PEKERJAAN STRUKTUR
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN TANAH
PEKERJAAN SONDIR
Sondir atau Cone Penetrometer Test atau CPT adalah suatu uji dengan melakukan penetrasi konus ke dalam
tanah yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah tiap kedalaman tertentu berdasarkan parameter-
parameter perlawanan tanah terhadap ujung konus dan hambatan akibat lekatan tanah dengan selubung
konus.
PEKERJAAN BORING
Peralatan:
- Bulldozer Stripping
- Excavator / Wheel Loader Dumping
- Dump truck Hauling Excavated Material
PEKERJAAN GALIAN TANAH
1. Truk/alat berat lainnya ditempatkan sedemikan rupa sehingga 1. Tanah diratakan permukaannya atau digali sampai lapisan yang
dapat dipasang dongkrak CBR mekanis tepat diatas lubang dikehendaki dan diratakan (luas galian kira-kira 60 cm x 60 cm)
pemeriksaan. 2. Permukaan tanah yang akan diuji harus rata levelnya dan tidak
2. As roda belakang diatur sejajar dengan muka jalan yang ada kemiringan : cek dengan waterpass
diperiksa. 3. Dipastikan bahwa di permukaan yang akan diuji (sub grade, sub
3. Truk/alat berat didongkrak supaya berat sendirinya tidak base, base course, dsb) tidak ada butiran lepas : bersihkan
ditahan lagi oleh per kendaraan (jika tertahan per maka semua debu, pasir, kerikil yang lepas/berserakan
pembacaan akan tidak tepat karena terpengaruh pengenduran 4. Untuk tanah dasar yang belum ada perkerasan dan pemadatan,
gaya oleh per kendaraan) cukup dibersihkan akar rumput dan bahan organik lain
4. Dongkrak CBR mekanis dan peralatan lain dirangkai, supaya (biasanya sampai kedalaman 30-50 cm)
piston penetrasi berada 1 atau 2 cm dari permukaan yang 5. Selama pemasangan alat-alat, permukaan tanah atau
akan diperiksa. permukaan yang sudah dibersihkan harus dijaga supaya tidak
5. Cincin penguji (proving ring) diatur sehingga piston dalam kelembabannya tidak berubah dari kondisi awal, jika perlu
keadaan vertikal. ditutup dengan plastik apabila cuaca sangat panas
6. Pastikan semua peralatan uji dalan kondisi stabil, vertikal, 6. Pemeriksaan dilakukan secepat mungkin sesudah persiapan
sentris (segaris dan tidak melenting/melendut) dan kokoh serta selesai
tepat pada posisi yang disyaratkan 7. Apabila dibutuhkan, dapat dilakukan pemeriksaan kadar air dan
7. Keping beban/plat baja setebal 25 cm (10”) diletakkan sentris berat isi bahan setempat.
dibawah torak penetrasi sehingga piston penetrasi tepat
masuk kedalam lubang keping beban tersebut.
8. Arloji/dial pengukur penetrasi dipasang pada piston penetrasi,
sedemikian rupa sehingga jarum pada dial penetrasi
menempel pada keping beban/plat baja
Pembacaan Waktu dan Penetrasi :
• Jika CBR pada penetrasi 0,2 inchi lebih besar pada CBR pada
penetrasi 0,1 inchi maka pengujian harus dilakukan minimal 3 kali pada
lokasi yang berdekatan
• Jika dari 3 hasil pengujian menunjukkan CBR pada penetrasi 0,2 inchi
lebih besar dari CBR pada penetrasi 0,1 inchi maka ditetapkan nilai
CBR adalah CBR pada penetrasi 0,2 inchi
Pelaksanaan CBR Lapangan :
METODE PELAKSANAAN
Pengendalian Resiko K3 :
ZONA 3
Start Finish
Alat 3
Finish
ZONA 2
Alat 2 Start
Alat 1
Penentuan titik bore pile /setting out Pemasangan plat baja untuk dudukan alat
Pelaksanaan pengeboran
Fabrikasi pembesian
Penyambungan tulangan Bentonite Plan bila diperlukan
1. AXIAL TEST
URUTAN PELAKSANAAN :
Referensi beam
1. Ratakan kepala Bore Pile
2. Pasang Anchor steek 4 sisi dudukan dialgauge Tiang yang dites Dial Gouge 4 sisi
Hydraulic Pump Hydraulic jack Dial gauge for monitoring pile settlement
2. TENSION TEST
indikator.
UJI PEMBEBANAN LATERAL
Uji lateral dilakukan dengan cara
mendorong kepala tiang dengan
dongkrak hidrolis yang disandarkan
pada suatu sistem reaksi yang
dapat berupa blok beban, pondasi
tiang dan blok jangkar. Pada saat
pembebanan, pergerakan kepala
tiang dapat diukur dengan dial
gage dan bila dibutuhkan defleksi
sepanjang tiang juga dapat diukur
dengan menanam inklinometer ke
dalam tiang.
UJI PEMBEBANAN LATERAL
PEKERJAAN PDA TEST
LANTAI 1
Asumsi Rasio Volume Beton/m2
Pile cap,Tie Beam,Plat lantai = 0.22 /m2
1. Pekerjaan pengukuran galian pile cap dan tie beam sesuai dengan shop drawing
2. Pekerjaan galian pile cap dan tie beam sesuai elevasi dan dimensinya dengan memperhitungkan space untuk pemasangan bekisting
dan dengan kemiringan yang cukup agar tidak longsor.
3. Pemotongan ataui bobok kepala tiang pancang dengan memperhitungkan batas atas kepala tiang sesuai shop drawing
4. Pekerjaan selanjutnya urug pasir bawah lantai kerja dan dilanjutkan dengan pengecoran lantai kerja untuk mempermudah
pelaksanaan pekerjaan pile cap dan tie beam
5. Pemasangan bekisting batako untuk pile cap dan tibeam dengan diperkuat dengan urugan tanah kembali disisi luar bejisting batako.
6. Instal pembesian pile cap dan tie beam yang telah difabrikasi sebelumnya dengan jarak dan diameter sesuai shop drawing dan juga
dipasang pembesian kolom lantai dasar .
7. Periksa kembali pemasangan bekisting dan penulangan terhadap kekuatan ,jumlah dan dimensinya sebelum pekerjaan pengecoran.
8. Pengecoran pile cap dan tie beam secara bersamaan dapat dilakukan secara langsung dari truck mixer dan dapat juga menggunakan
bucket, apabila volume kecil,dan bila volume besar digunakan concrete pump mixer ,Pengecoran dilakukan sesuai zona pekerjaan
yang telah direncanakan. Pemadatan dengan concrete vibrator.
9. Bersihkan area pekerjaan untuk pekerjaan selanjutnya.
10. Lakukan curing beton selama 7 hari.
Ilustrasi Tahapan pelaksanaan pekerjaan :
Galian tie
Bobok tiang Pondasi beam
Bekisting Pengecoran
PEKERJAAN PLAT LANTAI DASAR
Pekerjaan Persiapan
Menentukan lokasi dan menghitung volume area pengecoran.
Menentukan elevasi dan batas pengecoran.
Pengurugan dan pemadatan tanah.
Pembersihan lahan dari material yang akan mengganggu pekerjaan.
Penyemprotan tanah menggunakan anti rayap dengan takaran 5 L (campuran) per m 2.
Pekerjaan Pembesian
Wiremesh/besi beton diletakkan di stockyard tidak jauh dari area pengecoran.
Fabrikasi wiremesh/besi beton , dilakukan cutting list sesuai shop drawing di lokasi yang ditentukan dan diangkut
untuk dipasang pada pembesian plat lantai.
Penghamparan dan pemadatan pasir urug setebal 100 mm.
Penghamparan leanconcrete sebagai lantai kerja setebal 50 mm.
Pembesian plat dilakukan setelah pembesian balok/tie beam.
Pemasangan separator yang diletakkan diatas lantai kerja dengan jarak 1,5 m.
Pemasangan wiremesh/besi beton yang menumpu pada separator, pada sambungan antar wiremesh/besi beton
terdapat overlapping (panjang penyaluran) sepanjang 40D.
Dipasang relat yang dilas pada wiremesh/besi beton bertujuan agar hasil pengecoran rata, tidak bergelombang.
Cek elevasi pemasangan wiremesh/besi beton.
Pekerjaan Pengecoran
Memasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat ayam, pengecoran dihentikan pada ¼ bentang dari tumpuan.
Lahan dibersihkan dari sampah-sampah kemudian disemprot dengan mesin compressor untuk menghilangkan debu.
Melakukan inspeksi sebelum pengecoran dilakukan.
Sebelum dilakukan pengecoran diambil sample benda uji slump dan test kuat desak. Beri identifikasi yang jelas (nomor,
tanggal cor, mutu beton, jenis struktur, slump, nama suplier beton).
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump., kemudian beton readymix diratakan dengan penggaruk
dan cangkul serta dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator secara merata.
Pengecoran dihentikan pada batas zona pengecoran, kemudian diratakan dengan kayu perata diatas relat agar tinggi peil
merata.
Setelah beton setengah kaku angkat relat dan ratakan bekas relat dengan menggunakan ruskam.
Untuk perawatan beton lantai, tebarkan geotekstile basah dan disiram air selama 7 hari berturut-turut atau dengan
caraspraying menggunakan curing compound.
ILUSTRASI PEKERJAAN PLAT LANTAI
1 2 1 2
4
3 3 4 5
FLOW CHART PEKERJAAN
START
Pemilihan metode
(Urutan pelaksanaan,
Komposisi cairan termitisida)
Penyemprotan Termitisida
Perbaiki
Inspeksi
TIDAK
YA
FINISH
46
Tahapan Pelaksanaan pekerjaan
1. Pekerjaan persiapan meliputi : pembersihan lokasi, seleksi dan negosiasi vendor, pengadaan material dan persiapan
alat dan bahan
2. Campurkan bahan Termitisida dengan air sesuai dengan komposisi pada label produk. Dituang ke dalam wadah drum penampung.
47
3. Untuk Anti Rayap Pra-Konstruksi (Pelaksanaan sebelum lantai kerja) :
Lokasi di bawah pelat lantai (setelah pekerjaan urugan pasir di bawah lantai kerja) :
Semprotkan larutan termitisida yang telah dicampur ke atas permukaan area yang telah dipersiapkan
Anti Rayap
Pasir Urug
Lantai Kerja
48
4. Untuk Anti Rayap Pasca-Konstruksi (Pelaksanaan sesudah lantai kerja), maka dilakukan injeksi termitisida per m2
sesuai spesifikasi.
49
Inspeksi
• Memeriksa bagian-bagian bangunan yang akan diberi anti rayap sesuai schedule yang
diusulkan agar bebas dari benda-benda asing, kotoran-kotoran, minyak, flex dan sebagainya.
Test Plan
• Pengambilan contoh tanah yang telah diberi perlakuan termitisida selama 7-12 hari untuk
dianalisa di laboratorium untuk mengetahui kandungan residu, pengambilan contoh harus
sesuai dengan persyaratan dan disaksikan pelaksana serta dibuat berita acara.
50
Quality Target
• Seluruh luasan lantai basement terbawah yang akan dikerjakan, dipastikan telah disemprot oleh larutan
Termitisida, kecuali pada area yang selalu tergenang air.
51
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pekerjaan struktur gedung bertingkat merupakan pekerjaan yang memerlukan perencanaan metode pelaksanaan yang lebih det ail. Pekerjaan ini
menentukan lintasan kritis yang terjadi karena bentuknya yang bertingkat. Sehingga diperlukan perencanaan konsep metode, zoning dan arah pekerjaan
yang tepat. Dalam bagian metode struktur akan disampaikan secara rinci mengenai konsep metode, zoning dan arah pekerjaan yang digunakan hingga
sequence pekerjaannya.
Pekerjaan struktur dapat dikelompokkan berdasarkan material, elemen strukturnya maupun posisinya terhadap elevasi tanah. Pengelompokan pekerjaan
struktur berdasarkan materialnya adalah :
• Pekerjaan Pembesian
• Pekerjaan Pengecoran (beton)
• Pekerjaan Bekisting
Perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan struktur didasarkan atas design, situasi dan kondisi proyek serta site yang ada dalam penjelasan bagian
sebelumnya (data-data proyek). Data-data tersebut merupakan data yang mempengaruhi dalam menentukan dan merencanakan metode pelaksanaan
gedung.
Zoning struktur yang tepat akan membantu kelancaran pelaksanaan dan flow pengadaan sumber daya yang terkait yaitu bekisting, besi tulangan dan
beton ready mix. Dalam perencanaan zoning pekerjaan struktur ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
• Kapasitas pengecoran harian rata-rata suatu daerah
• Volume material beton, besi dan bekisting serta flow pengadaannya
• Lahan yang tersedia untuk stok material
• Ketersediaan tenaga kerja dan siklusnya.
• Kondisi peralatan yang ada dan tingkat kesibukannya,dll
Pelaksanaan pekerjaan terdiri dari pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, dan pekerjaan struktur. Pekerjaan struktur sendiri terbagi atas dua berdasarkan
letaknya terhadap tanah yaitu substructure dan upperstructure. Pekerjaan substructure pada dasarnya adalah pekerjaan struktur yang berada di bawah
level permukaan tanah. Pekerjaan ini menuntut perhatian lebih pada batasan tanah dan air yang ada. Sedangkan pekerjaan upperstructure menuntut
perhatian pada siklus pekerjaan yang tipikal dan bekerja pada ketinggian yang cukup tinggi.
Pekerjaan Struktur Atas Meliputi :
• Kolom
• Balok
• Plat Lantai
• Tangga
Pekerjaan upperstructure merupakan pekerjaan struktur pada elemen-elemen struktur yang berada di atas
permukaan tanah.
Pekerjaan upperstructure merupakan pekerjaan yang sebagian besar adalah pekerjaan berulang / typical. Untuk
itu pada upperstructure hal yang perlu diperhatikan adalah sequence atau pola pergerakan pekerjaan termasuk
materialnya. Hal ini bertujuan untuk mencapai irama pekerjaan yang cepat dan stabil sehingga dapat mencapai
target waktu pelaksanaan.
Untuk mencapai sequence dan pola irama pekerjaan yang diinginkan perlu diperhitungkan kebutuhan material
dan tenaga kerja yang sesuai. Pengaturan material dan tenaga kerja ini menjadi kunci efisiensi pekerjaan dan
ketepatan prediksi waktu pelaksanaan.
TAHAPAN AWAL PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pengadaan material besi
2. Pabrikasi pembesian
Pekerjaan Overlaping Lift Pit / Shear wall Pekerjaan minimal bersamaan pada saat Pekerjaan Slab, atau mendahului slab
dua sampai tiga tingkat
2. ADDITIONAL LVL
WALLER
3. HOP UP BRACKET
4. WALLER
5. PUSH PULL
6. CLIMBING SYSTEM
PEKERJAAN DINDING BETON/SHEAR WALL
NEXT NEXT
NEXT
Besi dinding
dipasang setelah
LUAR DALAM LUAR DALAM
dipabrikasi dilapangan
dipasang dibantu oleh BEAM GIRDER
TC atau pabrikasi
ditempat
Tinggi jatuh
max 2 M
Dudukan climbing
Pemasangan mounting ring / angkur pada dinding Pemasangan tali climbing untuk mengangkat
corewall. platform, posisi tali harus seimbang
2 4
6
8
Pengendalian Resiko K3 :
• Membuat Safety Line Area
• Membuat Pagar pengaman
• Memakai alat pelindung diri lengkap
• Penempatan tenaga K3
KESELARASAN DENGAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM
Pekerjaan Kolom yang akan dilaksanakan Di dahului oleh:
• Pekerjaan Pilecap & Tie Beam
• Pekerjaan Pelat Lantai
COLUMN WHALLER
HOLLOW 50/100
ADJUSTABLE RSS I
ADJUSTABLE KICKERS
BASE PLATE
Fabrikasi Pembesian Kolom Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Struktur
1. Penentuan As Kolom (Pemberian Mаkkіnɡ)
4. Kencangkan besi kolom dan stek besi dengan menggunakan sengkang 6. Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
KOLOM
± 20
BUSA
Pekerjaan balok dan plat lantai dengan cara konvensional dilakukan setelah pekerjaan kolom struktur berdiri dengan luasan tertentu,
dalam luasan lantai yang luas pekerjaan balok dan plat lantai boleh di batasi/stopcor dengan ketentuan kaidah struktur perilaku dari
momen.
Sebelum memulai pekerjaan ,Kontraktor akan memberitahukan kepada Konsultan pengawas / Direksi untuk pemeriksaan awal dan
ijin pelaksanaan pekerjaan .
Pada pekerjaan balok dan plat lantai dipergunakan Metode Zoning Area dimana setiap Zoning Area diperhitungkan terhadap
volumenya , yaitu produktivitas terhadap :
1. Bekisting
2. Pembesian / Penulangan
3. Pengecoran Beton
Selain itu untuk menentukan produktivitas setiap Zoning Area harus memperhatikan luasan dan volume setiap lantai yang akan
dikerjakan.
Pekerjaan Plat lantai & Balok yang telah dilakukan dilanjutkan dengan :
• Pekerjaan Pemasangan Dinding
• Pekerjaan Expose acian balok dan kolom
KETERKAITAN PEKERJAAN PLAT LANTAI DAN BALOK DENGAN KELOMPOK PEKERJAAN LAINNYA
Pekerjaan Plat lantai yang akan dilaksanakan terkait dengan :
• Pekerjaan Finishing Arsitektur
• Pekerjaan Pembongkaran perancah
RENCANA ANTISIPASI KEGAGALAN/TERTUNDANYA PELAKSANAAN PEKERJAAN PLAT LANTAI DAN BALOK
Kegagalan Pelaksanaan
• Pekerjaan pengecoran plat lantai dan balok yang kurang cermat, dalam hal ini redy mix dijatuhkan dari jarak yang cukup tinggi
(mengalami segresi)
• Penusukan pada beton cair yang kurang merata sehingga sedikit mengalami keropos
• Mutu Beton yang tidak sesuai spesifikasi teknis
Solusi
• Pengawasan dan prosedur pekerjaan beton sesuai ketentuan yang berlaku untuk menghasilkan mutu dan betuk sesuai gambar
kerja dan spesifikasi teknis.
• Selalu dilakukan Test, monitoring dan pengawasan produksi saat di lokasi batching plant dan setelah sampai di site.
• Pekerjaan selalu dimonitoring oleh tenaga ahli (termasuk QC / Quality Control)
IDENTIFIKASI BAGIAN KRITIS PEKERJAAN PLAT LANTAI DAN BALOK
Identifikasi Jalur Kritis Pekerjaan Palt lantai Dan Balok adalah :
Persediaan Jumlah Bekisting yang akan digunakan untuk Plat Lantai
Pekerjaan Siklus pengecoran beton per lantai
Pekerjaan fabrikasi pembesian
Keterangan:
Volume Beton Balok dan plat lantai = 611.01 m3 Volume Beton Balok dan plat lantai = 607.2 m3
Volume Beton Balok dan plat lantai = 610.2 m3 Volume Beton Balok dan plat lantai = 619.9 m3
LANTAI 1
Asumsi Rasio Volume Beton/m2
Balok dan Plat lantai = 0.27 /m2
LANTAI 2
Asumsi Rasio Volume Beton/m2
Balok dan Plat lantai = 0.27 /m2
LANTAI TYPICAL 3 - 16
Asumsi Rasio Volume Beton/m2
Balok dan Plat lantai = 0.27 /m2
ZONA 5 ZONA 2
TAHAPAN DAN ZONING PEKERJAAN STRUKTUR *Kapasitas produksi beton 150 - 200 m3
LANTAI ATAP
Asumsi Rasio Volume Beton/m2
Balok dan Plat lantai = 0.27 /m2
1
3
2
1
3
2
1
3
2
1
3
2
1
3
2
1
RENCANA SIKLUS PENGECORAN STRUKTUR ATAS
Rencana Waktu Penyelesaian Pekerjaan Struktur Atas : 4,6 Bulan Dimulai Dari
Struktur Lantai 1 Sampai Dengan Lantai Atap
PRODUKTIVITAS PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
PRODUKTIVITAS PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
PRODUKTIVITAS PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
PRODUKTIVITAS PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
URAIAN METODE PEKERJAAN BALOK DAN PLAT
1 2 3
4 5 6
1 2 3
4 5
Sistem Perancah PCH untuk Balok dan Plat lantai
6 7 8
9 10
Metode Kerja Pembesian Balok dan Plat :
Pembesian Pelat lantai
Pembesian Balok Tahapan penulangan pelat lantai adalah sebagai berikut :
Pemasangan tulangan balok dan pelat lantai dilakukan secara
serentak setelah pemasangan bekisting balok dan pelat lantai.
Pemasangan tulangan balok dilakukan sebagai berikut : • Dipasang tulangan bawah lapis 1 diatas beton decking dengan
• Dipasang tulangan bawah diatas beton decking tebal 2,5 cm. ketebalan 2 cm. Tulangan ini dipasang melewati tulangan atas
ujung tulangan bawah dimasukkan ke dalam tulangan kolom balok.
sebagai penjangkaran sepanjang minimal 25D. Apabila terdapat • Dipasang tulangan bawah lapis 2 diatas lapis 1 dengan arah tegak
sambungan pada penulangan dilakukan sambungan lewatan lurus lapis 1 kemudian persilangan tulangan diikat dengan kawat
sekitar 40D. sambungan tulangan dilakukan selang seling dan beton.
harus dihindarkan penempatan sambungan ditempat-tempat • Untuk mendapatkan jarak tertentu antara tulangan atas dan bawah
dengan tegangan maksimum. dipasang tulangan kaki ayam yaitu potongan besi yang dipotong
• Pemasangan tulangan sengkang yang diatur jaraknya dimana sedemikian rupa sehingga dapat menjaga jarak antara tulangan
jarak pada tumpuan lebih rapat dibandingkan jarak tengah atas dengan tulangan bawah pelat.
bentang. Sengkang diikat dengan kawat beton. • Tulangan atas lapis 2 dipasang. Tulangan ini juga melewati dan
• Tulangan atas dipasang dengan cara dimasukkan satu per satu diletakkan dibagian atas tulangan atas balok. Tulangan atas lapis
kedalam tulangan sengkang dibagian atas kemudian diikat dengan 2 dipasang tegak lurus dengan tulangan atas lapis1.
kawat. Ujung tulangan atas dimasukan kedalam tulangan kolom • Persilangan tulangan atas diikat dengan kawat beton.
sebagai panjang penjangkaran sepanjang 40D atau ¾ kali tinggi
manfaat balok jika balok berukuran besar. Sebagai pengaku
dipakai tulangan pinggang sesuai dengan perencanaan.
Metode Kerja Pengecoran Balok dan Plat :
TahapanPelaksanaan Pengecoran :
1. Persiapan concrete pump,concrete vibrator,concrete mixer.dan alat bantu lainya.
2. Sebelum lanjut dicor, tahapan ini juga tidak boleh lupa, yaitu pembersihan
kotoran/debu pada permukaan bekisting balok dan pelat agar kualitas hasil cor
serta rekatan tulangan dan beton bisa terjaga. Pembersihan bisa dengan cara
manual yaitu dengan magnet , terutama untuk kotoran sisa potongan
tulangan/bendrat. Cara kedua dengan blower menggunakan tekanan angin dari
kompresor.
3. Setting alat concrete pump dan sambungan-sambungan pipa bum nya diarahkan
ke area pengecoran.Supaya bisa menjangkau tempat yang jauh, dipasang
rentetan sambungan pipa untuk pengaliran adukan betonnya, dengan
pengecoran dimulai dari lokasi yang terjauh.
4. Pengadaan dan mobilisai material beton ready mix dengan volume disesuaikan
dengan kebutuhan volume lapangan yang akan dicor.Kapasitas untuk truk mixer
umumnya sekitar 5-7 m kubik, yang biasanya diorder dari batching plant/ready
mix.
5. Setelah Material beton ready mix datang sebelum pengecoran dilakukanUji slump
dan kuat tekan keduanya bertujuan memonitor dan mengontrol kualitas beton
pada pekerjaan pengecoran.
6. Masukkan adukan mortar ke dalam bak truk pompa sebagai tahap awal proses
pemompaan,Untuk truk pompa, tergantung tipe dan model ada batasan
jangkauan distribusi horizontal dan vertikal, termasuk diameter aregat dan slump
betonnya.
7. Pompa mortar dan masukkan output mortar dari pompa ke dalam tempat khusus
yang kemudian dituang.
8. Masukkan adukan beton ke dalam bak pompa di truck concrete pump.
9. Tembakkan adukan beton ke area pengecoran.Saat pengecoran juga dibarengi
dengan pemadatan memakai concretevibrator,
10. Adukan beton diratakan menggunakan tenaga manual ,dan ketebalan serta
elevasi selalu dicek dengan menggunakan pesawat waterpass.
11. Setelah pengecoran, dilakukan juga proses curing atau perawatan beton (foto
terakhir). Untuk pelat lantai, umumnya dilakukan dengan menyiram atau
menggenangi permukaan beton dengan air, atau bisa juga dengan menutupnya
memakai karung basah. Intinya untuk menjaga kelembaban agar air dalam beton
tidak terlalu cepat mengering/menguap yang bisa menimbulkan retak akibat
susut.
Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Balok Dan Plat Lantai
Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses pembongkaran bekisting, mencabut batang bekisting yang masih tersisa, hal ini
dilakukan setelah 3 sampai 4 minggu atau 21 sampai 28 hari dari umur beton.
PEKERJAAN DILATASI
PEKERJAAN DILATASI
Pekerjaan Persiapan
6
4 5
Chipping area yang akan
dipasangi
1. Sarung Tangan Perbaiki
2. Angle Grinder
3. Gunting atau pisau TIDAK
Material yang digunakan 4. Alat Tembak Sealent
Inspeksi
2 5. Kompresor
1 YA
6. Kuas
Pemasangan Rubber
2
2. Pemasangan rubber dengan
menggunakan epoxy sebagai perekat
rubber ke beton
Material rubber
3 3. Pemasangan plat baja penutup area
dilatasi menggunakan dynabolt
(pemasangan dynabolt hanya satu sisi)
dynabolt
4. Selesai
INSPEKSI
1. Sebelum pemasangan pastikan jarak rongga dilatasi berukuran sama dengan yang lainnya.
2. Cek kebersihan dilatasi dari debu/sampah.
METODE PELAKSANAAN
1 2
3 7 8
Pemasangan bekisting plat dan tembereng Pekerjaan pengecoran tangga Pekerjaan Curing Beton
INOVASI
KUSEN JENDELA ALUMINIUM COR BERSAMA FASAD PRECAST BETON
Fasad Precast konvensional tanpa kusen jendela Kusen jendela dicor bersama Fasad Precast
Uraian Fasad Precast Konvensional Kusen Jendela Cor Bersama Fasad Precast
a) Fasad dengan kusen tidak monolit a) Fasad dengan kusen monolit
Mutu b) Perlu tambahan sealant kusen b) Tidak perlu sealant kusen
c) Tahan terhadap kebocoran c) Tahan terhadap kebocoran
1. Kusen jendela kirim ke workshop 2. Checklist kusen jendela 3. Cor kusen jendela bersama fasad
6. Fasad precast sudah terinstall 5. Checklist bersama MK 4. Checklist fasad pra pengiriman
METODE PELAKSANAAN
1. Debu
2. Kebisingan
3. Emisi Gas Buang
4. Penghematan Sumber Daya Alam Pemakaian Listrik
5. Air Limbah dan sampah
PEKERJAAN TANAH
Risiko Lingkungan
Fasilitas K3
Pekejaan Galian
Pencemaran – Debu
Pekejaan Pembuangan
Disposal Area
Mitigasi :
Washing Bay Dan tutup terpal
PEKERJAAN BORE PILE
Risiko Lingkungan &
K3
Pencemaran – Debu
Tertimpa Material
Tersandung / Terperosok
Mitigasi :
Barricade Line
PEKERJAAN BORE PILE
Risiko
Mitigasi :
Washing Bay
PEKERJAAN TEST PDA
Risiko lingkungan & K3
Fasilitas K3 Kebisingan
Tertimpa Alat /
Material
Mitigasi :
Pembatasan Area / Barricade
PEKERJAAN PILE CAP Risiko lingkungan &
K3
Fasilitas K3 Limbah padat dan limbah cair
Bahaya Biologis
Pembuatan Tulangan
Bar-bending, Bar-cutting,
Pengelasan Penggunaan APD khusus
pengelasan
Flashback Arrestor
Fasilitas K3 Risiko lingkungan &
K3
Pencemaran dan debu
Kebisingan
Terjatuh ke dari ketinggian
Iritasi Bahan Kimia dari Beton
Kebocoran Bucket Cor
Bucket Cor Terlepas
Pengecoran dengan
Bucket dan Crane
Inspeksi Alat Angkat – Angkut Penggunaan Body Harness
Fasilitas K3 Risiko lingkungan &
K3
Pencemaran debu
Kebisingan
MEMASTIKAN 5 R
DILAKSANAKAN
PENANGANAN DAMPAK LINGKUNGAN
FOGGING AREA PROYEK