Anda di halaman 1dari 142

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN STRUKTUR
METODE PELAKSANAAN

A PEKERJAAN TANAH,PONDASI DAN STRUKTUR BAWAH


METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN TANAH
PEKERJAAN SONDIR

Sondir atau Cone Penetrometer Test atau CPT adalah suatu uji dengan melakukan penetrasi konus ke dalam
tanah yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah tiap kedalaman tertentu berdasarkan parameter-
parameter perlawanan tanah terhadap ujung konus dan hambatan akibat lekatan tanah dengan selubung
konus.
PEKERJAAN BORING

Penyelidikan Tanah dengan Metode Pengeboran (Boring)


Penyelidikan tanah dengan metode ini bertujuan menentukan jenis dan
sifat-sifat tanah (soil properties) pada lokasi yang akan dibangun
pondasi dari tiap tebal lapisannya. Pengambilan sample tanah ini
dikenal dengan sebutan undisturbed soil sample (pengambilan tanah
tidak terganggu). Pengambilan sample tanah ini adalah dengan cara
menge-bor sampai kedalaman tertentu dengan menggunakan tabung
(pipa) logam berongga kedalam tanah.
Pengetesan boring atau soil test untuk mengetahui daya dukung dan
karakteristik tanah serta kondisi geologi, seperti mengetahui susunan
lapisan tanah/sifat tanah, mengetahui kekuatan lapisan tanah,
kepadatan dan daya dukung tanah serta mengetahui sifat korosivitas
tanah
Tahapan pelaksanaan deep boring yaitu : melakukan pengumpulan data
lapangan yang akan digunakan sebagai area pembangunan gedung,
menentukan satu titik untuk test boring, memasang peralatan pada titik
tersebut, pengeboran dilakukan terus menerus dengan cara rotary core
drilling. Pengeboran ini dilaksanakan dengan sistem Rotary Drilling,
tabung inti (Core Barrel) yang digunakan adalah Single Core Barrel Ø
73 mm, panjang 1,5 m.
PEKERJAAN CLEARING
Pengupasan Lapisan Atas / Stripping
Pengupasan lapisan top soil (stripping)
Pekerjaan ini dilaksanakan pada lokasi pekerjaan yang telah ditentukan.
Stripping dilakukan dengan kedalam minimal 15 - 20 cm atau ditentukan lain sesuai yang dipersyaratkan. Pohon-pohon
dibongkar sampai keakar-akarnya, kemudian bekas akar diisi dengan tanah kemudian dipadatkan.

Peralatan:
- Bulldozer  Stripping
- Excavator / Wheel Loader  Dumping
- Dump truck  Hauling Excavated Material
PEKERJAAN GALIAN TANAH

Handling and Hauling material ex Galian Pekejaan Galian

 Pembersihan DT (terutama pada ban) sebelum


dilakukan Delivered materal ex galian pad kolam
“Washing Bay”  sebelum ke luar lokasi pekerjaan
 Pengangkutan ketempat disposal area yang telah
ditentukan dan diratakan. Pada saat pengangkutan,
Pekejaan Pembuangan
bak kendaraan akan dilapisi bahan kedap air agar
selama dalam perjalanan tidak ada cairan yang
tercecer di jalan
 Pembersihan Jalan existing dari serpihan material
galian yang tercecer oleh pekerja dan alat bantu  Disposal Area
Jika ada
Pekerjaan Timbunan Tanah
Pekerjaan Timbunan tanah dilaksanakan per layer 30cm

Pekerjaan Pemadatan dilaksanakan per layer 30 cm sampai elevasi yang diinginkan


PEKERJAAN CBR TEST

Pelaksanaan pengujian CBR Lapangan diatur dalam


SNI 1738-2011 (Cara Uji CBR Lapangan)

Peralatan Pengujian CBR Lapangan :

1. Dongkrak CBR mekanis dengan kapasitas 10 ton, dilengkapi dengan


“swivel head”.
2. Cincin penguji (proving ring) dengan kapasitas  : 1,5 ton (3000 lbs), 3
ton (6000 lbs), 5 ton (10.000 lbs), atau sesuai dengan kebutuhan.
3. Piston/torak penetrasi dan pipa-pipa penyambung.
4. Arloji penunjuk (dial) penetrasi untuk mengukur penetrasi dengan
ketelitian 0,01 mm (0,001”) dilengkapi dengan balok penyokong dari
besi propil sepanjang lebih kurang 2,5 meter.
5. Keping beban (plat besi) yang bergaris tengah 25 cm (10”) berlubang
di tengah dengan berat +/- 5 Kg (10 Pound) dan beban-beban
tambahan seberat 2,5 Kg (5 Pound) yang dapat ditambahkan
bilamana perlu.
6. Sebuah truck yang dibebani sesuai dengan kebutuhan atau alat-alat
berat lainnya (vibro, excavator, buldozer,  dll) yang dibawahnya dapat
dipasang sebuah dongkrak CBR mekanis.
7. Dua dongkrak truck, alat-alat penggali, alat-alat penumbuk, alat-alat
perata, waterpas.
Pemasangan Alat : Persiapan Lokasi Pengujian :

1. Truk/alat berat lainnya ditempatkan sedemikan rupa sehingga 1. Tanah diratakan permukaannya atau digali sampai lapisan yang
dapat dipasang dongkrak CBR mekanis tepat diatas lubang dikehendaki dan diratakan (luas galian kira-kira 60 cm x 60 cm)
pemeriksaan. 2. Permukaan tanah yang akan diuji harus rata levelnya dan tidak
2. As roda belakang diatur sejajar dengan muka jalan yang ada kemiringan : cek dengan waterpass
diperiksa. 3. Dipastikan bahwa di permukaan yang akan diuji (sub grade, sub
3. Truk/alat berat didongkrak supaya berat sendirinya tidak base, base course, dsb) tidak ada butiran lepas : bersihkan
ditahan lagi oleh per kendaraan (jika tertahan per maka semua debu, pasir, kerikil yang lepas/berserakan
pembacaan akan tidak tepat karena terpengaruh pengenduran 4. Untuk tanah dasar yang belum ada perkerasan dan pemadatan,
gaya oleh per kendaraan) cukup dibersihkan akar rumput dan bahan organik lain
4. Dongkrak CBR mekanis dan peralatan lain dirangkai, supaya (biasanya sampai kedalaman 30-50 cm)
piston penetrasi berada 1 atau 2 cm dari permukaan yang 5. Selama pemasangan alat-alat, permukaan tanah atau
akan diperiksa. permukaan yang sudah dibersihkan harus dijaga supaya tidak
5. Cincin penguji (proving ring) diatur sehingga piston dalam kelembabannya tidak berubah dari kondisi awal, jika perlu
keadaan vertikal. ditutup dengan plastik apabila cuaca sangat panas
6. Pastikan semua peralatan uji dalan kondisi stabil, vertikal, 6. Pemeriksaan dilakukan secepat mungkin sesudah persiapan
sentris (segaris dan tidak melenting/melendut) dan kokoh serta selesai
tepat pada posisi yang disyaratkan 7. Apabila dibutuhkan, dapat dilakukan pemeriksaan kadar air dan
7. Keping beban/plat baja setebal 25 cm (10”) diletakkan sentris berat isi bahan setempat.
dibawah torak penetrasi sehingga piston penetrasi tepat
masuk kedalam lubang keping beban tersebut.
8. Arloji/dial pengukur penetrasi dipasang pada piston penetrasi,
sedemikian rupa sehingga jarum pada dial penetrasi
menempel pada keping beban/plat baja
Pembacaan Waktu dan Penetrasi :

1. Piston penetrasi diturunkan sehingga memberikan beban permulaan


sebesar 5 Kg (10 Lbs) – jika diperlukan, dapat gunakan beban-beban
tambahan
2. Arloji cincin penguji (proving ring) dan arloji penunjuk penetrasi (dial
penetrasi) diatur sehingga menunjuk pada angka nol.
3. Pembebanan ditambah dengan teratur, agar kecepatan penetrasinya
mendekati kecepatan tetap 1,25 mm (0,05”) per menit – penambahan
pembebanan ini yang sering terlupa atau tidak terlaksana dengan
baik konsistensi kecepatan penetrasi per menitnya
4. Pembacaan beban dicatat pada penetrasi (angka di belakang =
angka tabel SNI yang direvisi):
Perhitungan Nilai CBR Lapangan :

1. Tentukan beban yang bekerja pada torak


2. Hitung tegangan di tiap kenaikan penetrasi
3. Plotkan hasilnya pada grafik dan buat kurvanya
4. Cek kurva apakah perlu koreksi atau tidak (lihat contoh di samping) –
pada keadaan tertentu, kurva penetrasi dapat berbentuk lengkung ke
atas sehingga perlu dikoreksi dan titik inisial bergeser dari titik nol
5. Gunakan hasil tegangan yang terkoreksi untuk analisa hitungan
berikutnya
6. Ambil nilai tegangan pada penetrasi : 0,1 inchi/2,54 mm dan 0,2
inchi/5,08 mm
7. Hitung CBR dengan pembagian terhadap tegangan standar :
• 0,71 kg/mm2 (1000 Psi) (untuk penetrasi 0,1 inch atau 2,54
mm )
• 1,06 kg/mm2 (1500 Psi) (untuk penetrasi 0,2 inch atau 5,08
mm)

Umumnya CBR dinyatakan pada penetrasi 0,1 inchi

• Jika CBR pada penetrasi 0,2 inchi lebih besar pada CBR pada
penetrasi 0,1 inchi maka pengujian harus dilakukan minimal 3 kali pada
lokasi yang berdekatan
• Jika dari 3 hasil pengujian menunjukkan CBR pada penetrasi 0,2 inchi
lebih besar dari CBR pada penetrasi 0,1 inchi maka ditetapkan nilai
CBR adalah CBR pada penetrasi 0,2 inchi
Pelaksanaan CBR Lapangan :
METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN BORE PILE


PEKERJAAN BORE PILE
Uraian Metode Kerja Pekerjaan Bore Pile Flow Chart Pekerjaan Bore Pile
Peralatan Utama Pekerjaan Bore Pile

Auger Soil Bucket

Peralatan Ukur Theodolit

Kelly Bar Drilling Bucket Cleaning Bucket

Pipa Casing Pipa Tremie Genset


PENGENDALIAN RESIKO TERHADAP K3 UNTUK PEKERJAAN BORE PILE :

Identifikasi Jenis Bahaya Dan Resiko K3

• Jatuh terpeleset ke lubang bore pile (luka berat)


• Terkena benturan akibat manuver alat bore pile (luka berat)
• Tertabrak alat Bore Pile (luka berat)
• Tersengat aliran listrik (luka berat)
• Terciprat beton panas ketika pengecoran ( Luka Ringan )
• Tergores atau tertancap besi tulangan ( Luka Ringan )
• Gangguan pendengaran akibat kebisingan alat bore pile.

Pengendalian Resiko K3 :

• Pengecekan alat bore pile sebelum digunakan


• Perawatan alat bore pile secara berkala
• Memakai alat pelindung diri lengkap
• Penempatan safety supervisor.
• Memberi batas area kerja bore pile
• Memasang rambu – rambu K3
• Breifing kepada Mandor dan Pekerja yang terlibat
• Menjaga kondisi lahan kerja agar tetap layak dipakai
• Penggunaan alat sesuai dengan fungsinya
• Membuat Safety Line Area
• Penempatan tenaga K3
RENCANA ALUR PEKERJAAN BORE PILE

: Alur Pekerjaan Bore Pile

ZONA 3
Start Finish
Alat 3
Finish

ZONA 2

Alat 2 Start

Start ZONA 1 Finish

Alat 1

Pekerjaan Bore Pile Rencana Memakai 3 Unit


Alat Bore Pile
Tahapan Pelaksanaan Pondasi Bore Pile : Penanganan Material Tanah Hasil Bore Pile
1. Penentuan titik pengeboran / setting out sesuai gambar rencana. 1. Material dari proses pengeboran dengan alat auger, drilling bucket dan cleaning
2. Mesin bor yang digunakan dilengkapi dengan “Kelly Bar” dan Auger Soil/Clay Auger.
bucket di buang ke ember / temporary place.
3. Setelah titik siap, mesin bergerak menuju titik (“peg”0, lalu meletakkan “auger soil” tepat
diatasnya dan menyetel “kelly bar” pada posisinya (kedudukan vertikal). 2. Excavator menuang tanah hasil pengeboran ke dumptruck
4. Reamers arms yg ada pada Auger soil dimaksudkan untuk menghasilkan ukuran lubang lebih 3. Pembuangan ke disposal area
besar dgn maksud “temporary casing” mudah dipasang pada lubang bor. Bilamana 4. Pengisian material bentonite (jika diperlukan)
diperlukan akan dipergunakan rock auger dan / atau core barrel untuk menembus lapisan
tanah yang lebih keras / cadas
5. Pemasangan “Casing” pada permulaan pengeboran dengan kedalaman 3 m s/d max 6m.
Casing ini bisa dianggap sebagai leading sehingga proses pengeboran selanjutnya dapat
tegak lurus/vertikal.
6. Pengisian air pada lubang selama pengeboran berlangsung.
7. Setelah pengeboran menemukan air tanah, “Auger Soil” diganti dengan “Drilling Bucket” yang
mempunyai kemampuan menangkap/mengumpulkan hasil tanah pengeboran ke dalam
“bucketnya” .
8. Apabila terjadi kelongsoran yang besar (akibat dinding tidak stabil), tuang cairan penstabil
“Bentonite atau material lain yang dipersyaratkan” agar berat jenis air meningkat sehingga
kelongsoran dapat dikurangi
9. Pengeboran dilanjutkan sampai kedalaman yang diinginkan/mencapai lapisan yang baik
Penanganan Mataerial Bentonite pada pengecoran Beton
seperti
10. Pengeboran selesai , selanjutnya dilakukan pembersihan lubang dari lumpur/sedimen yang 1. Material Bentonite / air tanah + tanah yang keluar saat pengecoran beton
ada dengan “Cleaning bucket”. Pekerjaan dilakukan beberapa kali sampai lubang benar- sebanding dengan material beton
benar bersih dari sedimen/Lumpur 2. Material bentonit / tanah + air di tempatkan pada sumpit 1 dan air dialirkan ke
11. Pemasukan rangka/pembesian yang telah jadi (rangka sudah dibentuk di bengkel kerja) ke sumpit 2
dalam lubang bor dimana rangka besi/baja diberi roda bantu pada tiga titik pada sisi luar 3. Material ditampung di sumpit / bak penampit, air di pompa dengan pompa ke
bentuk rangka. truck tanki air ( sampit 2)
12. Setelah rangka terpasang, masukan potongan pipa tremie (dlm keadaan tersambung) ke
4. Material yang tidak dapat dipompa (endapan pada sampit 1) dibuang dengan
dalam lubang bor secara berlahan-lahan. Ketinggian pipa tremie (bagian bawah) terhadap
bantuan excavator
dasar lubang berjarak 20 – 30 cm.
13. Untuk menjaga air dalam pipa tremie tidak kontak langsung dengan beton yang dituang,
lubang pipa tremie bagian bawah diisi dengan bahan “impermeable” seperti”styrofoam pellet”.
Pengecoran beton langsung dituang dari truck mixer menuju lubang tremie melalui pipa
corong yang telah disediakan secara berkesinambungan. Ujung tremie dijaga selalu
“terendam” didalam lapisan beton.
14. Penuangan beton dilanjutkan sampai dengan < 0,50 m diatas Cut off level, maksudnya agar
beton yang paling awal dituang (sudah tercampur dengan sedimen/lumpur) dapat terbuang,
dan meyakinkan bahwa beton yang baik (tidak terkontaminasi) tercapai s/d C.O.L yang
ditentukan.
Ilustrasi Tahapan Pekerjaan Soldier Pile
Dokumentasi Pekerjaan Bore pile

Penentuan titik bore pile /setting out Pemasangan plat baja untuk dudukan alat

Pengeboran dengan auger soil

Pelaksanaan pengeboran

Pemasangan temporary casing


Dokumentasi Pekerjaan Bore pile

Fabrikasi pembesian
Penyambungan tulangan Bentonite Plan bila diperlukan

Pembersihan tanah dan lumpur sebelum di


pasang besi dan di cor

Pengukuran kedalaman bore pile

Pekerjaan Pengecoran dengan pipa tremie

Pemasangan cleaning bucket Pemasangan keranjang besi / tulangan bore pile


Pengangkatan temporary casing
PEKERJAAN TEST PILE

1. AXIAL TEST
URUTAN PELAKSANAAN :
Referensi beam
1. Ratakan kepala Bore Pile
2. Pasang Anchor steek 4 sisi dudukan dialgauge Tiang yang dites Dial Gouge 4 sisi

3. Pasang Hydrolic jack diatas Pile


4. Pasang matras dudukan beban
Pompa Hydrolic
Hydrolic jack
5. Pasang tiang tumpuan girder beam min. Tinggi 2m dan Manometer

6. Pasang Girder baja tumpuan beban block beton


7. Pasang beban min. 150% kapasitas Jack BEBAN 150% KAP.

8. Tutup dengan tenda seluruh permukaan beton


Referensi beam
9. Pasang Hydraulic pump & manometer
GIRDER BEAM
10. Pasang dial gauge 4 buah dan referensi beam 2 sisi
Dial Gouge 4 sisi

11. Pasang lapisan kaca tiap ujung dial gauge


12. Periksa seluruh komponen/peralatan jack dan tenaga, Pompa Hydrolic Referensi beam
dan Manometer
monitoring jack Hydrolicjack

13. Pelaksanaan jack Matras plate

14. Buat laporan hasil jack


Tiang yang dites
Protection of VWSG cable Test load in Kentledge system Kentledge system for load test

Hydraulic Pump Hydraulic jack Dial gauge for monitoring pile settlement
2. TENSION TEST

Dalam metode pengujian ini, Tiang uji akan diberikan


beban secara bertahap sesuai dengan prosedure bacaan
dan sebagai kontrol dari beban tersebut adalah dengan
menggunakan alat ukur manometer. Tiang uji akan ditarik
sesuai dengan beban yang direncanakan. Di atas Main
Beam tersebut diletakan dongkrak hidrolik yang menopang
diatas Tiang Bored Pile, di atas dongkrak hidrolik diletakan
plat baja tebal yang berfungsi untuk menahan gaya
keatas. Pada tiang uji dibuatkan sabuk sesuai diameter
tiang sebagai dudukan as yang berfungsi sebagai
penahan gaya tarik terhadap tiang uji tersebut, Sebagai
kontrol dari gaya tarik tersebut digunakan 4 (empat) buah
dial indikator.
UJI PEMBEBANAN TARIK
Uji tarik perlu dilakukan pada
pondasi tiang yang menahan gaya
tarik seperti akibat gaya angkat oleh
air, gaya gempa, momen dan lain –
lain. Pembebanan dilakukan dengan
menempatkan dongkrak diatas balok
UJI PEMBEBANAN TARIK
3. Lateral Test
Dalam metode pengujian ini, Tiang uji akan

diberikan beban secara bertahap sesuai

dengan prosedure bacaan dan sebagai

kontrol dari beban tersebut adalah dengan

menggunakan alat ukur manometer. Tiang

uji akan diberikan gaya kesamping (lateral)

sesuai dengan beban yang direncanakan.

Sebagai penahan beban adalah

Counterweight Alat Jacking (Jacking

System). Sebagai kontrol dari gaya lateral

tersebut digunakan 2 (dua) buah dial

indikator.
UJI PEMBEBANAN LATERAL
Uji lateral dilakukan dengan cara
mendorong kepala tiang dengan
dongkrak hidrolis yang disandarkan
pada suatu sistem reaksi yang
dapat berupa blok beban, pondasi
tiang dan blok jangkar. Pada saat
pembebanan, pergerakan kepala
tiang dapat diukur dengan dial
gage dan bila dibutuhkan defleksi
sepanjang tiang juga dapat diukur
dengan menanam inklinometer ke
dalam tiang.
UJI PEMBEBANAN LATERAL
PEKERJAAN PDA TEST

Pengujian PDA pelaksanaannya mengacu pada ASTM D-4945-08 (Standard


Test Method for High-Strain Dynamic Testing of Deep Foundations). Prosedur
pengujian  PDA test :

Pekerjaan Persiapan, meliputi :


 Penggalian tanah sekeliling kepala tiang apabila kepala tiang rata dengan
permukaan tanah
 Perapian kepala tiang agar rata, simetris dan tegak lurus.
 Pemasangan instrumen strain transducer dan accelerometer dengan cara
dibor pada sisi tiang dan saling tegak lurus dengan jarak minimal 1,5 x
diameter kepala tiang. 
 Persiapkan palu dan cushion pada kepala tiang.
 Masukkan nilai kalibrasi strain transducer dan accelerometer kemudian
periksa koneksitas peralatan pengujian secara keseluruhan.
 Masukkan data tiang dan palu pada PDA. Data tiang seperti nomor
identifikasi tiang, tanggal pemancangan tiang, luas penampang tiang,
panjang tiang yang digunakan serta panjang tiang yang tertanam. Data
palu adalah berat palu yang digunakan.
 Lakukan pengecekan ulang untuk memastikan pengujian telah siap
dilakukan.
PEKERJAAN PDA TEST
. Pekerjaan Pengujian, meliputi :
 Palu diangkat setinggi 1,5 - 2 m dengan menggunakan alat crane lalu
dijatuhkan ke kepala tiang. Posisi palu saat dijatuhkan harus tegak lurus agar
energy yang ditransferkan oleh palu ke tiang bisa maksimum.
 Setelah palu dijatuhkan ke kepala tiang, didapat variable tiang yang diuji
seperti kapasitas daya dukung tiang (RMX), energy , dispacement /
penurunan maksimum tiang (DMX),dan nilai keutuhan tiang (BTA)
 Setelah pengujian dilaksanakan , dilakukan analisa lebih lanjut dengan
Metode Case Pile Wave Analysis Program (CAPWAP) untuk memperoleh
load transfer tiang, perilaku tanah di sekeliling tiang, kapasitas fraction
(tahanan selimut), kapasitas end bearing (tahanan ujung), tegangan tekan
maksimum (CSX), tegangan tarik maksimum (TSX) serta penurunan tiang.
 Hasil pengujian beban maksimum harus 200 % dari beban rencana/desain
load.
Nilai tegangan tekan yang terjadi (CSX) merupakan suatu indikator besar
tegangan tekan yang terjadi di kepala tiang, dan nilai tegangan tarik yang
terjadi (TSX) merupakan indikator tegangan tarik yang terjadi saat pengujian
dilakukan. Nilai keutuhan/integritas tiang uji (BTA) dinyatakan dalam persen
dan nilai 100 % memberikan indikator keutuhan tiang uji yang bagus.Jika nilai
keutuhan tiang tidak mencapai 100 % berarti pada tiang tersebut terjadi
retak/crack atau patah dalam.
Pile Integrity Test (PIT)
Tes PIT. Pile integrity Test ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan sebuah tiang pancang. Dari hasil ini akan
didapatkan grafik yang menunjukkan apakah tiang tersebut monolit atau tidak.
Pile Integrity Test (PIT) adalah test tidak merusak dengan persamaan gelombang dikenal sebagai beban kejut atau
test pantulan gelombang sonic, atau regangan rendah dinamik test. Pengujian menggunakan satu atau dua
accelerometers untuk tiang pondasi, dan menggunakan  palu kecil untuk memukulnya. PIT menampilkan kurva
yang mengungkapkan perubahan signifikan dalam penampang yang mungkin ada sepanjang tiang.

Persiapan Pengujian/   Testing Prepation


Untuk persiapan tiang pengujian yang di perlukan adalah :
1. Pembersihan tiang dari air dan lumur yang bercampur didalam beton.
2. Perataan kepala tiang menggunakan gurinda di beberapa lokasi kepala tiang.

Pelaksanaan Pengujian/ Testing Execution


1. Accelerometer diletakkan pada permukaan yang rata tersebut dengan menggunakan bahan perekat Lakukan
beberapa pukulan dengan menggunakan palu
2. Data-data yang konsistensi kemudian dirata-ratakan
Klasifikasi / Clasification
 
100 %         = Tidak ada kerusakan pada tiang uji
99 - 80%     =  Ada kerusakan ringan tetapi tidak mengurangi daya  dukung aksial
79 - 60%     = Ada kerusakan pada tiang, apabila ingin digunakan harus ada perbaikan dan pertimbangan
60 %           = Tiang Rusak dan tidak direkomendasikan untuk digunakan

Peralatan pengujian Pelaksanaan pengujian Pelaksanaan pengujian


METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN PILE CAP , TIE BEAM


DAN PLAT LANTAI DASAR
PEKERJAAN PILE CAP&TIE BEAM

URAIAN METODE PEKERJAAN PILE CAP&TIE BEAM


Tenaga yang dibutuhkan : Pengendalian Resiko Terhadap K3 Untuk Pekerjaan :
Jumlah tenaga kerja/group
1. Tenaga pembesian Resiko Bahaya Yang Ditimbulkan :
2. Tenaga Bekisting • Terperosok ke dalam lubang galian Pile Cap (luka berat)
3. Tenaga cor • Tertimbun galian karena longsor (luka berat0
• Tertancap penulangan Pile Cap (luka berat)
Alat yang digunakan : • Terciprat beton saat pengecoran (Luka Ringan)
4. Bar Bending • Tersandung alat kerja (Luka Ringan)
5. Bar Cutter
6. Concrete Mixer Truck Pengendalian Resiko K3 :
7. Concrete Vibrator • Memasang rambu – rambu
8. Concrete Pump Truck • Membuat Pagar pengaman
9. Compressor • Memakai alat pelindung diri lengkap
10. Pompa Air • Penempatan petugas K3
11. Stamper
12. Dan Alat Bantu Lainnya
TAHAPAN DAN ZONING PEKERJAAN STRUKTUR *Kapasitas produksi beton 150 - 200 m3

LANTAI 1
Asumsi Rasio Volume Beton/m2
Pile cap,Tie Beam,Plat lantai = 0.22 /m2

Luas Lantai = 2263 m2


ZONA 4 ZONA 1
Volume Beton Balok dan plat lantai = 497,86 m3

PEMBAGIAN ZONA LANTAI 2 DIBAGI ZONA 3


MENJADI 5 ZONA PENGECORAN
VOLUME RATA-RATA ± 99,57 M3
PER ZONA
ZONA 5 ZONA 2
PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PILE CAP,TIE BEAM DAN PLAT LANTAI DASAR
Tahapan pelaksanaan pekerjaan :

1. Pekerjaan pengukuran galian pile cap dan tie beam sesuai dengan shop drawing
2. Pekerjaan galian pile cap dan tie beam sesuai elevasi dan dimensinya dengan memperhitungkan space untuk pemasangan bekisting
dan dengan kemiringan yang cukup agar tidak longsor.
3. Pemotongan ataui bobok kepala tiang pancang dengan memperhitungkan batas atas kepala tiang sesuai shop drawing
4. Pekerjaan selanjutnya urug pasir bawah lantai kerja dan dilanjutkan dengan pengecoran lantai kerja untuk mempermudah
pelaksanaan pekerjaan pile cap dan tie beam
5. Pemasangan bekisting batako untuk pile cap dan tibeam dengan diperkuat dengan urugan tanah kembali disisi luar bejisting batako.
6. Instal pembesian pile cap dan tie beam yang telah difabrikasi sebelumnya dengan jarak dan diameter sesuai shop drawing dan juga
dipasang pembesian kolom lantai dasar .
7. Periksa kembali pemasangan bekisting dan penulangan terhadap kekuatan ,jumlah dan dimensinya sebelum pekerjaan pengecoran.
8. Pengecoran pile cap dan tie beam secara bersamaan dapat dilakukan secara langsung dari truck mixer dan dapat juga menggunakan
bucket, apabila volume kecil,dan bila volume besar digunakan concrete pump mixer ,Pengecoran dilakukan sesuai zona pekerjaan
yang telah direncanakan. Pemadatan dengan concrete vibrator.
9. Bersihkan area pekerjaan untuk pekerjaan selanjutnya.
10. Lakukan curing beton selama 7 hari.
Ilustrasi Tahapan pelaksanaan pekerjaan :

Galian pile cap Bobok tiang


Pengukuran Pembesian
pondasi

Galian tie
Bobok tiang Pondasi beam
Bekisting Pengecoran
PEKERJAAN PLAT LANTAI DASAR

Metode pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan Persiapan
 Menentukan lokasi dan menghitung volume area pengecoran.
 Menentukan elevasi dan batas pengecoran.
 Pengurugan dan pemadatan tanah.
 Pembersihan lahan dari material yang akan mengganggu pekerjaan.
 Penyemprotan tanah menggunakan anti rayap dengan takaran 5 L (campuran) per m 2.

Pekerjaan Pembesian
 Wiremesh/besi beton diletakkan di stockyard tidak jauh dari area pengecoran.
 Fabrikasi wiremesh/besi beton , dilakukan cutting list sesuai shop drawing di lokasi yang ditentukan dan diangkut
untuk dipasang pada pembesian plat lantai.
 Penghamparan dan pemadatan pasir urug setebal 100 mm.
 Penghamparan leanconcrete sebagai lantai kerja setebal 50 mm.
 Pembesian plat dilakukan setelah pembesian balok/tie beam.
 Pemasangan separator yang diletakkan diatas lantai kerja dengan jarak 1,5 m.
 Pemasangan wiremesh/besi beton yang menumpu pada separator, pada sambungan antar wiremesh/besi beton
terdapat overlapping (panjang penyaluran) sepanjang 40D.
 Dipasang relat yang dilas pada wiremesh/besi beton bertujuan agar hasil pengecoran rata, tidak bergelombang.
 Cek elevasi pemasangan wiremesh/besi beton.
Pekerjaan Pengecoran

 Memasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat ayam, pengecoran dihentikan pada ¼ bentang dari tumpuan.
 Lahan dibersihkan dari sampah-sampah kemudian disemprot dengan mesin compressor untuk menghilangkan debu.
 Melakukan inspeksi sebelum pengecoran dilakukan.
 Sebelum dilakukan pengecoran diambil sample benda uji slump dan test kuat desak. Beri identifikasi yang jelas (nomor,
tanggal cor, mutu beton, jenis struktur, slump, nama suplier beton).
 Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump., kemudian beton readymix diratakan dengan penggaruk
dan cangkul serta dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator secara merata.
 Pengecoran dihentikan pada batas zona pengecoran, kemudian diratakan dengan kayu perata diatas relat agar tinggi peil
merata.
 Setelah beton setengah kaku angkat relat dan ratakan bekas relat dengan menggunakan ruskam.
 Untuk perawatan beton lantai, tebarkan geotekstile basah dan disiram air selama 7 hari berturut-turut atau dengan
caraspraying menggunakan curing compound.
ILUSTRASI PEKERJAAN PLAT LANTAI

Lantai Kerja Pembesian

Persiapan cor Pengecoran


PEKERJAAN ANTI RAYAP
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut : Personal Protective Equipment (PPE):

1 2 1 2

4
3 3 4 5
FLOW CHART PEKERJAAN
START

Persiapan Areal Penyemprotan

Pemilihan metode
(Urutan pelaksanaan,
Komposisi cairan termitisida)

Penggunaan APD sebelum


penyemprotan

Penyemprotan Termitisida
Perbaiki
Inspeksi
TIDAK
YA
FINISH

46
Tahapan Pelaksanaan pekerjaan

1. Pekerjaan persiapan meliputi : pembersihan lokasi, seleksi dan negosiasi vendor, pengadaan material dan persiapan
alat dan bahan

Persiapkan seluruh alat & bahan

2. Campurkan bahan Termitisida dengan air sesuai dengan komposisi pada label produk. Dituang ke dalam wadah drum penampung.

47
3. Untuk Anti Rayap Pra-Konstruksi (Pelaksanaan sebelum lantai kerja) :

Lokasi di bawah pelat lantai (setelah pekerjaan urugan pasir di bawah lantai kerja) :
Semprotkan larutan termitisida yang telah dicampur ke atas permukaan area yang telah dipersiapkan

Anti Rayap
Pasir Urug
Lantai Kerja

Biasanya 3-5 liter larutan/1 m2 area (tergantung spesifikasi)

48
4. Untuk Anti Rayap Pasca-Konstruksi (Pelaksanaan sesudah lantai kerja), maka dilakukan injeksi termitisida per m2
sesuai spesifikasi.

Aplikasi Soil injection sedalam 60cm


• 1m’ arah luar pondasi terluar, jarak dari pinggir
pondasi ±20cm
• Per meter 3 titik soil injeksi kedalaman 40cm
• Tekanan 1,5 bar
• Nozzle semprot diameter 3mm
• Mesin ½ PK total kedalaman yang dicapai 60 cm
dari top soil

49
Inspeksi
• Memeriksa bagian-bagian bangunan yang akan diberi anti rayap sesuai schedule yang
diusulkan agar bebas dari benda-benda asing, kotoran-kotoran, minyak, flex dan sebagainya.

Test Plan
• Pengambilan contoh tanah yang telah diberi perlakuan termitisida selama 7-12 hari untuk
dianalisa di laboratorium untuk mengetahui kandungan residu, pengambilan contoh harus
sesuai dengan persyaratan dan disaksikan pelaksana serta dibuat berita acara.

50
Quality Target
• Seluruh luasan lantai basement terbawah yang akan dikerjakan, dipastikan telah disemprot oleh larutan
Termitisida, kecuali pada area yang selalu tergenang air.

51
METODE PELAKSANAAN

B PEKERJAAN STRUKTUR ATAS


PEKERJAAN PERSIAPAN STRUKTUR

PEKERJAAN PENDAHULUAN

Pekerjaan struktur gedung bertingkat merupakan pekerjaan yang memerlukan perencanaan metode pelaksanaan yang lebih det ail. Pekerjaan ini
menentukan lintasan kritis yang terjadi karena bentuknya yang bertingkat. Sehingga diperlukan perencanaan konsep metode, zoning dan arah pekerjaan
yang tepat. Dalam bagian metode struktur akan disampaikan secara rinci mengenai konsep metode, zoning dan arah pekerjaan yang digunakan hingga
sequence pekerjaannya.
Pekerjaan struktur dapat dikelompokkan berdasarkan material, elemen strukturnya maupun posisinya terhadap elevasi tanah. Pengelompokan pekerjaan
struktur berdasarkan materialnya adalah :
• Pekerjaan Pembesian
• Pekerjaan Pengecoran (beton)
• Pekerjaan Bekisting
Perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan struktur didasarkan atas design, situasi dan kondisi proyek serta site yang ada dalam penjelasan bagian
sebelumnya (data-data proyek). Data-data tersebut merupakan data yang mempengaruhi dalam menentukan dan merencanakan metode pelaksanaan
gedung.
Zoning struktur yang tepat akan membantu kelancaran pelaksanaan dan flow pengadaan sumber daya yang terkait yaitu bekisting, besi tulangan dan
beton ready mix. Dalam perencanaan zoning pekerjaan struktur ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
• Kapasitas pengecoran harian rata-rata suatu daerah
• Volume material beton, besi dan bekisting serta flow pengadaannya
• Lahan yang tersedia untuk stok material
• Ketersediaan tenaga kerja dan siklusnya.
• Kondisi peralatan yang ada dan tingkat kesibukannya,dll
Pelaksanaan pekerjaan terdiri dari pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, dan pekerjaan struktur. Pekerjaan struktur sendiri terbagi atas dua berdasarkan
letaknya terhadap tanah yaitu substructure dan upperstructure. Pekerjaan substructure pada dasarnya adalah pekerjaan struktur yang berada di bawah
level permukaan tanah. Pekerjaan ini menuntut perhatian lebih pada batasan tanah dan air yang ada. Sedangkan pekerjaan upperstructure menuntut
perhatian pada siklus pekerjaan yang tipikal dan bekerja pada ketinggian yang cukup tinggi.
Pekerjaan Struktur Atas Meliputi :
• Kolom
• Balok
• Plat Lantai
• Tangga

Pekerjaan upperstructure merupakan pekerjaan struktur pada elemen-elemen struktur yang berada di atas
permukaan tanah.
Pekerjaan upperstructure merupakan pekerjaan yang sebagian besar adalah pekerjaan berulang / typical. Untuk
itu pada upperstructure hal yang perlu diperhatikan adalah sequence atau pola pergerakan pekerjaan termasuk
materialnya. Hal ini bertujuan untuk mencapai irama pekerjaan yang cepat dan stabil sehingga dapat mencapai
target waktu pelaksanaan.
Untuk mencapai sequence dan pola irama pekerjaan yang diinginkan perlu diperhitungkan kebutuhan material
dan tenaga kerja yang sesuai. Pengaturan material dan tenaga kerja ini menjadi kunci efisiensi pekerjaan dan
ketepatan prediksi waktu pelaksanaan.
TAHAPAN AWAL PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pengadaan material besi

Mobilisasi material besi Stock material besi Penyimpanan material besi

2. Pabrikasi pembesian

Pemotongan besi Pembengkokan besi Pabrikasi pembesian Stock Precast pembesian


3. Pabrikasi Bekisting

Pabrikasi bekisting kolom


Pabrikasi bekisting kolom Pabrikasi bekisting Cor e wall dan Shear Wall

4. Persiapan Pengecoran (Peralatan)

Waterpas /Theodolit Compresor Conctere Vibrator


Slump Test Kubus Beton Selang Tremie

Truck Mixer Batching Plant


Concrete Pump Mobile Concrete Pump Portable Bucket Cor
METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN PIT LIFT


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PIT LIFT

Pit lift merupakan struktur dibagian bawah


ruang lift, gunanya untuk :
• Ruang bagi penyangga kabin
• Ruang untuk kabel-kabel lift
Kalau kita perhatikan saat kabin lift
bergerak naik turun, ada kabel yang
menjuntai antara kabin dan kontrol panel
di dekat ruang mesin. Kabel ini menjadi
sarana komunikasi antara kabin dan
kontrol. Saat kabin berhenti di lantai dasar,
akan ada kelebihan kabel yang menjuntai
sampai ke bawah kabin. Jika pit tidak
cukup dalam, juntaian kabel ini akan
tergores lantai.
• Ruang bagi manusia di bawah kabin
Pit juga menjadi ruang aman bagi
manusia yang berada di bawah kabin.
Pada saat maintenance, jika kabin
bergerak turun ke lantai dasar, masih
harus ada ruang aman bagi orang itu
sehingga tidak tergencet kabin.
• Ruang antisipasi kecelakaan lift
Ini sebenarnya fungsi utama pit. Dalam
pit ini biasanya dipasang buffer yang
menghentikan kabin atau counterweight
jika terjadi overspeed, atau sedang
meluncur jatuh bebas di hoistway. Ini
merupakan sistem keamanan terakhir
jika seling putus dan rem darurat lift
tidak bekerja. Semakin tinggi kecepatan
lift, biasanya pit disyaratkan menjadi
lebih dalam.
METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN SHEAR WALL


PEKERJAAN STRUKTUR SHEAR WALL

URAIAN METODE PEKERJAAN SHEAR WALL / CORE WALL

Tenaga yang dibutuhkan : Pengendalian Resiko Terhadap K3 Untuk Pekerjaan Kolom :


Jumlah tenaga kerja/group Identifikasi Jenis Bahaya Dan Resiko K3
1. Tenaga pembesian • Terjatuh dari lantai atas ( luka berat )
2. Tenaga bekisting • Tertabrak truck mixer atau concrete pump ( luka berat )
3. Tenaga cor • Tertimpa atau terbentur alat berat ( Luka Ringan )
• Terciprat beton panas ketika pengecoran ( Luka Ringan )
Alat yang digunakan : • Tergores atau tertancap besi tulangan ( Luka Ringan )
4. Bar bending
5. Bar cutter Pengendalian Resiko K3 :
6. Concrete mixer truck • Membuat Safety Line Area
7. Concrete vibrator • Membuat Pagar pengaman
8. Compressor • Memakai alat pelindung diri lengkap
9. Tower Crane • Penempatan tenaga K3/pengawas
10. Bucket Cor
11. Selang tremi
12. Scaffolding
13. dan alat bantu lainnya
Tahapan Pekerjaan Dengan Metode Climbing Form

Pekerjaan Overlaping Lift Pit / Shear wall Pekerjaan minimal bersamaan pada saat Pekerjaan Slab, atau mendahului slab
dua sampai tiga tingkat

Contoh Pekerjaan Over laping Shear wall


Pekerjaan minimal bersamaan pada saat Pekerjaan Slab, atau Mendahului slab dua sampai tiga tingkat
Ilustrasi Tahapan Pekerjaan Core Wall

Sambungan antara Dinding Core Wall/Shear wall dengan Balok / Plat


lantai
Metode Kerja Pekerjaan Dengan Metode Climbing Form
KOMPONEN COREWALL / SHEAR WALL
1. HAND RAILING

2. ADDITIONAL LVL
WALLER

3. HOP UP BRACKET

4. WALLER

5. PUSH PULL

6. CLIMBING SYSTEM
PEKERJAAN DINDING BETON/SHEAR WALL

NEXT NEXT
NEXT

Block Out balok

Block Out balok

Besi dinding
dipasang setelah
LUAR DALAM LUAR DALAM
dipabrikasi dilapangan
dipasang dibantu oleh BEAM GIRDER
TC atau pabrikasi
ditempat

-MEMASANG BEKISTING BAGIAN


-MEMASANG BEKISTING BAGIAN -Ready to Cor
DALAM DIBANTU TC
LUAR DIBANTU TC
-MENEGAKKAN PANEL DGN MENYETEL
-MEMERIKSA PANEL TERHADAP
ADJ.BRACE & ADJ.KICKER
GARIS MARKING
-MEMERIKSA KETEGAKKAN DGN UNTING-UNTING
-MEMASANG ADJUSTABLE
-MEMERIKSA PANEL TERHADAP GRS MARKING
BRACE & KICKER
-MEMERIKSA KETEBALAN DINDING
-MENYAMBUNG PANEL
-MEMASANG PLAT FORM
DENGAN COUPLING
PENGECORAN (SCAFFOLD DECK)

STEP-1 STEP-2 STEP-3 STEP-4


PEKERJAAN DINDING BETON/SHEAR WALL

Untuk menunjang waktu pelaksanaan yang


cukup singkat, maka digunakan Climbing
Backet
Formwork System, dengan prinsip struktur
corelift menjadi prioritas utama yang selesai
terlebih dahulu..
Tremi

Tinggi jatuh
max 2 M

- Setelah terpasang semua Vibrator


LUAR DALAM
- Dicek kembali bekistingnya
- Elevasi pengecoran
- Cek ketegakkan bekisting
- Penutupan satu bidang atau
Kedua sisi dinding
- Siap untuk dicor dibantu
Dengan alat vibrator
Tahapan Metode Kerja Pekerjaan Dengan Metode Climbing
Form
1 3

Dudukan climbing

Pemasangan mounting ring / angkur pada dinding Pemasangan tali climbing untuk mengangkat
corewall. platform, posisi tali harus seimbang

2 4

Jarak sesuai posisi


angkur pada kolom

Pengangkatan platform climbing, dengan


Perakitan lantai / platform climbing, jarak
bantuan tower crane dan dilakukan adjustment
antar climbing bracket sesuai posisi angkur
agar perletakan sesuai posisi angkur pada
pada dinding corewall.
dinding corewall.
5 7

Menempatkan bekisting dinding


corewall pada sisi dalam/luar
dan mengatur kelurusannya
dengan push pull.

Penempatan platform climbing.

6
8

Setelah bekisting siap kemudian


dilakukan pengecoran corewall.
Jika usia beton telah cukup,
9 bongkar bekisting dan lakukan
kembali climbing untuk bekisting
corewall diatasnya.
Angkat bekisting corewall dengan bantuan
tower crane.
METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM


 PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM

URAIAN METODE PEKERJAAN KOLOM FLOWCHART PEKERJAAN KOLOM


Tenaga yang dibutuhkan :
Jumlah tenaga kerja/group
1. Tenaga pembesian
2. Tenaga Bekisting
3. Tenaga cor

Alat yang digunakan :


4. Bar bending
5. Bar cutter
6. Concrete mixer truck
7. Concrete vibrator
8. Compressor
9. Tower Crane/mobil crane
10. Bucket Cor
11. Selang tremi
12. Schafolding
13. dan alat bantu lainnya
Pengendalian Resiko Terhadap K3 Untuk Pekerjaan Kolom :

Identifikasi Jenis Bahaya Dan Resiko K3


• Terjatuh dari lantai atas ( luka berat )
• Tertabrak truck mixer atau concrete pump ( luka berat )
• Tertimpa atau terbentur alat berat ( Luka Ringan )
• Terciprat beton panas ketika pengecoran ( Luka Ringan )
• Tergores atau tertancap besi tulangan ( Luka Ringan )

Pengendalian Resiko K3 :
• Membuat Safety Line Area
• Membuat Pagar pengaman
• Memakai alat pelindung diri lengkap
• Penempatan tenaga K3
KESELARASAN DENGAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM
Pekerjaan Kolom yang akan dilaksanakan Di dahului oleh:
• Pekerjaan Pilecap & Tie Beam
• Pekerjaan Pelat Lantai

Pekerjaan Kolom yang telah dilakukan dilanjutkan dengan :


• Pekerjaan Balok
• Pekerjaan Plat lantai selanjutnya

KETERKAITAN PEKERJAAN KOLOM DENGAN KELOMPOK PEKERJAAN LAINNYA


Pekerjaan Kolom yang akan dilaksanakan terkait dengan :
• Pekerjaan Balok
• Pekerjaan Plat Lantai
RENCANA ANTISIPASI KEGAGALAN/TERTUNDANYA PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM
Kegagalan Pelaksanaan
• Pekerjaan pengecoran kolom yang kurang cermat, dalam hal ini ready mix dijatuhkan dari jarak yang cukup tinggi (mengalami
segresi)
• Penusukan pada beton cair yang kurang merata sehingga sedikit mengalami keropos
• Mutu Beton yang tidak sesuai spesifikasi teknis
Solusi
• Pengawasan dan prosedur pekerjaan beton dan baja sesuai ketentuan yang berlaku untuk menghasilkan mutu dan bentuk sesuai
gambar kerja dan spesifikasi teknis.
• Selalu dilakukan Test, monitoring dan pengawasan produksi saat di lokasi batching plant dan setelah sampai di site.
• Pekerjaan selalu dimonitoring oleh tenaga ahli (termasuk QC / Quality Control)

IDENTIFIKASI BAGIAN KRITIS PEKERJAAN KOLOM


Identifikasi Jalur Kritis Pekerjaan Kolom adalah :
 Persediaan Jumlah Bekisting yang akan digunakan untuk kolom
 Pekerjaan Siklus pengecoran beton per lantai
 Pekerjaan fabrikasi pembesian kolom
METODE MONITORING KUALITAS PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM

Hasil pengecoran plat & balok :


Pemasangan bekisting kolom lurus
1. Hasil cor tidak ngeplin
Ceklis vertikaliti kolom
2. Hasil cor tidak keropos
3. Hasil cor tidak geripis
4. Dimensi kolom sesuai dengan shop
drawing

Hasil Cor Kolom yang Baik


Fabrikasi Bekisting Kolom :
1. Siapkan area kerja yangrata
2. Tempatkan balok yang lurus untuk dudukan columnwale
3. Posisikan column wale sesuai jarak yangditentukan
4. Pasang pipa hollow pada column wale dengan menggunakan hookstrap
5. Potong Tago Film sesuaiukuran
6. Pasangan Tago Film di atas hollow dengan menggunakanscrew
7. Check ukuran column yang sudah dipabrikasi dan kesikuannya (90o)
8. Lapisi Tago Film dengan form oil sebelumdipasang

Pabrikasi bekisting kolom

Pabrikasi bekisting kolom


PEKERJAAN BEKISTING KOLOM

COLUMN WHALLER

HOLLOW 50/100

WEDGE HEAD PIECE

ADJUSTABLE RSS I

ADJUSTABLE KICKERS

BASE PLATE
Fabrikasi Pembesian Kolom Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Struktur
1. Penentuan As Kolom (Pemberian Mаkkіnɡ)

Pekerjaan Pemotongan Dan Pembengkokan

Fabrikasi Besi Kolom

2. Marking sepatu kolom sebagai tempat batas bekisting dan pasang


sepatu kolom

Stock Precast Pembesian Kolom


3. Pasang besi kolom ke dalam stek besi yang sudah ada atau disiapkan 5. Pasang bekisting kolom ,tempatkan sesuai dengan marking yang ada

4. Kencangkan besi kolom dan stek besi dengan menggunakan sengkang 6. Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.

Penulangan kolom dikerjakan secara prefabrikasi di workshop dan dibawa


menggunakan Tower Crane ke lokasi kolom yang direncanakan. Selanjutnya disambung
dengan stek kolom dengan overlap di sesuaikan dengan spesifikasi atau dapat
diamankan pada posisi 40 D.
7. Pekerjaan pengecoran dengan menggunakan bucket dan dihubungkan 9. Hasil pengengecoran kolom
dengan pipa tremie, lakukan pemadatan dengan vibrator.

10. Lakukan curing kolom dengan menyemprotkan curing compound


pada badan kolom
8. Pembongkaran bekisting kolom setelah 8 jam
Bekisting untuk bagian struktur dan pekerjaan lainnya yang memikul beban struktur
harus dibiarkan untuk sekurang-kurangnya sampai beton mencapai kekuatan yang
dipersyaratkan seperti yang disebutkan dibawah ini, atau seperti yang diperintahkan
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
PEKERJAAN KEPALA KOLOM

BUSA HARUS DIPASANG PADA TOP COR BODEM TERENDAH


KOLOM (2 cm) DIBAWAHNYA (untuk BALOK
mengurangi kebocoran agar tidak terjadi ± 20
kebocoran)

KOLOM

± 20

BUSA

PENGECORAN KOLOM/STOP ATAS


M HARUS BERHENTI ±2 cm DI ATAS
KOLO BODEM TERENDAH BALOK
METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN STRUKTUR BALOK


DAN PLAT
 PEKERJAAN STRUKTUR BALOK DAN PLAT

Pekerjaan balok dan plat lantai dengan cara konvensional dilakukan setelah pekerjaan kolom struktur berdiri dengan luasan tertentu,
dalam luasan lantai yang luas pekerjaan balok dan plat lantai boleh di batasi/stopcor dengan ketentuan kaidah struktur perilaku dari
momen.

Sebelum memulai pekerjaan ,Kontraktor akan memberitahukan kepada Konsultan pengawas / Direksi untuk pemeriksaan awal dan
ijin pelaksanaan pekerjaan .
Pada pekerjaan balok dan plat lantai dipergunakan Metode Zoning Area dimana setiap Zoning Area diperhitungkan terhadap
volumenya , yaitu produktivitas terhadap :
1. Bekisting
2. Pembesian / Penulangan
3. Pengecoran Beton
Selain itu untuk menentukan produktivitas setiap Zoning Area harus memperhatikan luasan dan volume setiap lantai yang akan
dikerjakan.

PEKERJAAN STRUKTUR BALOK DAN PLAT LANTAI MELIPUTI :


• Pekerjaan Pembesian
• Pekerjaan Bekisting
• Pekerjaan Pengecoran
• Pekerjaan Pengecoran Menggunakan Concrete Pump
• Pemadatan Menggunakan Concrete Vibrator
• Pemberhentian stopcor pada ¼ bentang
KESELARASAN DENGAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN PLAT LANTAI DAN BALOK
Pekerjaan Plat lantai & Balok yang akan dilaksanakan Di dahului oleh:
• Pekerjaan Kolom

Pekerjaan Plat lantai & Balok yang telah dilakukan dilanjutkan dengan :
• Pekerjaan Pemasangan Dinding
• Pekerjaan Expose acian balok dan kolom
KETERKAITAN PEKERJAAN PLAT LANTAI DAN BALOK DENGAN KELOMPOK PEKERJAAN LAINNYA
Pekerjaan Plat lantai yang akan dilaksanakan terkait dengan :
• Pekerjaan Finishing Arsitektur
• Pekerjaan Pembongkaran perancah
RENCANA ANTISIPASI KEGAGALAN/TERTUNDANYA PELAKSANAAN PEKERJAAN PLAT LANTAI DAN BALOK
Kegagalan Pelaksanaan
• Pekerjaan pengecoran plat lantai dan balok yang kurang cermat, dalam hal ini redy mix dijatuhkan dari jarak yang cukup tinggi
(mengalami segresi)
• Penusukan pada beton cair yang kurang merata sehingga sedikit mengalami keropos
• Mutu Beton yang tidak sesuai spesifikasi teknis
Solusi
• Pengawasan dan prosedur pekerjaan beton sesuai ketentuan yang berlaku untuk menghasilkan mutu dan betuk sesuai gambar
kerja dan spesifikasi teknis.
• Selalu dilakukan Test, monitoring dan pengawasan produksi saat di lokasi batching plant dan setelah sampai di site.
• Pekerjaan selalu dimonitoring oleh tenaga ahli (termasuk QC / Quality Control)
IDENTIFIKASI BAGIAN KRITIS PEKERJAAN PLAT LANTAI DAN BALOK
Identifikasi Jalur Kritis Pekerjaan Palt lantai Dan Balok adalah :
 Persediaan Jumlah Bekisting yang akan digunakan untuk Plat Lantai
 Pekerjaan Siklus pengecoran beton per lantai
 Pekerjaan fabrikasi pembesian

METODE MONITORING KUALITAS PEKERJAAN PLAT LANTAI DAN BALOK

Keterangan:

• Rata (tidak plint)


• Elevasi pelat rata
• Sambungan antar
panel rapi
• Warnanya seragam
• Area kerj rapi dan
bersih
PRODUKTIVITAS PEKERJAAN STRUKTUR

PEMBAGIAN ZONA *Kapasitas Produksi Beton 150 – 200 M3

Asumsi Rasio Volume Beton/m2 Asumsi Rasio Volume Beton/m2


Balok dan Plat lantai = 0.27 /m2 Balok dan Plat lantai = 0.27 /m2

Luas Lantai 1 = 2263 m2 Luas Lantai 3 s/d Lantai 16 = 2249 m2

Volume Beton Balok dan plat lantai = 611.01 m3 Volume Beton Balok dan plat lantai = 607.2 m3

Asumsi Rasio Volume Beton/m2 Asumsi Rasio Volume Beton/m2


Balok dan Plat lantai = 0.27 /m2 Balok dan Plat lantai = 0.27 /m2

Luas Lantai 2 = 2260 m2 Luas Lantai Atap = 2296 m2

Volume Beton Balok dan plat lantai = 610.2 m3 Volume Beton Balok dan plat lantai = 619.9 m3

PEMBAGIAN ZONA TIAP LANTAI DIBAGI MENJADI 5 ZONA PENGECORAN


VOLUME RATA-RATA ± 120.00 M3 PER ZONA
TAHAPAN DAN ZONING PEKERJAAN STRUKTUR *Kapasitas produksi beton 150 - 200 m3

LANTAI 1
Asumsi Rasio Volume Beton/m2
Balok dan Plat lantai = 0.27 /m2

Luas Lantai 1 = 2263 m2


ZONA 4 ZONA 1
Volume Beton Balok dan plat lantai = 611.01 m3

PEMBAGIAN ZONA LANTAI 1 DIBAGI ZONA 3


MENJADI 5 ZONA PENGECORAN
VOLUME RATA-RATA ± 122.00 M3
PER ZONA
ZONA 5 ZONA 2
TAHAPAN DAN ZONING PEKERJAAN STRUKTUR *Kapasitas produksi beton 150 - 200 m3

LANTAI 2
Asumsi Rasio Volume Beton/m2
Balok dan Plat lantai = 0.27 /m2

Luas Lantai 2 = 2260 m2


ZONA 4 ZONA 1
Volume Beton Balok dan plat lantai = 610.2 m3

PEMBAGIAN ZONA LANTAI 2 DIBAGI ZONA 3


MENJADI 5 ZONA PENGECORAN
VOLUME RATA-RATA ± 122.00 M3
PER ZONA
ZONA 5 ZONA 2
TAHAPAN DAN ZONING PEKERJAAN STRUKTUR *Kapasitas produksi beton 150 - 200 m3

LANTAI TYPICAL 3 - 16
Asumsi Rasio Volume Beton/m2
Balok dan Plat lantai = 0.27 /m2

Luas Lantai 3 s/d Lantai 16 = 2249 m2


ZONA 4 ZONA 1
Volume Beton Balok dan plat lantai = 607.2 m3

PEMBAGIAN ZONA LANTAI 3-16 DIBAGI ZONA 3


MENJADI 5 ZONA PENGECORAN
VOLUME RATA-RATA ± 121.00 M3
PER ZONA

ZONA 5 ZONA 2
TAHAPAN DAN ZONING PEKERJAAN STRUKTUR *Kapasitas produksi beton 150 - 200 m3

LANTAI ATAP
Asumsi Rasio Volume Beton/m2
Balok dan Plat lantai = 0.27 /m2

Luas Lantai Atap = 2296 m2


ZONA 4 ZONA 1

Volume Beton Balok dan plat lantai = 619.9 m3

PEMBAGIAN ZONA LANTAI ATAP DIBAGI ZONA 3


MENJADI 5 ZONA PENGECORAN
VOLUME RATA-RATA ± 124.00 M3
PER ZONA
ZONA 5 ZONA 2
SIKLUS PENGECORAN STRUKTUR ATAS
SIKLUS PEMAKAIAN PERANCAH DAN BEKISTING

1
3
2
1
3
2
1
3
2
1
3
2
1
3
2
1
RENCANA SIKLUS PENGECORAN STRUKTUR ATAS

Rencana Waktu Penyelesaian Pekerjaan Struktur Atas : 4,6 Bulan Dimulai Dari
Struktur Lantai 1 Sampai Dengan Lantai Atap
PRODUKTIVITAS PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
PRODUKTIVITAS PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
PRODUKTIVITAS PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
PRODUKTIVITAS PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
URAIAN METODE PEKERJAAN BALOK DAN PLAT

Tenaga yang dibutuhkan : Pengendalian Resiko Terhadap K3 Untuk Pekerjaan


Jumlah tenaga kerja/group Balok Dan Plat:
1. Tenaga pembesian
2. Tenaga Bekisting Identifikasi Jenis Bahaya Dan Resiko K3
3. Tenaga cor • Terjatuh atau terpleset dari lantai atas ( luka berat )
Alat yang digunakan : • Terkena benda atau peralatan berat ( luka berat )
4. Bar bending • Mata terkena cipratan beton cor ( Luka Ringan )
5. Bar cutter • Tertusuk paku pengerjaan bekisting ( Luka Ringan )
6. Concrete mixer truck
7. Concrete Pump truck Pengendalian Resiko K3 :
8. Concrete vibrator • Membuat Safety Line
9. Compressor • Membuat Pagar pengaman
10. Tower Crane/mobile crane • Memakai alat pelindung diri lengkap
11. Bucket Cor • Penempatan tenaga K3
12. Selang tremi • Pengawasan Rutin
13. Schafolding
14. dan alat bantu lainnya
FLOWCHART PEKERJAAN BALOK DAN PLAT
TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK DAN PLAT LANTAI

1 2 3

Pemasangan perancah Pemasangan bekisting Pemasangan perancah


balok balok Plat lantai

4 5 6

Pemasangan bekisting Instal besi tulangan Pengecoran balok & plat


Plat lantai
Menggunakan concrete pump
URAIAN METODE PEKERJAAN BALOK DAN PLAT LANTAI
Metode Kerja Bekisting Balok dan Plat :

A. Pemasangan Scafolding untuk perancah balok


1. Pertama kita harus mengetahui elevasi lantai (chek elevasi lantai
floor to floor)
2. Setelah itu check dimensi balok sesuai dengan type balok
3. Lalu kurangkanlah elevasi lantai dengan tinggi balok.
Contoh: Elevasi lantai ke lantai 350 cm
Dimensi balok 30 x 70 cm
Elevasi Lantai dikurangi dimensi tinggi balok yaitu : 350 – 70 =
280 cm
4. Sehingga kita mengetahui berapa tinggi perancah balok yang
akan dipasang.
5. Untuk pemasangan scaffolding perancah balok dengan
ketinggian balok lebih besar >70 cm , sistem perancah harus di
double dengan jarak antara scaffolding ke scaffolding = 90 cm.
5. Sedangkan untuk dimensi dinding balok lebih kecil < 70 cm,
perancah scaffolding tidak perlu didouble dengan jarak antara
scaffolding ke scaffolding = 180 cm
B. Pemasangan Scafolding untuk perancah plat lantai :
1. Pertama kita harus mengetahui elevasi lantai (chek elevasi lantai
floor to floor)
2. Setelah itu check dimensi tebal plat lantai
3. Lalu kurangkanlah elevasi lantai dengan tebal plat lantai.
Contoh: Elevasi lantai ke lantai 350 cm
Dimensi tebal plat 15 cm
Elevasi Lantai dikurangi dimensi tebal plat lantai yaitu: 350– 5 =
335 cm
4. Sehingga kita mengetahui berapa tinggi perancah plat lantai yang
akan dipasang.
5. Untuk menghemat dan mempercepat pemasangan perancah
scaffolding untuk plat lantai, kita tambahkan alat yang namanya
PPM (Perancah Plat Modifikasi)
6. Cara kerjanya PPM yaitu menumpang digelagar Balok atau suri
suri dari pada perancah balok.
Perancah dan Bekisting Plat lantai

Visualisasi bekisting plat lantai


Tampak Pot.Perancah dan Bekisting Plat lantai
BEKISTING BALOK DAN PLAT
Sistem Perancah PCH untuk Balok dan Plat lantai
Sistem Perancah PCH untuk Balok dan Plat lantai

1 2 3

4 5
Sistem Perancah PCH untuk Balok dan Plat lantai

6 7 8

9 10
Metode Kerja Pembesian Balok dan Plat :
Pembesian Pelat lantai
Pembesian Balok  Tahapan penulangan pelat lantai adalah sebagai berikut :
Pemasangan tulangan balok dan pelat lantai dilakukan secara
serentak setelah pemasangan bekisting balok dan pelat lantai.
Pemasangan tulangan balok dilakukan sebagai berikut : • Dipasang tulangan bawah lapis 1 diatas beton decking dengan
• Dipasang tulangan bawah diatas beton decking tebal 2,5 cm. ketebalan 2 cm. Tulangan ini dipasang melewati tulangan atas
ujung tulangan bawah dimasukkan ke dalam tulangan kolom balok.
sebagai penjangkaran sepanjang minimal 25D. Apabila terdapat • Dipasang tulangan bawah lapis 2 diatas lapis 1 dengan arah tegak
sambungan pada penulangan dilakukan sambungan lewatan lurus lapis 1 kemudian persilangan tulangan diikat dengan kawat
sekitar 40D. sambungan tulangan dilakukan selang seling dan beton.
harus dihindarkan penempatan sambungan ditempat-tempat • Untuk mendapatkan jarak tertentu antara tulangan atas dan bawah
dengan tegangan maksimum.    dipasang tulangan kaki ayam yaitu potongan besi yang dipotong
• Pemasangan tulangan sengkang yang diatur jaraknya dimana sedemikian rupa sehingga dapat menjaga jarak antara tulangan
jarak pada tumpuan lebih rapat dibandingkan jarak tengah atas dengan tulangan bawah pelat.
bentang. Sengkang diikat dengan kawat beton.  • Tulangan atas lapis 2 dipasang. Tulangan ini juga melewati dan
• Tulangan atas dipasang dengan cara dimasukkan satu per satu diletakkan dibagian atas tulangan atas balok. Tulangan atas lapis
kedalam tulangan sengkang dibagian atas kemudian diikat dengan 2 dipasang tegak lurus dengan tulangan atas lapis1.
kawat.  Ujung tulangan atas dimasukan kedalam tulangan kolom • Persilangan tulangan atas diikat dengan kawat beton.
sebagai panjang penjangkaran sepanjang 40D atau ¾ kali tinggi
manfaat balok jika balok berukuran besar. Sebagai pengaku
dipakai tulangan pinggang sesuai dengan perencanaan.
Metode Kerja Pengecoran Balok dan Plat :
TahapanPelaksanaan Pengecoran :
1. Persiapan concrete pump,concrete vibrator,concrete mixer.dan alat bantu lainya.
2. Sebelum lanjut dicor, tahapan ini juga tidak boleh lupa, yaitu pembersihan
kotoran/debu pada permukaan bekisting balok dan pelat agar kualitas hasil cor
serta rekatan tulangan dan beton bisa terjaga. Pembersihan bisa dengan cara
manual yaitu dengan magnet , terutama untuk kotoran sisa potongan
tulangan/bendrat. Cara kedua dengan blower menggunakan tekanan angin dari
kompresor.
3. Setting alat concrete pump dan sambungan-sambungan pipa bum nya diarahkan
ke area pengecoran.Supaya bisa menjangkau tempat yang jauh, dipasang
rentetan sambungan pipa untuk pengaliran adukan betonnya, dengan
pengecoran dimulai dari lokasi yang terjauh.
4. Pengadaan dan mobilisai material beton ready mix dengan volume disesuaikan
dengan kebutuhan volume lapangan yang akan dicor.Kapasitas untuk truk mixer
umumnya sekitar 5-7 m  kubik, yang biasanya diorder dari batching plant/ready
mix.
5. Setelah Material beton ready mix datang sebelum pengecoran dilakukanUji slump
dan kuat tekan keduanya bertujuan memonitor dan mengontrol kualitas beton
pada pekerjaan pengecoran.
6. Masukkan adukan mortar ke dalam bak truk pompa sebagai tahap awal proses
pemompaan,Untuk truk pompa, tergantung tipe dan model ada batasan
jangkauan distribusi horizontal dan vertikal, termasuk diameter aregat dan slump
betonnya.
7. Pompa mortar dan masukkan output mortar dari pompa ke dalam tempat khusus
yang kemudian dituang.
8. Masukkan adukan beton ke dalam bak pompa di truck concrete pump.
9. Tembakkan adukan beton ke area pengecoran.Saat pengecoran juga dibarengi
dengan pemadatan memakai concretevibrator,
10. Adukan beton diratakan menggunakan tenaga manual ,dan ketebalan serta
elevasi selalu dicek dengan menggunakan pesawat waterpass.
11. Setelah pengecoran, dilakukan juga proses curing atau perawatan beton (foto
terakhir). Untuk pelat lantai, umumnya dilakukan dengan menyiram atau
menggenangi permukaan beton dengan air, atau bisa juga dengan menutupnya
memakai karung basah. Intinya untuk menjaga kelembaban agar air dalam beton
tidak terlalu cepat mengering/menguap yang bisa menimbulkan retak akibat
susut.
Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Balok Dan Plat Lantai
Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses pembongkaran bekisting, mencabut batang bekisting yang masih tersisa, hal ini
dilakukan setelah 3 sampai 4 minggu atau 21 sampai 28 hari dari umur beton.

Cetakan beton dapat dibongkar dengan


persetujuan tertulis dari Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK), atau jika umur
beton telah melampaui waktu sebagai
berikut:
1) Bagian sisi balok : 48 jam
2) Balok tanpa beban konstruksi : 7 hari
3) Balok dengan beban konstruksi : 21
hari
4) Pelat lantai / atap / tangga : 21 hari
Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Balok Dan Plat Lantai

Dengan persetujuan Konsultan Manajemen


Konstruksi (MK), cetakan dapat dibongkar
lebih awal apabila hasil pengujian dari benda
uji yang mempunyai kondisi sama dengan
beton sebenarnya, telah mencapai 75% dari
kekuatan beton pada umur 28 hari (100%).
Segala ijin yang diberikan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) tidak
mengurangi atau membebaskan tanggung
jawab Kontraktor terhadap kerusakan yang
timbul akibat pembongkaran cetakan.
METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN DILATASI
PEKERJAAN DILATASI

Dilatasi adalah pemisahan atau pemotongan sistem


struktur pada bagian-bagian tertentu pada arah
memanjang bangunan untuk menghindari kerusakan-
kerusakan yang lebih parah pada bangunan akibat beban
atau gaya-gaya luar yang bekerja pada bangunan,
misalnya :gempa bumi , angin, temperatur, pergerakan
lapisan tanah, proses pemadatan tanah yang tidak stabil,
beban dinamis kendaraan atau mesin. Pemisahan itu
sendiri dimaksudkan untuk mengantisipasi pergerakan
massa bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
Peralatan yang digunakan Flowchart Pekerjaan
1 2 3
START

Pekerjaan Persiapan
6
4 5
Chipping area yang akan
dipasangi
1. Sarung Tangan Perbaiki
2. Angle Grinder
3. Gunting atau pisau TIDAK
Material yang digunakan 4. Alat Tembak Sealent
Inspeksi
2 5. Kompresor
1 YA
6. Kuas
Pemasangan Rubber

Pemasangan plat baja


3 1. Exansion Joint penutup
4
Sealant
2. Flexible Insert
3. Lakban Kertas FINISH
4. Backing Grout
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

1 1 . Pengkasaran/chipping area pinggiran


plat lokasi pemasangan rubber

Area yang dikasarkan/chipping

2
2. Pemasangan rubber dengan
menggunakan epoxy sebagai perekat
rubber ke beton

Material rubber
3 3. Pemasangan plat baja penutup area
dilatasi menggunakan dynabolt
(pemasangan dynabolt hanya satu sisi)

dynabolt

4. Selesai
INSPEKSI

1. Sebelum pemasangan pastikan jarak rongga dilatasi berukuran sama dengan yang lainnya.
2. Cek kebersihan dilatasi dari debu/sampah.
METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN STRUKTUR TANGGA


PEKERJAAN STRUKTUR TANGGA

URAIAN METODE PEKERJAAN TANGGA


Tenaga yang dibutuhkan : Pengendalian Resiko Terhadap K3 Untuk
Pekerjaan Tangga :
Jumlah tenaga kerja/group
1. Tenaga pembesian Identifikasi Jenis Bahaya Dan Resiko K3
2. Tenaga Bekisting
3. Tenaga cor • Terjatuh dari lantai atas ( luka berat )
• Tertabrak truck mixer atau concrete pump ( luka berat )
Alat yang digunakan : • Tertimpa atau terbentur alat berat ( Luka Ringan )
• Terciprat beton panas ketika pengecoran ( Luka Ringan )
4. Bar bending • Tergores atau tertancap besi tulangan ( Luka Ringan )
5. Bar cutter
6. Concrete mixer truck Pengendalian Resiko K3 :
7. Concrete vibrator
8. Compressor • Breifing kepada Mandor dan Pekerja yang terlibat
9. Tower Crane/mobil crane • Menjaga kondisi lahan kerja agar tetap layak dipakai
10. Bucket Cor • Penggunaan alat sesuai dengan fungsinya
11. Selang tremi • Membuat Safety Line Area
12. Schafolding • Membuat Pagar /railing pengaman
13. dan alat bantu lainnya • Memakai alat pelindung diri lengkap
• Penempatan tenaga K3
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Tangga :
1. Pasang perancah sebagai tumpuan bekisting dengan ketinggian
sesuai elevasi tangga 4
2. Pemasangan bekisting plat dan tembereng dilanjutkan marking
trap tangga
3. Instal besi plat tangga dan anak tangga
4. Cor Tangga secara hati-hati, jangan menumpuk beton di satu
lokasi. Ratakan beton dan finish permukaan sesuai shop drawing (
Floor Hardener / finish struktur yang nantinya akan dipasang Instal pembesian
keramik )
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Tangga :
5 6

1 2

Pemasangan pembesian tangga Bekisting trap anak tangga


Pemasangan perancah Pemasangan Bekisting plat tangga

3 7 8

Pemasangan bekisting plat dan tembereng Pekerjaan pengecoran tangga Pekerjaan Curing Beton
INOVASI
KUSEN JENDELA ALUMINIUM COR BERSAMA FASAD PRECAST BETON
Fasad Precast konvensional tanpa kusen jendela Kusen jendela dicor bersama Fasad Precast
Uraian Fasad Precast Konvensional Kusen Jendela Cor Bersama Fasad Precast
a) Fasad dengan kusen tidak monolit a) Fasad dengan kusen monolit
Mutu b) Perlu tambahan sealant kusen b) Tidak perlu sealant kusen
c) Tahan terhadap kebocoran c) Tahan terhadap kebocoran
1. Kusen jendela kirim ke workshop 2. Checklist kusen jendela 3. Cor kusen jendela bersama fasad

6. Fasad precast sudah terinstall 5. Checklist bersama MK 4. Checklist fasad pra pengiriman
METODE PELAKSANAAN

DAMPAK LINGKUNGAN TERHADAP PELAKSANAAN


PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
MENGELOLA DAMPAK LINGKUNGAN YANG TIMBUL AKIBAT KEGIATAN PROYEK

1. Debu
2. Kebisingan
3. Emisi Gas Buang
4. Penghematan Sumber Daya Alam  Pemakaian Listrik
5. Air Limbah dan sampah
PEKERJAAN TANAH
Risiko Lingkungan

Fasilitas K3
Pekejaan Galian
Pencemaran – Debu

Pekejaan Pembuangan

Disposal Area

Mitigasi :
Washing Bay Dan tutup terpal
PEKERJAAN BORE PILE
Risiko Lingkungan &
K3
Pencemaran – Debu
Tertimpa Material

Tersandung / Terperosok

Mitigasi :
Barricade Line
PEKERJAAN BORE PILE
Risiko

Fasilitas K3 Pencemaran – Debu

Mitigasi :
Washing Bay
PEKERJAAN TEST PDA
Risiko lingkungan & K3

Fasilitas K3 Kebisingan
Tertimpa Alat /
Material

Mitigasi :
Pembatasan Area / Barricade
PEKERJAAN PILE CAP Risiko lingkungan &
K3
Fasilitas K3 Limbah padat dan limbah cair

Terjatuh ke dalam lubang

Bahaya Biologis

Terbentur / Kontak dengan Alat Berat

APD : Sepatu, Rompi


Barricade
Reflektan dan Helm
METODE PELAKSANAAN

DAMPAK LINGKUNGAN TERHADAP PELAKSANAAN


PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
PEKERJAAN STRUKTUR ATAS Risiko lingkungan &
K3
Fasilitas K3 Pencemaran-debu
Kebisingan
Terjatuh dari ketinggian
Tertimpa Material Jatuh dari Atas
Terjepit

Pekerjaan Bekesting APD : Sepatu, Sarung Tangan,


Barricade
Rompi Reflektan dan Helm
Fasilitas K3 Risiko lingkungan &K3
Pencemaran dan debu
Kebisingan
Perlukaan karena kontak dengan alat potong / tekuk
Kebakaran
Terbentur / Kontak dengan Alat Berat

APD : Sepatu, Sarung Tangan,


Barricade
Rompi Reflektan dan Helm

Pembuatan Tulangan
Bar-bending, Bar-cutting,
Pengelasan Penggunaan APD khusus
pengelasan
Flashback Arrestor
Fasilitas K3 Risiko lingkungan &
K3
Pencemaran dan debu
Kebisingan
Terjatuh ke dari ketinggian
Iritasi Bahan Kimia dari Beton
Kebocoran Bucket Cor
Bucket Cor Terlepas

APD : Sepatu, Sarung Tangan,


Safety Net
Rompi Reflektan dan Helm

Pengecoran dengan
Bucket dan Crane
Inspeksi Alat Angkat – Angkut Penggunaan Body Harness
Fasilitas K3 Risiko lingkungan &
K3
Pencemaran debu

Kebisingan

Tertimpa Material / Panel Bekesting Terjatuh ke


dari ketinggian

Terjepit Panel Bekesting

APD : Sepatu, Sarung Tangan,


Safety Net
Rompi Reflektan dan Helm

Inspeksi Alat Angkat – Angkut Penggunaan Body Harness


Fasilitas K3 Risiko
Pencemaran dedu dan kebisingan

Tertimpa Material / Panel Bekesting

Terjepit Panel Bekesting

APD : Sepatu, Sarung Tangan,


Safety Net
Rompi Reflektan dan Helm

Inspeksi Alat Angkat – Angkut Penggunaan Body Harness


PENANGANAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pemantauan dan Pengukuran K3L
PENANGANAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pemantauan dan Pengukuran K3L
PENANGANAN DAMPAK LINGKUNGAN

PEMBERSIHAN AREA PROYEK


OLEH TIM HOUSE KEEPING
PENANGANAN DAMPAK LINGKUNGAN

MENJAGA KERAPIHAN DAN KEBERSIHAN

MEMASTIKAN 5 R
DILAKSANAKAN
PENANGANAN DAMPAK LINGKUNGAN
FOGGING AREA PROYEK

Anda mungkin juga menyukai