Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum Mekanika Tanah Uji

Permeabilitas
3.10 Uji Permeabilitas (Permeability Test)
3.10.1 Tujuan
Menentukan koefisien permeabilitas (k) dan suatu contoh tanah berbutir
halus seperti pasir halus lanau dan lempun
3.10.2 Teori dasar
permeabilitas adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah baik
melalui pori makro maupun pori mikro baik ke arah horizontal maupun vertikal.
Jamulya dan Suratman Woro Suprodjo (1983), Tanah adalah kumpulan partikel
padat dengan rongga yang saling berhubungan. Rongga ini memungkinkan air
dapat mengalir di dalam partikel melalui rongga dari satu titik yang lebih tinggi ke
titik yang lebih rendah. Sifat tanah yang memungkinkan air melewatinya pada
berbagai laju alir tertentu disebut permeabilitas tanah. Sifat ini berasal dari sifat
alami granular tanah, meskipun dapat dipengaruhi oleh faktor lain (seperti air
terikat di tanah liat). Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui
infiltrasi tanah dan bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan tanah.
(Dede Rohmat, 2009).
Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir
melalui ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah.
Tekanan pori diukur relatif terhadap tekanan atmosfer dan permukaan lapisan
tanah yang tekanannya sama dengan tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah
atau permukaan freasik, Di bawah muka air tanah. Tanah diasumsikan jenuh
walaupun sebenarnya tidak demikian karena adanya rongga-rongga udara.
Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori
yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur
tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran
pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya. Berarti suatu lapisan tanah
berbutir kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki harga yang lebih
rendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitas merupakan fungsi angka pori.
Hukum Darcy menjelaskan tentang kemampuan air yang mengalir pada
rongga-rongga (pori) dalam tanah dan sifat-sifat yang memengaruhinya. Ada dua
asumsi utama yang digunakan dalam penetapan hukum Darcy ini. Asumsi

Kelompok-6
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Uji
Permeabilitas
pertama menyatakan bahwa aliran fluida/cairan dalam tanah bersifat laminar.
Sedangkan asumsi kedua menyatakan bahwa tanah berada dalam keadaan jenuh.
Permeabilitas tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara
lambat sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm jam-1), sedangkan di lapisan bawah
tergolong agak lambat sampai sedang. (N.Suharta dan B. H Prasetyo.2008).
Hukum Darcy menunjukkan bahwa permeabilitas tanah ditentukan oleh
koefisien permeabilitasnya. Koefisein permeabilitas tanah bergantung pada
berbagai faktor. Setidaknya, ada enam (6) faktor utama yang memengaruhi
permeabilitas tanah, yaitu:
a. Viskositas cairan, yaitu semakin tinggi viskositasnya, koefisien permeabilitas
tanahnya akan semakin kecil.
b. Distribusi ukuran Pori, yaitu semakin merata distribusi ukuran porinya,
koefesien permeabilitasnya cenderung semakin kecil.
c. Distibusi ukuran butiran, yaitu semakin merata distribusi ukuran butirannya,
koefesien permeabilitasnya cenderung semakin kecil.
d. Rasio kekosongan (Void Ratio) , yaitu semakin besar rasio kekosongannya,
koefisien permeabilitas tanahnya akan semakin besar.
e. Kekasaran partikel mineral, yaitu semakin kasar partikel mineralnya, koefisien
permeabilitas tanahnya akan semakin tinggi.
f. Derajat kejenuhan tanah, yaitu semakin jenuh tanahnya, koefisien
permeabilitas tanahnya akan semakin tinggi.
Permeabilitas adalah kecepatan masuknya air pada tanah dalam keadaan
jenuh. Penetapan permeabilitas dalam tanah baik vertial makupun horizontal
sangat penting peranannya dalam pengelolaan tanah dan air. Tanah-tanah yang
mempunyai kecepatan permeabilitas lambat, diinginkan untuk persawahan yang
membutuhkan banyak air. Perkiraan kebutuhan air bagi tanaman memerlukan
pertimbangan-pertimbangan kehilangana air dari tanah melalui rembesan ke
bawah dan ke samping. Selain itu bagi daerah berdrainase buruk atau tergenang
memerlukan data kecepatan permeabilitas tanah agar perencanaan fasilitas
drainase dapat dibuat untuk dapat menyediakan jumlah air dan udara yang baik
bagi pertumbuhan tanaman. ( Santun dkk, 1980 ).

Kelompok-6
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Uji
Permeabilitas
Permeabilitas berhubungan erat dengan drainase. Mudah tidaknya air
hilang dari tanah menentukan kelas drainase tanah tersebut. Air dapat hilang dari
permukaan tanah maupun melalui presepan tanah. Berdasarkan atas kelas
drainasenya, tanah dibedakan menjadi kelas drainase terhambat sampai sangat
cepat. Keadaan drainase tanah menentukan jenis tanaman yang dapat tumbuh.
3.10.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan untuk uji permeabilitas ialah sebagai
berikut:
a. Alat Permeabilitas
b. Batu Pori
c. Buret atau tabung gelas ukur lengkap dengan pemegangnya.
d. Stopwatch
e. Termometer
f. Kertas saring
g. Lem Kayu

3.10.4 Prosedur percobaan


Adapun prosedur percobaan yang digunakan dalam pengujian
permeabilitis adalah sebagai berikut:
a. Ukur dan catat diameter dalam dari buret dan permeameter
b. Timbang berat permeameter ditambah batu pori dan kertas saring sampai
ketelitian 0,1 gram.
c. Masukkan contoh tanah kedalam permeameter dengan terlebih dahulu
menempatkan batu pori di bagian atas dan bawah dari permeameter,
sehingga benda uji yang sudah dilapis kertas saring terapit oleh kedua batu
pori.
d. Timbang permeameter yang telah berisi contoh tanah, batu pori dan kertas
saring.
e. Celah antara contoh tanah dan permeameter diberi lem kayu agar air tidak
dapat lewat melalui celah – celahnya.

Kelompok-6
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Uji
Permeabilitas
f. Letakkan permeameter yang telah berisi benda uji pada posisinya kemudian
ditutup dan dihubungkan dengan buret.
g. Tutup kran pada buret dan isi buret dengan air.
h. Jenuhkan contoh tanah dengan cara membuka kran pada buret dan
membiarkan air mengalir melalui contoh tanah sehingga air keluar dari
bawah permeameter.
i. Isi kembali buret dengan air hingga suatu ketinggian dan ukur tinggi muka
air tersebutdari ujung bawah contoh tanah untuk mendapatkanh1.
j. Alirkanlah air dan tekanlah stopwatch. Biarkan air mengalir menlalui
contoh tanah hingga air dalam buret hamper kosong atau hingga ketinggian
tertentu. Stop aliran air dan tekanlah stopwatch, baca tinggi muka air pada
buret untuk mendapatkan nilaih2 .
k. Ukur dan catat suhu air dalam buret.
l. Buret diisi kembali dengan air dan percobaan diulangi dua kali lagi.
m. Nilaih1 dan h2 diambil sama.
Catat suhu air dalam buret untuk setiap percobaan.

Kelompok-6

Anda mungkin juga menyukai