Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

SURVEY SIFAT TANAH DI LAPANAGN

CONE PENETRATION TEST (CPT)

Suatu metode eksplorasi lapangan dimana tidak ada contoh tanah yang diambil adalah uji
penetrasi kerucut. Dalam pengujian ini , suatu kerucut dengan ujung standar di tekan ke
dalam tanah. Dalam desain struktur tanah fondasi sering dilakukan analisis stabilitas dan
perhitungan desain fondasi suatu bangunan dengan menggunakan parameter tanah baik
tegangan total maupun tegangan efektif. Parameter perlawanan penetrasi dapat diperoleh
dengan berbagai cara. Dalam melakukan uji penetrasi lapangan ini digunakan metode
pengujian lapangan dengan alat sondir yang berlaku baik untuk alat penetrasi konus
tunggal maupun ganda yang ditekan secara mekanik (hidraulik). Peralatan uji penetrasi ini
antara lain terdiri atas peralatan penetrasi konus, bidang geser, bahan baja, pipa dorong,
batang dalam, mesin pembeban hidraulik, dan perlengkapan lainnya.
Cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir, untuk memperoleh parameter-parameter
perlawanan penetrasi lapisan tanah di lapangan, dengan alat sondir (penetrasi quasi
statik). Parameter tersebut berupa perlawanan konus (qc), perlawanan geser (fs), angka
banding geser (Rf), dan geseran total tanah (Tf), yang dapat digunakan untuk interpretasi
perlapisan tanah yang merupakan bagian dari desain fondasi.
Angka banding geser (Rf) adalah perbandingan antara perlawanan geser dan perlawanan
konus (fs/qc), dinyatakan dalam persen. Gigi dorong adalah gigi yang mendorong
penekan hidraulik melalui suatu roda gigi yang merupakan bagian dari alat ukur penetrasi.
Kekuatan geser tanah adalah tahanan atau tegangan geser maksimum yang dapat
ditahan oleh tanah pada kondisi pembebanan tertentu. Konus adalah ujung alat penetrasi
yang berbentuk kerucut untuk menahan perlawanan tanah. Penetrometer konus ganda
adalah alat penetrasi konus dengan sondir untuk mengukur komponen perlawanan ujung
dan perlawanan geser lokal terhadap gerakan penetrasi. Penetrometer konus tunggal
adalah alat penetrasi konus dengan sondir untuk mengukur komponen perlawanan ujung
terhadap gerakan penetrasi. Penyondiran adalah serangkaian pengujian penetrasi yang
dilakukan di suatu lokasi dengan menggunakan alat penetrasi konus. Perlawanan geser
(fs) adalah nilai perlawanan terhadap gerakan penetrasi akibat geseran yang besarnya
sama dengan gaya vertikal, yang bekerja pada bidang geser dibagi dengan luas
permukaan selimut geser; perlawanan ini terdiri atas jumlah geseran dan gaya adhesi.
Perlawanan konus atau perlawanan daya dukung (qc) nilai perlawanan terhadap gerakan
penetrasi konus yang besarnya sama dengan gaya vertikal yang bekerja pada konus
dibagi dengan luas ujung konus. Selimut (bidang) geser adalah bagian ujung alat ukur
penetrasi ganda, tempat terjadinya perlawanan geser lokal. Tegangan geser tanah adalah
perlawanan tanah terhadap deformasi bila diberi tegangan geser.

a. Lingkup Pengujian
Pengujian penetrasi konus dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
 Tegakkan batang dalam dan pipa dorong di bawah penekan hidraulik pada
kedudukan yang tepat;
 Dorong/tarik kunci pengatur pada kedudukan siap tekan, sehingga penekan
hidraulik hanya akan menekan pipa dorong;
 Putar engkol searah jarum jam, sehingga gigi penekan dan penekan
hidraulik bergerak turun dan menekan pipa luar sampai mencapai
kedalaman 20 cm sesuai interval pengujian;
 Pada tiap interval 20 cm lakukan penekanan batang dalam dengan menarik
kunci pengatur, sehingga penekan hidraulik hanya menekan batang dalam
saja;
 Putar engkol searah jarum jam dan jaga agar kecepatan penetrasi konus
berkisar antara 10 mm/s sampai 20 mm/s ± 5. Selama penekanan batang
pipa dorong tidak boleh ikut turun, karena akan mengacaukan pembacaan
data.
Pembacaan hasil pengujian penetrasi konus sebagai berikut:
 Baca nilai perlawanan konus pada penekan batang dalam sedalam kira-
kira 4 cm pertama (kedudukan 2, lihat Gambar 4) dan catat pada formulir
(Lampiran C) pada kolom Cw ;
 Baca jumlah nilai perlawanan geser dan nilai perlawanan konus pada
penekan batang sedalam kira-kira 4 cm yang ke-dua (kedudukan 3, lihat
Gambar 4) dan catat pada formulir (Lampiran C) pada kolom Tw.
Beberapa keuntungan dari metode kerucut ini adalah :

 Sangat cepat-terutama apabila digunakan peralatan


elektronik untuk mencatat tekanan ujung dan atau tahanan
samping
 Memungkinkan pencatatan yang menerus atas tahanan
tanah pada lapisan-lapisan yang ingin diselidiki
 Sangat berguna pada tanah yang sangat lunak dimana
pengambilan contoh yang undisturb akan menjadi sangat
sukar
 Memungkinkan digunakan sejumlah korelasi antara tahanan
kerucut dan sifat teknis tanah yang diinginkan

Gambar 4.1. Pelaksanaan CPT dilapangan

b. Personil dan Peralatan


 Ahli Teknik Sipil (1 orang), Aisten Teknik Sipil (1 orang),Tenaga
Pendukung (4 orang)
 1 set alat Uji Penetrasi Kerucut
 Meteran
 GPS
 Kendaraan Roda 4
 Safety set

PERMEABILITY TEST

Permeabilitas merupakan sifat bahan berpori, dia dapat mengalir / merembes


dalam tanah, (dalam tanah dapat terjadi erkolasi air). Tinggi rendahnya permeabilitas
ditentukan ukuran pori.

Koefisien kelulusan air adalah kemampuan untuk meluluskan air di dalam rongga-
rongga batuan tanpa mengubah sifat-sifat airnya. Pengukuran dilakukan dengan metode
uji perkolasi. Metode uji resapan ini dilakukan di atas watertable (ILRI, 974). Pengukuran
laju resapan dilakukan pada lokasi-lokasi yang dianggap mewakili wilayah penelitian.
Data hasil pengukuran dikorelasikan dengan data sifat fisik tanah.

a. Lingkup Pelaksanaan

Langkah-langkah pengukuran sebagai berikut :

 Membuat lubang dan memasang pipa


 Air bersih dimasukkan ke dalam lubang sampai penuh dan dijaga agar
tetap konstan. Keadaan setimbang ini dipertahankan selama kurang
lebih 5 menit.
 Menghitung koefisien permeabilitas (K) dengan rumus (dalam
Suharyadi, 1984) :
2,3.Q L
K log
2. .L.H r

Dimana :

K = Koefisien kelulusan air (cm/dt)


Q = Debit air yang dimasukkan ke lubang (cm3/dt)

r = Jari-jari dasar lubang (cm)

L = Panjang zona pengujian (cm), syarat L ≥ 10 r

H = Perbedaan tinggi (cm)

Gambar 4.2. Skema Pengujian Uji Resapan untuk Mendapatkan Nilai Keofisien Permeabilitas
Tabel 2.1. Harga K (Koefisien kelulusan air) dari Berbagai Macam Batuan

(Morris & Johnson, 1967 menurut Todd, 1980)

Macam batuan K (m/hr) Macam batuan K (m/hr)

Kerikil kasar 150 Lempung 0,0002

Kerikil menengah 270 Batugamping 0,94

Kerikil 450 Dolomit 0,001

Pasir kasar 45 Sekis 0,2

Pasir menengah 12 Batusabak 0,00008

Pasir halus 2,5 Tuf 0,2

Batupasir menengah 3,1 Basalt 0,01

Batupasir halus 0,2 Gabro lapuk 0,2

Silt 0,08 Granit lapuk 1,4

b. Personil dan Peralatan


 Ahli Teknik Sipil (1 orang), Aisten Teknik Sipil (1 orang),Tenaga
Pendukung (2 orang)
 1 set alat Uji Permeabilitas
 Meteran, Stopwatch
 GPS
 Kendaraan Roda 4
 Safety set

CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)

Pengujian CBR lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan nilai CBR langsung di tempat
(in place) yang digunakan untuk perencanaan tebal perkerasan maupun lapis tambah
perkerasan (overlay). Pengujian CBR lapangan dilakukan dengan bantuan truk sebagai
penahan beban penetrasi. Hal ini didasarkan atas kemudahan pengujian CBR di
lapangan. Data CBR lapangan dilengkapi dengan data kadar air dan kepadatan sebagai
data pendukung pada proses analisis yang akan dilakukan setelah uji lapangan selesai
dikerjakan.
Penentuan nilai CBR (California Bearing Ratio) langsung ditempat dengan
membandingkan tegangan penetrasi pada suatu lapisan/bahan tanah dengan tegangan
penetrasi bahan standar. Cara uji ini digunakan untuk mengukur kekuatan struktural tanah
dasar, lapis fondasi bawah dan lapis fondasi yang digunakan dalam perencanaan tebal
perkerasan. Bila pengujian CBR Lapangan tidak dapat dilakukan di lapangan maka nilai
CBR dapat diperoleh dengan pengujian CBR Laboratorium. Benda uji yang digunakan
untuk CBR Laboratorium merupakan benda uji undisturbed.
Standar uji ini digunakan sebagai pegangan dalam pengujian CBR lapangan dan
dilakukan setelah pemadatan selesai. Kegunaan data CBR lapangan adalah sebagai
berikut:
 Untuk mengevaluasi dan merencanakan tebal lapis perkerasan lentur (lapis
fondasi dan lapis fondasi bawah), kekuatan struktural tanah dasar dan tebal lapis
perkerasan jalan dengan lapis permukaan tanpa pengikat. Jika CBR lapangan
digunakan secara langsung untuk evaluasi atau desain tanpa memperhatikan
variasi kadar air lapisan/bahan tanah, maka seharusnya pengujian CBR lapangan
dilakukan pada salah satu kondisi di bawah ini:
o derajat kejenuhan tanah tersebut (persentase rongga terisi air) 80% atau
lebih;
o pada material butiran kasar dan non plastis, yang tidak memiliki pengaruh
yang besar ketika terjadi perubahan kadar air;
o tanah tidak dimodifikasi akibat aktivitas konstruksi selama 2 tahun sebelum
pengujian. Pada kenyataannya kadar air tidak konstan, tetapi umumnya
berubahubah dalam rentang yang sempit.
 Untuk menentukan kapasitas pembebanan rata-rata yang dapat dipikul oleh suatu
lapisan/bahan tanah. CATATAN – Pengujian CBR lapangan digunakan untuk
menentukan kekuatan relatif terhadap bahan standar dari tanah dasar lapis
fondasi bawah dan lapis fondasi sesuai kondisi pada saat dilakukannya pengujian
tersebut. Hasilnya dapat langsung diaplikasikan. CBR lapangan dapat digunakan
untuk perencanaan pada kondisi material yang mempunyai kadar air dan
kepadatan yang stabil. Bagaimanapun juga, aktivitas konstruksi, pemadatan, dan
perubahan kadar air dapat mempengaruhi kekuatan dari tanah dan dapat
mempengaruhi hasil dari pengujian CBR tersebut sehingga tidak dapat digunakan
dan harus dilakukan analisis dan pengujian ulang.
a. Personil dan peralatan
 Tenaga Ahli Sipil (1 orang), Asisten Ahli Sipil (1 orang), Tenaga Pendukung
2 (orang)
Peralatan yang dipergunakan antara lain:
 Dongkrak CBR mekanis yang dioperasikan secara manual, dilengkapi dengan
swivel head untuk mengukur beban yang bekerja pada torak, dan didesain sesuai
dengan spesifikasi di bawah ini:
o kapasitas minimum 2700 kg (5950 lb);
o daya angkat minimum 50,8 mm (2 inci);
o engkol, dengan radius 152,4 mm (6 inci);
o putaran roda gigi tinggi, kira-kira 2,4 putaran per 1 mm (0,04 inci)
penetrasi;
o putaran roda gigi menengah, kira-kira 5 putaran per 1 mm (0,04 inci)
penetrasi;
o putaran roda gigi rendah, kira-kira 14 putaran per 1 mm (0,04 inci)
penetrasi;
o putaran roda gigi yang lain dapat digunakan untuk kenyamanan dalam
pemutaran;
o dongkrak mekanis CBR yang lain dengan beban maksimum yang sama
dapat digunakan jika rata-rata penetrasi beban merata setiap 1,3 mm (0,05
inci) per menit dapat dicapai.
 Dua buah cincin penguji yang telah dikalibrasi dengan rentang pembebanan 0 kN
sampai dengan 8,8 kN (1984 lbf) dan rentang pembebanan 0 kN sampai dengan
22,6 kN (5070lbf);
 Torak penetrasi berdiameter 50,8 mm ± 0,1 mm (2 inci ± 0,004 inci) dengan luas
nominal 1936 mm2 (3 inci2) dan panjangnya kira-kira 102 mm (4 inci). Torak
penetrasi dilengkapi oleh sebuah penghubung torak yang di dalamnya terdapat
pipa tambahan dengan penyambung.
 Dua buah arloji pengukur untuk mengukur penurunan dengan ketelitian
pembacaan 0,0025 mm (0,0001 inci) dan kemampuan pembacaan setiap 6,4 mm
(0,25 inci) serta 1 (satu) buah arloji pengukur untuk mengukur penetrasi dengan
ketelitian pembacaan 0,025 mm (0,001 inci) dan kemampuan pembacaan setiap
25 mm (1 inci) yang dilengkapi dengan sebuah alat penunjuk tambahan yang
dapat diatur;
 Peralatan pendukung untuk penunjuk penetrasi yaitu sebuah alat yang terbuat dari
batang aluminium atau batang kayu dengan tebal 76,2 mm (3 inci) dan panjang
1,5 m (5 ft);
 Pelat beban pemberat yaitu pelat berbentuk lingkaran yang terbuat dari baja
dengan diameter 254 mm ± 0,5 mm (10 inci ± 0,02 inci) dan mempunyai diameter
lubang 50 mm ± 0,5 mm (2 inci ± 0,02 inci). Pelat tersebut memiliki berat 4,54 kg ±
0,01 kg (10 lb ± 0,02 lb);
 Beban pemberat yaitu 2 (dua) buah beban pemberat sebesar 4,54 kg ± 0,01kg (10
lb) dengan diameter 216 mm ± 1 mm (8,5 inci) dan 2 (dua) beban tambahan
sebesar 9,08 kg ± 0,01 kg (20 lb) dengan diameter 216 cm ± 1 mm (8,5 inci);
 Truk yang dapat menahan beban sebesar 31 kN (6970 lbf). Truk dilengkapi
dengan balok yang terbuat dari besi dan alat tambahan lainnya. Alat tambahan
yang dipasang pada bagian belakang truk menerima reaksi gaya penetrasi torak
ke dalam suatu lapisan/bahan tanah. Alat tambahan yang dipasang sesuai dengan
ketentuan sehingga truk dapat didongkrak dan menahan beban yang dipikul pegas
belakang truk sehingga pengujian dapat dilakukan tanpa ada gerakan ke atas dari
sasis truk tersebut. Jarak antara suatu lapisan/bahan tanah dan alat penetrasi
yang diizinkan ialah 0,6 m (2 ft);
 Dongkrak truk dengan kapasitas 15 ton yang mempunyai dua kombinasi trip dan
penurun otomatis;
 Peralatan umum lainnya seperti tempat benda uji untuk kadar air, berat isi,
spatula, alat penggali, alat-alat penumbuk, alat perata (level), alat untuk mengukur
kadar air, jam ukur dan lain-lain.

b. Lingkup Pelaksanaan
 Tentukan titik pengujian dimana jarak titik pengujian ditentukan agar tidak
mengganggu pengujian di titik berikutnya. Jarak minimum antar titik
pengujian penetrasi pada tanahpla stis (lempungan) sebesar 175 mm (7
inci) sedangkan pada tanah granular jarak spasi minimumnya sebesar 380
mm (15 inci);
 Siapkan area permukaan pada titik pengujian sesuai kedalaman lapisan
yang akan diuji dengan memindahkan material lepas dan buatlah area
tersebut menjadi datar agar pengujian dapat dilakukan. Ketika ditemukan
material non plastis (granular) maka pekerjaan pembersihan material
tersebut tidak boleh mengganggu permukaan area pengujian;
 Tempatkan truk di tengah lokasi titik pengujian, pasang dongkrak untuk
menaikkan truk sehingga tidak lagi menumpu pada pernya. Usahakan
posisi as roda belakang truk agar sejajar dengan permukaan lapisan yang
akan diperiksa;
 Letakkan dongkrak pada posisi yang tepat pada lokasi pengujian,
kemudian sambungkan cincin penguji pada ujung dari dongkrak tersebut.
Ikatkan penghubung torak ke bagian bawah cincin penguji kemudian
hubungkan sejumlah pipa tambahan sehingga jarak titik pengujian dengan
permukaan mendekati 125 mm (4,9 inci). Hubungkan pipa tambahan
tersebut pada torak penetrasi dan ikat dongkrak pada tempatnya. Periksa
dan perbaiki dongkrak yang sudah dirakit agar kedudukannya vertikal;
 Letakkan pelat beban dengan berat 4,54 kg (10 lb) di bawah torak
penetrasi sehingga torak penetrasi dapat masuk ke dalam lubang pelat
beban tersebut;
 Aturlah torak penetrasi sehingga dapat memberikan beban sebesar 0,21
kg/cm2 (3 Psi). Untuk pengaturan yang cepat, gunakanlah putaran roda
gigi tinggi dari dongkrak tersebut. Untuk suatu lapisan/bahan tanah dengan
permukaan yang tidak rata, torak diatur agar terletak di atas lapisan tipis
kapur yang lolos saringan No.20 sampai dengan No.40;
 Area permukaan tempat pengujian haruslah rata agar beban yang bekerja
pada pelat beban dapat didistribusikan secara merata. Apabila area
permukaan tempat pengujian tidak rata, usahakanlah dengan menambah
lapisan pasir halus sampai dengan ketebalan 3 mm sampai dengan 6 mm
(0,12 inci sampai dengan 0,24 inci) sehingga distribusi beban ke
permukaan pengujian merata.
 Berikan beban tambahan pada pelat beban sehingga sama dengan beban
yang bekerja pada perkerasan. Kecuali pada pembebanan minimum
sebesar 4,54 kg (10 lb) pada pelat beban dan ditambah 1 (satu) beban
tambahan sebesar 9,08 kg (20 lb); CATATAN: Berat minimum tersebut
menghasilkan pembebanan yang sama dengan beban yang dihasilkan
pelat tambahan seberat 4,54 kg (10 lb) yang digunakan pada mold dengan
diameter 150 mm (6 inci) pada uji CBR Laboratorium.
 Pasanglah arloji pengukur penetrasi pada torak;
 Aturlah agar arloji pengukur menunjukkan angka nol;
 Berikan pembebanan pada torak penetrasi dengan kecepatan penetrasi
konstan mendekati 1,3 mm/menit (0,05 inci/menit). Gunakan putaran roda
gigi rendah pada dongkrak selama tes berlangsung. Catatlah pembacaan
beban pada penetrasi awal 0,64 mm (0,025 inci) sampai pada akhir
kedalaman 12,7 mm (0,5 inci). Pada tanah yang seragam, kedalaman
penetrasi lebih dari 7,62 mm (0,3 inci) dapat diabaikan. Kemudian hitung
perbandingan tegangan yang dinyatakan dalam persen;
 Setelah selesai melakukan pengujian CBR lapangan, lakukan pengujian
kadar air di lapangan dengan alat Speedy dan pengujian kepadatan
lapangan dengan alat konus pasir. Pengujian tersebut dilakukan pada jarak
100 mm (4 inci) sampai dengan 150 mm (6 inci) dari titik penetrasi.

Pelaporan harus mencakup informasi sebagai berikut:


 Lokasi pengujian;
 Waktu pengujian;
 Kedalaman pengujian;
 Jenis lapis perkerasan;
 Kurva tegangan dan tahanan penetrasi;
 CBR yang telah dikoreksi pada penetrasi 2,54 mm (0,1 inci);
 CBR yang telah dikoreksi pada penetrasi 5,08 mm (0,2 inci);
 Kadar air;
 Kepadatan;
Nilai CBR lapangan dilaporkan dalam bentuk persentase dan merupakan bilangan
bulat.

Gambar 4.3. Sketsa peralatan CBR dan Uji CBR di lapangan

DENSITY TEST

Material tanah banyak digunakan sebagai bahan dari suatu bangunan teknik sipil. Tanah
ini memiliki gradasi yang bervariasi dari berbutir halus sampai berbutir kasar. Tanah
berbutir kasar banyak digunakan sebagai bahan urugan bangunan air dan jalan serta
pengisian kembali dalam pekerjaan galian pipa. Untuk mengetahui mutu pekerjaan atas
bangunan tersebut, maka diperlukan nilai kepadatan tanah berbutir kasar ini. Konsistensi
dari gradasi dan bentuk butiran tanah yang akan diuji adalah sangat penting dalam
pengujian ini. Penentuan ulang persamaan kalibrasi mungkin diperlukan apabila gradasi
dan bentuk butiran berubah. Petugas harus hati-hati terhadap karakteristik dari tanah
yang digunakan untuk menentukan persamaan kalibrasi dan mengevaluasi apakah jenis
tanah yang diuji telah mengalami perubahan.
a. Personel dan Peralatan
 Tenaga Ahli Sipil (1 orang), Asisten ahli Sipil (1 orang), Tenaga Pendukung
(2 orang)
 Peralatan Baloon atau Sandcone, Plat Dasar, Neraca, Alat Pengering, dan
peralatan penunjang yang lainnya
 Kendaraan Roda 4
 Safety set

b. Lingkup Pelaksanaan
Metode Sand Cone
 Metode pengujian digunakan untuk menentukan kepadatan di tempat dan
berat satuan tanah menggunakan alat kerucut pasir.
 Metode pengujian berlaku untuk tanah dengan komposisi lebih banyak batu
atau bahan kasar lebih dari 1 1 / 2 inci (38 mm) diameter.
 Metode tes juga dapat digunakan untuk penentuan kepadatan di tempat dan
berat satuan tanah utuh atau insitu, asalkan pori-pori di dalam tanah cukup
kecil sehingga butiran pasir tidak masuk ke celah-celah yang ada. Tanah atau
bahan lain yang diuji harus memiliki kohesi yang cukup untuk
mempertahankan sisi stabil pada lubang kecil atau penggalian, dan cukup kuat
untuk menahan tekanan kecil yang diberikan pada saat menggali lubang dan
menempatkan alat di atasnya, tanpa deformasi atau peluruhan.
 Metode tes tidak cocok untuk tanah organik, tanah jenuh, atau sangat plastik.

Tes sand cone pada tanah dilakukan untuk menentukan kepadatan di tempat dari
lapisan tanah atau perkerasan yang telah dipadatkan. Alat yang diuraikan disini
hanya terbatas untuk tanah yang mengandung butiran kasar tidak lebih dari 5 cm.
Kepadatan lapangan ialah berat kering persatuan isi. Peralatan yang digunakan
untuk tes sand cone :

Botol transpasan untuk tempat pasir dengan isi lebih kurang 4 liter.
Corong kalibrasi pasir dengan diameter 16,51 cm.
Plat untuk corong pasir ukuran 30,48 cm x 30,48 cm dengan lubang
bergaris tengah 16,51 cm.
Peralatan kecil yaitu : Palu, sendok, kuas, pahat,,dan peralatan untuk
mencari kadar air.
Satu buah timbangan dengan kapasitas 10 kg ketelitian sampai 1,0
gram.
Satu buah timbangan kapasitas 500 gram ketelitian sampai 0,1 gram.
Pasir : Pasir bersih keras, kering dan bisa mengalir bebas tidak
mengandung bahan pengikat dan bergradasi lewat saringan no.10 (2
mm) dan tertahan pada saringan no.200 (0,075 mm)

Cara test sand cone adalah

Menentukan isi botol


Timbanglah alat (botol + corong = gram)
Letakkan alat dengan botl di bawah , bukalah kran dan isi dengan air
jernih sampai penuh di atas kran. Tutuplah kran dan bersihkan
kelebihan air.
Timbanglah yang terisi air ( gram). Berat air = isi botol pasir .
Lakukan langkah ii dan iii sebanyak tiga kali dan ambil harga rata-rata
dari ketiga hasil. Perbedaan masing-masing pengukuran tidak boleh
lebih dari 3 cm3 .
Menentukan berat isi pasir
Letakkan alat dengan botol di bawah pada dasar yang rata tutup kran
isi corong pelan-pelan dengan pasir.
Bukalah kran isi botol sampai penuh dan dijaga agar selama pengisian
corong selalu paling sedikit setengahnya.
Tutup kran bersihkan kelebihan pasir di atas kran dan timbanglah
(w3 gram)
Menentukan berat pasir dalam corong
Isi botol pelan pelan dengan pasir dengan pasir secukupnya dan
timbang () gram
Letakkan alat dengan corong di bawah pada plat corong , pada dasar
yang rata dan bersih
Bukalah kran pelan-pelan sampai pasir berhenti mengalir
Tutup kran dan timbanglah alat berisi sisa pasir () gram
Hitunglah berat pasir dalam corong (). Gram
Menentukan berat isi tanah
Isi botol dengan pasir secukupnya
Ratakan permukaan tanah yang akan diperiksa. Letakkan plat corong
pada permukaan yang telah rata tersebut dan kokohkan dengan paku
pada keempat sisinya
Galilah lubang sedalam minimal 10 cm (tidak melampaui tebal
hamparan padat)
Seluruh tanah hasil galian di masukkan ke dalam kaleng yang tertutup
dan telah diketahui beratnya () lalu timbang kaleng beserta tanah ().
Timbang alat dengan pasir di dalamnya ().
Letakkan alat pada tempat ke ii , corong ke bawah di atas plat corong
dan buka kran pelan-pelan sehingga pasir masuk ke dalam lubang.
Setelah pasir berhenti mengalir kran ditutup kembali dan timbang alat
dengan sisa pasir ( gram).
Ambil tanah sedikit dari kaleng untuk penentuan kadar air w %

Gambar 4.4. Sketsa Pengujian metode Sandcone

Metode Rubber Baloon

Rubber balloon sama seperti sand cone. Hanya volume galian ditentukan dengan
cara memasukkan karet dalam lubang galian dan diisi dengan cairan yang sudah
diketahui berat volumenya. Metode ini mencakup penentuan kepadatan dan berat
isi tanah hasil pemadatan di lapangan atau lapisan tanah yang teguh
menggunakan alat balon karet. Metode ini cocok digunakan untuk menguji urugan
tanah di lapangan atau timbunan yang dipadatkan dari bahan tanah berbutir kasar
yang persentase kandungan batuan dan material kasarnya relatif kecil. Dan
digunakan untuk menentukan kepadatan dan berat isi tanah di lapangan yang
tidak terganggu, asalkan tanah tersebut tidak mengalami deformasi akibat tekanan
selama pengujian.

Metode ini tidak cocok untuk tanah organik, tanah jenuh air atau sangat plastis
yang akan mengalami deformasi akibat tekanan selama pengujian. Kegunaan
metode ini dapat digunakan untuk menentukan kepadatan dan berat isi tanah di
lapangan pada timbunan tanah organik alami, campuran tanah – agregat, atau
materi lain yang sama sifat keteguhan, serta dapat digunakan untuk menentukan
kepadatan dan berat isi tanah yang dipadatkan pada konstruksi timbunan tanah,
urugan jalan dan urugan kembali.
Peralatan yang digunakan dalam metode pengujian ini antara lain: peralatan balon
merupakan tabung yang telah dikalibrasi berisi air yang didalamnya dilengkapi
dengan membran (balon karet relatif tipis),plat dasar,neraca atau timbangan skala
10 kg,alat pengering, alat lainnya, seperti pahat, sendok, tas plastik , ember ( atau
wadah tahan lembab), sekop, kuwas dan obeng.

Gambar 4.5. Sketsa Pengukuran density dengan Rubber Baloon (SNI)

Laporan terdiri atas :


 nomor uji dan lokasi;
 identifikasi alat uji;
 berat tanah kering per cm lubang uji;
 kadar air;
 persamaan kalibrasi;
 kepadatan kering di tempat;
 identifikasi tanah;
 pengambilan foto kegiatan

Anda mungkin juga menyukai