Anda di halaman 1dari 6

1

PENDAHULUAN

1.1 Referensi
CBR (California Bearing Ratio) adalah perbandingan
antara beban penetrasi suatu lapisan tanah atau
perkerasan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan
kecepatan penetrasi yang sama. Pelaksanaan pengujian CBR
Lapangan diatur dalam SNI 1738-2011 (Cara Uji CBR
Lapangan). Peralatan Pengujian CBR Lapangan.

2.1 Dasar Teori

CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu


bahan terhadap bahan standard dengan kedalaman dan
kecepatan penetrasi yang sama cara umum. Perkerasan jalan
harus memenuhi 2 syarat, yaitu :

1. Secara keseluruhan perkerasan jalan harus cukup kuat


untuk memikul berat kendaraan-kendaraan yang akan
memakainya.
2. Permukaan jalan harus dapat menahan gaya gesekan dan
keausan dari roda-roda kendaraan, juga terhadap
pengaruh air dan hujan.

Bila perkerasan jalan tidak mempunyai kekuatan


secukupnya secara keseluruhan , maka jalan tersebut akan
mengalami penurunan dan pergeseran, baik pada perkerasan
jalan maupun pada tanah dasar. Akibatnya jalan tersebut
akan bergelombang besar dan berlobang-lobang, sampai pada
akhirnya rusak sama sekali. Sedangkan kalau perkerasan
jalan tidak mempunyai lapisan yang kuat, maka permukaan
jalan mengalami kerusakan yaitu berupa lobang-lobang
kecil dan pada akhirnya akan bertambah banyak dan
bertambah besar sampai perkerasan jalan menjadi rusak
secara keseluruhan.
2

Jadi untuk menilai kekuatan dasar atau bahan lain


yang hendak dipakai untuk menentukan tebal lapisan
perkerasan dipergunakan percobaan CBR. Nilai CBR ini
digunakan untuk menilai kekuatan yang juga dipakai
sebagai dasar untuk penentuan tebal lapisan dari suatu
perkerasan.

Kekuatan tanah dasar tentu banyak tergantung pada


kadar airnya. Makin tinggi kadar airnya, makin kecil
kekuatan CBR dari tanah tersebut. Walaupun demikian, hal
itu tidak berarti bahwa sebaiknya tanah dasar di padatkan
dengan kadar air rendah untuk mendapatkan nilai CBR yang
tinggi, karena kadar air tidak konstan pada nilai rendah
itu. Setelah pembuatan jalan, maka air akan dapat meresap
kedalam tanah dasar sehingga kekuatan CBR turun sampai
kadar air mencapai nilai yang constant.

Kadar air yang constant inilah yang disebut kadar


air keseimbangan. Batas-batas kadar air dan berat isi
kering dapat ditentukan dari hasil percobaan
laboratorium, yaitu percobaan pemadatan dan CBR.

Percobaan CBR ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :


1. Percobaan CBR terendam (Soaked)
2. Percobaan CBR tak terendam (Unsoaked)
untuk percobaan ini dipakai percobaan CBR terendam
(Soaked).
3

3.1 Peralatan dan Bahan


a. Peralatan
 Dongkrak CBR mekanis dengan kapasitas 10 ton,
dilengkapi dengan “swivel head”.

 Cincin penguji (proving ring) dengan kapasitas :


1,5 ton (3000 lbs), 3 ton (6000 lbs), 5 ton (10.000
lbs), atau sesuai dengan kebutuhan.

 Piston/torak penetrasi dan pipa-pipa penyambung.

 Arloji penunjuk (dial) penetrasi untuk mengukur


penetrasi dengan ketelitian 0,01 mm (0,001”)
dilengkapi dengan balok penyokong dari besi propil
sepanjang lebih kurang 2,5 meter.

 Keping beban (plat besi) yang bergaris tengah 25 cm


(10”) berlubang di tengah dengan berat +/- 5 Kg (10
Pound) dan beban-beban tambahan seberat 2,5 Kg (5
Pound) yang dapat ditambahkan bilamana perlu.

 Sebuah truck yang dibebani sesuai dengan kebutuhan


atau alat-alat berat lainnya (vibro, excavator,
buldozer, dll) yang dibawahnya dapat dipasang
sebuah dongkrak CBR mekanis.

 Dua dongkrak truck, alat-alat penggali, alat-alat


penumbuk, alat-alat perata, waterpas.
4

PEMBAHASAN

1.1 Langkah Kerja


1. Truk/alat berat lainnya ditempatkan sedemikan rupa
sehingga dapat dipasang dongkrak CBR mekanis tepat
diatas lubang pemeriksaan.
2. As roda belakang diatur sejajar dengan muka jalan yang
diperiksa.
3. Truk/alat berat didongkrak supaya berat sendirinya
tidak ditahan lagi oleh per kendaraan (jika tertahan
per maka pembacaan akan tidak tepat karena terpengaruh
pengenduran gaya oleh per kendaraan)
4. Dongkrak CBR mekanis dan peralatan lain dirangkai,
supaya piston penetrasi berada 1 atau 2 cm dari
permukaan yang akan diperiksa.
5. Cincin penguji (proving ring) diatur sehingga piston
dalam keadaan vertikal.
6. Pastikan semua peralatan uji dalan kondisi stabil,
vertikal, sentris (segaris dan tidak
melenting/melendut) dan kokoh serta tepat pada posisi
yang disyaratkan
7. Keping beban/plat baja setebal 25 cm (10”) diletakkan
sentris dibawah torak penetrasi sehingga piston
penetrasi tepat masuk kedalam lubang keping beban
tersebut.
8. Arloji/dial pengukur penetrasi dipasang pada piston
penetrasi, sedemikian rupa sehingga jarum pada dial
penetrasi menempel pada keping beban/plat baja.
5

2.1Persiapan lokasi pengujian


1. Tanah diratakan permukaannya atau digali sampai lapisan
yang dikehendaki dan diratakan (luas galian kira-kira
60 cm x 60 cm)
2. Permukaan tanah yang akan diuji harus rata levelnya dan
tidak ada kemiringan : cek dengan waterpass
3. Dipastikan bahwa di permukaan yang akan diuji (sub
grade, sub base, base course, dsb) tidak ada butiran
lepas : bersihkan semua debu, pasir, kerikil yang
lepas/berserakan
4. Untuk tanah dasar yang belum ada perkerasan dan
pemadatan, cukup dibersihkan akar rumput dan bahan
organik lain (biasanya sampai kedalaman 30-50 cm)
5. Selama pemasangan alat-alat, permukaan tanah atau
permukaan yang sudah dibersihkan harus dijaga supaya
tidak kelembabannya tidak berubah dari kondisi awal,
jika perlu ditutup dengan plastik apabila cuaca sangat
panas
6. Pemeriksaan dilakukan secepat mungkin sesudah persiapan
selesai
7. Apabila dibutuhkan, dapat dilakukan pemeriksaan kadar
air dan berat isi bahan setempat.

3.1 Gambar Pelaksanaan

Pemasangan alat CBR


6

4.1 Daftar Pustaka

https://lauwtjunnji.weebly.com/cbr-lapangan.html
http://labmektansipilusu.blogspot.com/2011/02/cbr-
california-bearing-ratio.html

Anda mungkin juga menyukai