the
third point of the depth of1.2 and 3 Meter Average silty sand (SM).
v
RIWAYAT HIDUP
VI
RIWAYAT HIDUP
•.
Vll
KA TA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Rahim-Nya
Allah SWT senantiasa mengangkat derajat bagi orang-orang yang beriman dan
'
berilmu pengetahuan. Demikianlah petunjuk pengetahuan dari Allah SWT Yang
Maha Kuasa dan Maha Mengetahui serta Yang Maha Bijaksana, sebagai
menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Fakultas Teknik Jurusan
akhir ini sangat ditentukan oleh seberapa banyak pengalaman dan kadar ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh penulis, oleh karena itu ketiadaan pengalaman
tidak hanya jerih payah kami sebagai penulis semata-mata tetapi dart itu berkat
dorongan, arahan dan bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh
VIII
kepada:
petunjuk, nasehat baik materil atau non materil yang tidak bisa dinilai,
t
semoga amal beliau keduanya mendapat balasan dari Allah SWT dan
2. Yang kami hormati Bapak Hasrullah ST.MT selaku Ketua Jurusan Teknik
Borneo Tarakan.
ini.
Semoga budi baik dan amal dari semua pihak yang telah memberi
Tarakan, 2011
Penulis
lX
DAFTAR ISi
Halaman
HALAMAN JU DUL .
•
LEM BAR PENGESAHAN 11
HALAMAN PENGUJI.................................................................. ui
RINGKASAN............................................................................ lV
SUMMARY.............................................................................. v
RIWAYAT HIDUP............................................................ vi
KATA PENGANTAR vm
DAFTAR ISi x
DAFTAR NOTASI..................................................................... xv
SABI PENDAHULUAN
2.2. KlasifikasiTanah................................. 5
x
2.3.1. Komponen - Komponen Tanah 10
2.3.5. Hydrometer .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 15
b. Uji Triaksial .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. 20
a. PengambilanSampel .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 26
b. PenangananSampel .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 27
D. Pengujian Hidr.omete.......... .. .. .. .. .. .. 33
XI
F. Pengujian Batas Plastis............. 40
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan .. . .. . .. . .. .. . . .. . .. . .. .. . . .. . . . . . .. . . . . .. . .. . .. .. .. .. .. .. .. .. 76
5.2. Saran.................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LEMBAR ASISTENSI
•.
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2.2 Klasifikasi AASHTO untuk Lapisan Tanah Dasar Jalan Raya 9
Tabel 4.3.1 Hasil pengujian Direct Shear Test titik 1 kedalaman 1 meter 58
Tabel 4.3.2 Hasil pengujian Direct Shear Test titik 1 kedalaman 2 meter 58
Tabel 4.3.3 Hasil pengujian Direct Shear Test titik 1 kedalaman 3 meter 58
Tabel 4.3.4 Hasil pengujian Direct Shear Test titik 2 kedalaman 1 meter 59
Tabel 4.3.5 Hasil pengujian Direct Shear Test titik 2 kedalaman 2 meter 59
Tabel 4.3.6 Hasil pengujian Direct Shear Test titik 2 kedalaman 3 meter 60
Tabel 4.3.7 Hasil pengujian Direct Shear Test titik 3 kedalaman 1 meter 60
Tabel 4.3.8 Hasil pengujian Direct Shear Test titik 3 kedalaman 2 meter 61
Tabel 4.3.9 Hasil pengujian Direct Shear Test titik 3 kedalaman 3 meter 61
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 O Alat Pengujian Geser Lang sung (Direct Shear Test) .44
•.
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
bervariasi dengan bentuk tak beraturan, terdiri dari partikel (bahan padat),
rongga (pori dan ruang) dan air. Tanah dihasilkan dari produk sampingan
Lempung adalah jenis tanah yang bersifat kohesif dan plastis, sedang pasir
Lintang Utara dan 117o34'-117o38' Bujur Timur, terdiri dari 2 (dua) pulau,
yaitu Pulau Tarakan dan Pulau Sadau dengan luas wilayah mencapai
657,33 Km2, terdiri atas wilayah daratan seluas 250,80 Km2 dan wilayah
lautan seluas 406,53 Km2. Secara topografi, Kelurahan Kampung Satu Skip
untuk melakukan penelitian tugas akhir tentang uji sifat-sifat fisik dan
1
2
TARAKAN ".
1. Sampel tanah yang digunakan untuk penelitian yaitu tanah dari daerah
2. Penelitian hanya terbatas pada sifat fisis dan mekanis tanah tidak
a. Pengujian sifat-sifat fisis tanah yang meliputi Uji kadar air, Uji berat
jenis tanah, Uji analisa saringan, Uji batas cair dan uji batas plastis
(atterberg limit).
tanah (Direct shear test untuk tanah berpasir atau triaxial untuk tanah
berlempung).
TINJAUAN PUSTAKA
lebih besar dari 250 sampai 300 mm. untuk kisaran ukuran 150 sampai
d. Lanau (silt) yaitu partikel yang berukuran dari 0,002 sampai 0,074 mm.
e. Lempung (clay) yaitu partikel mineral yang berukuran lebih kecil dari
0.002 mm. Partikel – partikel ini merupakan sumber utama dari kohesi
4
5
atau lemah ikatan antar partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan dari
pori-pori (void space) yang berisi air dan/atau udara. Ikatan yang lemah
mendukung beban yang diatasnya. Oleh karena itu tanah yang akan
sebagai berikut:
6
besar, yaitu :
dan pasir yang kurang dari 50% lolos saringan nomor 200.
dari 50% lolos saringan nomor 200. Simbol kelompok ini adalah
Simbol
Pembagian Utama Nama Umum
Kelompok
lebih dari 50% fraksi kasar 50% atau lebih dari fraksi kasar
Kerikil bergradasi baik dan campuran
(hanya kerikil)
Lebih dari 50% butiran tertahan pada ayakan No. 200
Kerikil bersih
GW kerikil-pasir, sedikit atau sama sekali
tidak mengandung butiran halus.
(4.75 mm)
Kerikil bergradasi buruk dan campuran
Kerikil
butiran
halus
kerikil-pasir-lanau
(0.075 mm)
ML
50% atau lebih lolos ayakan No. 200
atau lempung
Lempung anorganik dengan plastisitas
kurang
Tanah berbutir Halus
MH
mengandung mika, lanau yang elastis
Lanau
KRITERIA LABORATORIUM
D60
butir, berdasarkan pada persentase bahan halus (fraksi lebih
Tentukan persentase kerikil dan pasir dari kurva pembagian Cu lebih besar dari 4
D10
D10 x D60
Tidak ditemukan semua persyaratan gradasi untuk GW
Batas Atterberg di bawah garis Bila batas Atterberg berada
”A” atau IP kurang dari 4 di daerah yang di arsir dari
Batas Atterberg di atas garis diagram plastisitas, maka
Lebihdari 12% GM, GC, SM, SC
D60
Cu lebih besar dari 6
D10
(D30)2
Cu antara 1 dan 3
D10 x D60
Tidak ditemukan semua persyaratan gradasi untuk SW
Batas Atterberg di bawah garis Bila batas Atterberg berada
ganda
Manual untuk identifikasi secara visual dapat dilihat di ASTM Designation D-2488
Sumber : Hary Christady H., (2010)
yang diteliti yaitu dengan memplotkan hasil dari uji analisa saringan
9
jenis tanah berdasarkan besar nilai batas cair dan nilai indeks
subgrade.
Artteberg.
np = non plastis
Dengan :
GI = Indeks kelompok
LL = Batasan cair
PI = Indeks plastisitas
Tanah terdiri dari tiga komponen yaitu : udara, air dan bahan
air atau udara. Bila rongga air tersebut terisi air seluruhnya, tanah
dikatakan dalam kondisi jenuh. Bila rongga terisi oleh udara dan air,
yang tidak mengandung air sama sekali atau kadar airnya nol.
komponen-komponennya.
Dimana :
V = Volume/Isi (cm3) = Vv + Vs
Wa = Berat udara = 0
Kadar air (w) adalah perbandingan antara berat air dan berat
butiran yaitu :
= 100% …………………………………………..……...(2.1)
= 100% ..…………………………………..………………(2.2)
= .…………………………………………………...……...…(2.3)
= 100% …………………………….……......……………(2.4)
(1+ ) .
= = ………………………...…...……(2.5)
1+
= ………………………………...…………...…...……(2.6)
1+
.
= = = . …………………………………………(2.7)
.
= ………………………..…………...…….………………(2.8)
butiran tanah yang tertahan pada saringan nomor 200 (0,074 mm)
13
tanah dan berat air suling dengan volume yang sama pada suhu
berikut :
2.3.5. Hydrometer
butirnya sangat kecil yakni lebih kecil dari no.200 (0,075 mm) tidak
efektif lagi disaring dengan saringan yang lebih kecil dari no. 200
sebagai berikut :
γs - γw d²
V =
18η
Dimana :
kadar air transisi bervariasi pada berbagai jenis tanah. Kedudukan fisik
tanah berbutir halus pada air tertentu disebut konsistensi. Bila kadar air
tinggi, campuran tanah dan air menjadi sangat lembek seperti cairan. Atas
dasar air yang dikandung tanah, tanah dapat dibedakan menjadi empat
keadaan dasar yaitu: padat, semi padat, plastis dan cair. Nilai kadar air
batas cair menggunakan alat yang dinamakan Atterberg, untuk batas susut
ketika tanah mulai berubah dari plastis menjadi cair atau sebaliknya
yaitu batas antara keadaan cair dan keadaan plastis. Pada keadaan
ini, butiran-butiran akan tersebar dan didukung oleh air. Jika kadar air
kadar air pada saat tanah mulai retak, sebagai contoh tanah dengan
18
= 100% ……………………………………...(2.9)
antara daerah semi padat dan padat, yaitu prosentase kadar air
= 100% ………………………………….(2.10)
PI = LL – PL …………………………………………..………(2.11)
LL = batas cair.
PL = batas plastis
merupakan gaya tahan internal yang bekerja per satuan luas massa tanah
penentuan jenis pengujian perlu diperhatikan letak tanah yang akan diuji.
Bentuk benda uji dapat berupa lingkaran (ring) atau persegi (square).
Uji geser langsung (direct shear test) lebih sesuai untuk menguji tanah
berpasir dalam kondisi loose dan dense. Uji geser langsung akan lebih
20
untuk pondasi.
Akibat beban geser (F) benda uji mengalami pergeseran Δh, untuk
waktu tertentu.
a. c dan φ,
kompleks
parameter kuat geser tanah. Uji triaxial akan lebih relevant untuk
unconsolidated-undrained (UU)
perubahan bentuk.
umum sesuai ketentuan yang berlaku. Setelah contoh tanah diambil dari
rapat, agar contoh tersebut tidak berubah kadar airnya dan juga untuk
secara visual. Contoh RS, diperlukan untuk klasifikasi, pengujian kadar air,
pengujian proctor dan kepadatan relative serta log profil. Contoh UDS,
METODE PENELITIAN
tanah yang diambil dari daerah Gunung Selatan Kelurahan Kampung Satu Skip,
b. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanah yang diambil
dilakukan ditunjukkan pada bagan alir penelitian yang tertera pada gambar
24
25
Mulai
Pengumpulan Data
Survey Lapangan
Pengambilan Sampel
(Disturbed dan Undisturbed)
Pengolahan Data
Hasil Penelitian
Analisa
Selesai
a. Pengambilan Sampel
titik.
300 cm.
b. Penanganan Sampel
(test) lainnya.
Tarakan.
dipilih sebagai acuan berat benda uji, lalu catat nilai tersebut.
W1 - W2
w x 100%
W 2 - W3
Dimana:
W = kadar air, (%)
W1 = berat cawan dan tanah basah (gram)
W2 = berat cawan dan tanah kering (gram)
W3 = berat cawan (gram)
(W 1–W 2) = berat air (gram)
(W 2–W 3) = berat tanah kering (partikel padat) (gram)
1) Cuci labu ukur atau botol ukur dengan air suling, kemudian
2) Masukkan benda uji ke dalam labu ukur atau botol ukur yang
10) Bila isi labu ukur atau botol ukur belum diketahui, isinya
atau botol ukur yang akan digunakan, Isi labu ukur atau botol
Berat Jenis, Tx Wt
(3.2)
(20C) W t (W 4 - W 3)
Dimana:
W3 = Berat labu ukur berisi air dan tanah pada temperatur Tx (gram)
hancur.
ditutup.
15 menit.
pan.
(Hydrometer Test),
a) Hidrometer A (152 H)
b) Hidrometer B (151 H)
d) Thermometer 50ºC
e) Mechanical stirrer
f) Batang Pengaduk
g) Stop watch
i) Bak Kaca
j) Water Heater
standard).
2. Cara analitis
minimal 12 jam.
menit.
percobaan.
setinggi 10 mm.
bersinggungan tersebut.
37
11) Ulangi prosedur pengujian mulai dari prosedur no. 4 s/d no.
sebagai berikut:
dapat diterima. Mangkok kuningan alat uji batas cair ini tidak
dalam tanah.
sekitar dua putaran per detik, sampai dua sisi alur benda uji
alat uji harus tidak terpegang oleh tangan dan bebas sewaktu
engkol diputar.
logaritma.
tersebut.
gram
(NP) apabila nilai batas cair dan batas plastis tidak bisa
dipadatkan. Dari hasil nilai batas cair dan batas plastis dapat
sebagai berikut:
IP= LL – PL (3.3)
dimana:
IP = Indeks plastisitas
LL = Batas cair
PL = Batas Plastis
Cetak, ukur dan timbang benda uji.Uji kadar air dan Gs,
3) Proses konsolidasi
12,25; 16,0; 20,25; 60; 120; 240; 480; dan 1440 menit.
defleksi.
uji semula.
i) Keluarkan benda uji dari kotak geser dan uji kadar air
setelah pengujian.
τ = Beban
A
Dimana :
vertikal.
terjadi keruntuhan.
hasil pengujian.
45
minyak oli.
dengan kuat.
C. Prosedur Pengujian
bebas udara.
bawah.
hati.
secepatnya.
berikut.
dapat dilakukan.
Obyek penelitian yang berupa tanah ini diambil dari lokasi yang berbeda
sebanyak 3 titik yang berada di Gunung Selatan, Kelurahan Kampung Satu Skip,
Borneo.
pengujian yang telah dilakukan, antara lain; Uji Kadar Air, Uji Berat Jenis, Analisa
Saringan, Uji Hidrometer, Uji Atteberg Limit (Batas Cair, Batas Plastis dan Plastis
Indeks), Uji Direct Shear test (Uji kuat geser langsung), dan Uji Triaxial
Classification System).
50
`
51
Kedalaman
Perubahan Tanah Deskripsi Tanah
(cm)
0
20 -20 Pasir, Berlanau
40 -40 Keabu -Abuan
60 -60
80 -80
0 -100
20 -120
40 -140 Pasir, Berlanau
60 -160 Keabu - Abuan
80 -180
0 -200
20 -220
40 -240 Pasir, Berlanau
60 -260 Keabu - Abuan
80 -280
0 -300
meter.
`
52
Kedalaman
Perubahan Tanah Deskripsi Tanah
(cm)
0
20 -20
Pasir, Berlanau
40 -40
Keabu - Abuan
60 -60
80 -80
0 -100
20 -120
40 -140 Pasir, Berlanau
60 -160 Keabu - Abuan
80 -180
0 -200
20 -220
40 -240 Pasir, Berlanau
60 -260 Keabu - Abuan
80 -280
0 -300
meter.
Kedalaman
Perubahan Tanah Deskripsi Tanah
(cm)
0
20 -20
Pasir, Berlempung
40 -40
kuning
60 -60
80 -80
0 -100
20 -120
40 -140 Pasir, Berlanau
60 -160 Keabu - Abuan
80 -180
0 -200
20 -220
40 -240 Pasir, Berlanau
60 -260 Keabu - Abuan
80 -280
0 -300
`
53
ukuran butir tanah. Menurut sistem klasifikasi USCS ini, tanah dibagi dalam
1. Tanah berbutir kasar (coarse grained-soil), yaitu tanah kerikil dan pasir
yang kurang dari 50% lolos saringan nomer 200. Simbol kelompok ini
adalah G (untuk tanah kerikil) dan S ( untuk tanah berpasir). Selain itu
50% lolos saringan nomor 200. Simbol kelompok ini adalah C (untuk
sampel tanah titik 1 pada kedalaman 1 meter memiliki nilai berat jenis
tanah (Gs) 2,65, sedangkan tanah yang lolos pada saringan No.200
sebesar 12,40% (kurang dari 50%) berat kering, maka menurut sistem
klasifikasi USCS, tanah pada penelitian ini termasuk tanah berbutir kasar.
Dan dari indeks plastisitas (PI) sebesar 3,84% dan batas cair (LL) sebesar
43,13%, maka dalam sistem USCS tanah ini termasuk tanah Pasir
berat jenis tanah (Gs) 2,64 sedangkan tanah yang lolos pada saringan
No.200 sebesar 13,9% (Kurang dari 50%) berat kering, maka menurut
sistem klasifikasi USCS, tanah pada penelitian ini termasuk tanah berbutir
kasar. Dan dari indeks plastisitas (PI) sebesar 3,12% dan batas cair (LL)
sebesar 58,95%, maka dalam sistem USCS tanah ini termasuk Pasir
berat jenis tanah (Gs) 2,66, tanah yang lolos pada saringan No.200
sebesar 13.1% (Kurang dari 50%) berat kering, maka menurut sistem
klasifikasi USCS, tanah pada penelitian ini termasuk tanah berbutir kasar.
Dan dari indeks plastisitas (PI) sebesar 2,30% dan batas cair (LL) sebesar
42,68 %, maka dalam sistem USCS tanah ini termasuk Pasir Berlanau
sampel tanah titik 2 pada kedalaman 1 meter memiliki nilai berat jenis
tanah (Gs) 2,64, sedangkan tanah yang lolos pada saringan No.200
sebesar 14,1% (kurang dari 50%) berat kering, maka menurut sistem
klasifikasi USCS, tanah pada penelitian ini termasuk tanah berbutir kasar.
Dan dari indeks plastisitas (PI) sebesar 1,01% dan batas cair (LL) sebesar
48,45 %, maka dalam sistem USCS tanah ini termasuk Pasir berlanau
jenis tanah (Gs) 2,63, sedangkan tanah yang lolos pada saringan No.200
sebesar 15,0% (kurang dari 50%) berat kering, maka menurut sistem
klasifikasi USCS, tanah pada penelitian ini termasuk tanah berbutir kasar.
Dan dari indeks plastisitas (PI) sebesar 1,64 % dan batas cair (LL) sebesar
`
56
36,11 %, maka dalam sistem USCS tanah ini termasuk Pasir berlanau
berat jenis tanah (Gs) 2,65, tanah yang lolos pada saringan No.200
sebesar 12,0% (kurang dari 50%) berat kering, maka menurut sistem
klasifikasi USCS, tanah pada penelitian ini termasuk tanah berbutir kasar.
Dan dari indeks plastisitas (PI) sebesar 2,37 % dan batas cair (LL) sebesar
46,66 %, maka dalam sistem USCS tanah ini termasuk Pasir berlanau
sampel tanah titik 3 pada kedalaman 1 meter memiliki nilai berat jenis
tanah (Gs) 2,64, sedangkan tanah yang lolos pada saringan No.200
`
57
sebesar 20,2% (kurang dari 50%) berat kering, maka menurut sistem
klasifikasi USCS, tanah pada penelitian ini termasuk tanah berbutir kasar.
Dan dari indeks plastisitas (PI) sebesar 4,02% dan batas cair (LL) sebesar
51,62%, maka dalam sistem USCS tanah ini termasuk, Pasir berlempung
berat jenis tanah (Gs) 2,63, sedangkan tanah yang lolos pada saringan
No.200 sebesar 16,6% (kurang dari 50%) berat kering, maka menurut
sistem klasifikasi USCS, tanah pada penelitian ini termasuk tanah berbutir
kasar. Dan dari indeks plastisitas (PI) sebesar 1,67% dan batas cair (LL)
sebesar 45,82%, maka dalam sistem USCS tanah ini termasuk, Pasir
berat jenis tanah (Gs) 2,66, tanah yang lolos pada saringan No.200
sebesar 11,5% (kurang dari 50%) berat kering, maka menurut sistem
klasifikasi USCS, tanah pada penelitian ini termasuk tanah berbutir kasar.
Dan dari indeks plastisitas (PI) sebesar 3,83% dan batas cair (LL) sebesar
40,33%, maka dalam sistem USCS tanah ini termasuk, Pasir berlanau
Kedalaman 2 meter
Tegangan Tegangan Kohesi Sudut Geser
Parameter
Normal () Geser (1) (c) ()
Satuan (Kg/cm²) (Kg/cm²) (Kg/cm²) ()
Beban 1 Kg 0,03 1,260
Beban 2 Kg 0,06 1,265 1,260 10
Beban 3 Kg 0,09 1,271
Kedalaman 3 meter
Tegangan Tegangan Kohesi Sudut Geser
Parameter
Normal () Geser (1) (c) ()
Satuan (Kg/cm²) (Kg/cm²) (Kg/cm²) ()
Beban 1 Kg 0,03 1,007
Beban 2 Kg 0,06 1,015 1,007 15
Beban 3 Kg 0,09 1,024
meter memiliki nilai kohesi sebesar 1,194 kg/cm² dan sudut geser 13°,
meter memiliki nilai kohesi sebesar 1,260 kg/cm² dan sudut geser 10°,
meter memiliki nilai kohesi sebesar 1,007 kg/cm² dan sudut geser 15°,
Kedalaman 1 meter
Tegangan Tegangan Kohesi Sudut Geser
Parameter
Normal () Geser (1) (c) ()
Satuan (Kg/cm²) (Kg/cm²) (Kg/cm²) ()
Kedalaman 2 meter
Tegangan Tegangan Kohesi Sudut Geser
Parameter
Normal () Geser (1) (c) ()
Satuan (Kg/cm²) (Kg/cm²) (Kg/cm²) ()
Beban 1 Kg 0,03 1.191
Beban 2 Kg 0,06 1.201 1.191 17
Beban 3 Kg 0,09 1.211
`
60
Kedalaman 3 meter
Tegangan Tegangan Kohesi Sudut Geser
Parameter
Normal () Geser (1) (c) ()
Satuan (Kg/cm²) (Kg/cm²) (Kg/cm²) ()
Beban 1 Kg 0,03 1.095
Beban 2 Kg 0,06 1.106 1.095 21
Beban 3 Kg 0,09 1.118
meter memiliki nilai kohesi sebesar 1.166 kg/cm² dan sudut geser 19°,
meter memiliki nilai kohesi sebesar 1.191 kg/cm² dan sudut geser 17°,
meter memiliki nilai kohesi sebesar 1.095 kg/cm² dan sudut geser 21°,
Kedalaman 1 meter
Tegangan Tegangan Kohesi Sudut Geser
Parameter
Normal () Geser (1) (c) ()
Satuan (Kg/cm²) (Kg/cm²) (Kg/cm²) ()
Beban 1 Kg 0,03 1,007
Beban 2 Kg 0,06 1,015 1,007 15
Beban 3 Kg 0,09 1,024
`
61
Kedalaman 2 meter
Parameter Tegangan Tegangan Kohesi Sudut Geser
Normal () Geser (1) (c) ()
Satuan (Kg/cm²) (Kg/cm²) (Kg/cm²) ()
Beban 1 Kg 0,03 1,056
Beban 2 Kg 0,06 1,066 1,056 18
Beban 3 Kg 0,09 1,076
Kedalaman 3 meter
Tegangan Tegangan Kohesi Sudut Geser
Parameter
Normal () Geser (1) (c) ()
Satuan (Kg/cm²) (Kg/cm²) (Kg/cm²) ()
Beban 1 Kg 0,03 1,031
Beban 2 Kg 0,06 1,038 1,031 13
Beban 3 Kg 0,09 1,045
meter memiliki nilai kohesi sebesar 1,007 kg/cm² dan sudut geser 15°
meter memiliki nilai kohesi sebesar 1,056 kg/cm² dan sudut geser 18°
meter memiliki nilai kohesi sebesar 1,031 kg/cm² dan sudut geser 13°
Untuk menjelaskan nilai berat jenis (Gs) tanah tiap titik, maka dibuat
grafik hubungan antara nilai berat jenis (Gs) tanah dengan kedalaman tiap
titik.
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui nilai berat jenis (Gs) tanah
pada tiap-tiap titik yang berbeda, dimana titik 1 dengan kedalaman 1 meter
berat jenis 2,65 dan kedalaman 2 meter berat jins 2,64,kedalaman 3 meter
Untuk menjelaskan nilai kadar air tanah tiap titik, maka dibuat grafik
Dari gambar grafik diatas dapat diketahui nilai kadar air pada titik 1
2,3 meter sejajar.pada titik 2 tidak tidak terlalu jauh atu sejajar pada titik 3
dapat di ketahui nilai kadar air pada kedalaman 1 meter 36.34% sedangkan
Untuk menjelaskan nilai indeks plastisitas tanah (PI) tiap titik, maka
dibuat grafik hubungan antara nilai indeks plastisitas (PI) tanah dengan
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai indeks plastisitas tiap-tiap
Untuk menjelaskan nilai kohesi (c) tanah pada tiap titik, maka dibuat
grafik hubungan antara nilai kohesi (c) tanah dengan kedalaman tiap titik.
Dari gambar grafik diatas dapat diketahui pada titik 1, titik 2 dan titik
3 nilai kohesinya dari 1,007 – 1,166 hal ini dikarenakan semua tanah
Untuk menjelaskan nilai sudut geser tanah pada tiap titik, maka
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai sudut geser tiap-tiap
Gunung Selatan, Pasir Putih, dan Binalatung. Hasil dari pengujian sampel
kadar air, nilai berat jenis, nilai plastisitas (PI), Nilai Analisa saringan, nilai
1. Lokasi Mamburungan
Pada lokasi Juata Kerikil Mempunyai nilai kadar air berkisar antara
16,0% - 27,52%, ini di karenakan oleh jenis tanah yang dominan pasir
berlempung dan sedikit pasir berlanau. Adapun nilai kadar air tertinggi yaitu
pada titik 3 kedalaman 2 meter, dan nilai terendah pada titik 2 kedalaman 3
meter.
`
67
Pada lokasi Pasir Putih Mempunyai nilai kadar air sebagai berikut.
Pada Titik 1, 2 dan 3 nilai kadar airnya pada kisaran 15 % - 20 % tidak ada
4. Lokasi Binalatung
dengan kisaran 22.08 % - 44,73 %, pada titik 1, 2 dan 3 nilai kadar airnya
memiliki nilai persentase yang tidak sama. Adapun nilai kadar air tertinggi
yaitu pada titik 1 kedalaman 1 meter, dan nilai terendah pada titik 2
kedalaman 2 meter.
ada perbedaan yang signifikan. Sedangkan pada titik 2 dan 3 nilai kadar
airnya naik turun. Adapun nilai kadar air tertinggi yaitu pada titik 2
1. Lokasi Mamburungan
tiap-tiap titik hampir sama yaitu pada kisaran 2,65 – 2,68, hal ini
Pada lokasi Juata Kerikil mempunyai berat jenis (Gs) tanah pada
tiap-tiap titik hampir sama yaitu pada kisaran 2,65 – 2,68, hal ini
Pada lokasi Pasir Putih mempunyai berat jenis (Gs) tanah pada hampir
tiap-tiap titk hamper sama yaitu pada kisaran 2,65 – 2,68, hal ini
4. Lokasi Binalatung
Pada lokasi binalatung mempunyai nilai berat jenis (Gs) tanah pada
tiap-tiap titik hampir sama yaitu pada kisaran 2,58 – 2,65 untuk tanah
Sehingga tanah pada titik 1,2,dan 3 tanah yang dihasilkan tanah lempung.
Pada lokasi gunung selatan mempunyai berat jenis (Gs) tanah dapat
diketahui nilai berat jenis (Gs) tanah pada kisaran 2,63 – 2,66 di tiap-tiap
titik yang berbeda, hal ini dikarenakan tiap titk tanah dan kedalaman yang
1. Lokasi Mamburungan
Pada lokasi Juata Kerikil nilai indeks plastisitas tiap-tiap tanah pada
Pada lokasi Pasir Putih nilai indeks plastisitas tiap-tiap tanah pada
4. Lokasi Binalatung
1. Lokasi Mamburungan
diketahui pada titik 1, titik 2 dan titik 3 nilai kohesinya sangat kecil dan
tidak jauh bebeda, yaitu pada kisaran 0,618 – 0,768 hal ini dikarenakan
Pada lokasi Juata Kerikil mempunyai Nilai Kohesi (c) dapat diketahui
pada titik 1, titik 2 dan titik 3 nilai kohesinya sangat kecil dan tidak jauh
bebeda, yaitu pada kisaran 0,73 – 0,78 Kg/cm2 dengan jenis tanah
Pada lokasi Pasir Putih mempunyai Nilai Kohesi (c) dapat diketahui
pada titik 1, titik 2 dan titik 3 pada masing-masing titik disetiap kedalaman
4. Lokasi Binalatung
Pada lokasi binalatung diketahui Nilai Kohesi (c) berkisar 2,68 – 4,14
Pada lokasi Gunung Selatan dapat diketahui pada titik 1, titik 2 dan
titik 3 nilai kohesinya berkisar 1,007 – 1,166 hal ini dikarenakan semua
1. Lokasi Mamburungan
diketahui pada titik 1, titik 2 dan titik 3 nilai kohesinya sangat kecil dan
tidak jauh bebeda, yaitu pada kisaran 0,618 – 0,768 hal ini dikarenakan
Pada lokasi Juata Kerikil mempunyai Nilai Sudut geser () tiap tanah
pada masing-masing titik tidak jauh berbeda hal ini di sebabkan jenis
tanah yang dominan pasir berlempung dan sedikit pasir berlanau pada
Pada lokasi Pasir Putih mempunyai Nilai Kohesi (c) dapat diketahui
pada titik 1, titik 2 dan titik 3 pada masing-masing titik disetiap kedalaman
4. Lokasi Binalatung
Pada lokasi binalatung diketahui Nilai Kohesi (c) berkisar 2,68 – 4,14
Pada lokasi Gunung Selatan dapat diketahui pada titik 1, titik 2 dan
titik 3 nilai kohesinya berkisar 1,007 – 1,166 hal ini dikarenakan semua
Pada lokasi Juata Kerikil nilai analisa saringan dapat diketahui tanah
yang lolos saringan 200 pada tiap-tiap titik. Adapun tanah yang lolos
saringan 200 terbesar yaitu pada titik 2 kedalaman 3 meter, dan terkecil
pada titik 3 kedalaman 2 meter. Hal ini di karenakan oleh jenis tanah yang
dominan pasir berlempung dan sedikit pasir berlanau pada setiap titiknya.
Pada lokasi pasir putih nilai analisa saringan dapat diketahui tanah
yang lolos saringan 200 pada tiap-tiap titik. Adapun tanah yang lolos
saringan 200 terbesar yaitu pada titik 2 kedalaman 3 meter, dan terkecil
3. Lokasi Mamburungan
tanah yang lolos saringan 200 pada tiap-tiap titik. Adapun tanah yang
`
75
lolos saringan 200 terbesar yaitu pada titik 2 kedalaman 3 meter, dan
terkecil pada titik 2 kedalaman 1 meter. yaitu pada kisaran 10,0 % - 28,0
%.
4. Lokasi Binalatung
yang lolos saringan 200 pada tiap-tiap titik berkisar 44,49% - 63,40%
Adapun tanah yang lolos saringan 200 terbesar yaitu pada titik 2
tanah yang lolos saringan 200 pada tiap-tiap titik. Adapun tanah yang
lolos saringan 200 terbesar yaitu pada titik 2 kedalaman 3 meter, dan
terkecil pada titik 2 kedalaman 1 meter. yaitu pada kisaran 11,5 % - 20,2
%.
BAB V
5.1. Kesimpulan
1) Tanah yang dipakai pada penelitian ini berasal dari daerah Gunung
2) Berdasarkan hasil pengujian kuat geser langsung (Direct shear test) yang
kedalaman 1 meter memiliki nilai kohesi sebesar 1,194 kg/cm² dan sudut
geser 13,°, maka dalam sistem tanah ini termasuk pasir berlanau; titik 1
pada kedalaman 2 meter memiliki nilai kohesi sebesar 1,260 kg/cm² dan
sudut geser 10°, maka dalam sistem tanah ini termasuk pasir berlanau;
titik 1 pada kedalaman 3 meter memiliki nilai kohesi sebesar 1,007 kg/cm²
dan sudut geser 15°, maka dalam sistem tanah ini termasuk pasir
1,166 kg/cm² dan sudut geser 19°, maka dalam sistem tanah ini termasuk
sebesar 1,191 kg/cm² dan sudut geser 17°, maka dalam sistem tanah ini
kohesi sebesar 1,095 kg/cm² dan sudut geser 21°, maka dalam sistem
76
77
memiliki nilai kohesi sebesar 1,007 kg/cm² dan sudut geser 15°, maka
kedalaman 2 meter memiliki nilai kohesi sebesar 1,056 kg/cm² dan sudut
geser 18°, maka dalam sistem tanah ini termasuk pasir berlanau; titik 3
pada kedalaman 3 meter memiliki nilai kohesi sebesar 1,031 kg/cm² dan
sudut geser 13°, maka dalam sistem tanah ini termasuk pasir berlanau.
5.2. Saran
sebagai berikut: